295217983 Makalah Pemeriksaan Ekstraoral Dan Intraoral
March 31, 2019 | Author: Lady Ayu B | Category: N/A
Short Description
ekstraoral dan intraoral...
Description
PENDAHULUAN
Pemerik Pemeriksaan saan ekstra ekstra maupun maupun intra intra oral oral dipero diperoleh leh melalu melaluii pemerik pemeriksaan saan obyektif maupun pemeriksaan subyektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi obyektif pasien yang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan keadaan pasien secara langsung. langsung. Sedangkan Sedangkan pemeriksaan pemeriksaan subyektif subyektif contohny contohnyaa adalah riwayat kesehatan pasien atau bisa disebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstraoral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di daerah sekita sekitarr mulut mulut bagian bagian luar. luar. Melipu Meliputi ti bibir bibir,, TMJ, TMJ, kelenj kelenjar ar limfe, limfe, hidung hidung,, mata, mata, teli teling nga, a, wajah wajah,, kepa kepala la dan dan lehe leherr. Peme Pemeri riks ksaa aan n ekstr ekstrao aora rall dila dilaku kuka kan n untu untuk k mendeteksi adanya kelainan yang terlihat secara visual atau terdeteksi dengan palpasi. Seperti adanya kecacatan, kecaca tan, pembengkakan, benjolan luka, cedera, c edera, memar, fraktur, dan dislokasi lain sebagainya. Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral, yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang diduga adanya kelainan yang terjadi.
PEMBAHASAN
ong ongga ga mulu mulutt terb terben entan tang g mula mulaii dari dari perm permuk ukaan aan dalam dalam gigi gigi
sampa sampaii
orof orofari aring ng.. !tap tap mulu mulutt dibe dibent ntuk uk oleh oleh palat palatum um duru durum m dan dan molle molle.. "i bagi bagian an posterior palatum molle berakhir pada uvula. #idah membentuk dasar mulut. Pada bagian paling posterior dari rongga mulut terletak tonsil di antara kolumna anterior dan posterior. ongga mulut terdiri dari $ %. Mukosa Mukosa bukal$ bukal$ Merupakan Merupakan membran membran mukosa mukosa yang berhubun berhubungan gan langsun langsung g dengan gingiva dan membatasi bagian dalam pipi &. 'ibir (. #idah ). Palatu Palatum m durum durum$$ Merupa Merupakan kan suatu suatu struktu strukturr tulang tulang berbentu berbentuk k konkaf konkaf.. 'agian 'agian anteriornya mempunyai lipatan*lipatan yang menonjol yang disebut rugae. +. Palatu Palatum m molle$ molle$ suatu suatu daerah fleksib fleksibel el muskula muskularr di sebelah sebelah posterio posteriorr palatu palatum m duru durum. m. Tepi poste posteri rior or berak berakhi hirr pada pada uvul uvula. a. vul vulaa memb memban antu tu menu menutu tup p nasofaring selama menelan. -. usi usi dan gigi igi /. 0ele 0elen njar jar lu ludah dah !da tiga kelenjar ludah utama yaitu$ 0elenjar ar paroti parotis, s, yang yang terlet terletak ak dibagi dibagian an anteri anterior or teling telingaa di sisi wajah. wajah. a. 0elenj 1ervus fasial fas ial melalui kelenjar ini. "uktus kelenjar parotis disebut sebagai duktus Stensen dan masuk ke dalam rongga mulut melalui papilla kecil b.
yang berhadapan dengan gigi molar pertama atau dua atas. 0ele 0elenj njar ar Subm Subman andi dibu bula la,, yang terle terleta tak k di bawa bawah h dan dan depa depan n angu angulu luss mandibula mandibula.. "uktuskele "uktuskelenjar njar submandib submandibula ula disebut disebut duktus duktus 2harton 2harton dan
c.
berakhir pada suatu papilla di kedua sisi frenulum pada dasar lidah. 0elenj 0elenjar ar sublin sublingua gual, l, merupa merupakan kan kelenj kelenjar ar ludah ludah utama utama yang yang terkecil terkecil,, terl terleta etak k di dasa dasarr mulu mulutt di bawah bawah lida lidah. h. !da bany banyak ak dukt duktus us kele kelenj njar ar sublingual, sebagian di antara bermuara ke dalam duktus 2harton.
"i samping kelenjar ludah utama di atas, ada ratusan kelenjar ludah yang sangat kecil yang terletak diseluruh rongga mulut. Pemerik Pemeriksaan saan klinis klinis rongga rongga mulut mulut yaitu yaitu suatu suatu pemerik pemeriksaan saan yang yang dilaku dilakukan kan pada mulut dengan atau tanpa alat yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi atau data yang menggambarkan kondisi klien yang sesungguhnya 3!eny, &4%&5. Teknik Teknik pemeriksaan pada mulut meliputi 36ebriandi, &4%%5$ %. 7nsp 7nspek eksi si $ Peme Pemeri riks ksaa aan n deng dengan an cara cara melih elihat at atau atau mela melaku kuka kan n obse observ rvas asii terhadap kondisi rongga mulut klien. Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda*tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik rongga mulut. &. Palp Palpas asi$ i$ Teknik knik peme pemeri riks ksaa aan n deng dengan an sent sentuh uhan an,, raba rabaan an maup maupun un sedi sediki kitt tekanan pada bagian rongga mulut yang akan diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari pemeriksaan ini adal adalah ah mend mendet eterm ermin inasi asi ciri*c ciri*cir irii jarin jaringa gan n atau atau orga organ, n, untu untuk k meme memerik riksa sa peradangan atau pembengkakan. "apat dilakukan bersamaan dengan teknik inspeksi dan perkusi. (. Perkusi Perkusi$$ Pemerik Pemeriksaan saan dengan dengan cara mengetuk mengetukkan kan jari atau instrum instrument ent kea rah jaringan yang dituju. 'iasanya dilakukan pada gigi. gigi. ). !uskul !uskultasi tasi$$ Pemerik Pemeriksaan saan dengan dengan cara cara menden mendengar garkan kan suara, menggun menggunaka akan n stetoskop, biasanya untuk memeriksa TMJ. Pemeriksaan ekstra oral, meliputi $ %. Pemerik Pemeriksaan saan kepala kepala,, wajah, wajah, dan leher leher !. Pemerik riksaa saan kepala ala Pemerik Pemeriksaan saan pada pada kepala kepala dilaku dilakukan kan untuk untuk menget mengetahu ahuii bentuk bentuk dan fungsi fungsi kepala kepala serta kelainan yang terdapat dikepala. Pemeriksaan Pemeriksaan pada kepala dapat dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. 8ara pemeriksaan kepala 3inspeksi dan palpasi5 $ * !tur tur posi posisi si klien klien dud duduk atau atau berd berdiri iri kare karen na posis osisii pasie asien n akan akan *
memudahkan pemeriksa dalam meakukan pemeriksaan. !njurk jurkan an untu untuk k melep elepas as penu enutup tup kepal epala, a, kaca kacam mata, ata, dll yang ang
*
digunakan pada pasien. !rea yang diperiksa harus jelas terlihat. #aku #akuka kan n inspe inspeks ksii denga dengan n menga mengama mati ti bentu bentuk k kepal kepala, a, kesi kesime metri trisan san dan keadaan kulit kepala. 0epala yang normal adalah dalam posisi tegak tegak dan stabil. stabil. 'entuk 'entuk tulang tulang kepala kepala umumn umumnya ya bulat bulat dengan dengan tonjolan frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior. Selain itu, ukuran, bentuk kepala, dan posisi kepala terhadap tubuh adal adalah ah kepa kepala la tega tegak k luru luruss dan dan diga digaris ris teng tengah ah tubu tubuh. h. 1amu 1amun, n, ketida ketidaksim ksimetri etrisan san dapat dapat berasal berasal dari dari cedera cedera maupun maupun ganggu gangguan an
neurologis misalnya cedera kepala dan paralisis saraf fasial. 0ulit kepala normalnya halus dan tidak elastis. #akukan palpasi dengan gerakan memutar
*
yang
lembut
menggunakan ujung jari, lakukan mulai dari depan turun ke bawah melalui garis tengah kemudian palpasi setiap sudut garis kepala. asakan apakah terdapat benjolan9massa, tanda bekas luka di kepala, pembengkakan, nyeri tekan, dll. Jika hal tersebut ditemukan,perhatikan
beberapa
besar9luasnya,
bagaimana
konsisensinya dan dimana kedudukannya, apakah di dalam kulit, pada tulang atau dibawah kulit terlepas dari tulang. 0emungkinan kelainan pada kepala adalah $ a. 0elainan kulit kepala termasuk benjolan atau lesi dapat terjadi kista pilar, psoriasis. 0ista pilar 3kista trichilemmal5 adalah kista berisi cairan yang terbentuk dari folikel rambut dan yang paling sering ditemukan di kulit kepala.
ambar. Pemeriksaan secara palpasi pada kepala b. 0elainan tulang tengkorak termasuk ukuran dan kontur dapat terjadi hidrosefalus atau lekukan pada kulit kepala karena trauma 3cedera kepala5.
:idrosefalus 3hydrocephalus5 adalah keadaan dimana terdapat banyak cairan di otak, yaitu pada ventrikel serebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural. 8airan ini disebut sebagai cairan serebrospinal atau cerebrospinal fluid 38S65. 8S6 adalah cairan bening yang la;im mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. :idrosefalus bisa terjadi sejak seseorang dilahirkan atau muncul setelah terkena cedera atau sakit. Penyebabnya adalah produksi 8S6 3cairan serebrospinal5 berlebihan, terjadinya penyumbatan yang membuat 8S6 tidak bisa mengering. 8edera kepala adalah cedera pada tengkorak, kulit kepala, atau otak yang disebabkan karena trauma. gegar otak adalah jenis cedera otak traumatis yang terjadi ketika otak bergetar atau terguncang cukup keras sehingga membentur otak. ejala cedera otak seperti kebingungan, depresi, pusing atau masalah keseimbangan tubuh, sakit kepala, hiang ingata, dan sebagainya. '. Pemeriksaan wajah Pemeriksaan bentuk wajah terdiri atas ( pemeriksaan yaitu tipe wajah, kesimetrisan wajah, dan profil wajah. Tipe wajah ada (, yaitu sempit, normal, dan lebar. 0esimetrisan wajah ada &, yaitu simetris bilateral dan asimetris. "ikatakan simetris bilateral apabila wajah terbagi & sama lebar dan anatomisnya sama jika ditarik garis median dari garis rambut ke titik glabela, subnasion 3perbatasan septum nasal dengan bibir atas5, dan menton. Profil wajah terbagi menjadi wajah datar, cembung dan cekung. ntuk menentukan profil wajah, tarik garis dari titik glablea, subnasion dan pogonion 3dagu5 dan dilihat dari arah sagital. Pemeriksaan pada wajah dapat dilakukan melalui pengamatan dan palpasi, pemeriksa
dapat
mengamati
simetris
atau
tidaknya
wajah.
!danya
ketidaksimetrisan pada wajah secara jelas kemungkinan disebabkan oleh masalah gigi geligi, khusunya yang berhubungan dengan nyeri. !danya abses pada gigi atau jaringan periodontal merupakan penyebab umum, adanya pembengkakan pada wajah. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh adanya trauma. 8ara pemeriksaan pada wajah $
Pemeriksaan visual 3inspeksi5 daerah wajah dan leher dilihat dari depan. Perhatikan apakah ada tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat, asimetri wajah yang berlebihan 3sebagian besar wajah memang sedikit asimetris5 ataupun facial palsy. 0emungkinan kelainan pada wajah adalah$ a. 0elainan pada wajah bisa terjadi paralisis saraf fasial. 6acial paralysis atau kelumpuhan saraf di wajah atau bisa juga di sebut penyakit adalah hilangnya gerakan wajah karena kerusakan saraf. ?tot*otot wajah terkulai atau menjadi lemah. 7ni biasanya terjadi pada salah satu sisi wajah, tapi juga memungkinkan untuk terjadi pada kedua sisi wajah dan ini biasanya disebabkan oleh$ infeksi atau peradangan dari nervus facialis, trauma kepala, tumor kepala atau leher, dan stroke. Penyebanya idiopatik, meskipun kemungkinan penyebab dapat meliputi iskemik vaskuler, penyakit virus seperti herpes ;oster, penyakit autoimun, atau bahkan kombinasi dari semua faktor ini. 'ell=s Palsy juga sering disebut fasial paralisis atau kelumpuhan fasialis perifer akibat proses non*supuratif, non* neoplasmik, non*degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak pada nervus fasialis di foramen stilomastoideus. suatu kelainan, kongenital maupun didapat, yang menyebabkan paralisis seluruh ataupun sebagian pada pergerakan wajah.
ambar. 2ajah yang tidak simetris
ambar. Simetris wajah
ambar. Profil wajah
ambar. Profil wajah
ambar. Pemeriksaan secara palpasi pada wajah 8.
