21570703 Ekonomi Mikro Walter Nicholson

December 9, 2016 | Author: Muhibbullah Azfa Manik | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 21570703 Ekonomi Mikro Walter Nicholson...

Description

BAB I MODEL EKONOMI  Teori ekonomi mikro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas mekanisme bekerjanya perekonomian dari sudut perdagangan pelaku ekonomi individual.  Ilmu ekonomi intinya adalah teori ekonomi analisis .  Ada 2 (dua) hal dalam ilmu ekonomi yaitu : konsumen (pemakai) dan prousen (pembuat). 

Model ekonomi yang paling luas dipergunakan adalah model penawaranpermintaan yang pertama dikembangkan dengan seksama oleh Alfred Marshall. Model ini memperlihatkan bagaimana harga yang diamati dapat diambil untuk menunjukan biaya-biaya tersebut.

Harga

D

S

P* S

D Q*

Jumlah per periode

 Kemiringan ke atas dari kurva SS ini mencerminkan biaya marginal yang meningkat, sama seperti kemirigan kurva DD yang kebawah mencerminkan nilai marginal yang 0menurun. Kedua kurva ini berpotongan di P∗ , Q∗. Ini adalah titik ekuilibrium, baik pembeli maupun penjual puas dengan jumlah yang diperdagangkan dan harga yang dikenakan. Jika satu kurva bergeser, titik ekuilibrium akan bergeser kelokasi yang baru. Jadi harga dan jumlah secara bersamaan menetapkan operasi bersama antara permintaan dan penawaran.  Batas Kemungkinan produksi memperlihatkan berbagai kombinasi dua barang yang dapat diproduksi dari sejumlah sumber daya tertentu yang langka. Batas ini juga memperlihatkan biaya kesempatan dalam memproduksi satu barang tambahan dalam bentuk jumlah barang lainnya yang dengan demikian tidak dapat diproduksi. Biaya kesempatan di tingkat produksi pakaian yang berbeda dapat dilihat dengan membandingkan titik A dan B.

Jumlah Makanan Per minggu

Biaya kesempatan pakaian = ½ pon makanan

A

10 9,5

B

Biaya kesempatan pakaian = 2 pon makanan

4 2

0

3

4

12

13

Jumlah pakaian per minggu

Tentang peningkatan biaya tambahan menyatakan bahwa biaya kesempatan untuk satu unit pakaian tambahan akan lebih tinggi dititik B daripada di titik A.  ekuilibrium Marshall hanyalah bersifat “ parsial “ yaitu model ini hanya melihat satu pasar pada satu saat. Untuk melihat beberapa pasar secara bersamaan, kita harus mengembangkan sekelompok alat yang diperluas.  Menguji keabsahan model ekonomi kemungkinan merupakan tugas yang paling sulit yang dihadapi oleh para ekonom. Kadang-kadang keabsahan sebuah model dapat dinilai dengan menanyakan apakah model tersebut didasari oleh asumsi-asumsi yang masuk akal. Tetapi lebih sering model ekonomi dinilai berdasarkan bagaimana model tersebut dapat menerangkan kejadian-kejadian ekonomi dalam dunia nyata.

BAB III PREFERENSI DAN UTILITAS Dalam bab ini dijabarkan bagaimana para ekonom memformulasikan preferensi individual tentang barang-barang yang mereka pilih.  Karena setiap sistem ekonom pada intinya merupakan sekumpulan individu, secara alami analisis kita dapat dimulai dengan meneliti perilaku individu. Setiap individu beroperasi setidaknya dalam tiga peran yang diminati oleh para ekonom : 1 Individu sebagai konsumen 2 Individu menyediakan jasa yang produktif 3 Individu ikut serta dalam proses politik.  Fungsi utilitas untuk dua barang dapat diilustrasikan dengan sebuah peta kurva kepuasan sama. Setiap kontour kurva kepuasan sama memperlihatkan semua gabungan komoditas yang menghasilkan tingkat utilitas tertentu.  Utilitas(Utility) Preferensi individual diasumsikan diwakili oleh sebuah fungsi utilitas dalam bentuk U(X, X, …,X ) dimana X , X , …,X adalah jumlah masing-masing barang n yang dapat dikonsumsi dalam satu periode. Fungsi ini unik hanya sebatas transformasi yang mempertahankan urutan.  Barang yang lebih banyak lebih disukai daripada yang lebih sedikit. Bidang yang diberi bayang-bayang mewakili kombinasi X dan Y yang jelas lebih disukai dari pada X, Y. Ceteris paribus, para individu lebih menyukai barang yang lebih banyak daripada lebih sedikit. Kombinasi yang diidentifikasi dengan “ ? “ melibatkan perubahan yang tidak jelas dalam kesejahteraan karena keduanya memuat jumlah yang lebih banyak untuk satu barang dan jumlah yang lebih sedikit untuk barang lainnya.

Jumlah Y

?

Lebih Disukai Daripada X , Y

Y Lebih buruk daripada ? X , Y

?

X* Jumlah X  Nilai negatif dari kemiringan kurva kepuasan sama didefinisikan sebagai tingkat substitusi marginal (MRS). MRS menunjukan tingkat dimana seorang individu akan rela melepaskan sejumlah tertentu dari satu barang (Y) jika ia dikompensasi dengan menerima satu unit tambahan untuk barang lainnya (X).  Asumsi bahwa MRS menurun sementara X disubsitusikan dengan Y dalam konsumsi konsisten dengan gagasan bahwa para individu lebih menyukai keseimbangan dalam pilihan-pilihan konsumsi mereka. Jika MRS selalu menurun, para individu akan memiliki kurva kepuasan sama yang cembung secara ketat.  Juga dipresentasikan sebagai rasio antara utilitas marginal dari satu barang dengan barang lainnya. Walaupun konsep utilitas marginal itu sendiri tidak terlalu berguna (karena dipengaruhi oleh bagaimana utilitas itu diukur), konsep ini cukup berguna dalam menurunkan MRS dalam beberapa kasus. Karena MRS itu sendiri merupakan rasio dari utilitas marginal, MRS tidak dipengaruhi oleh cara utilitas diukur.  Contoh bentuk fungsi yang sederhana dapat menunjukan perbedaan yang penting dalam kecendrungan/pilihan seseorang terhadap 2 (atau lebih) jenis barang. Disini kita menguji dengan fungsi Cobb-Douglas, sebagai fungsi linear (perfect substitutes), fungsi proporsi tetap (perfect complements) dan fungsi CES (yang mencakup ketiga fungsi lainnya sebagai kasus yang khusus).

SOAL/JAWAB BAB III 3.1.Laidback Al mengambil utilitas dari tiga barang : musik (M), anggur (W), dan keju ©. Fungsi utilitasnya memiliki bentuk linier yang sederhana Utilitas = U (M,W,C) = M + 2W + 3C a) Dengan asumsi konsumsi musik Al tetap pada 10, gambar kurva kepuasan sama untuk W dan C untuk U = 40 dan U = 70 Jawab Jika U = 40 40 = 10 + 2W + 3C 40 – 10 = 2W + 3C 30 = 2W + 3C

Jika U = 70 70 = 10 + 2W + 3C 70 – 10 = 2W + 3C 60 = 2W + 3C

Untuk gambar :

C

Melalui persamaan 30 = 2W + 3C Jika C = 0 ≥ 30 = 2W W = 15 Jika W = 0 ≥ 30 = 3C C = 10

20 60 = 2W+3C 10

Melalui persamaan 60 = 2W + 3C Jika C = 0 ≥ 2W = 60 W = 30 Jika W = 0 ≥ 60 = 3C C = 20

30 = 2W + 3C

15

b) Perlihatkan bahwa MRS Al dari anggur terhadap keju konstan untuk semua nilai W dan C di kurva kepuasan sama yang dihitung dalam bagian (a). Jawab 30 = 2W + 3C 3C = 2W – 30 C = 2/3W – 30

60 = 2W + 3C 3C = 2W + 60 C = 2/3W – 20

MRS = 2/3 Jadi, MRS dari anggur terhadap keju tidak berubah / tetap walaupun ada perubahan U.

30

W

c) Misalkan konsumsi musik Al meningkat menjadi 20. Bagaimana hal ini mengubah jawaban anda terhadap bagian (a) dan (b)?. Terangkan hasil anda secara intuitif. Jawab Jika U = 40 40 = 20 + 2W + 3C 40 – 20 = 2W + 3C 20 = 2W + 3C

Jika U = 70 70 = 20 + 2W + 3C 70 – 20 = 2W + 3C 50 = 2W + 3C

Untuk gambar : Melalui persamaan 20 = 2W + 3C Jika C = 0 ≥ 20 = 2W W = 10 Jika W = 0 ≥ 20 = 3C C = 6,67 20 = 2W + 3C 3C = 2W – 20 C = 2/3W – 6,67

50 = 2W + 3C 3C = 2W + 50 C = 2/3W – 16,67

C 50 = 2W+3C 16,67 20=2W+3C 6,67 10

MRS = 2/3 Jadi, MRS dari anggur terhadap keju tidak berubah / tetap walaupun ada perubahan konsumsi musik mnjadi 20. 3.2. a) Fungsi utilitas ≥ U = 10 = X.Y 100 = X.Y 100 = X.Y Y = 100/X X = 100/Y Jika X = 5 Y = 100/5 Y = 20 Jika X = 10 Jika X = 20 Y = 100/10 Y = 100/20 Y = 10 Y=4 Brg Y 20

10

4

5

10

20

Brg X

25

W

b) Jika X = 10, maka Y harus sama dengan 20 sehingga U = 10 yaitu : Y = 100/5 Y = 20 Sedangkan MRS ( 5,20 ) adalah 100/X = 100/5 = 4 Atau MRS ( 5,20 ) adalah Y/X = 20/5 c) Arti MRS tersebut yaitu kemauan seseorang untuk memberikan 4 unit barang Y untuk mendapatkan 1 unit barang X. Selanjutnya dapat diiterprestasikan juga bahwa 1 unit barang Y memberikan kepuasan yang sama sebesar 0,25 barang X. d) Jika U’ = log U U’ menunjukan turunan Fs Utility U, sehingga karena U = 10 maka ketika didefinisikan menjadi U’ = 1.

pdf-search-engine.com

BAB IV MAKSIMISASI UTILITAS DAN PILIHAN 

Dalam bab ini akan meneliti model dasar pilihan yang dipergunakan para ekonom untuk menerangkan perilaku individual. Model ini mengasumsikan bahwa para individu yang dibatasi dengan pendapatan tertentu akan berperilaku seolah-olah mereka menggunakan daya beli mereka sedemikian rupa sehingga mencapai utilitas tertinggi yang memungkinkan. Yaitu para individu diasumsikan utuk berperilaku seolah-olah mereka memaksimumkan utilias dalam batasan-batasan anggaran.

 Batasan Anggaran Seorang Individu untuk Dua Barang.

