26807_Auditing Makalah(1)
February 15, 2019 | Author: Wiwin Aris Santia | Category: N/A
Short Description
Makalah Audit...
Description
BAB 31 Prosedur Audit Selanjutnya Prosedur Substantif Prosedur substansif dapat dilaksanakan auditor untuk : •
•
Mengumpulkan bukti tentang asesri yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan ( embedded ) dalam saldo akun jenis transaksi. Mendeteksi salah saji yang material .
Prosedur substansif meliputi pemilihan sampel (saldo akun atau transaksi) yang representatif untuk : •
• •
•
• •
•
Menghitung ulang ( recalculate) angka-angka untuk memastikan ketelitian (accuracy ) Meminta konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi dan lain-lain) Memastikan transaksi dicatat dalam periode yang benar ( cut-off tests atau puji pisah batas) Membandingkan angka-angka antar periode atau dengan harapanekspektasi (analytical procedures) Menginspeksi dokumen pendukung (seperti invoices atau kontrak penjualan) Mengamati eksistensi fisik dari aset yang dicatat (misalnya mengamati perhitungan persediaan) Menelaah kecukupan penyisihan untuk penurunan nilai seperti piutang ragu-ragu atau persediaan yang usang ( absolete inventory ). ).
Uji Pengendalian ( Tests of Control ) !ji pengendalian dilakukan auditor untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya secara efektif pengendalian internal
Menangani asersi-asersi tertentu, auditor merancang prosedur auditnya berdasarkan keandalan pengendalian untuk asersi tersebut. Mencegah atau menemukan dan mengoreksi kesalahan dan kecurangan yang material !ji pengendalian meliputi pemilihan sejumlah sampel transaksi atau dokumen pendukung yang representatif (artinya me"akili seluruh populasi) untuk :
Mengamati berfungsinya prosedur pengendalian internal. Menginspeksi bukti bah"a prosedur pengendalian internal memang dilakukan. Menanyakan bagaimana dan kapan prosedur pengendalian internal dilakukan Mengulangi melaksanakan ( re-perform) prosedur pengendalian internal.
Uji Rinci ( Tests of Details ) #ebagai prosedur substansif, tests of details ini melihat substansi (misalnya dari satu akun) dengan menganalisis rincian atau detailnya. !ji ini dipakai untuk mengumpulkan bukti audit yang memastikan angka dalam laporan keuangan berkenaan dengan asersi-asersi seperti existence (misalnya persediaan barang memang ada), accuracy (hitungnya sudah benar, misalnya dalam hal persediaan, jumlah unit dikalikan harga), dan valuation (misalnya piutang yang diragukan akan dibayar oleh pelanggan, dibuatkan penyisihan, sehingga saldo piutang dinilai dengan benar, tidak terlalu tinggi atau overstated ). $alam menentukan prosedur substansif mana yang paling tepat menanggapi risiko yang dinilai ( assessed risks), auditor dapat melaksanakan :
!ji rinci ( tests of details ) saja %alau tidak ada salah saji material yang signifikan, prosedur analitikal substansif (substantive analytical procedures ) saja %ombinasi uji rinci dan prosedur analitikal substansif.
Prosedur Audit untuk Periode Sisa Periode antara interim date sampai dengan year-end date disebut remaining period. %etika prosedur audit dilaksanakan pada tanggal interim :
&andingkan informasi pada akhir tahunperiode dengan informasi terkait pembanding ( comparable information ) pada tanggal interim. 'dentifikasi angka-angka yang kelihatannya janggal atau tidak umum ( unusual ). ngka-angka ini harus diselidiki lebih dalam dengan melaksanakan prosedur analitikal substansif selanjutnya atau rinci untuk periode tersisa. #e"aktu merencanakan prosedur analitikal substansif, lihat apakah prakiraan saldo akhir tahunperiode dari jenis transaksi atau akun tertentu memang dapat dibuat. Perhatikan prosedur entitas untuk menganalisis dan menyesuaikan jenis transaksi atau saldo akun pada tanggal interim, untuk memastikan entitas telah melakukan proses pisah batas akuntansi dengan benar ( proper accounting cutoffs ) Prosedur substansif untuk periode tersisa tergantung pada apakah auditor sudah melaksanakan uji pengendalian ( tests of control ).
Prosedur Substantif yang Dilaksanakan dalam Periode yang alu Penggunaan bukti audit yang diperoleh melalui prosedur substansif yang dilaksanakan dalam periode yang lalu, dapat dimanfaatkan dalam perencanaan audit tahun ini. amun, prosedur substansif yang dilaksanakan dalam periode yang lalu la*imnya tidak atau sedikit sekali memberi bukti audit untuk tahun berjalan.
Prosedur Analitikal Substantif %etika merancang dan melaksanakan prosedur analitikal substansif, secara terpisah atau dalam kombinasi dengan uji rinci, sebagai prosedur substantif sesuai dengan '# ++ auditor "ajib : a. Menentukan tepatnya suatu prosedur analitikal substantif tertentu untuk suatu asersi tertentu, dengan memperhatikan risiko salah saji yang dinilai auditor dan uji rinci, jika ada untuk asersi tersebut. b. valuasi keandalan data yang menjadi dasar ekspektasi auditor mengenai angka yang diprakirakan dan rasio yang digunakan, dengan memperhatikan sumber, komparabilitas, dan sifat serta relevansi informasi yang tersedia, dan pengendalian atas penyusunannya. c. %embangkan ekspektasi mengenai jumlah ( amounts) atau rasio, dan evaluasi apakah ekspektasi tersebut cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji, secara terpisah atau tergabung dengan salah saji lainnya, bisa menyebabkan laporan keuangan disalahsajikan secara material. d. Menentukan perbedaan antara jumlah yang tercatat dalam pembukuan dengan angka prakiraan yang didasarkan atas nilai ekspektasi yang dapat diterima tanpa melakukan investigasi lebih lanjut. $alam prosedur analitikal substantif auditor membandingkan angka-angka atau hubungan-hubungan dalam atau di antara unsur-unsur laporan keuangan. $ari informasi yang diperoleh dalam tahap memahami entitas dan dari bukti-bukti lain, auditor dapat mengembangkan suatu ekspektasi tertentu. ika risiko ba"aan kecil untuk jenis transaksi tertentu, prosedur analitikal substansif mungkin dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat. amun, jika penilaian risiko menunjukkan risiko yang rendah karena pengendalian internal yang memitigasi (menekan) risiko itu, auditor harus melakukan uji atas pengendalian yang bersangkutan. !ntuk tujuan perencanaan audit, prosedur analitikal substantif dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkat, berdasarkan tingkat asurans yang diperoleh dari penerpan prosedur analitikal substantif tersebut. $ampak P# (Prosedur nalitikal #ubstantif) $alam Menekan /isiko udit
Penjelasan
#angat fektif
P# dimaksudkan memberi bukti audit utama mengenai suatu asersi, P# efektif dalam membuktikan angka dalam laporan (recorded amount). amun, jika risikonya
signifikan, P# harus dikombinasikan dengan prosedur lain yang relevan. 0ukup efektif
P# hanya dimaksudkan untuk menguatkan bukti (to corroborate evidence) yang diperoleh dengan prosedur lain, P# memberikan tingkat asurans yang moderat
1erbatas
P# yang sangat mendasar, seperti membandingkan angka tahun berjalan dengan angka tahun lalu, masih berguna. amun, hanya memberikan tingkat asurans terbatas (limited level of assurance)
!eknik Prosedur Analitikal da beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur analitikal (analytical procedures). 1eknik-teknik prosedur analitikal ini adalah analisis rasio, analisis tren, analisis pulang-pokok, analisis pola dan analisis regresi. 2aktor-faktor yang harus diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam merancang prosedur analitikal substantif. •
•
•
•
0ocok atau tepatnya penggunaan prosedur analitikal substantif tersebut, dengan sifat asersi yang diperiksa. %eandalan data (internal atau eksternal) yang digunakan untuk menguji ekspektasi dari angka yang dicatat atau rasio yang dikembangkan. %eandalan data ini perlu diuji keakuratannya ( accuracy ), eksistensinya ( existence), dan lengkapnya (completness) dengan uji pengendalian atau dengan prosedur audit khusus lainnya pakah ekspektasinya cukup tepat untuk menunjuk salah saji yang material pada tingkat asurans yang dikehendaki. #eberapa besar perbedaan antara angka yang dicatat dan nilai ekspektasi yang bisa diterima atau ditoleransi.