Pemeriksaan leher
Pemeriksaan pada leher bertujuan untuk mengetahui integritas leher, bentuk leher
serta
organ yang
berkaitan, dan memeriksa
sistem limfatik.
Pemeriksaan pada leher dilakukan dengan cara inspeksi dan palpasi. 7nspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetris, denyutan abnormal, tumor maupun pembesaran kelenjar limfe dan tiroid. Pemeriksaan palpasi dilakukan pada tulang hyoid, tulang rawan tiroid, kelenjar tiroid, pembuluh karotis, dan kelenjar limfe. 8ara pemeriksaan pada leher 3inspeksi dan palpasi5 $ * !tur pencahayaan yang baik. * !njurkan pasien untuk melepas benda apapun yang menutupi leher *
dan dapat menghalangi pemeriksaan. #akukan inspeksi leher mengenai bentuk leher, warna kulit, adanya pembengkakan, jaringan parut, dan adanya massa. 7nspeksi dilakukan secara sistematis mulai dari garis tengah sisi depan leher, dari samping dan dari belakang.
2arna kulit leher normalnya sama
dengan kulit sekitarnya. "apat menjadi kuning pada semua jenis ikterus, dan merah, bengkak, panas dan nyeri tekan bila mengelami peradangan. * 7nspeksi tiroid dengan menginstruksikan klien untuk menelan dan mengamati gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. 1ormalnya, kelenjar tiroid tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus. Minta klien untuk memfleksikan leher dengan dagu ke dada, hiperekstensikan leher sedikit ke belakang, dan gerakkan menyamping ke masing*masing sisi kemudian ke samping sehingga telinga bergerak ke arah bahu. :al ini dilakukan untuk menguji otot* *
otot sternomastoideus dan trape;ius. #akukan palpasi pada daerah leher dilakukan terutama untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan trakea. ntuk memeriksa nodus limfe 3kelenjar limfe5, buat klien santai dengan leher sedikit fleksi ke depan atau mengarah ke sisi pemeriksa untuk merelaksasikan jaringan dan otot*otot. unakan bantalan ketiga jari tengah tangan dan memalpasi dengan lembut masing*masing jaringan limfe dengan gerakan memutar. Palpasi
kelenjar tiroid dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran tiroid 3gondok5 yang biasanya disebabkan oleh kekurangan gram ;odium. 'entuk
kelenjar
tiroid
dapat
diketahui
jika
kepala
pasien
ditengadahkan sambil pasien disuruh menelan ludah 3air5, sementara perawat melakukan palpasi kelenjar tersebut. 0edudukan trakea perlu dikaji karena dapat sebagai petunjuk terhadap adanya gangguan dan merupakan petunjuk adanya proses desak ruang atau fibrosis pada paru*paru maupun mediastinum. Trakea akan tertarik pada keadaan terjadi proses fibrosis dan akan terdorong pada keadaan terjadi pendesakan ruang. 8ara melakukan palpasi pada kelenjar limfe $ • * ntuk memeriksa nodus limfe, buat klien santai dengan leher sedikit fleksi
ke
depan
merelaksasikan
atau
jaringan
mengarah dan
ke
sisi
otot*otot.
pemeriksa 0etegangan
untuk klien
mempengaruhi hasil pemeriksaan unakan bantalan ketiga jari tengah tangan dan memalpasi dengan lembut masing*masing jaringan limfe dengan gerakan memutar. * #akukan palpasi secara sistematis dan determinasikan menurut lokasi, batas*batas ukuran, bentuk dan nyeri tekan pada setiap kelompok kelenjar limfe yang terdiri dari $ a. 1odus oksipital pada dasar tengkorak. b. 1odus aurikular posterior di atas mastoid. c. 1odus preaurikular tepat di depan telinga. d. 1odus tonsilar pada sudut mandibula. e. 1odus submental pada garis tengah beberapa cm di belakang f.
jung mandibula. 1odus submaksilaris ditengah*tengah antar sudut dan ujung
g. h. i.
mandibula. 1odus servikal superfisial, superfisial terhadap sternomastoideus. 1odus servikal posterior, sepanjang tepi anterior trape;ius. 1odus supraklavikula, dalam suatu sudut yang terbentuk oleh klavikula dan sternokleidomastoideus.
1odus limfe normalnya tidak mudah dipalpasi. !kan tetapi, nodus yang kecil, dapat digerakkan, dan tidak nyeri tekan merupakan hal yang umum. 1odus limfe
yang besar, menetap, meradang, atau nyeri tekan mengindikasikan adanya masalah seperti infeksi lokal, penyakit sistemik, atau neoplasma. 1yeri tekan biasanya terjadi akibat inflamasi. •
8ara melakukan palpasi pada kelenjar tiroid $ * #etakkan tangan anda pada leher pasien. * Palpasi pada fossa suprasternal dengan jari penunjuk dan jari tengah. Suruh pasien menelan atau minum untuk memudahkan
*
palpasi. Palpasi dapat pula dilakukan dengan perawat berdiri di belakang pasien, tangan diletakkan mengelilingi leher dan palpasi dilakukan dengan jari kedua dan ketiga 'ila teraba kelenjar tiroid maka determinasikan menurut
*
bentuk, ukuran, konsistensi dan permukaannya. 1ormalnya, kelenjar tiroid kecil, halus, dan bebas dari nodul. Tetapi, pada individu yang sangat kurus, tiroid lebih mudah dipalpasi. 8ara melakukan palpasi pada trakea $ * Palpasi trakea dengan cara berdiri di samping kanan pasien.
•
#etakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea ke atas, ke bawah dan kesamping sehingga kedudukan trakea dapat diketahui. 1ormalnya trakea berada di tengah. Pergeseran trakea mengindikasikan kelainan pada paru 0emungkinan kelainan pada leher adalah $ a. 0elainan pada kelenjar limfe bisa terjadi limfadenopati servikal karena inflamasi,
malignansi.
#imfadenopati
adalah
istilah
medis
untuk
menggambarkan adanya pembengkakan pada kelenjar limfe. !da berbagai macam penyebab limfadenopati. 'eberapa diantaranya adalah infeksi bakteri atau virus, gangguan sistem kekebalan tubuh, kanker, dan efek samping obat. 8ontoh infeksi bakteri yang dapat menyebabkan limfadenopati adalah infeksi
tenggorokan oleh bakteri streptokokus, infeksi paru*paru oleh bakteri T'8, dan lain*lain. 8ontoh kanker yang menyebabkan limfadenopati adalah kanker :odgkin. 0anker lain seperti kanker payudara juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar limfe di daerah ketiak. b. 0elainan kelenjar tiroid bisa terjadi goiter, nodulus, nyeri tekan tiroid, hiper9hiprotiroidisme. 0elenjar tiroid yang terlalu aktif menyebabkan hipertiroid 3kelebihan kelenjar tiroid5, yang dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung. Sementara, yang kurang aktif akan mengakibatkan hipotiroid 3kekurangan hormon tiroid5, berdampak menurunkan mental dan daya pikir pada janin sehingga ketika lahir berpotensi tumbuh kerdil 3 cretin5 dan menyandang down syndrome. Penyebabnya adalah :ipertiroid dapat disebabkan oleh gangguan autoimun yang disebut dengan penyakit graves, pengeluaran abnormal dari TS: 3thyroid stimulating hormone5, tiroiditis 3peradangan kelenjar tiroid5, dan konsumsi yodium berlebihan. :ipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan hipofisis di otak, kekurangan yodium berat, dan faktor keturunan. 'isa juga terjadi akibat efek samping terapi pengobatan hipertiroid 3obat*obatan, operasi, dan terapi penyinaran radioaktif5. c. 0elainan pada trakea bisa terjadi penyimpangan trakea.
ambar. Pemeriksaan secara palpasi pada leher &.
Pemeriksaan glandula parotis landula parotis terletak berlawanan dengan batas luar ramus mandibula dan memanjang kebagian dari musculus strenomastoid. 'agian superior dari glandula parotis dimulai dari bawah tragus dari telinga dan berakhir di anterior 3 dibawah batas dari mandibula5. Pemeriksaan glandula yang normal susah untuk diperiksa dengan palpasi, namun dengan palpasi dapat
dilakukan pada tempat tertentu yang mengalami glandula hiperplastik, nodul pada glandula dimana akan timbul rasa sakit. 0elenjar parotis dilakukan dengan palpasi dan segala pembesaran atau pelunakan harus diperhatikan pada daerah tersebut.
ambar. #etak glandula parotis
ambar. Pemeriksaan secara palpasi pada glandula parotis 8ara pemeriksaan $ Pemeriksaan pada glandula parotis dilakukan dari arah depan. 'agian bawah daun telinga akan terdorong ke luar bila kelenjar membengkak. #akukan palpasi pada kelenjar untuk melihat adanya pembengkakan atau perabaan yang lunak. 0elenjar terletak di distal ramus asendens pada mandibula. 0adang tampilan yang lebih baik pada kelenjar parotis diperoleh dari arah punggung pasien.
0elainan yang terjadi pada kelenjar parotis adalah $ a. Parotitis 3mumps5 Parotitis 3mumps5 adalah peradangan kelenjar saliva yang disebabkan oleh virus, biasanya mengenai kelenjar patotis. @tiologi $ paramyAovirus, parainfluen;a, cytomegalovirus. ejala klinik $ bengkak dan nyeri pada kelenjar parotis, teritama saat makan atau minum yang asam, demam, malaise, sakit kepala. (. Temporomandibular Joint 3TMJ5 "aerah dimana terjadi hubungan antara cranium dan mandibula disebut juga sendi temporomandibula 3TMJ5. erakan sendir TMJ ada & gerakan yaitu$ !. erakan memutar atau gerakan engsel '. erakan translasi atau meluncur Pergerakan bebas mandibula yaitu kombinasi antara gerakan rotasi dan translasi yang meliputi$ !. erakan membuka dan menutup '. erakan protusi dan retrusi 8. erakan ke sampng kiri dan kanan 3a;ali dan 0asim, &44)5. Sendi temporomandibula merupakan satu*satunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang dapat mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut berupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut ter kunci. Kelainan yang sering terjadi:
!. "isfungsi 3sindrom rasa sakit*disfungsi dari TMJ, miofasial pain* B. C.
dysfunction syndrom dst5. Susunan bagian dalam sendi yang tidak tepat. Penyakit degenerasi 3osteoartrosis, osteartritis, osteokondritis,
osteoartropati5. ". Trauma a. 6raktur b. "islokasi c. Traumatik artritis, sinovitis, dll. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
!. 7nspeksi ntuk melihat
adanya
kelainan
sendi
temporomandibular
perlu
diperhatikan gigi, sendi rahang dan otot pada wajah. !pakah pasien menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti menjaga gerakan rahang bawahnya. '. Palpasi Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi kanan dan kiri yang dilakukan pada sendi dan otot wajah dan daerah kepala. Tes ini penting dalam membantu mencari lokasi nyeri. esistive opening 3sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada − −
ruang inferior m. pterigoideus lateral5 esistive closing 3sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m.
−
temporalis, m. masseter, dan m. pterigoideus medial5 esistive lateral movement 3sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri
−
pada m. pterigoideus lateral dan medial yang kontralateral5 esistive protrusion 3sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m.