1P

Kombinasi X dan Y yang dapat dibeli seorang individu diperlihatkan dalam segitiga yang diberi bayang-bayang. Jika, seperti yang biasa kita asumsikan, individu tersebut lebih menyukai jumlah barang yang lebih banyak daripada yang lebih sedikit, maka batas luar segitiga ini merupakan batasan yang relevan dimana semua dana yang tersedia dibelanjakan untuk X atau Y. Kemiringan batasan yang berbentuk garis lurus ini diketahui –P /P . jumlah Y 1 = Px . X + Py. Y

0

1/P

Jumlah X

 Untuk mencapai satu maksimum yang dibatasi, seorang individu harus membelanjakan semua pendapatan yang tersedia dan memilih kelompok komoditas sedemikianrupa sehingga MRS diantara setiap dua barang sama dengan rasio harga pasar kedua barang tersebut. Prinsip titik singgung dasar ini akan mengakibatkan seorang individu menyamakan rasio utilitas merginal dengan harga pasar untuk setiap barang yang benar-benar dikonsumsi. Hasil ini umum bagi kebanyakan maslah optimasi yang dibatasi.  Tetapi kondisi titik singgung hanyalah merupakan kondisi order pertama untuk maksimum yang dibatasi. Untuk memastikan bahwa kondisi ini juga memadai, peta kurva kepuasan sama individu tersebut harus memperlihatkan MRS yang menurun. Dalam istilah formal, fumgsi utilitas tersebut harus cekung kuasi secara ketat.



Kondisi titik singgung tersebut juga harus dimodifikasi untuk memungkinkan pemecahan sudut dimana tingkat konsumsi optimal beberapa barang adalah 0. Dalam kasus ini, rasio antara utilitas marginal dengan harga barang tersebut akan berada dibawah rasio manfaat marginal-biaya marginal yang sama untuk barang-barang yang benar-benar dibeli.

 MRS ( Marginal Rate Of Substitution) = Mux/Muy merupakan ratio antara kepuasan marginal antar dua barang yang bersangkutan.  Equi Marginal Utility Prinsipe adalah konsumen akan mencari tingkat kepuasan tertinggi pada saat dia tidak bisa memilih 2 barang maka dipilih salah satu karena adanya kendala budget. MU/P1 = MU2/P2 = MU3/P3 = MU

SOAL/JAWAB BAB IV 4.1. a. Diketahui utilitas = U (T,S) = T0,5 S0,5 PT = $0,10

Ps = $0,25

I=1

Utilitas maksimum : I

=

2PT0,5 Ps0,5

1

=

2(0,10)0,5 (0,25)

1

= 3

0,316

T = 0,5(1)/0,10 = 5 S = 0,5(1)/0,25 = 2 Jadi untuk membelanjakan $1 sebaliknya membeli Twinki 5 dan slice 2 cangkir. b. Jika twinki naik $ 0,40 berapa cost. E = 2U PT0,5Ps0,5 = 2(3)(0,40)0,5(0,25)0,5 = 1,9 =2 T = 0,5 (2)/0,40 = 2,5 S = 0,5(2)/0,25 = 4 Jadi uang saku yang harus diberikan oleh ibu sebesar $2 dan banyaknya twinki yang dibeli 2,5 dan slince 4 cangkir. 4.3. Diketahui TU = 20C – C2 + 18B – 3B2

a. Berapa banyak cerutu dan minuman keras yang dikonsumsi dalam satu malam Jawab MUC = dTU/dTC = 20 – 2C = 0 2C = 20 C = 10 MUB = dTU/dTB = 18 – 6B = 0 6B = 18 B=3 Jadi jumlah cerutu 10 batang dan minuman keras 3 gelas Jumlah kepuasan : TU = 20C – C2 + 18B – 3B2 = 20.10 – 102 + 18, 3 – 3,32 = 127 Jadi jumlah total kepuasan adalah 127. b. j.p membatasi jumlah minuman keras dan cerutu menjadi 5, berapa gelas minuman keras dan cerutu yang dikonsumsi dalam keadaan yang baru. Jawab B+C=5 B=5–C U(C,B) = 20C – C2 + 18B –3B2 = 20C – C2 + 18(5-C) – (5-C)2 = 20C – C2 + 90 – 18C – 3(25-10C + C2) = 20C – C2 + 90 –18C - 75 + 30C – 3C2 = 32C – 4C2 + 15 dU/dC = 32 – 8C C=4 C+B=5 B=1 Jadi j.p mengkonsumsi minuman keras 1 gelas dan cerutu 4 batang.

BAB V PENGARUH PERUBAHAN DALAM PENDAPATAN DAN DALAM HARGA BARANG Dalam bab ini, kita akan menggunakan model maksimisasi utilitas untuk mempelajari bagaimana jumlah barang yang dipilih seorang individu dipengaruhi oeh perubahan dalam harga barang. Hasil akhirnya adalah turunan yang lebih sering disebut kurva permintaan dawnward-sloping. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi dari Penurunan Harga X Ketika harga turun dari P1x ke P2x, pilihan yang memaksimumkan utulitas bergeser dari X*, Y* ke X*, Y*.Pergeseran ini dapat dipisahkan menjadi dua efek yang secara analisis berbeda : pertama, efek sebstitusi, melibatkan pergerakan disepanjang kurva kepuasan sama yang semula ketitik B, dimana MRS sama dengan rasio harga yang baru dan kedua, efek penempatan, melibatkan pergerakan ketingkat utilitas yang lebih tinggi karena, karena pendapatan riil meningkat. Dalam diagram ini, baik efek substitusi maupun efek pendapatan menyebabkan jumlah X yang dibeli meningkat ketika harganya menurun. Perhatikan bahwa titik I/Py tetap sama seperti sebelum terjadi perubahan harga. Hal ini karena Py tidak berubah. Titik I/Py karena itu tetap baik dalam batasan anggaran yang lama maupun yang baru. Jumlah Y U2

