133398149 Laporan Sementara Reaktor CSTR Q
March 31, 2019 | Author: Dira Malebby | Category: N/A
Short Description
Download 133398149 Laporan Sementara Reaktor CSTR Q...
Description
Laporan Sementara Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II
REAKSI SAPONIFIKASI ETHYL ACETATE (CH3COOC2H5) dengan SODIUM HYDROXIDE (NaOH) pada REAKTOR CSTR
Disusun oleh:
FEUBY LADY MARIANA
(0607134881)
JOKO SULISTYANTO
(0607120426)
NYOMAN KURNIAWAN
(0607120710)
YULIA FERANITA
(0607134453)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan Percobaan
Untuk menentukan konstanta laju reaksi pada reaksi saponifikasi ethyl acetate (CH3COOC2H5) dengan sodium hydroxide (NaOH) pada (NaOH) pada CSTR(Continuous CSTR(Continuous Stirred Tank Reactor ). ). 1.2
Dasar Teori
Reaktor tubular terdiri dari pipa silinder dan biasanya dioperasikan untuk keadaan steady
stat statee
seba sebaga gaii
CSTR CSTR..
Kegu Keguna naan an
reak reakttor
ini
pada pada
baha bahan, n,
kit kita
har harus
memper mempertim timbang bangkan kan sistem sistem aliran aliran tinggi tinggi yang yang acak acak dan aliran aliran dasar dasar yang yang mungki mungkin n dicont dicontohk ohkan an dari dari aliran aliran sumbat sumbat.. Perbeda Perbedaan an lingkar lingkaran an dalam dalam konsen konsentra trasi si dan reakto reaktor r adalah untuk menghubungkan reaktor dalam aliran sumbat (PFR). Dalam Dalam reakto reaktorr tubula tubularr pada gambar gambar 1.1 dibawa dibawah h ini, ini, reakta reaktan n terus terus meneru meneruss dipakai sebagai reaktan yang alirannya lambat tapi terus mengalir dalam reaktor. Dalam pengoperasian reaktor tubular, kita mengambil jenis konsentrasi terus-menerus dalam arah aksial melalui reaktor. Oleh karena itu, aliran reaksi berfungsi sebagai penyedia seluruh konsentrasi, yang juga akan dihasilkan secara aksial.
Reaktan
Produck
E-1
Gambar 1.2.1. Continuous Stirred Tank Reactor(CSTR)
Operasi isotermal Continuous Stirred Tank Reactor pada kondisi ideal memiliki laju alir tetap sehingga neraca energi yang dibutuhkan diperkirakan pada temperatur tetap. Panas reaksi sufficient (pertukaran panas antara lingkungan dan reaktor insuffecient ) disebabkan oleh perbedaan antara umpan dan temperatur reaktor. Reaksi saponifikasi ethyl acetate dengan sodium hydroxide merupakan contoh reaksi order dua dengan batasan konsentrasi 0 – 0,1 M dan temperatur 20 – 40 oC. adapun reaksinya sebagai berikut:
NaOH
+
sodium hydroxide
CH3COOC2H5 → ethyl acetate
CH3COONa sodium acetate
+
C2H5OH ethyl alcohol
Reaksi ini dapat dilakukan pada CSTR ataupun Tubular sampai kondisi steady state. Kondisi steady state ini akan bervariasi tergantung pada kondisi reagen, flowrate, volume reaktor dan temperatur reaksi.
Pengukuran Konduktivitas
Konduktivitas larutan yang bereaksi dalam reaktor tergantung pada tingkat konversi dan hal ini memberikan suatu metode yang cocok untuk memonitor perkembangan reaksi. Konsentrasi umpan dapat dihitung sebagai berikut: Konsentrasi sodium hydroxide dalam umpan campuran: a0
=
F a F a
+ F b
a µ
(1)
Konsentrasi ethyl acetate dalam umpan campuran: b0
=
F b F a
+ F b
b µ
(2)
Jika diberikan waktu tak hingga, reaksi akan berlangsung kontinyu sehingga salah satu atau kedua reagen tersebut terkonversi sempurna. Sehingga, konsentrasi sodium acetate dalam reaktor pada waktu tak hingga menjadi: c∞
=b
0
jika
b0
< a0
(3)
c∞
=a
0
jika
b0
≥a
(4)
atau 0
dan konsentrasi sodium hydroxide dalam reaktor setelah waktu tak hingga: a
∞
=0
jika
a0
< b0
(5)
a0
≥b
(6)
atau c∞
= ( a 0 − b0 )
jika
0
Hubungan konduktivitas sodium acetate pada waktu tak hingga dengan konsentrasinya dapat dinyatakan melalui persamaan berikut:
Λc∞ = 0,07[1 + 0,0248( T − 294 ) ]c∞
untuk T ≥ 294
(7)
dengan cara yang sama, hubungan konduktivitas sodium hydroxide pada waktu tak hingga dengan konsentrasinya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Λa∞ = 0,195[1 + 0,01848( T − 294 ) ] a ∞
untuk T ≥ 294
(8)
Konduktivitas larutan setelah waktu tak hingga:
Λ ∞ = Λc∞ + Λ a ∞
(9)
dan konduktivitas sodium hydroxide dalam umpan campuran:
Λa 0 = 0,195[1 + 0,01848( T − 294) ]a0
(10)
konduktivitas awal larutan dapat juga dihitung dengan asumsi bahwa sodium acetate sama dengan nol:
Λ0 = Λ a 0
asumsi c0 = 0
(11)
Perhitungan Faktor Konversi
Dengan perhitungan dari persamaan-persamaan di atas maka harga konsentrasi sodium hydroxide dalam reaktor pada waktu t (a1) dan konsentrasi sodium acetate pada waktu t (c1) serta tingkat konversi ( Xa dan Xc) untuk masing-masing sampel konduktivitas yang dilakukan tiap periode waktu selama percobaan dapat dihitung dengan persamaan-persamaan berikut: Konsentrasi sodium hydroxide dalam reaktor pada waktu t : a1
Λ − Λ1 = ( a ∞ − a0 ) 0 + a0 Λ − Λ ∞ 0
(12)
Dengan cara yang sama, konsentrasi sodium acetate pada waktu t adalah: c1
dimana
Λ1
Λ − Λ1 = c∞ 0 Λ0 − Λ∞
untuk c0 = 0
(13)
merupakan konduktivitas pada waktu t . Konversi sodium hydroxide dapat
didefinisikan sebagai jumlah yang bereaksi, yang dinyatakan sebagai persentase jumlah awal. Jumlah yang sama dapat didefinisikan untuk produksi sodium acetate, sebagai jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan sebagai persentase jumlah total yang diharapkan setelah waktu tak hingga: Xa
=
Xc
=
− a1
a0
(14)
a0 c1
untuk c0 = 0
c∞
(15)
Perhitungan Konstanta Laju
Konstanta laju spesifik (k), dapat dihitung dari k onsentrasi sodium hydroxide pada kondisi steady state dalam reaktor (a1). Neraca massa keseluruhan untuk reaktor dapat ditulis sebagai: Laju perubahan dalam reaktor = Input – Output + Akumulasi
(16)
Untuk reaktan a dalam reaktor dengan volume V , dapat ditulis:
d (V .a1 ) dt
= F .a 0 − F .a1 − V .k .a12
(17)
Untuk reaktor kontinyu yang beroperasi pada keadaan steady state, laju perubahan dalam reaktor adalah nol dan volume dapat diasumsikan konstan, sehingga: k =
(
F a0
−
a1
)
(18)
2
V
a1
maka k =
( F
a
+ F b
V
) ( a0 − a1 ) 2
a1
(19)
Perhitungan Waktu Tinggal
Pengaruh tahap perubahan input membuat kita dapat melakukan perhitungan waktu tinggal rata-rata jika A merupakan konsentrasi dalam tangki pada waktu t setelah tahap perubahan dan E adalah konsentrasi input, kemudian : A
− = E 1 − e 1 T
(20)
Dan : dA dt
=
E .e
1
T
T
=
E
(21)
T
Maka dapat diplot : ln
a ∞−a1 a∞
−a
(22) 0
Terhadap waktu untuk tiap periode waktu selama percobaan, dimana konsentrasi sodium hydroxide pada waktu t1 dan
a
∞
merupakan rata-rata waktu tinggal yang sama dengan V
a
1
merupakan
adalah konsentrasi awal. Slope
F dimana V merupakan volume
reaktor dan F adalah laju aliran total masuk reaktor.
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN 2.1. Bahan dan Alat 2.1.1 Bahan :
Ethyl acetate
NaOH
HCl
Air Deion/Aquadest
2.1.2
Alat :
Reaktor CSTR dan kelengkapannya (lihat Gambar 2.1.1.)
Stopwatch
Gelas ukur
2.1. Deskripsi Alat
Alat ini terdiri dari beberapa bagian: 1. Tangki Reaktan (2)
Tangki reaktan ini terdiri dari dua buah dengan kapasitas volume masing-masing 5 liter. Pada bagian bawah tangki dilengkapi dengan drain valve yang berfungsi untuk pengosongan tangki.
2. Pompa Umpan (6) dan (7)
Tipe pompa peristaltik dengan kemampuan pada range 0 – 95 ml/menit. Operasi normal dilakukan dengan switch toggle (16) pada posisi manual. Untuk pengaturan kecepatan pompa dapat diatur dengan memutar potensio meter.
3. Sirkulator Air Panas (11)
Sirkulator air panas ini digunakan jika reaktor dioperasikan diatas temperatur kamar. Air dipanaskan dengan elemen pemanas dalam sirkulator, dipompa dengan pompa sirkulasi yang terletak dalam sirkulator. Air dikembalikan ke
priming vessel (21) setelah dipanaskan. Sistem sirkulasi dioperasikan pada tekanan sub-atmospherik untuk meningkatkan keamanan. Priming vessel ini digunakan untuk mengisi awal sirkulator dan reaktor serta untuk menghembuskan udara. 4. Control Temperatur Automatik
Control temperatur dijalankan dengan sirkulasi pemanas atau pendingin air melalui coil yang terletak dalam CSTR. Sensor temperatur (13) dirancang dalam reaktor yang berhubungan dengan pengontrol temperatur otomatis. Temperatur proses diset dengan menekan tombol (23) bersamaan dengan tombol (24), jika untuk menaikkan temperatur. Sedangkan untuk menurunkan temperatur dengan menekan tombol (23) bersamaan dengan tombol (25). Untuk menghidupkan sirkulator dengan cara menekan switch toggle (26) pada posisi “1”. 5. Pengukur Konduktivitas
Konduktivitas ditunjukkan pada monitor (27) dalam satuan miliSiemen. Selama bereaksi, konduktivitas dari larutan berubah. Dari data ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat konversi dan kecepatan konversi.
Gambar 2.1.1. Reaktor CSTR dan kelengkapannya
2.3. Prosedur percobaan 2.3.1. Persiapan Percobaan
1.
Kalibrasi Pompa Feed a) Isi kedua tangki feed reagen dengan air. b) Hidupkan pompa nomor (1) dan set kontrol kecepatannya sampai 2. c) Kumpulkan air yang terpompa tersebut pada periode waktu tertentu (tiap menit). d) Ukur volume air tersebut dengan gelas ukur. e) Ulangi percobaan di atas pada setting 4, 5, 6, 7 dan 9. f) Buatlah grafik hubungan flowrate vs speed setting. g) Ulangi langkah di atas untuk pompa feed no. 2.
2.
Pembuatan Larutan Umpan a) Buatlah larutan NaOH dan ethyl acetate masing-masing 0,03 M sebanyak 5 liter untuk masing-masing run. Gunakan persamaan berikut untuk membuat larutan 0,03 M ethyl acetat sebanyak 1 liter. b) Tambahkan
2.934 ml konsentrat ethyl acetat (untuk kadar 100%) ke
dalam 900 ml air deion pada labu takar 1000 ml. Kemudian tambahkan air deion sampai volumenya 1 liter.
2.3.2. Pelaksanaan Percobaan
a. Masukkan reaktan yang telah dibuat masing-masing ke dalam tangki reaktan sampai dengan kira-kira 5 cm dari batas atas tutup tangki reaktan. b.
Set pengatur kecepatan pompa pada kecepatan yang menghasilkan aliran masing-masing 30 ml/menit.
c.
Set pengatur suhu pada temperatur 30oC
d.
Catat konduktivitas hasil reaksi pada konduktivitimeter setiap 2 menit sampai tercapai keadaan steady, kira-kira memakan waktu 30 menit. Sebaiknya pengambilan data dilakukan selama 45 menit. Hitung konversi dengan data konduktivitas tiap interval tersebut.
e.
Bersihkan alat dengan dialiri air demin.
2.4. Pengolahan Data 2.4.1. Data-data yang dicatat
1.
Laju alir NaOH (Fa), L/s
2.
Laju alir CH3COOC2H5 (Fb), L/s
3.
Konsentrasi NaOH dalam tangki (aµ), mol/L
4.
(bµ), mol/L
5.
Temperatur reaktor (T), K
6.
Volume reaktor (V): 0,4 L
2.3.3. Data-data yang dihitung
1.
Konsentrasi NaOH dalam umpan campuran (a0), mol/L
pers. (1)
2.
Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam umpan camp. (b0), mol/L pers. (2)
3.
Konsentrasi sodium acetate pada t∞ (c∞), mol/L
pers.(3)&(4)
4.
Konduktivitas sodium acetate pada t∞ (Λ∞)
Konduktivitas NaOH dalam umpan campuran (Λa0)
pers. (7) 5. pers. (10) 6.
Konduktivitas awal larutan (Λ0)
7.
pers. (11)
Konsentrasi NaOH dalam reaktor setelah waktu t∞ (a∞)
8.
pers.(5)&(6)
Konduktivitas NaOH setelah waktu t∞ (Λa∞)
Konduktivitas larutan setelah waktu t∞ (Λ∞)
pers.(8) 9. pers. (9)
10.
Konsentrasi NaOH dalam reaktor pada waktu t (a1), mol/L
pers. (12)
11.
Konsentrasi natrium acetate pada waktu t (c1), mol/L
12.
pers. (13)
Konversi sodium hidroxide (Xa)
pers. (14)
13.
Konversi sodium acetate (Xc)
14.
pers. (15)
Konstanta laju spesifik (k)
pers. (19)
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Perhitungan
3.1.1 Hubungan antara waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi steady state dengan konstanta laju reaksi Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta terhadap waktu pada berbagai setting pengadukan yang dapat dilihat pada tabel 3.1.1 sebagai berikut: Tabel 3.1.1 Hubungan antara waktu vs konstanta laju reaksi hingga mencapai kondisi steady state t(menit)
k (L mol/menit) pada setting pengadukan 3
k (L mol/menit) pada setting pengadukan 4
k (L mol/menit) pada setting pengadukan 5
k (L mol/menit) pada setting pengadukan 6
2
1,1148
4,1174
4,2997
2,0829
4
1,1148
3,8560
4,1174
2,0290
6
1,1540
3,6894
3,7719
2,0290
8
1,1938
3,5286
3,6083
1,9760
10
1,1938
3,2979
3,3735
1,9239
12
1,2342
3,0790
3,1507
1,8726
14
1,2753
2,9392
3,0085
1,8726
16
1,2753
2,8041
2,8711
1,8221
18
1,8726
2,7383
2,5474
1,7725
20
1,9239
2,6100
2,4859
1,7726
22
1,9760
2,4859
2,4254
1,7236
24
1,9760
2,4254
2,3075
1,7236
26
2,0290
2,3075
2,3075
1,7236
28
2,0829
2,1933
2,1933
1,7236
30
2,0829
2,1933
2,1933
32
2,0829
2,1933
2,1377
34
2,1377
2,1933
2,0829
36
2,1933
2,0290
38
2,1933
2,0290
40
2,2499
2,0290
42
2,2499
2,0290
44
2,2499
46
2,2499
48
2,2499
Dari data tabel di atas di dapatkan grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi pada gambar 3.1.2 sebagai berikut: 5 4,5 4
i s 3,5 k a ) e t i R 3 u n e j a m 2,5 L / a l o t n m 2 a t s L ( n o 1,5 K
Setting Pengadukan 3 Setting Pengadukan 4 Setting Pengadukan 5 Setting Pengadukan 6
1 0,5 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
Waktu (menit)
Gambar 3.1.2. Grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi
Dari persamaan, k =
( Fa + Fb) ( a 0 − a1 ) ×
V
2
a1
, pada grafik di atas dapat dilihat dengan jelas
hubungan antara konsentrasi produk dalam reaktor pada waktu t (a1) dengan nilai k berbanding terbalik, yaitu semakin besar konsentrasi produk dalam reaktor dimana waktu yang dibutuhkan semakin lama (mencapai steady state) maka semakin kecil nilai k yang dihasilkan. Jika ditinjau dari berdasarkan harga konstanta larutan yang diperoleh dari data percobaan, teori ini terbukti. Hal ini dapat dilihat pada data hasil percobaan dan grafik hubungan di atas dimana waktu 2 menit sampai 20 menit, konstanta yang didapatkan pada setting 6 semakin besar yaitu dari nilai 2.0829-1.772 6 L mol/menit dan penambahan selanjutnya dicapai nilai konstanta tetap yaitu 1.7726 L mol/menit.
3.1.2
Hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan berdasarkan pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCL
Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta terhadap waktu pada berbagai setting pengadukan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.1 sebagai berikut:
Tabel 3.2.1 Hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan berdasarkan pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCL Setting Pengadukan
Volume Produk (ml)
Volume HCl 0,02 M (ml) V1 (ml)
V2 (ml)
Vav (ml)
3
20
7,5
6,8
7,15
4
20
8,4
7,7
8,05
5
20
7,6
7,8
7,7
6
20
9
8,2
8,6
a0
a1
mol/dm3
mol/dm3
0,026 5 0,026 5 0,026 5 0,026 5
0,002 9 0,003 2 0,003 1 0,003 4
k L.mol/menit
434,4161 337,5014 371,0944 292,9244
Dari data tabel di atas di dapatkan grafik hubungan waktu dengan konstanta laju reaksi pada gambar 3.1.2 sebagai berikut:
500 450 k i f i 400 s e 350 p S u 300 j a L 250 a 200 t n a 150 t s n o 100 K 50 0 0
2
4
6
8
Kecepatan Pengadukan
Gambar 3.1.2. Grafik hubungan konstanta laju spesifik terhadap kecepatan pengadukan berdasarkan pada titrasi produk dengan menggunakan pentiter HCl
Variabel berubah pada kecepatan pengadukan 3; 4; 5 dan 6 dimana kondisi steady lebih cepat tercapai pada kecepatan pengadukan yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat pada data hasil percobaan dimana pada set kecepatan pengadukan 5 pada rentang waktu 36 menit baru mencapai kondisi steady sedangkan pada set kecepatan pengadukan 9 hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk mencapai kondisi steady. Hal ini disebabkan oleh fungsi dari pengadukan itu sendiri yaitu untuk membantu mempercepat proses pencampuran
dari
masing-masing
reaktan,
dimana
semakin
tinggi
kecepatan
pengadukannya maka pencampuran akan lebih cepat terjadi. Dan jika pencampuran sudah sempurna maka dianggap telah mencapai kondisi steady. Ini dapat dilihat pada data percobaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kecepatan pengadukan akan mempercepat proses pencampuran yang juga akan mempercepat tercapainya kondisi steady.
3.3 Perbandingan nilai k dari percobaan dengan k pada titrasi HCl
Dari data yang diperoleh, didapat hasil perhitungan konstanta laju reaksi percobaan rata dan konstanta laju reaksi titrasi pada berbagai setting pengadukan yang dapat dilihat pada tabel 3.3.1 sebagai berikut: Tabel 3.3.1 Perbandingan nilai k dari percobaan dengan k pada titrasi k percobaan rata-rata
k titrasi
L mol/menit
L mol/menit
3
1,8065
434,4161
4
2,8619
337,5014
5
2,7142
371,0944
6
1,8605
292,9244
Setting Pengadu kan
Dari data tabel di atas didapatkan grafik hubungan setting pengadukan dengan konstanta laju reaksi pada data percobaan rata-rata dan titrasi pada gambar 3.3.1 sebagai berikut:
500 450 400 350 ) t i n300 e m / l 250 o m L ( 200 k 150
k percobaan rata-rata k titrasi
100 50 0 2
3
4
5
6
7
SettingPengadukan
Gambar 3.3.1. Grafik hubungan setting pengadukan dengan konstanta laju reaksi
Dari grafik 3.3.1, terlihat bahwa konstanta laju spesifik secara titrasi dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan dan volume pentiter dimana semakin besar dimana nilai k yang dihasilkan berfluktuasi
(berubah-ubah) karena bergantung dari volume pentiter
dengan kecepatan pengadukan tertentu. Semakin besar volume maka nilai k semakin kecil. Sedangkan konstanta laju spesifik percobaan rata-rata memiliki nilai yang jauh lebih kecil dibanding konstanta laju spesifik titrasi, hal ini karena banyaknya volume pentiter yang didapatkan pada saat titrasi sehingga didapatkan hasil konstanta laju reaksi secara titrasi lebih besar daripada konstanta laju reaksi pada percobaan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
1.
Semakin tinggi kecepatan pengadukan akan mempercepat proses pencampuran yang juga akan mempercepat tercapainya kondisi steady dan konstanta laju reaksi juga semakin besar.
2.
Range nilai k pada set pengadukan 3 sampai 6 pada suhu 300C dan laju alir 25 ml/menit adalah 1.7872-1.8605 L/mol.menit.
3.
Dari persamaan k =
( Fa + Fb ) ( a 0 − a1 ) V
×
2
a1
,
didapat hubungan bahwa semakin
besar konduktivitas semakin kecil konstanta laju reaksi.
4.2 Saran
Dari praktikum reaksi safonifikasi Ethyl Acetate dengan NaOH dalam CSTR yang telah kami lakukan sebelumnya, maka saran yang kami berikan untuk praktikan selanjutnya adalah: •
Lebih hati-hati dan teliti dalam kalibrasi pompa mengingat peralatan CSTR yang digunakan sudah tidak optimal lagi.
•
Agar sabar menunggu tercapainya steady state dan ini memerlukan waktu yang Cukup lama/ tidak sebentar.
•
Pada saat titrasi, agar lebih teliti dan hati-hati karena setetes HCl dalam buret bisa mempengaruhi hasil titrasi.
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Suminar, “ Kimia Organik”, Edisi keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1990 Bailey, Alton Edward, “ Bailey’s Industrial Oil and Fat Products, 5th edition, Jhon-Wiley & Sons,Inc, 1996 Coulson, Richardson’s. Chemical Engineering, Volume 6 , 3th edition. R.K. Sinnot, Chemical Engineering Design. Fogler, H. Scott, “Element of the Chemical Reaction Engineering, Prentice-Hall, 1999. Levenspiel, Oktave, “Chemical Reaction Engineering ”, Jhon Wiley and Son, United State: 1999. Tim Penyusun, “Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia II ”, Prodi S-1 Teknik Kimia, Pekanbaru: 2009. Smith,J.M,
“Chemical
International: 1981.
Engineering
Kinetics”,
Third
Editions,
McGraw-Hill
URL: http://www.armfield.co.uk , USA Office:Armfield Inc.436 West Commodore Blvd (#2) Jackson NJ 08527.
LAMPIRAN A DATA SEMENTARA
LAMPIRAN B CONTOH PERHITUNGAN
Larutan NaOH (0.03 M) dan etil asetat (0.03 M) dipompa dengan laju alir masing-masing 30ml/menit dengan setting kecepatan pengadukan 4 dan suhu 30 oC. konstanta laju reaksi yang dihitung pada waktu 4 detik. Massa NaOH yang digunakan dalam 5 liter =
0.03 × BM × 5000 = 0.03 × 40 × 5000 = 6 gram 1000 1000 Volume konsentrasi Ethyl Asetat dalam 5 liter=
0.03 × BM 0.03 ×88.11 ×5 = ×5 =14.67 ml ρ 0.90 Konsentrasi NaOH dititrasi dengan HCl 0.008N
× M =V × M 10 ×0.03 =11.3 × M M = 0.0026549 M V 1
1
2
2
2
2
Dari data, pada saat t=4 detik, Λ1=2.89 ms = 0.00289 siemen 1. Konsentrasi NaOH dalam campuran (ao) Pada laju alir 30 ml/menit ao
30 = Fa × a = × 0.026549 = 0.013725 mol / dm 3 Fa + Fb 30 + 30 µ
2. Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam umpan campuran bo
Fa 30 = × b = × 0.03 = 0.015 mol / dm 3 Fa + Fb 30 + 30 µ
3. Konsentrasi CH3COONa pada t∞ (c∞) nilai bo ≥ ao, maka nilai c∞ = ao c∞ =
0.013725
mol/dm3
4. Konduktivitas CH3COONa pada t∞ (Λc∞)
( ∧c∞ ) = 0.070(1 + 0.0284( T − 294 ) ) × c∞ ( ∧c∞ ) = 0.070(1 + 0.0284( 303 − 294 ) ) × 0.013725 = 0.001137 siemen 5. Konduktivitas NaOH dalam umpan campuran (Λao)
( ∧ ao ) = 0.195(1 + 0.0184( T − 294) ) ⋅ ao ; T ≥ 294. ( ∧ ao ) = 0.195(1 + 0.0184( 303 − 294) ) × 0.013725 = 0.003019 siemen 6. Konduktivitas awal larutan (Λo) Nilai Λo = Λao Λao = 0.003019 siemen 7. Konsentrasi NaOH dalam reactor setelah waktu t∞ (a∞) jika nilai ao < bo maka a∞ = 0 8. Konduktivitas NaOH setelah waktu t∞ (Λa∞)
( ∧ a∞ ) = 0.195(1 + 0.0184( 303 − 294 ) ) × a∞ ( ∧ a∞ ) = 0.195(1 + 0.0184( 303 − 294 ) ) × 0 = 0 9. Konduktivitas larutan setelah waktu t∞ (Λ∞)
∧∞ = ∧ ∞ + ∧ ∞ ∧∞ = 0.001137 + 0 = 0.001137 siemen c
a
10. Konsentrasi NaOH dalam reaktor pada waktu t (a1) ai
∧ −∧ = ( a∞ − a ) +a ∧ − ∧ ∞ 0.003019 − 0.00289 = ( 0 − 0.013725) + 0.013725 0.003019 − 0.001137 = 0.012364 mol / cm o
l
o
o
o
al al
3
11. Konsentrasi CH3COONa pada waktu t (c1)
Λo − Λ1 Λo − Λ∞
c1
= c∞
c1
= 0.013725
0.003019 − 0.00289 0.003019 − 0.001137
= 0.00091 mol / cm 3
12. Konversi NaOH (Xa) X a
a − a 0.013725 − 0.012364 = o l = 0.068556 = a 0 . 013725 o
13. Konversi CH3COONa (Xc) Xc
=
c1 c∞
=
0.00091 0.013725
= 0.6678386
14. konstanta laju spesifik (k) k =
k =
F a
− F b ( ao − a1 ) V
a1
2
30 + 30 ( 0.013725 − 0.012364 ) 5000
0.012364
2
= 0.89289 ml / molmenit
LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN
Fa = Fb = konsen NaOH = konsen CH3COOCH2 =
30 0.026549 0.03
volume reaktor =
0.4
suhu =
30
ml/menit mol/dm3 mol/dm3 dm3 oC
= 400 = 303
cm3 K
untuk setting pengadukan 4 waktu
Λ
a0
b0
(menit)
(mS)
(mol/dm3)
(mol/dm3)
2
2.98
0.013275
0.015
4
2.89
0.013275
0.015
6
2.81
0.013275
0.015
8
2.76
0.013275
0.015
10
2.72
0.013275
0.015
12
2.7
0.013275
0.015
14
2.67
0.013275
0.015
16
2.66
0.013275
0.015
18
2.65
0.013275
0.015
20
2.63
0.013275
0.015
22
2.62
0.013275
0.015
24
2.62
0.013275
0.015
26
2.62
0.013275
0.015
28
2.61
0.013275
0.015
30
2.61
0.013275
0.015
32
2.61
0.013275
0.015
c~
T
Λc~ (siemen)
(siemen)
(siemen)
0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
(mol/dm3)
(K)
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
0.013275
303
Λa0
Λ0
a~ (mol/dm3)
Λa~ (siemen)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Λ~ (siemen) 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
Λ1 (siemen)
a1 (mol/dm3)
c1
Xa
Xc
0.02074 5 0.06855 6 0.11105 4 0.13761 5 0.15886 4 0.16948 9 0.18542 5 0.19073 8
0.0207 45 0.0685 56 0.1110 54 0.1376 15 0.1588 64 0.1694 89 0.1854 25 0.1907 38 0.1960 5 0.2066 74 0.2119 87 0.2119 87 0.2119 87 0.2172 99 0.2172 99 0.2172 99
(mol/dm3)
0.00298
0.012999
0.000275
0.00289
0.012364
0.00091
0.00281
0.011800
0.001474
0.00276
0.011448
0.001827
0.00272
0.011166
0.002109
0.0027
0.011025
0.00225
0.00267
0.010813
0.002461
0.00266
0.010743
0.002532
0.00265
0.010672
0.002602
0.00263
0.010531
0.002744
0.00262
0.010460
0.002814
0.00262
0.010460
0.002814
0.00262
0.010460
0.002814
0.00261
0.010390
0.002885
0.00261
0.010390
0.002885
0.00261
0.010390
0.002885
Fa+Fb (ml/menit)
0.19605 0.20667 4 0.21198 7 0.21198 7 0.21198 7 0.21729 9 0.21729 9 0.21729 9
k (L/mol.menit)
60
0 .244 454 495
60
0 .892 897 757
60
1 .588 016 275
60
2 .090 915 651
60
2 .537 268 492
60
2 .776 658 175
60
3 .157 770 897
60
3 .291 023 112
60
3 .427 533 182
60
3 .710 710 561
60
3.85757824
60
3.85757824
60
3.85757824
60
4 .008 104 805
60
4 .008 104 805
60
4 .008 104 805
untuk setting pengadukan 5 waktu
Λ
a0
b0
c~
T
Λc~
Λa0
Λ0
( me ni t)
( m S)
( m ol /d m3 )
( mo l/ dm 3)
( m ol /d m3 )
(K)
( s ie me n)
( s ie me n)
( s ie me n)
2
2.43
0 .013275
0.015
0.013275
4
2.47
0 .013275
0.015
0.013275
6
2.51
0 .013275
0.015
0.013275
8
2.53
0 .013275
0.015
0.013275
10
2.55
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
12
2.55
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
14
2.56
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
16
2.57
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
18
2.57
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
20
2.58
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
22
2.58
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
24
2.58
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
26
2.59
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
28
2.59
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
30
2.59
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
32
2.59
0 .0 13 275
0.0 15
0.0 13 275
30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3
0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
a~ ( m ol /d m3 )
Λa~ ( si em en )
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Λ~ ( si em en ) 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
Λ1 ( si em en )
a1 ( mo l/ dm 3)
c1
Xa
Xc
( m ol /d m3 )
0.00243
0.009121
0.004154
0.00247
0.009403
0.003872
0.00251
0.009685
0.00359
0.00253
0.009826
0.003449
0.00255
0.009967
0.003308
0.00255
0.009967
0.003308
0.00256
0.010037
0.003237
0.00257
0.010108
0.003167
0.00257
0.010108
0.003167
0.00258
0.010178
0.003096
0.00258
0.010178
0.003096
0.00258
0.010178
0.003096
0.00259
0.010249
0.003026
0.00259
0.010249
0.003026
0.00259
0.010249
0.003026
0.00259
0.010249
0.003026
Fa+Fb ( ml /m en it )
0.3129 2 0.2916 71 0.2704 22 0.2597 97 0.2491 73 0.2491 73 0.2438 6 0.2385 48 0.2385 48 0.2332 36 0.2332 36 0.2332 36 0.2279 24 0.2279 24 0.2279 24 0.2279 24
0.3129 2 0.2916 71 0.2704 22 0.2597 97 0.2491 73 0.2491 73 0.2438 6 0.2385 48 0.2385 48 0.2332 36 0.2332 36 0.2332 36 0.2279 24 0.2279 24 0.2279 24 0.2279 24
K ( L/ mo l. me ni t)
60
7.490 163 422
60
6.568 944 572
60
5.740 777 908
60
5.358 039 936
60
4.994 513 315
60
4.994 513 315
60
4.819 591 587
60
4.649 048 014
60
4.649 048 014
60
4.482 751 608
60
4.482 751 608
60
4.482 751 608
60
4.320 576 079
60
4.320 576 079
60
4.320 576 079
60
4.320 576 079
untuk setting pengadukan 6 waktu
Λ
a0
b0
c~
( me ni t)
( mS )
( mol /dm3 )
( mo l/d m3 )
( m ol /dm3 )
2
2.56
0 .013275
0.015
0.013275
4
2.57
0 .013275
0.015
0.013275
6
2.58
0 .013275
0.015
0.013275
8
2.59
0 .013275
0.015
0.013275
10
2.5 9
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
12
2.6
0.013275
0.015
0.013275
14
2.6
0.013275
0.015
0.013275
16
2.6
0.013275
0.015
0.013275
18
2.6
0.013275
0.015
0.013275
20
2.6
0.013275
0.015
0.013275
T
Λc~
Λa0
Λ0
( K)
( si em en)
( si eme n)
( si em en)
30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3
0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
a~ ( mo l/ dm3 )
Λa~ ( s ie me n)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Λ~ ( si eme n) 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
Λ1 ( sie me n)
a1 ( mo l/d m3 )
c1
Xa
Xc
( m ol /dm3 )
0.00256
0.010037
0.003237
0.00257
0.010108
0.003167
0.00258
0.010178
0.003096
0.00259
0.010249
0.003026
0.00259
0.010249
0.003026
0.0026
0.010319
0.002955
0.0026
0.010319
0.002955
0.0026
0.010319
0.002955
0.0026
0.010319
0.002955
0.0026
0.010319
0.002955
Fa+Fb ( ml /me nit )
0.2438 6 0.2385 48 0.2332 36 0.2279 24 0.2279 24 0.2226 11 0.2226 11 0.2226 11 0.2226 11 0.2226 11
K ( L/m ol .me ni t)
0.24386
60
4.819591587
0.238548
60
4.649048014
0.233236
60
4.482751608
0.227924
60
4.320576079
0.227924
60
4.320576079
0.222611
60
4.162399637
0.222611
60
4.162399637
0.222611
60
4.162399637
0.222611
60
4.162399637
0.222611
60
4.162399637
untuk setting pengadukan 8 waktu
Λ
a0
b0
c~
( me ni t)
( mS )
( mol /dm3 )
( mo l/d m3 )
( mol /dm3 )
2
2.5
0.013275
0.015
0.013275
4
2.54
0 .013275
0.015
0.013275
6
2.56
0 .013275
0.015
0.013275
8
2.58
0 .013275
0.015
0.013275
10
2.5 9
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
12
2.6 1
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
14
2.6 2
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
16
2.6 2
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
18
2.6 3
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
20
2.6 3
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
22
2.6 3
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
24
2.6 3
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
26
2.6 3
0.01 32 75
0 .01 5
0 .01 32 75
T
Λc~
Λa0
Λ0
( K)
( si em en)
( si eme n)
( si em en)
30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3
0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
a~ ( mo l/ dm3 )
Λa~ ( sie me n)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Λ~ ( si eme n) 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
Λ1 ( sie me n)
a1 ( mo l/d m3 )
c1
Xa
Xc
( mol /dm3 )
0.0025
0.009614
0.00366
0.00254
0.009896
0.003378
0.00256
0.010037
0.003237
0.00258
0.010178
0.003096
0.00259
0.010249
0.003026
0.00261
0.010390
0.002885
0.00262
0.010460
0.002814
0.00262
0.010460
0.002814
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
Fa+Fb ( ml /me ni t)
0.2757 34 0.2544 85 0.2438 6 0.2332 36 0.2279 24 0.2172 99 0.2119 87 0.2119 87 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74
0.275734
60
0.254485
60
0.24386
60
0.233236
60
0.227924
60
0.217299
60
0.211987
60
0.211987
60
0.206674
60
0.206674
60
0.206674
60
0.206674
60
0.206674
60
K ( L/ mol .me ni t) 5.93973482 3 5.17394909 2 4.81959158 7 4.48275160 8 4.32057607 9 4.00810480 5 3.85757824 3.85757824 3.71071056 1 3.71071056 1 3.71071056 1 3.71071056 1 3.71071056 1
untuk setting pengadukan 9 waktu
Λ
a0
b0
(menit)
(mS)
(mol/dm3)
(mol/dm3)
2
2.58
0.013275
0.015
4
2.6
0 .013275
0.015
6
2.61
0.013275
0.015
8
2.62
0.013275
0.015
10
2.62
0.013275
0.015
12
2.63
0.013275
0.015
14
2.63
0.013275
0.015
16
2.63
0.013275
0.015
18
2.63
0.013275
0.015
20
2.63
0.013275
0.015
22
2.63
0.013275
0.015
c~ (mol/dm3) 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275 0.013275
T
Λc~
Λa0
Λ0
(K)
(siemen)
(siemen)
(siemen)
30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3 30 3
0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19 0.0030 19
a~ (mol/dm3)
Λa~ (siemen)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Λ~ (siemen) 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37 0.0011 37
Λ1 (siemen)
a1 (mol/dm3)
c1
Xa
Xc
0.2332 36 0.2226 11 0.2172 99 0.2119 87 0.2119 87 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74
0.2332 36 0.2226 11 0.2172 99 0.2119 87 0.2119 87 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74 0.2066 74
(mol/dm3)
0.00258
0.010178
0.003096
0.0026
0.010319
0.002955
0.00261
0.010390
0.002885
0.00262
0.010460
0.002814
0.00262
0.010460
0.002814
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
0.00263
0.010531
0.002744
Fa+Fb (ml/menit)
K (L/mol.menit)
60
4 .48 27 5160 8
60
4 .16 23 9963 7
60
4 .00 81 0480 5
60
3.85757824
60
3.85757824
60
3 .71 07 1056 1
60
3 .71 07 1056 1
60
3 .71 07 1056 1
60
3 .71 07 1056 1
60
3 .71 07 1056 1
60
3 .71 07 1056 1
LAMPIRAN D DAFTAR DAN ARTI LAMBANG
A = Luas penampang reactor tubular (cm2) aµ = Konsentrasi NaOH dalam tangki umpan (mol/dm3) ao = Konsentrasi NaOH dalam pencampur umpan (mol/dm3) a1 = Konsentrasi NaOH excess atau sisa (mol/dm3) a∞ = Konsentrasi NaOH dalam reactor (mol/dm3) bµ = Konsentrasi Ethyl acetat dalam tangki umpan (mol/dm3) bo = Konsentrasi Ethyl acetat dalam pencampur umpan (mol/dm3) b1 = Konsentrasi Ethyl acetat excess atau sisa (mol/dm3) Fa = Laju alir NaOH (mol/dm3) Fb = Laju alir Ethyl acetate (mol/dm3) Ft = Laju alir total (mol/dm3) Xa = Konversi NaOH ∧
= Konduktivitas siemens
∧o = Koduktivitas awal ∧1 = Koduktivitas waktu t ∧∞ = Koduktivitas waktu ∞
View more...
Comments