−
pterigoideus lateral5 esistive retrusion 3sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada bagian posterior m. temporalis5
8. !uskultasi 'unyi sendi TMJ terdiri dari clicking dan krepitus. adalah bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan keduanya. adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yang dirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya. menandakan perubahan dari kontur tulang seperti pada osteoartrosis. dapat terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir membuka dan menutup mulut. 'unyi yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ Bclicking= sulit didengar karena bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop. ). #imfanodi 8ervikalis
0elenjar limfe atau #imfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. 0elompok*kelompok utama terdapat di dalam leher, aAial, thoraA, abdomen, dan lipat paha. #imfonodi servikalis merupakan pusat kelenjar limfa atau getah bening di leher samping bawah telinga kanan dan kiri. #imfonodi, yaitu kelenjar yang berfungsi sebagai pertahanan kekebalan tubuh 3sistem imun5. 0elenjar ini mengandung ;at*;at yang berguna untuk tubuh, diantaranya adalah protein, lemak, limfosit, sel darah putih, fibrinogen, albumin, sel*sel pembentuk pertahanan tubuh, dsb. 0elenjar ini dapat membesar oleh karena penambahan sel*sel pertahanan tubuh yang berasal dari 0' 30elenjar etah 'ening5 itu sendiri, seperti limfosit, sel plasma, monosit dan tristiosit. Penyebab lainnya yaitu karena proses peradangan 3neutrofil5, yang artinya kelenjar itu sedang dalam proses melawan bakteri yang masuk, infiltrasi sel*sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit lemak. Jika dalam proses peradangan, bakteri dapat tereliminasi maka kelenjar tersebut akan mengalami regresi kembali. 1amun proses peradangan tersebut pada beberapa individu dapat menjadi berlebihan, sehingga pembesarannya menjadi relatif lebih besar dan lebih sensitive. !kibatnya terjadi pembengkakan yang terasa nyeri jika ditekan dan terasa berfluktuasi. 8ara memeriksa limfonodi servikalis dengan cara palpasi dan diperhatikan ada pembengkakan atau tidak. 8iri ciri inflamasi$ •
•
2arna kemerahan 3rubor5 "iakibatkan oleh adanya dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang mengalami kerusakan. Panas 3kalor5 Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer tubuh 3kulit5. Peningkatan suhu ini diakibatkan karena meningkatnya aliran darah sehingga sistem vaskuler dilatasi dan mengalirkan darah yang hangat pada
•
•
daerah tersebut. 'engkak 3tumor5 Pembengkakan sebagai hasil adanya edema dan kelompok sel radang dalam jumlah sedikit yang masuk ke dalam daerah tersebut. 1yeri 3dolor5
asa nyeri diakibatkan oleh regangan dan distorsi jaringan akibat edema +.
dan terutama karena tekanan pus di dalam rongga abses. Pemeriksaan 'ibir Pemeriksaan intra oral yang dapat dilakukan diantaranya adalah melihat mukosa intra oral dari pasien, yaitu palpasi mukosa labial bibir bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa bukal untuk melihat konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit*gigit bibir atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasar dan terjadi keratinisasi pada mukosa labial, selain itu juga pada pasien perokok mukosa labialnya berwarna kemerahan. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi pada bagian mucobucal fold atas dan bawah untuk melihat karakteristik jaringan serta pada forniks bawah untuk melihat posisi frenulum bibir bawah. Palpasi dan inspeksi dilakukan terus hingga melihat semua anatomi pada intra oral yang kemungkinan dapat terjadi kelainan atau penyakit, maka palpasi juga pada bagian retromolar pad,
-.
tuberositas, palatum untuk melihat rugae yang ada pada palatum. Pemeriksaan Struktur ongga "alam Mulut Penderita diinstruksikan membuka mulut, perhatikan struktur di dalam cavum oris mulai dari gigi geligi, palatum, lidah, bukkal, dll. #ihat ada tidaknya kelainan berupa, pembengkakan, hiperemis, massa, atau kelainan congenital. #akukan penekanan pada lidah secara lembut dengan spatel lidah 3gambar5. Perhatikan struktur arkus anterior dan posterior, tonsil, dinding dorsal faring. "eskripsikan kelainan*kelainan yang tampak. "engan menggunakan sarung tangan lakukan palpasi pada daerah mukosa bukkal, dasar lidah dan daerah palatum untuk menilai adanya kelainan*kelainan dalam rongga mulut.
Teknik 7nspeksi Struktur "alam ongga Mulut 7nspeksi Mukosa Pipi Pasien harus diminta untuk membuka mulutnya lebar*lebar. Mulut harus disinari dengan sumber cahaya. Periksalah mukosa pipi untuk melihat lesi atau perubahan warna, dan rongga pipi diperiksa untuk melihat tanda*tanda asimetri atau daerah injeksi 3pembuluh darah yang berdilatasi, biasanya menunjukkan peradangan5. Mukosa pipi, gigi dan gusi mudah diperiksa dengan memakai spatula lidah untuk mendorong pipi menjauhi gusi. 7nspeksi untuk melihat adanya perubahan warna, tanda*tanda trauma, dan keadaan orifisium duktus parotis. !pakah ada ulserasi pada mukosa pipiC !pakah ada lesi putih pada mukosa pipiC #esi putih tak nyeri yang paling sering ditemukan di dalam mulut adalah liken planus, yang terlihat sebagai erupsi retikularis, atau seperti renda, bilateral pada mukosa pipi. 3ambar5
8ara melakukan inspeksi mukosa pipi /.
Pemeriksaan Palatum "urum dan Tuberositas Maksilaris Palatum durum diperiksa dengan cara inspeksi dan palpasi. 7nspeksi palatum
durum dilakukan untuk melihat adanya ulserasi, pembengkakan, atau tanda*tanda peradangan. 7nspeksi visual langsung palatum durum dapat dicapai dengan cara menggunakan mirror. Sedangkan palpasi dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan. Palatum durum, mirip dengan gingiva cekat, dalam keadaan normal berwarna kurang pink dibandingkan mukosa rongga mulut lainnya karena adanya peningkatan keratinisasi 3'urkhart dan "e#ong, &4%&5. Pada palatum durum terdapat papilla incisivus yang terletak di posterior gigi incisivus maksilla. Struktur anatomis normal ini tampak sebagai nodul kecil imobil yang terletak langsung di bawah muara ductus nasopalatinal, dimana kumparan neurovaskuler keluar dari maksila untuk mensupai mukosa palatum. Tuberositas maksila merupakan daerah distal molar terakhir, jaringan warna pink secara homogen. Pemeriksaan tuberositas maksila dilakukan dengan cara palpasi untuk mengetahui nyeri dan pembengkakan 3'urkhart dan "e#ong, &4%&5.
ambar %. Struktur normal dari palatum durum
ambar &. 8ontoh tindakan palpasi palatum durum
ambar (. Struktur normal tuberositas maksila
D. Pemeriksaan Palatum Molle dan vula Palatum molle memiliki mukosa yang tidak berkeratin, berwarna pink* salmon, licin, dan mengkilat. Palatum molle biasanya diperiksa dengan inspeksi. vula adalah struktur jaringan lunak yang terdiri dari otot dan jaringan ikat dan dilapisi dengan selaput lendir. vula dapat diperiksa dengan inspeksi. Pemeriksaan uvula dilakukan dengan inspeksi warna uvula, inspeksi lesi dan pembengkakan.
