14978 LP Kolostomi Fix[1]
November 21, 2017 | Author: Desy Indra Wati | Category: N/A
Short Description
Kolostomi...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN KOLOSTOMI ANAK DI OK SENTRAL/IBS RSUD ULIN BANJARMASIN
OLEH:
DESY INDRAWATI NPM. 1614901110043
PROGRAM PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2016/2017
LAPORAN PENDAHULUAN KOLOSTOMI PADA ANAK
A.
DEFINISI Kolostomi pada anak adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding perut danpada usus untuk mengeluarkan feses / tinja / kotoran.
B.
TUJUAN Tujuan kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari feses, gas atau mucus, membersihkan saluran usus saluran usus bawah dan membuat pola defekasi teratur sehingga aktivitas kehidupan normal dapt dilanjutkan
C.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI Indikasi Pasien Atresia ani Mega colone Ca Rekti Ca kolone
Kontra indikasi Baru menjalani pembedahan jahitan belum pulih Penyakit menetap di dalam kolon Fasilitas kebersihan tidak adekuat
D.
PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN Konstruksi atau cara pembuatan kolostomi untuk dekompresi usus:6,12 Sayatan dilakukan pada lokasi usus yang diinginkan. Sayatan yang dibuat sekitar 5-6 cm. Setelah peritoneum ditemukan, identifikasi segmen usus. Usus ditutupi oleh omentum, namun beberapa pasien memiliki omentum yang cukup tipis sehingga kolon dapat terlihat. Kemudian dilakukan aspirasi pada kolon. Dilakukan penjahitan seromuskular dan peritoneal. Kolon dibuka dengan insisi 5-6 cm sepanjang dinding kolon, biasanya lebih dipilih untuk melakukan sayatan pada taenia. Kemudian dilakukan aspirasi yang adekuat pada usus. Selanjutnya lapangan operasi di irigasi dengan 0,1 % kanamycin solution.
Penjahitan kemudian dilakukan antara fasia dan lapisan neuromuskular dari dinding usus. Stoma selesai dengan menjahit dinding usus dan kulit. Pembuatan stoma selesai
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG ·
Foto polos abdomen 3 posisi
·
Colon inloop
·
Colonoscopy
·
USG abdomen
F.
PATHWAY
KEPERAWATAN
(YANG
BERHUBUNGAN
DENGAN
KASUS TINDAKAN)
KOLOSTOMI
Intra Op
Pre Op
Artesi Ani
Pembiusan
Feses Tidak Keluar Fases Menumpuk
Peningkatan intra abdominal
Kesadaran diturunkan
Penurunan otot-otot pernafasan
Gelisah, khawatir, takut, dll
Insisi
Terputusnya kontinuitas jaringan syaraf
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Akumulasi sekret
Perdarahan tidak terkontrol
Syok hipovolemik Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Penurunan HB
suplai O2 Koping keluarga tidak efektif
sianosis
Ansietas
ansietas
Kesadaran belum pulih akibat anastesi
Pasien Gelisah Risiko infeksi
Penurunan refleksi batuk
Kurang terpapar informasi
Kurang pengetahuan
Akumulasi sekret
Pembedahan
Risiko perdarahan
Nyeri Akut Anak Rewel
Post Op
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Resiko Jatuh
G.
GAMBAR
H.
DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN RASIONAL 1.
Pre operasi a. Ansietas b.d koping keluarga tidak efektif Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC - Penurunan ansietas R: meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka, atau perasaan tidak tenang yang b.d sumber bahaya yang diantisipasi dan tidak jelas. - Peningkatan koping R: membantu keluarga pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup. - Dukungan emosi R: memberikan penenangan, penerimaan dan bantuan/dukungan selama masa stress.
2.
Intra Operasi a. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC - Monitor tanda dan gejala penurunan perfusi jaringan R: Klien dipantau terhadap tanda dan gejala yang menandakan menurunnya perfusi jaringan, yaitu: penurunan tekanan darah: saturasi O2 yang tidak adekuat: pernafasan cepat atau sulit: peningkatan frekuensi nadi >100x/m: gelisah: respon melambat: kulit dingin; kusam dan sianosis; denyut perifer tak teraba; salah satu tanda dan gejala ini harus dilaporkan - Beri intervensi sesuai dengan penyebab penurunan perfusi perifer R: Tindakan dilakuan untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, tergantung pada penyebab tidak adekuatnya perfusi jaringan. Tindakan yang dilakukan dapat mencakup penggantian cairan, terapi komponen darah dan memperbaiki fungsi jantung - Lakukan percepatan mobilisasi aktvitas R: Aktivitas seperti latihan tungkai diakukan untuk menstimulasi sirkulasi dan klien didorong untuk berbalik dan mengubah posisi
dengan perlahan dan untuk menghindari posisi yang mengganggu arus balik vena. b. Resiko infeksi b.d Terputusnya kontinuitas jaringan syaraf Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC Infection control management:
-
Kendalikan prosedur masuk kamar operasi untuk pasien maupun petugas R: Prosedur dikamar operasi adalah steril
- Batasi jumlah personil di kamar operasi R: Mencegah infeksi silang - Kendalikan sterilitas ruangan dan peralatan yang dipakai R: Menjaga kestrerilan dalam tindakan dan peralatan bedah - Lakukan cuci tangan bedah, pemakaian jas operasi, pemakaian sarung tangan dan duk operasi sesuai prosedur R: Prinsip steril mencegah terjadinya infeksi post operasi - Terapkan prosedur septik aseptik R: Membunuh/mengurangi kuman penyakit sehingga tidak terjadi infeksi - Lakukan penutupan luka sesuai prosedur R: Menutup luka agar tetap bersih - Kolaborasi pemberian antibiotik R: Membunuh kuman penyakit didalam tubuh. 3.
Post Operasi a. Ketidakefektifan bersihan jalan b.d obstruksi jalan nafas: sekret pada bronki Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC - Manajemen jalan napas R: memfasilitasi kepatenan jalan udara - Pengisapan jalan nafas R: mengeluarkan sekret dari jalan nafas dan memasukkan sebuah kateter pengisap kedalam jalan nafas oral atau trakea - Kewaspadaan aspirasi R: mencegah atau meminimalkan faktor resiko pada pasien yang beresiko mengalami aspirasi - Manajemen asma R: mengidentifikasi, menangani, dan mencegah reaksi inflamasi/ konstriksi di dalam jalan nafas
- Peningkatan batuk R: meningkatkan inhalasi dalam pada pasien yang memiliki riwayat keturunan mengalami tekanan intra toraksik dan kompresi parenkim paru yang mendasari untuk pengerahan tenaga dalam menghembuskan udara
b. Resiko Jatuh berhubungan dengan pemulihan status kesadaran. a. Intervensi -
Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang memperngaruhi resiko jatuh. R : faktor penyebab resiko jatuh
-
Gunakan rel sisi panjang yang sesuai agar mencegah jatuh dari bed klien R : Agar mengurangi resiko jatuh dari bed klien
-
Memberikan pengawasan ketat.
DAFTAR PUSTAKA
Mitra Medikasi.com, diakses pada 29 Juni 2017 www.asepku.com, diakses pada 29 Juni 2017 Nurarif.A.H. ”ASUHAN KEPERAWATAN BERDSARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC NOC”. MEDICATION Publishing, 2015
Banjarmasin, Preceptor Akademik
(……………………………..)
Juli 2017
Preseptor Klinik
(……………………………)
View more...
Comments