1.penerapan Literasi Dalam Pembelajaran 1
September 9, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download 1.penerapan Literasi Dalam Pembelajaran 1...
Description
Penerapan Literasi Dalam Pembelajaran I. Konsep Konsep dan Tujuan Gerakan Gerakan Literas Literasii Sekolah Sekolah
:
Konsep Literasi
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan pengetahua n dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi. Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf ) menjabarkan kom- ponen literasi informasi sebagai berikut: 1. Lite Litera rasi si D Das asar ar ( Basic Basic Literacy), Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Dalam Dala m lite literasi rasi dasa dasar, r, kema kemampua mpuan n untu untuk k mend mendenga engarkan rkan,, berb berbica icara, ra, mem membaca baca,, menu menulis, lis, dan meng menghitun hitung g ( counting ) berkaitan dengan kemampua kemampuan n analisis untuk memperhitu memperhitungkan ngkan ( calculating ), ), mempersepsikan informasi ( perceiving )),, mengomun meng omunikasi ikasikan, kan, sert sertaa men menggam ggambark barkan an infor informasi masi ( drawing ) berdasar berdasar pema pemahama haman n dan peng pengambi ambilan lan kes kesimpul impulan an pribadi. 2. Lit Liter erasi asi Pe Perpu rpusta staka kaan an ( Library Literacy Literacy), ), yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan memanfaa tkan koleksi referensi dan periodikal, memahami memahami Dewey Dewey Decimal System sebagai System sebagai klasifikasi pengetahu pengetahuan an yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan pengetahua n dalam memaham memahamii informasi ketika sedang menyelesa menyelesaikan ikan sebuah tulisan, penelitian penelitian,, pekerjaan pekerjaan,, atau mengatasi masalah. 3. Lit Liter erasi asi Me Media dia ( Media ), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media Media Literacy Literacy), ce cetak tak,, med media ia el elekt ektron ronik ik (me (media dia radio radio,, med media ia telev televisi isi), ), me media dia dig digita itall (me (media dia int intern ernet et), ), dan dan me memah maham amii tuj tujua uan n penggunaannya. penggunaan nya. Secara ga gamblang mblang saat ini bisa di dilihat lihat di masyaraka masyarakatt kita bahwa media le lebih bih sebagai hibura hiburan n semata. Kita belum terlalu jauh memanfaatkan memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang pengetahuan dan memberika memberikan n persepsi positif positif dalam menambah pengetahua pengetahuan. n. 4. Lit Liter erasi asi Tek Tekno nolog logii (Technology (Technology Literacy), Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware hardware), ), peranti lunak ( software), software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapatt mem dapa memaham ahamii tekn teknolog ologii untuk menc mencetak etak,, memp memprese resentas ntasikan ikan,, dan meng mengakse aksess inte internet rnet.. Dala Dalam m prak praktikny tiknya, a, juga pemahaman pemahama n menggunaka menggunakan n komputer (Computer Literacy) Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyim- pan dan mengelola data, serta menjalankan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat. 5. Lit Liter erasi asi Vis Visua uall ((Visual Visual Literacy), Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaiman Bagaimanapun apun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar benar perlu disaring be berdasarkan rdasarkan eetika tika dan ke kepatutan. patutan.
Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini memampukan seseorang untuk berkontribusi kepada masyarakatnya sesuai sesu ai deng dengan an komp kompeten etensi si dan pera perannya nnya sebaga sebagaii warg wargaa negara negara glob global al ( glob global al cit citizen izen).Da ).Dalam lam kont konteks eks Indon Indonesia esia,, keli kelima ma keterampilan keterampi lan tersebut perlu diawali dengan literasi usia dini yang mencakup fonetik, alfabe alfabet, t, kosakata, sadar dan memaknai materi cetak ( print awareness), awareness), dan kemampuan menggambarkan dan menceritakan kembali ( narrative narrative skill skill s). s). Pemaham Pemahaman an literasi dini sangat penting dipahami oleh masyarakat karena menjamurny menjamurnyaa lembaga bimbingan belajar baca-tulis baca-tulis-hitung -hitung bagi batita dan balita dengan cara yang kurang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, perlu diberi perhatian terhadap terhadap ke keberlangsunga berlangsungan n pendidikan literasi u usia sia dini be berlanjut rlanjut ke literasi da dasar. sar. Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, dan pustakawan sangat sangat berpengaruh untuk memfasilita memfasilitasi si pengem- bangan komponen literasi peserta peserta didik. Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-men belajar-mengajar gajar yang keberpihaka keberpihakannya nnya jelas tertuju kepada komponen-kompon komponen-komponen en literasi ini. Kesempatan peserta didik terpajan dengan kelima komponen literasi akan menentukan kesiapan peserta didik berinteraksi dengan literasi visual. Sebagai langkah awal, dapat disimpulkan bahwa diperlukan perubahan paradigma semua pemangku kepentingan kepentinga n untuk terciptanya lingkungan literasi ini.
Tujuan Umum Gerakan Literasi Sekolah Menumbuhkemban gkan insan serta ekosistem pendidikan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat melalui gerakan literasi Menumbuhkembangkan sekolah Tujuan Khusus Gerakan Literasi Sekolah
Menumbuhkembangkan budi pekerti b. Membangun ekosistem literasi sekolah c. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar (learning (learning organization) organization) (Senge, 1990). d. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan (knowledge (knowledge management ) e. Menjaga keberlanjutan budaya literasi Sasaran Gerakan Literasi Sekolah Insan dan ekosistem pendidikan dalam satuan pendidikan
II. Deskri Deskripsi psi 1.
:
Prinsi Prinsip-pr p-prins insip ip pelak pelaksan sanaan aan Geraka Gerakan n Lit Litera erasi si Seko Sekolah lah
Menurut Beers (2009), praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip prinsip sebagai berikut. a. Perkemb Perkembangan angan li literas terasii berjalan berjalan se sesuai suai ttahap ahap per perkembanga kembangan n yang bi bisa sa dipr diprediksi ediksi.. b. Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan menerapkan progra program m literasi literasi berimba berimbang ng menyadari bahwa tia tiap p peserta didik memi memiliki liki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi membaca dan jenis teks yang bervariasi pula. c. Prog Program ram li liter terasi asi berlan berlangsu gsung ng di semua semua area kur kuriku ikulum lum Pembias Pemb iasaan aan dan pem pembel belajar ajaran an litera literasi si di sek sekola olah h adal adalah ah tan tanggun ggung g jaw jawab ab sem semua ua guru di semua semua mat mataa pelajaran. Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran. d. Tidak ad adaa ist istilah ilah terlal terlalu u banyak un untuk tuk mem membaca baca dan menuli menuliss yang b bermakna ermakna Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas memungkinkan. Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan kontekstual. Misalnya, ‘menulis surat untuk wali kota’ atau ‘membaca untuk ibu’ adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada peserta didik. e. Dis Diskus kusii dan str strate ategi gi baha bahasa sa li lisan san sa sangat ngat p pent enting ing Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, pendapatnya , saling mendengarkan, dan men menghormati ghormati perbedaan pandangan satu sama lain. f. Kebe Keberaga ragaman man p perl erlu u dir dirayak ayakan an di kel kelas as da dan n se sekol kolah ah Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan perbedaan,, namun juga meraya merayakannya kannya melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multikultural sebanyak mungkin. 2. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah Sekolah memiliki peran yang amat penting dalam menanamkan budaya literat pada anak didik. Untuk itu, tiap sekolah tanpa terkecuali harus memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan literasi. Di sekolah dengan budaya literasi yang tinggi, peserta didik akan cenderung lebih berhasil dan guru lebih bersemangat mengajar. Perlu dipahami bahwa program membaca seperti membaca dalam hati dan membaca nyaring hanyalah bagian dari kerangka besar untuk membangun budaya literasi sekolah. Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan pengembangan budaya li literat terat,, Beers, dkk. (2009) dalam buku buku A A Principal’s Guide to Literacy Instruction Instruction menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah.
a. Lingkun Lingkungan gan fisi fisik k rramah amah lite literasi rasi Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat pengunjung. Pada dasarnya, lingkungan fisik haruslah ramah ram ah dan kond kondusi usiff unt untuk uk pem pembel belajar ajaran. an. Seko Sekolah lah yang men menduku dukung ng pengemba pengembangan ngan buda budaya ya litera literasi si memili memiliki ki 2
beberapa kondisi, kon disi, antara lain karya peserta didik dipajang di seluruh pe penjuru njuru sekolah, termasuk koridor dan kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua kelas untuk menjadi perhatian. Selain itu, buku dan bahan bacaan lain dapat didapat dengan mudah di pojok baca di semua kelas, kantor, dan ruang lain di sekolah. Kantor kepala sekolah idealnya juga memajang karya peserta didik dan buku-buku bacaan anak. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literat. b. Lingkungan sosial dan afektif Sekolah dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Ini dapat dibentuk dengan cara pember pemberian ian pengakuan atas pencapaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberi Pemberian an penghargaan penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Sesuai dengan semangat literasi, prestasi yang dihargai tidak hanya akademik, namun juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu, literasi mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah harus mengamb meng ambil il pera peran n akt aktif if dalam dalam meng mengger gerakka akkan n litera literasi. si. Yang bis bisaa dil dilakuk akukan, an, antara antara lai lain n membang membangun un budaya budaya kolaboratif antarguru dan staf sekolah. Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masingmasing. Peran orang tua sebagai sukarelawan dalam gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literat. c. Lingkungan akademik Lingkungan fisik dan sosial akan dapat dibangun bila lingkungan akademik tercipta. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan pelaksana an gerakan literasi di sekolah. Pimpinan sekolah dapat d apat membentuk tim literasi. Tim ini bertugas untuk membuat perencanaan dan asesmen program. Adanya Tim Literasi Sekolah bisa memastikan terciptanya suasana akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. Sekolah harus memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan membacakan buku dengan nyaring selama 15--30 menit sebelum pelajaran berlangsung, minimal 3 kali seminggu. Waktu untuk kegiatan berliterasi ini sedapat mungkin tidak dikorbankan untuk kegiatan lain yang tidak perlu. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan kepend idikan untuk peningkatan kapasitas kap asitas literasi. 3.
Pa Param ramet eter er sseko ekolah lah yang yang ttela elah hm memb embang angun un b bud udaya aya liter literasi asi
Tabel di bawah ini mencantumkan beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur budaya literasi sekolah yang baik. Ekosistem Sekolah yang Literat a. Lingkungan Fisik
Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling). 2) Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang seimbang kepada semua peserta didik. 3) Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas. 4) Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang tua/pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas. 5) Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak. 6) Kantor kepala sekolah mudah diakses oleh warga sekolah. b. Lingkungan Sosial dan Afektif 1) Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademik dan nonakademik) diberikan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari Senin merupakan salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan mingguan. 2) Kepala sekolah mengenali peserta didik bila masuk ruang kelas (bukan hanya peserta didik yang berprestasi atau dianggap bermasalah). 3) Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi. 4) Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya merayakan Hari Kartini dengan
1)
3
membaca surat-suratnya. 5) Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui kepakaran masing-masing (dan tidak saling menjatuhkan). 6) Terdapat waktu yang memadai bagi staf untuk berkolaborasi menjalankan program literasi dan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaannya. 7) Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam menjalankan program literasi. c. Lingkungan Akademik 1) Terdapat Tim Literasi Sekolah yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila diperlukan, ada pendampingan dari pihak eksternal. 2) Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan pembiasaan literasi: membaca dalam hati ( sustained silent reading), membacakan buku dengan nyaring (reading (reading aloud), membaca bersama ( shared reading), membaca terpandu ( guided reading), diskusi buku, bedah buku, presentasi ( show-and-tell show-and-tell presentation). presentation). 3) Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain yang dianggap tidak perlu. 4) Disepakati waktu berkala untuk Tim Literasi Sekolah membahas pelaksanaan gerakan literasi sekolah. 5) Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku cerita fiksi sama pentingnya dengan buku b uku berbasis ilmu pengetahuan. 6) Ada kesempatan pengembangan profesional tentang literasi yang diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi terkait (perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagi pengalaman dengan sekolah lain). 7) Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan tujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar. (cf. Beers dkk., 2009). Aspek-aspek tersebut adalah karakteristik penting dalam pengembangan budaya literasi di sekolah. Dalam pelaksanaannya, sekolah dapat d apat mengadaptasinya sesuai dengan situasi dan kondisi k ondisi sekolah. Guru dan pimpinan sekolah perlu bekerjasama untuk mengimplementasikan strategi tersebut.
4.
Ti Tiga ga taha tahap p pela pelaks ksan anaa aan n GLS GLS
- Pembiasaan: Tujuan: menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca. Fokus kegiatan pada tahap pembiasaan: 1) Membaca Membaca 15 men menit it sebel sebelum um pela pelajara jaran n dimula dimulai: i: memba membaca ca nyari nyaring ng dan/a dan/atau tau mem membaca baca da dalam lam hati (se (semuan muanya ya tanpa tagihan). 2) Peng Pengemb embanga angan n ling lingkung kungan an fisi fisik k seko sekolah lah un untuk tuk me menumb numbuhka uhkan n mina minatt pada lite literasi rasi a) pengemba pengembangan ngan perpusta perpustakaan kaan seko sekolah, lah, sudut buku kelas, dan area baca; pengembangan ngan sarana lain yang m mendukung endukung pe penumbuhan numbuhan mi minat nat terhada terhadap p literasi; b) pengemba c) pengemba pengembangan ngan koleks koleksii teks cet cetak ak dan/ata dan/atau u visual d dan an digital d) pembuata pembuatan n bahan ka kaya ya teks (print rich materials). Program keberhasilan pembiasaan membaca ditentukan oleh: (1) akses terhadap buku, (2) daya tarik buku, (3) lingkungan yang kondusif, (4) dorongan untuk membaca, (5) waktu tertentu untuk membaca, (6) tidak ada tagihan tugas, (7) kegiatan tindak lanjut, (8) pelatihan guru dan tenaga kependidikan. Jenis membaca pada tahap pembiasaan: 1) Membaca dalam hati: aturan, tujuan, langkah-langkah. 2) Membaca nyaring: aturan, tujuan, langkah-lang langkah-langkah. kah. Rangkaian kegiatan menentukan bacaan membaca buku sampai tuntas mendiskusikan n buku yang telah dibaca mendiskusika
Membaca Dalam Hati
a. Aturan 1) Pesert Pesertaa didik membaca diam dengan memi memilih lih buku sesuai min minat at dan keinginannya. keinginannya. 2) Guru member memberikan ikan contoh dengan bersa bersama-sa ma-sama ma membaca dalam hati pada saat yang sama sama.. 3) Peserta didik memilih ssatu atu buku, majalah, atau surat kabar selama waktu yang ditetapkan (15-30 menit). menit). 4
4) Jam beker dipasang dipasang sebagai pengingat waktu mulai dan berakhirnya kegiatan membaca. 5) Tidak ada tugas atau catat catatan an akademik yang perlu dila dilaporkan/ porkan/diser diserahkan. ahkan. 6) Seluruh komponen sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pust pustakawan) akawan) berpartisipasi. b. Tujuan Memb Me mbaca aca dalam dalam hat hatii berk berkel elanj anjut utan an ber bertu tuju juan an unt untuk uk memb memban angun gun ke kebi bias asaan aan me memb mbaca aca,, mi misa saln lnya ya berkonsentrasi, meningkatkan kemampuan serta kelancaran membaca melalui kegiatan membaca untuk kesenangan. c. Lang Langkahkah-lan langkah gkah Mem Membaca baca dal dalam am hati Sebelum Membaca
Saat Membaca Setelah Membaca (pilihan, dapat dilakukan seminggu sekali)
1) Mintalah peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas 2) Buku ya yang ng dipi dipilih lih beb bebas, as, se sesuai suai de dengan ngan m minat inat da dan n kese kesenang nangan an peserta didik didik 3) Memb Memberik erikan an penj penjela elasan san bah bahwa wa pese peserta rta didi didik k akan membac membacaa buku tersebut sampai se selesai, lesai, d dalam alam kurun w waktu aktu terten tertentu, tu, bergantung ketebalan ketebalan buku 4) Pese Peserta rta did didik ik bole boleh h memi memilih lih buku llain ain bil bilaa isi buku d diang ianggap gap kurang menarik 5) Pese Peserta rta did didik ik bole boleh h memi memilih lih tem tempat pat yan yang g disuk disukainy ainyaa untuk membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masingmasing dengan tenang selama 15 menit 1) Guru da dapat pat me menggun nggunakan akan 5 5-10 -10 men menit it sete setelah lah me membac mbacaa untuk bertanya kepada kepada pese peserta rta didik te tentang ntang buku ya yang ng dibaca dibaca.. 2) Seba Sebagai gai alte alternat rnatif, if, g guru uru da dapat pat meng mengguna gunakan kan graphic graphic organizer sebagai sebagai panduan untuk membuat ringkasan cerita atau menuliskan respon. 3) Sela Selain in itu, g guru uru dap dapat at meng mengajak ajak p peser eserta ta didi didik k untuk be berdisk rdiskusi usi lebih lanjut
Membaca Nyaring (Reading Aloud)
d. Tuj uju uan Membaca nyaring merupakan bagian penting dalam pembelaj pembelajaran aran yang baik. Strategi ini efektif untuk menyampa meny ampaika ikan n ide ide-id -idee liter literasi asi yang bai baik k kepa kepada da pes pesert ertaa did didik ik (Tr (Trele elease ase,, 2013). 2013). Membac Membacaa nyaring nyaring dapa dapatt dilakukan dalam bentuk membacakan cerita atau sekadar menceritakan cerita kepada anak dengan tujuan membang mem bangkit kitkan kan min minat at baca pese peserta rta did didik; ik; meni meningka ngkatka tkan n pengeta pengetahuan huan pada ana anak-an k-anak; ak; memper memperkena kenalka lkan n banyak kosakata baru kepada anak-anak; mendorong anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran; kapasitas memori atau daya ingat anak dapat ditingkatkan dengan cara meminta anak untuk mengingat cerita yang telah dibacakan atau sampai sejauh mana cerita telah disampaikan. Membaca Mem baca nyar nyaring ing dil dilakuk akukan an untu untuk k mem memulai ulai pel pelaja ajaran; ran; men menduku dukung ng pem pembel belaja ajaran ran mem membaca baca dan menulis; menuli s; mendukung kurikulum mata pelaja pelajaran ran lain; membant membantu u pesert pesertaa didik mendiskusikan mendiskusikan dan berpikir tentang teks; memperkenalkan sebuah novel yang baru; memperkenalkan tema baru; membuka wawasan baru; mengenalkan peserta didik dengan struktur teks dan genre buku. Adapun materi yang digunakan untuk membaca nyaring antara lain novel, cerita pendek, puisi, buku bergambar, karya peserta didik, artikel majalah, artikel surat kabar, buku nonfiksi (teks informasional, biography, pidato, dokumen sejarah, dsb.) e. Kai Kaidah dah Mem Membaca baca Nyaring Nyaring Langkah-langkah 1) Materi bacaan yang dipili dipilih h sesuai dengan atau sedikit di atas tingkat membaca mandiri. mandiri. Dengan demikian materi menunjukkan potensi untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca peserta didik. 2) Guru perl perlu u membaca ma materi teri bacaa bacaan n sebelum sebelumnya. nya. 3) Guru perlu mengidentifikasi proses dan st strategi rategi yang akan digunakan dalam membaca nyaring. 4) Guru perlu mengant mengantisipa isipasi si di bagian mana dalam bacaan “pengetahua “pengetahuan n dasar” perlu dibangun dibangun.. Guru dapat mengaktifkan pengetahuan latar belakang peserta didik tentang hal yang berhubungan dengan cerita yang 5
akan dibaca melalui tanya jawab singkat tentang pengarang, menerka isi buku dengan memperhatikan cover dan judul buku, seting peristiwa, gambar, dll. 5) Pada tahap seb sebelu elum m mem membaca baca,, guru memil memilih ih buku buku/ce /cerit ritaa yang bermanfaa bermanfaatt dan menarik menarik untuk dib dibacak acakan an karena kandungan nilai moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi anak, dll. Dalam memilih bahan, guru dapat mempertimbangkan pilihan atau usul anak-anak. Guru mempersiapkan diri dengan membaca cerita cer ita/bu /buku ku ter terseb sebut ut deng dengan an nyar nyaring ing ter terleb lebih ih dahu dahulu lu dan menandai menandai bagian-b bagian-bagi agian an yang perlu perlu dib diberi eri penekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya, dll. 6) Pada tahap membaca, guru sebaikn sebaiknya ya tidak membaca terlau cepat. Apabila Apabila memungkin memungkinkan kan gunakan suara yang berbeda berbeda untuk pelaku yang berbe berbeda. da. Jed Jedaa dip diperl erlukan ukan untuk memb membuat uat peser peserta ta didik yang sedang sedang menyimak menyim ak lebih terlibat terlibat.. Mereka dapat ditanya komenta komentarnya rnya tentang peristiwa peristiwa dalam bacaan, atau menerka apa yang akan terjadi berdasarkan informasi/bagian cerita yang sudah diketahui, dsb. Perhatian peserta didik juga dapat diarahkan pada keindahan/keunikan ekspresi yang digunakan pengarang. Selama proses perhatikan wajah peserta untuk melihatdidik reaksidapat dan keterlibatan peserta didik. cerita menarik 7) membaca, Untuk kegiata kegiatan n pembiasaan budaya didik membaca membaca, , peserta diarahk diarahkan an untuk membaca lain di hadapan teman sekelas ataupun diadakan kompetisi/lomba membaca cerita bagi peserta didik.
f. Langkah-langkah Membaca Nyaring Sebelum membaca Tujuan 1) untu untuk k be berinte rinteraks raksii de dengan ngan teks seb sebelum elum membaca; 2) untu untuk k sa sarana rana meng mengena enall te teks ks yang aka akan n dibaca; 3) un untu tuk k me memb mban angu gun n ma makn kna; a; 4) unt untuk uk me mengg nggal alii info informa rmasi si te tersi rsirat rat;; 5) unt untuk uk mene menebak bak isi bacaan bacaan;;
Rasional: Semakin banyak pengetahuan peserta didik digali tentang teks yang akan dibaca, semakin dalam keterlibatan emosi dan pikiran meraka dengan teks. Saat membaca
Setelah membaca
Materi pendukung: peta cerita cerita graphic organizer organizer
-
1) Membuka percakapa percakapan n te tentang ntang bahan bacaan yang akan dibaca. 2) Mengidenti Mengidentifikasi fikasi pe penulis, nulis, judul, la latar, tar, tok tokoh, oh, da dan n latar belakang. 3) Menggali pengetahua pengetahuan n pese peserta rta didik yang te terkait rkait dengan tema buku yang akan dibaca.
1) Membaca teks dengan pengucapan dan intona intonasi si yang jelas. 2) Mengajuka Mengajukan n pertany pertanyaan aan d dii antara kalimat untuk menggugah respon peserta didik! 1) Meminta peserta didik un untuk tuk mere merespon spon tek tekss yang baru saja dibaca. 2) Meminta peserta didik untuk m menceritak enceritakan an kembali hasil bacaan dengan menggunakan format urutan kejadian. 3) Meminta peserta didik meringkas cerita yang selesai dibaca. 4) Meminta p peserta eserta did didik ik untuk berba berbagi gi kepada teman tentang pemahamannya terhadap cerita!
Pengembangan: 1) 2) 3) 4)
Membaca Membaca terpa terpandu ndu da dan n memb membaca aca b bersa ersama ma buk buku u peng pengayaa ayaan n (non tteks eks pe pelaja lajaran) ran) Mengapa Mengapa b buku uku p penga engayaa yaan n sa sama ma p pentin entingnya gnya deng dengan an b buku uku tteks eks pela pelajara jaran? n? Bagaiman Bagaimanaa memi memilih lih buku pen pengaya gayaan an untuk ke kegiat giatan an lite literasi rasi?? (elem (elemen en ceri cerita, ta, bah bahasa asa,, visua visual) l) Prinsip-p Prinsip-prins rinsip ip kegia kegiatan tan lite literasi rasi meng mengguna gunakan kan buku peng pengayaa ayaan n
Contoh-contoh kegiatan 1) Berb Berbinca incang/m ng/menga enganal nalisis isis el elemen emen-ele -elemen men ce cerita rita 2) Membuat jurnal ta tanggapan nggapan terhadap cerita (kegiatan menulis dan me menggambar) nggambar) 3) Kegi Kegiata atan n seni peran peran dan kriya be bebasi basiss tangga tanggapan pan ter terhada hadap p cerita Elemen apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan bacaan yang baik? 6
- Tingkat kemampuan membaca peserta didik. - Konten bacaan yang sesuai. - Ilustrasi. Elemen dalam Memilih Bahan Bacaan yang Baik 1 Tingkat kemampuan membaca 1) Pemb Pembac acaa A Awa wal: l: (usi (usiaa dini (0-3 tahun) – Batita
2) Pemb Pembac acaa Aw Awal al Usia Usia dini (>3-6 tahun) – Pra-SD
3) Pemb Pembac acaa Pemu Pemula la : Pemula Usia dasar (>6-9 tahun) – SD/MI/SLB kelas rendah
4) Pemb Pembac acaa Pemu Pemula la : Usia dasar (>9-12 tahun) – SD/MI/SLB kelas tinggi
5) Pemb Pembac acaa M Mad adya ya : Remaja (>12-15 tahun) – SMP/MTs
6) Pemb Pembac acaa Ti Ting ngka katt lanjut ( advance): advance): Dewasa muda (>1518 tahun) – SMA/SMK/MA
2 Konten bacaan yang sesuai dengan tahap perkembangan psikologis Informasi sangat sederhana; materi mencakup lingkungan lingkungan seputar ling lingkungan kungan terdekat anak. Cerita mengandung semangat optimisme bersifat inspiratif. inspiratif. Cerita mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tidak menggurui. Peserta didik dapat dilibatkan untuk memilih buku. Cerita mengandung informasi sangat sederhana. Cerita mengandung nilai optimisme dan bersifat inspiratif. inspiratif. Buku mengandung pesan moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui.
Peserta didik dapat dilibatkan dalam pemilihan buku. buku. Buku mengandung informasi yang sederhana. Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, inspiratif, dan m mengembangk engembangkan an imajinasi. Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui. Buku dipilih oleh peserta didik secara mandiri. Buku mengandung informasi yang sederhana. Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, inspiratif, dan m mengembangk engembangkan an imajinasi. Buku mengandung pesan moral yang disampaikan tanpa menggurui. Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna. Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui. Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja muda. Buku memiliki teks yang padat namun mudah dicerna. Cerita mengandung informasi yang kaya, mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengandung nilai moral yang disampaikan dengan tanpa menggurui. Buku dapat mengeksplorasi daya nalar kritis pembaca remaja. Buku mengandung nilai-nilai yang relevan dan sesuai dengan tahap psikologis remaja.
3 Contoh Buku Ilustrasi Ilustrasi sangat sederhana. Gambar berkaitan langsung dengan objek tulisan.
Ilustrasi memiliki alur yang sederhana dan mudah dipahami (tenaga pendidik dapat melakukan picture melakukan picture walk, yaitu menerangkan alur ilustrasi tanpa bantuan teks). Ilustrasi memiliki alur yang mudah dipahami, dan dapat
bersifat imajinatif. imajinatif. Teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi.
Ilustrasi memiliki alur yang baik dan dapat bersifat imajinatif. imajinatif. Ilustrasi berfungsi untuk melengkapi alur cerita.
Ilustrasi berfungsi sebagai pelengkap buku. Ilustrasi dapat bergaya sangat imajinatif, surealis, dan bersifat simbolis.
Buku tidak selalu membutuhkan ilustrasi.
7
Daftar pertanyaan untuk memilih bahan bacaan yang baik Dafar Pertanyaan untuk Memilih Bahan Bacaan Pertanyaan Penampilan, Material, dan Kualitas Cetak 1. Apakah Apakah buku terbuat terbuat dari material material dengan dengan kualitas kualitas yang baik? baik? 2. Apakah Apakah buku terjilid terjilid dengan dengan baik baik dan dak dak mudah robek? robek? 3. Apakah Apakah ukuran huru huru sesuai sesuai dengan usia usia dan kemampuan kemampuan membaca membaca anak? anak? 4. Apakah Apakah desain dan tata letak letak sesuai dengan dengan usia dan ngkat ngkat pemahaman pemahaman pembaca target? target? Bahasa 1. Apakah Apakah bahasa yang digunak digunakan an adalah bahasa bahasa baku yang mudah mudah dipahami? dipahami? 2. Apakah bacaan ditulis dengan esteka yang baik baik (dengan elemen gura sesuai sesuai usia seper rima, dll.), sehingga mengembangkan kecerdasan berbahasa pembaca target? 3. Apakah kosakata dak mengandung islah yang terlalu spesik dan rumit (tanpa petunjuk gambar) atau vulgar dan melecehkan suatu kelompok tertentu? terte ntu? 4. Apakah kosakata yang sulit diperkenalkan melalui penjelasan dalam konteks kalimat atau bantuan ilustrasi yang mendukung? Buku Berilustrasi 1. Apakah Apakah ilustrasi ilustrasi dibuat dibuat dengan baik baik dan menarik menarik minat anak? anak? 2. Apakah ilustrasi ilustrasi dibuat dibuat dengan menghindari stereop stereop atau pelecehan terhadap kelompok tertentu? Buku Fiksi 1. Apakah Apakah cerita ditulis ditulis secara menarik dan sesuai dengan dengan ngkat pemahaman pemahaman pemba pembaca ca target? 2. Apakah cerita dak mengandung stereop atau pelecehan pelecehan secara eksplisit eksplisit atau iimplisit mplisit terhadap kelompok tertentu? 3. Apakah Apakah cerita dak mengandung mengandung materi materi yang dak layak dari dari segi moral dan budaya? budaya? Buku Non-ksi Pengayaan dan Buku Teks Pelajaran 1. Apakah buku memiliki tur yang membantu anak untuk memahami inormasi? (gambar, oto, 2. 3. 4. 5. 6.
Cek
keterangan gambar/oto, glosari, diagram, tabel, glosari, dll.). Apakah Apakah inormas inormasii yang yang disajik disajikan an akurat? akurat? Apakah Apakah inormasi inormasi yang disajik disajikan an sesuai dengan dengan usia usia pembaca target? target? Apakah Apakah inormasi inormasi yang disajik disajikan an mewakili mewakili perspek perspek yang beragam? beragam? Apakah inormasi disajikan dalam bahasa dan islah yang dapat dipahami oleh pembaca target? Apakah Apakah inormasi inormasi sesuai dengan nilai nilai moral budaya budaya dan ngkat pemahaman pemahaman pembaca target?
Bagaimana membantu anak untuk memilih bahan bacaan secara mandiri? Dafar berikut dapat membimbing anak memilih buku yang tepat secara mandiri.
Terlalu Mudah Kamu tahu semua kata-kata dalam buku ini.
Tingkat Kesulitan Buku Tepat Kamu tahu hampir semua katakata dalam buku ini.
Kamu membaca buku ini terlalu cepat. Kamu dapat menceritakan ulang cerita dalam buku ini dengan sangat mudah.
Kamu membaca buku ini dengan kecepatan yang baik/sedang. Kamu menger cerita dalam buku ini dan bisa menceritakannya kembali.
-
Terlalu Sulit Kamu hanya tahu sedikit kata-kata dalam buku ini (ada kata-kata sulit hampir pada seap halaman buku). Kamu membaca buku ini terlalu lambat. Kamu dak bisa mengingat beberapa inormasi penng dalam buku ini.
Pembelajaran :
Dalam ta Dalam tahap hap ini ini,, pem pembel belaj ajara aran n se semua mua ma mata ta pe pelaj lajara aran n dil dilak akuka ukan n den denga gan n me meruj rujuk uk kep kepada ada rag ragam am te teks ks (cetak/visual/digital (cetak/visu al/digital)) yang tersedia dalam format buku-buku pengayaan. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran pembelajaran yang rrelevan elevan dan mengurangi ketergantungan kepada buku teks pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Beberapa manfaat dari pembelajaran berbasis literasi, antara lain: a. meni mening ngka katk tkan an kapa kapasi sita tass guru guru dan tena tenaga ga pend pendid idik ik lain lain dala dalam m meng mengel elol olaa su sumb mber er daya daya seko sekola lah h untu untuk k mengoptimalkan pembelajaran sesuai dengan minat, potensi peserta didik, dan budaya lokal; tenaga pendidik akan menjadi figur teladan literasi dan pembelajar sepanjang hayat; 8
b.
c. d.
e.
pembelaja pembelajaran ran berbasis literasi mengakomoda mengakomodasi si pembela pembelajaran jaran yang berpusat pada peserta didik (Cara Belajar Peserta Didik Aktif) sehingga sekolah perlahan-lahan akan beralih dari metode konvensional/klasikal di mana guru menyediakan informasi untuk pembelajaran; mengu menguran rangi gi beb beban an kog kognit nitif if pe peser serta ta did didik ik da dala lam m me mengo ngolah lah peng penget etahu ahuan an karen karenaa pem pembe belaj lajara aran n aka akan n dis disaji ajikan kan melalui buku-buku pengayaan yang berkualitas baik dan menarik; warga sekola sekolah h akan terbi terbiasa asa men mengola golah h informa informasi si sesua sesuaii dengan ke kemanf manfaata aatan, n, akura akurasi si konte konten, n, kepat kepatutan utan den dengan gan usia, dan tujuan pembelajaran; mampu mencari pengetahuan secara mandiri dan dapat menerapkan metoda pembelajaran pembelaja ran yang se sesuai suai denga dengan n minat da dan n potensi m mereka; ereka; da dan n warga warga sek sekola olah h ak akan an te terhu rhubun bung g de denga ngan n je jejar jaring ing komun komunita itass lit litera erasi si karen karenaa pembe pembela lajar jaran an berba berbasis sis lite literas rasii aka akan n membutuhkan membutuhka n partisipasi publik serta dunia industri dan usaha.
Pembelajaran berbasis literasi salah satunya diterapkan dengan melaksanakan kegiatan membaca terpandu dan membaca bersama menggunakan buku pelajaran. Tetapi secara umum pengembangan pembelajaran berbasis literasi dilaksanakan dengan cara memaknai pembelajaran berbasis literasi dan menetapkan tujuan pembelajaran literasi di semua mata pelajaran. Dalam bagian ini juga akan dijelaskan pentingnya strategi pembelajaran literasi untuk semua disiplin disi plin sert sertaa cont contoh-c oh-contoh ontoh strategi strategi pemb pembelaj elajara aran n lite literasi rasi antara lain lain:: read aloud , strat strategi egi pemahama pemahaman n wac wacana ana (sebelum-selama-setelah membaca teks), K-W-L teks), K-W-L (Know-Want-Learn) (Know-Want-Learn) C Chart, hart, Graphi Graphicc Organizers
4. Target Target penca pencapai paian an Gerak Gerakan an Litera Literasi si Sekola Sekolah h
Program literasi sekolah diharapkan akan menciptakan ekosistem sekolah yang literat. Ekosistem yang literat adalah lingkungan sekolah yang: a) menyenangk menyenangkan an dan ramah aanak, nak, sehingga menumbuhkan ssemangat emangat wa warganya rganya dala dalam m belajar; b) semua wa warganya rganya menu menunjukkan njukkan emp empati, ati, pedul peduli, i, dan meng menghargai hargai sesa sesama; ma; c) memampuka menumbuhkan semangat untuk ingin tahu cinta pengetahu pengetahuan; d) memampukan n warganya caka cakap pdan berkomunikasi danan; da dapat pat berkontribusi kepa kepada da lingkungan sosialnya; sosialnya; dan e) mengakomod mengakomodasi asi partisip partisipasi asi seluruh w warga arga dan li lingkungan ngkungan ek eksternal sternal seko sekolah. lah.
Ekosistem sekolah yang diharapkan di setiap jenjang adalah sebagai berikut. SD
Ekos Ekosis iste tem m SD yang yang liter literat at adal adalah ah kondi kondisi si yang yang mena menana namk mkan an dasar dasar-da -dasa sarr sikap sikap dan perilaku empati sosial dan cinta kepada pengetahuan.
SMP
Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinka memungkinkan n pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMA
Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan.
SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa berjiwa wirausaha, perilaku empa empati ti sosial, cinta kepada penge pengetahuan, tahuan, dan siap kerja. SLB
Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan pengembangan sikap dan perilaku yang yang baik, be berempati rempati so sosial, sial, tera terampil, mpil, dan m mandiri. andiri.
Kemampuan literasi ditumbuhkan secara berkesinambungan pada satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA, SMK, dan SLB. Perkembangan Perkembang an teknologi dan media menuntut kemampuan literasi peserta didik yang terintegrasi, dengan fokus kepada aspek kreativitas, kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan satu hal yang penting adalah kemampuan untuk menggunakan media secara aman (media safety) seperti safety) seperti yang dipaparkan pada Tabel di bawah ini: Peta Kompetensi Literasi Sekolah di Tahap Pertama Gerakan
9
Jenjang
Komunikasi
Berpikir Kritis
Keamanan Media ( Media Media Safety) Safety)
Mengartikulasikan empati Mengartikulasikan terhadap tokoh cerita
Memisahkan fakta dan fiksi
Mampu menggunakan teknologi dengan bantuan/pendampingan orang dewasa
SD/SDLB lanjut
Mempresentasikan cerita dengan efektif
Mengetahui jenis tulisan tulisan dalam media dan tujuannya
Mengetahui batasan unsur dan aturan kegiatan sesuai konten
SMP/ SMPLB
Bekerja dalam tim, mendiskusikan mendiskusika n informasi dalam media
Menganalisis dan mengelola informasi dan memahami relevansinya
Memahami etika dalam menggunakan teknologi dan media sosial
SMA/ SMK/ SMALB
Mempresentasikan analisis dan mendiskusikannya
Menganalisis stereotip/ideol ogi dalam media
Memahami landasan etika dan hukum/aturan hukum/atura n teknologi
SD/SDLB awal
Kompetensi berjenjang di atas dicapai melalui kegiatan yang relevan di satuan pendidikan SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMK/SMLB. Fokus kegiatan di tiap-tiap jenjang perlu melibatkan aspek-aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang didukung oleh jenis bacaan dan sarana/prasarana yang sesuai dengan kegiatan di setiap jenjang. Hal ini dijabarkan sebagai berikut.
Jenjang
SD awal
SD lanjut
SMP
SMA/SMK
Menyimak
Membaca
Menyimak cerita untuk menum buhkan empati Menyimak (lebih lama) untuk memahami isi bacaan
Mengenali dan membuat Membacakan inferensi, prediksi, buku dengan terhadap gambar nyaring, membaca dalam hati Membacakan Memahami isi bacaan dengan berbagai strategi buku dengan nyaring, (mengenali jenis teks, membaca membuat inferensi, dalam hati koneksi dengan
pengalama pengalaman/ n/ teks la lain, in, dll) Memahami isi bacaan Menyimak dengan berbagai strategi untuk (mengenali jenis teks, memahami membuat inferensi, makna koneksi dengan implisit dari pengalaman/teks n/teks lai lain, n, cerita/pendapa pengalama dll) t penulis Menyimak cerita dan melakukan analisis kritis terhadap tujuan/ pendapat penulis
Mengembangkan pemahaman pemahama n terhadap bacaan menurut menurut tujua tujuan n penulisan, konteks, da dan n ideologi dalam penulisannya
Kegiatan
Jenis Bacaan
Buku cerita bergambar, buku tanpa teks, teks, buku dengan teks sederhana sederhana,, baik fiksi maupun maupun nonfiksi Buku cerita bergambar, buku bergambar bergambar kaya teks, buku novel pemula, baik baik dalam bentuk
Sarana & Prasarana Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca
Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca
cetak/digital/visual Membacakan Semua jenis teks buku dengan cetak/visual/ digital yang sesuai dengan nyaring, peruntukan usia usia SMP membaca senyap
Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca
Membacakan Semua jenis teks buku dengan cetak/visual/ digital yang sesuai dengan nyaring, peruntukan usia usia membaca SMA/SMK senyap
Sudut Buku Kelas, Perpustakaan, Area Baca
III. Kegiatan Pembelajaran 10
Tujuan Umum Pelatihan: Peserta pelatihan memiliki pemahaman tentang konsep dan kompetensi teknis untuk melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah. Tujuan Khusus Pelatihan: 1. Peserta pelatihan memaha memahami mi kons konsep ep da dan n tuju tujuan an Ge Gerakan rakan Literasi Sekolah (GLS) 2. Peserta pelatihan memaha memahami mi prinsip prinsip-prinsip -prinsip pe pelaksanaa laksanaan n Geraka Gerakan n Liter Literasi asi Se Sekolah kolah (GL (GLS) S) 3. Peserta pelatihan memaha memahami mi kegia kegiatan-kegiata tan-kegiatan n dalam 3 tahapa tahapan n pelak pelaksanaan sanaan Gerakan Literasi S Sekolah ekolah 4. Peserta pelatihan memaha memahami mi pelak pelaksanaan sanaan eevaluasi valuasi diri serta pelaksana pelaksanaan an monito monitoring ring dan evaluasi
Pelatihan diawali dengan ceramah untuk menjelaskan bagian konsep serta tujuan GLS, bagian berikutnya , penjelasan tentang materi prinsip-prinsip, tahapan pelaksanaan GLS dan Monev, narasumber akan menggunakan teknik diskusi dan demonstrasi.
IV. Penilaian dan Rubrik
Bentuk Tes: Tertulis dan observasi Soal Tes tertulis (Pre test dan Post Test) 1. Jela Jelaskan skan pema pemahama haman n an anda da tentang tentang Lite Literasi rasi!! 2. Kegiatan apa saj sajaa yang sudah dilak dilaksanakan sanakan di sekola sekolah h saat ini yang terkait dengan li literasi? terasi? 3. Jika sekola sekolah h yang An Anda da dampingi belum mela melaksanakan ksanakan kegiatan-ke kegiatan-kegiatan giatan da dalam lam gerak gerakan an literas literasii sekolah, jelaskan upaya yang akan Anda untuk membantu sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam GLS! Panduan Observasi (selama pelatihan) No
Indikator 4
1 2 3 4
Penilaian 3 2
1
Pese Pesert rtaa te terl rlib ibat at ak akti tiff dal dalam am disk diskus usii Pe Peser serta ta ma mampu mpu bek beker erjas jasama ama den dengan gan bai baik k dala dalam mk kerj erjaa kelompok Pe Peser serta ta me menge ngerja rjakan kan pos postt tes tes dan pre te test st ttepa epatt wa waktu ktu ….
11
View more...
Comments