Jika
terlihat
adanya
pembengkakan,
kemungkinan
klien
mengalami uvulitis. vulitis merupakan peradangan pada uvula yang bisa disebabkan oleh dehihdrasi, merokok, atau reaksi alergi karna virus dan bakteri 3'urkhart dan "e#ong, &4%&5.
ambar ). Struktur normal palatum molle
ambar +. 8ontoh tindakan inspeksi palatum molle
ambar -. 8ontoh tindakan inspeksi uvula E. Struktur*Struktur Superficial #idah #idah secara anatomi terbagi atas ( bagian, yakni $ !. !pek linguae 3ujung lidah5 '. 8orpus linguae 3badan lidah5 8. adiA linguae 3akar lidah5 Pada membrana mukosa yang melapisi lidah yaitu di punggung lidah, di pinggir kanan dan kiri dan disebelah muka terdapat tonjolan yang kecil*kecil disebut dengan papillae. Pada dasarnya papillae ini terdapat kuncup*kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima 9 merasa cita rasa. !da empat macam
papillae,
yaitu$
papillae
filiformes,
papillae
fungiformes,
papillae
circumvallatae dan papillae foliatae. !rea dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. "asar mulut dibatasi oleh otot*otot lidah dan otot*otot dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. "isebelah dalam mandibula ini terdapat kelenjar*kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis. 3#iod dan obert, &%4(5 %4. Jenis * Jenis 0elainan Pada Selaput #idah !. 2arna #idah 2arna lidah normal adalah pink. 'ila lidah berubah warna, ini memungkinkan pasien menderita beberapa penyakit '. 0ualitas #idah a. Tebal Menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang disebabkan karena i. Fang defisiensi pada injal dan #impa ii. etensi dan stagnasidari "ahak*#embab b. Tipis Menunjukkan terjadinya defisiensi darah. 0ondisi lidah yang tipis menunjukkan bahwa kondisi penyakitnya telah menahun. c. 0ering Menunjukkan adanya panas, dimana panas pathogen memakai cairan d. e. f.
g.
tubuh. 0ering, kasar, berduri 3rough coating5 #icin, basah 3 sliperry coating5 Menunjukkan retensi lembab di interior 'erminyak 3greasiness5 menunjukkan $ i. 0eadaan lembab ii. etensi phlegma iii. "yspepsia 0oagulasi 3curdiness5 Menunjukkan naiknya factor*faktor pathogen busuk dari lambung
karena terjadi eAcessive panas di lambung h. Mengelupas 3eAfoliation5 Menunjukkan $ merupakan manifestasi kegagalan Fin lambung9 gangguan Gi lambung. 8. 0elainan Pada #idah
%. 0elainan 0ongenital pada #idah $ a. Microglossi 0eadaan dimana lidah lebih kecil dari normal. Microglossi dengan micrognatia disebut Sindroma Pierre*obin. b. Macroglossi #idah sangat besar, mudah terkena infeksi. "isebabkan kretinisme kongenital dan idiopatik 3mungkin hipotiroid pada ibu 5. "apat dijumpai neurofibroma dan9hemangioma. c. Median homboid lossitis 0elainan kongenital pada lidah karena papilla lidah tidak tumbuh. :istologisnya seperti radang sehingga ada yang menggolongkannya sebagai radang namun secara patogenesis kelainan ini bersifat kongenital. d. Tuberkulum impar Pada bagian tengah lidah tidak tertutup oleh kedua tuberkulum lateral lidah, sehingga tanpa epitel dan berbentuk belah ketupat. e. Tounge Tie #idah seperti dasi. Terjadi gangguan komunikasi karena frenulum lidah terlalu panjang. f. Scrotal Tounge #idah seperti skrotum dengan fisura*fisura yang terlalu dalam dan rugae*rugae kasar. g. 'ifid Tounge #idah terbelah akibat perpaduan lidah kanan dan kiri terganggu. ". Pemeriksaan #idah dan "asar Mulut Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan dilakukan untuk melihat
frenulum lingualis, kurunkel lingual dan
sublingual fold. Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat lingual space kemudian palpasi aspek lingual dengan menggerakan jari dari sisi satu ke sisi yang lainnya. 0emudian lakukan palpasi dari bagian intra oral dan ekstra oral pada daerah submandibula untuk memeriksa glandula saliva submandibula. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi saliva dengan cara keringkan terlebih dahulu anterior dasar mulut kemudian untuk menstimulasi produksi saliva dengan cara menekan*nekan secara perlahan pada daerah glandula dari ekstra oral kemudian perhatikan keluarnya saliva pada intra oral 3ibson, &44&5 @. Pemeriksaan 0elenjar Submandibula
!pabila lidah diangkat ke atas, suatu perlekatan mukosa, yang disebut frenulum dapat
terlihat
di
bawah
lidah
di
garis
tengah
yang
menghubungkan lidah dengan dasar mulut. "asar Mulut dibentuk oleh lidah, lekukan pada bagian depan dan samping lidah tempat membran mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi, dibawah lekukan ini terdapat glandula salivarius submandibular dan sublingual, dan beberapa otot kecil bekerja pada lidah. "asar mulut diperiksa dengan inspeksi, meminta pasien mengangkat lidahnya ke atap mulut. !pakah ada edema pada dasar mulutC Muara duktus 2harton harus diperiksa. "asar mulut harus diperiksa dengan palpasi bimanual. Posisi kepala pasien rileks, sedikit maju dan menunduk agar jaringan rileks. 7ni dilakukan dengan meletakkan satu jari di bawah lidah dan jari lain di bawah dagu untuk memeriksa adanya penebalan atau massa. Sewaktu mempalpasi mulut pasien, pemeriksa harus memegang pipi pasien seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
landula submandibularis terletak di bagian belakang dasar mulut tertutup di bawah angulus mandibula. "uctusnya berjalan ke depan pada dasar mulut membuka ke dalam mulut pada bagian samping lidah. %%. Pemeriksaan Periodontium !. Jaringan Periodontal Jaringan periodontal dievaluasi secara klinis dengan beberapa tahapan. 2arna dan tekstur gingiva merupakan indikasi penting pada kesehatan periodontal.
a. 2arna ingiva 2arna gingiva normal umumnya merah jambu 3coral pink5. :al ini disebabkan oleh adanya pasokan darahm tebal dan derajat lapisan keratin ephitelium serta sel*sel pigmen. 2arna ini bervariasi untuk setiap orang erta hubungannya dengan pigementasi kutaneous. Pigmentasi pada gingiva biasanya terjadi pada individu berkulit gelap. Pigmentasi pada gingiva cekat berkisar dari cokelat sampai hitam. 2arna pigmentasi pada mukosa alveolar lebih merah, karena mukosa alveolar tidak mempunyai lapisan keratin dan epitelnya tipis. ingiva yang tidak sehat warnanya merah lembut terjadi edema, dan permukaannya mengkilap dan halus. b. 0ontur gingiva 0ontur gingiva sangat bervariasi. 0eadaan ini dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi*geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan luas area kontak proksimal,
dimensi
embrasure
3interdental5
gingival
oral
maupun
vestibular. Papilla interdental menutupi bagian interdental sehingga tampak lancip. c. 0onsistensi ingival melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal d. Tekstur Permukaan gingiva cekat seperti kulit jeruk (stipling 5. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan gingiva dikeringkan. Stipling akan lebih jelas terlihat pada permukaan vestibular dibandingkan dengan permukaan oral. Pada permukaan marginal gingival tidak terdapat stipling 31ewman, &4%&5. Pemeriksaan jaringan periodontal merupakan bagian penting dalam proses diagnostik.
Probe
periodontal,
eksplore9sonde,
kaca
mulut,
dan
pencahayaan yang baik, palpasi dan semprotan udara, semua ini harus digunakan dengan optimal untuk memperjelas pemeriksaan visual dari jaringan periodontal. !spek*aspek yang harus diamati adalah$ a. 2arna, bentuk dan konsistensi gingiva b. Perdarahan dan eksudasi purulen Merupakan indikator klinis dari aktifnya penyakit dan perlu dicatat. @ksudasi dapat terjadi spontan atau hanya pada saat dilakukan probing
atau palpasi. Perdarahan dan eksudasi bukan indikator keparahan penyakit, tetapi dapat berarti adanya ulserasi dinding epitel poket. c. 0edalaman poket 3probing5 Pengukuran poket dilakukan dari tepi gingiva seluruh gigi dengan menggunakan probe. 0edalaman sulkus gingiva disekitar gigi juga ditentukan dengan sistem probing menggunakan instrumen probe periodontal dengan ujung bulat. 0edalaman sulkus dinilai pada enam lokasi di sekitar gigi, ( pada fasial 3mesiofasial, mid fasial, dan distofasial5 dan ( lingual 3mesiolingual, mid lingual, dan distolingual. 0edalaman sulkus yang lebih dari ( mm dan lokasi yang mengalami bleeding setelah probing harus dicatat. !danya pocket 3kedalaman sulkus yang lebih dari ( mm5 atau adanya hemoragi atau eksudat mengindikasikan penyakit periodontal. 8ara pemeriksaan kedalaman poket$ %5 Selipkan probe ke dalam poket sedapat mungkin sejajar dengan poros panjang gigi dengan tetap menjaga permukaan gigi sampai dirasakan adanya tahanan. &5 Probe dijalankan mengelilingi gigi. Probing dilakukan mulai dari interproksimal gigi permukaan vestibular, dijalankan ke arah mesial sepanjang permukaan vestibular sampai ke interproksimal mesial. d. Jarak antara tepi gingiva ke 8emento @namel Junction 38@J5 0edalaman resesi dicatat sebagai garis kontinu pada rekam medik. 0lasifikasi resesi gingiva berdasarkan keadaan marginal gingiva terhadap 8@J dan mucogingival junction menurut Miller $ %5 0elas 7 esesi pada marginal gingiva yang belum meluas ke mucogingival junction. Pada kelas ini belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. esesi ini dapat berukuran kecil atau besar &5 0elas 77 esesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction, tetapi belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. esesi ini dapat berukuran kecil atau besar (5 0elas 777
esesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak di daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang ringan )5 0elas 7H esesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction disertai dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah di daerah interdental atau terdapat malposisi yang parah.
ambar .... %. Tes Mobilitas Tes mobilitas menunjukkan keadaan ligamen periodontium dan prognosis bagi setiap macam perawatan. igi yang sangat goyang biasanya telah banyak kehilangan dukungan jaringan periodontium. 0adang*kadang lesi periapikal yang luas dapat sangat mengurangi dukungan dari jaringan periodontium. Mobilitas biasanya membaik secara dramatis setelah perawatan saluran akar berhasil. Mobilitas ditentukan dengan menempatkan jari telunjuk pada aspek lingual dan mengaplikasikan tekanan dengan pegangan kaca mulut pada permukaan fasialnya. erakan lebih dari &*( mm atau depresi menandakan bahwa keberhasilan perawatan saluran akar sangat kecil jika
penyebab utama mobilitas adalah penyakit periodontium dan bukan patosis periapikal. &. Pemeriksaan radiografis memungkinkan evaluasi masalah yang disebabkan oleh gigi 3misalanya lesi karies, kerusakan restorasi, dan perawatan saluran akar5, tampilan pulpa dan periapikal yang abnormal, malposisi gigi, pola umum tulang dan adanya penyakit periodontium.
ambar ...
ambar.... %&. Pemeriksaan igi eligi Pemeriksaan gigi geligi dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi yang luas, atau abnormalitas lain. Mahkota yang berubah warna sering merupakan tanda adanya penyakit pulpa
atau merupakan akibat perawatan saluran akar yang telah dilakukan sebelumnya. !. Tes 0linis Tes klinis dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde serta tes periodontium untuk mengetahui keadaan jaringan pulpa dan periapeks. 0aca mulut dan sonde digunakan untuk memeriksa karies yang luas atau karies sekunder, terbukanya pulpa, fraktur mahkota, restorasi yang rusak, dan kebocoran daerah korona pada gigi yang telah dirawat saluran akar. '. Tes Perkusi Perkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periapikal. 8ara melakukan perkusi adalah dengan mengetukan ujung kaca mulut yang dipegang paralel atau tegak lurus terhadap mahkota pada permukaan incisal atau oklusal. Jika nyeri subjektifnya parah, hindarkan pengetukan gigi tetapi tekanlah gigi perlahan*lahan dengan ujung jari telunjuk. 8ara tes lain yang baik juga dapat dengan meminta pasien menggigit obyek yang keras misalnya gulungan kapas. 8. Tes Palpasi Palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasi telah meluas ke arah periapikal. Palpasi dilakukan dengan menekan mukosa di atas apeks dengan cukup kuat 3gambar5. Penekanan dilakukan dengan ujung jari seperti pada tes perkusi. Pemeriksaan hendaknya menggunakan minimal satu gigi sebagai pembanding.
". Pemeriksaan dengan sonde 3sondasi5 Sonde dapat berpenetrasi ke dalam lesi inflamasi periapikal yang meluas ke servikal. igi dengan pulpa nekrosis yang menginduksi inflamasi periapikal yang meluas ke arah servikal memiliki prognosis yang baik jika saluran akarnya telah dirawat dengan baik. 1amun, prognosis saluran akar pada gigi dengan paenyakit periodontium parah biasanya sangat bergantung pada keberhasilan perawatan periodontiumnya. igi dengan penyakit periodontium parah merupakan gigi yang tidak begitu baik prognosisnya untuk perawatan saluran akar. 0edalaman yang bisa diprobing sepanjang permukaan dan furkasi harus diukur dan dicatat agar dapat digunakan sebagai pembanding di kemudian hari. @. Tes kevitalan pulpa Stimulasi langsung pada dentin, dingin, panas, dan tes elektrik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi gigi vital atau tidak. Jika pada pemeriksaan klinis dapat menggunakan stimulus yang sama dengan stimulus yang menurut pasien akan menimbulkan respon nyeri. Jika terdapat karies dapat disonde sampai dalam sehingga mencapai dentin yang tidak karies, dan jika timbul sensasi tajam dan tiba*tiba dapat dikatakan jaringan pulpa vital. 6. Pemeriksaan radiografis Pemeriksaan radiograf memungkinkan evaluasi masalah pada gigi misalnya lesi karies, kerusakan restorasi, dan perawatan saluran akar, tampilan pulpa dan periapikal yang abnormal, malposisi gigi, dan adanya penyakit periodontium. G. Pemeriksaan gigi menyeluruh a. Pemeriksaan posisi gigi, meliputi$
kesesuaian lengkung rahang,
maloklusi b. 0aries, meliputi$ pemeriksaan lokasi, jenis, dan luas karies. c. Perawatan restoratif Sebaiknya diperiksa apakah restorasi yang telah dibuat cukup baik atau tidak. 0emudian, keadaan ini dihubungkan dengan retensi plak, kesulitan membersihkan plak, oklusi traumatik. Juga penting untuk dilihat adanya kemungkinan tepi restorasi yang berlebihan, melebihi lebar biologis epitel jungtional dan perlekatan jaringan ikat, karena apabila berlebih
dapat menyebabkan cedera iatrogenik yang serius pada jaringan periodontal. d. 0ebiasaan, misalnya$ kebiasaan merokok, mendorong lidah, menggigit* gigit e. 0ondisi pulpa gigi f. 0egoyahan gigi
PENUTUP
Pemeriksaan ekstra maupun intra oral diperoleh melalui pemeriksaan obyektif maupun pemeriksaan subyektif. Pemeriksaan obyektif adalah gabungan informasi
obyektif pasien yang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasien secara langsung. Sedangkan pemeriksaan subyektif contohnya adalah riwayat kesehatan pasien atau bisa disebut pemeriksaan yang berdasarkan hasil anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral pada dasarnya dilakukan dengan cara yang relatif sama yaitu dengan cara inspeksi, palpasi ataupun
perkusi.
Pemeriksaan
ekstra
oral
adalah
pemeriksaan
yang
dilakukan dengan melihat dan memeriksa keadaan tubuh pasien secara umum, meliputi mata, leher 3kelenjar tiroid5, jari, kuku, telapak tangan. kulit wajah, distribusi rambut, profil wajah, kesimetrisan wajah, kontur kepala, sendi temporomandibular dan kesehatan umum pasien. Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral, yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang diduga adanya kelainan yang terjadi.
DAFTA PUSTAKA
!eny,
1.,
&4%&,
Pemeriksaan
6isik
Mulut,
!tt":##nda!aeny$%l&gs"&t$'&$id#()*(#**#"emeriksaan+,isik+ mulut-*($!tml diakses pada %E 1ovember &4%+ pukul &4.%+ 27'.
!nonim,
&%4),
https$99kpsfkunmul.files.wordpress.com9&4%)94&9trapmed
pemeriksaan*gigi*mulut*blok*).pdf , diakses pada tanggal %E november &4%+. 'urkhart, 1.2. dan "e#ong, #., &4%&, The 7ntraoral and @Atraoral @Aam, ADA CER! %*((. 6edi, P.6., Hernino, !.., dan ray, J.#., &44+, Silabus eriodonti, ed. ), @8, Jakarta, hal. D&*&)%. a;ali, M., dan 0asim, !., &44), "islokasi Mandibula 0e !rah !nterior, Jurnal 0edokteran igi @disi 0husus 0?M7 0, %%E*%&). ibson, J., &44&, 6isiologi dan !natomi Modern untuk Perawat, ed.&, @8, Jakarta http$99dokumen.tips9documents9bab*ifinish.html
diakses
pada
tanggal
%D
1ovember &4%+ pukul &4.44 27'. http$99www.scribd.com9doc9%%E(/4%+49Pemeriksaan*@kstra*?ralIscribd
diakses
pada tanggal %D 1ovember &4%+ pukul &4.44 27'. http$99pengkajiankepala*leher.blogspot.co.id9 diakses pada tanggal %E 1ovember &4%+ pukul %E.44 27'. http$99ayyupusspita.blogspot.co.id9&4%&9%%9pemeriksaan*fisik*kepala*dan*muka* mata%)&%.html diakses pada tanggal %E 1ovember &4%+ pukul %E.44 27'. http$99nursegoonline.blogspot.co.id9&4%&94(9pemeriksaan*kepala*hingga* leher.html diakses pada tanggal %E 1ovember &4%+ puku %E.44 27'.
View more...
Comments