1A - Syifah Luthfiyah P - Ringkasan Buku

September 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 1A - Syifah Luthfiyah P - Ringkasan Buku...

Description

 

RINGKASAN BUKU NON-FIKSI

 Nama : Syifah Luthfiyah Putri (P17320321036) Tingkat : 1A

Judul : Filosofi Teras Penerbit : Kompas Penyusun : Henry Manampiring Bahasa : Bahasa Indonesia ISBN : ISBN 978-6-02412-518-9 Tebal Buku : 346 hlm Filosofi Teras atau yang sering disebut Filsafat Stoa adalah buku self improvement  karya   karya Henry Manampiring tahun 2019 yang menceritakan tentang filsafat Yunani-Romawi kuno yang membahas bagaimana mengatasi dan menemukan akar masalah dari mental emosi negatif, Selain itu juga filosofi teras menghasilkan mental yang tanggah dalam menghadapi naik-turunnya kehidupan. Buku ini membahas mengenai kaisar Marcus Aurelius yang mana filsuf, ia menulis buku yang sampai sekarang ini 1800 tahun setelah kematiannya masih dibaca dan direnungkan oleh  banyak orang, judul buku yang selama ini dipercaya orang yaitu Meditations. Marcus Aurelius membangun jiwanya seperti benteng yang kokoh serta mempraktikan kategori sulit dalam filsafat Stoa yaitu kathekonta (kewajiban-kewajiban sosial yang sebenarnya “tidak wajib” tapi “selayaknya” dilakukan. dilakukan. Bagi para ahli filsafat Yunani dan Hellenistik, ajaran Platonisme, Aristotelisme, Sinisme, Epikurisme, dan filsafat Stoa sering disebut sebagai aliran-aliran yang mengajarkan jalan hidup. Mereka memang aliran filsafat, tetapi bukan dalam arti cara berpikir ruwet dan menjelimet serta tidak relevan dengan deng an hidup sehari-hari. Way of life ini yang membantu Kaisar Marcus Aurelius menjalankan tugas-tugasnya sebagai penguasa dengan baik.

 

 

Filsafat Stoa mengusung kebahagiaan yang tidak lazim, sebutannya ataraxia sebuah kata

Yunani yang akarnya dari ataraktos (a=not, dan tarassein=to trouble) ataraxia dengan demikian  berarti not troubled (untroubled, undisturbed ). ). Kebahagian yang kita bayangkan sebagai jiwa yang tenang dan damai digambarkan oleh kaum Stoa sebagai situasi negative, yaitu “tiadanya gangguan”, bahagia adalah saat kita tidak terganggu.  terganggu.   Kebahagiaan bagi kaum Stoa bersifat “negatif logis”, yaitu tiadanya penderitaan, tiadanya emosi, saat kita tidak diganggu oleh nafsu-nafsu (seperti amarah, kecewa, rasa pahit dan rasa iri hati). Setiap manusia mencari kebahagiaan, hidup yang tenang. Filsafat bagi kaum Stoa bukanlah untuk sekedar mengisi waktu atau menumpuk ide untuk bergaya di depan kaum awam. Filsafat adalah praktik dan latihan, sebuah seni hidup. Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring hadir untuk memberikan kepada kita jalan menuju ketenangan jiwa. Henry Manampiring ini telah mengalami sendiri stress dan kesulitankesulitan dalam hidupnya, filsafat sebagai praktik hidup ia ia jalani dan jalankan betul-betul serta menjadikan dirinya sendiri kelinci percobaan. Stoisisme sangat membantunya menjadi lebih tenang, damai, dan bisa mengendalikan emosi negatif Pria yang akrab disapa Om Piring di media sosial ini tak ingin menyimpan pengetahuannya tentang stoisisme sendiri. Ia pun menulis buku Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini, Hal inilah yang ditekuni penulis selama bertahun-tahum oleh Henry Manampiring, meski bukan alumnus Fakultas Ilmu Filsafat tetapi penulis buku berhasil membuat buku filsafat Stoa. Buku ini terbagi atas 12 bab yang berbeda-beda dengan tujuan yang berbeda pula, pada  bab pertama membahas m embahas survei khawait k hawait nasional serta bagaimana bag aimana hasil survei su rvei tersebut mengenai  bahwa “masalah khawatir bukan masalah ‘di pikiran’ saja!” oleh Dr. Andri SpKJ FAPM. Intisari wawancara oleh Dr.Andri yaitu (1) Kondisi psikis berkaitan dengan kesehatan tubuh tubuh kita, (2) Bukan stiuasi penyebab stresnya yang menjadi masalah tetapi persepsi kita akan situasi tersebut, manajemen cemas = manajemen persepsi, (3) Dengan media sosial, kita mengalami banjir informasi yang belum tentu benar dan ini dapat menambah kekhawatiran kita. Pada bab kedua membahas mengenai sebuah filosofi yang realistis, intisari yang dapat diambil dari bab kedua ini yaitu (1) Filosofi Teras atau Stoisisme adalah aliran filsafat Yunani-

 

Romawi purba yang sudah berusia lebih dari 2.000 tahun, tetapi masih relavan untuk kondisi manusia zaman sekarang. (2) Tujuan utama dari Filosofi Teras adalah hidup dengan emosi negatif terkendali dan hidup dengan kebajikan atau bagaimana kita hidup sebaik-sebaiknya seperti seharusnya kita menjadi manusia. Pada bab ketiga membahas mengenai sebuah filosofi yang realistis, ringkasan yang dapat saya ambil dari bab ketiga yaitu manusia harus hidup selaras dengan alam karena ini saling  berkaitan dengan segala peristiwa yang terjadi di dalam hidup kita jika ingin hidup yang baik yang mana artinya kita harus sebaik-baiknya menggunakan nalar, akal sehat, rasio, karena itulah yang membedakan manusia dan binatang. Lalu pada bab keempat dibahas mengenai dikotomi kendali yang mana didalamnya membahas ada hal-hal yang di bawah kendali kita seperti pikiran, opini, persepsi, dan tindakan kita sendiri adapun yang tidak dibawah kendali kita seperti kekayaan, reputasi, kesehatan, dan opini orang lain. Orang yang bijak adalah yang bisa mengenali kedua kategori kateg ori ini dalam segala hal di dalam hidupnya, baik tidaknya hidup kita hanya bisa dinilai dari hal-hal dibawah kendali kita. Pada bab kelima membahas mengenai mengendalikan interpretasi dan persepsi. Manusia kerap kali disusahkan oleh hal-hal seperti opini, interpretasi, penilaian/value judgment akan halhal atau peristiwa. Sering kali ada penilaian otomatis yang muncul dan jika tidak rasional, maka  penilaian otomatis ini memicu emosi negatif neg atif serta emosi negatif neg atif itu dianggap sebagai akibat dari nalar/rasio yang keliru. Pada bab selanjutnya yaitu bab keenam membahas mengenai memperkuat mental, inisari dari isi bab ini yaitu  prameditatio malorum adalah teknik memperkuat mental dengan membayangkan semua kejadian buruk yang mungkin terjadi di hidup kita di hari ini dan ke depannya, serta dapat mengenali mengen ali peristiwa di luar kendali kita dan memilih bersikap rasional. Pada bab ketujuh dibahas mengenai hidup di antara orang yang menyebalkan, yang mana di dalamnya membahas mengenai filosofi teras sangat menaruh perhatian pada hubungan antarmanusia, karena para filsuf Stoa percaya bahwa nature manusia adalah makhluk manusia. Dibalik perilaku menyebalkan orang lain, kemungkinan kemung kinan besar tidak ada motivasi/niatan jahat tetapi karena ketidaktahuan atau ingnorance.

 

Selanjutnya bab kedelapan membahas mengenai menghadapi kesusahan dan musibah. Dalam filosofi teras, musibah dan kesusahan adalah opini/value judgement yang ditambahkan oleh kita sendiri karena sering kali peristiwa tersebut berada di luar kendali kita dan respon kita atasnya sepenuhnya ada di tangan kita sendiri. Pada bab kesembilan membahas mengenai menjadi orang tau, intisari yang dapat saya ambil dari bab 9 ini yaitu prinsip hidup selaras dengan alam dapat dap at digunakan oleh orang tua dalam d alam membantu anaknya membangun kebiasaan mengunakan nalar dan rasio. Selain itu juga orang tua dan anaknya dapat menerapkan dikotomi kendali dalam menghadapi peristiwa. Pada bab kesepuluh membahas mengenai Citizen of the World, yang didalamnya membahas kita semua adalah “kosmopilit” warga dunia, kita semua berasal dari akar yang sama dan tidak ada alasan untuk membeda-bedakan suku, agama ras, kebangsaan untuk bisa bersikap manusiawi jika kita dihadapi suatu masalah kita bisa b isa hadapi bersama. Selanjutnya pada bab kesebelas dibahas mengenai tentang kematian, intisari yang dapat saya ambil dari bab ini yaitu segala sesuatu yang selaras dengan alam adalah baik termasuk kematian didalamnya dan hidup bukan soal seberapa panjangnya tetapi kualitasnya. Pada bab terakhir yaitu bab penutup atau bab keduabelas membahas mengenai hal-hal  bagaimana mempraktikan filosofi teras di kehidupan kita, (1) Cheat Sheet atau melihat kembali konsep-konsep utama, (2) Pentingnya faktor fisik karena selain mengandalkan kemampuan pikiran kita tidak boleh mengabaikan faktor kebugaran fisik, (3) Pentingnya laku nyata sebagai buah dari  praktik ini,  prokopton diharapkan untuk tidak sekedar berbicara apalagi sekedar memamerkan mengenai pemahamannya tentang stoisisme. Selain itu buku ini juga dilengkap sesi wawancara dengan narasumber-narasumber hebat yang membahas isu-isu didalam filosofi teras, materi-materi yang disajikan pun mudah untuk diterapkan dikehidupan kita.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF