1311_Bahan Galian Industri.pdf

March 10, 2017 | Author: hendra gunawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 1311_Bahan Galian Industri.pdf...

Description

Madq University Press '

*

-t:

.

lrr*li''.,..,r' &,

BAHAN GALIAN INDUSTRI

Prof. Ir. Sukandarrumidi, MSc.' PhD. Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS

KATA PENGANTAR Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, antara lain disebutkan: Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalqh

Hak Penerbitan

@ 2009 GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS P.O. Box 14, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 E-mail : [email protected] Homepage : http://www.gmup.ugm.ac.id

Cetakan portama Cetakan kedua Cetakan ketlga

Maret 1998 September 20M Maret 2009

Dilarang mengulip dan memperbanyak tanpa izin teftulis dari penerbil, sobarTrrrr atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, plr cao+cor Kapur tohor kalsium

-j4l{T-

CaOMgO + CO2 Kapur tohor dolomitan

Reaksi bolak balik ini telladi pada tekanan 1 atm. Apabila tekanan lebih besar dari I atm maka gas CO2 yang terbentuk akan bereaksi dengan CaO dan membentuk kembali CaCOr (hard burnedloverburneQ. Untuk menghindari ini suhu harus dinaikkan hingga 1000'

C-

1200"

C

dan kapur tohor yang berbentuk harus

segera

didinginkan. Kapur tohor tidak dapat disimpan terlalu lama karena dengan air dan udara (kelembaban) akan menimbulkan panas. Reaksi kimianya sebagai berikut: CaO +

H20;------+ Ca(OH)2 + panas

tohor Kalsium Kapur

CaOMgO + H2O

tohor dolomitan

Kapur padam Kalsium

;----)

Kapur

Ca(OH)2 Mg(OH)z + panas Kapur padam dolomitan

Demikian pula CO2 dari udara menyebabkan kapur tohor tidak mumi lagi karena terbentuk kembali Kalsium Karbonat. Reaksinya sebagai berikut:

CaO+CO. =CaCO.r Dari uraian tersebut di atas disimpulkan bahwa mutu kapur tohor/padam tergantung pada : mutu bahan asal/batu gampingnya

. .

cara memproduksinya.

46

41

Untuk menghasilkan kapur tohor yang memenuhi persyaratan tertentu diperlukan batu gamping tertentu pula. Unnrk bahan bangunan seyogyanya mengandung MgO cukup rendah dan ini dihasilkan apabila banr gampingnya berkadar MgCO3 rendah. Apabila kadar MgCO3 cukup tinggi seperti pada batu gamping dolomit maka kemungkinan terjadi penurunan mutu kapur tohor yang diperoleh jika bahan tersebut dipakai sebagai bahan bangunan. Adapun keterangan proses sebagai berikut:

o o o

bereaksi dengan CO2 (dari udara) menjadi CaCOr sebelum ter pasang dan CaCOr tidak aktif lagi sedang MgO yang tidak aktifhanya berfungsi sebagai bahan pengisi (ballast). Di Indonesia sampai sekarang belum ada standart tentang kapur tohor dan kapur padam. Di bawah ini susunan kimia kapur tohor yemg diperdagangkan di Amerika Serikat sebagai berikut: Tabel 5. Susunan kimia kapur tohor yang diperdagangkan

MgO yang terbentuk pada temperatur tinggi lebih sulit diseduh dengan air dibanding dengan yang terbentuk pada suhu rendah. Makin tinggi suhu yang dipakai makin tidak aktif zat tersebut.

Pembentukannya

tidak dapat dihindari karena pada

Komposisi (

reaksi

CaO

penguraian CaCOr dibutuhkan suhu yarg lebih tinggi daripada untuk menguraikan MgCO:.

Suhu

Mgo si02

jadi lebih tinggi lagi apabila yang digunakan

Kehadiran

MgO bersama CaO dalam bahan bangunan akan

o CO yang terjadi pada pembakaran normal lebih mudah diseduh daripada MgO, akibatnya Ca(OH)z akan lebih cepat

terbentuk daripada Mg(OH)2 sehingga dalam campuran tersebut terdapat MgO dan Ca(OH)z atau MgO dengan sedikit

o

Mg(OH)z dan banyak Ca(OH)z Pada pengerasan (setting) Ca(OH)z akan lebih dulu mengeras [Ca(OH)z + COz = CaCO:r + H2O], sedangkan MgO belum

atau baru akan mengalami penyeduhan, MgO

o .

+ H2O =

Mg(OH)2 yang disertai penambahan isi. Akibatnya dinding yang terbuat dari bahan tersebut akan retakretak atau ada bagian yang meloncat.

Apabila penyeduhan dilakukan diudara dan bahan bangunan itu digunakan setelah CaO dan MgO terseduh semua menjadi Ca(OH)z dan Mg(OH)2 maka ada kemungkinan Ca(OH)2

93,28 0,30 0,20

- 98,00 - 2,50

-

l0

55,60 37,60

1,50

1,50

0, l0 -

0,40 0,50

H:O

Cor

0,40

1,50

0,40

0,

-

- 57,50 - 40,80

0,100,05 0,05

meskipun lambat. menyebabkan kejadian sebagai berikut:

Amerika Serikat

Kapur tohor dolomitan (doLomitic quickline)

0,r0 - 0,s0 0, l0 - 0,90

Al2ol

pada suhu agak tinggi dapat pula terseduh menjadi Mg(OH)r

Kapur tohor kalsium calcium q uickline)

hi g h

0,50

Fe2Oj

ialah bongkahan batu gamping yang lebih besar, MgO yang terbentuk

o

di

(menurut A.I.M.E dalam lndustrial Minerals and Rocks/Lime th. 1970)

-

0,90 1,50

Mutu kapur tohor sebagai hasil kalsinasi dibedakan:

o

terbakar lunak (sofi burnecl) dengan sifat:

. .

kapurnya sarang, tidak begitu mengkerut o terbakar terlalu masak (hard burned, overburned) o kurang sarang dan kompak . cukup mengkerut Bahan untuk kalsinasi (pembuatan kapur tohor) yang paling baik

adalah kayu karena tipis kemungkinan bahwa kapur tohor yang dihasilkan terlalu masak. Kayu terbakar dengan temperatur yang relatif rendah tetapi dengan nyala yang panjang sehingga bongkah batu gamping yang dipanaskan terselimuti seluruhnya nyala tersebut sehingga menimbulkan kondisi yang sangat baik untuk penyaluran panasnya.

Dalam usaha difersifikasi bahan bakar Balai Penelitian Tambang dan Pengolahan Bahan Galian (1976) telah melakukan penelitian

! 48

pembakaran kapur dengan bahan bakar batubara dengan melakukan modifikasi pada tungku rakyat. Di samping unsur pengotor sebagai akibat bawaan batu gamping seperli telah diuraikan di atas, akibat pengkalsinasian, kapur tohor dapat mengandung beberapa unsur pengotor lainnya antara lain inti (core) CaCOt yan1 tidak terbakar dan bahan-bahan yang teg'adi akibat persenyawaan CaO dengan alumina, silika dan sebagainya. Seluruh kadar bahan pengotor tersebut dalam kapur tohor berkisar antara 4-10%. Di Amerika Senkat kapur kalsium (high calcium quicklime) umumnya dipergunakan dalam bidang industri dengan standa( CaO > 90o . Untuk industri tertentu bahan pengotor seperti fosfor (P) dalam industri karbid, belerang (S) dalam pembuatan baja, warangan

(arsenat) dan Jloor (F) dalam pembuatan serbuk masak (buking powder) serta Fe2O3 (Oksida besi) ihlam pembuatan gelas merupakan unsur yang tidak diingini. Bahan bangunan

Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester, adukan pasangan bata (mortel), pembuatan semen tras ataupun semen merah" Di Indonesia kapur yang dipergunakan umunmya adalah kapur kalsium, karena batu gamping di lndonesia pada umumnya berkadar Magnesium rendah. Di Amerika Serikat kapur kalsium un'rulnrlya dipergunakan dalam industn sedang kapur dolomitan dipergunakan dalam bidang bangunan.

Syarat yang diperlukan sebagai standart adalah (CaO + Ivigo) minimum 95%; (SiO: + Al:O: + Fe2O3) maksimum 5o/,; COz maksimum 3oh dan 70% lolos ayakan 0.85 mm. Kapur padam apabila dicampur dengan tras akan membentuk semacam semen dan apabila dicampur dengan serbuk bata akan membentuk semen merah. Terjadinya sifat semen dalam campuran dengan kapur dan air oleh kedua bahan tersebut karena kandungan oksida alumina dan silika yang bersifat asam dalam kedua bahan tersebut membentuk persenyawaan sebagai berikut:

Ca(OH): + SiO2 + (n-1) H2O----+ CaO.SiOz nH2O (semen)

49 Ca(OH)z +AlzO: + 5HzO----+ CaOAlzO:6H2O (semen)

Daya tahan semen tras bertambah bila padanya ditambahkan semen Portland sebanyak 10-15% atau kadar kapumya dinaikkan 40-60%. Semen tras sangat baik dipergunakan ditempat yang lembab/berair dan merupakan bahan murah dalam pembuatan batako. Bahan penstabilan jalan raya Pemakaian kapur padam dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya

termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan tersebut. Reaksi yang berlangsung diduga sama dengan pembentukan semen tras. Pemakaian kapur padam sebesar 1-6o% sesuai dengan keadaan tanah dan konstruksi jalan yang akan dibuat. Bahan baku pernbuatan semen portland Dalam pembuatan semen batu gamping merupakan bahan baku utama. Untuk memproduksi satu ton semen diperlukan paling sedikit satu ton batu gamping disamping lempung, pasir kuarsa dan gipsum serta pasir besi. Pembuatan semen dapat dilak'ukan dengan dua cara

yaitu proses basah dan kering. Sebagai pedoman umlrm pabrik juta ton per tahun biasanya dipakai proses kering karena lebih ekonomis sedang proses basah menguntungkan untuk pabrik dengan produksi dibawah I juta ton per dengan produksi semen lebih besar dari

1

tahun.

Bahr gamping sebagai bahan baku semen diperlukan kurang lebih 75 - 80% dari bahan baku seluruhnya. Beberapa persyaratan batu gamping yang harus dipenuhi antara lain kadar CaO 50-55o/o; MgO maksimum 2% (di negara tertentu sampai 5%); kekentalan (viscositas) luluhan 3200 centipoise (40% H2O); kadar FezOt 2,47o/o dan AlzO: O,95yo. Seperli diketahui semen portland merupakan hasil yang didapat dengan jalan memadukan CaO, Al:Or, Fe2O3 dan SiO: menjadi satu campuran.

Dari analisis kimia semen portland, proses reaksi antara oksidaoksida adalah sebagai berikut:

CzS : jika temperatur tinggi

maka akan terjadi reaksi antara SiOz

dan CaO membentuk CzS (dikalsium sulfur)

51

)()

r ,'r (',,'r

.

C+AF

.rJ,.l rl.rl),rl r;i\'lr'lrl);rlt scttttta ('3S ritcrrjacii C.S maka CaO 1;rr,.,, ,:tl;r lr:rl iis ltrlebrltan dari ),anB diltu{uirkur t,clcbiharr Al2C)j sclltua bcrcaksi dengan CaO membentuk CrA (trikalsium aluminat = 3 CaO AlrO:). : C4 AF (tetrakalsium alumina i'erit = CaO AI2O3 Fe2O3) rnerupakan hasil reaksi dari FezOr + CaO + AlzOr ntemhetrtuk Ca AF.

Jika temperatur makin tinggi, maka terjadi reaksi antara SiO: dan CaO membentuk C2S, dan dapat mengubah CzS meniadi C:S. Unruk membuat semen dengan kadar CzS tinggi dilakukan pembakaran dua kali, pertama pembakaran bahan mentah dan kedua clinker. Masing-masing mempunyai peran: . C:S; pemberi kekuatan paling banyak sepanjang masa terutama kekuatan awal sampai umur 28 hari . CzS; pemberi kekuatan pada masa terakhir yaknijangka I tahun dan selanjutnya, komposisi ini sifat khusus yang disyaratkan tidak

o

ada.

C-rA; menurunkan suhu pembakaran hingga dapat menggunakan panas yang lebih sedikit dan memberikan kekuatan awal dengan waktu I -3 hari o C+AF; menurunkan suhu pembakaran dan memberikan kekuatan semen dalam jumlah sedikit sekali atau hampir tidak ada. Semerr po(land menurut ASTM dapat dibagi menjadi; o Semen portland tipel (regular ponland cement) Merupakan semen portland biasa yang tidak memerlukan pcrsyaratan khusus dalam pengerjaannya, proses mengeras dan pengembangan kckuatan lainbat, dipergunakan untuk konstruksi

.

beton umum.

Semen p-ortland tipe

II

(moderate heat

of hardening portland

cemcnt)

Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan torhadap sulfat, dimana syarat-syarat konstruksi tidak bcginr berat, panas hidrasi sedang yang bersifat mengeras dan pengembangan kekuatemnya lebih cepat

III (high earb strength portland cement) Merupakan semen portland yang penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi pada permukaan setelah terjadi penyekatan, mengandung trikalsium silikat (CrS) lebih tinggi dibanding tipe I sehingga mengeluarkan panas hidrasi tinggi dan Semen portland tipe

cepat mengeras.