Prosedur Analitikal ainnya Menganalisis dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berikut.
Perbandingan secara rinci antara angka laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun yang lalu atau dengan anggaran tahun berjalan. %enaikan dalam piutang yang tidak diiringi dengan kenaikan penjualan dapat mengindikasikan adanya
masalah penagihan. %enaikan jumlah pega"ai dalam organisasi profesional menyebabkan auditor berekspektasi bah"a biaya gaji akan meningkat dan pada giliran berikutnya, ada kenaikan dalam pendapatan profesional. $ata komparatif untuk semua jenis produk atau jenis pelanggan. $ata ini dapat menjelaskan fluktuasi penjualan dari bulan-ke-bulan, kuartal-ke-kuartal, atau musim-ke-musim. nalisis rasio. /asio-rasio dapat menjadi pendukung bagi laporan keuangan tahun berjalan, misalnya data pembanding perusahaan sejenis atau dengan data tahun lalu. /asio-rasio juga memicu pertanyaan mengenai sesuatu yang kelihatannya 3tidak normal4. 5embaga-lembaga tertentu seperti perbankan dan asosiasi perdagangan dan industri menghasilkan statistik keuangan untuk industri tersebut secara berkala. 6rafik. Pertimbangkan menggunakan grafik untuk menunjukkan hasil dari prosedur yang dikerjakan. 6rafik dapat menonjolkan perbedaan yang signifikan dari bulan ke bulan.
Prosedur Analitikal dalam "erumuskan #$ini &erikut ini terjemahan '# 78.9 mengenai prosedur analitikal dalam merumuskan opini auditor. uditor "ajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal menjelang akhir audit untuk membantunya merumuskan kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan entitas konsisten dengan pemahaman auditor mengenai entitas tersebut. Pada saat penyelesaian audit secara substansial, auditor di"ajibkan melaksanakan prosedur analitikal untuk membantunya mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. 1ujuan penggunaan prosedur analitikal menjelang akhir audit ialah untuk menentukan apakah laporan keuangan yang diauditnya sejalan dengan pemahamannya mengenai entitas tersebut.
Uji Pengendalian ( Tests
of Controls)
'# ++. $alam merancang dan melaksanakan uji pengendalian, auditor "ajib : a. Melaksanakan prosedur audit lainnya yang dikombinasikan dengan bertanya (inquiry ) untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian, termasuk : i. &agaimana pengendalian diterapkan pada "aktu yang relevan selama audit ii. pakah pengendalian diterapkan secara konsisten iii. ;leh siapa dengan cara apa pengendalian diterapkan
b. Menentukan apakah pengendalian yang akan diuji tergantung pada pengendalian lain (pengendalian tidak langsung) dan jika demikian, apakah auditor perlu memperoleh bukti audit untuk meyakinkan bah"a pengendalian tidak langsung juga berfungsi secara efektif.
!ujuan Uji Pengendalian !ji pengendalian atau tests of controls dirancang untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian. Pengendalian dapat mencegah terjadinya salah saji, mendeteksi dan mengoreksi jika salah saji sudah terjadi. !ji pengendalian akan dipertimbangkan auditor untuk digunakan, dalam hal : •
•
Penilaian risiko didasarkan atas ekspektasi bah"a pengendalian internal berfungsi secara efektif Prosedur substantif saja tidak akan dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.
!ji pengendalian dirancang untuk memperoleh bukti audit mengenai : •
• •
&agaimana prosedur pengendalian internal diterapkan sepanjang audit atau selama jangka "aktu (pengamatan) yang relevan. ika pengendalian yang sangat berbeda yang digunakan dari "aktu ke "aktu, maka setiap pengendalian harus dinilai secara terpisah. %onsistensi penerapan pengendalian tersebut ;leh siapa dengan cara apa pengendalian diterapkan
"erancang Uji Pengendalian !ji pengendalian dirancang untuk memperoleh bukti mengenai berfungsinya pengendalian di dalam setiap unsur dari kelima unsur pengendalian internal. Pengendalian spesifik langsung menangani pencegahan atau pendeteksian dan pembetulan salah saji. $i lain pihak, pengendalian pervasif memberikan landasan untuk pengendalian spesifik dan memengaruhi bekerja atau berfungsinya pengendalian spesifik tersebut. Menguji pengendalian pervasif di 1ingkat ntitas /isiko yang dicermati
1idak ada penekanan terhadap perlunya nilai-nilai integritas dan etika
%endali yang diidentifikasi
Manajemen me"ajibkan semua pega"ai baru menandatangani formulir yang berisi pernyataan setuju dengan nilai-nilai dasar entitas dan
memahami konsekuensi jika ada pelanggaran /ancangan pengendalian
&aca formulir yang ditandatangani pega"ai baru, dan pastikan bah"a isinya memang merupakan tanggapan terhadap nilai-nilai integritas dan etika
'mplementasi pengendalian
1elaah satu file pega"ai, pastikan file itu berisi formulir yang ditandatangani pega"ai. pakah nilai-nilai itu diterapkan ada disiplin< =al ini dapat dilakukan dengan "a"ancara singkat dengan pega"ai
!ji efektifnya pengendalian
Pilih salah satu file pega"ai, pastikan ada formulir yang ditandatangani pega"ai. pakah nilai-nilai itu diterapkan, ada disiplin< >a"ancarai beberapa pega"ai mengenai pelaksanaan atas kebijakan tentang nilai-nilai integritas dan etika
$okumentasi
1ulis memo mengenai isi file pega"ai, dan buat catatan tentang "a"ancara, siapa yang di"a"ancarai, isi "a"ancara dan kesimpulan
Pengendalian yang Diotomatisasi 1idak jarang kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh komputer dan dokumen pendukung tidak ada. $alam situasi seperti ini, auditor mungkin harus mengulang prosesnya untuk memastikan bah"a pengendalian aplikasi perangkat lunak memang berfungsi seperti desainnya. Pendekatan lainnya ialah menggunakan 1eknik udit &erbantuan %omputer.
Penete$an %aktu untuk Uji Pengendalian '# ++. uditor "ajib menguji pengendalian untuk jangka "aktu tertentu, atau untuk suatu periode, di mana auditor berniat memanfaatkan pengendalian tersebut, dengan memperhatikan alinea 8 dan 7 di ba"ah, untuk memberikan dasaralasan yang tepat mengenai niat tersebut. '# ++.8 ika auditor memperoleh bukti audit mengenai berfungsinya pengendalian secara efektif selama masa interim, auditor "ajib :
a) Memperoleh bukti audit mengenai perubahan signifikan terhadap pengendalian tersebut sesudah masa interim b) Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh untuk sisa periode, yakni dari tanggal interim sampai akhir tahun.
%esimpulan $alam tahap kedua dalam suatu proses audit (tahap menanggapi risiko), tujuannya ialah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko yang dinilai (assessed risk). =al ini dapat dicapai dengan merancang dan mengimplementasikan tanggapan yang tepat (appropriate response) terhadap risiko salah saji material yang dinilai, pada tingkat laporan keuangan maupun tingkat asersi. 2aktor kunci dalam menentukan luasnya suatu prosedur audit ialah performance materiality atau materialitas pelaksanaan. Performance materiality ditete?kan untuk memperhitungkan risiko tertentu berkenaan dengan suatu saldo akun, transaksi, atau disclosures dalam laporan keuangan. /isiko kecurangan atau fraud (termasuk management override) dapat terjadi di semua entitas, dan perlu mendapat perhatian ketika auditor menyusun rencana audit. 5angkah pertama ialah menilai risiko potensial terjadinya kecurangan, dan kemudian merancang tanggapan menyeluruh dan tanggapan terinci yang tepat. #trategi audit menyeluruh, tanggapan menyeluruh, dan rencana audit sepenuhnya merupakan tanggung ja"ab auditor. amun, sering kali bermanfaan untuk membahas unsur-unsur dalam rencana audit terinci dengan manajemen. Pembahasan seperti ini menyebabkan perubahan kecil mengenai penetepan "aktu dan akan memfasilitasi pelaksanaan prosedur tertentu. Prosedur substantif dirancang oleh auditor untuk mendeteksi salah saji yang material pada tingkat asersi. da dua jenis prosedur substantif yaitu : !ji rinci dan Prosedur analitikal substansi. Prosedur audit dalam menggunakan prosedur konfirmasi eksternal ialah merancang dan melaksanakan prosedur untuk memperoleh bukti audit yang relevan dan andal.
View more...
Comments