U1 1/Py

I = P1x+PyY Y** Y*

I = P2x+ PyY B U2 U1 X*

XB

Efek Substitusi

X**

Jumlah X

Efek Pendapatan

Peningkatan total dalam X

Efek Pendapatan dan EfekSubstitusi dari Kenaikan Harga X

Ketika harga X meningkat, batasan anggaran bergeser ke dalam. Pergerakan dari titik utilitas maksimum yang semula (X*, Y*) ketitik baru (X*,Y*) dapat dianalisis sebagai dua efek yang terpisah. Efek substitusi dapat digambarakan sebagai pergerakan ketitik B di kurva kepuasan sama yan awal (U2). Tetapi, kenailan harga akan meyebabkan pengurangan daya beli dan mengakibatkan pergerakan ke kurva kepuasan sama yang lebih rendah. Ini adalah efek pendapatan. Dalam diagram dibawah baik efek pendapatan maupun efek substitusi menyebabkan jumlah X berkurang sebagai akibat kenaikan harganya. Titik I/Py tidak dipengaruhi oleh perubahan harga X.

Jumlah Y

U1

U2 B

1/Py I = P2xX+PyY I = P1xX+PyY Y** Y* U2 U1 X** XB Efek Substitusi

X*

Jumlah X

Efek Pendapatan

Pengurangan total dalam X

 Penurunan harga sebuah barang menyebabkan efek substitusi dan efek pendapatan, yaitu untuk barang normal, kedua efek tersebut menyebabkan semakin banyak barang yang dibeli. Untuk barang inferior, efek substitusi dan efek pendapatan bekerja dalam arah yang berlawanan dan prediksi yang jelas tidak dimungkinkan. 

Kenaikan dalam harga menghasilkan baik efek substitusi maupun efek pendapatan, untuk kasus barang normal, menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta. Untuk barang inferior, hasil bersih kedua efek ini tidak pasti.

 Kurva permintaan Marshall meyimpulkan jumlah total barang yang diminta pada setiap tingkat harga yang mungkin. Perubahan dalam harga menyebabkan baik efek substitusi maupun efek pendapatan yang mengakibatkan pergerakan disepanjang kurva. Untuk barang normal,

∂Xi/∂Pi ≤ 0 disepanjang kurva ini. Jika pendapatan, harga barang lain atau preferensi berubah, maka kurva kemungkinan bergeser kelokasi yang baru. SOAL/JAWAB BAB V 5.3. Perlihatkan bahwa jika Tn. Green terpaksa membelanjakan jumlah yang tetap dari pendapatannya untuk barang tertentu, tingkat utulitasnya akan menjadi lebih rendah daripada jika ia bebas mengalokasikan pendapatannya. Jawab : Barang tertentu tidak mempunyai substitusi, sehingga keberadaannya tidak dapat digantikan dengan mengkonsumsi barang lain. Berapapun mahalnya harga barang tersebut, akan dibayarnya. Jika Mr. Green membelanjakan seluruh penghasilannya untuk barang tertentu , berarti itu tidak dapat membeli barang lain. Akibatnya ia tidak mempunyai kombinasi barang yang dapat menggantikaan kepuasannya terhadap barang tertentu.

Y

Y = barang tertentu X = barang lain

0

X

5.4. Perlihatkan bahwa jika hanya terdapat dua barang (X dan Y) untuk dipilih, keduanya barang berkualitas rendah. Jika X adalah barang berkualitas rendah, bagaimanakah perubahan yang terjadi dalam penghasilan mempengaruhi permintaan untuk Y?.

Jawab. X barang berkualitas rendah dan Y barang normal. Jika penghasilan bertambah, maka permintaan untuk barang Y akan bertambah secara signifikan. Permintaan barang X akan berkurang secara signifikan, karena konsumen cukup berkemampuan untuk membeli barang normal. Jika penghasilan berkurang, maka permintaan untuk barang Y akan berkurang sedangkan permintaan barang X akan bertambah secara signifikan. Y = barang normal X = barang berkualitas rendah

0

X

BAB VI HUBUNGAN PERMINTAAN DIANTARA BEBERAPA BARANG

Dalam bab ini, kita menggunakan model pilihan yang memaksimumkan utilitas untuk meneliti hubungan diantara barang-barang konsumsi. 

Ketika hanya terdapat dua barang, efek pendapatan dan substitusi dari perubahan dalam harga satu barang (katakanlah Py) terhadap permintaan barang lain (X) biasanya bekerja dalam arah yang berlawanan..



Dalam kasus lebih dari dua barang, hubungan permintaan dapat dinyatakan dalam dua cara : Dua barang (Xi dan Xj) merupakan “ pengganti bruto” jika ∂Xi/∂Pj > 0 dan “pelengkap bruto “ jika ∂Xi/∂Pj < 0. Karena pengaruh harga ini mencakup efek peendapatan, maka pengaruh ini tidak pasti simetris Yaitu, ∂Xi/ ∂Pj tidak selalu sama dengan ∂Xj/∂Pi.



Jika sekelompok barang memiliki harga yang selalu bergerak bersamaan, pengeluaran untuk barang-barang ini dapat diperlakukan sebagai “ komoditas gabungan “ dengan “ harga” yamg ditetapkan berdasarkan ukuran perubahan yang proporsional dalam harga barang individual.



Cara alternatif untuk mengembangkan teori piihaan diantara barangbarang pasar adalah memfokuskan pada acara-acara dimana barang-barang ini dipergunakan dalam produksi rumah tangga. Dalam beberapa kasus, harga implisit dari atribut barang dapat diidentifikasi dari data pasar.

SOAL/JAWAB BAB VI 6.1 Heidi menerima utilitas dari dua barang, susu (M) dan kue (S), sesuai fungsi utilitas : U(M,S) = M.S. a. Buktikan bahwa kenaikan harga susu tidak mempengaruhi jumlah kue yang dibeli Heidi , bahwa ∂S/∂PΜ = 0. U (M,S) = M1S1 S* = I/Ps ∂S/∂PM = ∂/ ∂PM (I/Ps) = 0 b. Buktikan pengaruh substitusi dan income pada perubahan harga PM terhadap S . S* = I/Ps ∂S/ ∂ PM = ∂ /∂ PM (I/Ps) – S. ∂ M/∂ I = ∂ /∂ PM ( I/Ps) – S. ∂ / ∂I (I/PM) = 0 – S/PM = - S/PM 6.2. Diketahui R = Rogut Whiskey J = Jelly donuts For Burt : R : Inferior good (given paradox)

For Hicksian : R & J : Substitute ~ Mengapa kenaikan harga R pasti menyebabkan penurunan jumlah permintaan J? ∂J/∂ PR = ∂J/∂PR u constant - R ∂R/∂I Bila : ∂ J/∂ PR > 0 Substitute ∂ J/∂ PR < 0 gross complement karena setiap kenaikan PR selalu menyebabkan penurunan permintaan J, maka ∂J/∂ PR < 0 gross complement.

BAB VII PERMINTAAN PASAR DAN ELASTISITAS

Dalam bab ini menggunakan teori permintaan individual untuk membentuk fungsi permintaan pasar dan kurva permintaan pasar yang berkaitan. Kurva permintaan memperlihatkan hubungan ceteris paribus antara harga sebuah barang dan jumlah total yang diminta oleh semua pembeli yang potensial.  Kurva permintaan pasar memiliki kemiringan negatif atas dasar asumsi bahwa kebanyakan orang akan membeli lebih banyak ketika harga turun, yaitu kebanyakan individu diasumsikan memandang kebanyakan barang sebagai barang normal, atau jika barang tersebut bersifat inferior, diasumsikan bahwa paradoks giffen tidak terjadi.  Pengembangan Kurva Permintaan Pasar dari Kurva permintaan individu Kurva permintaan pasar merupakan penjumlahan horisontal dari setiap kurva permintaan individual. Pada setiap harga, jumlah yang diminta dipasar merupakan penggabungan dari jumlah-jumlah yang diminta setiap individu. Misalnya, di P*x permintaan dalam pasar adalah X1* + X2* = X* Px

Px 1

Px 2

Dx

Dx

MDx

Px*

Dx1 X1*

X1

MDx

Dx2 X2*

X2

X*

 Kurva permintaan komoditi terdiri dari : 1. Kurva permintaan Pasar ( D ) 2. Kurva permintaan Individual ( d ) 

Untuk kurva permintaan pasar Marshall , tingkat utilitas individu yang melakukan permintaan bervariasi disepanjang kurva, karena pendapatan nominal dipertahankan konstan, harga yang lebih rendah meningkatkan utilitas dan harga yang lebih tinggi menurunkan utilitas.



Elastisitas permintaan terdapat barang itu sendiri, barang lain dan pendapatan.

SOAL/JAWAB BAB VII 7.3. Tom, Dick dan Harry membentuk keseluruhan pasar untuk makanan tertentu. a. Diketahui : 1. Kurva permintaan Tom Q 1 = 100 – 2P 2. Kurva permintaan Dick Q2 = 160 – 4P

X

3. Kurva permintaan Hary Q3 = 150 – 5P Jika diketahui P = 50, P2 = 35, P3 = 25 , P4 = 10 dan P5 = 0 TOM 50 35 25 10 0

Q = 100 – 2P 0 30 50 80 100

TOM 50 35 25 10 0

Q = 160 – 4P -40 20 60 120 0

TOM

Q = 150 – 5P

50 35 25 10 0

-100 -25 25 100 150

b. Berapa permintaan pasar total untuk makanan tersebut. Fungsi permintaan fungsi Q1 + Q2 + Q3.

pasar

merupakan

penjumlahan

seluruh

Qd = 100 – 2P + 160 – 4P + 150 – 5P Qd = 410 – 2P c. Gambar masing-masing fungsi permintaan individu tersebut. Fungsi Q1 = 100 – 2P jika P = 0 maka Q = 100 jika Q = 0 maka P = 50

50 25

P

kurva

50

100

Q

Fungsi Q2 = 160 – 4p jika P = 0 maka Q = 160 jika Q = 0 maka P = 40 P 40

20

Q 80

160

Fungsi Q3 150 –= 5P jika P = 0 maka Q = 150 jika Q = 0 maka P = 30

P 30

75

150

Q

7.10. Diketahui : elastisitas harga permintaan titik E sebagai minus rasio antara jarak X dengan Y. Kita ketahui bahwa fungsi permintaan Q = a + bP : dimana a adalah intersepnya, Harga dan b adalah slopnya. Maka elastisitasnya e = dQ/dP x P*/Q* dimana X sama dengan P dan Y = -Q*/b, jadi e dapat juga dikatakan sama dengan b (P*Q*) = -X/ P* Q 0

Q*

D

BAB XI FUNGSI PRODUKSI  Dalam ekonomi produksi terdiri dari : Perusahaan Perseorangan, perusahan Gabungan dan perusahaan perseroan.  Fungsi dari produsen yaitu merubah input menjadi output (mengubah faktor produksi menjadi hasil produksi).  Bentuk umum dari fungsi produksi yaitu q = f (K,L,M) yang disederhanakan =f(K,L)

 Dalam faktor produksi dibagi :  Faktor produksi hubungan output input dalam periode singkat/jangka singkat.  Faktor produksi hubugan output input dalam jangka pendek.  Faktor produksi hubungan output input dalam jangka panjang.  Kurva Produksi Sama (Isoquant), sebuah kurva produksi sama memperlihatkan kombinasi K dan L yang dapat memproduksi satu tingkat keluaran tertentu (misalnya, qo). Secara matematis, sebuah kurva produksi sama mencatata sekelompok K dan L yang memenuhi : f (K,L) = qo.  Hasil berbanding skala (Return to scale), jika fungsi produksi diketahui q = f (K,L) dan semua masukan digandakan dengan konstanta positif yang sama, m (dimana m>1), kita dapat mengklasifikasikan hasil berbanding skala dari fungsi produksi tersebut dengan : Efek terhadap keluaran Hasil berbanding skala I. f(mK,nL) = mf(K,L) = mq Konstan (Costan return to scale) II. f(mK,mL) < mf(K,L) = mq Menurun (increasing return to scale) III, f(mK,mL) > mf(K,L) = mq Meningkat (Decresing return to scale) Bentuk garis ada 3 (tiga) yaitu : 30 MPL Tetap

20 10 1

2

3

33 29 10

MPL meningkat

MPL Menurun

BAB XII BIAYA PRODUKSI  Minimisasi Biaya, untuk meminimumkan biaya dari setiap tingkat masukan tertentu (qo), perusahaan harus memproduksi dititik dalam kurva produksi sama qo dimana RTS (dari L untuk K) sama dengan rasio harga sewa kedua masukantersebut (w/v).  Minimisasi Biaya dengan Diketahui q = qo Sebuah perusahaan diasumsikan memilih K dan L untuk meminimumkan biaya total. Kondisi untuk minimisasi ini adalah bahwa tingkat di K dan L

dapat dipertukarkan secara teknis (sambil mempertahankan q = qo) hrus sama dengan tingkat dimana kedua masukan ini dipertukarkan dipasar. Dengan kata lain, RTS (dari L untuk K) harus ditetapkan sama dengan rasio harga w/v. Titik singgung ini diperlihatkan dalam gambar : biaya diminimumkan di TC1 dengan memilih masukan K* dan L* . K per periode

TC1 TC2 TC3

K*

q0 L*

L per periode

 Fungsi Biaya Total memperlihatkan bahwa untuk setiap sekelompok biaya yang masuk dan untuk setiap tingkat keluaran, niaya total minimum yang dikeluarkan perusahaan adalah : TC = TC (v,w,q)  Fungsi Biaya rata-rata (Average and Marginal Cost Functions) , Fungsi biaya rata-rata (AC) ditemukan dengan menghitung biaya total per unit yang dikeluarkan : Biaya rata-rata = AC (V,w,q) = TC (v,w,q) o Q  Fungsi biaya Marginal dapat didapatlkan dengan menghitung perubahan dalam biaya total untuk perubahan yang dikeluarkan oleh produksi : Biaya marginal = MC (v,w,q) = ∂ TC(v,w,q) ∂q BAB XIII MAKSIMISASI LABA DAN PENAWARAN  Untuk memaksimumkan laba, perusahaan harus memilih untuk memproduksi tingkat output dimana pendapatan marginal (pendapatan dari penjualan satu unit tambahan) sama dengan biaya marginal (biaya memproduksi satu unit tambahan).  Jika perusahaan merupakan penerima harga, keputusankeluarannya tidak mempengaruhi harga outputnya, sehingga pendapatan marginal diketahui

dari harga. Tetapi jika perusahaan menghadapi permintaan dengan kemiringan yang menurun untuk outputnnya, perusahaan dapat menjual lebih banyak dengan harga yang lebih rendah. Dalam kasus ini pendapatan marginal akan lebih kecil daripada harga dan bahkan dapat negatif.  Pendapatan marginal dan elasisitas harga dari permintaan berkaitan dengan rumus : MR = P (1 + 1/eq,P), dimana P adalah harga pasar dari output perusahaan dan eq,P adalah elastisitas harga dari permintaan terhadap produknya.  Kurva Penawaran Jangka Pendek untuk perusahaan penerima harga. Dalam jangka pendek perusahaan penerima harga akan memproduksi tingkat output dimana SMC = P. Di P* misalnya perusahaan tersebut akan memproduksi q*. Kurva SMC juga memperlihatkan berapa yang diproduksi pada harga-harga lainnya. Tetapi untuk harga dibawah SAVC, perusahaan tersebut akan memilih untuk tidak memproduksi output sama sekali. Garis tebal dalam gambar ini mewakili kurva penawaran jangka pendek perusahaan ini. Harga

SMC

P**

SAC SAVC

P*=MR

P*** P1

0 q***

q*

q**

BAB XVIII MODEL PASAR MONOPOLI  Ciri-ciri pasar monopoli yaitu :  Di pasar hanya terdapat 1 produsen yang menghasilkan produk yang unik.  Produsen ingin memaximumkan profit  Produsen dibatasi Price Market



Produsen memiliki keleluasan untuk menghalangi produsen lain untuk masuk pasar.

 Memaksimisasi keuntungan dan penetuan harga dalam sebuah pasar monopoli Perusahaan monopoli yang memaksimumkan keuntungan akan berproduksi pada tingkat dimana pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Dalam gambar ini , jumlah ini adalah Q* yang menghasilkan harga P* di pasar. Keuntungan monopoli dapat dilihat pada persegi panjang P*EAC. Harga,biaya D P*

MC E AC A

C

MR Q*

D = AR

Output per periode

 Perusahaan monopoli cendrung lebih menyukai berbagai tingkat mutu daripada perusahaan-perusahaan yang bersaing sempurna. Perusahaan monopoli untuk barang-barang yang tahan lama dapat dibatasi oleh pasar untuk barang – barabg bekas.

BAB XIX PENETAPAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA  Banyak pasar berada diantara titik-titik ekstrim persaingan sempurna dan monopoli. Dalam bab ini penelitian dimulai tentang pasar-pasar seperti itu dengan memperkenalkan beberapa model yang paling luas dipergunakan. Dalam pasar persaingan tidak sempurna , setiap perusahaan harus memperhitungkan tindakan-tindakan para pesaingannya dalam

mengambil keputusan , dan hal ini menambahkan cukup banyak unsur konjektural dalam analisis.  Dalam pasar dengan sedikit perusahaan, keputusan-keputusan output dan harga saling berkaitan. Setiap perusahaan harus memperhitungkan keputusan-keputusan pesaingnya.  Pasar dengan hanya sedikit perusahaan menawarkan potensi keuntungan melalui pembentukan kartel monopoli. Tetapi, kartel seperti itu dapat tidak stabil dan mahal untuk dipertahankan, karena setiap anggota memiliki insentif untuk melanggar harga.  Diferensiasi poduk dapat dianalisis dalam kerangka kerja maksimisasi keuntungan yang standar. Dengan produk yang dideferensiasi, hukum satu harga tidak lagi berlaku, dan perusahaan-perusahaan agak memiliki lebih banyak kebebasan dalam keputusan-keputusan penetapan harga mereka.  Pemecahan Alternatif untuk masalah Penetapan Harga Ekuilibrium pasar dalam oligopoli dapat terjadi di banyak titik pada kurva permintaan. Dalam gambar di bawah (yang mengasumsikan biaya marginal konstan disepanjang semua kisaran output), equilibrium kuasi persaingan terjadi di titik C, ekuilibrium kartel dititik M, dan pemecahan Cornot di titik A. Banyak pemecahan lain dapat terjadi di antara titik M dan C, bergantung pada asumsi spesifik yang dibuat tentang hubungan strategis diantara perusahaan-perusahaan. Harga D PM PA

M A

PC

MC C QM QA QC

D MR Jumlah per periode

BAB XXI PRMINTAAN PERUSAHAAN AKAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI  Produk Pendapatan Marginal (Marginal Revenue Produc/MRP) dari penggunaan satu unit input tambahan adalah pendapatan tambahan yang dihasilkan dari penjualan output yang dihasilkan oleh input tambahan tersebut. Angka in idapat ditemukan dengan mengalikan produktivitas fisik marginal masukan tersebut dengan pendapatan marginal yang

diperoleh dari perusahaan tersebut di pasar untuk barang yang bersangkutan : MRP = MR . MP  Efek substitusi dan efek output dari penurunan harga sebuah faktor Ketika harga tenaga kerja menurun, dua efek yang secara analitis berbeda terjadi. Salah satunya efek substitusi, akan menyebabkan lebih banyak tenaga kerja yang dipergunakan jika output dipertahankan konstan. Ini diperlihatkan sebagai pergerakan dari titik A ke titik B dalam gambar (a). Ditik B, kondisi yang meminimumkan biaya (RTS = w/v) dipenuhi untuk w yang baru dan lebih rendah. Perubahan dalam w/v akan menggeser jalur ekspansi perusahaan dan kurva biaya marginalnya. Satu situasi yang normal adalah pergesaran kurva MC kebawah sebagai tanggapan terhadap penurunan dalam w seperti yang diperlihatkan dalam gambar (b). Dengan kurva yang baru ini (MC1), tingkat output yang lebih tinggi (q2) akan dipilih. Akibatnya penggunaan tenaga kerja akan meningkat (ke L2), juga dari efek output. K per periode

K1

A

C

K2 B •

L1

L2

Harga

q1 q2

(a) Peta Isoquant

L per periode MC1 (b) Keputusan output

P

q1 q2

out perperiode BAB XXII PENAWARAN TENAGA KERJA  Seorang individu yang memaksimumkan utilitas akan memilih untuk bekerja sejumlah jamyang untuknya tingkat substitusi marginal dari waktu luang terhadap konsumsi adalah sama tarif upah riilnya.  Kenaikan dalam upah riil menciptakan efek pendapatan dan efek substitusi yang beroperasi dalam arah yang berlawanan dalam pengaruh keduanya terhadap penawaran tenaga kerja.  Keputusan Penawaran Tenaga kerja yang memaksimumkan Utilitas (Utility-Maximizing Labor Supply Decision), untuk memaksimumkan

utilitas yaitu dengan diketahui upah riil, w, seorang individu harus memilih untuk bekerja dalam jumlah jam yang untuknya tingkat substitusi marginal dari waktu luang terhadap konsumsi adalah sama dengan w. Dua bentuk untuk Kurva Penawaran Tenaga Kerja individual Dalam gambar (a) upah riil yang lebih tinggi mendorong individu yang bersangkutan untuk menawarkan lebih banyak tenaga kerja. Efek substitusi dari upah yang lebih tinggi lebih besar dari efek pendapatan. Sebaliknya dalam gambar (b), kurva penawaran tenaga kerja membelok ke belakang. Untuk tarif upah yang relatif tinggi, efek pendapatan dari upah yang lebih tinggi itu lebih besar dari efek substitusi dan meyebabkan individu tersebut menggunakan lebih banyak waktu untuk bersantai. Tarif upah (w)

(a)

Jam kerja Tarif upah (w)

(b)

Jam kerja BAB XXIII MODAL  Studi tentang teori modal sebagai faktor produksi merupakan inti dari banyak bidang ekonomi.  Definisi dari Tingkat Pengambilan Satu Periode (Single Period Rate of Return) adalah tingkat pengambil satu periode (r1) atas sebuah investasi adalah konsumsi tambahan yang diberikan dalam periode kedua sebagai pecahan dari bagian konsumsi yang dilepaskan dalam periode pertama, yaitu : r1 = x – s = x - 1 s s

 Definisi tingkat pengembalian tetap (Perpetual Rate of Return) adalah tingkat pengembalian tetap (r∞) adalah kenaikan permanen dalam konsumsi masa mendatang yang diekspresikan sebagai pecahan dari konsumsi awal yang dilepaskan, yaitu : r∞ = y/s Penetuan Harga Ekuilibrium dari Barang di Masa Mendatang Titik P*1, C*2 mewakili ekuilibrium dalam pasar untuk barang dimasa mendatang. Harga ekuilibrium dari barang dimasa mendatang mewakili tingkat pengembalian melalui persamaan P*1 = 1/1 + r Harga (P1D )

S

P*1 S D CCCcC*1

Konsumsi masa mendatang (C1)

 Akumulasi modal mewakili pengorbanan konsumsi saat ini untuk konsumsi di masa mendatang. Tingkat pengembalian mengukur ketentuan dimana pertukaran ini dapat dicapai.  Tingkat pengembalian ditetapkan melalui mekanisme yang sangat serupa dengan yang dipergunakan untuk menetapkan harga ekuilibrium. Tingkat pengembalian ekuilibrium akan positif, yang mencerminkan prefensi relatif para individu untuk barang saat ini dibandingkan ubtuk barang di masa mendatang, dan produktivitas fisik dari akumulasi modal.  Modal manusia memiliki beberapa kemiripan dengan modal fisik sebagai sebuah investasi. Modal manusia juga memiliki beberapa ciri yang unik yang memperumit teori investasi modal manusia yang dilakukan para individual danperusahan. BAB XXIV EKSTERNALITAS DAN BARANG PUBLIK  Eksternalitas terjadi karena para pelaku ekonomi mempengaruhi pihak ketiga yang tidak tercermin dalam transaksi pasar. Para produsen bahan kimia yang menyebarkan asap beracun ke penduduk sekitarnya,pesawat jet yang membangunkan orang-orang yang sedang tidur lelap atau para pengendara motor yang mengotori jalan raya, dari sudut pandang ekonomi, semuanya terlibat dalam jenis kegiatan yang sama – mereka memiliki pengaruh langsung terhadap kesejahteraan orang lain yang berada di luar jalur pasar secara langsung. Kegiatan-kegiatan seperti itu dapat dibedakan dengan pengaruh-pengaruh yang terjadi secara langsung melalui pasar.

 Definisi eksternalitas (externality) yaitu terjadi setiap kali kegiatankegiatan dari satu pelaku ekonomi mempengaruhi kegiatan-kegiatan pelaku ekonomi lainya dengan cara-cara yang tidak diperhitungkan oleh operasi pasar.  Demonstrasi Grafik dari Biaya Eksternalitas Permintaan untuk Y diketahui berdasarkan kurva DD dan kurva biaya marginal sendiri untuk Y adalah MC. Kurva MC1 mencatat biaya marginal sosial dari produksi Y. Karena itu dari sudut pandang masyarakat, Y 2 adalah output yang optimal. Tetapi cara kerja pasar yang normal akan menyebabkan tingkat output Y1yang akan diproduksi. Satu cara untuk memaksa pasar mengalokasikan barang secara tepat adalah menerapkan pajak cukai sebesar t terhadap produksi Y. Pengaruh dari pajak ini adalah menurunkan kurva permintaan yang dihadapi perusahaan tersebut dari DD ke D1 D1 dan ini akan menggeser tingkat output yang memaksimumkan keuntungan dari Y1 ke Y2 .  Harga, biaya MC D D1

d

c

a

b

MC D D1

Y2

Y1

Output Y per periode

 Eksternalitas dapat menyebabkan kesalahan alokasi sumber daya karena ketidaksejajaran antara biaya marginal pribadi dan sosial. Pemecahan tradisional untuk ketidaksejajaran ini mencakup merger diantara pihakpihak yang terkait dan penerapan pajak atau subsidi (Pigou). BAB XXV TEORI PILIHAN SOSIAL  Dalil ketidakmungkinan Arrow memperlihatkan bahwa, dengan asumsi – asumsi yang cukup umum, tidak ada mekanisme pilihan sosial yang sepenuhnya memuaskan. Masalah teori pilihan sosial karena itu adalah untuk menilai kinerja dari mekanisme yang relatif tidak sempurna.  Penggunaan Fungsi Kesejahteraan Sosial untuk menemukan titik optimal sosial

Jika kita merumuskan adanya fungsi kesejahteraan sosial yang sama W1, W2 dan W3. Masalah pilihan sosial dikonsptualisasi. Jelaslah bahwa efisiensi (berada di Os Oj) diperlukan untuk kesejahteraan optimal, tetapi ini tidak memadai, seperti dapat dilihat dengan membandingkan titik D dan F. Jones’ utility

OS UEJ

D W3 E

W2

F

W1

UES

OJ

Smith’s utility

 Secara lebih spesifik, asumsikan bahwa utilitas seorang individu selama satu hari tertentu bergantung pada asumsi selama periode itu © dan pada jumlah waktu luang yang dinikmati (H) : Utilitas = U (C, H).  Dalil ketidakmungkinan Arrow memperlihatkan bahwa, dengan asumsi- asumsi yang cukup umum, tidak ada mekanisme pilihan sosial yang sepenuhnya memuaskan. Masalah teori pilihan sosial karena itu adalah untuk menilai kinerja dari mekanisme yang relatif tidak sempurna.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF