17-MANUAL-INSPEKSI-VISUAL-BENDUNGAN-URUGAN.doc

October 16, 2017 | Author: ratih dwi Anggraini | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 17-MANUAL-INSPEKSI-VISUAL-BENDUNGAN-URUGAN.doc...

Description

DEPARTEMEN DIREKTORAT

PEKERJAAN JENDERAL SUMBER

UMUM DAYA AIR

DIREKTORAT BINA TEKNIK

MANUAL INSPEI{SI VISUAL BENDUNGAN URUGAN

NOPEMBER 2004

REPUBlIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAl SUMBER DAYA AIR

DIREKTORAT

BINA TEKNIK

JI. Pattimura No. 20 Persil Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7396616 75908364

KATA PENGANTAR

Manual ini disusun untuk melengkapi pedoman yang berkaitan dengan kegiatan Inspeksi Keamanan Bendungan disusun secara sederhana dengan dilengkapi gambar dan daftar bagian-bagian bendungan yang harus diperiksa meliputi ; Gambaran Umum Mengenai Kegiatan Pemantauan Bendungan, Konsepsi Pemeriksaan visual, Kegiatan Pemeriksaan Visual, Pengamatan Terhadap Problem yang Timbul selain itu juga berkaitan masalah umum yang sering muncul, penyebab dan kerugiannya serta tindak lanjut yang perlu dilakukan. Untuk memudahkan dalam pemeriksaan, manual juga dilengkapi dengan format isian pemeriksaan. Diharapkan manual ini dapat menjadi pegangan terutama bagi para petugas operasi dan pemeliharaan bendungan dalam melakukan pemeriksaan visual bendungan yang menjadi tanqqunq-jawabnva, dan juga bagi pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan inspeksi atau pemeriksaan bendungan Penyusunan manual ini telah melalui tahapan diskusi yang panjang baik diskust intern di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air maupun diskusi dengan para pakar dan berbagai pihak yang berkecimpung dalam bendunqan, untuk mendapatkan masukan penyempumaan. saran dan masukan peserta tokakarva telah . diakcmodasikan dalam manual ini, namun manual ini perlu secara berkala dikaji dan diperbaiki. Untuk itu kritik dan saran demi perbaikan dan penyempumaan manual masih sangat kami harapkan. Semoga manual ini dapat mengisi kekurangan pedoman yang ada dan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaaninspeksi bendungan.

J~k,arta, . Nopember 2004 ,

.. ......

.- -._:.....

"'.

".'"

---_ -- ;--

.

_

...

,,

DAFTAR lSI MANUAL INSPEKSI VISUAL 8ENDUNGAN URUGAN Hal. KA TA PENGANT AR

.

ii

DAFTAR lSI . DAFTAR GAM BAR

".............................................

vi

DAFTAR

FOTO

ix

DAFTAR

TABEL

x

BAB I

PENDAHULUAN..

1

1.1 1.2

Umum Maksud dan Tujuan

1 2

1.2.1 1.2.2

2

1.3 1.4 1.5

BAB II

Maksud Tujuan

2

Lingkup Manual Acuan normatif Pengertian

2 2 3

PEMANTAUAN DAN BAG!AN PENTING 5ENDUNGAN

8

2.1 2.2

8 9

Umum Pemantauan dan Pengamatan 2.2.1 2.2.2 2.2.3

2.2.4 2.3

.

Pengukuran/pembacaan Inspeksi/Pemeriksaan Visual Uji Operasi Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab

. . . .

10 12 12 12

Baqian-Baqian Penting 8endungan

14

2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5

14 15 15 15 16

Lokasi Bendungan Fondasi BukitITebing tumpuan dan daerah genangan waduk.... Bangunan Pelimpah :........ Bangunan pengeluaran

ii

2.4

Tipe-tipe bendungan urugan 2.4.1 2.4.2 2.4.3

BAB III

BAB VI

..,

16 17 17 20

Umum Hal-hal yang perlu dicatat selama inspeksi Problem yang sering timbul Tata Cara Inspeksi Format dan penyimpanan laporan Evaluasi hasil pemeriksaan Persiapan pemeriksaan/inspeksi Peralatan pemeriksaan/inspeksi Saat-saat penting untuk inspeksi Frekuensi pemeriksaaniinspeksi visual

. . . . . . . . . .

20 20 21 21 23 23 24 24

25 25 28

REMBESAN

4.1 4.2 4.3 4.4 BAB V

16

KONSEPSI INSPEKSI VISUAL "

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 BAS IV

Urugan tanah homogen Urugan tanah berzona Urugan batu

..

Umum Hal-hal yang perlu perhatian khusus Cara inspeksi Contoh problem rembesan

. . . .

28 28 "L O" 29

LERENG HULU

36

5.1 5.2 5.3 5.4 5.5

36 36 36 37 38

Umum " Hal-hal yang perlu perhatian khusus Cara inspeksi Materiallereng dan problem yang sering timbul Penyebab timbulnya problem

PUNCAK BENDUNGAN

42

6.1 6.2

42 42

Umum Hal-hal yang perlu perhatian khusus 6.2.1

Retak memanjang

,.

42

iii

6.2.2 6.3

44 44

Contoh problem pada puncak bendungan

BAB VII LERENG HILIR

7.1 7.2

..

Retak melintang

.......................

"

~

Umum Hal-hal yang perlu perhatian khusus

"

..

50 50 50

iii

7.3 7.4 7.5

Cara inspeksi khusus Jenis material Contoh problem yang sering dijumpai di lapangan ..

BAB VIII BANGUNAN PENGELUARAN

50 50 50

55

8.1 8.2

8.3

Umum Konfigurasi umum bangunan pengeluaran Prinsip-prinsip penting

8.3.1 8.4 8.5 .8.6

BAB IX

57 57

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian Cara Inspeksi Hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam inspeksi sistem pengeluaran

57 60 60

BANGUNAN PELIMPAH

64

9.1 9.2 9.3 9.4

64 64 65 66

Umum Problem Utama Material Yang Dipakai Tata Cara lnspeksi 9.4.1 9.4.2

9.5

BAB X

57

.. ..

8.3.2

Kavitasi l.okasi Katup Pengeluaran

.. .

55 55

Bangunan pelimpah dari tanah dan banqunan pelimpah dengan ambang pengontrol Pelimpah beton................................................

Contoh problem yang dijumpai dan tindakan dipertukan

66 66 68

PEMERIKSAAN SEKITAR WADUK

72

10.1 10.2

Umum Bukit tepian waduk

72 72

10.2.1 Longsor 10.2.2 Bocor

72 73

10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8

Sampah, benda mengapung dan melayang Sedimentasi Daerah tangkapan air Daerah di hilir waduk Cara inspeksi Pemeriksaan oleh Enjiner

73 73 ~..... 74 74 74 74

iv

BAB XI

PENGAMATAN OENGAN CAR A SEDERH:\NA PADA PROBLEM

YANG TIMBUL

75

11.1 Umum 11.2 Pengamatan rembesan

75 75

11.2.1 Oaerah yang basah 11.2.2 Pengukuran dengan ember cian stop ukur debit rembesan 11.2.3 Alat 11.2.4 Saluran Pengukur 11.2.5 Kekeruhan dansedimen 11.2.6 Pencatatan

.. watch

..

,

. . . ..

75 76 76 77 78 78

11.2.7 Rembesan yang keluar dari lereng hiiir 11.2.8 Sumur Pengamatan/Observasi

. .

11.3 Pengamatan geseran 11.3.1 Alinyemen (alignment) dan penurunan 11.3.2 Retak pada timbunan 11.3.3 Longsor pada timbunan 11.3.4 Pergeseran konstruksi beton 11.4 Peningkatan pemantauan BAB XII PEMERIKSAAN PERALA TAN POKOK KEAMANAN BENDUNGAN 12.1 12.2 12.3 12.4 12.5

Lampiran:

Tujuan Pemeriksaan Unsur-Unsur Yang Harus Diperiksa Masalah-Masalah Yang Sering Terjadi :......................... Pemeriksaan Fungsi Kesalahan-Kesalahan Yang Sering Dilakukan

t.

2. 3.

78 79 79 80 81 82 82 83 85 85 85 85 85 86

Contoh: Format Isian PemeriksaanJlnspeksi Visual (Format Catatan Perneriksaan Bendungan) Daftar Padan Kata (Terjemahan) Oaftar Pustaka

v

DAFTAR GAM BAR Hal. Gambar

1

Konsepsi Keamanan 8endungan

Gambar

2

Bagan Keqiatan Pemantauan

10

Gambar

3

Contoh Organisasi dan KuaJifikasi Personil O&P Bendungan

13

Gambar

4

Tugas-Tugas Pelaksana Pemantauan

14

Gambar

5

Lokasi 8endungan

15

Gambar

6

Sketsa Lokasi dan 8agian-Bagian

Gambar

7

Tipe Bendungan Urugan

18

Gambar

8

Tampang I'vlelintang Tubuh Bendungan Urugan

18

8

8endungan

16

Gambar

9

Jangkauan Pandang dan Lintasan Jalan lnspeksi Pad a Lereng Hilir Secar2 Sejajar dan Zig Zag

22

'"

Gambar

10

Air 8erlumpur Berlebihan Keluar Dari Satu Ttitik Surnber

29

Gambar

11

Jumlah Air Yang Berlebihan Keluar Dari Satu Titik Sumber..........

30

Gambar

12

Air Keluar Dari Satu Titik Sumber Yang Tinggi Pada Urugan........

30

Gambar

..I·".

Air Keluar Dari Lubang-Lubang Binatang Pengerat

30

Gambar

)14

Aliran Air Keluar Melalui Retakan di Dekat Puncak

30

Gambar

15

Air Rembesan Keluar Sebagai Sembuian di Oalam Pondasi

Gambar

16

Air

Rembesan

Keluar Oari Titik

Yang

Berdekatan

......

31

Dengan

Bangunan PengeJuaran

31 31

Garnbar

17

Bocoran di/atau Sekitar Pelimpah

Gambar

18

Rembesan Dari Sambungan

Konstruksi

atau Retakan di Dalam

Struktur Beton

32

Gambar

19

Bocoran Dari Drainase di Bawah Pelimpah

32

Gambar

20

Daerah Basah Pada Lapisan Horisontal

32

Gambar

21

Daerah Jenuh Yang Luas

32

Gambar

22

Rembesan Keluar Pada Kontak Tebing Tumpuan (Abutment)......

33

Gambar

23

Daerah Yang Basah atau Mengalirkan Air

33

Gambar

24

Perubahan Yang Tampak Pada Vegetasi

Gambar

25 Tonjolan Di Daerah Basah Yang Luas

Gambar

26

Efek Trampoline Oi Daerah Lembab Yang Luas

34

Gambar

27

Bocoran Dari Tebing Tumpuan (Abutment) Di Luar Bendungan...

34

Gambar

28

Aliran Air atau Sedimen di Lubang Drainase Semakin Meningkat

35

Gambar

29

Lintasan Jalan Inspeksi Zig Zag Pada Lereng Hulu

37

:..............

34 34

vi

Gambar

30

Lereng Terjal (Scarps), Bagian Oatar (Benches),

Oaerah Sangat

Terjal (Oversteep)

.

38

.

39

..

39

.

39

.

40

Gambar

31

Lubang Benam

Gambar

32

Longsor, Slump, atau Gelincir

Gambar

33

Rusak, Hilangnya Riprap

Gambar

34

Erosi Oi Bawah Riprap Yang Cradasinya Tidak Saik

Gambar

35

Retak Besar

40

Gambar

36

Retak Susut

41

Gambar

37

Aktivitas Berang-Berang atau Tikus Air Yang 8esar

41

Gambar

38

Retakan Pada Perrnukaan Beton Yang Merosot Mutunya

41

Gambar

39

Retak Memanjang Yang Merupakan Awal Keruntuhan 8endungan

42

Gambar

40

Perkembangan Retak Melintang

44

Gambar

41

Retak Memanjang

46

Gambar

42

Pergeseran Vertikal

46

Gambar

43

Retak Meiintang

46

Gambar

44

Ketidaklurusan 8entuk Puncak

46

Gambar

45

Cekungan Oi Puncak 8endungan

47

Gambar

46

Lubang Benarn Di Puncak

47

Gambar

47

Tumbuhan Yang Menghalangi Pandangan

48

Gambar

48

Kegiatan Binatang Pengerat

48

Gambar

49

Parit Oi Puncak

48

Gambar

50

Alur Oi Sepanjang Puncak

49

Gambar

51

Genangan Oi Atas Orainase Puncak Yang Jelek

49

Gambar

52

Retak Susut

49

Gambar

53

Peninggian Puncak

49

Gambar

54

Erosi

51

Gambar

55

Retak Melintang

52

Gambar

56

Retak Mem~njang

52

Gambar

57

Lonqsor/Penqelupasan Tanah

52

Gambar

58

Slump (Kondisi Setempat)

53

Gambar

59

Lubang Benam/Runtuh

Gambar

60

Pohon-Pohon/Sernak-Sernak Yang Menghatangi Pandangan

54

Gambar

61

Aktivitas Binatang Pengerat

54

Gambar

62

Untasan Binatang Ternak

Gambar

63

Contoh Kcnfigurasi Umum Bangunan Pengeluaran Oengan Katup/Pintu Oi Hulu

:

:-............

53

~.........

54 56

=:":'::

vii

.

,

:

~:

Garnbar

64

Contoh

Konfigurasi

Umum Bangunan

PengeJuaran Oengan

Katup OJ Hillr Gambar

65

Keruntuhan

56 Oisebabkan

Oleh

Bocoran

Di Sekelillng

Pipa

Pengeluaran Gambar

66

58

Waduk Menjadi Kosong Akibat Bocoran Lewat Lubang Oi Ujung Hulu Pip a Pengeluaran

Gambar

67

59

Aliran Turbulen Dan Tekanan Yang Terjadi Akibat Hambatan 01 Pipa Menyebabkan

Terjadinya

Lubang Benam OJOekat Ujung

Hillr Pipa

59

Gambar

68

Pip a Pengeluaran Rusak

61

Gambar

69

Kebocoran Katup

62

Gambar

70

Peralatan Pengendali/Pengatur

62

Gambar

71

Ujung Bangunan Pengeluaran RusakiRuntuh

63

Gambar

72

Air Yang Oilepaskan Oari Pengeluaran Mengerosi Kaki Bendungan

63

Gambar

73

Lubang Drainase

67

Gambar

74

Sampah/Pecahan-Pecahan

Gambar

75

Aliran Terkonsentrasi

Material Atau Hambatan Lain..........

69

Akibat Longsor Menyebabkan Erosi Yang

Berlebihan

69

Gambar

76

Kerusakan di Ujung Saluran Luncur Pe!impah

69

Gambar

77

Pergeseran Oincling

70

Gambar

78

Retak Besar

70

Gambar

79

Sambungan Yang Terbuka Atau Bergeser

71

Gambar

80

Penandaan Oaerah Basah

75

Gambar

81

Metode Ember Dan Stopwatch

Gambar

82a Alat Ukur V-notch

76

Gambar

8.2b Alat Ukur Segiempat

77

Gambar

83

Contoh Pemasangan Alat Ukur V-Notch

77

Gambar

84

Saluran Parshall

77

Gambar

85

Peta Contoh Oaerah Kebocoran

78

Gambar

86

Proses Pembasahan Tubuh Bendungan Urugan

79

Gambar

87

Instalasi Sumur Pengamatan Yang Umum

Gambar

88

Pemasangan Patok Permanen

80

Gambar

89

Situasi Sistem Kelurusan

80

Gambar

90

Pemantauan Retak Oi Timbunan

81

Gambar

91

Pemantauan Longsor

82

Gambar

92

Mengukur f-)ergeseran (a.b.c.d)

Gambar

93

Contoh Peningkatan Pemantauan

(Alat Penghitung Waktu)

76

..

:-............

79

:............

83 84 vii i

DAFTAR

FOTO Hal.

Foto 1

Bendungan dan bangunan pelengkapnya, tampak belakanq ...........

19

Foto 2

Contoh pada lereng bilir akibat rembesan yang bsrkernbanq menjadi aliran buJuh(piping) dan lereng terlalu curam

33

Foto 3

Contoh problem pada blok beton pelindung lereng hulu: kemerosotan mutu, terbukanya sambungan dan penurunan yang berakibat pecahnya btok beton 40

Foto 4

Retak memanjang awal pada puncak bendungan yang ditengkapi dengar. perkerasan aspal

43

Contoh retak memanjang pada puncak bendungan yang sudah mulai berkembang menjadi pergeseran veriikaJ ..

43

Contoh erosi permukaan pada lereng hilir bendungan

53

Foto 5

Foto 6

Foto 7

Uji operasi sistem pengeluaran Irigasi

55

Foto 8

Bendungan dan bangunan pefengkapnya, tampak depan ..

64

Foto 9

Lantai pelimpah menggantung

70

Foto 10

Bukit dekat bangunan pefimpah dan pengambilan Bendungan Tilong

72

Foto 11

Tebing tegak di dekat tebing tumpuan kanan yang berpotensi longsor 73

ix

DAFTAR TABEL Hal.

Tabel

1

Frekuensi Minimal Untuk Inspeksi Visual .

..

26

x

BAS i 1.1.

PENDAHULUAN

Umum

Tujuan utama program keamanan bendungan adalah untuk melindungi masyarakat, harta benda dan lingkungan di hilir bendungan. Bendunqan harus oerfunqsi dengan aman pada segala kondisi. Kondisi suatu bendungan, tergantung pada kondisi internal dan eksternal yang berangsur-angsur dapat mengubah kondisi bendungan. Setelah bendungan selesai perubahan periode waktu, melalui perawatan secara perubahan-perubahan yang

dibangun, keamanan bendungan akan dipengaruhi oleh pemeliharaan dan perubahan kondisi operasi. Hanya terus menerus, inspeksi dan evaluasi, akan diketahui mengarah pada kondisi ketidak amanan bendungan.

Dengan melakukan inspeksi atau pemeriksaan bendungan secara rutin dan teratur, PemiliklPengelofa bendungan akan mampu menangkap sedini mung kin tanda-tanda kelainan pada bendungannya, gangguan operasi atau ancaman terhadap keamanan bendungan, sehingga PemiliklPengelola bendungan dapat segera melakukan tindakan perbaikan atau pencegahan yang diperlukan agar tidak torjadinya kondisi yang lebih buruk. Inspeksi juga sangat diperlukan untuk mengetahui kesiapan operasi waduk dan peralatan penunjang bendungan lainnya, khususnya pada kondisi darurat. Oleh karena itu semua peralatan penunjang bendungan khususnya yang terkait dengan keamanan bendungan secara berkala perlu diuji coba atau uji operasi, untuk memastikan bendungan selalu siap untuk dioperasikan baik pada kondisi normal maupun darurat. Secara umum tujuan utama inspeksi atau pemeriksaan bendungan adalah untuk mengetahui kondisi keamanan bendungan dan bangunan pelengkapnya pada saat itu, dilihat dari aspek keamanan struktural yang mencakup kearnanan terhadap beban kerja, keamanan dari sisi hidraulika, keamanan terhadap rembesan serta keamanan operasional. Inspeksi yang dilakukan oleh para Pemilik/Pengelola bendungan atau petugasnya lazim disebut : pemeriksaan. Manual inspeksi visual, adalah merupakan manual perneriksaan visual yang disusun untuk melengkapi "Pedornan Operas], Pemeliharaan dan Penqarnatan Bendungan, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Maret 2003, khususnya buku bag ian 1. Manual diharapkan dapat menjadi acuan bagi para petugas operasi dan pemeliharaan bendungan yang bertugas di lapangan seperti para juru dan pengamat. Manual juga dapat digunakan oleh para Enjiner sebagai acuan dalam menyusun manual pemeriksaan bagi bendunqannya maupun dalam memberikan pengarahan kepada para petugas lapangan. Manual dilengkapi dengan: gam bar dan daftar bagian-bagian bendungan yang harus diperiksa, masalah umum yang serinq muncul, penyebab dan kerugiannya serta tindak lanjut yang perlu dilakukan. Untuk memudahkan dalam pemeriksaan, manual juga dilengkapi dengan format isian pemeriksaan yang diambil dari Pedoman Operasi, Pernellharaan dan Pengamatan Bendunqan Maret 2003 yang telah disempurnakan. Manual dan daftar simak ini disusun berdasar kondisi umum bendungan-bendungan di Indonesia. Di dalam penggunaannya para PemiliklPengelola bendungan tetap berkewajiban menyiapkan Panduan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan yang disusun secara khusus sesuai dengan karakteristik bendungannya.

i

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud

Manual dimaksudkan sebagai pegangan bagi para petuqas Operasi dan PemeJiharaan bendungan khususnya para Juru dan Pengamat bendungan yang bertugas melaksanakan perneriksaan visual secara rutin. Manual juga dapat digunakan bagi pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas pemeriksaan atau inspeksi bendungan, namun dalam penggunaannya perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan tanggung jawab masing-masing, dengan mengacu pada pedoman lain yang terkait.

1.2.2

Tujuan

Agar kondisi keamanan bendungan selalu terpantau, problem yang sedang mulai berkembang pada bendungan dapat diketahui sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat sebelum problem berkembang lebih parah, dan pada gilirannya keamanan serta kelestarian fungsi bendungan akan selalu terjaga.

1.3

Ungkup

Manual

Memberi petunjuk mengenai kegiatan pemeriksaan visual bendungan yang meliputi: Pengertian dasar mengenai bendungan Kor.sepsi pemeriksaan visual Pemeriksaan rembesan Pemeriksaan pada lereng hulu Pemeriksaan pacta puncak bendungan Pemeriksaan pada lereng hilir Pemeriksaan pada bangunan pengeluaran Pemeriksaan pada pelimpah Perneriksaan instrumentasi dan pemantauan Pemeliharaan Berlaku : bagi bendungan sesuai lingkup pengaturan Tata Cara Keamanan Bendungan, beserta revisinya.

"1

SNI NO.03-i731-1989

tentang

1.4 Acuan normatif 1. 2. 3, 4. 5. 6. 7.

SNI No. 03-1731-1989 tentang Tata Cara Keamanan Bendungan. KepMen Kimpraswil No. 296/KPTS/M/2000 tentang Keamanan Bendungan, Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Maret 2003, SK Dirjen SDA/KKB No. OS/KPTSJ2003, Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, Maret 2003, SK Dirjen SDA No. 193/KPTS/D/2003. Pedoman Kajian Keamanan Bendungan, SK Dirjen SDA/KKB No. OS/KPTS/2002. Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan, Direktorat Gina Teknik Ditjen SDA, Desember 2003. Dam Safety Manual, State Enqineer's Office State of Colorado, June 1983.

2

1.5

Pengertian

1

Dalam manual ini yang dimaksud dengan: (1)

Inspeksi adalah pemeriksaan detil bendungan dan bangunan pelengkapnya, baik yang berada di atas rnaupun di bawah permukaan air, yang dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalarn lima tahun, terqantunq pada klasifikasi bahaya bendungan.

(2)

Pemeriksaan adalah inspeksi yang dilakukan oleh Petugas Operasi dan Pemeliharaan, Pengelola atau Pemilik bendungan, terhadap bendungan, bangunan pelengkap dan peralatannya untuk memeriksa perilaku bendungan.

(3)

Pemeriksaan visual ac.lalah pemeriksaan terhadap baqian permukaan yang terlihat pada bendungan dan pelengkapnya, yang antara lain mencakup pemeriksaan visual terhadap: retakan, remukan, pelarutan, bocoran, indikasl kemerosotan mutu atau reaksi kimia, kerusakan akibat erosi atau kavitasi, dan lain sebagainya, yang dilakukan oleh petugas Operasi dan Perneliharaan yang terlatih.

(4)

Enjiner adalah seorang ahli/profesional yang diakui (s_ar.i9QJaeisnik ~iel!) dan berpengalaman dalam aspek yang berhubungan dengan teknik rekayasa bendungan sehingga diperbolehkan untuk ikut serta dalam sebagian atau seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyelidikan, perencanaan, konstruksi, rehabilitasi, perbaikan, operasi, pemeliharaan dan pengamatan serta penghapusanfungsibendungan.

(5)

Waduk adalah wadah air buatan termasuk material yang terkandung di dalamnya yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan, dan berbentuk pelebaran alur/badan/palung sungai. _

(6)

.........,-

~,._,

~-O"

,,_,,_,

_,

...,,~.

...,~

."~"

~~.,..,.

Bendungan adalah setiap bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya untuk menahan air termasuk fondasi, bukitltebing tumpuan, serta bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juqa lirnbah cair dan padat yang merupakan buangan dari proses penambanganatfiu Tridusfri,~tetapitidak termasuk bendung dan tanggul

(7)

Banjir Desain adalah banjir yang digunakan untuk mendesain bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya, terutama untuk menentukan ukuran bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran, serta untuk menentukan volume tampungan maksimum air waduk dan tinggi bendungan.

(8)

Bangunan Pengeluaran yaitu segala fasiliias bangunan pelengkap yang digunakan untuk mengendalikan pengeluaran/pengaliran air dan waduk.

(9)

Lapisan Pelindung adalah suatu lapisan yang biasanya diletakkan pada lereng hulu bendungan urugan atau sepanjang saluran air sebagai pe!indung terhadap hempasan gelombang, erosi atau gerusan air. Lapisan pelindung dapat terdiri atas bongkah-bongkah batuan besar tak beraturan (Rip Rap), blok atau beton pracetak, atau bahan-bahan lain yang dapat difungsikan seoaqai pelindung lereng.

1

Sumber: Tata Cara Koarnanan Bendungan, SNI 03-1731-1989 dan Pcdoman Operasi, Pcrncliharaan dan Pcngamatan 8endungan. Bagian 1 & 2, Diljen Sumber Daya Air, Maret 2003.

3

7

i,. t: ~ t f

I;

yang dikendalikan secara mekanik oleh pintu-pintu air disebut pelimpah berpintu.Bangunanpelimpahtanpa pintu, disebut pelimpahbebas. (22)

Pemeliharaan (Maintenance) yaitu kegiatan rutin dan berkala yang diperlukan untuk memeliharaimerawat bangunan-bangunan serta peralatan yang ada (mekanik,elektrik, hidraulik dan bangunansipil) agar tetap dalam kondisi baik, berfungsidan aman pengoperasiannya.

(23)

Saluran Peluncur Pelimpah (Spillway Chute) adalah bagian dari bangunan pelimpah yang berupa saluran dengan kemiringan terjal/tajam hingga dapat mengalirkanair dengan kecepatansuper kritis. .

(24)

Riprap (Rip Rap) adalah lapisan batu besar, batu pecah atau blok pracetak yang diletakkan secara sernbaranganatau diatur dengan tangan pada tebing hulu pada bendungan urugan atau pada tepi waduk atau pactapinggir-pinggir saluran sebagaipelindungterhadap hempasangelombang.

(25)

Bangunan Pelengkap dan atau Fasilitas adalah semua bangunan atau komponennya, dan fasilitas yailg secara fungsional berhubungan dengan bendungan, antara lain : pelimpah, bangunan pengeluaran, bangunan sadap utama dan konduit, pintu air, dan fasilitas pembangkit tenaga listrik termasuk peralatan hubung dan saluran transrnisi, walaupun lokasinya terpisah dari bendunganutama.

r'

(26) Bendungan Pelana (Saddle Dam) adalah bendungantambahandari jenis apa saja yang dibangunpada daerah sadel atau di bagian rendah pada garis keliling tepi waduk.

hidrologi, catatan dan laporan kegiatan pengamatan termasuk pengkajian ulang keamanan yang berkenaan dengan praktek desain yang mutakhir. (35)

Kapasitas Waduk adalah jumlah daya tampung muka air normal atau elevasi operasi normal.

(36)

Kebocoran (Leakage) adalah aliran air bebas yang mengalir melalui lubang atau retakan,

(37)

Mereu Bangunan limpahan air.

(38)

Pelimpah

adalah

bagian

waduk sampai ke elevasi

paling atas bangunan

tempat

-",,,,,\31?v' c.,t.u t·'{~~;.t,··t'l Panjang Puncak/ adalah s~(Druh panjang puncak bendunqan, yang termasuk panjang semua bangunan seperti bangunan pelimpah, gedung pembangkit tenaga listnk, pintu air naviqas], tangga ikan (fish ladder) dan lain sebagainya dimana bagian ini membentuk bagian panjang dari bendungan. Jika bangunan tersebut terpisah letaknya, maka tidak dimasukkan sebagai panjang puncak.

(39)

Pekerjaan Perbaikan adalah pekerjaan yang dipeilukan guna merehabilltasi, memperkuat, membangun kembali, meningkatkan atau rnerubah bendungan yang sudah ada, pekerjaan bangunan pelengkap, fondasi, tebing tumpuan atau daerah sekitarnya untuk memperoleh tingkat keamanan yang layak (seperti drainase, injeksi semen, dinding topang, bangunan pelimpah arau rnodifikasi bangunan pengeluaran, dan lain sebagainya).

(40)

Pemantauan (Monitoring) adalah pencatatan serta evaluasi kinerja dan geja!a perilaku bendungan dan bangunan pelengkapnya dengan pemeriksaan/inspeksi visual, pengukuran dengan memakai peralatan atau instrumen, dan uji operasi 1 ............

1,

.........

..J_ ...._....LI._.

I_,.

(46)

Elevasi Puncak Bendungan adalah elevasi permukaan tubuh bendungan yang paling tinggi di luar timbunan ekstra untuk cadanyan penurunan, serta tidak termasuk kerb, parapet, pagar pengaman atau bangunan lain yang bukan merupakan baqian dari bang unan penahan air. Elevasi permukaan ini biasanya merupakan jalan untuk kendaraan atau untuk pejalan kaki dan rnerupakan bagian bendungan urugan yang tidak boleh dilimpasi air (non-overflow section)

bendungan. (47) Rembesan (Seepage) adalah hilangnya air waduk karena perkolasi melalui tubuh bendungandi bawah atau sekitar bendunqan. (48) Saringan (Filter) adalah bahan (material)granular yang ditempatkandi badan bendungan urugan, bergradasi (alami atau dipilih), yang dapat mengafirkanair rembesan tanpa menyebabkan ikutnya bahan (material) bagian yang bersebelahandengan saringan. (49) Sumur/Pipa Lepas Tekan (Relief Well) adalah sumur pipa atau lubang bor yang berada di hilir atau di bahu geFtGtlH@6fl hifir dari bendunganurugan untuk menampung dan mengatur rembesan air melalui atau di bawah bendungan, sehingga dapat mengurangi tekanan air. Barisan sumur/pipa tersebut merupakantirai drainase. (50) Tinggi Bendungan adalah perbedaantinQgiantara puncak bendungandengan dasar sungai pada kaki hifir badan bendungan atau jika ~e_nn "',' ,;;

,..."h ....

Agar bendungan aman secara struktural konstruksi harus layak teknis, untuk diperhatikan, yaitu :

atau kokoh, desain dan pelaksanaan itu ada beberapa aspek yang harus

Aspek pembebanan: bendunqan harus stabil dan aman pada segala kondlsi dan kombinasi beban rencana, yang paling tidak meliputi kondisi: selesai konstruksi, muka air normal, muka air banjir, surut cepat; baik pada kondisi tanpa gempa maupun saat terjadi gempa. Beban yang bekerja pada bendungan terdiri dari: berat sendiri, tekanan air, tekanan endapan sedimen, dan untuk bendungan beton beban dari pengaruh suhu. Semakin tinggi muka air waduk, akan semakin besar pula tekanan terhadap tubuh bendungan; untuk itu diper1ukan ketahanan terhadap geseran dan terhadap rembesan atau bocoran yang semakin besar pula. Sesuai dengan fungsinya untuk menampung air, bendungan tidak boleh oocor dan tidak boleh terjadi rembesan yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting, bendungan harus tahan terhadap gecakan/geseranl perubahan bentuk akibat tekanan air yang cenderung mendorong tubuh bendungan ke arah hilir; demikian pula akibat berat sendiri bendungan akan cenderung mengalami penurunan. Aspek hidraulika: bendungan harus memiliki tinggi jagaan yang cukup, tidak terjadi peluapan di atas puncak bendungan khususnya bagi bendunqan urugan; itu bendungan harus dilengkapi dengan pelimpah yang mampu melewatkan rencana dengan aman tanpa terjadi gerusan yang membahayakan keamanan bendungan dan pelimpah sendiri. Demikian pula tidak boleh terjadi erosi permukaan lereng bendungan akibat curah hujan.

boleh untuk bar.jir tubuh pada

Aspek rembesan: rernbesan yang terjadi tidak boleh berlebihan, membawa kandungan larutan yang berakibat pada keroposnya pada tubuh bendungan atau fondasi serta tidak boleh membawa butiran material tubuh bendungan dan atau fondasi yang kemudian berakibat terjadinya aliran buluh (piping) atau sembulan

(boiling). Berbagai aspek tersebut, dapat mengakibatkanperubahan bentuk bendungan yang apabila dibiarkan berjalan terus akan mengganggu fungsinya sehingga bendungan tidak dapat lagi menampungair sesuai dengan rencana,dan lebihjauh lagi kondisi ini dapat mengancampada keamananbendungan. Pemantauan bendungan,terutama ditujukan untuk memantau aspek-aspek tersebut di atas. Pemeriksaan visual bendungan adalah merupakan bagian dari kegiatan pemantauanyang sangat penting untuk mengetahuikondisi luar suatu bendungan. 2.2

Pemantauan dan Pengamatan

Pemantauan adalah merupakan salah satu kegiatan penting dalam menjaga kelestarian fungsi dan keamanan bendungan. Pemantauanbendungan memiliki tiga komponenkegiatanpenting, yaitu: (1) Pemeriksaanvisual pada bendungandan daerah sekitamya secara rutin (2) Pembacaan dan pengukuran peralatan pemantau perilaku bendungan. pada bendungan,fondasi dan daerah sekitamya. (3) Uji operasi katup dan pintu pelimpah serta pengeluaranbawah (bila ada), dan peralatanpenunjangkeamananbendunganyang lain. 9

....;.-.......-..-.~~. ·'''-·-''-····~.·.:-··-··---··"··-.-·."-"''~--~·-~T-·--~.~.-.·"..w".-.··.T"··--···---·-··..-·~ ..-·-'-·-·- ..·-··-···', ..,~~~ ... ~--

..

--T~..·'~···-·--·----rr-·-

.

I

Dalam kegiatan pemantauan, dengan melakul<

"'f

('oj

(")

:J

...

~

30 em, yang mudah dibedakan dengan retak susut. Retak melintang sangat berbahaya terhadap keamanan dan keutuhan bendungan. Bila retakan ini telah berkembang sampai di bawah permukaan air waduk, rembesan akan segera berkembang melarui tubuh bendungan yang diikuti dengan aliran buluh dan bila tidak segera ditangani akan terjadi keruntuhan bendungan. Contoh perkembangan retak melintang dapat dilihat pada Gambar 40 11.

8} Perkembangar. Retak Melintang Menuju ke Suatu Trt:ik di Bawah Garis Air

A) Retak Melintang Awal

C}

Retak Melintang Berkembang Menjadi Situasi Pelimpasan - Kondisi Telah Berkembang ke Tltik Kerunruhan Yang Terjadi

GAMBAR 40 - PERKEMBANGAN RETAK MELINTANG Bila hal tersebut terjadi, petugas O&P harus segera melaporkan kepada atasannya, dan atasannyalenjineer harus segera menindaklanjuti laporan tersebut dan melaporkan kepada Direktorat pembina dan Komisi Keamanan Bendungan.

6.3

Contoh problem

pada puncak

bendungan

Oi bawah ini disajikan beberapa kondisi yang dapat dijumpai saat pemeriksaan pada puncak bendungan. Sebagian besar kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan pemeliharaan rutin dan berkala, dan beberapa kondlsi memerlukan perhatian tenaga

11

Sumber : Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-June 1983, dengan modffikasi.

44

ahli yang berpengalaman, bendungan: 1. 2.

karena

dapat

mengancam

keamanan

dan

keutuhan

Erosi permukaan, paritan, alur erosi Deformasi dan retakan pada daerah yang luas, cekungan, ketidak lurusan bentuk. Retak memanjang/melintang/retak susut. Pergeseran vertikal. Lubang benam, penurunan lokal dan retakan Alur rembesan. Genangan. Tanaman liar selain rumput. Alur bekas roda.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Problem-problem tersebut di atas biasanya disebabkan oleh : 1.

Peluapan karena kapasitas pelimpah tidak memadai.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Penurunan tidak merata. Pergerakan vertikal. Erosi pada material urugan. Erosi angin. Erosi buluh/piping. Lubang di dalam saluran pengeluaran. Aktifitas binatang pengerat. Perataan dan drainase permukaan yang jelek. Pemeliharaan kurang baik. Lenturan (defleksi) tidak merata. Lalu lintas kendaraan berat. Penyusutan dan pemuaian material urugan.

Untuk mengatasi problem-problem di atas maka upaya yang perlu dilakukan penyumbatan terhadap retakan, penimbunan pada lubang-Iubang benam dan bagian yang cekunq, perataan puncak, pembuangan tanaman-tanaman liar yang merugikan, pengendalian binatang pengerat, dll. berikut disajikan contoh-contoh problem 12 yang sering ditemui pada puncak bendungan, sebab dan akibatnyadan tindak lanjut yang diperlukan. Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan pemeriksaan dan penilaian yang lebih mendalam oleh Enjiner untuk menetapkantindak lanjut yang palingtepat. Untuk lebih jelasnya,

12

Sumber: Dam Safety Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-June 19~, deng~n modffikasi.

45

.~_~._, ."..~ ••

•.."",.e-

_.._

~~•..

-.~_,·_,.._"'·r··_·'._"·,,··_·_,_··~ ,...

~_~-=,.,.,.".,._.._.-=~~-=-_--:"

-

_>-, ..~

-."".~...,--.-.-- .. ~---.~.~~-.,..,....-.

·_'F'>-

..,...--.-.- - ..-- - --~~-.....•

..-"

PROBLEM GAMBAR 41- RETAK MEMANJANG

SEBAB DAN AKIBAT Sebab: 1. Penurunan yang tidak merata antara bagian-bagian atau zona-zona yang berdekatan di dalam urugan.

TINDAKAN YANG PERLU Tindakan: 1. Periksa retakan dan catat dengan seksama : lokasi, panjang, keda laman, lebar, alur (alignment) dan

2. Keruntuhan pondasl menyebabkan hilangnya dukungan terhadap urugan. Akibat: 1. Menyebabkan melemahnya bagian urugan di tempat itu. Bisa menjadi titik awal dari pergerakan struktur selanjutnya, deformasi (perubahan bentuk) atau keruntuhan. 2. Membuat jalan bagi aliran permuka an untuk masuk ke dalam urugan, membuat daerah urugan yang berdekatan menjadi jenuh, dan dapat menyebabkan keruntuhan setempat.

ciri-ciri fisik lain yang berkartan. Segera tandai batas-batas retakan. Pantau sesering mungkin. 2. Enjiner harus menentukan sebab retakan dan mengawasi langkah langkah yang diperlukan untuk mengurangi bahaya terhadap ben dungan dan memperbaiki kon disinya. 3. Secara efektif sumbat dengan baik retakan-retakan di permukaan pun oak untuk mencegah masuknya air permukaan. 4. Lanjutkan memantau puncak secara rutin untuk mendapatkan tanda-tanda adanya retakan lebih lanju!. DIBUTUHKAN PERAN ENJiNER

GAMBAR 42 - PERGESERAN VERTIKAL

Sebab: 1. Pergerakan vertikal antara bagian bagian yang berdekatan dari urugan. 2. Deformasi (perubahan bentuk) struk tur atau keruntuhan yang disebabkan oleh tegangan struktur atau ketidak stabilan, atau oleh keruntuhan pondasi. Aklbat: 1. Menyebabkan melemahnya bagian urugan di tempat terse but yclng dapat mengakibatkan pergerakan lebih lanjut. 2. Menyebabkan ketidakstabilan struktur atau keruntuhan. 3. Membuat jalan masuk bagi air permu kaan yang dapat memperlicin bidang gelincir. 4. Mengurangi penampang lintang urugan yang ada.

GAMBAR 43 - RETAK MEUNTANG

Sebab: 1. Pergerakan yang tidak merata antara segmen-segmen urugan yang berdekatan. 2. Deformasi (perubahan bentuk) yang disebabkan oleh tegangan struktur atau ketldakstabilan. Akibat: 1. Dapat membuat alur bagi rembesan melewati penampang-lintang urugan. 2. Menyebabkan melemahnya bagian urugan di daerah tersebut. Perge rakan struktur, deformasi (pe rubahan bentuk), atau keruntuhan dapat berawal dari sini. 3. Membuat jalan bagi aliran perrnuka . an untuk masuk ke dalam uruqan.

Tindakan: 1. Periksa dengan seksama pergeseran dan catat lokasi, pergeseran vertikal dan horisonlal, panjang, dan ciri-ciri fisik lainnya. Segera landai batas batas retakan. 2. Enjiner harus menentukan sebab pergeseran dan mengawesi semua langkah yang diperlukan untuk me ngurangi bahaya terhadap ben dungan dan memperbaiki kondlsinya. 3. Lakukan penggalian sampai ke dasar pergeseran. Timbun kembali galian dengan menggunakan material yang bagus dan teknik konstruksi yang benar, di bawah pengewasan Enjiner. 4. Lanjutkan memantau daerah seki tamya secara rutin untuk mendapat kan landa-tanda adanya retakan atau pergerakan lebih lanjut. DIBUTUHKAN PERAN ENJINER Tindakan: 1. Periksa retakan dan catat dengan seksama : lokasl retakan, panjang, kedalaman, lebar, dan cili-ciri fisik lainnya yang berkaitan. Tandai batas batas retakan. 2. Enjiner harus menentukan sebab retakan dan mengawasi semua langkah yang dipertukan untuk mengurangi bahaya lerhadap ben dungan dan memperbaiki kondisinya. 3. Lakukan penggatian puncak sepan jang retakan sampai ke titik dl bawah dasar retakan. Kemudian timbun galian dengan menggunakan material yang bagus dan teknik konstruksi yang benar. Hal ini akan menyumbat retakan, mencegah rembesan, dan aliran permukaan. Harus diawasi oleh Enjiner. 4. Lanjutkan memantau puncak secara rutin untuk mendapatkan tanda-tanda adanya retakan lebih lanjut. DIBUTUHKAN PERAN ENJINER

46

I !

PROBLEM GAMBAR 44 - KETlDAK LURUSAN BENTUK PUNCAK

SEBAB DAN AKIBAT Sebab: 1. Pergerakan antara bagian-bagian strukturyang berdekatan. 2. Pembelakan (defleksi) yang tidak merata pada bendungan disebabkan oleh tekanan air waduk. 3. Deformasi (perubahan bentuk) struk tur atau keruntuhan di dekat daerah yang tidak lurus. Akibal: 1. Daerah yang tidak lurus biasanya disertai adanya cekungan di puncak yang mengurangilinggi jagaan. 2. Dapat melemahkan daerah tersebut dan mengakibatkankerunluhan.

TINDAKAN YANG PERLU Tindakan: 1. Pasangpatok-patokdi puncak dengan arah melintang untuk menentukan jumlah yang pasti, lakasi dan luas dari ketidaklurusanbentuk. 2. Enjiner harus menentukan sebab dart ketidaklurusandan mengawasisemua langkah yang diperlukan untuk me ngurangi ancaman yang msrnbahaya kan bendungan dan memperbaiki kondislnya. 3. Sesudah dilakukan perbaikan, pantau patok-patok dl puncak sesuai jadwal pemantauan yang lelah ditentukan untuk rnendetekst kemungkinan per gerakan lebih lanjut. DIBUTUHKAN PERAN ENJINER

GAMBAR 45 - CEKUNGAN 01 PUNCAK BENDUNGAN

Sebab: 1. Penurunan yang bertebihan pada urugan atau pondasi langsung di bawah cekungan di puncak. 2. Erosi di dalam material urugan. 3. Pergerakan pandasi ke arah hulu dan/atau hilir. 4. Erosi angin yang terus menerus terhadapdaerah puncak. 5. Perataan yang tidak benar pada akhir pelaksanaankonstruksi. Akibat: Mengurangi lingg; jagaan yang ada untuk mengaliri- TAN

(e)

lUBANG BENAMTERBENTUK DI lERENG HIUR

GAMBAR 67 - ALiRAN TUR8ULEN DAN TEKANAN YANG TERJADI AKIBAT HAMBATAN 01 PIPA MENYEBABKAN TERJADINYA LUBANG BENAM DI DEKAT UJUNG HIUR PIPA

Katup Hulu. Konduit pengeluaran runtuhan di bag ian hilir pipa.

menjadi bertekanan karena adanya hambatan atau

a.

Terbentuk lubang bocoran yang disebabkan oleh karat, dan lain-lain. Runtuhan/hambatan menyumbat sebagian konduit, menyebabkan air merembes ke dalam tubuh bendungan.

b.

Lubang bocoran membesar karena tambahan aliran air dan terjadi rorigga di atas pipa. Aliran air yang menekan, secara perlahan akan mengerosi urugan tubuh bendungan.

c.

Rongga runtuh, membentuk lubang benam di lereng hilir. Waduk tidak menjadi kosong karena katup pengontrol hulu tidak rusak.

8.5

Cara Inspeksi

Pemeriksaan pada bangunan sistem pengeluaran diperlukan untuk memastikan bahwa sistem ini dapat berfungsi dengan baik serta untuk menemukan kemungkinan adanya problem yang dapat menyebabkan kegagalan. Uji pada bangunan pengeluaran: a.

Semua katup dan pintu harus dibuka penuh dan ditutup paling tidak sekali dalam satu tahun. Hal ini berguna untuk mengendalikan berkembangnya karat pada pemegang stang pintu dan frame pintu serta untuk memeriksa kemampuan atau kesiapan operasi sistem pengeluaran. Terjadinya gerakan sentakan atau gerakan tidak teratur pada katup/pintu, menandakan adanya problem yang memerlukan pemeriksaan lebih dalam.

b.

Sistem harus diperiksa sampai bukaan penuh, buka katup pertanan-lahan untuk memeriksa suara gaduh dan getaran. Katup pada posisi tertentu, mung kin akan menimbulkan turbulensi yang lebih besar, periksa atau dengar suara yang timbul, suara mirip kerikil yang terbawa aliran di dalam pipa, menandakan adanya proses kavitasi. Hindarkan pembukaan katup atau pintu pada posisi tersebut.

c.

Periksa kesiapan operasi seluruh sistem peralatan mekanik dan listrik yang terkait dengan operasi sistem pengeluaran. Sumber listrik untuk operasi sehari hari maupun cadangan dan penerangan harus berfungsi seperti yang direncanakan dan harus dalam kondisi baik.

8.6

Hal-hal khusus yang harus diperhatikan dalam inspeksi sistem pengeluaran

Hal-hal khusus atau problem yang sering diternukan pada bangunan pengeluaran : 1. 2. 3. 4. 5. .

Pipa pengeluaran rusak (retak, Iubanq, sambungan yang tidak pas). Kebocoran katup. Balok penyangga, stang pintu dan pemegang stang patah. Ujung bangunan penqeluaran rusak/runtuh. Erosi di kaki bendungan.

60

Penyebab dari problem-problem 1. 2.

di atas adalah :

Penurunan. Tekanan.

Karat. Erosi. Vibrasi. Kavitasi. 7. Aus. 8. Saringan sampah hilang/rusak. 9. Kemerosotan mutu pada beton. 10. Pintu dibuka dengan paksa. 11. Kualitas beton jelek. 12. Tidak ada kolam peredam energi di ujung hilir konduit. 3. 4. 5. 6.

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan contoh-contoh problem" yang sering ditemui pada sistem pengeluaran, sebab dan akibatnya dan tindak lanjut yang diperlukan. Pada kondisi tertentu mungkin diperlukan penilaian/evaluasi oleh Enjiner untuk menetapkan tindak lanjut yang paling tepat. KONDSI YANG DITEMUI

SEBAB DAN KERUGIAN

TINDAKAN YANG DIPERLUKAN

GAMBAR 68 - PIPA PENGE LUARANRUSAK

Untuk semua kondlst : Periksa apakah ada air yang masuk atau keluar dar! pipa pada retakanl lubang, dUo

Sebab:

Penurunan; lekanan.

RETAK

Kctuk pipa di sekitar daerah yang rusak, jlka terdengar bunyi lebih nyaring (dung-dung), maka hal itu meng indikasikan terjadinya ronqqa di sepanjang sisi luar kondui!.

SebaiJ :

Karat (pipa baja) Erosi (pipa belon) Kavitasi LUBANG

Sebab:

Penurunan atau pelaksanaan konstruksi yang buruk SAMBUNGAN

YANG

TIDAKPAS

IS

Keroglan : Terbentuknya atur air untuk keluar atau masuk ke dalam pipa.

Sumber : Dam Safety. Manual, State Engineer's Office, State of Colorado-june

Jika dicurigai keruntuhan yang berkembang sarna dengan yang tertihat pada Baglan 8.4, rnaka mintalah bantuan Eniiner.

1983, dengan modifikasi.

61 !

.......J.._...._....~.."..=. -~--.=-..-...-....~. -=-"

. ~.

-=-.~.._=-.-.-~=

.."."""-.-.-,.,,~.-:--,"---",.--..-~..-.~.~-.----.--~---"--'-'.-'--"""""'''''''''~-----'-'~_''_''''-~~~.~¥~'.'

KONDSI YANG DlTEMUI

GAMBAR69-KEBOCORAN KATUP

PIrrru TERGANJAt..BENDA KERAS

SEBAB DAN KERUGIAN

TINDAKAN YANG DIPERLUKAN

Sebab: Penyaring sampah hilang atau rusak. Kerugian: Pintu tidak akan menutup. Pintu atau stang bisa rusak jika pintu dipaksakan ditutup.

Tindakan: Naikkan dan turunkan pintu perlahan-Iahan sampai benda yang mengganjal tertepas dan mengapung melewati katup. Saat air waduk ditu runkan, perbaiki dan gantilah pe nyaring sampah.

62

OAUN Plrrru RETAK

OUDUKANPIrrru ATAU GAWANGAN RUSAK _lASIUDARA ~~T~

777~~?7

~

//

GAMBAR 70- PERALATAN PENGENDALUPENGATUR

STANGPINTU BEHGKOKj PATAH'

Sebab: karat, tekanan, vibrasi, atau tegangan akibat pemaksaan dalam menutup pintu yang rnacet, Kerugian: Daun pintu bisa rusak seluruhnya, waduk menjadi k0505ng. Sebab: Karat, erosi, kavitasi, vibrasi, atau aus, Kerugian: Kebocoran dan hilangnya dukungan pada daun pintu. Pintu mungkin terikat dalam gawangan sehingga tidak dapat dioperasikan.

1. SALOK PENYANGGA PATAH Sebac: Kemerosotan mutu pada beton. Pintu yang macet dibuka dengan paksa. Kerugian: Menyebabkan balok dukungan pengendali miring; stang pintu terjepit, pintu tidak dapat dibuka. Balok penyangga rusak sehingga pengeluaran tidak dapa! diopera sikan.

Gunakan katup/va/ve hanya dalarn posisl terbuka atau tertutup penuh. Minimalkan penggunaan katup sam pai daun pintu diperbaiki atau diganti.

Minimall
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF