146642858-LAPORAN-PENDAHULUAN-sistitis.docx
August 3, 2018 | Author: mae | Category: N/A
Short Description
Download 146642858-LAPORAN-PENDAHULUAN-sistitis.docx...
Description
LAPORAN PENDAHULUAN SISTITIS
A. Pengertian
Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002). Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.(Suzane, sistoskop.(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2. hal.1432) Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita, dimana terjadi infeksi oleh Escherichia oleh Escherichia Coli.(Lewis Coli.(Lewis.Medical .Medical Surgikal Nersing. Hal 1262)
B. Klasifikasi
Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; 1. Sistitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra. 2. Sistitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
C. Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus.
D. Tanda dan Gejala
Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada sistitis adalah ; a)
peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
b)
disuria karena epitelium yang meradang tertekan
c)
rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal
d)
rasa ingin buang air kecil
e)
hematuria
f)
demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
E. Patofisiologi
Sistitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral. 1. Masuknya
mikroorganisme
ke
dalam
saluran
kemih
dapat
melalui:
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang terinfeksi. 2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal. 3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui helium ginjal. 4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat
adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain. Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi. Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan literatur yang ada adalah ; 1.
Pemeriksaan urine lengkap
2.
Pemeriksaan USG abdomen
3.
Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP
G. KOMPLIKASI
1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal 2) Gagal ginjal
H. PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan standar ataupun pengobatan efektif untuk sistitis interstisialis. Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada penderita sistitis interstisialis: - Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekanan hidrostatik (tenaga air) - Obat-obatan (elmiron, nalmafen) - Anti-depresi (memberikan efek pereda nyeri) - Antispasmodik - Klorapaktin (dimasukkan ke dalam kandung kemih)
- Antibiotik (biasanya tidak banyak membantu, kecuali jika terdapat infeksi kandung kemih) - DMSO (dimetilsulfoksida), untuk mengurangi peradangan - Pembedahan. Karena risiko infeksi menyebar ke ginjal dan karena tingkat komplikasi tinggi pada populasi tua dan pada penderita diabetes, pengobatan yang cepat hampir selalu disarankan. Hal ini disarankan untuk menghindari penetrasi vagina sampai infeksi telah dibersihkan. Obat yang digunakan : Antibiotik digunakan untuk mengendalikan infeksi bakteri. Sangat penting bahwa antibiotik, sekali dimulai, akan selesai. Sistitis juga bisa diobati dengan obat over-thecounter, mana diri pengobatan yang tepat. Umumnya antibiotik digunakan termasuk: 1. Nitrofurantoin 2. Trimetoprim-sulfametoksazol 3. Amoksisilin 4. Sefalosporin 5. Ciprofloxacin atau levofloksasin 6. Doksisiklin 7. Pemilihan antibiotik sebaiknya dipandu oleh hasil kultur urin. Kronis atau ISK berulang harus ditangani secara menyeluruh karena kemungkinan infeksi ginjal (pielonefritis). Antibiotik mengendalikan infeksi bakteri. Mereka mungkin diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Profilaksis dosis rendah antibiotik kadangkadang dianjurkan setelah gejala akut telah mereda. Pyridium dapat digunakan untuk mengurangi pembakaran dan urgensi yang terkait dengan sistitis. Ada beberapa bukti bahwa membuat urin lebih asam basa baik (misalnya dengan asam askorbat) atau lebih dapat menenangkan rasa sakit sistitis. jus Cranberry juga mengandung tanin kental, Mannose – D dan proanthocyanidins yang telah ditemukan menghambat aktivitas E. coli dengan mencegah bakteri menempel ke permukaan lapisan mukosa kandung kemih dan usus, membantu bakteri jelas dari saluran kemih. Tindak lanjut mungkin termasuk budaya urin untuk memastikan bahwa bakteri tidak lagi hadir dalam kandung kemih.
I. Pencegahan Sistitis
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke belakang dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke uretra. Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan hubungan seksual dapat membantu menghilangkan bakteri yang mungkin telah diperkenalkan selama hubungan seksual. Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada mereka yang rentan terhadap infeksi saluran kemih. Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada dinding kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi. Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry. Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini. 1. Pemeriksaan Diagnostik Dan Diagnosa Banding 1. Urinalisis : 1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5/lpb sedimen air kemih 2. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih 2. Bakteriologis 1)
Mikroskopis : satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102-103 organisme koliform/ml urine plus piuria
2)
Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna paa uji carik 1. Diagnosa banding: 1)
Uretritis (inflamasi pada uretra)
2)
Pielonefritis (inflamasi pada ginjal)
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTITIS
1. Pengkajian 1. Data biologis meliputi : 1)
Identitas klien
2)
Identitas penanggung
2. Riwayat kesehatan : 1)
Riwayat infeksi saluran kemih
2)
Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)
Riwayat penyakit DM, jantung.
3. Pengkajian fisik : 1)
Palpasi kandung kemih
2)
Inspeksi daerah meatus a)
Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)
Pengkajian pada costovertebralis
4. Riwayat psikososial : 1)
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
2)
Persepsi terhadap kondisi penyakit
3)
Mekanisme kopin dan system pendukung
5. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga 1)
Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)
Pemahaman tentang pencegahan, perawatan
2. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit 2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih 3. Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
3. Intervensi Keperawatan No
1
Nursing Care Plan / Intervensi
NANDA: Nursing Diagnosis 2012-2014 Nyeri Akut
Nursing Outcomes Classification (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Nursing Interventions Classification (NIC) 1400. Pain management
selama …. x 24 jam klien akan: Defenisi : Pengalaman sensori dan
Aktivitas keperawatan:
emosional yang tidak menyenangkan yang -
2102. Pain Level
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
-
1605. Pain control
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
-
2101. Pain : Disruptive Effects , yang
dibuktikan dengan indikator sebagai berikut:
intensitas ringan hingga berat dengan akhir (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, yang dapat diantisipasi atau dipredisikan sering, atau selalu) dan berlangsung
View more...
Comments