2011_DTSS_PCA_Cost_Accounting
August 25, 2017 | Author: Syaifullah Iam Fulla | Category: N/A
Short Description
Download 2011_DTSS_PCA_Cost_Accounting...
Description
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI
POST CLEARANCE AUDIT
Disusun Oleh: TIM PENYUSUNAN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI
POST CLEARANCE AUDIT
Disusun Oleh: TIM PENYUSUNAN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
Akuntansi Biaya
DTSS DTSS Post Clearance Audit
i
Akuntansi Biaya
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................... i DAFTAR ISI .........................................................................................................ii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………....……...iv PETA KONSEP MODUL ……………………………………………………....……. v MODUL AKUNTANSI BIAYA A. Pendahuluan ……………………………………………………………...…… 1 1. Deskripsi Singkat …………………….......................................................1 2. Prasyarat Kompetensi ………………...................................................... 2 3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) .........................2 4. Relevansi Modul ...........……………………………………..…...……….. 3 B. KEGIATAN BELAJAR ….............................................................................5 1. Kegiatan Belajar (KB) 1 ……………........................................................5 Akuntansi Biaya Indikator ……………………………………………………………...……… 5 1.1. Uraian dan contoh ...........................................................................5 A. Konsep Biaya.................................................................................. 6 B. Analisis Perilaku Biaya………………………………………………7 C. Klasifikasi Biaya ……………………………………………………… 8 D. Akuntansi Biaya …………………………………………………… 9 1.2. Latihan 1 ……………………………………………....……………...... 15 1.3. Rangkuman ……………………………………...…………………….. 22 1.4. Tes Formatif 1 ………………………………………....………………. 23 1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………......................... 26 2. Kegiatan Belajar (KB) 2 …………….......................................................27 Perhitungan Harga Pokok Produksi Indikator ………………………………………………………...…………… 27 2.1. Uraian dan contoh ...........................................................................27 A. Job Order Costing System.............................................................. 28 B. Process Costing System.............................................................36 2.2. Latihan 2 …….……………………………...………………………..... 47
DTSS DTSS Post Clearance Audit
ii
Akuntansi Biaya 2.3. Rangkuman ……………………………………………….......…………. 61 2.4. Tes Formatif 2 ……………………………………………….........………. 61 2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………...........................65 3. Kegiatan Belajar (KB) 3 …………….......................................................66 Kalkulasi Biaya Proses Metode Biaya Rata-Rata dan Metode FIFO Indikator ……………………………………………………………....………66 3.1. Uraian dan contoh .......................................................................... 66 3.2. Latihan 3 …….…………………………………………………....…..... 73 3.3. Rangkuman ……………………………………………………...……. 80 3.4. Tes Formatif 3 …………………………………………………….....….80 3.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………........................ 83 4. Kegiatan Belajar (KB) 4 …………….......................................................84 Sistem Biaya Standar Indikator ………………………………………………………………...…… 84 4.1. Uraian dan contoh ...........................................................................84 A. Analisa Penyimpangan Biaya Standar........................................86 90 B. Akuntansi Biaya Standar............................................................... 4.2. Latihan 4 …….……………………………………....………………..... 95 4.3. Rangkuman …………………………………………....………………. 97 4.4. Tes Formatif 4 ………………………………………….....…………….98 4.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………............................ 101 PENUTUP …………………………………………………………….......……………102 TES SUMATIF …………………………................................................................... 103 KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) ……….......……… 106 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………........………… 107
DTSS DTSS Post Clearance Audit
iii
Akuntansi Biaya
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai dengan Kegiatan Belajar 5. Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut); 3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ini; 4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada bagian akhir modul ini. 6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang benar
x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari
kegiatan belajar
DTSS DTSS Post Clearance Audit
iv
Akuntansi Biaya
PETA KONSEP Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.
Kegiatan Belajar 1 – Akuntansi Biaya Materi : Konsep Biaya; Analisis Perilaku Biaya; Klasifikasi Biaya; Akuntansi Biaya
Kegiatan Belajar 2 – Perhitungan Harga Pokok Produksi Materi : Job Order Costing System; Process Costing System
Kegiatan Belajar 3 – Kalkulasi Biaya Proses Metode Biaya RataRata dan Metode FIFO
Kegiatan Belajar 4 – Sistem Biaya Standar Materi : Analisa Penyimpangan Biaya Standar; Akuntansi Biaya Standar
DTSS DTSS Post Clearance Audit
v
Akuntansi Biaya
A PENDAHULUAN
MODUL AKUNTANSI BIAYA
1. Diskripsi singkat Akuntansi biaya secara garis besar memiliki dua tujuan pokok, yang pertama adalah untuk penetapan harga pokok produksi dan yang kedua adalah untuk pengendalian biaya produksi. Penetapan harga pokok produksi dilakukan melalui akumulasi biaya produksi berdasarkan dua sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System. Untuk Process Cost System, terdapat beberapa variasi model perhitungan biaya produksi tergantung dengan kondisi yang ada. Yang lazim digunakan adalah Pendekatan Biaya Rata-rata dan FIFO. Pengendalian biaya produksi dilakukan melalui biaya yang ditetapkan terlebih dulu (predetermined cost), yang kemudian dikenal dan dikembangkan sebagai sistem biaya standar. Terjadinya penyimpangan terhadap biaya standar, akan dianalisis untuk kemudian ditindak lanjuti dengan langkah pengendalian biaya produksi yang diperlukan oleh manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula
pencatatan (akuntansi)
yang
diperlukan
untuk
perusahaan manufaktur, khususnya kegiatan produksi. Dari sisi pencatatan ini,
DTSS DTSS Post Clearance Audit
1
Akuntansi Biaya akuntansi biaya akan menghasilkan informasi tentang harga pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur. Materi yang akan disajikan dalam modul ini fokus pada pemahaman tentang konsep biaya, perilaku biaya, serta tujuan pokok akuntansi biaya yaitu untuk penghitungan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Pada materi yang pertama, disajikan pola akumulasi biaya produksi berdasarkan sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System. Untuk sistem biaya proses, diperkenalkan berbagai variasi model perhitungan dengan berbagai kondisi, yaitu pendekatan Rata-rata dan FIFO. Dari sisi pengendalian disampaikan penggunaan biaya standar, yang lebih ditekankan pada analisis atas varians biaya produksi serta langkah pengendalian yang diperlukan oleh manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan (akuntansi) yang diperlukan untuk kegiatan produksi.
2. Prasarat Kompetensi 1. Pangkat minimal golongan II/c; 2. Lulusan Prodip III Kepabeanan dan Cukai, DTSD kurikulum s.d. 2005, DTSS kurikulum 2006 dan 2007; 3. Usia maksimal 45 tahun; 4. Sehat jasmani dan rohani; 5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin; 6. Tidak sedang mengikuti diklat lain; 7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC. 8. Sebelum mempelajari modul ini para siswa disyaratkan telah memahami Dasar-dasar akuntansi keuangan pada umumnya, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan akuntansi persediaan. Dan disarankan terlebih dahulu mempelajari dan memahami modul-modul: -
Modul Pengantar Akuntansi
-
Modul Akuntansi Persediaan.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
2
Akuntansi Biaya 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Setelah
mempelajari
modul
ini,
diharapkan
peserta
diklat
dapat
menjelaskan perilaku biaya dalam perhitungan harga pokok produksi, serta dapat melakukan pengalokasian biaya produksi berdasarkan sistem biaya proses (process cost system) dan sistem biaya pesanan (job order cost system). Selain itu, peserta diklat dapat melakukan pengendalian biaya terhadap biaya produksi melalui sistem biaya standar serta dengan pencatatannya.
Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini, diharapkan
peserta diklat dapat
melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem biaya pesanan dan sistem biaya proses. Khusus untuk sistem biaya proses dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu metode Rata-rata dan metode FIFO. Selain itu, peserta diklat diharapkan dapat melakukan pencatatan serta menerapkan pengendalian biaya produksi melalui sistem biaya standar.
4. Relevansi Modul Pada dasarnya audit kepabeanan dan cukai bertujuan untuk menilai kebenaran dari nilai-nilai transaksi atas persediaan baik yang berasal dari impor dan/atau ekspor. Oleh karena itu sebagian besar waktu audit akan banyak tercurah kepada audit atas persediaan tersebut. Di sisi lain dalam praktik akan dijumpai adanya pengelolaan dan penatausahaan persediaan mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Bagi perusahaan dagang tentunnya pengelolaan dan penatausahaan persediaannya cukup sederhana, sehingga perusahaan tersebut tidak memerlukan akuntansi biaya secara khusus. Lain halnya untuk perusahaan
manufaktur.
Pada
jenis
perusahaan
ini
pengelolaan
dan
penatausahaan persediaan yang dimiliki perusahaan cukup rumit. Oleh karena itu perusahaan tersebut memerlukan akuntansi biaya secara khusus.
Auditor Kepabeanan dan Cukai yang tidak memahami akuntansi biaya secara baik, akan gagal melakukan audit yang ditugaskannya. Oleh karena itu
DTSS DTSS Post Clearance Audit
3
Akuntansi Biaya modul ini memegang peranan sentral di dalam diklat PCA ini. Bila anda telah memahami modul akuntansi biaya ini, dan ditambah dengan memahami modul audit kepabeanan dan cukai, maka anda dapat dengan mudah mempelajari modul audit persediaan yang merupakan inti dari audit kepabeanan dan cukai sebagai mana telah dijelaskan di atas.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
4
Akuntansi Biaya
B KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar (KB) 1
AKUNTANSI BIAYA Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu : 1. Menjelaskan konsep-konsep biaya. 2. Menganalisis perilaku biaya 3. Mengklsifikasikan Biaya 4. Menjelaskan proses akuntansi biaya, khusnya yang terkait dengan persediaan. 5. Menentukan harga pokok produksi, harga pokok penjualan, dan perhitungan laba ruginya.
1.1. Uraian dan Contoh Budiman, manajer penjualan PT. Primafood, menerima pesanan seratus ribu kardus mie instan dari Indomart dengan harga Rp 15.000,- per kardus. Budiman menolak pesanan tersebut karena harga normal kepada para penyalurnya adalah Rp 19.000,-. Benarkah keputusan manajer tersebut?
DTSS DTSS Post Clearance Audit
5
Akuntansi Biaya Kondisi perusahaan pada saat ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi PT. Primafood belum sepenuhnya terpakai dan sisa kapasitas produksi masih mampu untuk memenuhi pesanan Indomart. Biaya produksi untuk setiap kardus yang dihitung berdasarkan kapasitas terpakai adalah sebagai berikut: Bahan Baku Rp 4.000,-; Upah Langsung Rp 3.000,-; Biaya Overhead - Variabel Rp 3.000,-; dan Biaya Overhead - Tetap Rp 3.000,-. Apabila Budiman memahami perilaku biaya produksi dan mau mencari informasi tentang biaya tersebut, maka biaya yang relevan untuk setiap kardus mie instan yang dipesan hanya sebesar Rp 10.000,- karena dengan adanya tambahan produk tersebut maka Biaya Overvead – Tetap tidak diperhitungkan lagi. Dengan demikian, masih terdapat keuntungan deferensial sebesar Rp 5.000,- untuk setiap kardus. Uraian di atas menunjukkan pentingnya seorang manajer penjualan memahami perilaku biaya produksi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Akuntansi biaya akan membuka wawasan kita tentang konsep biaya, klasifikasi biaya, serta perilaku biaya dalam kaitannya dengan harga pokok produksi.
A.
Konsep Biaya
Pengertian biaya (Cost) dalam akuntansi biaya adalah pengorbanan sumber daya untuk mendapatkan (menghasilkan) sesuatu. Pengorbanan sumber daya dapat dilakukan melalui: 1). Pengeluaran kas; 2). Janji akan membayar tunai dimasa mendatang; 3) Ekspirasi nilai aktiva ( pemakaian bahan baku dalam produksi, beban penyusutan). Dalam akuntansi biaya, terdapat istilah yang keduanya berkaitan dengan konsep biaya yaitu Cost dan Expense. Seperti telah diuraikan sebelumnya, Cost merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu item. Misal, suatu perusahaan melakukan pembelian barang, maka yang dapat dikategorikan sebagai Cost adalah harga perolehan barang tersebut, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut hingga siap dijual, seperti harga beli, ongkos angkut, asuransi pengangkutan, pungutan bea masuk, biaya inklaring dan sebagainya.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
6
Akuntansi Biaya Expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya. Apabila sebagian barang diatas dijual maka harga perolehan bagian yang terjual tersebut dibebankan sebagai biaya (expense) dengan sebutan Harga Pokok Penjualan.
B.
Analisis Perilaku Biaya Beberapa biaya dapat berubah secara langsung dengan adanya perubahan
kegiatan poroduksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak terpengaruh. Agar manajemen dapat merencanakan kegiatan perusahaannya dengan baik serta dapat mengendalikan biaya dengan efektif, maka manajemen harus mengerti hubungan antara biaya dengan berbagai perubahan kegiatan. Perilaku biaya yang dikaitkan dengan kegiatannya tersebut memerlukan pemahaman tentang konsep biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak akan berubah meskipun volume kegiatan meningkat atau menurun, dalam rentang yang relevan (misalnya kapasitas produksi, masa asuransi). Contoh biaya tetap antara lain adalah beban penyusutan mesin, gaji karyawan tetap, beban asuransi. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat secara proporsional dengan peningkatan volume kegiatan dan
menurun secara
proporsional dengan penurunan volume kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain adalah biaya bahan baku dan upah langsung. Biasanya biaya variabel dapat diidentifikasi secara langsung dengan kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut. Biaya Semi Variabel adalah biaya yang memiliki sifat biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, dalam perencanaan biaya seperti penentuan tarif biaya produksi, maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam unsur-unsur biaya tetap dan variabel.
Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian
biaya akan tergantung pada hasil analisis dan penelaahan yang cermat mengenai hubungan antara biaya dan perubahan kegiatan operasi perusahaan, dan hal itu membutuhkan penggolongan yang relevan. Obyek biaya dalam akuntansi biaya adalah unit dan aktivitas atau fenomena yang dapat dijadikan dasar untuk mengakumulasi (membebankan) dan mengukur biaya. Termasuk dalam kategori unit dan aktivitas atau fenomena
DTSS DTSS Post Clearance Audit
7
Akuntansi Biaya adalah unit produksi, sekumpulan produk, job order process, departemen, kontrak, fungsi dan sebagainya. Pemilihan obiayaek biaya tergantung pada biaya apa yang ingin diketahui. Misalnya seorang manajer ingin mengetahui besarnya biaya per unit produk, maka yang dapat dijadikan sebagai obiayaek biaya adalah unit produksi.
C.
Klasifikasi Biaya Biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan biaya tersebut dengan:
1). Produk Berdasarkan produk, biaya diklasifikasikan menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang secara langsung mengubah bahan menjadi barang jadi, terdiri dari Biaya Bahan Baku Langsung dan Upah Langsung. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung mengubah bahan menjadi barang jadi. 2). Volume kegiatan. Berdasarkan volume kegiatan, biaya diklasifikasikan menjadi biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi variabel. 3). Departemen Berdasarkan
departemen,
pengklasifikasian
biaya
ditujukan
untuk
kepentingan administratif maupun pengendalian pada departemen yang menjadi pusat-pusat biaya. Kinerja para manajer diukur berdasarkan kemampuannya mengendalikan biaya, yaitu dengan membandingkan antara biaya aktual dengan anggarannya. Pengklasifikasi biaya ini juga dikaitkan dengan alokasi beban suatu departemen (misal departemen A) kepada departemen lain (misal departemen B) yang menikmati kontribusi manfaat dari kegiatan departemen A. Oleh karena itu, akan dikenal pengelompokan “Departemen Produksi dan Jasa”. Dalam pengklasifikasian ini, departemen produksi akan dibebani oleh biaya yang terjadi di departemen jasa karena departemen ini telah memberikan kontribusi berupa jasa kepada kegiatan produksi. 4). Periode akuntansi Berdasarkan periode akuntansi, biaya diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure)
DTSS DTSS Post Clearance Audit
dan pengeluaran pendapatan (Revenue
8
Akuntansi Biaya Expenditure). Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk perolehan aktiva yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat dalam periode berjalan dan akan dicatat sebagai beban. 5). Alternatif Keputusan Manajemen sering berhadapan dengan situasi dimana mereka harus mengambil keputusan yang dikaitkan dengan alternatif atau pilihan, misalnya membeli atau membuat sendiri suatu barang yang dibutuhkan, menghentikan atau melanjutkan salah satu bagian usahanya, menerima atau menolak suatu pesanan khusus dengan harga dibawah harga jual normal. Dalam kondisi ini, sangat dibutuhkan pemahaman manajemen tentang biaya yang relevan dan yang tidak relevan dengan berbagai alternatif pilihan tersebut beserta dengan pertimbangannya. Contoh biaya yang berhubungan dengan alternatif keputusan antara lain Defferential Cost, Opportunity Cost, dan Sunk Cost. Dalam modul ini, fokus yang dibicarakan adalah pengklasifikasi biaya berdasarkan produk. Berikut ini adalah biaya produksi yang terdapat pada perusahaan manufaktur yaitu: •
Bahan Baku Langsung (Direct Material), meliputi material (bahan baku) yang secara fisik menjadi bagian dari produk jadi dan secara terpisah dapat dengan mudah ditelusuri ke produk jadi.
•
Upah Langsung (Direct Labor),
adalah biaya gaji dan upah yang
dikeluarkan dalam rangka mengubah bahan baku menjadi produk jadi (Finished Goods). •
Biaya
Produksi
Tidak
Langsung
(Factory
Overhead),
mencakup
pemakaian bahan pembantu, upah tidak langsung, dan biaya lain yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk.
D.
Akuntansi Biaya Sebagai bagian dari akuntansi keuangan (akuntansi umum), akuntansi
biaya dimaksudkan untuk menghasilkan ketepatan dalam pencatatan dan pengukuran berbagai unsur biaya (produk) pada saat terjadi, saat ditransfer ke bagian lain serta saat dialokasikan ke produk yang bersangkutan. Sebagaimana
DTSS DTSS Post Clearance Audit
9
Akuntansi Biaya telah dijelaskan, tujuan sistem akuntansi biaya adalah untuk pengendalian biaya (produk)
dan
perhitungan
Harga
Pokok
Produksi.
Pengendalian
biaya
dimaksudkan untuk menghasilkan output (produk) secara maksimal dengan biaya yang minimal, sedangkan penentuan harga pokok produk dimaksudkan untuk mengukur nilai persediaan dan harga pokok penjualan. Tujuan akuntansi biaya tidak terlepas dari pengukuran harga pokok penjualan karena harga pokok produksi merupakan dasar penentuan harga pokok
penjualan. Namun demikian, penentuan
harga
pokok penjualan
merupakan bidang dari akuntansi keuangan. Berikut ini gambaran secara umum penghitungan harga pokok penjualan:
Saldo awal Barang Dalam Proses Pemakaian Bahan Baku (+) Biaya Produksi Biaya Upah Langsung Factory Overhead (─) Saldo akhir Barang dalam Proses
Saldo awal bahan Baku (+) Pembelian bahan baku (─)Saldo akhir bahan baku
Harga Pokok Produksi (+) Saldo awal Barang Jadi (─) Saldo akhir Barang Jadi
Rp. Rp. (Rp.
Harga Pokok Penjualan
Rp.
)
Ilustrasi berikut ini menunjukkan hubungan keduanya secara komprehensif . Neraca awal tahun 2006 PT. Bhatara Indah serta transaksi yang terjadi selama bulan Januari 2006 disajikan berikut ini: PT Bhatara Indah Neraca Per 1 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Lancar Kas Surat Berharga Piutang Usaha Persediaan : Barang Jadi
183.000 76.000 313.100
68.700
Kewajiban Lancar Hutang Usaha Hutang Pajak Penghasilan Bagian Hutang jangka pan jang yang akan jatuh tempo
553.000 35.700 20.000 608.700
Kewajiban jangka Panjang 204.400
DTSS DTSS Post Clearance Audit
10
Akuntansi Biaya 813.100 Brng. Dlm Proses 234.300 Bahan Baku 135.300 Biaya Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan 580.600 Mesin/Perltn. 1.643.000 2.223.600 Ak Penyusutan (1.010.700) Total Aktiva
438.300 15.800 1.026.200
Modal Saham Biasa Laba yang Ditahan
528.000 939.500 1.467.500
41.500
1.212.900 1.254.400 2.280.600
Total Kewajiban & Modal
2.280.600
Transaksi selama bulan Januari 2006 adalah sebagai berikut: (dalam rupiah) a
Pembelian bahan secara kredit
b
Pemakaian bahan dalam bulan Januari:
c
Untuk produksi
80.000.000
Untuk bahan pembantu
12.000.000
Pembayaran Gaji bulan Januari sebesar dikurangi Pajak Penghasilan
d
100.000.000
160.000.000,30.400.000,-
129.600.000
Alokasi Biaya Gaji adalah : Untuk Upah langsung Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) Untuk Bagian Pemasaran Untuk Bagian Administrasi
e
92.000.000
65% 15%
104.000.000 24.000.000
13%
20.800.000
7%
11.200.000
Pencatatan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 16.000.000,- yang dialokasikan: Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor)
f
g
80%
Untuk Bagian Pemasaran
13%
Untuk Bagian Administrasi
7%
Biaya Overhead Pabrik terdiri dari: Penyusutan Bangunan, Mesin dan Peralatan
8.500.000
Asuransi (dibayar dimuka)
1.200.000
Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar
DTSS DTSS Post Clearance Audit
26.340.000
11
Akuntansi Biaya 70% dibayar tunai, sisanya masih terhutang (hutang usaha) h
Penerimaan dari penagihan pada pelanggan
205.000.000
i
Pembayaran : Hutang Usaha
227.000.000
Pajak yang terhutang j
35.700.000
Pembebanan Biaya Overhead pabrik ke Barang Dalam 84.840.000
Proses k
Transfer barang yang telah selesaikan ke gudang barang jadi
l
Penjualan senilai 384.000.000,-
320.000.000
40% diterima tunai, dan sisanya masih
berupa tagihan. Harga Pokok Penjualan adalah 75% dari penjualan m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan
26.000.000
Sajikan pencatatan transaksi selama bulan Januari 2006 dan susun laporan Keuangan untuk akhir Januari 2006.
Pencatatan melalui jurnal disajikan sebagai berikut: A B
C
D
e
f
g
Bahan Hutang Usaha Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Bahan Biaya Gaji Hutang Pajak Penghasilan Kas Barang dalam Proses Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Biaya gaji Pengendali Overhead Pabrik Biaya Pemasaran Biaya Administrasi Hutang Pajak Penghasilan Pengendali Overhead Pabrik Akm. Penyusutan Bangunan, Mesin, Perlt. Asuransi Dibayar Dimuka Pengendali Overhead Pabrik Kas
DTSS DTSS Post Clearance Audit
100.000.000 100.000.00 80.000.000 12.000.000 92.000.000 160.000.000 30.400.000 129.600.000 104.000.000 24.000.000 20.800.000 11.200.000 160.000.000 12.800.000 2.080.000 1.120.000 16.000.000 9.700.000 8.500.000 1.200.000 26.340.000 18.438.000
12
Akuntansi Biaya Hutang usaha h
7.902.000
Kas
205.000.000
Piutang Usaha Hutang usaha i Hutang Pajak Penghasilan Kas Barang Dalam Proses j Pengendali Overhead Pabrik k Barang Jadi Barang Dalam Proses K a s l Piutang Usaha Penjualan -------------------------------------------------Harga Pokok penjualan Barang Jadi m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan Hutang Pajak Penghasilan
205.000.000 227.000.000 35.700.000 262.700.000 84.840.000 84.840.000 320.000.000 320.000.000 153.600.000 230.000.400 384.000.000 288.000.000 288.000.000 26.000.000 26.000.000
Dari pencatatan bulan Januari 2006 tersebut, mutasi (perubahan) yang terjadi menghasilkan laporan – laporan sebagai berikut:
PT Bhatara Indah Perhitungan Rugi-Laba Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Penjualan 384.000 (-) Harga Pokok Penjualan (288.000) Laba Kotor 96.000 (-) Biaya Operasional : Biaya Pemasaran 22.880 Biaya Administrasi 12.320 (25.200) Laba Operasi 60.800 (-) Penyisihan untuk Pajak Penghasilan (26.000) Laba Bersih 34.800 PT Bhatara Indah Perhitungan Harga Pokok Penjualan Untuk bulan Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Bahan langsung Persediaan Bahan, 1 Januari 2006 135.300 Pembelian 100.000
DTSS DTSS Post Clearance Audit
13
Akuntansi Biaya Bahan yang tersedia untuk dipakai (-) Pemakaian bahan pembantu 12.000 Persediaan Bahan, 31 Jan. 2006 143.300 Bahan langsung yang digunakan Upah langsung Overhead Pabrik: Bahan Tidak langsung Upah tidak langsung Pajak Penghasilan Penyusutan Pabrik Asuransi Overhead Pabrik lainnya Biaya Produksi bulan Januari (+) Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan Total Biaya produksi (-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Jan Harga Pokok Produksi (+) Persediaan Barang Jadi, 1 Jan Barang yang tersedia untuk dijual (-) Persediaan Barang Jadi, 31 Jan Harga Pokok Penjualan
235.300 (155.300) 80.000 104.000 12.000 24.000 12.800 8.500 1.200 26.340
Mesin/Perltn.
PT Bhatara Indah Neraca Per 31 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah) Kewajiban Lancar 130.862 Hutang Usaha 76.000 Hutang Pajak Penghasilan 338.500 Bagian Hutang jangka pan jang yang akan jatuh tempo Total Kewajiban lancar Kewajiban jangka Panjang Total Kewajiban 427.140 14.600 Modal 987.102 Saham Biasa Laba yang Ditahan 41.500 Saldo per 1 Januari Laba Bersih bulan Januari Total Laba yang Ditahan
Total Aktiva
1.204.400 1.245.900 2.233.002
Aktiva Lancar Kas Surat Berharga Piutang Usaha
Persediaan : Barang Jadi 100.700 Brng. Dlm Proses 183.140 Bahan Baku 143.300 Biaya Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan 580.600 1.643.000 2.223.600 Ak Penyusutan (1.019.200)
DTSS DTSS Post Clearance Audit
Total Modal Total Kewajiban & Modal
84.840 268.840 234.300 503.140 (183.140) 320.000 68.700 388.700 (100.700) 288.000
433.902 72.400
20.000 526.302 204.400 730.702
528.000 939.500 24.800 974.300 ---------1.502.300 2.233.002
14
Akuntansi Biaya 1.2. Latihan 1 Soal 1 (Perhitungan ) Neraca Saldo PT. Menara Gading per 31 Desember 2006 menunjukkan saldo sebagai berikut (dalam ribuan rupiah): Penjualan
14.500.500
Pembelian (netto)
2.400.000
Ongkos angkut – masuk
32.000
Biaya Upah Langsung
3.204.000
Biaya Gaji - Penjualan
200.000
Retur dan Potongan Harga Penjualan
25.200
Biaya Overhead Pabrik
1.885.600
Biaya Iklan
155.000
Beban Pengiriman
65.000
31 Des. 2006
31 Des. 2005
Persediaan Baran Jadi
567.400
620.000
Barang Dalam Proses
136.800
129.800
Bahan
196.000
176.000
Diminta menghitung: 1. Total Biaya Produksi 2. Harga Pokok Produksi 3. Harga Pokok Penjualan
Soal 2 PT. Busana Indah Garment memproduksi pakaian berdasarkan model yang dipesan. Informasi berikut ini tersedia di awal bulan Mei 2006 Persediaan Bahan
Rp 16.200.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses
Rp 3.600.000,-
Selama bulan Mei 2006, bahan seharga Rp 20.000.000,- telah dibeli. Jumlah Upah Langsung yang dibayarkan Rp 16.500.000,- dan Biaya Overhead Pabrik sejumlah Rp 8.580.000,-. Persediaan pada akhir Mei 2006 diketahui sebagai berikut : Persediaan Bahan
Rp 17.000.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses
Rp 7.120.000,-
Siapkan perhitungan Harga Pokok Produksi untuk bulan Mei 2006! Soal 3. Berikut ini data akuntansi PT. Elang Perdana untuk tahun 2006 (dalam rupiah):
DTSS DTSS Post Clearance Audit
15
Akuntansi Biaya Kas
240.000.000
Piutang Usaha
248.000.000
Persediaan
1 Jan. 2006
31 Des. 006
Barang Jadi
54.000.000
66.000.000
Barang Dalam Proses
29.800.000
38.800.000
Bahan
88.000.000
64.000.000
Pembelian Bahan
366.000.000
Potongan Penjualan
8.000.000
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan
468.400.000
Biaya Pemasaran dan Administrasi
344.200.000
Beban Penyusutan 116.000.000 (90% untuk pabrik, 10% untuk Pemasaran & Administrasi) Penjualan 1.844.000.000 Biaya Upah Langsung
523.600.000
Ongkos angkut bahan yang dibeli
6.600.000
Pendapatan Sewa
64.000.000
Bunga hutang obliges
16.000.000
Diminta : Siapkan perhitungan Harga Pokok Penjualan!
Soal 4. PT, Kubota Industry memproduksi mesin-mesin khusus yang dibuat sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Informasi berikut ini tersedia pada awal bulan Agustus 2006. Persediaan Bahan Persediaan Barang Dalam Proses
Rp 16.200.000,3.600.000,-
Selama bulan Agustus pembelian bahan (langsung) sebesar Rp. 20.000.000,sedangkan Upah langsung dibebankan 16.500.000,- dan biaya Overhead Pabrik sebesar 8.580.000,Persediaan akhir Agustus 2006 diketahui: Bahan Barang Dalam Proses
Rp. 17.000.000,7.120.000,-
Sajikanlan perhitungan harga pokok produksi! Soal 5 PT. Permata membeli bahan senilai Rp 110.000.000,- selama bulan Juni 2006. Harga Pokok Penjualan dalam bulan tersebut adalah Rp 345.000.000,-. Biaya
DTSS DTSS Post Clearance Audit
16
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik dibebankan 50% dari biaya Upah Langung. Informasi lain sehubungan dengan persediaan dan produksi perusahaan adalah sebagai berikut (dalam rupiah): Persediaan
Awal
Akhir
Barang Jadi
102.000.000 105.000.000
Barang Dalam Proses
40.000.000
36.000.000
Bahan baku
20.000.000
26.000.000
(1). Susunlah perhitungan Harga Pokok Produksi. (2). Hitung biaya utama yang dibebankan ke Barang Dalam Proses selama bulan tersebut. (3). Hitung biaya konversi yang dibebankan ke Barang Dalam Proses.
Soal. 6 Informasi berikut ini tersedia untuk tiga perusahaan pada akhir tahun (dalam rupiah): PT. Intan Mulia
Barang Jadi, 1 Januari
600.000.000,-
Harga Pokok Produksi
3.800.000.000,-
Penjualan
4.000.000.000,-
Laba Kotor dari penjualan Persediaan Barang Jadi, 31
20% ?
Desember
PT. Lautan
Ongkos angkut masuk
20.000.000,-
Retur Pembelian
80.000.000,-
Intan
Beban Pemasaran
200.000.000,-
Persediaan Barang Jadi, 31
190.000.000,-
Desember Harga Pokok Penjualan Barang yang tersedia untuk dijual
PT. Berlian
Laba Kotor
DTSS DTSS Post Clearance Audit
1.300.000.000,?
96.600.000,-
17
Akuntansi Biaya Harga Pokok Produksi
340.000.000,-
Persediaan Barang Jadi, 1 Januari
45.000.000,-
Persediaan Barang Jadi, 31
52.000.000,-
Desember Barang Dalam Proses 1 Januari
28.000.000,-
Barang Dalam Proses 31
38.000.000,-
Desember Penjualan
?
Hitunglah jumlah-jumlah yang ditunjukkan oleh tanda tanya untuk perusahaan tersebut.
Soal 7 Berikut ini data akuntansi yang disajikan PT. Permata untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 (dalam rupiah): Penjualan
56.000.000,-
Persediaan
Per 31 Desember 2006
Per 1 Januari 2006
Barang jadi
5.100.000,-
3.500.000,-
Barang Dalam Proses
7.500.000,-
4.000.000,-
Bahan
4.250.000,-
4.000.000,-
Pembelian Bahan
18.000.000,-
Biaya Upah Langsung
7.500.000,-
Overhead pabrik yang dibebankan ke poduksi
5.000.000,-
Beban Pemasaran 5% dari penjualan Beban Administrasi 2% dari penjualan Beban lainnya 1% dari penjualan
Diminta: 1. Susunlah perhitungan Harga Pokok Penjualan tahun 2006. 2. Susunlah perhitungan Laba – Rugi tahun 2006.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
18
Akuntansi Biaya Soal 8 (Pencatatan ) Transaksi-transaksi berikut ini berkaitan dengan transaksi kegiatan pabrik pada PT. Semesta Alam selama bulan Juli 2006: a. Pemakaian Bahan Baku sebesar Rp 24.500.000,- dan Bahan Tidak Langsung
Rp 4.500.000,-.
b.
Biaya Gaji sebesar Rp 44.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%.
c.
Daftar gaji terdiri dari: Upah Langsung
d.
Rp. 30.000.000,-
Upah Tidak Langsung
Rp 6.000.000,-
Gaji Bagian Penjualan
Rp 8.000.000,-
Biaya produksi lainnya sebesar Rp 7.500.000,-.
e. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke produksi sebesar Rp 22.932.000,-. f.
Biaya produksi yang telah selesai bulan Juli berjumlah Rp 60.000.000,-.
g.
Pembelian bahan sejumlah Rp 50.000.000,-.
h.
Pengiriman barang ke pelanggan senilai Rp 26.000.000,- dengan harga pokok sebesar Rp 20.000.000,-.
Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
Soal 9 (Pencatatan ) Berikut ini transaksi selama bulan Mei 2006 yang dilakukan oleh PT. Bumi Sentosa: a. Pembelian bahan baku senilai Rp 120.000.000,- dengan syarat n/30. b.
Biaya gaji bulan ini sebesar Rp 90.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan Gaji bagian Administrasi
c.
Rp. 45.000.000,Rp
9.000.000,-
Rp 15.000.000,Rp 21.000.000,-
Pembelian bahan tidak langsung dan perbekalan lainnya secara kredit Rp26.250.000,-.
d.
Permintaan bahan selama bulan ini: Untuk produksi Bahan tidak langsung Perbekalan pengiriman (ekspedisi)
DTSS DTSS Post Clearance Audit
Rp 60.000.000,15.000.000,4.000.000,-
19
Akuntansi Biaya e. Pengiriman perbekalan yang rusak senilai Rp 900.000,- di-retur ke penjual. f.
Hutang sejumlah Rp 142.500.000,- dilunasi, termasuk hutang gaji.
g.
Penyusutan mesin pabrik sebesar Rp 1.000.000,-.
h.
Beban pabrik lainnya, sejumlah Rp 6.900.000,- dicatat sebagai kewajiban.
i.
Biaya Overhead Pabrik - Aktual sebesar Rp 38.056.000,- dibebankan ke produksi.
j.
Barang Jadi dengan total biaya total sebesar Rp 126.000.000,- ditransfer ke gudang.
k.
Penjualan sejumlah Rp150.000.000,- dengan harga pokok produksi Rp96.000.000,-.
Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
Soal 10 (Pencatatan ) Berikut ini transaksi selama bulan Juni 2006 yang dilakukan oleh PT. Cemara Tujuh: a. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Bahan tidak langsung b.
Rp 18.500.000,2.800.000,-
Barang Dalam Proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 51.800.000,-.
c.
Pembelian bahan sejumlah Rp 32.000.000,- secara kredit.
d.
Gaji setelah dikurangi PPh. 21 adalah sebesar Rp 38.000.000,- dan telah dibayar.
e. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Upah tidak langsung
18 %
Gaji bagian Penjualan
17 %
Gaji bagian Administrasi f.
55 %
10 %
Biaya Overhead pabrik lannya adalah: Penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 9.450.000,Beban asuransi pabrik Beban lainnya yang masih terhutang
600.000,1.250.000,-
g.
Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 28.100.500,- dibebankan ke produksi.
h.
Penjualan kredit sejumlah Rp 92.120.000,- dengan laba sebesar 40% dari
DTSS DTSS Post Clearance Audit
20
Akuntansi Biaya harga pokok penjualan. i.
Hasil penagihan piutang sebesar Rp 76.000.000,-.
Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
Soal 11 (Pencatatan ) PT. Bulan Bintang telah membayar Upah Langsung sebesar Rp 50.000.000,selama bulan Januari 2006. Berikut ini disajikan data akuntansi untuk biaya produksi (dalam rupiah): Per 1 Jan. 2006 Persediaan barang jadi
28.000.000
Per 31 jan. 2006 45.000.000
Persd. Barang Dalam Proses
12.000.000
14.000.000
Persediaan bahan baku
17.000.000
24.000.000
Harga Pokok Penjualan
--
140.000.000
Pengendali Overhead pabrik
--
25.000.000
Susunlah kembali ayat-ayat jurnal untuk mencatat informasi diatas!
Soal 12 (Pencatatan ) Saldo perkiraan dalam data akuntansi PT. Bunga Lestari per 1 Januari 2006 disajikan sebagai berikut (dalam rupiah): Debit
Kredit
Kas
20.000.000
Hutang Usaha
Piutang Usaha
25.000.000
Hutang gaji
Persd. Barang jadi Barang Dlm. Proses Bahan
2.250.000
9.500.000
Akumulasi penyusutan
10.000.000
4.500.000
Saham Biasa
60.000.000
Laba yang Ditahan
21.250.000
10.000.000
Mesin - mesin
15.500.000
40.000.000
Berikut ini transaksi yang dilakukan selama bulan Januari 2006: a. Pembelian bahan sejumlah Rp 92.000.000,- secara kredit. b.
Biaya Overhead Pabrik lainnya yang diperhitungkan sebesar Rp 18.500.000,-.
c.
Biaya Gaji dan Upah dialokasikan untuk: Upah Langsung Upah tidak langsung Gaji bagian Penjualan
DTSS DTSS Post Clearance Audit
Rp 60.500.000,12.500.000,8.000.000,-
21
Akuntansi Biaya Gaji bagian Administrasi
5.000.000,-
Pembayaran gaji/Upah sudah dilakukan dengan potongan PPh 21 sebesar 5% d.
Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung
Rp 82.500.000,-
Bahan tidak langsung
8.300.000,-
e. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 47.330.000,- dibebankan ke produksi. f.
Barang dalam proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 188.000.000,-
g.
Barang jadi senilai Rp 12.000.000,- belum terjual. Penjualan akan dilakukan dengan syarat 2/10, n/60, mark up 30% diatas harga pokok produksi.
h.
Dari seluruh piutang usaha, 80% telah ditagih, dikurangi 2% potongan penjualan.
i.
Berbagai beban sejumlah Rp 30.000.000,- belum dibayar, dan dialokasikan sebagai beban pemasaran 60% dan sisanya beban administrasi.
j.
Daftar cek menunjukkan adanya pembayaran sebesar Rp104.000.000,- untuk kewajiban selain gaji:
1. Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas dan lakukan posting ke buku besar 2. Susunlah Neraca Saldo akhir Januari 2006
1.3. Rangkuman 1. Pengertian biaya dapat dilihat dari dua sisi yakni Cost dan Expense. Cost (biaya
perolehan)
merupakan
pengorbanan
sumber
daya
untuk
memperoleh suatu barang, sedangkan expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya, pada suatu periode. 2. Pemahaman manajemen terhadap perilaku biaya (biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel) sangat berkaitan erat dengan kegiatannya sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan. Selain itu, pengetahuan pihak manajemen tentang pengklasifikasian biaya akan dapat
memberikan
informasi
pendukung,
yang
diperlukan
untuk
pembebanan biaya ke harga produksi serta biaya non produksi.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
22
Akuntansi Biaya 1.4. Test Formatif – 1 Setelah mempelajari materi bahan ajar serta rangkuman, agar Saudara mudah memahami bahan ajar ini, di bawah ini test formatif yang harus Saudara kerjakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Saudara atas bahan ajar ini. Pilihlah jawaban yang Saudara anggap paling benar dengan cara melingkari jawaban yang tersedia a, b, c atau d. 1. Mana dari pernyataan berikut yang paling benar berkaitan dengan cost dan expense: a. Cost adalah merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu barang tertentu. b. Expense adalah
cost yang telah dibagi-bagi menjadi biaya secara
sisteatis. c.
Cost adalah bagian dari expense yang telah dibebankan dalam periode tertentu.
d. Ekspense adalah semua harga perolehan untuk mendapatkan barang tertentu.
2. Agar manajemen dapat merencanakan dan mengendalikan biaya dengan baik, maka manajemen harus dapat memisahkan biaya-biaya berikut: a. Biaya langsung dan biaya biaya umum b. Biaya umum dan biaya khusus c. Biaya tetap dan biaya variabel d. Cost dan expense. 3. Biaya yang jumlahnya meningkat secara proporsional dengan peningkatan volume kegiatan disebut... a. Biaya Tetap b. Biaya variabel c. Biaya semivariabel d. Biaya relevan 4. Biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun volume kegiatan meningkat dan menurun disebut:
DTSS DTSS Post Clearance Audit
23
Akuntansi Biaya a. Biaya oportunitas b. Biaya Tetap c. Biaya variabel d. Biaya relevan 5. Yang dapat menjadi obyek biaya sebagai dasar untuk mengakumulasikan dan mengukur biaya adalah hal-hal berikut, kecuali... a. Unit produksi b. Aktivitas c. Departemen d. Manajemen 6. Berdasarkan keterkaitannya dengan produk, biaya dapat dikelompokkan menjadi... a. Biaya tetap dan biaya variabel b. B iaya langsung dan baiaya tidak langsung. c. Biaya vriabel dn semi variabel d. Biaya relevan dan tidk relevan. 7. Berdasarkan volume kegiatan, biaya diklasifikasikan menjadi... a. Biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya bersama b. Biaya variabel dan biaya tetap c. Biaya variabel, biaya tetap dan biaya semi variabel. d. Biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya semi langsung. 8. Pengeluaran untuk memperoleh aktiva yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi disebut: a. Capital expenditure b. Revenue expenditure c. Ekstraordinary expense d. Semua jawaban di atas salah 9. Yang termasuk prime cost adalah... a. Biaya Bahan baku langsung dan bahan pembantu b. Biaya bahan baku langsung dan upah langsung c. Biaya bahan baku dan biaya overhead. d. Biaya upah langsung dan baiaya overhead.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
24
Akuntansi Biaya 10. Yang termasuk dalam biaya overhead adalah.... a. Biaya bahan langsung dan bahan pembantu b. Biaya upah langsung dan upah tidak langsung c. Biaya bahan pembantu, biaya upah tidak langsung dan biaya lainnya yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke produk. d. Biaya bahan langsung, biaya bahan pembantu, biaya upah langsung dan biaya upah pembantu.
11. Yang termasuk dalam conversion cost adalah: a. Biaya Bahan baku langsung dan bahan pembantu b. Biaya bahan baku langsung dan upah langsung c. Biaya bahan baku dan biaya overhead. d. Biaya upah langsung dan baiaya overhead.
12. Biaya produksi dapat dihitung dengan cara berikut...... a. Pemakaian bahan baku ditambah biaya upah langsung. b. Saldo awal bahan baku ditambah pembelian dan saldo akhir. c. Harga pokok produksi ditambah saldo akhir barang dalam proses dikurang saldom awal barang dalam proses. d. Harga pokok penjualan dikurangi saldo akhir barang jadi.
13. Ayat jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara kredit adalah a. Debit Bahan Baku, kredit Kas b. Debit Bahan Baku, kredit Utang Dagang c. Debit Kas, kredit Bahan Baku d. Debit Utang, Kredit Bhan Baku.
14. Pembebanan biaya overhead pabrik ke barang dalam proses dijurnal sebagai berikut: a. Debit: Barang dalam Proses, Kredit: Pengendali Overhead Pabrik b. Debit: Harga Pokok Penjualan, Kredit: Biaya Overhead c. Debit: Pengendali Overhead Pabrik, Kredit: Barang dalam Proses d. Debit: Barang jadi, Kredit Biaya Overhead
DTSS DTSS Post Clearance Audit
25
Akuntansi Biaya 15. Mana dari pernyataan berikut yang tidak benar: a. Pemakaian bahan baku dijurnal dengan mendebit akun ’Barang Dalam Proses’ dan mengkredit akun ’Persediaan bahan’. b. Pemakain Bahan penolong dijurnal dengan mendebit akun ’’Barang dalam Proses’, dan mengkredit akun ’Persediaan bahan’. c. Upah Pengawas pabrik dijurnal dengan mendebit akun ’Pengendali Overhead Pabrik’, dan mengkredit akun ’Barang dalam Proses’. d. Beban penyusutan peralatan pabrik dijurnal dengan mendebit akun ’Pengendali Overhead Pabrik’, dan mengkredit akun ’Barang dalam Proses’.
1.2. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi hak dan kewajiban serta keberatan dan banding perpajakan.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
26
Akuntansi Biaya Kegiatan Belajar (KB) 2
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu :
1.Menghitung harga pokok berdasarkan ’Job Order Cost System’ 2.Membuat ’Kartu Biaya Produksi Pesanan’ 3. Menjelaskan akuntansi ’Job Order Cost System’ 4. Menghitung harga pokok berdasarkan ’Process Cost System’ 5.Membuat ’Laporan Biaya Produksi’
1.3. Uraian dan Contoh Sumanto tersenyum simpul menghitung keuntungan penjualan tahu hari ini karena produksi tahu kemarin siang yang telah menghabiskan satu kwintal kedelai, telah habis terjual pagi ini dengan keuntungan sebesar Rp 125.000,-. Benarkah Sumanto memperoleh keuntungan sejumlah itu? Kondisi sebenarnya
menunjukkan bahwa
perhitungan keuntungan
tersebut tidak didasarkan pada harga pokok produksi yang tepat karena formula yang digunakan adalah jumlah kedelai yang digunakan ditambah dengan upah untuk dua pegawai yang dibayar harian. Ia tidak memperhitungkan pemakaian kayu bakar, upahnya sendiri dan upah istrinya yang ikut bekerja, serta pemakaian fasilitas di rumahnya yang seharusnya dibebankan ke harga pokok produksi. Apa yang terjadi dengan pengusaha tahu tersebut telah menggambarkan bahwa kesalahan dalam persepsi tentang harga pokok produksi telah menyebabkan informasi tentang keuntungan menjadi bias. Dalam penentuan harga pokok produksi, berbagai biaya yang relevan dengan proses produksi harus dialokasikan atau diakumulasikan ke produk yang bersangkutan. Akumulasi biaya ini merupakan sistem perhitungan harga pokok
DTSS DTSS Post Clearance Audit
27
Akuntansi Biaya produksi (production costing system) dengan cara membebankan unsur-unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Terdapat dua metode pokok dalam akumulasi biaya produksi yaitu Job Oder Costing dan Process Costing. Kedua metode tersebut merupakan fokus pembahasan kegiatan belajar ini.
A.
Job Order Costing System Dalam sistem ini, biaya produksi diperoleh dengan cara mengalokasikan
berbagai biaya ke masing-masing unit atau sekumpulan produk sejenis (batch) melalui proses produksi dengan langkah yang berbeda satu sama lain. Metode ini biasa dipergunakan pada perusahaan garment, percetakan, furniture, industri pesawat terbang, konstruksi dan sebagainya. Untuk setiap order (pesanan) atau job (batch atau lot) akan disiapkan sebuah kartu yang disebut “Job Order Cost Sheet” atau “Cost Sheet”. Semua biaya yang dibebankan pada suatu order akan dicatat ke dalam kartu tersebut. Jadi fungsi dari Cost Sheet adalah untuk mencatat/mengumpulkan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang dibebankan pada suatu pekerjaan (order). Oleh karena itu, pada setiap Cost Sheet harus dicantumkan nomor ordernya, sehingga akan mempermudah proses pengumpulan dan pembebanan biaya terhadap order yang dikerjakan. Contoh: PT Busana Garment menjalankan kegiatannya dengan menerima pesanan garment. Data persediaan pada tanggal 1 Mei 2007 disajikan sebagai berikut (dalam rupiah): Barang Jadi
1.500.000,-
Barang Dalam Proses
1.907.000,-
Barang Dalam Proses: Job 021 PT. Pelangi
Job 022 PT. Mutiara
Job 023 PT. Matahari
Bahan Baku
280.000,-
340.000,-
180.000,-
Upah Langsung
210.000,-
270.000,-
135.000,-
Overhead (applied)
168.000,-
216.000,-
108.000,-
Jumlah
658.000,=======
826.000,=======
423.000,=======
No. Job/Pesanan
Transaksi selama bulan Mei 2007 adalah sebagai berikut (dalam rupiah):
DTSS DTSS Post Clearance Audit
28
Akuntansi Biaya Mei 5 Pembelian bahan baku (kredit) sejumlah
2.200.000,-
7 Pemakaian: Bahan Penolong
240.000,-
Bahan baku untuk
Job 021:
530.000,-
Job 022:
740.000,-
Job 023:
590.000,-
Job 022:
20.000,-
8 Pengembalian dari pabrik ke gudang Bahan Baku Langsung Bahan Tidak Langsung
40.000,-
10 Pembayaran Gaji setelah dikurangi (PPh 21) sebesar
307.800,-
72.200,10 Biaya Gaji dialokasikan untuk: 55% ke Upah Langsung 15% ke Biaya Penjualan 20% ke Upah tak langsung 10% Biaya Administrasi Alokasi Upah Langsung untuk:
Job 021:
64.200,-
Job 022:
81.600,-
Job 023:
63.200,-
11 Biaya Overhead lainnya terdiri dari: Biaya Penyusutan Bangunan dan Peralatan Pabrik
20.000,2.500,-
Biaya Asuransi Pabrik yang jatuh tempo
32.500,-
Biaya yang terutang (belum dibayar) 11 Biaya Overhead pabrik yang diterapkan dan dibebankan terhadap ketiga produk pesanan tersebut adalah 80% dari Upah Langsung untuk bulan yang bersangkutan. 12 Pekerjaan 021, 022, dan 023 telah selesai dan dikirim ke gudang barang jadi 14 Pesanan 021, 022, dan 023 dikirim dan ditagih dengan tambahan laba sebesar 40% dari harga pokok. Alokasi biaya operasional sebagai berikut: Pesanan No. 021:
Rp 65.178,-
022:
84.644,-
DTSS DTSS Post Clearance Audit
29
Akuntansi Biaya 023:
56.388,-
Sajikanlah : 1. Kartu Biaya Produksi Pesanan untuk ketiga pesanan yang diterima. 2. Jurnal yang diperlukan bulan Mei 2006.
Kartu Biaya Produksi Pesanan disajikan di halaman berikutnya PT. Busana Garment Bogor
KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 021 Pemesan : PT. Pelangi Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BIAYA BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007
Tanggal 10 Mei 2007
Tanggal 11Mei 2007
Jumlah 530.000,BIAYA UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam 8.025,8 OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 64.200,-
Jumlah 64.200,-
Jumlah 51.360,-
============================================================ WIP Awal 658.000,- Penjualan 1.824.984,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.303.560,Bahan baku 530.000,- Laba Kotor 521.424,Upah Langsung 64.200,- Biaya Operasional (65.178,-) Overhead yang Laba Bersih 456.246,diterapkan 51.360,======== Harga Pokok 1.303.560,Produksi ========
DTSS DTSS Post Clearance Audit
30
Akuntansi Biaya PT. Busana Garment Bogor
KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 022 Pemesan : PT. Mutiara Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BIAYA BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007 8 Mei 2007
Tanggal 10 Mei 2007
Tanggal 11Mei 2007
Jumlah 740000,( 20.000,-) 720.000,BIAYA UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam 8.025,OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 81.600,-
Jumlah 81.600,-
Jumlah 65.280,-
============================================================ WIP Awal 826.000,- Penjualan 2.370.032,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.692.880,Bahan baku 720.000,- Laba Kotor 677.152,Upah Langsung 81.600,- Biaya Operasional (84.644,-) Overhead yang Laba Bersih 592.508,diterapkan 65.280,======== Harga Pokok 1.692.880,Produksi ========
DTSS DTSS Post Clearance Audit
31
Akuntansi Biaya PT. Busana Garment Bogor
KARTU BIAYA PRODUKSI PESANAN (Job Order Cost Sheet) No. Pesanan: 023 Pemesan : PT Matahari Tgl. Penyerahan : 14 Mei 2007 BAHAN BAKU Tanggal 7 Mei 2007
Tanggal 10 Mei 2007
Tanggal 11Mei 2007
Jumlah 590.000,UPAH LANGSUNG Tarif/jam Jam
OVERHEAD PABRIK YANG DITERAPKAN Tarif/jam Upah Langsung 80% 63.200,-
Jumlah 63.200,-
Jumlah 50.560,-
============================================================ WIP Awal 432.000,- Penjualan 1.577.464,Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.126.760,Bahan baku 590.000,- Laba Kotor 450.704,Upah Langsung 63.200,- Biaya Operasional (56.338,-) Overhead yang Laba Bersih 394.366,diterapkan 50.560,======== Harga Pokok 1.126.760,Produksi ========
Aspek Akuntansi ( Pencatatan) Pencatatan berbagai biaya yang dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan akan ditampung ke dalam perkiraan (akun) Barang Dalam Proses (Work in Process). Apabila proses produksi telah selesai, maka seluruh nilai yang tercantum dalam perkiraan tersebut dipindahkan ke perkiraan Barang Jadi (Finished Goods). Untuk pembebanan biaya langsung (Bahan Baku dan Upah Langsung) dilakukan berdasar pengeluaran aktual (sesungguhnya), sedangkan untuk biaya tidak langsung digunakan tarif yang telah ditentukan. Tarif tersebut
DTSS DTSS Post Clearance Audit
32
Akuntansi Biaya dapat
ditentukan
berdasarkan
jumlah
jam kerja
atau
upah
langsung.
Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Overhead Pabrik) ini dicatat ke dalam perkiraan Overhead Pabrik yang Diterapkan (Applied Overhead), sedangkan Biaya Tidak Langsung yang Sesungguhnya dibukukan ke dalam perkiraan Pengendali Biaya Overhead Pabrik. Selisih antara kedua Biaya Overhead tersebut akan dianalisis dan dialokasikan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. Bagan mekanisme pencatatan Job Order Costing System dapat dilihat pada halaman berikutnya.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
33
Akuntansi Biaya AKUNT ANSI BIAYA PRODUKSI Pengendali Overhead Pabrik
Akumulasi Penyusutan Pabrik
Barang Dalam Proses
Overhead Pabrik Yang Diterapkan Asuransi Dibayar Dimuka Barang Jadi
Kas Biaya Upah Langsung
Harga Pokok Penjualan Biaya Gaji dan Upah Persediaan Bahan
Hutang Overhead Lainnya
DTSS DTSS Post Clearance Audit
34
Akuntansi Biaya 2. Jurnal Transaksi selama bulan Mei: Mei Persediaan – Bahan Hutang dagang 5 7 Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Persediaan - Bahan Persediaan – Bahan 8 Barang Dalam Proses- Job 022 Pengendali Biaya Overhead Pabrik 10 Biaya Gaji Hutang PPh 21 Kas 10 Upah Langsung Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penjualan Biaya Administrasi Biaya Gaji ------------------------------------------Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 Upah langsung 11 Pengendali Biaya Overhead Pabrik Biaya Penyusutan Bangunan & Perlt. Biaya Asuransi Pabrik Hutang Biaya Barang Dalam Proses – Job 021 11 Job 022 Job 023 Overhead Pabrik yang Diterapkan 12 Barang Jadi – Job 021 Job 022 Job 023 Barang Dalam Proses – Job 021 Job 022 Job 023 14 Piutang Dagang Penjualan Harga jual Job 021 Rp 1.824.984,Job 022 2.370.032,Job 023 1.577.464,--------------------------------------------------Harga Pokok Penjualan Barang Jadi – Job 021 Job 022 Job 023
DTSS DTSS Post Clearance Audit
2.200.000 2.200.000 530.000 740.000 590.000 240.000 2.100.000 60.000 20.000 40.000 380.000 72.200 307.800 209.000 76.000 57.000 38.000 380.000 64.200 81.600 63.200 209.000 55.000 20.000 2.500 32.500 51.360 65.280 50.560 167.200 1.303.560 1692.880 1.126.760 1.303.560 1692.880 1.126.760 5.772.480 5.772.480
4.123.200 1.303.560 1692.880 1.126.760
35
Akuntansi Biaya B.
PROCESS COSTING SYSTEM Pendekatan ini digunakan untuk proses produksi yang dilakukan secara
massa atau tidak didasarkan pada pesanan, yang berlangsung secara kontinyu melalui proses yang seragam. Perusahaan yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik, minuman, pipa, bahan kimia, tekstil, dan perusahaan sejenis lainnya. Berbagai biaya produk diakumulasikan selama satu periode (bulan, triwulan, semester atau tahun), kemudian dialokasikan ke setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu periode dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Proses produksi massa ini melibatkan beberapa departemen produksi, dimana setiap departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta menggunakan perkiraan “Barang Dalam Proses” (pada job order costing hanya disediakan satu perkiraan untuk setiap pesanan dan didukung dengan kartu biaya pesanan). Karakteristik Process Costing System antara lain adalah: 1. Biaya dibebankan pada perkiraan ” Barang Dalam Proses”
pada suatu
departemen. 2. Dibuat Laporan Biaya Produksi masing-masing departemen. Hal ini untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan serta menghitung biaya satuan dan total biaya yang terjadi. 3. Barang Dalam Proses diakhir periode dihitung/dinyatakan dalam unit ekuivalen. Unit ekuivalen adalah kuantum unit sempurna yang sekiranya dapat diproduksi dengan menggunakan biaya-biaya (bahan , upah, dan overhead pabrik) yang benar-benar terjadi (terserap) dalam satu periode. 4. Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke departemen berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses tetap tinggal dalam departemen yang bersangkutan. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk menentukan total biaya “produk jadi” dalam satu periode. Materi yang akan dibahas dalam process costing system meliputi: 1. Laporan Biaya Produksi pada departemen yang bersangkutan. 2. Perhitungan biaya satuan pada masing-masing departemen.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
36
Akuntansi Biaya 3. Perhitungan biaya yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke gudang. 4. Pengaruh unit yang hilang selama proses produksi. 5. Pengaruh penambahan material oleh departemen lanjutan. Berikut ini adalah berbagai jenis arus produksi yang dapat terjadi pada process costing system: 1. Berurutan (sequential flow), yaitu setiap produk diproses dengan urutan langkah yang sama, dari departemen 1 ke departemen 2 dan seterusnya 2. Sejajar (parallel flow), yaitu suatu bagian dari pekerjaan tertentu dikerjakan secara bersama-sama oleh beberapa departemen yang berbeda, dan selanjutnya
dipindahkan
ke
departemen
yang
sama
untuk
proses
penyelesaian. 3. Selektif (selective flow), yaitu produk bergerak ke departemen-departemen yang berbeda, tergantung pada produk akhir yang akan dihasilkan.
Laporan Biaya Produksi Semua biaya yang dibebankan pada suatu departemen akan diikhtisarkan dalam suatu laporan biaya produksi. Laporan ini dapat menunjukkan biaya yang terakumulasi dan disposisinya selama satu periode. Fungsi laporan ini adalah sebagai sumber informasi untuk membukukan aktivitas biaya ke dalam berbagai perkiraan di buku besar. Berikut ini adalah isi dari Laporan Biaya Produksi: a. Biaya total dan biaya satuan yang diterima dari departemen sebelumnya. b. Biaya bahan, upah langsung dan biaya tidak langsung (total/satuan) yang ditambahkan di departemen yang bersangkutan. c. Akumulasi biaya total dan satuan, sampai dengan departemen yang bersangkutan. d. Nilai yang ditransfer ke departemen berikutnya.
Penyusunan Laporan Biaya Produksi juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti adanya unit hilang dalam proses produksi atau adanya tambahan bahan dalam proses produksi berikutnya. Apabila terdapat unit hilang dalam proses produksi maka diperlakukan sebagai berikut:
DTSS DTSS Post Clearance Audit
37
Akuntansi Biaya a. Apabila terjadi pada tahap pembuatan (proses), maka dilakukan penyesuaian terhadap biaya per unit pada departemen sebelumnya. b. Apabila terjadi pada tahap lanjutan (supervisi), maka unit yang hilang diperhitungkan ke dalam produksi, dengan catatan: - ekuivalen sebagai 100% barang jadi; - tidak terdapat penyesuaian biaya departemen sebelumnya; - merupakan barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya. c. Apabila unit yang hilang bersifat normal, maka biaya yang diserap dibebankan ke unit yang tersisa. d. Apabila unit yang hilang sifatnya tidak normal, maka dihitung berdasarkan biaya per unit dan diperlakukan sebagai kerugian, sehingga dapat dialihkan ke: -
Harga Pokok Produksi (jika dipakai Overhead Aktual);
-
Factory Overhead Control (jika dipergunakan Applied Overhead);
-
Biaya tahun berjalan.
Berikut ini disajikan beberapa contoh penyusunan laporan produksi dengan berbagai kondisi tersebut di atas. Contoh : 1 ( Tidak terdapat tambahan biaya bahan pada departemen lanjutan) PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data berikut ini menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006. Departemen Biaya yang diserap: - Bahan langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas
Perakitan
24.500 29.140 28.200
Pengujian
Perampungan
(dalam jutaan rupiah) --37.310 32.400 32.800 19.800 ( dalam unit )
Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP
50.000 ---45.000 40.000 45.000 40.000 35.000 4.000 3.000 4.000 ½ Upah/ 1/3 Upah/ 1/4 Upah/ Overhead Overhead Overhead Unit hilang 1.000 2.000 1.000 ===============================================================
DTSS DTSS Post Clearance Audit
38
Akuntansi Biaya Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi PT Toyota Astra untuk setiap departemen dengan asumsi: a. Terjadi unit hilang pada tahap pembuatan. b. Terjadi unit hilang di Departemen Pengujian pada tahap supervisi. Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses ) PT Toyota Astra Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit baru dalam proses Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen sebelumnya Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (45.000 x 1,70 jt) Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan : 4.000 x 0,5 jt,Upah : 4.000 x ½ x 0,62 jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,60 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan:
50.000 -45.000 4.000 1.000 Biaya Total -24.500 29.140 28.200 81.840
50.000 Biaya Per unit -0,50 0,62 0,60 1,72
77.400 2.000 1.240 1.200
4.440 81.840
Produksi Ekuivalen: Bahan = 45.000 + 4.000 = 49.000 Upah dan FOH = 45.000 + 4.000/2 = 47.000 Biaya per unit bahan = 24.500jt / 49.000 = 0,50 jt/unit Upah = 29.140 jt / 47.000 = 0,62 jt / unit FOH = 28.200 jt / 47.000 = 0,60 jt / unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
39
Akuntansi Biaya Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses ) PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 77.400 jt / (45.000 – 2.000) unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya ( 40.000 x 3,51 jt ) Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian ( 3.000 x1,80) Upah : 3.000 x 1/3 x 0,91 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,80 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 = 41.000 unit Biaya per unit Upah = 37.310 / 41.000 = 0,91 / unit FOH = 32.800 / 41.000 = 0,80 / unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
45.000 40.000 3.000 2.000 Biaya Total 77.400
45.000 Biaya Per unit 1,72
1,80 37.310 32.800 70.110 147.510
0,91 0,80 1,71 3,51
140.400
5.400 910 800
7.110 147.510
40
Akuntansi Biaya Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses ) PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ¼ upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,05 jt) Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit
40.000 35.000 4.000 1.000 Biaya Total 140.400
40.000 Biaya Per unit 3,51 3,60 0,90 0,55 1,45 5,05
32.400 19.800 52.200 192.600
176.750 14.400 9.00 550
15.850 192.600
Biaya per unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
41
Akuntansi Biaya Contoh 1b. ( Unit hilang dalam proses supervisi di Departemen Pengujian ) PT Toyota Astra Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas (dalam unit ): Unit yang diterima dari departemen sebelumnya (Perakitan ) Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya Unit masih Dalam Proses (semua bahan, 1/3 Upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit Tambahan Biaya : Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan
45.000 40.000 3.000 2.000 Biaya Total
45.000
77.400
Biaya Per unit 1,72
37.310 32.800 70.110 147.510
0,87 0,76 1,63 3,35
Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke Departemen perampungan 140.720 (40.000) 3,518 jt Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan-penyesuaian 5.160 (3.000 x 1,72) Upah : 3.000 x 1/3 x 0,87 870 Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,76 760 6.790 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 147.510 Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: dianggap barang jadi Upah dan FOH = 40.000 + 3.000/3 + 2.000 unit hilang = 43.000 unit Biaya per unit Upah = 37.310 / 43.000 = 0,87 jt / unit FOH = 32.800 / 43.000 = 0,76 jt / unit Biaya kehilangan per unit adalah 3,35 jt x 2.000 = 6.700 jt 6.700jt / 40.000 unit = 0,168 jt / unit Harga transter ke departemen Perampungan menjadi = (3,35 + 0,168) jt per unit atau 3,518 jt
DTSS DTSS Post Clearance Audit
42
Akuntansi Biaya Contoh 2: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung pada Departemen Perampungan sebesar Rp 17.020.000.000,-. PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data
berikut ini
menunjukkan
penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.
Departemen Biaya yang diserap: - Bahan langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP
Perakitan
Pengujian
Perampungan
(dalam jutaan rupiah) 24.500 -17.020 29.140 37.310 32.400 28.200 32.800 19.800
50.000 -45.000 4.000 ½ Upah/ Overhead
( dalam unit ) -45.000 40.000 3.000 ½ Upah/ Overhead
-40.000 35.000 4.000 ¼ Upah/ Overhead ½ Bahan Unit hilang 1.000 2.000 1.000 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Deptartemen Perampungan!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
43
Akuntansi Biaya Contoh 2. ( Pada Departemen Perampungan terdapat tambahan biaya bahan ) PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen PePengujian atas unit hilang 140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,51 jt) Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian – penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt Bahan : 4.000 x ½ x 0,46 Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Prod. kuivalen: Bahan = 35.000 + 4.000/2 = 37.000 unit Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit Biaya per unit Bahan = 17.020 jt / 37.000 = 0,46 jt/unit Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
40.000 35.000 4.000 1.000
40.000
Biaya Total 140.400
Biaya Per unit 3,51 3,60
17.020 32.400 19.800 69.220 209.620
0,46 0,90 0,55 1,91 5,51 192.850
14.400 920 9.00 550
16.770 209.620
44
Akuntansi Biaya Contoh 3: Terdapat tambahan/penyerapan biaya bahan langsung departemen
pada
Perampungan sebesar Rp17.020.000.000,- dan unit
baru sejumlah 8.000 unit. PT. Toyota Astra memproduksi kendaraan roda dua melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian, dan perampungan. Data
berikut ini
menunjukkan
penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.
Departemen
Perakitan
Pengujian
Perampungan
Biaya yang diserap: - Bahan Langsung - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas Unit baru Transfer dari departemen sebelumnya Transfer ke departemen selanjutnya Unit dalam proses Penyerapan biaya dalam WIP
(dalam jutaan rupiah) 24.500 -17.020 29.140 37.310 32.400 28.200 32.800 19.800 ( dalam unit ) 50.000 -8.000 -45.000 40.000 45.000 40.000 44.000 4.000 3.000 4.000 ½ Upah/ ½ Upah/ ½ Bahan Overhead Overhead ¼ Upah/ Overhead Unit hilang 1.000 2.000 0 =============================================================== Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perampungan.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
45
Akuntansi Biaya Solusi Contoh 3: PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas: (dalam unit) Unit yang diterima dari department Pengujian Unit tambahan yang dimasukkan Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) Penyesuaian dari departemen Pengujian : 140.400 jt / (40.000 + 8.000 unit tambahan) Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 44.000 x 4,455 jt) Barang Dalam Proses – akhir Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 2,925 jt Bahan : 4.000 x ½ x 0,370 jt Upah : 4.000 x ¼ x 0,720 jt Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,440 jt Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Prod. Ekuivalen: Bahan = 44.000 + 4.000/2 = 46.000 unit Upah dan FOH = 44.000 + 4.000/4 = 45.000 unit Biaya per unit: Bahan = 17.020 jt / 46.000 = 0,370 jt/unit Upah = 32.400 jt / 45.000 = 0,720 jt/unit FOH = 19.800 jt / 45.000 = 0,440 jt/unit Unit tambahan menjadi bagian penyesuaian
DTSS DTSS Post Clearance Audit
40.000 8.000 44.000 4.000 Biaya Total 140.400
17.020 32.400 19.800 69.220 209.620
48.000 44.000 Biaya Per unit 3,510 2,925
0,720 0,440 1,530 4,455
196.020 11.700 740 720 440
13.600 209.620
46
Akuntansi Biaya 1.4. Latihan 2 Job Order Costing Soal 1 PT. Wujud Nawang Wulan menerima pesanan sejumlah pakaian wanita yang dicatat ke dalam pesanan nomor 99. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut: Upah langsung
Bahan Langsung 14/9 dikeluarkan
600.000,-
20/9 diperhitungkan 90 jam
6.200,-/ jam
20/9 dikeluarkan
331.000,-
26/9 diperhitungkan 70 jam
7.300,-/ jam
22/9 dikeluarkan
200.000,-
Sajikan kartu Biaya Produk Pesanan tersebut, dengan catatan: -
Overhead pabrik yang diterapkan dalam pembebanan adalah Rp 5.000,per jam kerja langsung;
-
Biaya operasional yang dialokasikan untuk pesanan ini sebesar Rp 75.000,-;
-
Mark up diperhitungkan sebesar 40%.
Soal 2 PT. Wahana Toys menerima pesanan boneka dalam tiga model yang dicatat ke dalam pesanan nomor 45, 46, dan 47. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan menyajikan data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah): Pesanan Biaya yang dibebankan dari periode sebelumnya
No. 45
No. 46
3.600
No. 47
18.000
--
Biaya selama bulan Juli 2006: Bahan langsung
44.000
34.000
32.000
Upah langsung
40.000
48.000
42.000
Overhead pabrik (60% dari Upah Langsung)
24.000
28.800
25.200
Sajikan ayat jurnal untuk mencatat transaksi berikut: (1). Bahan langsung yang dikeluarkan dari gudang untuk digunakan. (2). Biaya gaji /upah yang didistribusikan ke Barang Dalam Proses tersebut. (3). Pembebanan Overhead pabrik ke produk.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
47
Akuntansi Biaya (4). Pesanan no. 45 dan 46 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi
Soal 3 Kartu biaya pesanan berikut ini dipersiapkan untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Pebruari 2006 (dalam ribuan rupiah): Pesanan
No. 15
No. 16
No. 17
Bahan
60.000
30.000
40.000
Upah langsung
120.000
70.000
80.000
Overhead pabrik-dibebankan
60.000
35.000
40.000
Marjin Laba kotor
60.000
Pada awal Pebruari pesanan no. 15 selesai dan menyerap 40% biaya bahan, upah maupun overhead pabrik, dan kemudian dijual secara kredit. Pesanan no. 16 dimulai diproduksi dan selesai dalam bulan Pebruari tetapi belum dijual, sedangkan itu pekerjaan No. 17 dimulai dan belum diselesaikan. Biaya operasional yang dialokasikan ke pesanan no. 15 sebesar Rp750.000,- Sajikan ayat jurnal bulan tersebut. untuk mencatat Barang Dalam Proses dan Barang Jadi, serta siapkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.
Soal 4 Pembukuan PT. Buana Textil per 1 Mei 2006 menunjukkan data sebagai berikut: Persediaan barang jadi
Rp. 10.000.000,-
Persd. Barang Dalam Proses
16.400.000,-
Persediaan bahan baku
8.000.000,-
Perkiraan Dalam Proses memerinci adanya: Pesanan No. 300
Rp 10.000.000,-
Pesanan No. 301
6.400.000,Rp 16.400.000,-
Selama bulan Mei 2006 kegiatan perusahaan adalah sebagai berikut: a.
Pembelian bahan sejumlah Rp 6.000.000,- dengan syarat n/30.
b.
Pemakaian bahan untuk Pesanan No. 300: Rp 2.500.000,301:
DTSS DTSS Post Clearance Audit
1.400.000,-
48
Akuntansi Biaya c. d.
Pesanan No. 302 dimulai dengan permintaan bahan sejumlah Rp 1.800.000,-. Bahan penolong dipakai sebesar Rp 1.700.000,-.
e.
Dikembalikan ke gudang dari pekerjaan (pesanan) No. 300, berupa bahan langsung Rp 400.000,- dan bahan penolong Rp 100.000,-.
f.
Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.
g.
Beban Gaji bulan Mei sebesar Rp 10.000.000,- dikurangi PPh. 21 sebesar 5%.
h.
Gaji dibayarkan ke karyawan.
i.
Gaji tersebut dialokasikan untuk: Upah Langsung
60 %
Upah tidak langsung
20 %
Gaji bagian Penjualan
12 %
Gaji bagian Administrasi
8%
Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 300: 50% 301: 30% 302: 20% j.
Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 1.504.000,- dibayar pada bulan ini.
k.
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 100% dari upah langsung bulan Mei.
l.
Pesanan No. 300 diselesaikan dan dikirim langsung ke pemesan dengan harga kontrak sebesar Rp 22.500.000,-.
m.
Barang dengan harga pokok sebesar Rp 8.000.000,- dijual secara kredit dengan harga Rp 10.000.000,-.
n.
Penagihan atas piutang usaha sebesar Rp 26.000.000,-.
o.
Selisih penerapan overhead dipindahkan ke perkiraan harga pokok penjualan. p. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 300 sebesar Rp 450.000,Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas. - Kartu Biaya Pesanan untuk pesanan No. 300.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
49
Akuntansi Biaya Soal 5 PT. Sun Tyos per 1 Maret 2006 menyajikan data persediaan sebagai berikut: Persediaan barang jadi
Rp. 15.000.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses
19.070.000,-
Persediaan bahan baku
14.000.000,-
Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam rupiah): Pesanan
No. 05
No. 06
No. 07
Bahan
2.800.000
3.400.000
1.800.000
Upah langsung
2.100.000
2.700.000
1.350.000
Overhead pabrik-dibebankan
1.680.000
2.160.000
1.080.000
6.580.000
8.260.000
4.230.000
Berkenaan dengan kegiatan bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a.
Pembelian bahan sejumlah Rp 22.000.000,- dengan syarat n/30.
b.
Pemakaian bahan untuk produksi sejumlah Rp 21.000.000,-, dari jumlah ini untuk bahan tidak langsung sejumlah Rp 2.400.000,-
Sisanya
dialokasikan ke: Pesanan No. 05 Rp 5.300.000,-
c.
06
7.400.000,-
07
5.900.000,-
Bahan dikembalikan ke gudang sejumlah Rp 600.000,- Dari jumlah tersebut terdapat bahan tidak langsung sebesar Rp 200.000,-, sisanya dari pekerjaan (pesanan) No. 06.
d.
Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.
e.
Pembayaran Gaji bulan Maret setelah dikurangi PPh. 21 sebesar 5%, sebesar
f.
Rp 38.000.000,-.
Gaji tersebut dialokasikan untuk : Upah Langsung
55 %
Upah tidak langsung
20 %
Gaji bagian Penjualan
15 %
Gaji bagian Administrasi
10 %
Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 05: 6.420.000,No. 06: 8.160.000,No. 07: 7.420.000,-
DTSS DTSS Post Clearance Audit
50
Akuntansi Biaya g.
Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 5.500.000,- didalamnya termasuk penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 2.000.000,- dan asuransi pabrik sejumlah Rp 250.000,- yang jatuh tempo, dan sisanya belum dibayar sebesar Rp 3.250.000,-.
h.
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 80% dari upah langsung, yang harus dibebankan ke tiga pesanan.
i.
Pesanan No. 05 dan 06 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi.
j.
Pesanan No. 05 dan 06 dikirim ke pemesan, dengan marjin laba sebesar 40% dari harga pokok.
k.
Penagihan piutang usaha selama bulan Maret sebesar Rp 69.450.000,-
l.
Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 05 dan 06 masingmasing sebesar Rp 450.000,-
Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar. - Kartu Biaya Pesanan. - Daftar persediaan akhir Maret.
Soal 6 Pembukuan PT. Beach Eq memperlihatkan saldo perkiraan per 1 Maret 2006 sebagai berikut: Persediaan barang jadi
Rp. 78.830.000,-
Persd. Barang Dalam Proses
292.621.000,-
Persediaan bahan baku
65.000.000,-
Selisih Overhead pabrik (Cr.)
12.300.000,-
Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam ribuan rupiah): Job No.
Bahan
Upah langsung
Overhead pabrik
Total
204 80.000 ban pelampung
15.230
21.430
13.800
50.460
205 5.000 sekoci
40.450
55.240
22.370
118.060
206 10.000 rompi pelampung
60.875
43.860
19.366
124.101
116.555
120.530
55.536
292.621
Produk
DTSS DTSS Post Clearance Audit
51
Akuntansi Biaya Selama bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini: a. Pembelian ( kredit) bahan sejumlah Rp 42.300.000,-. b.
Pembelian bahan khusus sejumlah Rp 5.800.000,- untuk pekerjaan baru (Pesanan No. 207), yaitu 4.000 baju pelampung.
c.
Data Gaji / Upah bulan Maret disajikan berikut ini:
Upah tak langsung
Pesanan
Jumlah
Jam Kerja
204
26.844.000,-
3.355,5
205
22.750.000,-
3.250
206
28.920.000,-
3.615
207
20.370.000,-
2.910
sebesar Rp 9.480.000,- dan pengawas pabrik Rp
3.000.000,Potongan atas gaji, untuk PPh. 21 sebesar 5%. d.
Pemakaian bahan untuk produksi: Pesanan No. 204
Rp 9.480.000,-
205
11.320.000,-
206
10.490.000,-
207
16.640.000,- ( tidak termasuk bahan khusus
yang juga telah dikeluarkan dari gudang) e. Overhead pabrik lainnya yang terjadi atau terutang (dicatat dalam perkiraan “ Kredit Rupa-rupa”) adalah: Asuransi pabrik
830.000,-
Beban batu bara
1.810.000,-
Pajak Bumi & Bangunan
845.000,-
Sumber tenaga
3.390.000,-
Penyusutan Mesin
780.000,-
Reparasi&
2.240.000,-
Pemeliharaan Penyusutan Pabrik
840.000,-
Perbekalan tak
1.910.000,-
langsung Penerangan f.
560.000,-
Biaya Overhead pabrik diterapkan ke produk dengan tarif Rp 2.300,- per jam kerja
langsung. Diselenggarakan
perkiraan
“
Overhead
Pabrik
yang
diterapkan” serta “ Pengendali Overhead pabrik”. g.
Pesanan No. 204 selesai dan dikirimkan dengan harga kontrak Rp 117.500.000,-
DTSS DTSS Post Clearance Audit
52
Akuntansi Biaya Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar. - Kartu Biaya Pesanan - Selisih Overhead pabrik (aktual dengan pembebanan )
Soal 7 PT. Bunga Tulip mempersiapkan Kartu biaya pesanan berikut ini untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan Mei 2006. Data biaya ketiga pesanan adalah sebagai berikut: (dalam rupiah) Pesanan
No. 05
No. 06
No. 07
Bahan
16.000.000
13.000.000
12.000.000
Upah langsung
12.000.000
10.000.000
8.000.000
9.000.000
7.500000
6.000.000
Overhead pabrik-dibebankan
Pesanan no. 05 : Pada awal Mei, pesanan belum selesai namun sudah menyerap 30% biaya bahan, 25% biaya upah dan overhead pabrik.
Pesanan ini kemudian
diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok. Pesanan no. 06 : Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 40% biaya bahan, 30% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.
Pesanan No. 07: Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 25% biaya bahan, 25% biaya upah dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga pokok.
Biaya Operasional yang dialokasikan ke masing-masing pesanan sebesar Rp 600.000,-.
Sajikan ayat jurnal bulan tersebut untuk mencatat Barang Dalam
Proses dan Barang Jadi, serta tunjukkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
53
Akuntansi Biaya Soal 8 PT. Bunga Melati menerima tiga pesanan barang yang berbeda dari PT. Menara Gading, yang harus diserahkan pada tanggal 25 April 2007. Sejak minggu terakhir bulan Pebruari 2007 telah dilakukan pengerjaan atas ketiga pesanan tersebut. Berikut ini adalah data biaya produk pesanan pada PT. Bunga Melati, pada tanggal 31 Maret 2007: (dalam rupiah) Pesanan PT. Menara Gading
No. 025
No. 026
No. 027
2.500.000
2.000.000
1.500.000
Bahan
4.000.000
3.000.000
2.500.000
Upah Langsung
3.000.000
2.500.000
2.000.000
Overhead Pabrik
2.250.000
2.000.000
1.600.000
Total Biaya Produksi
11.750.000
9.500.000
7.600.000
Barang dalam Proses, awal Maret Biaya bulan Maret 2007:
Catatan tentang Bahan selama bulan April 2007 adalah sebagai berikut: Unit/Kg
Harga/unit
Saldo 1 April 2007
100
30.000,-
4 April Pembelian
100
31.000,-
8 April Pembelian
600
32.000,-
20 April Pembelian
400
33.000,-
Saldo akhir April 2007
600
Sajikanlah ketiga Kartu Biaya Pesanan di atas, dengan catatan: -
Pemakaian bahan adalah untuk job No. 025 (20%), No. 026 (30%) dan No. 027 (50%).
-
Perusahaan menggunakan metode FIFO dan sistem periodik dalam arus persediaan.
-
Pembayaran Gaji bulan tersebut setelah dikurang PPh 21 5%, sebesar Rp 9.500.000,-.
-
Alokasi biaya gaji/upah adalah untuk Upah Langsung
60%, Upah tidak
langsung 25%, Biaya Administrasi 10%, dan Biaya Pemasaran 15%.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
54
Akuntansi Biaya -
Upah langsung dialokasikan ke pesanan sebagai berikut: Pesanan No. 025 Rp 2.500.000 No. 026 Rp 2.000.000,- dan No. 027 Rp1.500.000,-.
-
Tarif upah per jam kerja langsung adalah Rp 12.500,-.
-
Biaya Overhead pabrik dibebankan sesuai dengan jam kerja langsung, dengan tarif per jam Rp. 10.000,-
-
Ketiga pesanan tersebut diselesaikan dan diserahkan kepada pemesan, dengan mark-up 30% dan kepada masing-masing pesanan dibebani biaya operasional sebesar Rp 500.000,-.
Soal 9 Perusahaan menerima pesanan suatu produk yang dikerjakan selama dua minggu dengan data biaya sebagai berikut: Minggu I
Minggu II
Bahan baku yang dipakai
2.500.000,-
1.500.000,-
Jam kerja Departemen I
200
150
Tarif Upah Departemen I
3.000,-/ jam
3.000,-/ jam
Jam kerja Departemen II
100
70
90
80
3.200,-/ jam
3.200,-/ jam
Jam kerja Departemen I
2.500,-/ jam
2.500,-/ jam
Jam mesin Departemen II
4.000,-/ jam
4.000,-/ jam
Jam kerja mesin Departemen II Tarif Upah Departemen II Overhead pabrik yang diterapkan:
Pesanan dengan No. 333 tersebut dijual dengan mark up 30% dari harga pokok produksi dan biaya operasional diperhitungkan 5% dari harga pokok produksi. Sajikanlah Kartu Biaya Pesanan untuk produk di atas!
Process Costing System Soal 1 (unit yang hilang) PT. Tiga Berlian melakukan proses produksi baru pada bulan Oktober 2006, yang diawali dengan produksi 10.000 unit di Departemen A. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 unit telah hilang selama pemrosesan dan merupakan suatu jumlah yang normal. Sebanyak 7.000 unit ditransfer ke Departemen B. Sisa
DTSS DTSS Post Clearance Audit
55
Akuntansi Biaya sebanyak 2.000 unit masih dalam persediaan Barang Dalam Proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian 100% untuk bahan dan 50% untuk biaya konversi. Biaya Bahan sejumlah Rp 27.000.000,- dan Biaya Konversi sejumlah Rp 40.000.000,- dibebankan ke Departemen A selama bulan Oktober. Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen A ! Soal 2 ( tidak ada unit yang hilang) Biaya Departemen 2 pada sebuah perusahaan selama bulan Juni 2006 adalah: Transfer biaya dari departemen 1:
Rp. 16.320.000,-
Biaya yang ditambahkan di departemen 2: Bahan baku
43.415.000,-
Upah Langsung
56.100.000,-
Overhead Pabrik
58.575.000,-
Data produksi menunjukkan 12.000 unit telah diterima selama bulan itu dari Departemen 1. Sebanyak 7.000 unit telah ditransfer ke barang jadi dan 5.000 unit berada dalam proses pada akhir bulan Juni dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya bahan dan 25% untuk biaya konversi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2! Soal 3 (kerusakan normal) Sebuah perusahaan menggunakan kalkulasi biaya proses pada waktu produksi. Semua bahan ditambahkan pada awal proses dan produk diperiksa ketika berada pada tahap konversi 80%, dimana kerusakan yang terjadi hanya diidentifikasi pada titik tersebut. Kerusakan normal diperkirakan sebesar 5% dari produk yang baik. Selama bulan Maret 2006, sebanyak 10.500 unit telah dimasukkan ke dalam proses. Biaya untuk periode tersebut adalah Rp 52.500.000,- untuk bahan, Upah Langsung sebesar Rp 39.770.000,- dan Overhead Pabrik sebesar Rp 31.525.000,-. Unit dalam proses pada akhir bulan sejumlah 3.000 unit, dengan tingkat penyelesaian 90% untuk biaya konversi. Sebanyak 7.000 unit ditransfer ke gudang barang jadi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk bulan Maret 2006!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
56
Akuntansi Biaya Soal 4 (unit yang hilang - normal) Pada bulan Desember 2006, Departemen Pengendali Produksi PT. Bintang Timur melaporkan data produksi alkohol untuk Departemen 2 sebagai berikut: Ditransfer dari Departemen 1
55.000 liter
Ditransfer ke Departemen 3
39.500 liter
Dalam proses akhir Desember (1/3 biaya konversi)
10.500 liter
Semua bahan dimasukkan ke dalam proses di Departemen 1. Departemen Biaya mengumpulkan angka-angka di bawah ini dari Departemen 2: Biaya per liter dari Departemen 1
Rp
1.800,-
Biaya Upah Langsung Deptartemen 2
27.520.000,-
Overhead Pabrik yang dibebankan (diterapkan)
15.480.000,-
Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 pada bulan Desember 2006! Soal 5 (unit yang hilang bersifat normal) PT.Rajawali memproduksi sebuah barang melalui tiga departemen. Bulan Mei 2006 sebanyak 110.000 unit telah selesai di Departemen 1 dengan biaya Rp 176.000.000,- dan kemudian ditransfer ke Dertemen 2. Dari jumlah ini, Depertemen 2 telah menyelesaikan dan mentransfer sebanyak 85.000 unit ke departemen berikutnya. Persediaan dalam proses akhir Mei sebanyak 22.000 unit dengan tingkat penyelesaian
50% untuk biaya konversi. Biaya Upah
Langsung dan Overhead Pabrik selama bulan Mei 2006 di Departemen 2 adalah Rp26.245.000,- dan Rp12.670.000,-. Kerusakan di departemen ini dianggap normal dan terjadi selama pemrosesan. Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 dan hitung penyesuaiannya untuk unit yang hilang. Soal 6 (unit yang hilang bersifat abnormal) Selama bulan Pebruari 2006, Departemen Perakitan menerima 60.000 unit dari Departemen Pemotongan dengan biaya Rp 3.540,- per unit. Biaya yang ditambahkan di Departemen
Perakitan antara lain: Bahan sebesar Rp
41.650.000, Upah Langsung sebesar Rp101.700.000,- dan Overhead pabrik Rp 56.500.000,-. Tidak ada persediaan awal. Dari 60.000 unit yang diterima, 50.000 unit ditransfer ke departemen berikutnya, 9.000 unit dalam proses dengan tingkat penyelesaian 2/3 biaya konversi. Unit yang hilang dengan tingkat penyelesaian
DTSS DTSS Post Clearance Audit
57
Akuntansi Biaya 50% untuk bahan dan biaya konversi. Seluruh unit yang hilang dianggap tidak normal dan dibebankan ke Overhead pabrik. •
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan! .
Soal 7 (penambahan bahan) PT. Mandom memproduksi cologne melalui proses di tiga departemen. Di Departemen ketiga (Finishing), ditambahkan bahan-bahan yang menghasilkan penggandaan
jumlah
produk.
Data
berikut
berkaitan
dengan
kegiatan
departemen tersebut di bulan Maret 2006: Unit (kg) yang diterima dari departemen kedua (Mixing)
20.000
Unit (kg) yang ditransfer ke gudang barang jadi
32.000
Unit dalam proses ( 100% bahan, 50% Upah dan Overhead pabrik) Biaya yang dibebankan dari Departemen Mixing
8.000 30.000.000,-
Biaya yang ditambahkan di Departemen Finishing: Bahan baku
8.800.000,-
Upah Langsung
9.000.000,-
Overhead Pabrik
7.200.000,-
25.000.000,-
Tidak ada persediaan awal dalam proses •
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Finishing untuk bulan Maret!
Soal 8 (penambahan bahan) PT. Sari Ayu MT memproduksi “hand cream” melalui proses di tiga departemen. Bahan ditambahkan pada awal proses di Departemen kedua (Mixing). Data berikut berkaitan dengan kegiatan departemen tersebut di bulan Mei 2006: Unit (kg) yang diterima dari departemen pertama
20.000
Unit yang ditambahkan di Departemen kedua (Mixing)
10.000
Unit yang ditransfer ke Departemen Finishing
24.000
Unit dalam proses (50% Upah dan Overhead pabrik) Biaya yang dibebankan dari departemen pertama
60.000.000,-
Biaya bahan yang ditambahkan di departemen kedua
30.000.000,-
Biaya konversi yang ditambahkan di departemen kedua •
6.000
54.000.000
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Mixing untuk bulan Mei 2006!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
58
Akuntansi Biaya Soal 9 ( unit yang hilang) PT. Dankos Laboratories memproduksi sejenis anti biotik melalui proses di tiga departemen. Data kuantitas dan biaya berikut berkaitan dengan kegiatan di bulan Juli 2006 Departemen Peracikan
Pengujian
Perampung an
Data Produksi: (dalam kg.) Unit baru dalam proses
8.000
5.400
3.200
Ditransfer ke departemen berikutnya
5.400
3.200
-
Ditransfer ke gudang barang jadi Unit dalam proses (1/3 biaya konversi)
2.100 2.400
1.800
(2/3 biaya konversi)
900
Biaya yang dibebankan di departemen Bahan
20.670.000,
7.980.000
14.400.000
Upah Langsung
11.160.000
5.016.000
11.20.000
Overhead Pabrik
5.580.000
2.280.000
5.040.000
37.410.000
15.276.000
30.960.000
Total
Kehilangan unit dianggap normal dan diterapkan untuk semua produksi. •
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk tiap Departemen!
Soal 10 (kerusakan di akhir proses) Kalkulasi biaya proses dilakukan di departemen I PT. Intan Nusantara. Bahan ditambahkan pada awal proses sedangkan pemeriksaan (supervisi) dilakukan di akhir proses. Kerusakan diharapkan berkisar 5% dari unit yang baik. Kerusakan normal dibebankan ke perkiraan beban periode berjalan. Catatan Departemen I untuk bulan Juli 2006 memperlihatkan: Unit baru dalam proses
•
10.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya
8.000
Unit dalam proses ( 100% bahan, 25% Upah dan Overhead pabrik)
1.200
Biaya bahan
50.000.000,-
Biaya konversi
45.500.000,-
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen I dalam bulan Juli 2006!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
59
Akuntansi Biaya Soal 11 ( unit yang hilang bersifat normal) PT. Cemara Tujuh menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya. Informasi berikut berkaitan dengan kegiatan Departemen II di bulan Mei 2006: -
Kerusakan normal sebanyak 5% dari produk yang baik.
-
Pemeriksaan dan identifikasi kerusakan dilakukan pada tahap penyelesaian 90% dan bahan ditambahkan sesudah pemeriksaan.
-
Departemen II telah menerima 14.000 unit dari departemen sebelumnya dengan biaya Rp 140.000.000,-.
-
Biaya-biaya di Departemen II meliputi 12.000.000,- untuk bahan dan Rp 89.250.000,- untuk biaya konversi.
-
Sejumlah 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi dan pada akhir bulan terdapat brang dalam proses 5.000 unit dengan tingkat penyelesaian 60% untuk biaya konversi.
•
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!
Soal 12 ( unit yang hilang bersifat normal) PT. Berlian Utama menggunakan kalkulasi biaya proses pada dua depertemen produksinya.
Pada Departemen II, pemeriksaan dilakukan pada tahap
penyelesaian 96%, sesudah itu bahan ditambahkan pada unit-unit yang baik. Tingkat kerusakan sebesar 3% dari produk yang baik masih dianggap normal. Catatan di Departemen II bulan April 2006 menunjukkan: Diterima dari Departemen I Biaya yang dibebankan Bahan Biaya konversi
•
30.000 unit 135.000.000,12.500.000,139.340.000,-
Ditransfer ke Barang jadi
25.000 unit
Barang dalam proses akhir bulan ( selesai 50%)
4.200 unit
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
60
Akuntansi Biaya 1.5. Rangkuman 1. Pembebanan biaya ke dalam produk dikenal sebagai akumulasi biaya produk, yang merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi. Terdapat dua metode yang digunakan dalam akumulasi biaya produksi, yaitu job order costing dan process costing. Pada job order costing, biaya produk dialokasikan ke unit-unit produk pesanan, dan dicatat melalui kartu biaya produksi pesanan. Sedangkan pada process costing, biaya produk selama satu periode, dialokasikan ke alam setiap unit produk dengan cara dibagi kuantum produk yang dihasilkan selama periode tersebut. Perhitungan biaya produksi tersebut diikhtisarkan dalam Laporan Biaya Produksi.
1.6. Tes – Formatif 2 Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap paling benar dari beberapa jawaban yang tersedia di bawah ini : 1. Penentuan harga pokok produksi dimana berbagai biaya relevan dialokasikan atau diakumulasikan ke masing-masing unit atau sekumpulan produk sejenis (batch) melalui proses produksi dengan langkah yang berbeda satu sama lain disebut……. a. Order Process Costing System b. Process Costing System c. Job Order Costing System d. Mix Costing System
2. Metode job order costing system banyak digunakan pada perusahaanperusahaan berikut, kecuali…. a. Minuman Ringan (soft drink) b. Percetakan c. Furniture d. Konstruksi
DTSS DTSS Post Clearance Audit
61
Akuntansi Biaya 3. Untuk proses produksi yang dilkukan secara massa yang berlangsung secara
kontinyu
melalui
proses
yang
seragam,
dapat
digunakan
pendekatan….. a.
Job Order Costing System
b. Mix Costing System c. Order Process Costing System d. Process Costing System 4. Metode
process costing system banyak digunakan pada perusahaan-
perusahaan berikut, kecuali…. a. Minuman Ringan (soft drink) b. Konstruksi c. Bahan Kimia d. Pipa 5. Mana dari pernyataan-pernyataan berikut yang salah… a. Dalam Job Order Costing System, semua biaya yang dibebankan pada suatu order akan dicatat ke dalam sebuah kartu ‘Cost Sheet’. b. Pada setiap cost sheet dicantumkan nomer ordernya. c. Cost sheet berfungsi hanya untuk mencatat biaya langsung, sedangkan biaya tidak langsung dicatat pada akuntansi umum. d. Dalam Job Order cost System biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan biaya overhead yang sudah distandarisasi. 6. Jurnal untuk mencatat pebebanan biaya overhead adalah: a. Debit: ‘Barang Jadi’, dan Kredit: ‘Overhead Control’ b.
Debit: ‘Barang Dalam Proses’, dan Kredit: ‘Overhead Control’
c. Debit: ‘Barang Dalai Proses’, dan Kredit: ‘Overhead Applied’ d. Debit: ‘Barang Jadi’, dan Kredit: ‘Overhead Applied’ 7. Biaya Gaji dapat dibebankan ke akun berikut, kecuali… a. Beban Upah Tak Langsung b. Beban Administrasi c. Beban Penjualan d. Beban lain-lain
DTSS DTSS Post Clearance Audit
62
Akuntansi Biaya 8. Dala Job Order Cost System, pencatatan berbagai biaya yang dialokasikan ke dalam harga pokok produk pesanan akan ditampung kedala akun…. a. Bahan Baku b. Barang Dalam Proses c. Barang Jadi d. Barang Pesanan Informasi berikut untuk menjawab soal 9 – 15. PT ABC, sedang mengerjakan pesanan PT Q. Saldo awal Work in process per 1 Januari adalah sebesar Rp.500.000. Selama bulan Januari PT ABC telah mengeluarkan biaya-biaya berikut: -
Pemakaian bahan baku
Rp. 600.000
-
Penggunaan upah langsung
Rp.200.000
-
Overhead pabrik actual
Rp.110.000
-
Overhead pabrik yang diterapkan
Rp.100.000
Selanjutnya, dalam bulan tersebut telah selesai dan diserahkan kepada PT Q dengan harga jual Rp.2.000.000. Selisih antara biaya overhead pabrik actual dan yang diterapkan dibebankan pada biaya operasional. Biaya operasional dalam bulan tersebut (termasuk selish biaya overhead pabrik) Biaya operasional dalam bulan tersebut adalah Rp.50.000. adalah Rp.50.000.
9. Besarnya biaya produksi pesanan PT Q untuk bulan Januari adalah….. a. Rp. 1.410.000 b. Rp. 1.400.000 c. Rp. 910.000 d. Rp. 900.000
10. Besarnya Harga Pokok Produksi pesanan PT Q adalah…. a. Rp. 1.410.000 b. Rp. 1.400.000 c. Rp. 910.000 d. Rp. 900.000
DTSS DTSS Post Clearance Audit
63
Akuntansi Biaya 11. Besarnya Harga Pokok Penjualan pesanan PT Q adalah…. a. Rp. 1.410.000 b. Rp. 910.000 c. Rp. 900.000 d. Rp. 1.400.000
12. Besarnya laba kotor atas penjualan pesanan PT Q adalah… a. Rp. 600.000 b. Rp. 590.000 c. Rp. 550.000 d. Rp. 540.000
13. Besarnya laba bersih atas penjualan pesanan PT Q adalah… a. Rp. 600.000 b. Rp. 590.000 c. Rp. 550.000 d. Rp. 540.000
14. Berdasarkan informasi di atas, mana dari pernyataan di bawah ini yang benar… a. PT ABC telah melakukan efisiensi biaya bahan baku. b. PT ABC telah melakukan efisiensi biaya bahan penolong. c. PT ABC telah melakukan inefisiensi biaya overhead pabrik. d. PT ABC telah melakukan efisiensi biaya overhead pabrik.
15. Yang bukan merupakan jenis arus produksi dala process cost system adalah… a. Reciprocal flow b. Sequential flow c. Parallel flow d. Selective flow
DTSS DTSS Post Clearance Audit
64
Akuntansi Biaya 1.7. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi hak dan kewajiban serta keberatan dan banding perpajakan.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
65
Akuntansi Biaya 2. Kegiatan Belajar (KB) 3
KALKULASI BIAYA PROSES METODE BIAYA RATA-RATA DAN METODE FIFO Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu :
1. Mengkalkulasi biaya proses dengan metode biaya rata-rata. 2.. Mengkalkulasi biaya proses dengan metode FIFO
2.1. Uraian dan Contoh
Pendekatan lain dalam akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa adalah dengan metode Biaya Rata-rata dan metode First In First Out (FIFO). Dengan metode biaya rata-rata maka nilai Barang Dalam Proses pada awal periode akan dibebankan pada periode berjalan. Selain itu, bersama dengan biaya produksi periode yang bersangkutan, dihitung biaya rata-rata per unit produk. Sedangkan dengan metode FIFO, Barang Dalam Proses pada awal periode dihitung harga per unitnya. Selain itu unit baru dan biaya tambahan baru akan dihitung nilainya. Berikut ini disajikan contoh penghitungan harga pokok produksi massa dengan kedua metode tersebut.
PT. Toyota Astra Motor memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan, pengujian dan perampungan. Data berikut menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
66
Akuntansi Biaya Departemen
Perakitan
Barang Dalam Proses, awal Mei 2006 Unit Biaya yang diserap: Dari departemen sebelumnya Departemen yang bersangkutan. : Bahan - Upah Langsung - Biaya tak langsung
Pengujian
Perampungan
½ Upah/FOH 1/3Upah/FOH ¼ Upah/FOH 4.000 3.000 4.000 (dalam jutaan rupiah) -5.400 14.400 2.000 ---
Departemen Biaya bulan Mei 2006 : - Bahan - Upah Langsung - Biaya tak langsung Kuantitas - Barang Dalam Proses, awal Mei - Transfer dari departemen sebelumnya - Transfer ke departemen selanjutnya - Unit selesai yang ditahan Unit dalam proses, akhir Mei 2006 Penyerapan biaya dalam WIP akhir Unit hilang
1.240 1.200
910 80
900 550
Perakitan
Pengujian
Perampungan
19.840 24.180 22.580
-34.050 30.018 ( dalam unit ) 3.000 38.000 36.000 -4.000 1/2 Upah/ Overhead 1.000
-33.140 19.430
4.000 40.000 38.000 1.000 3.000 2/3 Upah/ Overhead 2.000
4.000 36.000 36.000 -3.000 1/3 Upah/ Overhead 1.000
Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi dengan metode biaya ratarata dan FIFO untuk setiap departemen.
Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perakitan. PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ½ Upah/ FOH)
4.000
Unit baru dalam proses
40.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya
38.000
Unit selesai, masih ditahan
1.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH)
3.000
DTSS DTSS Post Clearance Audit
44.000
67
Akuntansi Biaya Unit hilang Dalam Proses
2.000
44.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)
Biaya Total
Biaya Per unit
WIP, awal : Bahan
2.000
Upah
1.240
Overhead Pabrik
1.200
Tambahan Biaya : Bahan
19.840
0,52
Upah langsung
24.180
0,62
Overhead pabrik
22.580
0,58
71.040
1,72
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (38.000 x 1,72 jt) Unit selesai – ditahan : 1.000 x 1,72 jt
65.360 1.720
Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan
: 3.000 x 0,52 jt,-
1.560
Upah
: 3.000 x 2/3 x 0,62 jt,-
1.240
Ovh. Pabrik :
3.000 x 2/3 x 0,58 jt,-
1.160
Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan
5.680 71.040
Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Bahan = 38.000 + 1.000 + 3.000 = 42.000 unit Upah dan FOH =38.00 + 1.000 + (2/3 x 3.000) = 41.000 Biaya per unit Bahan = (2.000 + 19.840) jt/ 42.000 = 0,52 jt / unit Upah = ( 1.240 + 24.180 ) jt / 41.000 = 0,62 jt / unit FOH = (1.200 + 22.580) jt / 41.000 = 0,58 jt /unit Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Pengujian. PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) 3.000 Unit yang diterima dari dept Perakitan 38.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/2 upah 4.000 /FOH) Unit hilang Dalam Proses 1.000
DTSS DTSS Post Clearance Audit
41.000
41.000
68
Akuntansi Biaya Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya dari departemen Perakitan Barang Dalam proses ( 3.000 unit ) Transfer bulan ini ( 38.000 unit) Jumlah 41.000 unit Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang 70.760 / ( 41.000 – 1.000 unit hilang) Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah Overhead Pabrik Tambahan Biaya : Upah Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Biaya Total
Biaya Per unit
5.400 65.360 70.760
1,800 1,720
1,769
910 800 34.050 30.018 65.778 136.538
Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 3,5 jt) Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya departemen Perakitan – disesuaikan (4.000 x 1,769 jt,-) Upah : 4.000 x ½ x 0,920jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,811 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan
0,920 0,811 1,731 3,500 126.000
7.076 1.840 1.622
10.538 136.538
Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 4.000/2 = 38.000 unit Biaya per unit Dari departemen Perakitan = 70.760 / 40.000 = 1,726 jt / unit Upah = (910 + 34.050) jt / 38.000 = 0,920 jt / unit FOH = (800 + 30.018) jt / 38.000 = 0,811 jt /unit Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perampungan PT Toyota Astra MOtor Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) Unit yang diterima dari dept Pengujian Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 upah /FOH) Unit hilang Dalam Proses
4.000 36.000 36.000 3.000 1.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)
Biaya
DTSS DTSS Post Clearance Audit
40.000
40.000 Biaya Per
69
Akuntansi Biaya Biaya dari departemen Pengujian Barang Dalam proses ( 4.000 unit ) Transfer bulan ini ( 36.000 unit) Jumlah 40.000 unit Penyesuaian dari departemen Pengujian atas unit hilang 140.400 / ( 40.000 – 1.000 unit hilang) Biaya tambahan departemen ini WIP, awal : Upah Overhead Pabrik Tambahan Biaya : Upah Langsung Overhead Pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan
Total
unit
14.400 126.000 140.400
3,60 3,50
3,60 900 550 33.140 19.430 54.020 194.420
0,92 0,54 1,46 5,06
Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya (36.000 x 5,06jt) Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya departemen Pengujian – disesuaikan (3.000 x 3,60 jt)
182.160 10.800
Upah : 3.000 x 1/3 x 0,92 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,54 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan
920 540
12.260 194.420
Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Upah dan FOH =36.000 + 3.000/3 = 37.000 unit Biaya per unit Dari departemen Pengujian = 140.400 / 40.000 = 3,51 jt / unit Upah = (900 + 33.140) jt / 37.000 = 0,92 jt / unit FOH = (550 + 19.430) jt / 37.000 = 0,54jt /unit Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perakitan PT Toyota Astra Motor Departemen Perakitan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ½ Upah/ FOH) 4.000 Unit baru dalam proses 40.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 38.000 Unit selesai, masih ditahan 1.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 2.000 Biaya yang dibebankan ke dept ini (jutaan rupiah) Biaya Total Barang Dalam Proses (WIP) , awal 4.440
DTSS DTSS Post Clearance Audit
44.000
44.000 Biaya Per unit
70
Akuntansi Biaya Tambahan Biaya : Bahan Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1). Dari persediaan awal Nilai persediaan : Biaya Upah : 4.000 x ½ x 0,620 : Biaya FOH : 4.000 x ½ x 0,579 : 2). Dari produksi periode berjalan = 71.040jt - ( 6.838 + 5.685 Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Bahan : 3.000 x 0,522 jt,Upah : 3.000 x 2/3 x 0,620 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 2/3 x 0,579 jt,Unit selesai- masih ditahan 1.000 x 1,721 jt Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan:
4.440 1.240 1.158 ) jt
Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke departemen Pengujian (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini ) (+) Persediaan akhir : yang diselesaikan – ditahan yang masih dalam proses
19.840 24.180 22.580 66.600 71.040
0,522 0,620 0,579 1,721
6.838 58.517 1.566 1.240 1.158 1.721
65.355
5.685 71.040
(dalam unit) Bahan Upah/FOH 38.000 38.000 (4.000) (4.000) 34.000 34.000 0 2.000 1.000 1.000 3.000 2.000 38.000 39.000
Biaya per unit: Bahan : 19.840 jt,- / 38.000 = 0,522 jt,Upah langsung : 24.180 jt,- / 39.000 = 0,620 jt,Overhead pabrik : 22.580 jt,- / 39.000 = 0,579 jt,Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Pengujian PT Toyota Astra Motor Departemen Pengujian Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) 3.000 Unit yang diterima dari departemen Perakitan 38.000 Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Barang Dalam Proses (WIP) , awal
DTSS DTSS Post Clearance Audit
Biaya Total 7.110
41.000
41.000 Biaya Per unit
71
Akuntansi Biaya Biaya dari departemen Perakitan Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 65.355 / ( 38.000 - 1.000 unit hilang) Tambahan Biaya: Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 7.110 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 3.000 x 2/3 x 0,920 jt 1.840 jt Biaya FOH : 3.000 x 2/3 x 0,811 jt : 1.622 jt 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 136.533 jt – ( 10.572 + 10.526) jt
65.355
1,721
34.050 30.018 64.068 136.533
1,766 0,920 0,811 1,731 3,497
10.572 115.435
Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Perakitan – disesuaikan 4.000 x 1,766 jt Upah : 4.000 x ½ x 0,920 jt,Ovh. Pabrik : 4.000 x ½ x 0,579 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke gudang Departemen Perampungan (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini)
126.007
7.064 1.840 1.622
Bahan
10.526 136.533
(dalam unit) Upah/FOH 36.000 (3.000) 33.000 2.000 2.000 37.000
Biaya per unit: Upah langsung : 34.050 jt,- / 37.000 = 0,920 jt,Overhead pabrik : 30.018 jt,- / 37.000 = 0,811 jt,Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perampungan PT Toyota Astra Departemen Perampungan Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO Bulan Mei 2006 Skedul Kuantitas : (dalam unit ) Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) 4.000 Unit yang diterima dari departemen Pengujian 36.000 Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 36.000 Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000 Unit hilang Dalam Proses 1.000 Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah)
Biaya Total
Barang Dalam Proses (WIP) , awal Biaya dari departemen Pengujian
15.850 126.007
DTSS DTSS Post Clearance Audit
40.000
4.000 Biaya Per unit
3,500
72
Akuntansi Biaya Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan 126.007 / ( 36.000 - 1.000 unit hilang) Tambahan Biaya: Upah langsung Overhead pabrik Jumlah biaya tambahan Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Pertanggungjawaban Biaya (jutaan rupiah) Ditransfer ke departemen berikutnya : 1).Dari persediaan awal Nilai persediaan : 15.850 jt Tambahan biaya: Biaya Upah : 4.000 x ¾ x 0,921 jt 2.763 jt Biaya FOH : 4.000 x ¾ x 0,540 jt : 1.620 jt 2). Dari produksi periode berjalan , unit yang dimulai dan diselesaikan = 194.427 jt – ( 20.233 + 12.261) jt Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006: Barang Dalam Proses – akhir Mei 2006 Biaya dari departemen Pengujian – disesuaikan 3.000 x 3,600 jt Upah : 3.000 x 1/3 x 0,921 jt,Ovh. Pabrik : 3.000 x 1/3 x 0,540 jt,Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan Perhitungan tambahan: Produksi Ekuivalen: Ditransfer ke gudang Barang Jadi (-) Persediaan awal ( semua unit) Dimulai dan diselesaikan bulan ini (+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) (+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini)
3,600 0,921 0,540 1,461 5,061
33.140 19.430 52.570 194.427
20.233 161.933
10.800 921 540
182.166
12.261 194.427
(dalam unit) Bahan Upah/FOH 36.000 (4.000) 32.000 3.000 1.000 36.000
Biaya per unit: Upah langsung : 33.140 jt,- / 36.000 = 0,921 jt,Overhead pabrik : 19.430 jt,- / 36.000 = 0,540 jt,-
2.2. Latihan 3 Soal 1. ( metode rata-rata) Pada waktu melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran kalkulasi biaya persediaan barang dalam proses dan barang jadi yang terdapat dalam pembukuan PT. Cemani, auditor DJBC menemukan data sebagai berikut: Barang jadi, 200.000 unit
Rp 1.009.800.000,-
Barang dalam proses, 300.000 unit (50% biaya upah dan over-head pabrik)
DTSS DTSS Post Clearance Audit
Rp 660.980.000,-
73
Akuntansi Biaya Perusahaan tersebut menggunakan kalkulasi biaya metode rata-rata. Bahan dimasukkan ke dalam produksi pada awal proses dan Overhead pabrik diterapkan pada tarif 60% dari biaya upah langsung. Catatan nilai persediaan PT. Cemani pada awal 2006 menunjukkan tidak terdapat barang jadi. Berikut ini tambahan informasi untuk tahun 2006. Biaya (ribuan rupiah) Unit Barang dalam proses, 1 Januari 2006 ( 80% upah dan overhead pabrik) Unit baru dalam proses:
Bahan
200.000
200.000,-
315.000,-
1.000.000
Biaya Bahan
1.300.000,-
Upah Langsung
1.995.000,-
Unit selesai •
Upah
900.000
Sajikanlah Laporan Biaya Produksi PT. Cemani untuk tahun 2006
Soal 2. (metode rata-rata) Berikut ini informasi yang berkaitan dengan Departemen B PT. Angkasa: Unit dalam proses persediaan awal
5.000
Unit yang diterima dari departemen A
35.000
Unit yang diselesaikan
37.000
Unit dalam proses persediaan akhir
3.000
Biaya (dalam rupiah) Diterima Persediaan awal Unit yang diterima
Bahan
Konversi 3.400.000
Total
2.900.000
--
6.300.000
17.500.000
25.500.000
15.000.000 58.000.000
20.400.000
25.500.000
18.400.000 64.300.000
Tingkat penyelesaian WIP awal 20% biaya konversi dan persediaan akhir 40% biaya konversi. Semua bahan ditambahkan pada akhir proses. Perusahaan menggunakan kalkulasi dengan metode rata-rata. •
Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen B!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
74
Akuntansi Biaya Soal 3. (metode rata-rata) PT. Indah Kiat menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya
produksinya.
Perusahaan
memproduksi
barangnya
melalui
tiga
depeartemen, yaitu Pencetakan, Perakitan, dan Perampungan. Berikut ini informasi tentang kegiatan produksi Departemen Perakitan: Barang dalam proses 1 Juni 2006 : 2.000 unit, terdiri dari: Jumlah Diterima dari Departemen Pencetakan
Penyelesaian
32.000.000,-
Biaya tambahan di Departemen Perakitan: Bahan Langsung
20.000.000,-
100%
Upah Langsung
7.200.000,-
60%
Overhead Pabrik
5.500.000,-
50%
Selama bulan Juni 2006, berlangsung kegiatan sebagai berikut: a
Sebanyak 10.000 unit diterima dari Departemen Pencetakan, dengan nilai Rp 160.000.000,-.
b
Biaya sebesar Rp 150.000.000,- di Departemen Perakitan, terdiri dari: Bahan Langsung Rp 96.000.000,-; Upah langsung Rp 36.000.000,-; dan Overhead pabrik sebesar 18.000.000,-.
c Sebanyak 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke Departemen Perampungan. Pada tanggal 30 Juni terdapat 4.000 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian: Bahan Langsung 90%, Upah langsung 70% dan Overhead pabrik 35%. •
Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen Perakitan untuk bulan Juni 2006!
Soal 4 (metode rata-rata) PT. Anggada menggunakan metode kalkulasi biaya rata-rata untuk menghitung biaya produksinya. Semua kerusakan yang terjadi di Departemen II adalah normal dan dapat diterapkan di semua departemen produksi. Berikut ini informasi yang berkaitan dengan Departemen II selama bulan Agustus 2007:
DTSS DTSS Post Clearance Audit
75
Akuntansi Biaya
Biaya yang ditransfer dari departemen I Biaya konversi
Persd. Awal
Realisasi Biaya
12.000.000,-
89.200.000,-
6.000.000,-
60.400.000,-
Persediaan awal di Departemen II (2/3 biaya konversi) adalah 1.200 unit dan sebanyak 8.000 unit ditransfer dari Departemen I. Persediaan akhir adalah 1.000 unit (50% biaya konversi) dan sebanyak 7.800 unit ditransfer ke Departemen III. •
Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007!
Soal 5 (metode rata-rata) Sebuah produk diolah di sebuah departemen produksi pada PT. Cahaya Logam. Bahan di tambahkan pada awal proses. Penyusutan sebanyak 10% s/d 14% semua terjadi di awal proses dan dianggap normal, sedangkan biaya konversi terus menerus ditambahkan sepanjang proses. Informasi berikut ini berkaitan dengan kegiatan produksi selama bulan Agustus 2007: Barang dalam proses, awal Agustus 2007 : 4.000 kg ( 75% selesai): Bahan baku
22.800.000,-
Upah langsung
24.650.000,-
Overhead Pabrik
21.860.000,-
Biaya tambahan bulan Agustus 2007 Bahan baku (arus FIFO): Persediaan, 1 Agustus 2007, 2.000 kg
10.000.000,-
Pembelian 10 Agustus 2007, 10.000 kg
51.000.000,-
Pembelian 19 Agustus 2007, 10.000 kg
51.500.000,-
Pengeluaran untuk produksi bulan Agustus, 16.000 kg Upah langsung
103.350.000,-
Overhead Pabrik Ditransfer ke luar
93.340.000,15.000 kg
Barang dalam proses akhir Agustus 3.000 kg (33,33% selesai) •
Sajikanlah Laporan Biaya Produksi untuk bulan Agustus 2007!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
76
Akuntansi Biaya Soal 6 PT. Agni memproduksi bahan peledak melalui tiga departemen. Pada awal Agustus 2007 persediaan Barang Dalam Proses di Departemen II adalah sebagai berikut: Biaya dari Departemen I
Rp 13.130.000,-
Bahan baku Departemen II
0
Upah langsung Departemen II
500.000,-
Biaya Overhad pabrik Departemen II
50.000,-
Unit dalam proses
5.000 unit
Biaya di Departemen II selama bulan Agustus 2007: Upah langsung
14.200.000,-
Biaya Overhad pabrik
3.450.000,-
Transaksi selama bulan Agustus 2007 sebagai berikut: -
Diterima 75.000 unit dari departemen I, dengan biaya per unit Rp2.641,per unit.
-
Pada Departemen II diselesaikan 80.000 unit, sebanyak 60.000 unit dipindahkan ke Departemen III, dan 8.000 unit masih ditahan. Sebanyak 4.000 unit masih dalam proses, dengan menyerap biaya konversi 50%, selebihnya hilang dalam proses.
-
Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007, dengan menggunakan metode rata-rata.
Soal 7. (metode FIFO) PT. Inovasi Motor menggeluti pembuatan motor listrik bertipe standar. Biaya pabrikasi untuk bulan Mei 2007 berjumlah Rp 66.000.000,-. Berikut ini data persediaan PT. Inovasi Motor pada awal bulan Mei: Motor yang sedang diproduksi 2.500 unit ( 80% selesai )
32.000.000,-
Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi ( 1.200 unit)
19.200.000,-
Selama bulan ini, sebanyak 5.500 unit motor selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi. Pada akhir bulan Mei, data persediaan sebagai berikut: Motor yang sedang diproduksi ( 50% selesai )
1.000 unit
Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi
1.400 unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
77
Akuntansi Biaya Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO untuk produksi dan penjualan barang. Dalam menetapkan nilai barang jadi, biaya per unit untuk motor yang sudah selesai diselesaikan dari persediaan awal, dipisahkan dari biaya per unit untuk motor yang dimulai dan diselesaikan selama bulan tersebut. Sajikan Laporan Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan untuk bulan Mei 2007! Soal 8. (metode FIFO) PT. Dunia Plastic memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik melalui tiga departemen yaitu Pencampuran, Pencetakan, dan Penyelesaian. Data pada Departemen Pencetakan disajikan sebagai berikut: Persediaan WIP: 1 Juli 2007 ( 50% Bahan, Biaya konversi)
1.000 buah
31 Juli 2007(75 % Bahan, Biaya konversi)
2.800 buah
Juli 2007, transfer ke Departemen Penyelesaian Unit hilang dalam proses
20.000 buah 800 buah
Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO. Data biaya yang tersedia sebagai berikut: Persediaan WIP: 1 Juli 2007
6.000.000,-
Biaya bulan Juli 2007: Dari Departemen Pencampuran
•
97.632.000,-
Bahan baku
16.200.000,-
Upah Langsung
26.568.000,-
Overhead pabrik
19.872.000,-
Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan!
Soal 9. (metode FIFO) PT. Cemara menggunakan kalkulasi biaya proses dengan metode FIFO. Semua kerusakan yang terjadi di Departemen II selama bulan Juni adalah normal dan dianggap berasal dari depertemen sebelumnya. Data biaya Departemen II untuk bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut:
Biaya yang ditransfer dari Dept I Biaya konversi
Persediaan Tambahan awal Biaya 19.200.000,- 91.200.000,6.000.000,- 60.000.000,-
Persediaan awal WIP, ( 2/3 biaya konversi )
DTSS DTSS Post Clearance Audit
1.200 unit
78
Akuntansi Biaya Persediaan akhir WIP, ( ½ biaya konversi )
1.000 unit
Transfer dari Departemen I
8.000 unit
Ditransfer ke Departemen III
7.800 unit
Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Juni 2007! Soal 10. ( metode FIFO) PT. Jamu Sido Muncul memproduksi Jamu Sehat Lelaki dengan proses produksi melalui departemen yaitu Peramuan, Penggandaan, dan Pengepakan. Kalkulasi biaya rata-rata digunakan pada dua departemen pertama, sedangkan untuk departemen Pengepakan dipakai kalkulasi biaya FIFO. Berikut ini data pada bulan September 2007: Departemen Data produksi: (dalam kg) Unit awal dalam proses
Unit baru dalam proses Unit diterima dari departemen sebelumnya Unit ditransfer ke departemen berikutnya Unit ditransfer ke barang jadi Unit hilang Unit dalam proses ( akhir bulan )
Peramuan
Penggandaan Pengepakan
1.000
500
15.000 -
12.500
12.500
11.500
500
-
10.400 1.000
3.000 100% bahan ½ biaya konv
1.500 2/3 biaya konv
600 1/6 biaya konv
Data Biaya: WIP : Biaya dari departemen -650.000,sebelumnya Bahan baku 980.000,-Upah Langsung 230.000,175.000,Overhead Pabrik 400.000,100.000,Biaya tambahan bulan September 2007: Bahan baku 15.020.000.-Upah Langsung 5.570.000,6.700.000,Overhead Pabrik 8.300.000,4.275.000,Sajikanlah Laporan Biaya Produksi, tanpa skedul kuantitas!
DTSS DTSS Post Clearance Audit
500 (1/2 bahan/ biaya konvrs)
11.500
1.500.000,30.000,65.000,50.000,615.000,1.435.00,1.230.000,-
79
Akuntansi Biaya 2.3. Rangkuman Terdapat dua pendekatan dalam akumulasi biaya produksi massa (process costing) yaitu Metode Biaya Rata-rata dan Metode First in First Out (FIFO). Pada metode biaya rata-rata, nilai barang dalam proses awal periode dibebankan pada periode berjalan dan bersama biaya yang terjadi pada periode tersebut, dihitung rata-rata biaya per unit produk. Pada metode FIFO, barang dalam proses awal periode dihitung biaya per unitnya, sedangkan unit baru serta biaya tambahan untuk unit baru tersebut akan dihitung biaya produk per unit secara terpisah. Keduanya dijumlahkan sebagai nilai yang akan dilimpahkan ke departemen selanjutnya atau ke gudang barang jadi.
2.4. Test formatif - 3 Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap benar dari alternatif jawaban yang tersedia di bawah ini : 1. Metode akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa dimana nilai ’Barang dalam Proses’ awal periode akan dibebankan pada periode
berjalan,
kemudian
bersama-sama
dengan
biaya
periode
bersangkutan dihitung biaya per unit produk disebut metode: a. LIFO b. FIFO c. Average d. COMWIL
2. Metode akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa dimana nilai ’Barang dalam Proses’ awal dihitung biaya per unitnya, kemudian ditabahkan dengan biaya unit baru dan biaya tambahan baru yang dihitung berdasarkan equivalen unitnya guna mendapatkan harga per unit, dan selanjutnya dihitung nilai transfer ke departeen berikutnya disebut metode: a. LIFO b. FIFO c. Average d. COMWIL
DTSS DTSS Post Clearance Audit
80
Akuntansi Biaya Informasi berikut untuk menjawab soal 3 – 10. Data kuantitas persediaan dalam departemen B adalah sebagai berikut: -
Barang dalam proses awal Juli 2010......... 2.000 unit (1/2 Upah/FOH)
-
Transfer dari departemen sebelumnya ...... 41.000 unit
-
Transfer ke departemen selanjutnya .........37.000 unit
-
Unit selesai yang ditahn
-
Unit dalam proses akhir Juli 2010..... 3.000 unit (Semua Bahan, 2/3
........................ 1.000 unit
Upah/FOH) Barang dalam proses awal Juli 2010 menyerap biaya bahan, upah langsung dan overhead
pabrik
masing-masing
Rp.
3.000.000,
Rp.2.000.000,
dan
Rp.1.000.000. Selain itu, tambahan biaya bahan, upah langsung dan overhead pabrik selama bulan Juli di Departemen B masing-masing sebesar Rp. 38.000.000, Rp.20.000.000, dan Rp.15.000.000 3. Unit barang yang hilang adalah....... a. 1.000 unit b. 2.000 unit c. 3.000 unit d. 4.000 unit 4. Unit equivalen untuk bahan bila digunakan metode Average adalah... a. 41.000 unit b. 40.000 unit c. 38.000 unit d. 39.000 unit 5. Unit equivalen untuk bahan bila digunakan metode FIFO adalah... a. 41.000 unit b. 40.000 unit c. 38.000 unit d. 39.000 unit 6. Unit equivalen untuk Upah/FOH dengan metode rata-rata a. 41.000 unit b. 40.000 unit c. 38.000 unit d. 39.000 unit
DTSS DTSS Post Clearance Audit
81
Akuntansi Biaya 7. Unit equivalen untuk Upah/FOH dengan metode FIFO a. 40.000 unit b. 38.000 unit c. 41.000 unit d. 39.000 unit
8. Biaya bahan per unit berdasarkan produk equivalen dengan menggunakan metode average adalah.... a. Rp. 1.100 b. Rp. 1.200 c. Rp. 1.050 d. Rp. 1.000
9. Biaya Upah per unit berdasarkan produk equivalen dengan menggunakan metode Average adalah.... a. Rp. 1.000 b. Rp. 400 c. Rp. 550 d. Rp. 1.000
10. Nilai
yang
ditransfer
ke
Departemen
berikutnya
equivalen
dengan
menggunakan metode average adalah.... a. Rp. 79.000.000 b. Rp. 73.000.000 c. Rp. 72.150.000 d. Rp. 71.250.000
DTSS DTSS Post Clearance Audit
82
Akuntansi Biaya 2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut : Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi hak dan kewajiban serta keberatan dan banding perpajakan.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi. ***
DTSS DTSS Post Clearance Audit
83
Akuntansi Biaya 3. Kegiatan Belajar (KB) 4
SISTEM BIAYA STANDAR Indikator Keberhasilan : Setelah mempelajari materi diharapkan siswa mampu :
1.Menganalisis penyimpangan biaya standar 2. Melakukan akuntansi biaya standar
3.1. Uraian dan Contoh Anton, manajer produksi PT. Dunia Garment memperhatikan Laporan Biaya Produksi pada bulan April 2009. Ia tidak mengerti mengapa biaya produksi selama tiga bulan sebelumnya terus meningkat padahal jumlah produksi relatif sama. Sampai bulan keempat, ia belum tahu faktor apa yang menyebabkan kejadian tersebut dan bagaimana ia harus mengatasinya. Anton mengetahui bahwa biaya bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik telah terjadi peningkatan, namun ia belum menemukan penyebabnya. Kondisi tersebut telah menyebabkan Anton tidak tahu dari mana ia akan mengendalikannya. Apabila kita amati kejadian di atas, maka kekurangan Anton adalah dia tidak mempunyai tolok ukur untuk biaya produksi. Tolok ukur sebagai alat pengendali yang ia perlukan adalah biaya standar. Dengan biaya standar, Anton dapat mengukur jumlah biaya produksi yang seharusnya. Apabila terjadi perbedaan dengan biaya produksi sesungguhnya, Anton dapat menguraikan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya (misalnya harga bahan, pemakaian bahan, tarif upah, jam kerja atau kapasitas). Dengan demikian, ia dapat segera melakukan langkah atau tindakan pengendalian terhadap penyebab tersebut. Selain untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang akurat dan benar, tujuan akuntansi biaya adalah untuk pengendalian terhadap biaya produksi. Dalam pembicaraan job order costing, sudah dibicarakan adanya biaya overhead pabrik yang diterapkan (applied overhead), yaitu jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke dalam harga pokok produksi, selain biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Cara ini merupakan usaha manajemen
DTSS DTSS Post Clearance Audit
84
Akuntansi Biaya mengestimasikan jumlah yang ideal (efisien) untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi. Timbulnya selisih antara biaya yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya (Pengendali Overhead Pabrik) dijadikan sebagai dasar analisis kinerja manajemen. Sistem biaya standar menerapkan konsep tersebut di atas secara lebih luas, dimana jumlah biaya (beban) untuk tiap unit produksi (yang meliputi bahan, upah
langsung,
maupun
overhead
pabrik)
ditetapkan
terlebih
dulu.
Penyimpangan (variance) yang timbul antara biaya yang telah distandarkan dengan biaya sesungguhnya akan dianalisis secara lebih terinci dengan penyebabnya.
Manajemen
akan
melakukan
tindakan
pencegahan
atau
pengendalian terhadap berbagai penyebab terjadinya penyimpangan yang bersifat negatif. Berikut ini beberapa aspek yang dapat menyebabkan penyimpangan pada setiap unsur biaya produksi. •
Biaya Bahan, penyimpangan yang timbul antara lain karena: - Perbedaan harga bahan antara yang ditetapkan dengan harga bahan sesungguhnya; - Perbedaan antara kuantitas pemakaian bahan yang ditetapkan dengan kuantitas pemakaian sesungguhnya; - Perbedaan harga pemakaian bahan, yaitu antara harga yang ditetapkan dengan harga sesungguhnya, atas penggunaan bahan sesungguhnya.
•
Biaya Upah Langsung, penyimpangan yang timbul antara lain karena: - Perbedaan tarif upah yang ditetapkan dengan tarif upah sesungguhnya; - Perbedaan jam kerja yang ditetapkan dengan jam kerja sesungguhnya.
•
Biaya Overhead Pabrik, penyimpangan yang timbul antara lain karena : - Perbedaan antara jam kerja mesin yang ditetapkan dengan jam kerja mesin sesungguhnya (varians efisiensi); - Perbedaan antara kapasitas normal mesin dengan jam kerja mesin sesungguhnya (varians kapasitas); - Perbedaan
antara
tarif
standar
overhead
pabrik
dengan
tarif
sesungguhnya, atas kegiatan aktual.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
85
Akuntansi Biaya A.
Analisa Penyimpangan Biaya Standar Pengendalian manajemen melalui penetapan biaya standar memerlukan
suatu analisis lebih lanjut. Analisis lebih lanjut perlu dilakukan karena adanya kemungkinan penyimpangan diakibatkan oleh perbedaan antara biaya yang dibebankan dengan biaya yang benar-benar terjadi cukup material. Perbedaan tersebut akan diidentifikasi dan dianalisis sebagai varians biaya standar. Penyimpangan dikatakan menguntungkan apabila biaya standar lebih besar daripada aktualnya, dan dikatakan tidak menguntungkan apabila terjadi sebaliknya. Pengendalian manajemen dikatakan berhasil apabila penyimpangan tersebut dapat diketahui sedini mungkin. Lebih jauh, analisis yang dilakukan bukan hanya berorientasi pada angka varians, tetapi manajemen juga harus mampu menentukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut.
Penyimpangan pada harga bahan dilakukan dengan mengukur naik turunnya harga bahan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Kemudian, standar kuantitas bahan dapat dikembangkan dari spesifikasi bahan yang analisis secara cermat atas barang yang akan dihasilkan, dan kemudian dikaitkan dengan pemakaian bahan. Penyimpangan harga bahan ini, dilihat dari aspek pengendalian dapat menunjukkan kinerja Bagian Pembelian. Berkaitan dengan Upah Langsung, terdapat dua standar yang biasa digunakan yaitu Standar Tarif upah dan Standar Efisiensi. Standar Tarif Upah dapat ditentukan melalui kesepakatan antara pegawai dengan Bagian Personalia atau peraturan yang berlaku, sedangkan Standar Efisiensi dapat dikembangkan melalui suatu kajian yang dikenal dengan time and motion study. Berkaitan Overhead Pabrik, dasar penggunaan tarif standar mirip dengan tarif yang diterapkan lebih dulu (applied overhead) atau dapat juga melalui penyusunan anggaran di Departemen Produksi. Guna menentukan biaya standar, jumlah biaya overhead pabrik yang dianggarkan dalam suatu departemen akan dibagi dengan dasar alokasi. Dasar alokasi yang dipakai antara lain adalah jam kerja langsung, jam pemakaian mesin, biaya bahan, atau jumlah unit produk.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
86
Akuntansi Biaya Berikut ini ilustrasi penggunaan sistem biaya standar yang diaplikasikan pada PT Rajawali. Selama bulan Agustus 2008, departemen produksi menyajikan informasi sebagai berikut: •
Bahan Baku: -
setiap unit produk memerlukan 6,5 kg bahan A dengan harga standar Rp. 25.000,- per kg.
-
selama bulan ini telah dilakukan pembelian bahan A sejumlah 5.000 kg dengan harga Rp. 24.700,- per kg.
•
Upah Langsung: -
jam kerja standar yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang A adalah 6 jam dengan tarif per jam Rp. 9.000,-.
•
Overhead Pabrik: -
berdasarkan anggaran fleksibel departemen ini, pada kapasitas normal 4.000 jam diketahui: - tarif Overhead pabrik – variabel Rp. 1.200,- per jam kerja langsung - tarif Overhead pabrik – tetap
Rp.
800,- per jam kerja langsung
- tarif overhead pabrik
Rp. 2.000,- per jam kerja langsung
Data akhir bulan menunjukkan bahwa produksi selama bulan Agustus 2008 adalah 530 unit barang, dengan pemakaian bahan baku A sebanyak 3.500 kg. Untuk memproduksi barang tersebut telah dilakukan kegiatan selama 3.475 jam kerja dengan tarif upah Rp 9.500,. Overhead sesungguhnya (aktual) sejumlah Rp.7.384.000,-, sedangkan jam kerja sesungguhnya adalah 3.475 jam dan jam kerja standar tiap unit barang adalah 6,5 jam. Saudara diminta melakukan analisis varians biaya produksi tersebut. Analisis Varians Biaya Produksi disajikan sebagai berikut: A.
Varians Biaya Bahan
1.
Varian Harga Beli Bahan Kuantitas
pembelian
(harga
standar
─
harga
sesungguhnya) 5.000 x Rp (25.000 ─ 24.700) M = Menguntungkan ( favourable) 2.
1.500.000,
M
-
Varians Harga Pemakaian
DTSS DTSS Post Clearance Audit
87
Akuntansi Biaya Kuantitas pemakaian (harga standar ─ harga sesunggunhnya) 3.500 x Rp (25.000 ─ 24.700) 3.
1.050.000,-
M
Varians Kuantitas Bahan Harga standar x kuantitas (standar ─ pemakaian ) 25.000,- x (3.445 ─ 3.500)
(1.375.000,-)
TM
(1.737.500,-)
TM
(2.655.000,-)
TM
TM = Tidak Menguntungkan (unfavourable ) B.
Varians Biaya Upah Langsung
1.
Varians Tarif Upah Jam Kerja aktual (tarif standar ─ tarif sesungguhnya) 3.475 x Rp (9.000 ─ 9.500)
2.
Varians Efisiensi Upah Tarif Standar x (jam standar ─ jam aktual) 9.000,- x (3.180 ─ 3.475) Jumlah
C.
(4.392.500,-)
Varians Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead pabrik standar : 530 x 6,5 x 2.000,Total Biaya Overhead Pabrik Aktual
6.890.000,(7.384.000,-)
Jumlah
(494.000,-)
TM
Selain menggunakan cara di atas, analisis varians biaya overhead pabrik dapat juga dilakukan dengan beberapa model berikut ini: Model 1: Analisis Dua Varians a. Varians Terkendali: 7.384.000,-
Biaya Overhead Pabrik – Aktual Produksi aktual – berdasar Biaya Standar : OVH Variabel : 530 x 6,5 x 1.200,OVH Tetap
: 4.000 x 800
= 4.134.000,= 3.200.000,-
Varians ini menjadi tanggung jawab manajer departemen, sejauh mereka memegang kendali atas biaya diatas
7.334.000,(
50.000,-)
TM
b. Varians Volume: Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja standar ) 800, x (4.000 – 3.445) Total Varians
DTSS DTSS Post Clearance Audit
( 444.000,-)
TM
( 494.000,-)
TM
88
Akuntansi Biaya Varians ini menunjukkan adanya kapasitas yang tersedia tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kondisi ini menjadi tanggung jawab manajer departemen produksi, sejauh hal tersebut diakibatkan oleh inefisiensi produksi, tetapi juga bisa menjadi tanggung jawab manajemen eksekutif apabila diakibatkan oleh perubahan permintaan penjualan yang sulit dikendalikan. Model 2: Analisis Tiga Varians – A a. Varians Pengeluaran: Biaya Overhead Pabrik – Aktual
7.384.000,-
Produksi Aktual – berdasar jam aktual: OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,OVH Tetap
: 4.000 x 800
= 3.200.000,-
7.370.000,( 14.000,-)
TM
( 420.000,-)
TM
b. Varians Kapasitas Menganggur: Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja aktual ) 800,- x (4.000 – 3.475) Varians ini mengukur kapasitas produksi yang ada belum dimanfaatkan sepenuhnya. c. Varians Efisiensi: Tarif OVH Pabrik x (jam kerja aktual – jam standar untuk produksi aktual) 2.000,- x (3.475 – 3.445) Jumlah
( 60.000,-)
TM
( 494.000,-)
TM
( 36.000,-)
TM
Analisis ini menunjukkan bahwa manajemen departemen produksi memanfaatkan tenaga kerja atau mesin cukup efisien. Model 3: Analisis Tiga Varians – B a. Varians Efisiensi Variabel: Tarif OVH Variabel x (jam kerja aktual – jam standar untuk produksi aktual) 1.200,- x (3.475 – 3.445)
DTSS DTSS Post Clearance Audit
89
Akuntansi Biaya b. Varians Pengeluaran: Biaya Overhead Pabrik – Aktual
7.384.000,-
Produksi Aktual – berdasar jam aktual: OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,OVH Tetap
: 4.000 x 800
= 3.200.000,-
7.370.000,( 14.000,-)
TM
( 444.000,-)
TM
( 494.000,-)
TM
(
24.000,-)
TM
b. Varian Pengeluaran:
(
14.000,-)
TM
c. Varians Kapasitas Menganggur:
( 420.000,-)
TM
d. Varians Efisiensi Variabel:
( 36.000,-0
TM
Jumlah ( 494.000,-)
TM
c. Varian Volume: Jumlah Model 4: Analisis Empat Varians a. Varians Efisiensi Tetap: 800,- x (3.475 – 3.445)
B.
Akuntansi Biaya Standar Pencatatan terhadap biaya standar menggunakan salah satu dari dua
sistem yaitu sistem Partial Plan atau sistem Single Plan. Bagan akuntansi kedua sistem tersebut disajikan pada berikut.
DTSS DTSS Post Clearance Audit
90
Akuntansi Biaya AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
Bahan Baku
Barang Dalam Proses
Upah Langsung
Biaya Standar Biaya Aktual
Saldo Akhir
Barang Jadi
Overhead Pabrik
Nilai WIP dengan biaya standar + varians biaya
DTSS DTSS Post Clearance Audit
91
Akuntansi Biaya AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
Bahan Dalam Proses Barang Jadi Biaya Standar Bahan
Biaya standar - Transfer
Biaya Standar
Upah langsung Ovh. Pabrik
* Varians dicatat dalam Perkiraan terpisah * Varians dapat dialokasikan dengan berbagai alternative 1. ke Ikhtisar laba/Rugi 2. ke Harga Pokok Penjualan 3. ke Persediaan akhir
DTSS DTSS Post Clearance Audit
92
Akuntansi Biaya Berdasarkan
ilusrasi
pada
halaman
sebelumnya,
pencatatan
akuntansi
berdasarkan sistem Single Plan dapat disajikan sebagai berikut: Debit 1
Pembelian Bahan: Bahan (5.000 x 25.000,-)
125.000.000,-
Hutang Dagang (5.000 x 24.700,-)
123.500.000,-
Varians Harga Beli Bahan 2
1.500.000,-
Pemakaian Bahan: Barang dalam Proses (530 x 6,5 x 25.000,-)
86.125.000,-
Varians Kuantitas Bahan
1.375.000,-
Bahan (3.500 x 25.000,-) 3
87.500.000
Saat pembebanan Upah Langsung: Biaya Upah Langsung
33.012.500,-
Hutang Upah 4
33.012.500,-
Alokasi Biaya Upah ke Produk: Barang Dalam Proses (530 x 6 x 9.000,-)
28.620.000,-
Varians Tarif Upah
1.737.500,-
Varians Efisiensi Upah
2.655.000,-
Biaya Upah Langsung 5
Credit
33.012.500,-
Saat Pembebanan biaya Overhead Pabrik: Barang Dalam Proses Biaya
Overhead
6.890.000,Pabrik
yang
6.890.000,-
Ditetapkan (530 x 6,5 x 2.000,-) 6
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Aktual: Pengendali Biaya Overhead Pabrik
7.384.000,-
Sewa dibayar Dimuka Akumulasi Penyusutan-Pabrik & Peralatan
7.384.000,-
Hutang Biaya (tak langsung) Dll..................
93
Akuntansi Biaya Jurnal Penyesuaian/penutup akhir periode : 1
Menutup Biaya Overhead Pabrik yang diterapkan: Biaya Overhead Pabrik Yang diterapkan
6.890.000,-
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 2
6.890.000,-
Mencatat Varians Biaya Overhead (2 varians): Varians Terkendali
444.000,-
Varians Volume
50.000,-
Pengendali biaya Overhead Pabrik
494.000,-
Pencatatan dalam Buku besar dapat ditampilkan sebagai berikut :
Barang dalam Proses Saldo awal
-
Bahan
86.215.000
Upah
28.625.000
Ovh Pabrik
6.890.000
Transfer
Saldo Akhir
Barang Jadi
................ 121.730.000
121.730.000
Biaya Overhead Pabrik yang Diterapkan Ditutup
6.890.000
WIP
6.890.000
Pengendali Biaya Overhead Pabrik ajp
6.890.000
ajp
494.000
Beban Aktual 7.384.000
-------------
-------------
7.384.000
7.384.000
========
========
94
Akuntansi Biaya 3.2. Latihan 4 Soal 1. (analisis dua varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Mixing berdasarkan jam mesin. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juni 2008. Kapasitas normal dalam pemakaian mesin
15.000 jam
Jam pemakaian mesin – standar, untuk produksi sesungguhnya
12.000 jam
Jam pemakaian mesin – sesungguhnya.
13.000 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead – variabel
Rp 375.000,- : 15.000 jam
Rp 2.500,-
Overhead - tetap
675.000,- : 15.000 jam
4.500,-
Total Overhead pabrik
105.000,- : 15.000 jam
7.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Juni 2008 berjumlah Rp 900.000,-
Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian yang bersangkutan. Soal 2. (analisis tiga varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Perakitan pada PT. Hyundai berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juli 2008. Kapasitas normal jam kerja langsung
10.000 jam
Jam kerja – standar, untuk produksi sesungguhnya
11.000 jam
Jam kerja langsung - sesungguhnya
10.500 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai berikut:
95
Akuntansi Biaya Overhead – variabel
Rp 30.000.000,- : 10.000 jam
Rp 3.000,-
Overhead - tetap
20.000.000,- : 10.000 jam
2.000,-
Total Overhead pabrik
50.000.000,- : 10.000 jam
5.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Juli 2008 berjumlah Rp 56.000.000,Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan metode A. Soal 3. (analisis tiga varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Finishing pada PT Astra berdasarkan jam mesin. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Agustus 2008. Kapasitas normal dalam pemakaian mesin
5.000 jam
Jam pemakaian mesin – standar, untuk produksi sesungguhnya
4.800 jam
Jam pemakaian mesin - sesungguhnya
5.200 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead – variabel
Rp 20.000.000,- : 5.000 jam
Rp 4.000,-
Overhead - tetap
60.000.000,- : 5.000 jam
12.000,-
Total Overhead pabrik
80.000.000,- : 5.000 jam
16.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Agustus 2008 berjumlah Rp 78.000.000,-
Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan metode B.
96
Akuntansi Biaya Soal 4. (analisis empat varian) Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Penjahitan (Sewing) pada PT. Indah Garment berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Maret 2008. Kapasitas normal jam kerja langsung
8.000 jam
Jam kerja – standar, untuk produksi sesungguhnya
7.000 jam
Jam kerja langsung - sesungguhnya
7.600 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah sebagai berikut: Overhead – variabel
Rp 64.000.000,- : 8.000 jam
Rp 8.000,-
Overhead - tetap
24.000.000,- : 8.000 jam
3.000,-
Total Overhead pabrik
88.000.000,- : 8.000 jam
11.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Maret 2008 berjumlah Rp 86.000.000,-
Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat : 1). Overhead pabrik aktual. 2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi. 3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan. 4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke empat perkiraan varian overhead.
3.3. Rangkuman 1
Sistem biaya standar merupakan pengembangan dari penerapan sistem biaya, dimana bukan hanya biaya overhead pabrik yang ditetapkan terlebih dulu, tetapi juga mencakup biaya bahan serta upah langsung. Sistem biaya standar dapat menyajikan informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi. Penyimpangan (varians) yang disajikan dalam analisis biaya produksi, menunjukkan dengan jelas letak penyebab penyimpangan (inefisiensi) serta tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan.
97
Akuntansi Biaya 3.4. Test Formatif – 4 : Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap benar dari alternatif jawaban yang tersedia di bawah ini.
1. Berikut adalah manfaat- manfaat yang diberikan oleh sistem biaya standar, kecuali... a. Sebagai alat pengendalian biaya b. Mencari faktor penyebab inefisiensi c. Mendapatkan perhitungan harga pokok yang lebih benar dan akurat d. Memudahkan akuntansi biaya.
2. Sistem biaya standar mengharuskan manajen menetapkan terlebih dahulu standar biaya-biaya berikut, kecuali..... a. Biaya Overhead Pabrik b. Biaya pajak perusahaan c. Biaya bahan langsung d. Biaya upah langsung
3. Berikut adalah penyebab tibulnya penyimpangan biaya bahan, kecuali... a. Perbedaan antara nilai persediaan menurut akuntansi dan hasil peeriksaan fisiknya. b. Perbedaan harga bahan antara yang ditetapkan dengan harga sesungguhnya. c. Perbedaan antara kuantitas peakaian bahan sebenarnya dengan yang telah ditetapkan. d. Perbedaan harga pemakaian bahan, yaitu antara harga yang ditetapkan dengan harga sesungguhnya berdasarkan penggunaan bahan sesungguhnya.
4. Penyipangan biaya dikatakan merugikan apabila.... a. Biaya standar lebih besar dari biaya aktualnya b. Biaya standar lebih kecil dari biaya aktualnya. c. Biaya standar lebih besar dari biaya yang ditetapkan. d. Biaya standar lebih kecil dari biaya yang ditetapkan.
98
Akuntansi Biaya 5. Penyipangan biaya upah langsung dapat disebabkan oleh.... a. Perbedaan tarif upah, perbedaan pemakaian jam kerja, dan perbedaan kuantitas yang diproduksi. b. Perbedaan tarif upah dengan perbedaan kuantitas yang diproduksi. c. Perbedaan pemakaian jam kerja dengan perbedaan peakaian bahan diproduksi. d. Perbedaan tarif upah yang ditetapkan dengan tarif upah sesungguhnya.
6. Penyimpangan biaya overhead pabrik dapat disebabkan oleh hal-hal berikut, kecuali..... a. Perbedaan antara jam kerja mesin yang ditetapkan dengan yang digunakan. b. Perbedaan antara kapasitas normal mesin dengan jam kerja mesin sesungguhnya. c. Perbedaan antara kuantitas overhead pabrik aktual dengan standarnya. d. Perbedaan antara tarif standar overhead pabrik dengan tarif sesungguhnya.
7. Penyipangan biaya dikatakan menguntungkan apabila.... a. Biaya standar lebih besar dari biaya aktualnya b. Biaya standar lebih kecil dari biaya aktualnya. c. Biaya standar lebih besar dari biaya yang ditetapkan. d. Biaya standar lebih kecil dari biaya yang ditetapkan.
Inforasi berikut untuk menjawab soal 8 – 10. Selama bulan Maret 2010,Departemen Produksi PT Rajawali Cakti menyajikan data berikut: -
Setiap unit produk memerlukan 15 kg bahan X dengan harga Rp.100/kg.
-
Selama bulan Maret 2010 telah dilakukan pembelian bahan X sebanyak 5000 kg dengan harga Rp.90/kg.
-
Ja m kerja yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang X adalah 4 jam dengan tarif Rp.4000/ jam.
99
Akuntansi Biaya -
Data akhir Maret 2010 menunjukkan bahwa produksi selama bulan tersebut adalah sebanyak 200 unit. Untuk itu bahan X yang digunakan sebanyak 3.200 kg.
8. Besarnya varian harga beli bahan adalah... a. Menguntungkan Rp. 30.000 b. Tidak Menguntungkan Rp. 30.000 c. Tidak Menguntungkan Rp. 50.000 d. Menguntungkan Rp.50.000
9. Besarnya varian harga pemakaian bahan adalah... a. Menguntungkan Rp.50.000 b. Tidak Menguntungkan Rp. 50.000 c. Menguntungkan Rp. 30.000 d. Tidak Menguntungkan Rp.30.000
10. Besarnya varian kuantitasi bahan adalah... a. Menguntungkan Rp.50.000 b. Tidak Menguntungkan Rp.20.000 c. Tidak Menguntungkan Rp.30.000 d. Tidak Menguntungkan Rp.30.000
100
Akuntansi Biaya 1.4. Umpan Balik dan Tindak Lanjut : Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi hak dan kewajiban serta keberatan dan banding perpajakan.
TP =
Jumlah Jawaban Yang Benar X 100% Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91 %
s.d
100 %
:
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
:
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
:
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
:
Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulangi materi.
101
Akuntansi Biaya
PENUTUP
Setelah anda selesai melakukan proses pembelajaran mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai Kegiatan Belajar 4, maka selanjutnya anda diminta untuk menyelesaikan tes sumatif yang merupakan gabungan tes seluruh materi kegiatan belajar yang telah dipelajari sebelumnya. Tes sumatif digunakan untuk mengukur kemampuan dan keberhasilan anda dalam mempelajari seluruh materi di dalam modul ini. Apabila hasil evaluasi tes sumatif secara keseluruhan menunjukkan nilai sebesar minimal 81, maka anda dianggap sudah dapat memahami materi modul ini dengan baik. Cara menghitung
nilai tes sumatif pertama-tama cocokkan hasil jawaban dengan
kunci yang terdapat di bagian belakang modul ini. Hitung jawaban Anda dengan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X
100%
Jumlah keseluruhan Soal
Pada dasarnya semua soal tes sumatif merupakan soal-soal yang telah dites pada setiap kegiatan belajar. Oleh karena itu peserta diharapkan dapat menyelesaikan tes sumatif dengan lebih baik bila dibandingkan dengan tes formatif. Selamat bekerja semoga modul bermanfaat bagi anda di dalam menunjang aktifitas anda di lapangan.
102
Akuntansi Biaya
TES SUMATIF Pilihan Ganda :
Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap paling benar dari beberapa alternative jawaban yang tersedia di bawah ini.
Bulan Maret 2008 PT. Meranti memproduksi 1.000 unit barang A. Untuk setiap unit produk, dikeluarkan biaya bahan baku Rp 6.000,- , biaya upah langsung Rp 3.000,- dan biaya overhead pabrik variabel Rp 1.000,- . Biaya overhead pabrik tetap per bulan diketahui sebesar Rp 1.000.000,-.
Berdasarkan data tersebut,
tentukan: 1. Besarnya biaya utama (prime cost) adalah: a. Rp 9.000,b. Rp 4.000,c. Rp 7.000,d. Rp 2.000,2. Besarnya biaya konversi per unit adalah: a. Rp 9.000,b. Rp 5.000,c. Rp 4.000,d. Rp 7.000,3. Biaya produk per unit adalah; a. Rp 9.000,b. Rp 5.000,c. Rp 11.000,d. Rp 7.000,4. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya konversi per unit adalah: a. Rp 7.000,b. Rp 4.000,-
103
Akuntansi Biaya c. Rp 9.000,d. Rp 6.000,5. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya produk per unit adalah: a. Rp 12.000,b. Rp 9.000,c. Rp 7.000,d. Rp 11.000,6. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya utama per unit adalah: a. Rp 11.000,b. Rp 9.000,c. Rp 6.000,d. Rp 7.000,7. PT. Adhishoes memproduksi sepatu “Nike” dengan biaya produksi per pasang sepatu sebesar Rp 100.000,-, dengan biaya konversi Rp 40.000,-. Diketahui biaya upah langsung adalah seperenam biaya utama. Besarnya biaya upah langsung per pasang sepatu adalah a. Rp 15.000,b. Rp 12.000,c. Rp 16.000,d. Rp 10.000,8. Untuk memproduksi sebuah blender seri BM-012, PT Maspion mengeluarkan biaya konversi sebesar Rp 40.000,- dengan total biaya per produk adalah Rp 100.000,-. Diketahui biaya upah langsung adalah seperlima biaya utama. Besarnya biaya bahan baku per unit blender: a. Rp 60.000,b. Rp 55.000,c. Rp 70.000,d. Rp 65.000,-
104
Akuntansi Biaya PT Jamu Sidomuncul mengeluarkan biaya sebagai berikut selama bulan Agustus 2007:
Biaya upah langsung Rp 120.000.000,- Biaya overhead pabrik Rp
108.000.000,- dan pembelian bahan baku langsung Rp 160.000.000,- Akuntansi persediaan menyediakan data sebagai berikut: 1 Agustus 2007 Barang Jadi
27.000.000,-
31 Agustus 2007 26.000.000,-
Barang dalam proses
61.500.000,-
57.500.000,-
Bahan baku langsung
37.500.000,-
43.500.000,-
9. Berdasarkan
informasi di atas, besarnya biaya produksi bulan Agustus
adalah: a. Rp 340.000.000,b. Rp 386.000.000,c. Rp 387.500.000,d. Rp 389.400.000,10. Berdasarkan
informasi di atas, Harga Pokok Penjualan bulan Agustus
adalah: a. Rp 340.000.000,b. Rp 387.000.000,c. Rp 387.500.000,d. Rp 389.400.000,-
105
Akuntansi Biaya
KUNCI JAWABAN 1. Kunci Jawaban Test Formatif 1.1. Test Formatif 1 1. A
6. B
11. D
2. C
7. C
12. C
3. B
8. A
13. B
4. B
9. B
14. A
5. D
10.C
15. A
1.2. Test Formatif 2 1. C
6. C
11. D
2. A
7. D
12. A
3. D
8. B
13. C
4. D
9. D
14. C
5. C
10.B
15. A
1.3. Test Formatif 3
1.4. Test Formatif 4
1. C
6. B
1. D
6. C
2. B
7. D
2. B
7. B
3. B
8. D
3. A
8. B
4. A
9. C
4. B
9. C
5. A
10. C
5. D
10.D
2. TEST SUMATIF
1
a.
6
b
2
b.
7
b.
3
c.
8
a.
4
d.
9
b.
5
a.
10
b.
106
Akuntansi Biaya
DAFTAR PUSTAKA - Matz, Usry & Hammer,Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi 9, Penerbit Erlangga - Jakarta. - Carter & Usry, Cost Accounting, 13rd edition, 2002. Thomson Liang, Singapore. - Cost Accounting, Modul Pelatihan PCA – Tahun 1993. ---
107
View more...
Comments