IV (low heat ponland cement) Merupakan semen portland yang pengguniumnya memerlukan panas hidrasi rendah mengandung tetrakalsium silikat (Ca AF = 4 CaO AhO:) dan dikalsium silikat (CzS = 2CaO SiO) tinggi o Semen portland tipe V (sulfate resisting portland cement) Merupakan portland semen yang penggunaannya memerlukan tahanan yang tinggi terhadap sulfat, mengandung tetrakalsium alumino fenite (C4 AF) tinggi, trikalsium sulfat (C3A) rendah dibanding tipe I sehingg tahan terhadap zat kimia. Pada umumnya semen di Indonesia mempunyai ketentuan kadar CaO 250Vo. Menurut Standart Industri Indonesia kadar CaCO: t Semen portland tipe

857o;MgO llVc, FeOr < 27o); G. Banjiran, G. Sapu dan G. Jabung Sliwer Trenggalek (sedimentasi dari tufa dasit dalam Formasi Andesit Tua, SiOz > 707c, AlzO: > l07c; FezOr > 17o); Wonotirlo, Pasiraman Kab. Blitar; Ngeni, Kab. Blitar (pelapukan dari tufa riolit pada Formasi Wuni yang berumur Miosen,

cukup baik untuk bahan keramik halus); Kalitengah Kab. Blitar (pelapukan tufa riolit, pada Formasi Wuni yang berumur Miosen), Wonosari, Pagergunung Kab. Malang (pelapukan tufa riolit); Banjarsari; Gampingan Kab. Malang (pelapukan tufa riolit); Pantai Utara Bondowoso Kab. Bondowoso (pelapukan tufa rioli0;

Tempat Diketemukun Daerah Isimewa Aceh: Rampelan dan Ampokolak, Kec. Rikitgaik, Kab.Aceh Tenggara (terdapat pada batuan leukogranit, dapat dipakai sebagai bahan keramik halus), Kendawi, Kec. Blangkejeran, Kab. Aceh Tenggara (dalam batuan pegmatik yang menerobos sekis, jenis mineralnya mikroklin berasosiasi dengan kuarsa dan mika, cukup baik untuk glasir dan keramik halus), Tutong Sawah (sebagai retas aplit dan batuan granit yang berumur Pra Tersier). Sumatera Utara: Pantai timur (Pangkalansusu, Tg. Balai); Sungai Biang; Danau Toba, Tonggiring, Tapanuli Utara (didapatkan pada

batuan liparit); Sibolga, Tarutung, Balige, Tapanuli Utara (pada

Wonosidi, Ketro, Pacitan (baik untuk keramik). Kalimantan Barat: G. Buduk, Kab. Sanggau (baik untuk keramik,

merupakan retas pegmatik pada granit); Balai Karangan Kec. Sekayam, Kab. Sanggau (pelapukan dari tufa dasitik); Pandan Sembuat Kutayan Hulu, Kab. Sanggau (berupa urat berwarna putih

' a a

kehijauan pada batuan granit) Nusa Tenggara Timur: Kab. Ende, Kolowan (pada nrbuh granit)

Sulawesi Utara: Kec. Tapa Kab. Bolaangmangandow (dyke pada

batuan granit)

batuan asam)

Riau: Kec. Sibarida, Kab. Indera Giri Hulu; Pasir Panganrayan Kab. Inderagiri Hulu (pada batuan granit). Sumatera Barat: Sulit Air (pada batuan Syenit/Granit); Lundar, panti

Sulawesi Tengah: Dende Kab. Donggala (pelapukan granit merupakan granit, endapan pantai); Benawi, Kec. Labezm Tombo, Kab. Donggala (pelapukan granit merupakan endapan pantai); Sibualang Kab. Donggala (pelapukan granit, endapan pantai); Budi Mukti Kab. Donggala (endapan pantai) Tambu (endapan pasir pantai terdapat

(pada batuan granit). Sumatera Selatan: Gunungbatu, Palembang (pada batuan tuf trachit);

t 106

o .

t07

pasir k-uarsa dan feldspar pelapukan granit)

Sulawesi Selatan; Timur laut Kab. Maros (mineral/orthoklas pada retas trachit)

Irian Jaya: pantai barat P. Tamagoei (merupakan dyke aplit)

Jaw crusher

Teknik Penambangan Penambangan bahan galian feldspar dapat dilakukan secara

tambang terbuka dalam bentuk kuari dengan sistem teras (bench

system) atau tambang dalam. Feldspar yang diperoleh dilak-ukan pemilihan/penyortiran (hand sorting) untuk selanjutnya diolah sesuai keperluan. solar

Pe

ngolahan dan

P emanfaatan

Pengolahan feldspar dimaksudkan untuk menghilangkan/menurunkan kadar mineral pengotor seperti besi, biotit, turmalin, garnet, mika/muscovit dan kuarsa. Pengolahan dapat dilakukan secara sederhana dengan penggilingan, pencucian, dan pengayakan. Penggilingan dapat dilakukan denlan pan mill atau pebble mill. Cara lain dalam pengolahan feldspar rnodel floatasi brjih (froth floatation) yaitu proses pemilahan partikel halus dan partikel kasar dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia antara batas fase padat (mineral), fase air (media) dan gas, sehingga diperoleh mineral berharga yang disebut konsentrat

(yang dalam hal ini berupa buih/busa). Proses pengolahan ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengapungkan mineral pipihimika terlebih dahulu dan kotoran besinya dihilangkan dengan pemisah magnetis (magnetic separator) atau dengan pelarut H2SO4. Proses ini dapat memisahkan secara selnpurna antara feldspar dengan kuarsa, mika-dan oksida besi. Keberhasilan dari proses ini ditentukan oleh penentuan segmen kimia yang sesuai untuk dipergunakan dalam pengolahan tersebut. Bagan alir pengolahan feldspar secara floatasi buih adalah pada Gambar 5. Mutu feldspar ditentukan oleh oksida kimia seperti K2O dan NazO. Kalau kandungan oksida tersebut relatif tinggi (>67o), bahan

amine

t----------asetat-l

-

fG**" jI _____T__________

-l

t1,il:xl, i

Penghilangan besi (pemisahan

besi/larutan besi

MagnetiVpelarut H:SOr)

Dibuang

hidroflor-l asetat pineoil J asam

amine

l=oot^'[_}--I tpH, z,s - ll

Pasir kuarsa

I

=I_o"ro,;;*,---l

t

_l

i ..-",*- I f----r.--."* Y

Produk feldspar mumi

Gambar 5. Bagan alir pengolahan feldspar

il 108

tersebut digolongkan jenis feldspar. Selain itu ditentukan pula oleh oksida pengotor yang terdapat dalam bahan baku feldspar seperti FezOr dan TiOz.

Feldspar digunakan dalam berbagai industri seperti industri keramik, gelas dan kaca lembaran.

o

BAB V

Industri keramik Spesifikasi feldspar untuk keramik (Str. No. 1145, 1984) I

Jenis industri

Oksidasi Porselen

6 - t5

K2O + Na2O Fe2Oj

Ti02 CaO

0,5

Gerabah halus padat

SaniterTo

6

0,5

ol

o

7o

-

6

15

0,7 0,7 0.5

7o

- t5 0,8

{ I

i

t,0

t I I

i

Industri gelas Spesifikasi feldspar untuk industri gelas: 68,00 - 69,99

>ll >il

Al2O3 (Vo)

KzOzNaz(Vo) FezOt (Vo)

Ukuran

0,t -0,2

butir + 16 mesh (maksimum)

nol

+ 20 mesh (maksimum)

l7o

(maksimum) :25Vo Spesifikasi feldspar untuk industri gelas "amber" (berwarna coklat) Kalium feldspar (7o) :99,5 (-20 mesh) FezOt (7o) :0,05 (maksimum)

-

KzO (7o) AlzOt (7o)

Silika bebas

100 mesh

:>

(7o)

CaO (7o)

KzO(7o) :>10

OBSIDIAN

Merupakan "ienis batuan beku luar, hasil pembekuan magma yang kaya silika. Pembekuan terjadi demikian cepat sefiingga mineral pembentuknya tidak sempat mengkristal dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan. Obsidian kebanyakan bdrwarna putih keabu-abuan hingga hitam, kadang-kadang ada garis merah kecoklatan dan hitam. Dijumpai pula obsidian yang berwarna kehijauan, ungu

ataupun warna perak. jenis ini dikenal dengan obsidian pelangi. Obsidian dengan silika sebagai komposisi utama mempunyai kekerasan lebih dari 6 menurut skala Mohs, berat jenis 3-3,5, rnempunyai sifat pecahan konkoidal. Menurut reaksi Bowen, mineral silika akan melebur pada temperatur 700" - 800' C. Tempat Diketemukan

10

:>18 : 6 (maksimum)

:2 (maksimum)

Spesifikasi feldspar untuk industri kaca lembaran

Al2O3(7o):>18 FeOt(Vo) : < 0,8

I.

i

i

SiOz$o)

RAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKAIT. AN DENGAN BATUAN GUNUNG API

Kebanyakan obsidian didapatkan sebagai batuan beku luar pada

jalur gunung api di [ndonesia yang berumur relatif rnuda (Pleistosen

-

Kuarter). Ter-npat diketemukannya obsidian antara lain: Jarnbi: G. Cianturrg, S. Purgut dan S. Penuh (pada batuan lava

o o

andesit) Jawa Barat: Nagreg Kab. Bandung (berupa sisipan dan bongkah pada batuan tras); G. Cian-ris Kab. Gamt (terdapat selang-seling dengan

I 1il

110

perlit diatas andesit); Ciasmara Kab. Bogor; Leuwiliang, G. Kiaraberes, kurang lebih 6 km sebelah barat G. Salak (merupakan lava dan kurang lebih panjang 2 km dan aliran lava yang merupakan susunan balok berwarna abu-abu dengan steroida); Terogog, Priangan (singkapan 100 - 150 m panjang, tebal 1-5 m); Anyer, G. Barengkong

o o r o

sebelah selatan/barat Barengkok, Banten. Lampung: Pulau Krakatau, Pulau Panjang, Wai Seputih (meiupakan singkapan bulat sepanjang I km). Kalimantan: dekat Sampit Sulawesi Utara: Tataaran, Tomohon Kab. Minahasa Irian Barat: P. Namotote

Teknik Penambangan Dilakukan dengan sistem kuari dengan peralatan sederhana. Karena obsidian merupakan tubuh batuan yang keras, pada tahap awal penambangan untuk memperoleh blok-blok yang cukup besar dimulai

(

o

H alfe de

Is te

ne

n) batu kelas [V.

Bahan perlit rekayasalartificial perLit Perlit anificial dapat direkayasa dengan bahan baku dari obsidian (Sukandamrmidi, 1983). Dari penelitian dengan bahan baku obsidran dari Nagreg sesudah dipanaskan dengan oven selama 90 menit pada temperatur 1000" - 1 100' C terjadi perubahan sebagai berikut: semula warna hitam berubah meniadi putih keabuan

I i volume berkembang menjadi 5 kali lipat r berat jenis yang semula 3,35 menjadi 0,6 o selama terjadinya perubahan warna, keluar air dari massa batuan, dan batuan menjadi berpori dan lengket antara fragmen yang satu dengan yang lain

Dengan demikian maka artificial perlit beratnya menjadi sangat kurang dengan kekuatan yang tinggi. Oleh sebab itu perlit hasil rekayasa dari obsidian, dapat digunakan untuk bahan beton ringan ataupun dinding peredam dan isolasi panas.

proses peledakan.

2. PERLIT Pengolahan dan Pemanfaatan

o o

Obsidian mempunyai wama indah dan keras, disamping itu mudah dibentuk. Pada jaman Prasejarah, manusia purba memanfaatkan obsidian untuk senjatalkapak atau "titikan" penimbul api. Bangunan

Karena sifatnya yang keras dan sangat resisten, obsidian dapat dimanfaatkan sebagai fondasi bangunan. Obsidian tidak porous, hal ini mengakibatkan daya rekat semen menjadi berkurang. Obsidian apabila dipecah mempunyai sifat konkoidal dengan pinggiran yang

o

tajam. Oleh karenanya dalam pengerjaannya harus hati-hati. Bahan batu mulia

Karena sifatnya yang kompak, beberapa jenis berwarna terang dan transparan obsidian dapat dibentuk menjadi batu mulia. Menurut

klasifikasi Kinge, obsidian termasuk batu mulia

tanggung

Perlit terbentuk dengan tekanan yang adalah mineral silikat steroida kecil, ringan.

karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba

tinggi dalam suasana basah. Komposisi utama berbutir sangat halus, terbangun oleh steroidaWarnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehi-

taman. Perlit ini bila dipanaskan bertahap hingga mencapai suhu antara 950-1050' C, akan mencapai perkembangan isi yang tetap dan maksimum. Sifat perkembangan ini sangat penting untuk penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan bahan bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik mengandung SiOz707o, air 2-5Vo,Na dan K sebanyak 5-8Vo berat. Dengan susunan ini perlit akan mempunyai suhu kelembaban/pencairan rendah demikian pula suhu pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air yang dikandungnya akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan mengakibatkan desintegrasi. Berat jenis perlit sebelum diolah/dipanaskan antara l,10-2,50, setelah dipanaskan menjadi 0,11-0,15.

112

l13

Tempat Diketemukan

dan dasit sebagai erupsi celah pada Plio-Plistosen)

Jawa Barat: Ciasmara Kab. Bogor (nilai ekspansi l27Vo terdapat sebagai fragmen dalam breksi lahar dan aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis Kec. Samarang Kab. Garut (nilai ekspansi ll9%o terdapat berselang-seling dengan obsidian diatas breksi); Santrijaya Kec. Karangnunggal Kab. Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas

Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung api yang berumur relatif muda. Tempat diketemukan antara lain: o Sumatera Utara: Pansur Napitu, Kec. Silindung Kab. Tapanuli Utara (prosentase nilai ekspansi I 58,3Vo terdapat sebagai bongkah-bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian)

o

o o e o

Sumatera Barat: Bukit Rasam, Kec. Lubuk Sikaping Kab. pasaman (prosentase nilai ekspansi maksimum 5l,5l7o HzO 0,03' ',r, minimum 50,007o HzO 2,837o terdapat sebagai bongkah dalam tufa); Bukit Sipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok.(prosentase nilai ekspansi 947o terdapat sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian); Bukit Batu Kambing, Kab. Solok (nilai ekspansi maksimum 63,15%o H2O 0,057o, minimum 8,50Vo H2O l,12%o terdapat dalam Formasi Andesit)

Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat, Kab. Kerinci; G. Gantung S. Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi l00Vo terdapat dalam satuan batuan lava andesit)

Bengkulu: Bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat dalam benmk bongkah dialiran sungai terdiri breksi vulkanik) Sumatera Selatan: Gunung Batu dan Uladanau, Kec. Pulau Beringin, Kab. Ogan Komering Ulu (nilai ekspansi maksimum 75Vo sebagai fragmen dalam breksi tufa);

volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai fragmen dalam breksi. Nusa Tenggara Barat: Dorodonggamasa Kec. Sape Kab. Bima (nilai ekspansi 300Vo, sebagai gang dalam andesit).

Sulawesi Utara: Tataaran Kec. Tomohon Kab. Minahasa (nilai ekspansi 1767o terdapat sebagai sisipan dalam aliran lava gelas volkanik

riolitik Teknik Penambangan Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karena perlit merupakarf bahan galian lunak penambangan dilakukan dengan alat sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula

Lampung: Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 16,21-269Ea, berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalarn

graben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec. Surnberjaya Kab. Lampung Utara (berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsuriiur); Suwoh Kec. Belalau Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 68,757o, berasosiasi dengan dasit, tufa breksi, sebagai hasil erupsi Plio-Pleistosen pada sesar Semangko/Graben Suwoh); G. Asahan, desa Pumawiwitan Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utzra (nilai ekspansi 100-200Vo); Antatai (berwama hitam perlitik kompak); Penaga/tepi pantai berwarna hitam keabuan perlitik kompak); G. Muhul Kec. Belalau Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 329To,berasosiasi dengan tufa breksi, lava riolit

direkaya-

sa/dibuat dari obsidian derrgan pemanasan Bahan bangunan

Perlit dimanfaatkan sebagai "very light aggregate" untuk beton atau bata cetak yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan daya isolasi terhadap panas dan suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan rendah. Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.

3. PUMICE/BATU APUNG

'

Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara luar secara tiba-tiba. Buih gelas alam

114

115

dengan gas yang terkandung didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan tiba-tiba. Pumice umumnya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat letusan gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah. Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepas atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pema-

nasan yang dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yang dipe^rlukan untuk mengubah obsidian menjadi batu apung rata-rata 880oC. Berat jenis obsidian yang semula 236 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air. Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwama putih abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang, yang bervariasi ukurannya baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan lubang yang terorientasi. Kadangkadang lubang tersebut terisi oleh zeolit/kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah. Kekuatantekan antara 3O-2Okglcm2. Komposisi utama mineral silikat amorf. Tempat Diketemukan Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api Kuarter sampai Tersier muda. Tempat dimana batu apung didapatkan antara lain: o Jambi: Salambuku, Lubukgaung, Kec. Bangko, Kab. Sarko (merupakan piroklastik halus yang berasal dari satuan batuan gunung api

o .

atau tufa dengan komponen batu apung diameter 0,5-15 cm terdapat dalam Fonrlasi Kasai).

o

-

12,5Vo berupa fragmen pada batuan Cicurug, G. Kiaraberes Bogor.

AlzOr

= 63,20Vo, tufa); Cikatomas,

Daerah Istimewa Yogyakarta: Kulon Progo pada Formasi Andesit Tua.

o

o o

Nusa Tenggara Barat: Lendangnangka, Jurit, Rempung, Pringgesela (tebal singkapan2-5 m sebaran 1000 Ha): Masbagik Utara Kec. Masbagik Kab. Lombok Timur (ebal singkapan 2-5 m sebaran 1000 Ha); Kopang, Mantang Kec. Batukilang Kab. Lombok Barat (telah dimanfaatkan untuk batako sebaran 3000 Ha); Narimaga Kec. Rembiga Kab. Lombok Barat (tebal singkapan}-4 m, telah diusahakan rakyat). Maluku: Rum, Gato, Tidore (kandungan SiO2 - 35,92-67,89Vo; Al2O3 = 6,4- 16,98%o). Nusa Tenggara Timur: Tanah Beak, Kec. Baturliang Kab. Lombok Tengah (dimanfaatkan sebagai campuran bgton ringan dan filter).

Teknik Penambangan Batu apung sebagai bahan galian tersingkap dekat permukaan, dan relatif tidak keras. Oleh sebab itu penambangan dilakukan dengan tambang terbuka/tambang permukaan dengan peralatan sederhana. Pemisahan terhadap pengotor dilakukan dengan cara manual. Apabila dikehendaki ukuran butir tertentu proses pemecahan (grinding) dan pengayakan dapat dilakukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

o

di

P. Panjang (sebagai hasil letusan G. Krakatau yang memuntahkan batu apung). Jawa Barat: Kawah Danu, Banten, sepanjang pantai laut sebelah barat (diduga hasil kegiatan G. Krakatau); Nagreg, Kab. Bandung (berupa fragmen dalam batuan tufa); Mancak, Pabuaran, Kab. Serang (mutu baik untuk agregat beton, berupa fragmen pada batuan tufa dan aliran Lampung: sekitar kepulauan Krakatau terutama

permukaan); Cicurug Kab. Sukabumi (kandungan SiOz

r

Sebagai bahan bangunan

Sebagai bahan tahan api, dinding penyekat ruangan dalam bentuk lembaran sifatnya yang hidraulis baik untuk teknik bangunan basah. Disamping itu berfungsi pula sebagai bahan isolasi panas dan suara atau untuk isolasi kamar/peredam atau almari es Industri Sebagai bahan penyaring setelah diproses dengan ukuran butir tertentu disamping untuk abrasive khususnya bahan poles untuk logam.

fi1

116

Tempat Diketemukan

4. TRAS Tras disebut pula sebagai pozolan, merupakan bahan galian yang cukup banyak mengandung silika amorf yang dapat larut diair atau dalam larutan asam. Nama pozolan diambil dari suatu desa Puzzuoli de Napel, Italia dimana bahan tersebut diketemukan. Tras (alam) pada umumnya terbentuk dari batuan volkanik yang banyak mengandung feldspar dan silika, antara lain breksi andesit, granit, rhyolit yang telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan senyawa silika amorf. Makin lanjut tingkat pelapukannya makin baik

mutu dari tras. (Santoso, 1994) menyelidiki tras yang ditemukan di Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, diperoleh unsur kimia sebagai berikut: SiOz, AlzO:, CaO, FezO:, MgO, Na2O, KzO, MnO, TiO2, P2O5, HzO. Dari unsur tersebut yang menjadi perhatian adalah unsur SiO2, Al2O3, dan CaO. Standart unsur kimia untuk tras yang akan diusahakan adalah sebagai berikut (BKPMD vide Santoso, 1994). Tabel 8. Standart komposisi kimia tras.

Unsur

I

Kisaran 7o berat

sio:

|

40.76-s6.20

| |

7.35-13.15 3.35-10.70

At2or

Fe2O1 H2O

CaO Mgo

|

I |

11.35-27.55

0.82-t0.27

1.96-

8,05

Sebagai bahan bangunan tras mempunyai sifat-sifat yang khas.

Sifat tras yang terpenting apabila dicampur dengan kapur padam (kapur tohor) dan air akan mempunyai sifat seperti semen. Sifat ini disebabkan oksida silika (SiOz) yang amorf dan oksida alumina (Al2O3) di dalam tras yang menjadi bersifat asam. Kedua macam oksida yang bersifat.asam tersebut bersenyawa dengan kapur tohor dan air yang akhirnya mempunyai sifat seperti semen.

Penyebaran tras di Indonesia mengikuti jalur rangkaian gunung api Tersier dan Kuarter antara lain: o Daerah Istimewa Aceh: Ujung Batu dan Krueng Raya, Kab. Aceh Besar (pelapukan tufa breksi dengan komponen dasit dan andesit); Gronggong Kab. Aceh Pidie (berupa tufa pasiran, berbutir kasarkasar halus telalr mengalami pelapukan); Takengon, Kec. Takengon, Kab. Aceh Tengah (berupa tufa-pasiran berbutir kasar mengandung komponen batu apung yang telah lapuk) o Sumatera Utara: Sarulla, Kab. Tapanuli Utara (berasal dari hasil pelapukan tufa riolit berbatu apung) Sumatera Barat: Muara Laboh Kab. Solok; Padang Panjang Kab. Tanah Datar, Matur dan Gadut Kab. Agam (dapat dipergunakan sebagai bata cetak atau tanah mantap dengan penstabil kapur atau semen, kuat tekan = 4,6-19, kuat lentur = 1,9-9,3 kg/cm2; Bonjol Kab. Pasarnan (telah digunakan sebagai bahan bata cetak dan bangunan) Jambi: P. Pandan dan Batuputih, Kec. Danau Kerinci Kab. Kerinci (terdapat sebagai hasil pelapukan batuan gunung api yang mengandung fragmen batu apung); Lolo Kecil Kec. Gunugraya Kab. Kerinci (merupakan pelapukan batuan gunung api yang mengandung fragmen batuapung); Kampai, Bukit limon, Selai Pulau tengah dan Batu putih (merupakan hasil pelapukan batuan gunung api yang mengandung fragmen batu apung) Bengkulu: Jambu keling, Kotadonok (pelapukan breksi tufa berbatu apung) Tanjung panai Kec. Padang Ulaktanding; Lubuk Tanjung Kec. Kerkap; Kapahiang, dekat perbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat (pelapukan batuan vulkanik muda) Lampung: Mutaralam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (baik untuk bahan pernbuatan batako dan plester, merupakan hasil pelapukan batuan volkanik berumur Kuartar); Jawa Barat: Ciomas Kab. Serang (sebagai tufa batu apung hasil kegiatan G. Danan); Batu recg dan Bongkor, Kec. Lembang Kab. Bandung (berasosiasi dengan pelapukan bahan yang berasal dari G. Tangkuban Prahu dan bercampur dengan obsidian dan batuapung);

il I

119

118

Cicurug Kab. Sukabumi (merupakan hasil pelapukan bahan yang berasal dari G. Salak. Lapisan atas bercampur dengan batu apung); Sulukuning Kab. Purwakarta (kandungan SiO2 = 42,7-48,5Vo; Al2Or = ll,5-lJ,ZVa; Fe2O3 = l3,l-l9,2%o; CaO = 1,9-4,6Vo; MgO = 1,26,07o; NazO = 0,6-l ,5Vo; KzO = 0,1-0,6Vo; H2O = 6,2-9,77o; HD = 12,3-19,2Va, berat jenis = 2,43); Nagreg, Kab. Bandung (erdapat dalam batuan tufa andesit, dapat dipergunakan sebagai batuan campuran semen poftland pttzzolan); Cimeong, Sukaresmi Kec. Maja Kab. Majalengka (merupakan pelapukan nrf dan breksi andesit); Sukamelang Kec. Kadipaten Kab. Majalengka (kandungan SiO2 = 46,60Vo, AlzO: + Fe2O3 = 38,227o, CaO = 5,08Vo, MgO = l,24Vo, kadar air rata-rata 1,07o, dapat digunakan sebagai tanah mantap tanpa tekan); Sukaraja, Maruyung dan Cikancung Kab. Bandung; Cikalong wetan Kab. Bandung; Nyalindung, Padalarang, Kab. Bandung; Batujajar Kec. Cililing Kab. Bandung; Bobos dan Loji Kec. Sumber, Kab. Cirebon (kandungan SiO2 = 68,747o, Fe2O3 + Al2O3 = 23,26Vo; CaO = 1,707o, MgO - 0,547o, kadar air =2,387o); Gekbrong Kec. Warungkondang, Kab. Cianjur (kandungan SiO2 - 457o, Al2O3 = ZOVo krat tekan 5 2- I 00 kg/cm2

Jawa Tengah: Kalirejo, Kec. Ungaran Kab. Semarang (dapat digunakan untuk batako tanpa beban, kuat tekan =29,0, kuat lentur = 10,5 kg/cm2) Pudak Payung, Kec. Ungaran Kab. Semarang (kuat tekan = 83,2 kuat lentur = 25,5 k{cm2, dapat digunakan untuk batako tanpa beban); Lajan, Kec. Sumowono (dapat digunakan sebagai tanah mantap tanpa beban, kandungan SiO2 = 5':.,82Vo; A12O: + Fe2O3 = 28,407o; CaO = 6,10%o, MgO = 1,627a, kadar air rata-rata = l,5%o); Bandungan, Kec. Ambarawa (dapat digunakan sebagai tanah mantap tanpa beban, kandungan SiO2 - 50,57o, AlzO: + Fe2O3 = 34,78?o; CaO = 7,92Vo; MgO = 1,837o, kadar air rata-rata= 1,087o); Kragilan Kec. Mojosongo Kab. Boyolali (dapat digunakan sebagai bata cetak dengan beban, kandungan SiO2 = 44,44Va; AlzO: + Fe2O3 = 35,24Vo; CaO = 7,547o; MgO = 0,42Va, kadar air 4,1Vo); Kaligesing Kab.

Purworejo (merupakan pelapukan breksi rulkanik bersifat lunak, kandungan SiO2 = 507o; AlzOt = 20Vo); G. Muria Kab. Pati (kandungan SiO2 - 50,l3%o; AlzOr + Fe2Oj = 38,93Vo; CaO =

I l l I I

j

;l

MgO = 0,l4Vc; MnO = 0,3687o, SO3 = l,59Vo); Kendel Kec. Kemusu Kab. Boyolali (kandungan SiOr = 4j,36Vo, AlzO: + Fe2Oj = 35,867o; CaO = ll,867a; MgO = 0,22To, kadar air rata-rata 3,37a); Jatinom Kec. Jatinom, Klaten (dapat sebagai bata cetak dengan beban, kandungan SiO2 - 53,0Vo; Al2O3 + FeOj = 33,4Vo, CaO = 8,587o: MgO - 0,447o, kadar air rata-rata = 3,8Vo); Towel, Kab. Tegal; (baik untuk batako); Rahtawu, Kab. Jepara (baik untuk batako); Badungan Kab. Magelang (baik untuk batako); Samigaluh, Kulon Progo, DIY (baik untuk batako); Wonogiri Kab. Wonogiri; 0,286Vo;

Rembang Kab. Probolinggo.

Jawa Timur: Batu, Malang (kandungan SiO2 - 54,72Vo; AlzOr + FezO.r - 25,17Va; CaO = 2,37o); Kec. Pujon Kab. Malang (kandungan

SiO2 = 57,ZVo, Al2Or + FeOr - 30,48Va; CaO = j,OBVo, kadar air ratarata4,l7o; Sumberbrantas Kec. Batu, Kab. Malang (kandungan SiO2 = 59,56, AlzO: + FezO: = 30,48Va, CaO = 6,287o, MgO = l,SVa, kadar air = 2,3Vo); Punten, Kec. Batu, Malang (kandungan SiO2 -

58,287o, Al2O3 + FezOr = 26,587o, CaO = 7,84Vo, MgO = l,27Vo, kadar air = 2,37o); Turan Kab. Malang, Jari, Kec. Bubukan, Kab. Bojonegoro (kandungan SiO2 - 5O,3-58,48Vo, Al2O,1 * Fe2O3 = 26,46-4,68Vo, MgO = 0,35Vo, kadar air = 3,51-'7,067o), G. Kelud (kandungan SiO, = 39,637a, Al2Oj = 24,147o, CaO = l,9lVo, MnO =

0,747o, FeOj = 1,SlVo); Pacet, Kec. Pacet, Mojokerto (kandungan SiO2 = 56,127o, Al2Or + Fe2O3 = 29,887o, CaO = lO,44Vo, MgO =

0,607o, kadar air = 0,97o); Made, Kec. Pacet Kab. Mojokerlo (kandungan SiO2 - 57,18Vo, AlzOr + Fe2O3 - 24,10Vo; CaO = ll,08Vo; MgO = 1 1 ,lL%o, kadar air = 3 ,67o dapat dipergunakan untuk bata cetak dengan beban dan bersifat puzolianik); Singgahan, Pulung Kab, Ponorogo; Puger Kab. Trenggalek (baik unruk batako); Panarukan, Situbondo; Pandak, Parseh, Tegalampel, Bondowoso (baik untuk batako dan plester).

Bali; Bajar Males dan Batujulung Kec. Kura, Kab. Bandung; Marga, Kab. Tabanan; Bringkit Kab. Badung; Samplangan, Gua Gajah, Bunitan, Kab. Gianyar; Bukitjambul Kab. Klungkung;Banjar Wanyu Kec. Marga. Tabanan.

Nusa Tenggara Barat: Tanah Beak Kab. Lombok barat (dapat

t20

121

dimanfaatkan untuk batako, kuat tarik = 2,9-7,7 kglcm2, kuat tekan =

Bahan baku dari tambang

20,7-35,07okf,cm2 Nusa Tenggara Timur: Waipora Kec. Bola Kab. Sikka (merupakan hasil pelapukan batuan tufa, baik untuk batako); Maumere Kab.

Sikka (pelapukan batuan tufa); Waulupang Kab. Flores Timur (pelapukan batuan tufa); Lewoleba, P. Lembata (pelapukan. batuan tufa, sudah dimanfaatkan); Rainimi dan Atambuna Kab. Kupang. Sulawesi Utara: Pineleng Kec. Pineleng Kab. Tondano (kandungan SiO2 - 57,96 - 64,607o; Al2O3 + Fe2Oj = 19,22-27,36Vo; CaO = 0,33 9,36Vo; MgO = 0,53-l,64Vo; kadar air = 0,8-5,8Vo, pelapukan batuan

Pengayakan

tufa kaca); Matani, Kec. Tomohon (kandungan SiO2 = 65,28 72,18Vo; Al2O3+Fe2Ot = 14,76-25,387o; SOr = 0,9-0,827oi MgO =

o

0,16-1,59Vo, kadar air = 0,7-3,lVo, dapat sebagai bahan batako)

Siap dicampur dengan kapur tohor

Sulawesi Selatan; Bukit Lakapala, Kec. Malusetasi, Kab. Bamr; Malino, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa.

Gambar 6. Bagan alir pengolahan tras.

Teknik Penambangan Bahan galian tras relatif lunak dan terdapat dekat permukaan. Oleh sebab itu penambangan terbuka dapat dilakukan dengan peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat mengikat dan mengeras tetapi apabila bahan ini ada dalam keadaan butir halus dan kemudian

dicampur dengan kapur padarr dan air secukupnya maka akan mempunyai sifat hidraulis didalam beberapa waktu. Oleh sebab itu pengolahan awal tras dilakukan seperti pada Gambar 6.

. o

Penggunaan tras antara [ain:

Untuk luluh, plesteran, lantai. Untuk keperluan tersebut campuran tras: kapur padam = 5 : l, dan air secukupnya. Ditambah dengan semen portland akan memberikan hasil yang lebih baik. Batako Dengan perbandingan tersebut di atas, tras dapat dicetak untuk batako

j*

(tanpa bakar). Mesin cetak manual/tidak otomatis antara lain: Landcrete (Afrika Selatan), Cinva Ram (Amerika) yang semi otomatik mesin buatan Italia dengan merk Rosacometta. Buatan Indonesia, termasuk jenis tidak otomatis yang dapat mencetak dengan ukuran 10 x 20 x 40 cm, tidak berlubang. Pengolahan selanjutnya setelah dicetak dipindahkan ke dalam rak (tidak ditumpuk) berada diruang terbuka, beratap dan teduh sehingga udara dapat bebas masuk kedalam. Tiap hari disiram dengan air selama 1 minggu. Setelah didiamkan selama 3 minggu batako menjadi keras dapat dipakai. Proses ini dapat dipercepat dengan sistem curing. Batako yang dipakai untuk konstruksi bangunan disyaratkan mempunyai kuat tekan minimum 25 kglcmz. Semen ral 10 - S 20 trtrtt' > 20 - ! 30 mtrt,

Pengayakan (pengayak getar)

Tempat penimbunan (stock pile) - lolos saringan (2,5 inci) - tak lolos saringan (2,5 - 4 inci)

Pengumpan peremukan kedua (1

-2inci)

Lolos saringan 314 inci

-<

> 30

-

S 50 mm dan sebagainya'

Sebagian besar batu pecah tersebut dipergunakan untuk pembangunan rumah (concrete beton) ataupun untuk alas jalan. Untuk batu pecah kebanyakan dipergunakan spesifikasi ukuran butir sebagai berikut: untuk batu pecah berdasarkan ukuran yang

Split (peremuk "Barmac")

dihasilkan terdiri dari

o . o

abu dengan ukuran < 10 mm split dengan ukuran (1 x 1 cm, I xZ cm,2 screening {engan ukuran 2 x l0 cm

x3

cm,3 x 5 cm)

Pengayakan - lolos saringan (- 3/8 inci) - tak lolos saringan (ll2inci)

Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti halnya pasir andesit/pasir basalt yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik digunakan untuk bahan adukan beton. Ukuran split umumnya digunakan untuk campuran beton dan aspal. Sedang ukuran yang lebih besar digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.

Gambar 8. Bagan alir proses pengoiahan bongkah andesit/basalt menjadi ukuran sesuai dengan keperluan.

I t40

IT.

PASIR GUNUNG API

Pasir gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada saat gunung api meletus. Komposisi mineralogi pasir gunung api tidak jauh berbeda dengan komposisi batuar/magma asal' Pada saat gunung api meletus material yang dilontarkan ukurannya sangat bervariasi mulai dari bongkah sampai pasir. Pada umumnya suatu letusan yang mendadak sangat kuat akan membentuk suatu kaldera yang sangat luas, misalnya G. Bromo di Jawa Timur, G. Galunggung di Jawa Barat, G. Agung di Bali. Dengan demikian pasir yang dimuntahkan mempunyai penyebaran yang sangat luas. Apabila letusannya tidak kuat sehingga tidak rnampu menghamburkan material yang terbawa dari dalam perut bumi, maka pembentukan kepundan akan terjadi dan penumpukan pasir akan terjadi disekitar kepundan. Pasir tersebut bersifat relatif masih lepas, dan pada saat turun hujan di puncak, tumpuk4n pasir akan longsor dan bersama dengan air hujan nkan mengalir melalui sungai yang berhulu disekitar puncak gunung api. Aliran ini mempunyai kekentalan yang cukup tinggi sehingga mampu "mengapungkan" dan menghanyutkan benda/material yang

dilalui oleh air sungai bahkan mampu meluap sampai dilembah sungai. Aliran demikian dikenal sebagai aliran lahar dingin, seperti

yang terjadi di G. Merapi, Jawa Tengah pada tahun 1995 dan sesudahnya. Untuk rnenghindarkan kerusakan lebih lanjut dibagian hilir sungai akibat luapan "banjir pasir" maka dibuat checkdam. Chekdam ini dibangun secara berturutan, sehingga pada satu sungai sangat dimungkinkan dibangun beberapa btah chekdarz. Sebagai contoh untuk mengendalikan sungai Boyong yang berhulu di lereng puncak G. Merapi, Jawa Tengah yang mengalir melalui daerah antara Turgo dan Kaliurang, kearah selatan (Daerah Istimewa Yogyakarta) paling sedikit telah dibangun 5 buah chekdam dengan nama BOD 1 BOD 5. Fungsi lain dari bangunan ini:

o o .

menghambat dan menampung aliran pasir menyediakan tempat sedimentasi pasir sehingga erosi vertikal tebing sungai dapat dicegah,. pendalaman sungai dapat dihindarkan mencegah terjadinya banjir lahar dingin

141

o

menyediakan tempat meresapnya air sungai/air hujan, sehingga ikut berperan dalam melakukan konservasi air tanah.

Berkaitan dengan kualitas pasir gunung, sangat ditentukan oleh pola aliran dan pengangkutan sedimen. Tempat-tempat dimana terjadi turbulensi, pencucian pasir akan terjadi, sehingga ditempat tersebut kualitas pasir dianggap baik. Demikian juga ukuran butir pasir, sangat ditentukan oleh kecepatan aliran. Walaupun demikian sesuai dengan konsep transportasi sedimen makin jauh dari sumber sedimen ukuran butir makin halus/seragam.

Tempat Diketemukan

Pasir gunung api merupakan produk vulkanisme,

dengan

demikian pasir gunung api didapatkan disekitar gunung api baik yang aktivitasnya terjadi pada jaman Tersier maupun Kuarter. Beberapa tempat yang telah diusahakan oleh masyarakat antara lain: o Jawa Barat: S. Cikunir, G. Galunggung, Kab. Tasikmalaya, Cicurug Leles Kab. Garut; Desa Cipeundeug, Kab. Subang; Komplek Legok, Kec. Ciawigebang, Kab. Kuningan; Desa trbak Mekar, Kab.

. o

Cirebon. Jawa Tengah: G. Merapi; G. Muria, Kudus. Jawa Timur: G. Bromo.

Di samping itu

terdapat pula endapan pasir pantai seperti

didaerah Riau.

Teknik Penambangan Teknik penambangan pasir gunung api disesuaikan dengan jenis endapan, produksi yang diinginkan dan rencana pemanfaatannya. Oleh sebab itu teknik penambangan yang akan diuraikan menunjuk pada pekerjaan per kasus sebagai berikut:

o

Endapan gunung api Kuarter/Resen Pada jenis endapan ini, tanah penutup belum terbentuk. Endapan di dapatkan sepanjang alur sungai. Keadaan endapan yang masih lepas,

teknik penambangan permukaan dengan alat sederhana antara lain

r 142

dengan sekop dengan pemilihan endapan secara selektif. Hasil yang diperoleh diangkut dengan truck untuk dipasarkan. Dengan cara

penambangan seperti ini junrlah produksi sangat terbatas. Apabila

diinginkan produksi dalam jurnlah banyak, penggalian dengan showel dan backhoe dapat dilakukan. Pemilahan besar butir (untuk memisahkan ukuran pasir dan ukuran kerikil dapat dilakukan secara semi mekanis dengan memakai saringan pasir). Hasil yang sudah

143 sebagai bahan bangunan. Cara penambangan seperti ini telah dilakukan didaerah pantai Riau. Pemanfaatan utama pasir gunung api untuk bahan konstruksi

bangunan. Persyaratan utama apabila akan dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, pasir tersebut harus bersih, bebas dari lempung dan zat organik yang dianggap sebagai pengotor.

dipisahkan kemudian dinaikan ke truck ungkit dengan showel, untuk

selanjutnya dikirim ketempat penimbunan diluar alur sungai. Ditempat ini truck pengangkut siap untuk mengirim ke konsumen. Cara penambangan seperti ini telah dilakukan di S. Boyong G. Merapi dan S. Cikunir, G. Galunggung. Endapan pasir gunung api yang telah membentuk Formasi

Tipe endapan seperti ini telah tertutup oleh tanah penutup/soil. Pekerjaan awal dilakukan dengan land clearinglpembersihan tanah penutup. Endapan pasir jenis ini pada umumnya sudah agak keras, tercampur dengan lempung. Untuk mendapatkan pasir yang bebas dengan lempung/kotoran organik sistem penambangan dengan cara

pompa tekan/semprot tekanan tinggi dan pencucian sangat dianjurkan. Untuk menghemat penggunaan air pemakaian air dengan sistem sirkulasi dapat dilakukan. Hasilnya pasir yang bersih bebas dari lempung dan bahan organik. Model ini telah dilakukan pada penambangan pasir didaerah desa Lebak Mekar, Kab. Cirebon. Apabila air tidak tersedia, cara penambangan rakyat dengan peralatan sederhana dapat dilakukan. Cara ini telah dilakukan pada penambangan pasir di lereng G. Muria Kab. Kudus. Endapan Pasir Pantai

Endapan ini merupakan pengendapan lanjutan dari pasir yang ada disekitar muara sungai/dilepas pantai. Untuk menambang pasir yang demikian dipergunakan pompa isap berkekuatan tinggi dan hasil pemompaan langsung ditampung ditongkang dan siap diangkut dan dipasarkan. Untuk menghindarkan terjadinya longsoran bawah laut, perlu ditentukan jarak pemompaan terhadap garis pantai. Pasir yang diperoleh dengan cara ini mengandung garam NaCl dan zat organik cukup banyak, sehingga jenis ini tidak sesuai untuk dimanfaatkan

12. BREKSI PUMICE Breksi pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar. Fragmen breksinya merupakan pumice dengan bentuk dan ukuran sangat bervariasi, berwarna putih - abu-abu, matrik terdiri dari andesit, batu lempung dengan semen silika amorf. Dengan contoh breksi pumice yang diambil dari Pegunungan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta didapatkan data sebagai berikut; berdasarkan atas analisa petrografi breksi pumice mengandung pumice sebagai fragmen 80907o, andesit sebagai matrik 2-47o, lempung sebagai matrik 2-8Vo. Sedang sebagai semen adalah silika amorf. Sifat fisik breksi pumice: berat jenis = 1,28, daya serap - 43%o,kuat tekan = 68,81 kg/cm2, titik lebur = 1.100oC, Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBD termasuk kwalitas 8.1. Tempat Diketemukan

Breksi pumice terjadi karena aktivitas vulkanisme/merupakan batuan piroklastik. Dengan demikian keberadaannya disepanjang jalur vulkanik di Indonesia. Rekayasa breksi pumice untuk bahan bangunan bernilai ekonomi cukup tinggi baru saja dilaksanakan (pada tahun 1970-an), dengan demikian belum dikenal masyarakat. Tempat yang sudah diketahui potensinya adalah pada Formasi Semilir yang tersebar luas di daerah Pegunungan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta (komposisi SiO2 - 6l,98Vo; Al2O3 = 15,84Vo; FezOr = 2,07Vo; FeO = 3,147o; CaO = 4,867o; MgO = 1,847o: Na2O = 2,02Vo; MnO = 0,l3%o; TiO2 = 0,757a; P2O5 = O,ll%o; H2O = 2,O57c. i

t44

145

Teknik Penambangan

dan 4

Endapan breksi pumice tersingkap dipermukaan. Oleh sebab itu

teknik penambangan dilaksanakan dengan tambang

terbuka

mempergunakan alat-alat sederhana. Breksi pumice mudah lapuk menghasilkan tanah yang warnanya gelap. Oleh karenanya pada saat akan mulai ditambang lapisan tanah ini harus dikupas terlebih dahulu. Untuk mendapatkan nilai ekonomis yang tinggi, breksi pumice pada awalnya ditambang dalam bentuk balok.

Pengolahan dan Pemanfaatan Balok breksi pumice (disebut pula sebagai breksi batu apung), diproses ditempat pemotongan batu dengan gergaji khusus. Pemotongan dengan ukuran tertentu dapat dilakuken dengan sistem basah ataupun sistem kering. Sistem basah lebih disukai karena membuat gergaji lebih awet disamping proses pemotongan menjadi lebih cepat. Breksi pumice yang sudah dipotong siap untuk dimanfaatkan sebagai bahan bangunan konstruksi yang tidak menahan bahan. Breksi pumice dengan ukuran 5 cm x l0 cm x 22 cm bila dibandingkan dengan bata merah dan batako dengan dasar sifat fisiknya adalah sebagai berikut (Tabel 9). Dengan demikian breksi pumice mempunyai kelebihan sifat

fisik dibandingkan dengan bata merah dan batako. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam pemakaian breksi pumice sebagai bahan bangunan konstruksi antara lain: o Mempunyai kuat tekan tinggi, hampir 2 x kuat tekan bata merah Tabel 9. Sifat fisik brEksi pumice, bata merah dan batako.

Sifat fisik Berat jenis (grlcm3) Daya serap/porositas (7o)

Kuat tekan (kg/cm2) Berat rata-rata (kg)

Breksi

pumice 1,28

Bata

merah 1,7

5

43 66,81

40 36,12

1,43

1,93

Batako

))a 38 17,85 2,45

x

kuat tekan batako. Walaupun demikian disarankan breksi pumice dimanfaatkan sebagai bahan bangunan yang tidak menahan beban.

Lebih ringan dibandingkan dengan bata merah dan batako. Oleh karenanya sangat sesuai untuk bangunan bertingkat.

Menyerap panas dengan porositas tinggi, apabila dipakai sebagai dinding akan mudah menyerap kelembaban udara sehingga menyejukkan ruangan pada siang hari. Daya hantar panas rendah, sehingga menghangatkan ruangan pada malam hari. o Mempunyai pori-pori cukup Uunyut sehingga dapat berfungsi sebagai peredam suara, sangat sesuai untuk dinding gedung pertemuan. o Mempunyai tekstur alami yang cukup menarik, sehingga tidak memerlukan plesteran. o Komposisi breksi pumice mempunyai tingkat resistensi yang berbeda. Oleh sebab itu disarankan sebagai bahan bangunan dipasang ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan air hujan. Disamping itu tidak disarankan untuk dimanfaatkan sebagai lantai. Penggunaan breksi pumice untuk bangunan candi Boko, diselatan candi Prambanan telah membuktikan hal tersebut di atas. Disamping breksi pumice dimanfaatkan untuk bahan bangunan konstruksi sebagai pengganti bata merah, juga dapat dibentuk menjadi berbagai ornamen. Hal ini diutamakan karena teksturnya yang sangat

artistik.

Dalam hal batu apung yang merupakan pecahan dari breksi pumice akan dimanfaatkan untuk bata beton ringan tahapan pengolahan dilakukan sebagai berikut: Batu apung dari tempat penambangan terlebih dahulu dipisahkan dari bahan pengotor (antara lainkayu/zat organik, tanah dan lainlain), kemudian dicuci dengan air untuk mendapatkan batuapung yang bersih, dengan cara disemprot dengan air bersih. Air yang sudah dipergunakan bercampur dengan lempung dialirkan di bak pengendapan, yang nantinya dipergunakan untuk menyemprOt lagi. Batu apung yang sudah bersih

dikeringkan.

i

147

146

Batu apung tersebut kemudian diayak, fraksi yang mempunyai ukuran lebih besar dari20 mm dilakukan penghancuran, sedang fraksi yang berukuran +5 - 20 mm dimasukkan ke dalam mesin pengaduk (mixer). Ke dalam mesin pengaduk tersebut kemudian ditambahkan air dan semen dengan proporsi campuran tertentu. Dalam hal ini perlu diperiksa homogenitas bahan campuran.

Setelah adukan cukup memadahi/memenuhi syarat, maka adukan dicetak dengan mesin cetak. Cetakan batu apung tersebut kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Adapun bagan alir pengolahan batu apung untuk bata beton ringan adalah sebagai berikut (Gambar 9).

Penghancuran

(Crushing)

Pengayakan (Screening)

Pencetakan

Produk Akhir Siap Dipasang

Gambar 9. Bagan alir pengolahan batu apung.

Catatan: Hasil percobaan terhadap batu apung dari P. Lombok diperoleh:

o

Analisa kimia: SiO2

-

0,52-1,26Vo, Al2O3

=

1,30-3,54Vo.

= 4,53-8,77Vo, Tio2 = 2,89-9,51Vo, MgO =

52,30-65,607o, Fe2O3

15,75-l9,l9%a, CaO

Hasil pengujian sifat fisik: Kadar air rata-rata; 27,03Vo, Kadar lumpur; 3,02Vo, Penyerapan ur 50,64Vo, berat jenis; 0,99, bobot (grllt), gembur; 805,60, padat; 87 2,53 Hasil ujian batu apung sebagai bahan baku beton ringan untuk berat semen: batu apung; 7:6, l'.7,1:8, cukup baik dimana ukuran butir +5 - 20 mm dengan kuat tekan

3l - 57 kglcm2.

119

BAB VI

BAHAN GALIAN INDUSTRT YANG BE,RKAIT. AN DENGAN INTRUST PLUTONIK BATUAN ASAM DAN ULTRA BASA

ilmenit, pirit, zirkon, allanit, turmalin kadang-kadang didapatkan muskovit, hornblende, piroksen dan garnet. Granit mempunyai kekuatan tekan 1000 - 2.500 kg/cm2, dengan berat jenis 2,6-2,j.. Diorit ,mempunyai komposisi mineral mendekati granit dengan ukuran butir yang relatif lebih kecil. Transisi antara granit dan diorit disebut sebagai granodiorit mempunyai warna yang relatif lebih gelap, kekuatan tekan 1000-2.500 kg/cm2, derga, berat jenis 2,6-2,9. Tempat Diketemukan Batuan granit dan granodiorit di lndonesia pada umumnya berumur Mesozoikum. Beberapa tempat yang telah diketahui keberadaannya antara lain:

Bahan galian yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Granit dan Granodiarit; Gabro dan Peridotit; Alkali feldspar; Mika; Bauksit

o

dan Asbes.

1. GRANIT DAN GRANODIORIT Batuan ini terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam, terbentuk jauh di dalam kulit bumi sehingga disebut sebagai batuan

dalam. Terbentuknya kira-kira 3-4 km dibawah permukaan bumi, bahkan sampai pada jarak 15-50 km di dalam bumi. Bentuk inrrusi dapat berupa batholit, lakolit maupun phacolit. Karena membekunya jauh didalam kulit bumi, bentuk dan ukuran mineral pembentuknya besar-besar dan mudah dibedakan antara mineral satu dengan lainnya. Kenampakan demikian dikenal dengan istilah holokristalin, porfiritik. Warna batuannya bermacam-macam tergantung dari jenis mineral penyusunnya antara lain merah, coklat, abu-abu atau kombinasi diantaranya. Khusus untuk granodiorit memperlihatkan ukuran butir kristal yang relatif kecil dibandingkan dengan granit. Granit mempunyai komposisi utama kuarsa, potash feldspar (khususnya ortoklas dan microklin), plagioklas (terurarna albiteoligoklas), biotit dan mika, mineral penyeftanya antara lain magnetit,

o

Daerah Istimewa Aceh: Samadua Kab. Aceh Selatan (pinggir jalan raya Meulaboh-Tapaktuan, batuan berwama abu-abu keputihan, berbutir sedang sampai kasar, kompak); Kungke Kec. Blangkejeren, Kab. Aceh Tenggara (batuan berwarna abu-abu keputihan, lapuk lanjut, banyak rekahan). Sumatera Utara: Sibolga, Tapanuli Tengah; Kotanopan Tapanuli

Selatan;

o o o r ' o

P. Berhala; Tarutung Tapanuli Utara; parapat Kab.

Sirnalungun (granit/diorit sebagai intrusi yang bersifat masif). Sumatera Barat: Alahan Panjang Kab. Solok; Air Bangis Kab. Pasaman Riau; G. Krjang P. Bintan, Kec. Rombak; Kec. Kampar.' Jambi: Desa S. Manau Kec. S. Manau Kab. Sarko (enis granodiorit, wama abu-abu kecoklatan); Kec. Palepat dan Rantau pandan Kab. Bungolebu (wama abu-abu kemerahan).

Riau: Kec. Tandun, Kab. Kampar (wama abu-abu berbintik hitam dan pink); Kec. Kritan Kab. Indragiri Hulu (warna abu-abu sampai pink); Kec. Siberida; G. Bintan besar P. Bintan. Bengkulu: Air Manna, Kec. Manna Utara (terdapat berupa bongkahbongkah lepas didaerah aliran sungai dengan diameter 2,5 m, warna kelabu muda, kemerahan).

Kalimantan Barat: Daerah G. Raya, Burik, Banil, pandang, Bengkayang; DaerzLll Kab. Sanggau.

Il

l5l

150

Kalimantan Selatan: Daerah Bt. Raya, Kec. Sungai Pinang Kab.

Banjar (enis diorit piroksen dan granodiorit, warna

abu-abu

kehitaman).

Sulawesi Selatan: Daerah Boloci, Kab. Pangkep (terdapat granodiorit, granit dan trakhit); Daerah Bantimurung Kab. Maros (berupa terobosan batuan granodiorit, sebagian telah mengalami ubahan).

Teknik Penambangan Teknik penambangan granitlgranodiorit dilakukan seperti pada penambangan andesit. Mempbrtimbangan warna dan tekstur granit/granodiorit lebih indah dibandingkan dengan andesit, penambangan dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong/digerenda dengan ukuran tertentu kemudian dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil pemotongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso. Pengolahan dan Pemanfaatan Lembaran granit/granodiorit yang sudah dipoles dapat dipergunakan sebagai lantai atau ornamen dinding. Batuan ini apabila terkena sinar matahari dan air hujan relatif lebih resisten dibandingkan dengan marmer. Disamping itu granit/granodiorit dimanfaatkan juga sebagai meja dan sebagainya. Sisa potongan granit/granodiorit dicetak bersama semen putih untuk membuat teraso.

kadang-kadang dijumpai pula korundum, ampibol, garnet dan biotit. Gabro mempunyai berat jenis 2,9-3,3 dengan kekuatan tekan antara 2.000 - 3.500 kg/cm2.

Peridotit merupakan batuan intrusi tekstur granular dengan xenomorphic olivin dan piroksen, kadang-kadang didapatkan kromit, struktur masif. Peridotit mempunyai berat jenis 2,9-3.00 dengan kekuatan tekan 2.000 - 3.300 kg/crn2

Tempat Diketemukan

o

Maluku: Desa Fayaul, Kec. Wasile, Halmahera Tengah; Wusia, Halmahera Timur. Irian Jaya: Daerah Ijar, P. Roan, S. Sentani. Sulawesi Tenggara: Komplek Pulau PadamranglP. Lambusina.

o o o

Nusa Tenggara Timur/Timor Timur: Daerah Manufahi,

o

Manufahi; Daerah Hilimahu, Laclo, Manatuto. Kalimantan Tengah: Daerah Tengkiling sebelah barat Palangkaraya.

Kab.

Teknik Penambangan Gabro dan peridotit bentuk tubuh batuan dan sifat fisiknya tidak

jauh berbeda dengan granit dan granodiorit. Oleh sebab itu teknik penambangan yang ditrapkan pada granit dapat pula diperlakukan pada gabro dan peridotit.

Pengolahan dan Pemanfaatan

2. GABRO DAN PERIDOTIT Gabro dan Peridotit terbentuk dari proses pembekuan magma ultrabasa, berwarna gelap bervariasi antara hijau, hitam hingga hitam legam atau kombinasi diantaranya.

Gabro merupakan batuan intrusi dalam, tekstur granular hypidiomorphic, uliuran butir sedang, komposisi mineral utama adalah plagioklas jenis labradorit - anorthit> 50Vo, apatit, sulfid, titanit, rutil,

Pengolahan dan pemanfaatan gabro dan peridotit serupa dengan pengolahan dan pemanfaatan granit. Karena gabro dan peridotit

mempunyai warna yang relatif lebih gelap dibandingkan dengan granit, apabila akan dipergunakan untuk lantai atau ornamen dinding, seyogyanya dipasang ditempat yang relatif terang agar menimbulkan kesan estetika tinggi.

153

t52

3. ALKALIFELDSPAR Mineral

ini

terbentuk dari proses kristalisasi pada fase

pembekuan magma yang bersifat asam dengan kadar SiOz tinggi unsur alkalinya (K dan Na) sehingga merupakan mineral utama pembentuk batuan dengan komposisi kimia K Al2SiO8 - Na Alz SiO3 yang berwarna terang dengan kekerasan 6. Dijumpainya mineral jenis ini berkaitan erat dengan daerah pembentukan granit pegmatit. Umumnya mineral ini didapatkan dalam bentuk urat/vein atau tersebar sebagai komponen utama dalam tubuh batuan granit pegmatit.

Tempat Diketemukan Periksa pembahasan Feldspar.

Teknik Penambangan Periksa pembahasan Feldspar.

sebagai hasil proses alterasi hidrothermal dari nepelin atau feldspar.

Bauksit di Indonesia terdapat di P. Bintan, P. Bangka dan Kalimantan Barat. Jenis mineralnya adalah gibsit - AlzOr 3HzO, dengan kadar utama alumina, kuarsa, silika aktif, TiO: dan Fe2O.1.

Bijih bauksit laterit terjadi didaerah tropis dan subtropis serta membentuk perbukitan landai, yang memungkinkan terjadinya pelapukan yang cukup kuat. Bauksit dapat terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium relatif tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa (SiO2) bebas. Batuan yang memenuhi persyaratan itu antara lain nepelin syenit dan sejenisnya yang berasal dari batuan beku, batuan lempung/serpih. Batuan diatas akan mengalami proses laterisasi yaitu proses yang terjadi karena pertukaran suhu secara terus menerus sehingga batuan mangalami pelapukan. Pada musim hujan air memasuki rekahan-rekahan dan menghanyutkan unsur yang mudah larut, sementara unsur yang sukar larut/tidak larut tertinggal dalam batuan induk. Setelah unsur-unsur yang mudah larut seperti Na dan K, Mg dan Ca, dihanyutkan oleh air, residu yang tertinggal (disebut laterit) menjadi kaya akan hidroksida alumina Al(OH)3 yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras rr-renjadi bauksit.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Tempat Diketemukan Periksa pembahasan Feldspar.

Di Indonesia bauksit diketemukan di P. Bintan dan sekitarnya, P. Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai saat ini penambangan

4. BAUKSIT Bauksit merupakan kelornpok mineral aluminium hidroksida seperti gibsirAl2Or3HzO; boehmit-AlzOrHzO; diaspor Al20jHzO. Mempunyai warna putih atap kekuningan dalarn keadaan murni, nrerah atau coklat apabila terkontaminasi oleh besi oksida atau bitumen. Bauksit relatif sangat lunak (kekerasan l-3), relatif ringan dengan berat jenis 2,3-2,1; mudah patah tidak larut dalam air dan tidak

ini terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk erat kaitannya de ngan persebaran granit. Boehmit terbakar. Bahan galian

didapatkan juga dalam rekaharr pacla hatuan nepelin syenit pegmatit

bauksit di P. Bintan satu-satunya yang terdapat di Indonesia. Beberapa tempat antara lain: o Sumatera Utara: Kota Pinang (kandungan Al2Oj = l-5,05-58,107o). . Riau: P. Bulan, P. Bintan (kandungan SiO2 - 4,97c,FezOt= lO,2o/o, TiO, = -0,8ok, Al2O3 = 51,4c/o); P. Lobang (Riau Kepulauan); P. Kijang (kandungan, SiO, = 2,5o/c. FetOt = 2,5o/c, TiO2 - 0,257o.

Al20l =

o

61,5c/c,

H:O

setempat.

Kalinrantan Barat.

-

337c) mempakan akhir pelapukan lateritik

l5-5

154

Endapan benda padat, sebelum dikumpulkan ketempat penimbunan terlebih dahulu diusahakan mengambil larutan-larutan AIzO: dan caustic soda yang masih terdapat bersama benda padat tersebut. Terhadap larutan AlzO-l bening dilanjutkan dengan proses presipitasi Al:Or dan dengan menambahkan seed yang terdiri dari hidrat Al2O3 yang halus, proses presipitasi dipercepat dan membangun partikelpartikel Al2Oj 1,ang lebih besar akan tetapi tidak mudah peczrh. Endapan hidrat Al:O: yang terjadi, selanjutnya diseleksi, hidrat AlzOr yang berukuran besar diambil sebagai produksi, sedangkan hidrat Al2O3 yang masih halus dikembalikan kedalam proses presipitasi

Teknik Penambangan Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovel loader

yang sekaligus memuat buih tersebut ke dalam dump truck untuk diangkut ke instalasi pencucian. Pengolahan dan Pemanfaatan

Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian.

Proses pencucian bijih bauksit dimaksudkan untuk menaikan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan (desliming) bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang tak diinginkan seperti kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat terbebaskan dari yang kasar antara lain dengan pancaran air (water jer) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction) dari butiran-butiran yang berukuran lebih dari 3 inch dengan jaw crusher. Untuk pengolahan lebih

lanjut dilakukan dengan proses Bayer dengan prinsip kerja sebagai berikut: o Bauksit mengandung berbagai mineral dengan kadar bervariasi, bila

o o

o o

kandungan AlzO: dominan baru dinamakan bauksit.

Dilakukan proses penggilingan sampai ukuran

< 35 mesh (4,4n

mm). Proses melarutkan Al2Oj )ang terdapat pada bauksit dengan larutan soda api pada konsentrasi dan suhu tertentu dengan menggunakan uap sebagai media penghantar panas dalam tabung baja yang tahan terhadap tekanan yang ditimbulkan uap. Proses untuk memisahkan larutan AlzOr dari benda-benda padat yang tidak larut dan disiliccrtion product, endapan dari persenyawaan yang terbentuk antara silika reaktif dengan Na2O dan AlzOT. Penyaringan larutan Alzor dari koloid-koloid dan benda padat lainnya sehingga diperoleh larutan Al2Or )ang bening.

r o

sebagai seed.

Hidrat Al2Oj yang berukuran besar, selanjutnya dikalsinasi (dipanggang) sedemikian rupa untuk mengeluarkan kadar air dan molekul air yang terikat dalam partikel AlzOr. Alumina hasil dari kalsinasi adalah hasil akhir dari pabrik alumina, yang siap untuk dikapalkan ke pabrik peleburan untuk dileburkan

menjadi logam aluminium. Adapun kegunaan dari bauksit adalah bahan utama pembuatan logam aluminium dan bahan dasar industri kimia dan refractory.

5. MIKA Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk pada tahap akhir dari proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah dan bersifat asam. Kristal mika berukuran lebar dan berlapis, relatif lunak (kekerasan 2-2,5) transparan dengan warna bervariasi. Muscovit - KAl2 (AlSi3) Or0 (OH)2 berwarna putih, kuning kadang-kadang coklat, bersifat fleksible dan elastis didapatkan pada batuan beku yang

kaya silika dan alumina (pegmatit dan granit) juga dalam batuan metamorf tingkat rendah-menengah-tinggi antara lain greenschist dan ampibolit-facies. Plogopit - K(Mg, Fe)3 (AlSir) Or0 (F,OH)2, transparan, fleksible dan elastis, berwarna coklat muda atau kekuningan terdapat pada batuan metamorf tingkat menengah - tinggi yang kaya

l-56

lain kristalin dolontit, peridotit yang lapuk dan serpentinit) dan pegmatit. Biotit - K(Mg.Fe)3 (AlFe) Sir Oro (OH), F)2, berwarna hitam hingga hijau gelap. fleksible. elastis dijumpai pada batuan pegmatit, lamprophyre, kadang-kadang pada lava atau magnesiLrm (antara

batuan metamorf.

151

Pengolahan dan Pemanfaatan

Dengan rlernpertimbangkan mika rnenrpunyai berat jenis rendah dan bertrentuk lentbaran pernisahan terhadap mineral lain dilakukan dengan cara floatasi. Karena mika rnerupakan pengantar listrik yang lernah. rnaka nrika dimanfaatkan pada industri rnesin dan industri listrik.

Tempat Diketemukan Daerah Istimewa Aceh: Kec. Ampakolak Kab. Aceh Tenggara (didapatkan pada granit pegmatit ukuran mineral l-5 ,cm tersebar tidak merata); Kp. Alue Rambut Kec. Blang Pidie Kab. Aceh Selatan (pada batuan malihan, komposisi AlzOr = 18,677o, FezOj = 0,53Va, SiOr = J2,6c/o, K2O = 2,70o/c, Na2O = 0.65Va, CaO = 1,05, MgO = 0.457c.

Sumatera Utara: Pangaribuan Kab. Tapanuli Utara; Dolok Emas, Kec. Sumbul, Kab. Dairi (sudah diusahakan) Kalimantan Barat: G. Buduk Kab. Sanggau (terdapat muskovit dan plogopit pada granit pegrnatit dan alkali granit). Kalimantan Tengah: S. Lenro, Barito; G. Mas. Kehayan Hulu; Kuala Kuayan; Kuala Kurun (warna putih kekuningan, abu-abu kehitaman, keras diterobos urat-urat kuarsa). Sulawesi Tengah: Fatoba Kab. Banggai; Mamulusan Kab. Lumri; Biromatu Tutontowi, Sibodo Kab. Donggala; P. Peling (merupakan pegmatit dalam batuan malihan). Irian Jaya: P. Roau disernenanjung Wan Demen dan teluk Oemork (terdapat pada batuan malihan berukuran kasar, berlembar-lembar).

6. ASBES Asbes adalah nama perdagangan dari ntineral tertentu yang dapat dipisahkan menjadi serabut-serabut dan tidak dapat dibakar. Mineral ini demikian panjang dan halus sehingga dapat dipintal.

Asbes teriadi karena proses metamorfose (proses serpentinisasr) batuan yang bersifat basa atau ultra basa. Berdasarkan komposisi dan sifatnya, asbes dibagi rneniadi 2 kelompok yuitu:

r

o

Asbes amfibol

ini

sukar dipintal, yang terrnasuk golongan ini antara lain mineral antofilit - (Fe, Mg) SiOj, terdapat sebagai gumpalan serabut pendek dan gelas, panjang serabut 4-.5 inch. bila dipanaskan dapat beftahan hingga 2160' C. Antofilit selain didapat dialam, dapat pula Jenis

Teknik Penambangan

dibuat dengan mentanaskan ntagnesium metasilikat yang jauh lebih

tinggi dari pada

Apabila terdapat dekat permukaan, penambangan dilakukan

titik

lelehnya dan kemudian dengan cepat

didinginkan.

dengan sistem tambang terbuka dengan peralatan sederhana. Sistent

penambangan dengan menrbuat sumLlran diikuti dengan sistem gophering dapat pula dilakukan apabila endapan cukup dalam dan tidak teratur.

Asbes serpentin

Jenis ini dapat dipintal, yang terr.nasuk golongan ini antara lain rnineral krisotil - 3Mg 2SiOr 2HrO; serabutnya lernas dan halus seperti sutera. wanra putih, panjang serabut antara 4-_5 inch, sangat kuat, satu ton bahan ini dapat dipintal sampai 10.000 meter, bila dipanaskan dapat bertahan hingga 2160'C.

Tempat Diketemukan

o

Jawa Tengah: Karangsarnburrg. Krrh. Kcbrrnrcrr (termasuk jenis

I 1

l

li

159

158

antofilit dan sisanya golongan serpenttn). Halmahera: Di Weda (P. Seram) termasuk jenis krisotil; Wusia, Halmahera timur (terdapat didalam masif serpentin atau peridotit

asbes semen dipergunakan untuk rnengalirkan berbagai macam air,

larutan bahan kimia, sebagai pelindung kabel listrik, telepon dan sebagainya.

yang mengikuti rekahan).

Sulawesi Tenggara: Komplek P. Padamarang/P. Lambasina (terdapat dalam batuan ultrabasa peridotit dan serpentinit yang berumur Pra Tersier. Nusa Tenggara Timur: Atapupu Kab. Belu (didapatkan pada celah di tubuh batuan ultra basa, umumnya sudah lapuk dan berserat panjang). Irian Jaya: Sepanjang S. Sentani dekat Jayapura (merupakan urat-ural yang tak beraturan dalam batuan serpentinit).

Teknik Penambangan Asbes digali dengan tambang terbuka mempergunakan peralatan sederhana. Apabila didapatkan agak dalam, dilakukan dengan membuat sumuran dan diikuti dengan sistem gophering.

l

I

Pengolahan dan Pemanfaatan Asbes dari hasil penggalian diadakan pemilahan dengan tangan. Serabut yang disebut mutu no. 1 adalah yang panjangnya > 314 inch, sedang yang panjangnya3lS - 314 inch disebut mutu no. 2. Bahan galian yang harus digiling, kernudian disaring berrahap

dengan cara penyedotan dengan udara dan akhirnya disisir dan dipintal. Di dalam pemanfaatan asbes dibagi rnenjadi 2 kelompok:

.

.

Yang dapat dipintal

Terutama dari jenis krisotil, dipergunakan sebagian besar untuk lapisan pada rem mobil. Selain itu dipergunakan untuk bahan pelindung terhadap api, listrik dan bahan kimia. Yang sukar dipintal Dimanfaatkan untuk petnbuatan panil asbes (lazirn disebut eternit). Eternit dibuat dari semen porlland dan serabut asbes golongan no' 2. Banyaknya asbc:' Ltntuk pettlbuatatr eternit biasanya l0-15%. Pipa

I

l

ir

l6l sitatnya yang liat apabila terkena air. Tanah liat merupakan hasil desiutegrasi, pelapukan kirnia, terutama pengaruh HzO dan CO:

dibantu oleh mikroolganisnte terhadap batuan induk. Hasilnya nrerupakan bagian yang halus c'lan tidak larut dalanr air. Selanjutnya

inr diangkut oleh air sebagai suspensi dan akhirnya rlengendap berlapis-lapis. Selama proses pen-gendapal/pengangkutan sarlgat dintungkinkan dikotori oleh mineral yang berukuran halus antara lain kuarsa, besi oksida dan bahan organis. Sifat yang penting dari lempung adalah plastisitasnya (keliatanrnaterial

BAts VII

RAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERKA. ITAN DENGAN ENDAPAN RESIDU DAN ENDAPAN LtrTAKAN

nya). Sifat

ini dapat diperoleh bila ada air, dan karena sifatnya ini,

lempung dapat dicetak. Derajat keliatannya tergantung dari : o Susunan dan kehalusan dari butiran mineral r Banyaknya air yang ada didalamnya . Banyaknya garam lain yang terlarut dalam air . Jumlah bahan organis yang ada.

Yang termasuk dalam kelornpok ini adalah: lempung, kaolin, pasir kuarsa, zirkon, kalsedon, korundur.n, intan, kuarsa kristal, pasir kerakal.

Makin banyak bagian-bagian kecil yang aktif (berukuran

I.

kurang dari 0,01 rnm) nrakin tinggi sifat keliatannya. Sifat yang lain ialah bila tanah liat dipanaskan atau dibakar. hingga sebagian atau sernua air yang dikandungnya menguap, maka sifat keliatannya menjadi kurang atau saltla sekali hilang terus dan akan menjadi keras walaupun diberi air lagi. Sifat ini yang menguntungkan dari tanah liat

LBMPUNG Lempr-rng scbetulnya t'nerupakan istilah ukuritrl butir yang lcbih

kecil dari lr1256 mm (menurut ukuran Wcntworth). Apabila butir-butir tersebut sudah kompak kemudiitn discbut batu lempung. Didalarr

untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Untuk membuang air

pembicaraan masyarakat yang dirnaksud lenlptrrlg sitlna l)t'llgerti:.rtlnya dengan batu lempung. Lernpung dikelornpokan rnen.iadi 2 bagiln besar yaitu: o Lempung residu Merupakan sc.jenis lernpung yang terbetlluk karerla proscs pelaprrkan (alterasi) batuan bcku dan dijLrrnpai disekitar brtttran induknya. Mutu lerrpung ini pada umurntiya lebih baik dihrandingkan dengan lempung sedirnen. Komposisi lempung residu didorrinasi oleh trincral ilit, umumnya dipergr.rnakan untuk bahan penlbttatan kerarnik struktur antara lain bata, genting dan gcrabah.

o

Lempung sedimen Sering disebut sebagai tanah lirtt. Pcnyebutan

ini

semuanyii, didalam praktek tanah liat dibakar pada suhu 450-750"C. Untuk nrembuang gas COz dari batuan karbonat dan gas SOr dan gips rnisalnya rnaka suhu pembakaran ditingkatkan lagi antara 950- 1250"C, untuk beberapa jam. Pada suhu tersebut FeO dapat berubah menjadi Fe2Oj, karenanya warnanyapun akan lebih merah pula, dan kekuatan nrekanis dari bahan akan meniadi lebih tinggi. Perbaikan sifat yang

terakhir irrr, disebabkan bahwa antara suhu-suhu tadi ada beberapa rnineral akan rne leleh, dan setelah dingin akan membeku kernbali dan rrengikat nrineral-mineral lainnya, sehingga massa bahan akan menjadi lebih kompak dan keras.

Warna dari hasil produksi disanrping tergantung dari pemba-

didasarkan atas

{

163

162

karan, juga tergantung darr perbandingan banyak antara FezOr dan (CaO + Al:Or). Makin banyak FezOr, makin merah dan sebaliknya akan makin pucat warnanya. Bila tanah liat mengandung banyak bahan organis, hasilnya setelah dibakar akan memberikan struktur berlubang/berpori karena banyak gas terutama COz yang keluar. Bahan organis ini berasal dari tumbuhan atau binatang. Semua pengolahan bahan galian yang melalui proses pemanasan atau pembakaran yang mengubah sifat keliatan meniadi tetap keras disebut proses keramik.

Berdasarkan atas sifat fisiknya tanah

liat dikelompokkan

lebih besar dari 60Vc, wamanya putih. Bata yang dibuat dari napal wamanya tetap putih, biasanya strukturnya berlubang-lubang karena

gas COl yang menguap. Bata

o

Tanah liat gemuk: Sebagian besar tersusun oleh hidro alumunium silikat. Sifatnya liat

sekali dan kompak dalam keadaan basah' Pada waktu kering

o

mengkerut dan dapat pecah, karenanya sukar diolah. Tanah liat kurus: Mengandung pasir kuarsa disamping hidro alumunium silikat. Tanah ini sifat keliatannya kurang dibandingkan dengan tanah liat gemuk, karenanya agak lebih mudah dikerjakan. Tanah liat jenis ini yang

Loas

liat kurus yang mengandung cukup banyak pasir kuarsa. Banyak dipakai untuk menrbuat bahan bangunan konstruksi.

Tanah

Hasilnya setelah dibakar susutnya sedikit dan harapan untuk retak

o

menjadi:

o

ini tidak disukai oleh pengusaha

disamping karena warnanya putih juga relatif lebih rapuh.

o

juga tidak banyak Tanah serpih = shales Tanah liat jenis ini sudah mengeras, sifat keliatannya sudah rendah dan tidak akan lebih liat walaupun diberi air. Tidak disenangi karena pengerjaannya relatif sulit. Batu tulis = slate Batu tulis merupakan hasil metamorfose dari shale. Kenampakannya sangat keras dan berlembar-lembar. Karena pengerjannya yang sulit,

bahan

o

umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bangunan' Antara kedua golongan tersebut dapat dilakukan pencampuran sehingga diperoleh tanah liat yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil

ini tidak untuk membuat

bata, tetapi dapat dimanfaatkan

sebagai batu tempel.

Tanah liat tahan api Sering disebut sebagai ball clay. Cukup baik untuk membuar bara tahan api antara lain bata kaolinit (ririk leleh = 1785o C, bata bauksit

(tirik leleh 1732-1850" C) dipakai dalam ranur/dapur ketel. Bata ini

yang baik dari hasil pencampuran tersebut diperlukan latihan dan

tidak bereaksi dengan bahan dari abu sebagai sisa bahan bakar.

pengalaman.

masyarakat sering terdengar beberapa variasi tanah liat dengan pemanfaatannya, meskipun masing-masing istilah tersebut dengan mengacu pada proses geologi sudah berbeda dan kehilangan sifat liatnya. Variasi tersebut: o Tanah liat putih bersih Jenis ini disebut Pula dengan nama kaolin. Karena harganYa Yang relatif lebih mahal. bahan ini jarang dimanfaatkan untuk membuat

Di

.

bahan bangunan konstruksi' Napal = marl = mergel Jenis ini mengandung mineral karbonat (terutama Kalsium Karbonat)

Tempat Diketemukan

o

Daerah Istimewa Aceh: Daerah Air Eumpeking (cukup baik untuk bahan baku semen kandungan SiO2 - 57,62Vo, Al2O3 = 20,517o, Fe2Oj = 1,307a, berupa serpih); Kab. Aceh Pidie Kec. Delima Daerah Kungkung (terdapat sebagai endapan rawa, berwarna putih abu-abu, plastis); Kab. Aceh Timur, daerah Kuala Simpang (terdapat berselingan dengan pasir kuarsa dan seryih); Kab. Aceh Tengah, daerah Glurnpong dekat Takengon (merupakan endapan aluvial); Kab. Aceh

Tenggara, daerah Kutacane; Kab. Aceh Barat, daerah Tutut (merupakan endapan aluvial): Kab. Aceh Utara, Kec. Muara dua,

164

165

daerah Muara Dua (merupakan endapan aluvial); Kab. Aceh Timur, daerah Kec. Tamiang Hulu (berupa serpih yang berselingan dengan batu lumpur dan batu pasir pada Formasi Bampo).

Sumatera Utara: Daerah Bohorok,

80 km barat daya

Medan

(kandungan Fe2O3 = 4-67o). Riau: S. Cenako, Belilas, Seberida, Indragiri Hulu (baik untuk bata 65,60Vo, merah pejal); Bengkalis Kec. Mandau (kandungan SiO2

-

Al2O3 = 22,037o, Fe2O3

= l,lVo).

Sumatera Barat: Muara, Sawah Lunto, Sijunjung (baik untuk bahan semen); Taratak, Sawah Lunto, Kab. Sawah Lunto, Sijunjung (baik untuk bahan semen); S. Limau Manis dan S. Padangbes Indarung Kab. Padang Pariaman (baik untuk bahan semen). Jawa Barat: Kab. Bandung, Kec. Soreang, desa Sayati (baik untuk bata merah) Kab. Bandung, desa Cisaman (baik untuk bata merah); Kab. Bandung Kec. Majalaya daerah Cikancung (baik untuk bata merah); Kab. Bandung, Kec. Pacet, desa Pamoyaman (hasil pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Bandung Kec. Soreang, daerah Banjaran (hasil pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Bandung Kec. Cililin daerah Citalam (merupakan hasil pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Bandung Kec. Batujajar desa Cilemer (endapan aluviurn); Kab. Sumedang, Kec. Darmaraja (hasil pelapukan gunung api tak teruraikan); Kab. Cianjur Kec. Karangtengah desa Maleber (hasil pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Cianjur Kec. Sukaratu desa Bojong picung (facies sedimen baik untuk genteng); Kab. Cianlur Kec. Cibeber desa Cibadak dan Cihaur (hasil pelapukan tuf Kwarter); Kab. Cianjur Kec. Mande, desa Jamali (pelapukan batuan gunung api tak teruraikan); Kab. Subang, daerah Parung (facies sedimen); Kab. Subang daerah G. Sembung (facies sedirnen); Kab. Subang daerah Pringkasap (facies sedimen); Kab. Subang daerah Bo.jongkendang (facies sedimen); Kab. Subang daerah Cipeundeug (tacies sedimen);

Daerah Purwakarta (facies sedimen); Daerah Karawang (endapan aluvial); Kab. Tangerang. daerah Gorowong, Parung paniang (endapan aluvial); Kab. Serang daerah Tanjung (endapan aluvial)

Kab. Serang daerah Cicalengpong (facies sedimen); Kab. Lebak daerah Gabus Rangkasbitung (facies sedimen); Kab. Sukabumi daerah Cibadak (pelapukan batuan gunung api tak teruraikan).

Jawa Tengah: Kab. Kebumen Kec. Karangbolong (facies sedimen); Nusa-kambangan (facies sedimen); Kab. Grobogan, Kec. Desa Gundik (endapan aluvial); Daerah Mayong Kab. Kudus (endapan

aluvial); Kab. Rembang, Kec. Sedan, desa Sumberejo, Galanter (endapan aluvial); Kab. Kudus, desa Jekulo (endapan aluvial), kandungan SiO2 - 34Vo, FezOt = 5,47o, CaO = 13,5Vo, AlzO: =

7l,5%o, MgO = 4,80Vo); Kab. Klaten daerah Bayat (komposisi SiO2 = 447o, CaO = lVo, FezOr = 2,27o, Al2O3 = 29Vo); Kab. Cilacap, Kec./Desa Singganangga (endapan aluvial); Kab. Kudus Kec. Jatiroto, desa Katen (endapan aluvial); Kab. Cilacap, Kec./Desa Kesugihan (endapan aluvial), SiO, = 53,96Vo, Fe2Oj = 7,7lVo, AlzOt = 19,07Vo); Kab. Semarang/daerah sekitar Semarang (facies sedrmen); Nanggulan (endapan gunung api Kwarter); Daerah patuk, G. Kidul (endapan gunung api Kuarter); Daerah Semanu, Wonosari

(endapan gunung api Kuarter); Desa Semin, Gunung Kidul (endapan gunung api Kuarter); desa Tawang Kec. Ponjong (endapan gunung api Kuaner); Desa Pasirombo, Kec. Rongkop, Kab. Gunung Kidul (endapan -qunluls api Kuarrer); Kab. Pekalongan, Kec. Tepus, desa

Duwet (endapan aluvial); Kab. Pekalongan, Kec. Bojong; desa Jornblang. Suntur (rombakan batuan gunung api Kuarter); Kab. Pe,urlarrg Kc'c. Bantarbolang, Kec. Magawanagata, desa pakembaran

(ronrbakan batuan gunung api Kuarter); Kab. pekalongan Kec. Wonopringgo, desa Rowokembo (rombakan gunung api Kua(er); Kab. Purbalingga, Kec. Karangrejo, desa Sragen (rombakan gunung api Kuarte$; Kab. Temanggung Kec. Keloran, desa Keloran, Kalimanggis (facies sedimen); Kab. Kendal Kec. Sukorejo desa Cepiring, Patebon dan Gemuh (rombakan batuan gunung api Kuarter); Kab. Bantul, daerah Bawuran (rombakan batuan gunung api Kuarter).

Jawa Timur: Kab. Pacitan, Kec. Tulakan, desa Bungur, Tulakan, Ngumbul dan Bayu (terdapat dalam Formasi Jaten); Kab. ponorogo, sekitar Sumoroto, Mojododol, Balong, dan Arjawinangun (endapan

161

166

aluvial, sebagai bahan baku keramik berat); Kab. Tulungagung Kec. Gedangan desa Sumberingin wetan Kalidawir; Kab. Kertosono, Kec. Mojosari, desa Brangkal (endapan aluvial); Kab. Gresik dan sekitar Gresik (sebagai bahan baku PT. Semen Gresik); Surabaya, Driyorejo (endapan aluvial); Kab. Malang, Kec. Singosari, Kec. Sidodadi dan Kec. Tawang, desa Songsong sepanjang aliran Kalimas, Kali Pakel (endapan aluvial, bahan genteng pres); Kab. Bangkalan Madura, desa Socah, Labang dan Tragah (endapan aluvial); Kab. Pasuruan Kec. Kembang Singgit, desa Nguro (endapan aluvial); Kab. Malang, Kec. Sumbermanjing wetan, desa Tunggumangir dan Sumberagung (endapan aluvial); Kab. Ngawi, desa Bangunrejo (facies sedimen); Kab. Nganjuk Desa Nguben, Dioso (facies sedimen, SiO2 - 47,177o, Fe2O3 = 0,16Vo, Al2O3 = 24,29Vo, KzOr = 0,807o, PzOs = O,ll%o,HzO = 34,78Vo, CaO = 3,96Vo, MgO = 1,407c, Na2O = 0,137o, TiO2 = 0,227o, Fe2O = 0,15Vo); Desa Gampingan Kec. Tirtoyudo; Kab.

Malang (dalam Formasi Jaten, mengandung sisipan dan

lensa

batubara penyebaran tipis); Purboyo, Kalijening, Rejosari dan Astino Kec. Bantur Kab. Malang (kandungan AlzOr = 34,22Vo, SiO2 = 41,507o dari hasil analisa sinar X termasuk jenis kaolinit-holoysit

dapat dipergunakan sebagai bahan keramik dan refractori); Kab. Boionegoro Kec. Solio, desa Kedungsumber, Pujeng Dodol (facies sedimen SiO2 - 34,22-53,860/o, Fe203 = 0,84-1 ,777o, AlzOt = 16,0922,937o, CaO = 4,95-20,87o, MgO = 1,42-2,10Va, NazO = 0,220,65Vo, K2O = 0,40-0,45Vo, PzOs = 0,06-0,08Vo, H2O = 17,4420,42Vo); Kab. Jombang, Perak (hasil residu dari endapan aluvial rulkanik); Kab. Bondowoso, Kec. Waringin, desa Banyuputih (facies sedimen, warna putih kelabu untuk bahan keramik); Bawean, sekitar Kec. Tambak (lempung limonitan = 97Vo, kalsit = 2Va, kuarsa = 0,5Va,fragmen bafuan =0,57o, baik untuk genteng). Kalimantan Selatan: Kab. Hulu sungai Selatan, Kec. Padang Batung, Kp. Jelatang (lempung residu, bahan baku semen = SiOz = 59,36Vo, TiO2 = 0,84Vo, Al2Oj = 18,29Vo, PzOs= O,05Vo, SOr - 0,167o, MgO = l,NVa, Na2O = 0,l5%o, K2O = 0,49Vo, HzO - 3,89Vo); Kab. Tapin, Kec. Binuang, Kp. Binuang (facies sedimen, hasil X RD; kaolinit, ilit, kuarsa, feldspar); Kab. Tanah Laut, Kec./Desa Kintap (facies

= 59,6-69,26Va, AluO: = 16,25-23,38Vo, FezOt = 0,92' 1,297o); Kab. Kotabaru, daerah Stagen (facies sedimen); Kab. Kotabaru, daerah Sambelumbingan (facies sedimen); Kab. Hulusungai Selatan, daerah Telaga Langsat (facies sedimen, hasil X RD; disordered kaolinit, kuarsa, lempung); Desa Paringin Kab. Hulusedimen; SiO2

sungai Selatan, Gedung Tengah, Kec. Tabuh, Kab. Banjar (endapan aluvial).

Kalimantan Barat: Desa Sago, Benawah Kec. Tayan

Hilir

Kab.

Sangau;

Bali: Kab. Tabanan, Kec. Prajekan, desa Prajekan (pelapukan batuan gunung api Kuarter); Kab. Gianyar, Kec. Gianyar, desa Seronggo (pelapukan batuan gunung api Kuarter);

Nusa Tenggara Barat: Kab. Lombok Timur, Kec. Pringgabaya (pelapukan batuan gunung api Kuarter; SiO2 = 49,85Vo, AI2O3 = 19,587a, CaO = 4,277o, MgO = 1,6lVo, K2O = 0,88Vo, Na2O = 1,46Vo, TiO2 = O,80Vo, H2O = 7,01, oleh penduduk telah dibuat genteng); Kab. Lombok Barat Kec. Pringgarata, desa Jabondare (pelapukan batuan gunung api Kuarter; SiO2 = 41,'707o, Al2Oj = 23,687o, Fe2O3 = 14,50Vo, CaO = l,20%a, MgO - 0,34o/a, Na2O = 5,99o/c, digunakan sebagai bahan genteng); Kab. Bima daerah Rabba (pelapukan batuan gunung api; SiOz = 50,96Vo, Al2Oj = 21,50Vo, Fe2Oj = 8,88o/o, CaO = 2,217o, MgO = l,l1Vo); Tente Kab. Bima (kandungan SiO2 = 51,52Va, Al2O3 = 20,417o, Fe2O3 = 8,147o, CaO = 2,407o, MgO l,l57a, bahan baku genteng) Desa Kandai, Kec. Dompu, Kab. Dompu (kandungan SiOz -- 48,70Vo, Fe2O3 = 7,84Vo, Al2Oj = 23,4Vo, Na2O = 2,807o, K2O = l,52Vo, CaO = 27a, MgO = 0,577o, H2O = 6,l0Va) Desa Bawi, Kec. Dompu, Kab. Dompu (kandungan SiO2 74,887o, Al2Oj = 14,31Vo, Fe2Or - 0,447o, CaO = 0,807o, MgO = 1,307a, Na2O = 0,26Vo, SO: - 0,477o); Kab. Bima daerah Tangga (pelapukan batuan gunung api, SiO2 = 52,42Vo, AlzOr - 20,2Vo, Fe2O3 = 8,29Vo, CaO = 1,73, MgO = l,l5o/o); Kab. Sumbawa daerah Taliwang (pelapukan batuan gunung api, SiO2 = J4,35Va, AlzOr = l2,llVo, Fe2Oi = 2,51Vo, CaO = 0,06Va, MgO = 2,107o, baik untuk bahan baku semen); Kab. Lombok Tengah, Kec. Sengkol, desa Pengembur (facies sedimen), SiOr = 26,62-60,127c, AlzOr = 7,74-

168

r69

23,357c, Fezor = 4,75-13,33Vo, CaO = l,7l-24,89Vo,MgO = l,l02,10Vo); Kab. Lombok Tengah Kec. Praya Barat, desa Mangkung (facies sedimen, SiO2 19,52-53,687c, Al:Or = 8,91-23,7jo/c, Fe2O., = 5,39-13,37a, CaO = 2,13-26,97o, MgO = 0,10-5,i6Vc, baik untuk

-

bahan semen); Kab. Lontbok Barat, Kec. Gerung, desa Gerung (pelapukan andesit, SiO2

CaO = 0,80o/o, MgO

o o o o

-

-

- 74,88Vo, AlzOr l4,3l%o,FezOt - 0,447a, 1,03o/c, Na2O = O,Z6Vo, K2O = 3Zc, SOr =

0,977o).

Nusa Tenggara Timur: Kab. Manggapai, Kec. Borong, clesa Tengkulese dan desa Meler (pelapukan batuan gunung api tua, ubahan dari tufa dasit);

Sulawesi Utara: Daerah Bolaang Mangondow (pelapukan batuan volkanik)Sulawesi Tenggara: Kab. Kendari, daerah Palangon (facies sedimen mollasa); Kab. Kendari daerah Ranoinceto (facies sedimen mollasa); Kab. Kendari daerah Ponggaluku (facies sedimen mollasa). Sulawesi Selatan: Kab. Pangkep, daerah Tonassa (pelapukan batuan gunung api dan metasedimen, telah ditambang oleh pT. Senren Tonassa); Kab. Bulukumba, daerah Tanah Kungkung (hasil pelapukan batuan gunung api); Kab. Sopeng Daerah Watansoppeng (hasil pelapukan gunung api).

Teknik Penambangan

Pengolahan dan Pemanfaatan

Di tempat penambangan tanah liat diadakan pemilihan,

antara yang baik dan yang kurang baik sesuai dengan rencana pemanfaatan.

Yang dianggap baik dapat langsung diolah dan yang kurang baik dapat dicampur hingga sesuai. Kotoran yang ada harus dibuang baik itu mineral asing (misal nodul oksida besi; ataupun sisa tumbuhan/bahan organik. Bahan ini kemudian ditambah air dicarnpur/dilumatkan sehingga tampak plastis dan merata, ditimbun berbentuk kerucut. Dalam bentuk yang demikian air yang berlebih akan rnengalir. Bahan ini siap dicetak dan selanjutnya dikeringkan diudara bebas beberapa jarn, sebelumnya dimasukan kedalam dapur pembakaran untuk menghernat kayu bakar. Di negara yang sudah maju pengolahan tanah liat mulai dari menggali sampai menjadi barang yang siap pakai dilakukan keseluruhannya secara otomatik. Tanah liat dirnanfaatkan untuk membuat bata merah, genteng atallpur.l keramik. Persyaratan utama untuk genteng dan keramik adalah tingkat pengkerutan harus sedikit mungkin, tidak mengandung bahan organik yang rnenyebabkan genteng/keramik berpori. Dalam pernbuatan bata merah masyarakat mencampur tanah liat dengan sekanr padi derrgarr tujuan bata merah rnenjadi relatif ringan tetapi kuat tekannya rnenjadi berkuran-q. Darlam hal tanah liat akan dimanfaatkan untuk bahan baku semen pofililnd harus memenuhi persyariltan tertentu (Boque, 1974)

Pada umumnya daerah dirnana didapatkan tanah liat merupakan daerah yang subur. Penambangan tanah liat diawali dengan pengu-

pasan tanah penutup baik dilakukan dengan peralatan sederhana ataupun dengan peralatan berat misalnya bulldozer. proses seranjutnya yaitu penambangan terbuka dengan bentukan undak-undak. Kegiaran ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana ataupun shovel/backhoe, yang selanjutnya siap untuk clipindahkan ketempat penirnbunan. Dalam hal penambangan dilakukan secara besar-besaran rnisalnya sebagai bahan baku semen, perlu dilakukan teknik penambangan dan pengangkutan dengan persyaratan ketat agar tidak mengganggu Ii

ngkungan.

Pcrscntase (7o) Scrnen

Tipc

I

'f ipc II

Tipc Ill 'l'ipc IV 'l-ipc V Putih Pozzolart

SiOr Alror FclO1 CaO (r.0 2 I .l L.1 63.2 11 I

JT

20.+ 2.t..r l-5.0

4.-l

2-s.-s

26.0

-5.9

3..1 -5.9

6.9

4,-l 3. r 4. r 2.8 0.6 3.6

Mgo

SO,

2,9

1.8

(r-l.l

2.5

I .'7

64.3

2.0

2.3

62.2

1.8

1.9

(r.1.

1.9

1.6

6-s.0

l.t

0.1

52.i

4.2

1.8

I

Loss

1.3 0.8 t.2 0.9 0.9 n.d 4.8

Insol 0.2 0.1

0.2 0.2 n.d n.d

94

t70

2. PASIR KUARSA Pengertian pasir kuarsa (pada umumnya dijumpai berwarna putih) berbeda pengertiannya dengan pasir putih, Pasir kuarsa terdapat

sebagai endapan sedirnen. berasal dari rombakan batuan yang mengandung silikon dioksida (kuarsa - SiO2) seperti granit, riolit, granodiorit. Endapan pasir kuarsa te{adi setelah melalui proses transportasi, softasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa dialam tidak pernah didapatkan dalam keadaan murni. Butir kuarsa dialam umumnya terdapat tercampur dengan lempung, feldspar

(K,Na,Ca,Al,Silikatt, magnetit (FeiO+), ilmenit (FeO, TiO2), limonit [FeO (OH)n H2O], pirit (FeSj), mika (gabungan mineral), biotit [K (Mg,Fe)r (AlSiO] Orn) (OH):1, hornblende [Ca: Na (Mg Fe2;* (Al, Fe3, Ti)3 Si8 O2r (O.OH)21, zirkon (Zr SiO+). dan bahan organik dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkan butiran pasir rnenjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni. Material pengotor tersebut pada umumnya memberi warna pada pasir kuarsa, sehingga dari warna yang ditunjukan dapat diperkirakan derajat kemurniannya. Pada umumnya pasir kuarsa diendapkan dalam penyebaran melebar, dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari fraksi halus (0,06 mm) sampai dengan fraksi ukuran kasar (2 mm). Secara individu sifat fisik mineral kuarsa antara lain: . Berwarna putih bening tetapi kadang-kadang berwama lain tergan-

r o o o

tung pada oksida pengotomya, misal kuning mengandung Fe-Oksida, wama merah mengandung Cu-Oksida Kekerasan '. J (skala Mohs), bentuk kristal hexagonal Berat

Titik

jenis lebur

:2,65

: l7l5o C Konduktivitas : l2- 100' C

Secara umum pasir kuarsa Indonesia mempunyai komposisi Sio: 55.30-99,87Vc

o o Fe:Or r Tio: o AlzOr

0,01-9,14vc 0,01-0,4evc 0.01-19,(NVc

t7t

o CaO:0,01-0,267o o MgO :0,01-0,267c o KzO :0,01-17 .007o Dalam perhitungan cadangan endapan pasir kuarsa dapat dilakukan dengan cara perkalian antara luas penyebaran dengan ketebalan rata-rata, sedang ketebalan rata-rata dapat diketahui dengan cara pemboran tangan, sumur uji atau parit uji. Disamping itu untuk menentukan kualitas endapan dilakukan pengambilan contoh endapan

untuk keperluan analisa laboratorium baik analisa kimia maupun mikroskopik. Tempat Diketemukan

o

Daerah Istimewa Aceh: Kab. Aceh Barat, pantai Lhokruet, Kec. Lhokkuret sebelah barat laut Calang (termasuk Formasi Ligan berumur Oligasen, tebal lapisan 3 m); Kab. Aceh Barat Kec. Calang pantai Calang (terdapat sebagai endapan pantai dan aluvial), pelapukan granit dan batupasir kuarsa, wama putih kecoklattrn); Kab. Aceh Selatan pantai sekitar Tapak Tuan (sebagai endapan aluvial dan

pantai, wama putih abu-abu); Kab. Aceh Tenggara, daerah Lawe sebelah tenggara Kutacane (terdapat sebagai batu pasir kuarsa , wama

putih kuning); Kab. Aceh Besar pantai Lhoknga 18 km dari Banda

o o

o

Aceh (terdapat pasir kuarsa, warrra putih kotor, endapan pantai); Batu peletak, Rampelan Kec. Gaib, Aceh Tenggara).

Sumatera Utara: Kab. Simalungun, Panahatan. Tanjung Dolok (terdapat batupasir kuarsa bercampur konglomerat ).

Sumatera Barat: Kab. Tanah Datar, Samaso (terrlasuk Forrnari Ombilin); Kab. Sawahlunto, Sijunjung, Pelangke Sawahlunto (termasuk Formasi Ombilin); Kab. Pasisir Selatan, Tarusan; Kab. Solok, Singkarak, Kab. Lima puluh Kota, Kota Baru. Sumatera Selatan: P. Bangka Tanjung Pengusuk (endapan aluvial; SiO2 - 98,377o, AlzOr = 0,l6Vo, FeOr - 0,147c); P. Bangka, Matras (Tanjung layang Batu (endapan aluvial, SiO2 - 97,56o/c, Al:Or = 0,68Vo, Fe2O1 = 0,20Vo); P. Bangka Pasir Padi (endapan aluvial, SiO2

173

112

98,53a/c, Al2Oj

-

0,6BVo, Fe2O3 0,07Vo); P. Bangka Taboali; Biliton, Taryung Bunga (endapan aluvial, SiO2 93,957o, FezOr

=

0,547a,

Al:Or

-

=

0,717o,);

-

*

-

P. Belitung, Tanjung Empang Jebut

(endapan aluvial, SiO2 97,30Vo, Al2Oj = 0,587a, Fe2Oj = 0,707c) P. Belitung, Kp. Baru (endapan aluvial, SiO2 87,05Vo, Al2Oq = 0,70o/c, Fe2Or 0,077o, P. Belitung Tanjung Batu, Penyu (endapan.aluvial, SiO2 = 92,10Va, Al2O3 = 2,9lVa, Fe2Oj = 0,26Vo).

-

-

Jambi: Kab. Sarko, Sekanjing (sebagai pasir kuarsa, SiO2 = a a

88o/o),

Batang Tembesi Kab. Sarko. Bengkulu = Krui, SiO2 = 72,60Vo,Fe2O1= 4q"1. Rrau: P. Kundur Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tambang timah); P. Karimun Kab. Riau Kepulauan (merupakan tailing tambang, timah); P. Singkep Kab. Riau Kepulauan (sebagai batu pasir pantai).

Jawa Barat: Kab. Karawang, Cibitung, Jatiwangi (merupakan endapan alur); Kab. Sukabumi, Kec. Cibadak, G. Walat (sebagai batu

pasir kuarsa berumur Miosen atas, warna putih; SiO2 = 84,84Vo, Al2O3 = 1,477a, Fe2Oj = 0,607o), Kab. Lebak, Pasung Malingping (merupakan batupasir kuarsa, dekat aliran S. Ciliman). Jawa Tengah: Kab. Rembang Kec. Sedan, G. Klumit, G. Gempol daerah Sambiroto (termasuk Formasi Ngrayong, putih, abu-abu, kuning, coklat, mudah lepas, SiO2 = 967a); Kab. Rc.mbang, Krogan, K. Nyamplong (endapan pantai, SiO, = 69,97-82."75c/c, Al.rOt = l,9l3,907o); Banjamegara, Sigugur, Karangkobar; Rembang, Pamotan (endapan pasir pantai); Luk Ulo, Kedu, Banyumas; Baturetno Kab. Wonogiri (bercampur dengan rnineral sanidin warna coklat, SiO2 = 657c, ,\lzOt - 187a, KzO = 1'l7o); Beji Kab. Klaten; Pantai Utara, Rembang-Jepara (endapan pantai, SiO2 = 69,31Vo, AlzOr - 3,897o, Fe2O3 = 3,89Vo); Ngandang Kab. Rembang, SiO2 = 97Vo, Al2Oj = 1,207o, Fe2Oj = 0,3Vo). Jawa Timur: Kab. Tuban (endapan pantai, SiO2

- 97,0-98,7Vo,

CaO =

0,02-0,047o, MgO = 0,01-0,087c); Ngadon, Bumen, Tambakboyo, Tasikharyo (endapan pantai, SiO2 - 90,73-96,83Vo, FezOr = 0,660,76Va, CaO = 0,21-3,240/o, TiO2 = 0,24-O,497o); Ampelgading Kab.

Malang; Nusabarung, Kab. Jembcr (endapan pantai,

Resen);

Lamongan Kab. Lamongan; Bangkalan Madura (endapan aluvial, SiO2 - 807o, AlzO: - lVo, Fe2Or - lVc); Pantai Utara Madura (endapan aluvial): Ambunten. Sumenep. Madura (endapan pantai. SiO2 - 807c, Al:Or - LVo, Fe2O3 - 37c); Blego, Bangkalan Madura (pelapukan batu pasir kuarsa berumur Miosen, SiO2 - 907o, A12O3 = 47o, Fe2C)1 = lo/o).

Kalimantan Barat: Kab. Sambas; Daerah Mandor. sebelah timur Menpawah; Kab. Ketapang, Padangduabelas (SiO2 = 95,63Vo,FezOt = 0,20%. Al:Or - l,B77c, TiO, = 0,18); Desa Wuko, Entugau dan Senrentai Kec. Muko Kab. Sanggau (facies sedimen, berwama putih,

butir halus); Desa Bodok, Lapo, Kec. Sanggau Kapuas, Kab. Sanggau (facies sedinren. berwarna putih, butir halus), Desa Sanjan Pandan Sembuat Kec. Tayan Kab. Sanggau (facies sedimen, berwarna putih, butir halus). Kalirnantan Selatan: Kab. Banjar, Liang Anggang, Jln. BanjarmasinPleihari (endapan pantai. SiO2 = 96,037o, FezO.r = 2,40Va, TiO2 0,13o/c, CaO = 0,59ch. MgO 0,02Vo, Al2O3 = 07o); Kab. Tanah Laut, Bantahan. S. Parnpau (endapan aluvial) berasal dari batu pasir kursa Tersier, SiO: = 9J-99c/o. FelO1 = 0,1-0,27a, Cr2Oj = g,1qo, Al2O.q = 0,2-0,1ch, TiOl = 0.0-5-0,3%', NazO = lVo, KzO = O,OZVo, MgO 0,0lVc. CaO = 0.017c): Kab. Tapin, Binuang (lapisan batupasir kuarsa beruntur Paleogen, SiO, = 94,47o, Al2O3 = 7,79Vo,

-

-

-

Fe:O.r

-

3,34cI', CaO

=

0.30Vo, MgO

=

0.267o, TiO2

-

O,33Vo);

Padang Batung Kandangan (sisipan tipis pada endapan lempung).

Sulawesi Selatan: Kab. Maros, Canrha (enclapan kuarsa, putihkunirrg-abu-abu, SiOl = 90(h. FelO1 = 27c). Irian Jaya: Konda dan Sangkalun-9. Teninabuan (endapan aluvial),

Wamena (masa kontpak berbutir halus, putih, SiOr = 99Vc); Hotekang Abe Pantai (SiOr = 66.40ch. Al:Or - 9,43c/c. Fe:O.r = 5,89Vo).

Kalirnantan Tirnur: Kuiu-o Kab. Pasir: Langiran Kab. Kutai, S. Nihin, Kec. Barang Tongbak Kutai; Pantai tintur Sarnarinda.

174

Teknik Penamtrangan

i, lr ilil

l'7 5

Pasir kuarsa dari tambang

Penambangan pasir kuarsa dilakukan secara tambang terbuka berbentuk jenjang. Tahapan kegiatan meliputi: pengupasan lapisan penutup, pembongkaran pemuatan dan pengangkutan, dengan uraian sebagai berikut:

r

Pencucian dengan air untuk menghilangkan lempung yang dikandungnya dengan menggunakan siklon/classifi er/washer

Pengupasan lapisan penutup

Bermaksud memindahkan tanah penutup endapan pasir kuarsa ketempat yang tidak mengganggu kegiatan penambangan. Tanah ini nantinya untuk reklamasi. Peralatan yang digunakan antara lain cangkul, sekop dan Iain-lain atau peralatan mekanis seperti scrapper, shovel dan lain-lain. Pemilihan alat ini tergantung pada kondisi

lempung dan material pengotor

Scrubbing (pencucian) dengan kekentalan tinggi: 60-'7l%o Padatan

lapangan dan skala produksi yang diinginkan Pembongkaran

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melepaskan endapan pasir kuarsa dari batuan induknya. Pada umumnya endapan pasir kuarsa merupakan endapan lepas/lunak yang mudah dibongkar. Oleh sebab itu dapat digunakan peralatan tradisional seperti cangkul, sekop atau alat mekanis sepefti bulldozer, wheel loader, backhoe atau power shovel bila diinginkan produksi banyak.

Sisa lempung/ senyawa besi

Pemisahan magnetis

(magnetic separator)

Pemuatan dan pengangkutan

Material hasil pembongkaran dimuat dan diangkut ke unit pengolaharlpenampungan (stock pile). Pemlatan dapat menggunakan alat muat wheel loader, back hoe atau dredging. Pengangkutan dapat menggunakan alat angkut truck ungkit, gerobak lori, pikuliin dan lain-lain. Pasir kuarsa murni dengan Spesifikasi tertentu

Pengolahan dan Pemanfaatan Pada dasarnya pengolahan/pencucian pasir kuarsa dimaksudkan

untuk menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO2 atau memisahkan/mengubah ukuran butir untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan. Tingkat pengolahan pasir kuarsa ditentukan oleh jenis penggunaannya. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa adalah sebagai Gambar 10.

Gambar 10. Bagan alir pengolahan pasir kuarsa.

Adapun pemanfaatan pasir kuarsa antara lain:

Industri keramik, sebagai bahan baku pembuatan tegel, mosaik dan enamel

Industri cat sebagai bahan pengisi (filler)

176

o o o e r

Industri Industri Industri Industri

177

karet sebagai bahan pengeras gerenda sebagai bahan ampelas

oksida seperti:

o

logam sebagai bahan penghilang karat penjemih air sebagai bahan penyari ng (filter) Pembuatan fero silikon dan silikon karbid dengan persyaralan: sio2 (minimum) 98vo,besi oksida (maksimum) o,3vo dinbebas dari pirit

o o

(FeS).

o

Industri semen portland Pasir kuarsa merupakan bahan baku penolong untuk pembuatan semen portland yaitu sebagai pengontrol kandungan sltit
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF