[123doc.vn] Penentuan Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Telapak Tangan

August 18, 2017 | Author: Mardhatillah Marsa | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

antropologi forensik...

Description

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN

TESIS

ISMURRIZAL 057113001/ IKF

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERSETUJUAN Judul Penelitian

PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN

Oleh ISMURRIZAL 057113001/ IKF

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarikan.

Medan, Disetujui, Dosen Pembimbing

dr. H. Guntur Bumi Nasution Sp.F NIP : 195103021989031001

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Riwayat Pribadi Nama

: dr. Ismurrizal SH

NIM : 057113001/ IKF Tempat/Tanggal lahir : Medan, 18 Desember 1968 Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jln. Manggis No. 21 Medan 20114

Riwayat Pendidikan 1. SD

: Lulus 1981

2. SMP

: Lulus 1984

3. SMA

: Lulus 1987

4. Universitas : FK- UISU Lulus 2000 5. Universitas : FH-UNPAB Lulus 2009 Riwayat Pekerjaan Pegawai Swasta : dokter praktek umum PT Poli Pos Indonesia (Persero), Medan Riwayat Keluarga Nama orang tua ayah : H. Abdullah Muhammad ibu : Hj. Sofia Alamat orang tua

: Jln. Manggis No. 21 Medan 20114

Universitas Sumatera Utara

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalammualaikum, ww. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Berkat dan RahmatNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian/ Tessis yang berjudul “PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN” sebagaimana telah direncanakan sebelumnya dan dalam keadaan sehat wal afiat. Sebagaimana telah ditetapkan, bahwa Penelitian/ Tesis ini merupakan suatu syarat mutlak dalam upaya penyelesaian tugas akhir Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Dengan ikut menyertakan para mahasiswa yang sedang menjalani kepaniteraan klinik senior (KKS) di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK-USU/ RSU Provinsi. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, sebagai subjek Penelitian/ Tesis tersebut. Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dengan rasa bangga dan penuh hormat, rasa terima kasih ini juga penulis haturkan kepada orang tua tercinta, dan seluruh keluarga, atas ketabahan dan doa restu dalam upaya penulis mencapai akhir dari proses panjang tesis ini. 2. Kepada dr. H. Guntur Bumi Nasution SpF dan Prof. dr. H. Amri Amir, SpF (K), SH, DFM, SpAK, sebagai pembimbing utama dan pembimbing kedua, yang telah meluangkan waktu, pemikiran serta doa selama proses pelaksanaan tesis ini. 3. Kepada dr. Arlinda Sri Wahyuni MKes sebagai staff dosen pembimbing metodelogi penelitian dan statistik FK-USU yang telah membimbing penulis dalam hal pengolahan data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

4. Kepada para dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK-USU yang turut serta memberikan sumbangsih ilmunya. 5. Penghargaan yang setinggi-tingginya juga penulis sampaikan kepada semua responden (subjek penelitian), atas kesediaan dan keterlibatan untuk menjadi sampel penelitian. 6. Serta terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh rekan sejawat (PPDS), staf pegawai di bagian Kedokteran Forensik FK-USU/ RSU Provinsi H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, yang juga telah memberikan dorongan, motifasi serta doa selama penulis menjalankan Penelitian/ Tesis ini. 7. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah membantu proses pendidikan dan selesainya Penelitian/ Tesis ini penulis juga haturkan rasa terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan kita dan selalu melimpahkan rahmatNYA kepada kita semua.

Medan, Penulis

Ismurrizal

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Seorang ahli kedokteran forensik di dalam peranan dan tugas fungsinya sebagai warga negara yang baik, wajib memberikan bantuan kepada penyidik guna penegakan hukum. Salah satunya adalah dalam hal melakukan identikasi. Identifikasi bertujuan menentukan/ mengenal kembali jati diri korban yang mungkin sudah tidak utuh lagi (misalnya oleh karena pembusukan dan mutilasi). Ada beberapa teknik dan cara dalam melakukan identifikasi, antara lain dalam hal menentukan tinggi badan seseorang dengan melakukan pengukuran pada bagian tubuh korban yang tidak utuh lagi. Identifikasi dengan cara ini telah banyak dilakukan oleh pakar-pakar kedokteran forensik, sejak dahulu kala. Pada kesempatan ini, penulis mencoba untuk menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan guna menentukan tinggi badan, jika hanya didapati bagian tubuh (telapak tangan) korban yang masih utuh. Dan penulis juga mencoba menciptakan suatu rumusan baku yang dapat dmembantu dalam menentukan tinggi badan seseorang (korban). Adapun subjek yang penulis gunakan adalah telapak tangan dari subjek hidup. Dengan harapan, setelah didapatkan rumusan baku dan diuji kelayakannya, dapat dipergunakan dalam menentukan tinggi badan pada orang yang sudah meninggal dunia, yang tidak utuh lagi. Dan dalam penelitian ini, penulis tetap berpegangan pada prinsip-prinsip dasar penelitian yaitu, kejujuran, etika penelitian dan ilmu pengetahuan. Kiranya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Kasus mutilasi, semakin sering kita jumpai, dalam kondisi tubuh korban yang terpotong-potong. Sebagai seorang Ahli Kedokteran Forensik maka sangatlah dibutuhkan suatu perhitungan untuk menentukan tinggi badan korban tersebut, guna pengungkapan peristiwa tindak pidana. Ada banyak cara yang dapat dilakukan menentukan tinggi badan seseorang, diantaranya adalah dengan melakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh manusia. Berbagai macam formula juga telah dirumuskan oleh para ahli kedokteran forensic dan antropologi tentang perkiraan tinggi badan misalnya, yang dikemukakan oleh Trotter – Glesser (tahun 1952, 1958). Atas dasar tersebut maka tercetus suatu pemikiran, apakah hal ini juga dapat dilakukan terhadap panjang tulang telapak tangan, guna menentukan panjang badan seseorang, dan untuk membuktikannya maka dilakukan suatu penelitian terhadap subjek penelitian orang hidup (laki-laki dan perempuan) sebanyak 261 orang. Dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat sekat lintang (cross sectional) dan uji statistik Pearson Correlation agar dapat diperoleh suatu khorelasi antara panjang telapak tangan dengan tinggi badan seseorang. Kata kunci : Formula, Panjang telapak tangan dan Metode penelitian,

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAC

The case of mutilation, the more often we meet, in the condition of the victim's body is cut into pieces. As a Forensic Medicine Expert so desperately needed a calculation to determine the heights of these victims, in order disclosure of criminal events. There are many ways that can be done to determine a person's height, such as by measuring the human body parts. Various formulas have also been formulated by medical experts and forensic anthropology of the estimated height for example, proposed by Trotter - Glesser (1952, 1958). On the basis of the then blaze a thought, whether this is also made to the long bones of your hand, in order to determine the length of one's body, and to prove it then conducted an investigation of persons living research subjects (male and female) total of 261 people. By using research methods that are bulkhead latitude (cross sectional) and Pearson Correlation statistic test to get the khorelasi between the length of your palm with a person's height. Keywords: Formula, Long palms and research methods,

DAFTAR GAMBAR

Universitas Sumatera Utara

Nomor

Judul

Halaman

Gambar.2.1

Gambar Papan osteometri dan antropometer menurut Martin. .

3

Gambar.2.2

Gambar Dataran frankfurt. ........................................................

4

Gambar.2.3 Gambar Anatomi kerangka tubuh manusia tampak

Gambar.2.4

depan dan belakang. ....................................................................

5

Gambar Kaliper geser/ sorong...................................................

6

Gambar.2.5 Gambar pengukuran tinggi badan dan titik anatomis lainnya. .................................................................

6

Gambar.2.6

Gambar Sketsa radiologis bagian caput tulang panjang............

7

Gambar.2.7

Gambaran Komponen tulang panjang pada potongan sagital...

7

Gambar.2.8 Gambaran Penyatuan garis epifise pada tulang-tulang kerangka................................................................

8

Gambar Korban mutilasi.. .........................................................

10

Gambar.2.10 Gambar Struktur ruas telapak tangan.. ......................................

13

Gambar.2.9

Gambar.5.1

Gambar Grafik linier Sebaran hubungan antara panjang telapak kanan dengan tinggi badan. ............................................

Gambar.5.2

31

Gambar Grafik linier Sebaran hubungan antara panjang telapak kiri dengan tinggi badan. ................................................

32

DAFTAR TABEL

Universitas Sumatera Utara

Nomor

Judul

Halaman

2.1

Tabel Gambaran derajat garis epifise.....................................................

9

2.2

Tabel Perkiraan rata-rata kehilangan tulang rawan................................

13

2.3

Tabel Formula Karl Pearson untuk laki-laki dan perempuan ................

14

2.4

Tabel Formula Trotter-Glesser (1952). ..................................................

15

2.5

Tabel Formula Trotter-Glesser (1958).. .................................................

17

2.6

Tabel Formula Modifikasi Trotter-Glesser ............................................

17

2.7

Tabel Formula Dupertuis dan Hadden. .................................................

18

2.8

Tabel Formula Telkka. ...........................................................................

19

2.9

Tabel Formula Parikh.............................................................................

19

2.10 Tabel Formula Mohd. Som dan Syed Abdul Rahman. ..........................

20

2.11 Tabel Formula Antropologi Ragawi UGM ...........................................

20

2.12 Tabel Formula Djaja Surya Atmadja .....................................................

21

2.13 Tabel Formula Amri Amir (1) ...............................................................

22

2.14 Tabel Formula Amri Amir (2)................................................................

22

2.15 Tabel Formula Amri Amir (3)................................................................

23

2.16 Tabel Formula Amri Amir (4)................................................................

23

2.17 Tabel Formula perkalian penentuan tinggi badan di India ...................

23

5.1

Tabel Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ..............

28

5.2

Tabel Sebaran responden menurut ukuran tinggi badan panjang telapak tangan kanan dan kiri ...................................................

28

Universitas Sumatera Utara

5.3

Tabel Hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan ..

29

5.4

Tabel Hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan .......

29

5.5

Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan............................................................................................

5.6

Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan............................................................................................

5.7

32

Tabel Hubungan panjang telapak tangan kanan dan kiri dengan tinggi badan pada laki-laki ...............................................................................

5.9

31

Tabel Perbandingan panjang telapak tangan kanan – kiri antara kaki-laki dengan perempuan .......................................................

5.8

29

32

Tabel Hubungan panjang telapak tangan kanan dan kiri dengan tinggi badan pada perempuan...........................................................................

33

5.10 Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (pria) .......................................................

33

5.11 Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (pria) ..................................................................

33

5.12 Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (perempuan) ............................................

34

5.13 Tabel Regresi hubungan panjang telapak tangan Kiri dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (perempuan).......................................................

34

DAFTAR ISI

Universitas Sumatera Utara

Lembar Persetujuan

i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Ucapan Terima Kasih

iii

Kata Pengantar

v

Abstrac

vi

Abstrak

vii

Daftar Gambar

viii

Daftar Table

ix

Daftar Isi

xi

BAB I

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1

1.2. Rumusan Masalah

2

1.3. Hipotesis

2

1.4. Tujuan Penelitian

2

1.5. Manfaat Penelitian

2

Tinjauan Pustaka 2.1. Antropometri

3

2.2. Struktur Tinggi Tubuh Manusia

4

2.3. Pertumbuhan Tulang

6

2.4. Mutilasi

10

2.5. Identifikasi Tulang

10

2.6. Perkiraan Tinggi Badan

11

Kerangka Konsep Penelitian dan Difinisi Oprasional 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

24

3.2. Difinisi Oprasional

24

Metodologi Penelitian 4.1. Rancangan Penelittian

25

4.2. Tempat dan waktu

25

Universitas Sumatera Utara

Bab 5

Bab 6

4.3. Populasi dan Sampel

25

4.4. Variable Penelitian

26

4.5. Bahan dan Alat Penelitian

26

4.6. Prosedur Pengumpulan data dan Analisa data

27

Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1. Hasil Penelitian

28

5.2. Pembahasan

35

Kesimpulan dan Saran 6.1

Kesimpulan

36

6.2

Saran

36

Daftar Pustaka

37

Lampiran : 1. Lembar Penjelasan kepada Subjek Penelitian

40

2. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

41

3. Tabel Induk Data Pengukuran Hasil Subjek Penelitian

42

4. Tabel - Tabel dan Grafik-Grafik Visualisasi Komputer

47

5. Surat Persetujuan Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan FK-USU

59

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Kasus mutilasi, semakin sering kita jumpai, dalam kondisi tubuh korban yang terpotong-potong. Sebagai seorang Ahli Kedokteran Forensik maka sangatlah dibutuhkan suatu perhitungan untuk menentukan tinggi badan korban tersebut, guna pengungkapan peristiwa tindak pidana. Ada banyak cara yang dapat dilakukan menentukan tinggi badan seseorang, diantaranya adalah dengan melakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh manusia. Berbagai macam formula juga telah dirumuskan oleh para ahli kedokteran forensic dan antropologi tentang perkiraan tinggi badan misalnya, yang dikemukakan oleh Trotter – Glesser (tahun 1952, 1958). Atas dasar tersebut maka tercetus suatu pemikiran, apakah hal ini juga dapat dilakukan terhadap panjang tulang telapak tangan, guna menentukan panjang badan seseorang, dan untuk membuktikannya maka dilakukan suatu penelitian terhadap subjek penelitian orang hidup (laki-laki dan perempuan) sebanyak 261 orang. Dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat sekat lintang (cross sectional) dan uji statistik Pearson Correlation agar dapat diperoleh suatu khorelasi antara panjang telapak tangan dengan tinggi badan seseorang. Kata kunci : Formula, Panjang telapak tangan dan Metode penelitian,

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAC

The case of mutilation, the more often we meet, in the condition of the victim's body is cut into pieces. As a Forensic Medicine Expert so desperately needed a calculation to determine the heights of these victims, in order disclosure of criminal events. There are many ways that can be done to determine a person's height, such as by measuring the human body parts. Various formulas have also been formulated by medical experts and forensic anthropology of the estimated height for example, proposed by Trotter - Glesser (1952, 1958). On the basis of the then blaze a thought, whether this is also made to the long bones of your hand, in order to determine the length of one's body, and to prove it then conducted an investigation of persons living research subjects (male and female) total of 261 people. By using research methods that are bulkhead latitude (cross sectional) and Pearson Correlation statistic test to get the khorelasi between the length of your palm with a person's height. Keywords: Formula, Long palms and research methods,

DAFTAR GAMBAR

Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan zaman dan perjalanan waktu, ilmu kedokteran forensik terus berkembang menjadi suatu ilmu yang universal karena meliputi berbagai aspek ilmu pengetahuan. Salah satu bidang penting dalam ilmu kedokteran forensik yaitu, identifikasi (suatu usaha untuk mengenal kembali siapa korban/ orang yang diperiksa).1 Alfonsus Bertillon yang seorang dokter berkebangsaan Prancis (1854-1914) pertama sekali memperkenalkan pengetahuan identifikasi secara ilmiah dengan cara memanfaatkan ciri umum seseorang, seperti ukuran antropometri, warna rambut, mata dan lain sebagainya.2 Kasus mutilasi yang sering terjadi, selain dijumpai potongan tubuh korban pada bagian kepala dari leher, leher dari badan, atau pada setiap persendian anggota gerak, kemungkinan juga akan dapat kita jumpai anggota tubuh tangan yang terpisah dari lengan, hal ini dilakukan untuk menghilangkan identitas si korban. Sehingga sangatlah diperlukan keahlian khusus dalam penilaian terhadap cara/ teknik mengukur anggota tubuh tersebut dan menentukannya sebagai perkiraan panjang badan/ tinggi badan korban sewaktu masih hidup.3 Dalam keadaan termutilasi, penentuan panjang/ tinggi badan seseorang, juga dapat dilakukan melalui beberapa pengukuran. Beberapa penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang pernah dilakukan oleh ahli kedokteran Forensik dan Medikolegal. Antara lain, Penentuan Tinggi Badan Berdasarkan Tulang Panjang dan Ukuran Beberapa Bagian Tubuh, pernah diteliti oleh Amir . A. 1989,4 Penentuan Tinggi Badan Berdasarkan Formula G. S. Kler dan Dengan Menentukan Tinggi Hidung, pernah diteliti oleh Ritonga. M, 1992 5

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas dan beberapa litelatur bacaan yang telah dibaca, peneliti melihat bahwa sejauh ini belum ada dilakukan suatu penelitian untuk menentukan tinggi badan pada manusia, dengan mengukur panjang telapak tangan di kota Medan. Hal ini sangat memiliki arti penting bagi ilmu pengetahuan (umumnya) serta ilmu kedokteran forensik dan proses peradilan (khususnya), terutama dalam hal identifikasi. Oleh karena itulah, maka peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian ini. 1.2. RUMUSAN MASALAH Apakah tinggi badan manusia dapat ditentukan dengan mengukur panjang telapak tangan ? 1.3. HIPOTESA Ada khorelasi (hubungan) antara panjang telapak tangan dengan tinggi badan. 1.4. TUJUAN PENELITIAN 1.4.1 Tujuan umum Menentukan tinggi badan berdasarkan pengukuran panjang telapak tangan. 2.4.1 Tujuan Khusus Untuk menentukan jenis kelamin berdasarkan pengukuran panjang telapak tangan 1.5.

MANFAAT PENELITIAN

1.5.1

Membantu kinerja dokter dan ahli kedokteran forensik, sebagai salah satu cara

dalam memperkirakan tinggi badan baerdasrkan panjang telapak tangan untuk identifikasi pada peristiwa mutilasi atau bombing (korban yang tidak utuh). 1.5.2

Memberikan informasi serta sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ANTROPOMETRI Johan Sigismund Elsholtz adalah orang pertama yang menggunakan istilah antropometri dalam pengertian sesungguhnya (tahun 1654). Ia adalah seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman. Pada saat itu ia menciptakan alat ukur yang disebut “anthropometron”, namun pada akhirnya Elsholtz menyempurnakan alat ukurnya dan inilah cikal bakal instrumen atau alat ukur yang sekarang kita kenal sebagai antropometer. (Gambar 2.1 ).6

(A)

(B)

Gambar 2.1: (A). Papan Osteometri.6 (B). Antropometer menurut Martin.6 Pada abad 19, penelitian di bidang antropometri mulai berkembang

dari

perhitungan sederhana menjadi lebih rumit, yaitu dengan menghitung indeks. Indeks adalah cara perhitungan yang dikembangkan untuk mendeskripsikan bentuk (shape) melalui keterkaitan antar titik pengukuran. Perhitungan indeks, titik pengukuran dan cara pengukuran berkembang pesat yang berdampak pada banyaknya variasi cara klasifikasi. Hal ini berdampak pada tidak adanya standarisasi, terutama pada bidang osteometri (pengukuran tulang-tulang).7 Ini membuat para ahli tidak bisa membandingkan hasil penelitiannya karena standar pengukuran dan titik pengukuran serta indeks yang berbeda-beda.6

Universitas Sumatera Utara

Upaya standarisasi mulai dilakukan pada pertengahan abad 19 berdasarkan studi Paul Broca yang mana upaya tersebut telah telah dilakukan sejak awal 1870-an, dan kemudian disempurnakan melalui kongres ahli antropologi Jerman pada 1882 di Frankfurt yang kemudian dikenal sebagai “Kesepakatan Frankfurt”, yaitu menentukan garis dasar posisi kepala atau kranium ditetapkan sebagai garis “Frankfurt Horizontal Plane” atau “Dataran Frankfurt”. (Gambar 2.2).6

Gambar 2.2 : Dataran Frankfurt.6 Garis C adalah Dataran Frankfurt Yang merupakan bidang horizontal sejajar dengan dasar/ lantai yang melalui titik paling bawah pada satu lekuk mata (umumnya paling kiri) dan titik paling atas pada dua lubang telinga luar (porion pada tengkorak, tragion pada manusia hidup). Dataran ini merupakan patokan penilaian dan pengukuran baik pengukuran tinggi badan maupun pengukuran sudut.Perkembangan berikutnya dibuat oleh antropologi Jerman lainnya yaitu Rudolf Martin yang pada tahun 1914 penerbitkan buku yang berjudul “Lehrbuch der Anthropologie”. Selanjutnya pada tahun 1981 bersama Knussmann, Rudolf Martin memperbaharui buku tersebut.6 2.2. STRUKTUR TINGGI TUBUH MANUSIA

Universitas Sumatera Utara

Struktur tubuh manusia disusun atas berbagai macam organ yang tersusun sedemikian rupa satu dengan lainnya, sehingga membentuk tubuh manusia seutuhnya, dan kerangka adalah struktur keras pembentuk tinggi badan.

(Gambar 2.3).8

Gambar 2.3 : Anatomi kerangka tubuh manusia tampak depan dan belakang.8 Proses pertumbuhan dimulai sejak terjadi konsepsi dan berlangsung terusmenerus sampai umur dewasa, kemudian stabil dan pada usia relatif tua akan kembali berkurang. Pada saat sesudah dilahirkan, umur dapat diperkirakan sesuai golongan pertumbuhan dan perkembangan badan, antara lain bayi, balita, anak-anak, dewasa muda. Pada janin, bayi baru lahir dan anak-anak sampai masa puber, umur dapat ditentukan berdasarkan tinggi (panjang) dan berat badan. Beberapa faktor harus dipertimbangkan antara lain keturunan, bangsa, gizi dan lain-lain. Namun pada orang dewasa tua penentuan umur berdasarkan tinggi badan dan berat badan tidak dapat dipergunakan lagi.9

Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka membangun/ membentuk tinggi tubuh manusia, maka tubuh dibangun atas struktur susunan tulang-tulang/ kerangka yang terikat/ terkait satu sama lainnya, dengan demikian maka tinggi tubuh manusia akhirnya dapat diukur. Pengukuran tinggi badan manusia umumnya diukur dalam satuan centimeter (cm), ini juga didasari atas formula tentang perkiraan tinggi badan yang sudah ada, dan alat ukur yang digunakan umumnya adalah antropometer ataupun alat ukur lainnya (seperti kaliper geser/ sorong). (Gambar 2.4).10

Gambar 2.4 : Kaliper geser/ sorong.10 Tinggi badan diukur pada saat berdiri secara tegak lurus dalam sikap anatomi. Kepala berada dalam posisi sejajar dengan dataran Frankfurt. Tinggi badan adalah hasil pengukuran maksimum panjang tulang-tulang secara paralel yang membentuk poros tubuh (The Body Axix), yaitu diukur dari titik tertinggi di kepala (cranium) yang disebut Vertex, ke titik terendah dari tulang kalkaneus (the calcanear tuberosity) yang disebut heel. (Gambar 2.5).10

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5: Pengukuran tinggi badan dan tinggi titik anatomis lainnya.6 2.3. PERTUMBUHAN TULANG Kerangka merupakan organ penyangga tubuh kita sehingga tubuh dapat berdiri tegak. Ada sekitar 206 jumlah tulang manusia dewasa yang membentuk bangun tubuh manusia. Sedangkan pada anak-anak jumlah tersebut sebenarnya lebih dari 300 tulang. Proses pertumbuhan anak-anak (bayi) menjadi dewasa menyebabkan terjadinya penyatuan beberapa tulang sehingga ketika dewasa jumlahnya menjadi lebih sedikit.11 Tempat dimana dua tulang atau lebih saling berhubungan dinamakan sendi. Beberapa sendi tidak mempunyai pergerakan, namun beberapa sendi lainnya ada yang memiliki gerakan sedikit dan banyak. Mengukur tinggi badan adalah mengukur tubuh yang dibentuk oleh tulang yang dihubungkan dengan sendi.12 Struktur dasar tulang pada umumnya terdiri atas epifise, metafise dan diafise. (Gambar 2.6 dan 2.7).13

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6: Sketsa radiologis bagian caput tulang panjang.13

Gambar 2.7 : Komponen tulang panjang pada potongan sagital.14 Epifise adalah pusat kalsifikasi pada ujung-ujung tulang, metafise adalah bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng epifiseal, dan diafise sendiri adalah pusat pertumbuhan tulang yang ditemukan pada batang tulang. Pada tulang-tulang panjang ekstremitas (alat gerak) terjadi perkembangan secara osifikasi endokondral, dan osifikasi ini merupakan proses lambat dan tidak lengkap dari mulai dalam kandungan sampai usia sekitar 18-20 tahun atau bahkan dapat lebih lama lagi. Pertumbuhan manusia dimulai sejak dalam kandungan, sampai usia kira-kira 10 tahun anak pria dan wanita tumbuh dengan kecepatan yang kira-kira sama. Sejak usia 12 tahun, anak

Universitas Sumatera Utara

pria sering mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan wanita, sehingga kebanyakan pria yang mencapai remaja lebih tinggi daripada wanita.12 Pusat kalsifikasi pada ujung-ujung tulang atau dikenal dengan “Epifise Line” akan berakhir seiring dengan pertambahan usia, dan pada setiap tulang, penutupan dari garis epifise line tersebut rata-rata sampai dengan umur 21 tahun (Tabel 2.1 dan Gambar 2.8).15

Gambar 2.8 : Usia penyatuan garis epifise pada tulang-tulang kerangka.16 Hal inilah yang menjadi dasar peneliti menetapkan usia sampel penelitian (subjek penelitian) di atas 21 tahun agar tidak terjadi bias yang besar pada pengukuran, oleh karena pertumbuhan tulang yang masih berlanjut bila dilakukan di bawah usia 21 tahun. Secara teori disebutkan bahwa umumnya pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa dan juga mempunyai tungkai yang lebih panjang, tulangnya yang lebih besar dan lebih berat serta massa otot yang lebih besar dan padat. Pria mempunyai lemak sub kutan yang lebih sedikit, sehingga membuat bentuknya lebih angular. Sedangkan wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria dewasa dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan lebih sedikit

Universitas Sumatera Utara

massa otot. Wanita lebih banyak mempunyai lemak sub kutan. Wanita mempunyai sudut siku yang lebih luas, dengan akibat deviasi lateral lengan bawah terhadap lengan atas yang lebih besar.12 Seluruh permukaan tulang, kecuali permukaan yang mengadakan persendian, diliputi oleh lapisan jaringan fibrosa tebal yang dinamakan periosteum. Periosteum banyak mengandung pembuluh darah, dan sel-sel pada permukaannya yang lebih dalam bersifat osteogenik. Periosteum khususnya berhubungan erat dengan tulang-tulang pada tempat-tempat perlekatan otot, tendon, dan ligamentum pada tulang.12 Table 2.1 : Gambaran derajat garis epifise (Epiphyseal line/ union).16 Jenis Tulang

Usia (Thn)

Jenis Tulang

Usia (Thn)

Head of femur .

16-19.

Acromion.

17-19.

Greater trochanter.

19-19.

Distal femur.

17-20.

Lesser trochanter.

16-19.

Proximal tibia.

17-19.

Head of humerus.

16-23.

Proximal fibula.

16-21.

Distal humerus.

13-16.

Dista tibia.

16-19.

Medial epicondyle.

16-17.

Distal fibula.

16-19.

Proximal radius.

14-17.

Metatarsals.

15-17.

Proximal ulna.

14-17.

Iliac crest.

18-22.

Distal radius.

18-21.

Primary elements pelvis.

14-16.

Distal ulna.

18-21.

Sternal clavicle.

23-28.

Metacarpals.

14-17.

Acromial clavicle.

18-21.

2.4. MUTILASI Pada prinsipnya bahwa jenazah yang termutilasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti, akibat ledakan bom, kecelakaan pesawat terbang, termutilasi karena gigitan binatang buas serta termutilasi akibat tindak pidana pelaku mutilasi.

Universitas Sumatera Utara

Dari sekian banyak kasus mutilasi, yang sering menjadi sorotan adalah mutilasi akibat tindakan kriminal (pembunuhan dengan cara mutilasi).16 Mutilasi akibat tindakan kriminal sering dihubungkan oleh beberapa ahli dengan perilaku kejahatan seksual.17 Kasus mutilasi yang pernah tercatat dan paling terkenal di London adalah “Jack The Ripper” yang terjadi pada tahun 1888, dimana pembunuhan dengan cara mutilasi tersebut merupakan kejahatan seksual yang sangat sadis, yaitu isi bagian dalam si korban dikeluarkan dan dipotong-potong oleh si pelaku.18 Identifikasi merupakan tindakan yang mutlak dilakukan terhadap jenazah yang tidak dikenal, apalagi terhadap jenazah yang termutilasi. Untuk itu peran dokter forensik dalam melakukan pemeriksaan secara maksimal sangat diharapkan.19

Gambar 2.9 : Korban mutilasi.17 2.5. IDENTIFIKASI TULANG Upaya identifikasi pada tulang/ kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa tulang tersebut adalah : 1. Apakah tulang manusia atau hewan; 2. Apakah tulang berasal dari satu individu; 3. Berapakah usianya; 4. Berapakah umur tulang itu sendiri; 5. Jenis kelamin; 6. Tinggi badan; 7. Ras; 8. Berapa lama kematian; 9. Adakah ruda paksa/ deformitas tulang; 10. Sebab kematian.20

Universitas Sumatera Utara

Ada begitu banyak hal yang dapat diungkap dari pemeriksaan terhadap tulang/ kerangka, dan kenyataannya bahwa tinggi badan memiliki peranan penting dalam sebuah proses identifikasi. Pengetahuan identifikasi terhadap tulang sangat berperan tidak hanya pada saat organ tubuh hanya tinggal tulang-belulang saja, tetapi banyak hal yang dapat diungkap dari tulang/ kerangka tersebut pada saat masih dibaluti oleh jaringan otot, tendon dan kulit.21 Diantara hal yang dapat diungkapkan pada saat tulang terbalut jaringan lunak, adalah pengukuran panjang dari tulang-tulang panjang untuk mengukur tinggi badan, perkiraan usia korban juga dapat dilakukan dengan melihat gambaran garis epifise. Hal tersebut tentunya dapat dilakukan dengan mengukur tulang secara langsung pada organ tersebut ataupun dengan mengukur panjangnya organ dan melihat garis epifise melalui pemeriksaan radiologist.22 Identifikasi tulang belulang atau bagian potongan tulang maupun bagian tulang belulang yang masih dibaluti sebagian atau seluruh jaringan kulit yang diakibatkan oleh kasus mutilasi, gigitan binatang buas, maupun akibat lainnya sebaiknya tidak menggunakan satu prosedur pemeriksaan identifikasi, sangat disarankan agar semaksimal mungkin menggunakan berbagai metode identifikasi yang ada sehingga kesimpulan yang diperoleh dapat maksimal. Dalam penentuan tinggi badan juga sebaiknya demikian agar hasil maksimal maka disarankan untuk menggunakan seluruh bagian sisa jaringan yang ada dan menggunakan berbagai metode/ formula pengukuran yang ada.10 2.6. PERKIRAAN TINGGI BADAN Berdasarkan hal tersebut, maka diyakini bahwa tinggi badan tubuh manusia diyakini erat hubungannya dengan ukuran dari panjang tulang-tulang tersebut. Disebutkan bahwa ukuran panjang tulang-tulang panjang memiliki hubungan yang signifikan dalam memperkirakan tinggi badan manusia. Sering sekali autopsi yang dilakukan oleh ahli forensik tidak dilakukan terhadap tubuh yang masih utuh, tetapi sudah dalam keadaan rusak atau terpotong-potong.23

Universitas Sumatera Utara

Pada keadaan tubuh yang tidak lagi utuh, dapat diperkirakan tinggi badan seseorang secara kasar, yaitu dengan : 1 a) Mengukur jarak kedua ujung jari tengah kiri dan kanan pada saat direntangkan secara maksimum, akan sama dengan ukuran tinggi badan, b) Mengukur panjang dari puncak kepala (Vertex) sampai symphisis pubis dikali 2, ataupun ukuran panjang dari symphisis pubis sampai ke salah satu tumit, dengan posisi pinggang dan kaki diregang serta tumit dijinjitkan, c) Mengukur panjang salah satu lengan (diukur dari salah satu ujung jari tengah sampai ke acromion di klavicula pada sisi yang sama) dikali dua (cm), lalu ditambah lagi 34 cm (terdiri dari 30 cm panjang 2 buah klavicula dan 4 cm lebar dari manubrium sterni/ sternum), d) Mengukur panjang dari lekuk di atas sternum

(sternal notch) sampai

symphisis pubis lalu dikali 3,3, e) Mengukur panjang ujung jari tengah sampai ujung olecranon pada satu sisi yang sama, lalu dikali 3,7, f) Panjang femur dikali 4, g) Panjang humerus dikali 6. Bila pengukuran dilakukan pada tulang-tulang saja, maka dilakukan penambahan 2,5 sampai 4 cm untuk mengganti jarak sambungan dari sendi-sendi. Ketika sendi-sendi tidak lagi didapat, maka perhitungan tinggi badan dapat dilakukan dengan mengukur tulang-tulang panjang dengan menggunakan beberapa formula yang ada. 24

Ketebalan bagian tulang rawan yang hilang rata-rata (Martin-Saller, 1957) adalah : (Tabel 2.2).6

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2: Perkiraan rata-rata kehilangan tulang rawan.6 Tulang

Ujung atas

Ujung bawah

Total

Maka harus ditambah

Femur.

2,0 mm.

2,5 mm.

4,5 mm.

7,1 mm.

Humerus.

1,5 mm.

1,3 mm.

2,8 mm.

4,1 mm.

Tibia.

3,0 mm.

1,5 mm.

4,5 mm.

6,2 mm.

Radius.

1,5 mm.

1,0 mm.

2,5 mm.

3,2 mm.

Gambar 2.10 : Struktur ruas telapak tangan.24 Bila yang diukur adalah tulang yang dalam keadaan kering, maka umumnya telah terjadi pemendekan sepanjang 2 millimeter (mm) dibanding dengan tulang yang segar, yang tentunya hal tersebut harus diperhatikan dalam melakukan penghitungan tinggi badan.22 Secara spesifik Glinka menyebutkan bahwa bila ingin merekonstruksi tinggi badan manusia ketika hidup, namun rekonstruksi dilakukan dari tulang-tulang saja maka karena tulang menjadi kering harus diperhitungkan penyusutan yang terjadi untuk tiap-tiap tulang. Pada beberapa tulang disebutkan penyusutan untuk masingmasing tulang femur sebesar 2,3-2,6 mm, humerus sebesar 1,3 mm, tibia sebesar 1,7 mm dan radius sebesar 0,7 mm.5 Dalam mencari tinggi badan sebenarnya, perlu diketahui pula bahwa rata-rata tinggi badan laki-laki lebih besar dari perempuan, maka perlu ada rumus yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Apabila tidak dibedakan, maka perhitungan ratio laki-laki : perempuan adalah 100:90.16

Universitas Sumatera Utara

Secara sederhana pula, Topmaid dan Rollet membuat formula perkiraan tinggi badan yang kemudian dipopulerkan oleh Ewing pada tahun 1923, formula tersebut hanya memperkirakan apakah seseorang tersebut tinggi, sedang atau pendek, dan tidak memberi ukuran ketinggian yang begitu tepat. Dalam formula ini disebutkan bahwa panjang tulang humerus, femur, tibia dan tulang belakang masing-masing adalah 20%, 22%, 27% dan 35% dari pada ketinggian individu si empunya tulang tersebut.26 Di bawah ini akan ditampilkan beberapa formula yang ada tentang perhitungan perkiraan tinggi badan oleh beberapa ahli. A. Formula Karl Pearson.6 Formula ini telah dipakai luas diseluruh dunia sejak lama (tahun 1899). Formula ini membedakan formula untuk laki-laki dan perempuan untuk subjek penelitian kelompok orang-orang Eropa (European) dengan melakukan pengukuran pada tulang-tulang panjang yang kering. (Tabel 2.2).6 Tabel 2.3: Formula Karl Pearson untuk laki-laki dan perempuan : No 1

Laki-laki Tinggi badan = 81.306 + 1.88 x F1.

Perempuan Tinggi badan = 72.844 + 1.945 x F1.

2

Tinggi badan = 70.641 + 2.894 x HI.

Tinggi badan = 71.475 + 2.754 x H1.

3

Tinggi badan = 78.664 + 2.376 x TI.

Tinggi badan = 74.774 + 2.352 x TI.

4

Tinggi badan = 85.925 + 3.271 x RI.

Tinggi badan = 81.224 + 3.343 x R1.

5

Tinggi badan = 71.272 + 1.159 x (F1 + T1).

Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1+T1).

6

Tinggi badan = 71.443 + 1.22 x (F1 + 1.08 x TI).

Tinggi badan = 69.154 + 1.126 x (F1 + 1.125 x T1).

7

Tinggi badan = 66.855 + 1.73 x (H1 + R1).

Tinggi badan = 69.911 + 1.628 x (H1+R1).

Universitas Sumatera Utara

Nota

8

Tinggi badan = 69.788 + 2.769 x (H1 + 0.195 x R1).

Tinggi badan = 70.542 + 2.582 x (H1 + 0.281 x RI).

9

Tinggi badan = 68.397 + 1.03 x F1 + 1.557 x HI.

Tinggi badan = 67.435 + 1.339 x F1 + 1.027 x H1.

10

Tinggi badan = 67.049 + 0.913 x F1 + 0.6 x T1 + 1.225 x HI – 0.187 x RI.

Tinggi badan = 67.469 + 0.782 x F1 + 1.12 x T1 + 1.059 x H1 – 0.711 x R1.

:

F1

-

panjang maksimal tulang paha (femur).

H1

-

panjang maksimal tulang lengan atas (humerus).

R1

-

panjang maksimal tulang pengumpil (radius).

T1

-

panjang maksimal tulang kering (tibia).

B. Formula Trotter-Glesser (1952).5 Formula ini memakai subjek penelitian orang-orang Amerika kulit hitam (negro) dan kulit putih yang berusia antara 28-30 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Pertama sekali diteliti pada tahun 1952 oleh Trotter dan kemudian disempurnakan oleh Krogman dan Iscan pada tahun 1977. (Tabel 2.4).16 Tabel 2.4: Formula Trotter-Glesser (1952). Male Whites Stature = 63.05 + 1.31 (femur + Fibula) ± 3.63 cm.

Male Negroes Stature = 67.77 + 1.20 (femur + fibula) ± 3.63 cm.

Stature =

67.09 + 1.26 (femur + tibia) ± 3.74 cm.

Stature =

71.75 + 1.15 (femur + tibia) ± 3.68 cm;

Stature =

75.50 + 2.60 fibula ± 3.86 cm.

Stature =

72.22 + 2.10 femur ± 3.91 cm.

Stature =

65.53 + 2.32 femur ± 3.94 cm.

Stature =

85.36 + 2.19 tibia ± 3.96 cm.

Stature =

81.93 + 2.42 tibia ± 4.00 cm.

Stature =

80.07 + 2.34 fibula ± 4.02 cm.

Universitas Sumatera Utara

Stature =

67.97 + 1.82 (humerus + raditis) ± 4.31 cm.

Stature =

73.08 + 1.66 (humerus + raditis) ± 4.18 cm.

Stature =

66.98 + (humerus + ulna) ± 4.37 cm.

Stature =

70.67 + 1.65 (humerus + ulna) ± 4.23 cm.

Stature =

78.10 + 2.89 humerus ± 4.57 cm.

Stature =

75.48 + 2.88 humerus ± 4.23 cm.

Stature =

79.42 + 3.79 radius ± 4.66 cm.

Stature =

85.43 + 3.32 radius ± 4.57 cm.

Stature =

75.55 + 3.76 ulna ± 4.72 cm.

Stature =

82.77 + 3.20 ulna ± 4.74 cm.

Male Whites

Male Negroes

Stature =

50.12 + 0.68 humerus + 1.17 femur + 1.15 tibia ± 3.51 cm.

Stature =

56.33 + 0.44 humerus – 0.20 radius + 1.46 femur + 0.86 tibia ± 3.22 cm.

Stature =

53.20 + 1.39 (femur + tibia) ± 3.55 cm.

Stature =

58.54 + 1.53 femur + 0.96 tibia ± 3.23 cm.

Stature =

53.07 + 1.48 femur + 1.28 tibia ± 3.55cm.

Stature =

59.72 + 1.26 (femur + tibia ) ± 3.28 cm.

Stature =

59.61 + 2.93 fibula ± 3.57 cm.

Stature =

59.76 + 2.28 femur ± 3.41 cm.

Stature =

61.53 + 2.90 tibia ± 3.66 cm.

Stature =

62.80 + 1.08 humerus + 1.79 tibia ± 3.58 cm.

Stature =

52.77 + 1.35 humereus + 1.95 tibia ± 3.67 cm.

Stature =

72.65 + 2.45 tibia ± 3.70 cm.

Stature =

54.10 + 2.47 femur ± 3.72 cm.

Stature =

70.90 + 2.49 fibula ± 3.80 cm.

Stature =

54.93 + 4.74 radius ± 4.24 cm.

Stature =

64.67 + 3.08 humerus ± 4.25 cm.

Stature =

57.76 + 4.27 ulna

Stature =

75.38 + 3.31 ulna

Universitas Sumatera Utara

± 4.20 cm. Stature =

± 4.83 cm.

57.97 + 3.36 humerus ± 4.45 cm.

Stature =

94.51 + 2.75 radius ± 5.05cm.

C. Formula Trotter-Glesser (1958).1 Formula yang dipopulerkan dalam buku Martin-Knussmann (1988) ini memakai subjek penelitian kelompok laki-laki ras mongoloid. (Tabel 2.5).6 Tabel 2.5: Formula Trotter-Glesser (1958).

Nota :

No.

Tinggi badan

1

2.68 X (H1) + 83.2 ± 4.3.

2

3.54 X (R1) + 82.0 ± 4.6.

3

3.48 X (U1) + 77.5 ± 4.8.

4

2.15 X (F1) + 72.6 ± 3.9.

5

2.39 X (T1) + 81.5 ± 3.3.

6

2.40 X (Fi1) + 80.6 ± 3.2.

7

1.67 X (H1 + R1) + 74.8 ± 4.2.

8

1.68 X (H1 + U1) + 71.2 ± 4.1.

9

1.22 X (F1 + T1) + 70.4 ± 3.2.

10

1.22 X (F1 + Fi1) + 70.2 ± 3.2.

Angka dengan tanda ± adalah nilai Standard Error, yang dapat dikurangi atau ditambah pada nlai yang diterima dari kalkulasi. Makin kecil SE, makin tepat taksiran menurut rumus regresi.

D. Formula Modifikasi Trotter-Glesser.16

Universitas Sumatera Utara

Merupakan formula Trotter-Glesser tahun 1952 yang dimodifikasi pada tahun 1977 oleh Krogman dan Iscan (Tabel 2.6). Tabel 2.6: Formula Modifikasi Trotter-Glesser WHITE MALES SE 3.08 Hum + 70.45 3.78 Rad + 79.01 3.70 Ulna + 74.05 2.38 Fem + 61.41 2.52 Tib + 78.62 2.68 Fib + 71.78 1.30 (Fem + 63.29 + Tib) 1.42 Fem + 1.24 Tib + 59.88 0.93 Hum + 1.94 Tib + 69.30 0.27 Hum + 1.32 Fem + 1.16 Tib + 58.57

WHITE MALES

4.05 4.32 4.32 3.27 3.37 3.29 2.99 2.00 3.26 2.99

BLACK MALES SE 3.26 Hum + 62.10 3.42 Rad + 81.56 3.26 Ulna + 79.29 2.11 Fem + 70.35 2.19 Tib + 86.02 2.19 Fib + 85.65 1.15 (Fem + 71.04 + Tib ) 0.66 Fem + 1.62 Tib + 76.13 0.90 Hum + 1.78 Tib + 71.29 0.89 Hum + 1.01 Rad + 0.38 Fem + 1.92 Tib + 74.56

4.43 4.30 4.42 3.94 3.78 4.08 3.53 3.49 3.49 3.38

BLACK MALES

SE

SE

3.36 Hum +

57.97

4.45

3.08 Hum

+

64.67

4.25

4.74 Rad

+

54.93

4.24

3.67 Rad

+

71.79

4.59

4.27 Ulna +

57.76

4.30

3.31 Ulna

+

75.38

4.83

2.47 Fem +

54.10

3.72

2.28 Fem

+

59.76

3.41

2.90 Tib

+

61.53

3.66

2.45 Tib

+

72.65

3.70

2.93 Fib

+

59.61

3.57

2.49 Fib

+

70.90

3.80

1.39 (Fem + + Tib) 1.48 Fem +

53.20

3.55

+

59.72

3.28

1.28 Tib + 53.07 1.95 Tib +

3.55

1.26 (Fem + Tib) 1.53 Fem

+

0.96 Tib + 58.54 3.23

3.67

1.08 Hum

+

1.79 Tib

1.35 Hum +

3.58

Universitas Sumatera Utara

0.68 Hum +

52.77 1.17 Fem + 1.15 Tib + 50.122

3.51

0.44 Hum

+

0.20 Rad + 1.46 3.22 Fem + 0.86 Tib + 56.33

E. Formula Dupertuis dan Hadden.5 Merupakan formula yang didasarkan atas penelitian terhadap tulang-tulang panjang pada orang Amerika.(Tabel 2.7).16 Tabel 2.7: Formula Dupertuis dan Hadden. Men

Cm

Women

Cm

2.238 (Femur)

+

69.089

2.317 (Femur)

+ 61.412

2.392 (Tibia)

+

81.688

2.533 (Tibia)

+ 72.572

2.970 (Humerus)

+

73.570

3.144 (Humerus)

+ 64.977

3.650 (Radius)

+

80.405

3.876 (Radius)

+ 73.502

1.225 (Femur + Tibia)

+

69.294

1.233 (Femur + Tibia)

+ 65.213

1.728 (Humerus + Radius)

+

71.429

1.984 (Humerus + Radius)

+ 55.729

1.422 (Femur) + 1.062 (Tibia)

+

66.544

1.657 (Femur) + 0.879 (Tibia)

+ 59.259

1.789 (Humerus) + 1.841 (Radius)

+

66.400

2.164 (Humerus) + 1.525 (Radius)

+ 60.344

1.928 (Femur) 0.568 (Humerus)

+

64.505

2.009 (Femur) 0.566 (Humerus)

+ 57.600

1.442 (Femur) + 0.931 (Tibia) + 0.083 (Humerus) + 0.480 (Radius)

+

56.006

1.544 (Femur) + 0.764 (Tibia) + 0.126 (Humerus) + 0.295 (Radius)

+ 57.495

F. Formula Telkka.16 Merupakan formula yang didasarkan dari pemeriksaan terhadap orang-orang Finisia (Finnish) (Tabel 2.8) Tabel 2.8: Formula Telkka

Universitas Sumatera Utara

MEN

SE

WOMEN

SE

169.4 + 2.8 (Humerus – 32.9)

5.0

156.8 + 2.7 (Humerus – 30.7)

3.9

169.4 + 3.4 (Radius – 22.7)

5.0

156.8 + 3.1 (Radius – 20.8)

4.5

169.4 + 3.2 (Ulna – 23.1)

5.2

156.8 + 3.3 (Ulna – 21.3)

4.4

169.4 + 2.1 (Femur – 45.5)

4.9

156.8 + 1.8 (Femur – 41.8)

4.0

169.4 + 2.1 (Tibia – 36.6)

4.6

156.8 + 1.9 (Tibia – 33.1)

4.6

169.4 + 2.5 (Fibula – 36.1)

4.4

156.8 + 2.3 (Fibula – 32.7)

4.5

G. Formula Parikh.26 Formula ini didasarkan atas pemeriksaan terhadap tulang-tulang kering. Tabel 2.9: Formula Parikh No

Laki-laki

Perempuan

1

TB (Cm) = Humerus x 5.31

TB (Cm) = Humerus x 5.31

2

TB (Cm) = Radius

x 6.78

TB (Cm) = Radius

x 6.70

3

TB (Cm) = Ulna

x 6.00

TB (Cm) = Ulna

x 6.00

4

TB (Cm) = Femur

x 3.82

TB (Cm) = Femur

x 3.80

5

TB (Cm) = Tibia

x 4.49

TB (Cm) = Tibia

x 4.46

6

TB (Cm) = Fibula

x 4.46

TB (Cm) = Fibula

x 4.43

H. Formula Mohd. Som dan Syed Abdul Rahman.26 Formula hasil kajian Mohd. Som (Tahun 1990) dan Syed Abdul Rahman (Tahun 1991) di Malaysia ini didasarkan atas penelitian terhadap jenis kelamin laki-laki dari 3 suku bangsa terbesar di Malaysia (Tabel 2.10). Tabel 2.10: Formula Mohd. Som dan Syed Abdul Rahman. Lelaki Melayu

Lelaki Cina

Y = 2.44 H + 101.6

y

=

2.48 H + 101.9

Y = 1.96 R + 117.9

y

=

3.05 R + 91.8

Y = 1.86 U + 119.1

y

=

1.49 U + 130.0

Y = 1.30 T + 122.5

y

=

1.95 T + 97.7

Universitas Sumatera Utara

I.

Y = 0.93 F + 133.0

y

=

1.35 F + 117.5

Y = 1.16Fi + 127.1

y

=

1.68Fi + 108.5

Lelaki India

Pengertian:

Y = 3.71 H + 69.3

Y

=

Anggaran ketinggian (cm)

Y = 5.32 R + 35.5

H

=

Panjang humerus (cm)

Y = 6.86 U + (-7.4)

R

=

Panjang radius (cm)

Y = 2.72 T + 70.2

U

=

Panjang ulna (cm)

Y = 2.59 F + 71.3

T

=

Panjang tibia (cm)

Y = 2.15Fi + 92.4

F

=

Panjang femur (cm)

Formula Antropologi Ragawi UGM.25 Merupakan formula perkiraan tinggi badan untuk jenis kelamin pria orang

dewasa suku Jawa (Tabel 2.11). Tabel 2.11: Formula Antropologi Ragawi UGM Tinggi badan

=

897 + 1.74

Y (femur kanan)

Tinggi badan

=

822 + 1.90

Y (femur kiri)

Tinggi badan

=

879 + 2.12

Y (tibia kanan)

Tinggi badan

=

847 + 2.22

y

(tibia kiri)

Tinggi badan

=

867 + 2.19

y

(fibula kanan)

Tinggi badan

=

883 + 2.14

y

(fibula kiri)

Tinggi badan

=

847 + 2.60

y

(humerus kanan)

Tinggi badan

=

805 + 2.74

y

(humerus kiri)

Tinggi badan

=

842 + 3.45

y

(radius kanan)

Tinggi badan

=

862 + 3.40

y

(radius kiri)

Tinggi badan

=

819 + 3.15

y

(ulna kanan)

Tinggi badan

=

847 + 3.06

y

(ulna kiri )

Keterangan: Semua ukuran dalam satuan millimeter (mm).

Universitas Sumatera Utara

J. Formula Djaja Surya Atmadja.25 Merupakan formula yang dilakukan

oleh Jaya terhadap orang dewasa yang

hidup, panjang tulang-tulang panjang diukur dari luar tubuh, berikut kulit di luarnya (Tabel 2.12). Tabel 2.12: Formula Djaja Surya Atmadja Pria :

TB = 72,9912 + 1,7227 (tib) + 0,7545 (fib) (± 4,2961 cm) TB = 75,9800 + 2,3922 (tib) (± 4,3572 cm) TB = 80,8078 + 2,2788 (fib) (± 4,6186 cm)

Wanita :

TB = 71,2817 + 1,3346 (tib) + 1,0459 (fib) (± 4,8684 cm) TB = 77,4717 + 2,1889 (tib) (± 4,9526 cm) TB = 76,2772 + 2,2522 (fib) (± 5,0226 cm)

K. Formula Amri Amir.3 Formula yang dibuat oleh Prof.dr.Amri Amir pada tahun 1989 ini dibuat berdasarkan pemeriksaan terhadap orang hidup pada laki-laki dan perempuan dewasa muda (Tabel 2.13 – 2.16).

Tabel 2.13: Formula Amri Amir (1) Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan tulang panjang pada laki-laki dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang : r2

No T u l a n g

Rumus Regresi

1

Humerus

1.34

X

H

+

123.43

0.22

2

Radius

3.13

X

Ra

+

87.91

0.45

3

Ulna

2.88

X

U

+

91.27

0.43

4

Femur

1.42

X

Fe

+

109.28

0.30

Universitas Sumatera Utara

5

Tibia

1.12

X

T

+

124.88

0.23

6

Fibula

1.35

X

Fi

+

117.20

9.29

Tabel 2.14: Formula Amri Amir (2) Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan ukuran beberapa bagian tubuh pada laki-laki dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang : r2

No Bagian Tubuh

Rumus Regresi

1

Rentang tangan

0.64

X

RT

+

56.98

0.62

2

Lengan

0.99

X

L

+

89.01

0.46

3

Lengan bawah

1.81

X

LB

+

83.65

0.52

4

Symphisis kaki

1.09

X

SK

+

71.59

0.62

5

Dagu vertex

2.47

X

DV

+

104.53

0.14

6

Clavicula

2.27

X

C

+

130.30

0.14

Keterangan : Panjang lengan bawah diukur jarak antara olecranon sampai ke ujung jari tangan tengah. Tabel 2.15: Formula Amri Amir (3) Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan tulang panjang pada wanita dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang: r2

No T u l a n g

Rumus Regresi

1

Humerus

1.46

X

H

+

111.33

0.32

2

Radius

1.50

X

Ra

+

119.58

0.30

3

Ulna

2.85

X

U

+

86.75

0.46

4

Femur

0.79

X

Fe

+

124.67

0.17

5

Tibia

1.33

X

T

+

110.70

0.26

6

Fibula

1.71

X

Fi

+

99.20

0.36

Tabel 2.16: Formula Amri Amir (4)

Universitas Sumatera Utara

Rumus regresi hubungan tinggi badan dengan ukuran beberapa bagian tubuh pada wanita dengan nilai R2 untuk masing-masing tulang: r2

No Bagian Tubuh

Rumus Regresi

1

Rentang tangan

0.64

X

RT

+

53.64

0.69

2

Lengan

0.87

X

L

+

92.65

0.39

3

Lengan bawah

1.83

X

LB

+

78.36

0.44

4

Symphisis kaki

0.98

X

SK

+

76.92

0.56

5

Dagu vertex

0.49

X

DV

+

143.30

0.02

6

Clavicula

2.15

X

C

+

124.58

0.27

L. Formula India. Faktor perkalian untuk menentukan tinggi badan pada orang di beberapa negara bagian India oleh beberapa peneliti India (Tabel 2.17).26 Tabel 2.17. Formula perkalian penentuan tinggi badan di India Bones

Multiplication factors to get the stature For Bengal, bihar and

For U.P

For Punjabi

Orissa, Pan ( 1924)

Nat (1931)

Siddiqui & Shah (1944)

Male

Female

Male

Male

Femur

3.82

3.8

3.7

3.6

Tibia

4.49

4.46

4.48

4.2

Fibula

4.46

4.43

4.48

4.4

Humerus

5.31

5.31

5.3

5.0

Radius

6.78

6.7

6.9

6.3

Ulna

6.0

6.0

6.3

6.0

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep penelitian TINGGI BADAN

---------------

PANJANG TELAPAK TANGAN

---------------

JENIS KELAMIN

3.2 Definisi operasional penelitian Penilaian

Definisi

TINGGI BADAN

Tinggi badan adalah mengukur tinggi badan mulai dari puncak kepala (vertex) sampai ketumit (heel) Panjang telapak tangan adalah panjang yang diukur dari ujung jari tangan yang terjauh (gelangan terpanjang) hingga pergelangan tangan (padapermuka an tonjolan dari mata tangan kiri dan kanan (malleolus medialis dan lateralis)

PANJANG TELAPAK TANGAN

Cara pemeriksaan badan berdiri tegak lurus sempurna, kepala berada dalam posisi dataran.

Alat ukur Menggun akan alat ukur yang terbuat dari Stature 2 meter.

Skala penelitian Numerik rasio.

Satuan ukur Satuan centimeter

Posisi tangan di letakkan di atas meja (alas),dengan telapak tangan dalam sikap terbuka (ekstensi) serta jari jemari dirapatkan.

Kaliper geser

Numerik rasio.

Satuan centimeter

Universitas Sumatera Utara

JENIS KELAMIN

Penilaian manusia atas 2 kelompok jenis kelamin.

Dengan pengamatan langsung (kondisi fisik dari kriteria sekunder) atau kartu identitas.

Kartu identitas

Jenis kelamin Pria atau jenis kelamin wanita

Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan menggunakan desien penelitian cross sectional 4.2 Tempat dan waktu penelitian a.

Tempat penelitian Dilakukan di Departeman Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK USU RSU

Provinsi. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan. b.

Waktu penelitian Dilaksanakan dalam periode waktu 2 bulan (4 juli 2011 sampai dengan 30

Agustus 2011). 4.3 Populasi dan sampel a.

Populasi

1.

Populasi target Semua kepaniteraan klinis junior kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan

klinik di RSU Provinsi. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan.. 2.

Populasi terjangkau Semua kepaniteraan klinis junior kedokteran yang sedang menjalani kepaniteraan

klinik ilmu kedokteran forensik dan medikolegal di RSU Provinsi. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan . b.

Sampel

1.

Kriteria sampel inklusi

a. Kepaniteraan klinis junior kedokteran yang sedang melakukan pendidikan kepaniteran klinik ilmu kedokteran forensik dan medikolegal di RSU Provinsi.

Universitas Sumatera Utara

H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan, yang bersedia dijadikan sempel penelitian. b. Kepaniteraan klinis junior kedokteran (laki-laki dan perempuan) yang berusia lebih dari 21 tahun, sehat fisik (tidak cacat) dan mental. 2.

Kriteria sampel ekslusi

a.

Subjek yang menggunakan penutup kepala dimana tidak dapat ijin untuk dibuka di muka orang lain (berjilbab), sehingga tidak dapat diukur tinggi badan dengan benar.

b.

Subjek yang memiliki kuku-kuku pada ujung jari telapak tangan kanan dan/ atau kiri yang panjang, sehingga tidak dapat diukur panjang telapak tangan kanan dan/ atau kiri dengan benar.

3.

Estimasi besar sampel. n=

(Z1-α/2 + Z1-β)2

+3

0,5 1n {(1+r) (1-r)} Dimana : n adalah : besar sampel minimum. Z1-α/2 adalah : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α 5 % = 1,96 Z1-β adalah : nilai distribusi baku (tabel Z) pada β 10 % = 1,282 r adalah : perkiraan koefisien korelasi (0,2). 4.

Cara pengambilan sampel Pengambilan sampel dengan cara: Populasi total sampling

4.4 Variabel penelitian a.

Variabel independen/ bebas/ risiko : Telapak tangan kanan dan kiri, jenis kelamin.

b.

Variabel dependen/ tergantung/ hasil : Tinggi badan.

4.5 Bahan dan alat penelitian

Universitas Sumatera Utara

a.

Bahan penelitian. Telapak tangan kanan dan kiri dari subjek yang akan diteliti yang memenuhi

kriteria inklusi. b.

Alat penelitian 1. Lembar data hasil pengukuran subjek penelitian. 2. Caliper (caliper geser) alat ukur telapak tangan yang terbuat dari logam stainless stell hardener. 3. Alat ukur tinggi badan dengan alat Stature 2 meter.

4.6 Prosedur pengumpulan data dan analisa data a.

Editing Memeriksa ketepatan dan kelengkapan semua data yang diperoleh. Data yang

belum lengkap atau ada kesalahan dilengkapi dengan mewawancarai ulang subjek penelitian. b.

Koding Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian

diberi kode secara manual sebelum diolah dengan computer. c.

Entri Memasukkan data yang telah dibersihkan kedalam program computer.

d.

Cleaning data Memeriksa semua data yang telah dimasukkan kedalam program computer agar

tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data. e.

Saving Menyimpan data untuk siap dianalisis.

f.

Analisa data Data dianalisis untuk mencari chorelasi person dan regresi linier dengan

menggunakan tehnik komputerisasi, menggunakan program SPSS 17.0 (Statistic Product and Service Solution), dan akan disajikan dalam tabel distribusi frekwensi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1

HASIL PENELITIAN Penelitian penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak tangan ini

dilakukan terhadap 261 orang (91 orang laki-laki dan 170 orang perempuan) dalam periode bulan Desember 2010 sampai dengan januari 2011, dan di susun dalam tabel. Berikut ini dipaparkan perincian tabel dan data deskriptifnya. Tabel 5.1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin

n

Laki-laki

Persentase (%)

91

34.87

Perempuan

170

65.13

Total

261

100

Dari tabel 5.1 didapat distribusi subjek penelitian berdasarkan Jenis Kelamin dengan kelompok partisipasi terbanyak adalah perempuan sebanyak 170 orang (65,13 %) dan laki-laki 91 orang (34,87 %). Tabel 5.2 Tabel sebaran responden menurut ukuran tinggi badan, panjang telapak tangan kanan dan kiri Pengukuran

n

Minimum Maksimum

Tinggi badan (cm)

261 150.3

Telapak tangan kanan (cm)

261

15.2

19.8

Telapak tangan kiri (cm)

261

15.1

19.7

181

Dari tabel 5.2 didapatkan sebaran responden berdasarkan beberapa ukuran antara lain dengan perincian:

Universitas Sumatera Utara

a. Tinggi badan minimum 150,3 cm dan maksimum 181 cm. b. Panjang telapak tangan kanan minimum 15,2 cm dan maksimum 19,8 cm. c. Panjang telapak tangan kiri minimum 15,1 cm dan maksimum 19,7 cm. Tabel 5.3 : Hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan Pengukuran

Pearson Correlation (r)

N

P

Panjang telapak tangan kanan

0.680

261

< 0.0001

dengan Tinggi Badan Dari tabel 5.3 didapatkan adanya hubungan (korelasi) yang signifikan antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kanan pada 261 responden dengan nilai r = 0.680 Tabel 5.4 : Hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan Pengukuran

Pearson Correlation (r)

N

p

Panjang telapak tangan Kiri

0.684

261

< 0.0001

dengan Tinggi Badan Dari tabel 5.4 didapatkan adanya hubungan (korelasi) yang signifikan antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kiri pada 261 responden dengan nilai r = 0.684 Tabel 5.5 Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan Pengukuran Konstanta Panjang telapak tangan kanan

B

SE

Beta

p

71.395

6.044

-

< 0.0001

5.436

0.364

0.680

< 0.0001

Dari tabel 5.5 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang cukup kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kanan ,yaitu: Tb= 71.395 + 5.436 (panjang telapak tangan kanan)

Universitas Sumatera Utara

Linear Regression   

180.00 



tb = 71.40 + 5.44* pjtelapakkanan    = 0.46 R-Square 

tinggi badan

170.00

160.00

                    

                                                          

        



  

  

  



       



150.00



16.00

17.00

18.00

19.00

panjang telapak kanan Gamba r 5.1 Sebaran hubungan antara panjang telapak kanan dengan tinggi badan Korelasi pearson = 0.680, p=0.0001 artinya ada hubungan yang kuat antara panjang telapak kanan dengan tinggi badan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.6 Regresi hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan Pengukuran Konstanta Panjang telapak tangan kanan

B

SE

Beta

p

72.039

5.945

-

< 0.0001

5.458

0.362

0.684

< 0.0001

Dari tabel 5.6 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang cukup kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kiri, yaitu: Tb= 72.039 + 5.458 (panjang telapak tangan kiri)

Linear Regression  

180.00





tb = 72.04 + 5.46 * pjtelapakkiri    R-Square = 0.47

tinggi badan

170.00

160.00

    

        

                                                                      

       



  



   





        



150.00



15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

panjang telapak kiri

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.2 Sebaran hubungan antara panjang telapak kiri dengan tinggi badan Korelasi pearson = 0.684, p=0.0001 artinya ada hubungan yang kuat antara panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan Tabel 5.7 Perbandingan panjang telapak tangan kanan – kiri antara kaki-laki dengan perempuan Pengukuran

N

Panjang telapak tangan kanan laki-laki Panjang telapak tangan kanan perempuan Panjang telapak tangan kiri laki-laki Panjang telapak tangan kiri perempuan

Mean

Sd

91

17.1637 0.66892

170

16.2918 0.65330

91

16.9824 0.66359

170

16.1053 0.65527

Dari table 5.7 diperoleh sebaran nilai rata-rata panjang telapak tangan kanan pada laki-laki adalah 17.1637 cm, pada perempuan 16.2918 cm, sedangkan rata-rata panjang telapak tangan kiri pada laki-laki adalah 16.9824 cm dan pada perempuan adalah 16.1053 cm. Tabel 5.8 Hubungan panjang telapak tangan kanan dan kiri dengan tinggi badan pada laki-laki Pengukuran

Pearson Correlation (r)

Panjang telapak tangan kanan 0.496

n

p

91

< 0.0001

91

< 0.0001

dengan tinggi badan Panjang telapak tangan kiri

0.511

dengan tinggi badan Dari tabel 5.8 didapatkan adanya hubungan (korelasi) yang tidak signifikan antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kanan dan kiri pada 91 responden laki-

Universitas Sumatera Utara

laki dengan nilai r untuk panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan sebesar 0.496 dan nilai r untuk panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan sebesar 0.511

Tabel 5.9 Hubungan panjang telapak tangan kanan dan kiri dengan tinggi badan pada perempuan Pengukuran

Pearson Correlation (r)

Panjang telapak tangan kanan 0.550

N

p

170

< 0.0001

170

< 0.0001

dengan tinggi badan Panjang telapak tangan kiri

0.545

dengan tinggi badan Dari tabel 5.9 didapatkan adanya hubungan (korelasi) yang tidak signifikan antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kanan dan kiri pada 170 responden perempuan dengan nilai r panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan sebesar 0.550 dan nilai r panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan sebesar 0.545 Tabel 5.10 Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (pria) Pengukuran

B

SE

Beta

p

Konstanta

92.576

13.857

-

< 0.0001

Panjang telapak tangan kanan

4.346

0.807

0.496

< 0.0001

Dari tabel 5.10 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang kurang kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kiri menurut jenis kelamin (pria).

Universitas Sumatera Utara

TB (laki-laki) = 92.576 + 4.346 (panjang telapak tangan kanan) Tabel 5.11 Regresi hubungan panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (pria) Pengukuran

B

SE

Beta

p

Konstanta

90.576

13.685

-

< 0.0001

4.511

0.805

0.511

< 0.0001

Panjang telapak tangan kanan

Dari tabel 5.11 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang kurang kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kiri menurut jenis kelamin (pria). TB (laki-laki) = 90.576 + 4.511 (panjang telapak tangan kiri) Tabel 5.12 Regresi hubungan panjang telapak tangan kanan dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (perempuan) Pengukuran

B

Konstanta

104.536 6.351

Panjang telapak tangan kanan

SE 3.321 0.390

Beta

p

-

< 0.0001

0.550

< 0.0001

Dari tabel 5.12 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang kurang kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kanan menurut jenis kelamin (perempuan). TB (perempuan) = 104.536+ 3.321 (panjang telapak tangan kanan) Tabel 5.13 Regresi hubungan panjang telapak tangan Kiri dengan tinggi badan menurut jenis kelamin (perempuan) Pengukuran

B

SE

Beta

p

Konstanta

105.714

6.279

-

< 0.0001

3.286

0.390

0.511

< 0.0001

Panjang telapak tangan kanan

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 5.13 didapatkan rumus regresi yang menunjukkan nilai hubungan yang kurang kuat antara tinggi badan dengan panjang telapak tangan kiri menurut jenis kelamin (perempuan). TB (perempuan) = 105.714 + 3.286 (panjang telapak tengan kiri)

5.2

PEMBAHASAN Dari seluruh total sampel yang diperiksa (261sampel) diperoleh bahwa

tabulasi hasil analisa data yang dibuat oleh komputer untuk memudahkan analisa statistik, jelas terlihat bahwa gambaran visualisasi dengan grafik bergaris linier seimbang yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara panjang telapak tangan baik kanan maupun kiri dengan tinggi badan. Maka semakin panjang telapak tangan, akan diikuti dengan semakin bertambahnya tinggi badan. Sedangkan hubungan antara panjang telapak tangan baik kanan maupun kiri dengan tinggi badan berdasarkan jenis kelamin kurang signifikan. Dari rumus regresi yang diperoleh maka peneliti mencoba melakukan pengujian dengan beberapa rumus (formula) yang sudah ada, seperti Trotter-Glesser (1958), Antropologi Ragawi UGM dan Amri Amir. Sebagai catatan, peneliti menggunakan jaringan yang masih terbalut sendi, otot dan kulit, sedangkan rumus/ formula yang akan dibandingkan didasarkan atas penelitian yang menggunakan tulang-tulang telapak tangan dalam keadaan kering, sehingga perlu diperhatikan bahwa untuk memasukkan ke dalam rumus/ formula yang ada sebenarnya haruslah terlebih dahulu mengurangi nilai hasil pengukuran panjang telapak tangan sebanyak

Universitas Sumatera Utara

2.5 sampai 4 cm sebagai pengurangan terhadap sambungan sendi-sendi, otot dan kulit, agar terjadi relevansi dengan rumus regresi yang di perbuat oleh peneliti, dalam penelitian ini dilakukan pengurangan terhadap hasil pengukuran telapak tangan sebanyak 2.5 cm sebelum dimasukkan ke dalam rumus/ formulanya. Dengan pertimbangan bahwa pengurangan untuk ketebalan otot dan kulit serta persendian harus diperhitungkan.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.3

KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa ada hubungan yang

sangat kuat (signifikan) dalam hal perkiraan tinggi badan seseorang dengan mengukur panjang telapak tangan kanan maupun kiri, sehingga tinggi badan seseorang dapat ditentukan dengan mengukur panjang telapak tangan orang tersebut, rumus regresi yang dipergunakan: Tb= 72.039 + 5.458 (panjang telapak tangan kiri) Tb= 71.395 + 5.436 (panjang telapak tangan kanan) Dari hasil penelitian dan pembahasan juga diperoleh, bahwa ada hubungan yang kurang kuat (tidak signifikan) dalam hal perkiraan tinggi badan seseorang dengan mengukur panjang telapak tangan kanan maupun kiri berdasarkan jenis kelamin, oleh karena memiliki banyak faktor yang mempengaruhi (error),rumus regresi yang dipergunakan: TB (laki-laki) = 92.576 + 4.346 (panjang telapak tangan kanan) TB (laki-laki) = 90.576 + 4.511 (panjang telapak tangan kiri) TB (perempuan) = 104.536+ 3.321 (panjang telapak tangan kanan) TB (perempuan) = 105.714 + 3.286 (panjang telapak tengan kiri) 6.4

SARAN 1. Kiranya dapat dilakukan penelitian terhadap beberapa panjang ruas tubuh lainnya dengan sampel yang lebih besar pula. 2. Perlu dilakukan ulasan, kajian dan penelitian agar dapat diperkirakan hubungan tinggi badan pada kelompok umur di bawah 21 tahun. 3. Perlu kiranya penelitian lebih lanjut khusus berdasarkan suku-suku yang ada di Indonesia, seperti yang dilakukan di India.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1.

Amir A. Identifikasi. Dalam: Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK-USU. Medan. 2005: 178-203.

2.

Wahid SA. Identifikasi, dalam: Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur; 1993.13-48, 5678.

3.

Nandy A. Identification of An Individual. In: Principles of Forensic Medicine. New Central Book Agency (P) Ltd. Calcutta. 1996: 47-109.

4.

Amri A. Laporan Hasil Penelitian Tinggi Badan Dari Tulang Panjang dan Ukuran. Beberapa Bagian Tubuh. Lembaga Penelitian. Medan : 1989.1 – 57.

5.

Ritonga M, Singh A Laporan Penelitian Penentuan Tinggi Badan Berdasarkan. Formula G.S.Kler Dengan menentukan Tinggi Hidung Pada Mahasiswa / wi Fakultas Kedokteran USU Dan UISU. Lembaga Penelitian, Medan : 1992. 1 – 24 .

6.

Glinka J. Antropometri dan Antroposkopi. Edisi 3. Fisip Universitas Airlangga. Surabaya. 1990: 1-77.

7.

Glinka J. Artaria MD. Koesbardiati T. Metode Pengukuran Manusia. Airlangga University Press. Surabaya: 2008. 1-66.

8.

Chadha PV. Identifikasi. Dalam: Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V. Alih Bahasa Johan Hutauruk. Widya Medika. Jakarta. 1995: 24-45.

9.

Krogman WM. Iscan MY. Osteometry. In: The Human Skeleton In Forensic Medicine. Charles C. Thomas Publisher. Illionis. 1986: 518-532.

10.

Snell RS. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Bagian 1. Edisi 3. Alih Bahasa Adji Dharma. EGC. Jakarta. 1997:1-55.

Universitas Sumatera Utara

11.

Maat GJR. Panhuysen RGAM. Mastwijk RW. Manual for The Physical Anthropological Report. Third Edition. Barge’s Anthopologica Leiden University Medical Centre. Leiden. 2002: 1-29.

12.

McMinn RMH. Hutchings RT. Pegington J. et all. A Colour Atlas of Human Anatomy. Third Edition. Wolfe. 1993: 99-154.

13.

Parker S. Seri Eyewitness-Kerangka. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan Andreas Manalu. PT.Bentara Antar Asia. Jakarta. 1992: 1-63.

14.

Palmer PES. Cockshott WP. Hegedus V. et all. Foto Tulang. Dalam: Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Alih Bahasa L. Hartono. EGC. Jakarta. 1995: 85-124.

15.

Byers SN. Basics of Human Osteology and Odontology. In: Introduction to Forensic Anthropology. Third Edition. Boston. 2008: 28-59.

16.

Knight B. Identification of the Living and Dead. In: Simpson’s Forensic Medicine. Eleventh Edition. Oxford University Press. New York. 1997: 32-37.

17.

Knight B. The Establishment of Identity of Human Remains. In: Forensic Pathology. Second Edition. Oxford University Press. New York : 1996: 95-132.

18.

Parikh CK. Personal Identity, Identification in Mass Disasters. In: Textbook of Medical Jurisprudence and Toxicology. Medicolegal Centre. Bombay. 1989: 29-82, 118-123.

19.

Camps FE. Identification By The Skeletal Structures. Postmortem inciced wound and mutilation. In: Gradwohl’s Legal Medicine. Third Edition. A John Wright & Sons Ltd. Publication. Chicago :1976. 109-135,272.

20.

Ishaq M. DVI Overview: Recent Development in Indonesia. Dalam: Disaster Victim Identification Workshop. Medan. 2007.

Universitas Sumatera Utara

21.

Curran WJ. McGarry A.L., Petty C.S. Identification Procedures in Death Investigation. In: Modern Legal Medicine, Psychiatry, and Forensic Science. F.A. Davis Company. Philadelphia. 1980: 1206-1220.

22.

Parikh CK. Medicolegal Autopsy. In: Medicolegal Postmortem In India. Medical Publications. Bombay. 1985: 1-17.

23.

Iscan MY. Kennedy K.A.R. Skeletal Markers of Occupational Stress. In: Reconstruction of Life from The Skeleton. Alan R. Liss, Inc. New York. 1989: 129-160.

24.

Mestri SC. Examination of Skeletal Remains. In: Manual of Forensic Medicine. Jaypee Brothers Medical Publishers PVT.Ltd. New Delhi: 1994 4548.

25.

Budiyanto A. Widiatmaka W. Atmaja DS. dkk. Identifikasi Forensik. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik FK-UI. Jakarta :1999. 197-202.

26.

Idries AM. Identifikasi. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara.Jakarta : 1992: 31-52.

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1

LEMBAR PENJELASAN UNTUK PENELITIAN PENENTUAN TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG TELAPAK TANGAN Bapak/Ibu/Sdr/i Yth, Saya sedang meneliti tentang penentuan tinggi badan berdasarkan panjang telapak tangan. Dimana Panjang Telapak Tangan adalah penyatuan dari masingmasing Tulang-tulang seperti tulang jari-jari (phalangs), tulang telapak atau punggung tangan (carpal) dan tulang pergelangan tangan (metacarpal) oleh karena dapat dipakai untuk menentukan tinggi badan seseorang. Beberapa penelitian terdahulu telah menyebutkan bahwa penentuan tinggi badan dapat dilakukan dengan cara mengukur tulang-tulang yang tersisa dari tubuh korban. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan maupun tekanan

dari

pihak

manapun.

Seandainya

Bapak/Ibu/Sdr/i

bersedia

untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini, kami tidak melakukan memberikan sebuah penghargaan (ganti rugi) atas waktu dan segala yang memang pantas untuk diberikan sebagai tanda terima kasih. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini, diharapkan Bapak/Ibu/Sdr/i yang terpilih sebagai sukarelawan dalam penelitian ini, dapat mengisi lembar persetujuan turut serta dalam penelitian yang telah disiapkan. Medan, Hormat Saya

dr. Ismurrizal, SH

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2

SURAT PERSETUJUAN IKUT DALAM PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

:

Jenis Kelamin

:

Umur

:

Alamat

: Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian ”

Penentuan Panjang Badan Berdasarkan Panjang Telapak Tangan ” dan setelah mendapat kesempatan tanya jawab tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, termasuk risikonya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan persetujuan bahwa saya merupakan individu sehat yang bersedia diikutkan dalam penelitian tersebut.

Medan

(...............................)

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3 TABEL INDUK DATA PENGUKURAN HASIL SUBJEK PENELITIAN

No. Nama

Umur

Jenis Tinggi Kelamin Badan

1 2 3 4 5 6

29 24 23 23 24 23

Pr Pr Pr Pr Pr Pr

159,5 157,5 159,2 160,1 157,6 158,5

Panjang telapak tangan kanan Kiri 16,8 16,6 15,9 15,7 15,9 15,8 16,5 16,3 16,6 16,4 16,9 16,6

23 23 24 22 22 23 24 24 23 22 24 24 25 25 22 22 22 23 23 24 22 23

Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Lk

154,4 150,3 161,5 157,5 156,4 159,1 159,1 161,5 160 160 159,5 161,1 158,7 163 161,7 165 166,4 160,7 172,2 176,1 160,7 169,5

15,6 16,3 16,6 16,7 15,9 16,1 15,7 17,7 17,7 16,7 16,3 16,8 16,1 17,7 16,7 18,9 18,1 16,9 19,8 18,3 17,9 18,7

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Friska H Saragi Mary Krisna Wen Elisabeth Ellis Netty Oktarina Doloksaribu Rini Anggreini Marissa Teree Nainggolan Christna Louisa Talenta Audila B Novitasari Sihaloho Sherly Filosofiaty Sari Rahnayuli Weasislaus Bathual Gusti andri Yani Sahukril Finisia Angkasa Nurbainah Harahap Rahilla Eramliza Indri N.Panggabean Hebdro T Daniel Risna Waty Sejahtera Surbakti Diezen Ira Una Muna Elvan Trianda Muhammad Yassir Riama Sari Feri Prawira Gurusinga

15,4 16,1 16,4 16,4 15,7 15,9 15,4 17,5 17,4 16,5 16,1 16,6 15,8 17,6 16,6 18,7 17,8 16,8 19,7 18,1 17,8 18,5

Universitas Sumatera Utara

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64

Nurdin Saleh Vethatilova Putri D.K.Tambunan Riana Novatina Pangaribuan Noria E.I Pasaribu Jhon Charlos Alberto Pakpahan Alimardin Nasution Hendra M.H.Nainggolan Harry Sitorus Riska Helmi Okto Purba William Raja Raharja M Purba Marufa agustinba Siagian Abraham D Siregar Atika Rimalda Dedy Suryadi Jesiwa Soyan Melky Simanjuntak Janice Ryan Vardian Enda Nola Riko Radityatama Rita Angela Sutan Mangaloi Siboro M. Ishaq P.Lubis Dina Lia Wemvy Febriandry P.H.Nasution Fenti Oktaviani Mendrofa Yessa Seotiara Erwin J.H.Sinaga Suryawani Nadya aprillia Purba Erty W. L. T Putri Yanti Sinaga Yusrina Fauziah

26 23 23 23

Lk pr pr pr

163 161,7 155,6 154,3

17,6 16,8 16,6 15,2

17,5 16,7 16,5 15,1

24 26

Lk Lk

160,6 173,2

16,4 16,8

16,2 16,7

25 28 24 24 26 23 24 24 23 23 25 23 26 22 22 25 22 24 24 23 24 23 22 24 22 23 22 23 22 23

Lk Lk Lk Lk Lk Lk Lk pr Lk pr Lk Lk Lk pr Lk pr Lk pr Lk Lk Lk Lk pr pr Lk pr pr pr pr pr

159,7 164 156,4 180 172,3 163 170,3 160,7 169,2 158,6 167,5 173,6 172,3 155 170 155,8 178 156,6 160 175 165,8 169 159,1 155 179,9 159 152 160 152,3 158

16,7 16,9 16,8 17,9 17,6 17,4 17,6 16,1 17,4 15,7 17,4 17,7 17,5 15,8 16,8 15,9 17,1 16,4 16,8 17,2 16,6 16,8 15,9 16,4 17,7 16,6 15,9 16,8 16,2 15,9

16,5 16,7 16,6 17,7 17,4 17,2 17,5 15,9 17,2 15,4 17,2 17,5 17,3 15,7 16,6 15,7 16,8 16,2 16,6 17,1 16,4 16,6 15,7 16,2 17,6 16,4 15,8 16,6 16,1 15,8

Universitas Sumatera Utara

65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102

Desy arianti G Ralph lukas S.S Cinnie Tentie Soehojo Muhammad andri Denny Iskandar Nury Usman Anthony Julius Deffy Mira Adrianty Venny Vani Triana Patricia Cindy A. Sitompul Salaweswary Rahmad Gunawan Anusia P Fellicia Dewi Joy Firman Friska Meutia Lubis Helen Hartini Sisilo Shaili Nadina Nasution Eleceva Barus Ekawaty S. M Tridia Emilda Nasution Efrina M.R. Harahap Satikala Mohan Velly Vina Pakpahan Ratna Maydina S Rosa Uly Manurung Winda Agung Hermawan Beny Harianto Baharudin Natali Hermin Siska Rahmayani Wili, Heraputra Cahyadi Veni Mawarni Nidya Eva

22 23 22 23 22 23 23 23 23 23 23 22 24 23 25 22 25 22 24 23 24 22 24 22 25 28 26 23 25 24 27 26 25 26 25 26 25 24

pr Lk pr Lk Lk pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk Lk Pr Pr Lk Lk Pr Pr

160 181 159,5 170 173 154 171,5 155 166,9 144 157,6 157 160,8 165 163,7 163 171,1 159 162 159 152 158 162,7 154 164 172,4 153,9 161,1 168,3 166 175 168 157 156 157 154 159 152

16,4 17,7 16,6 17,1 17,7 16,1 17,5 16,6 16,5 15,6 16,6 16,5 16,8 16,8 16,5 16,4 17,5 15,9 15,9 15,9 15,7 15,8 16,4 16,4 16,8 17,7 15,7 15,8 16,3 16,8 17,3 16,7 15,8 15,3 15,7 16,4 15,9 15,7

16,2 17,5 16,4 16,9 17,5 15,9 17,3 16,4 16,3 15,4 16,4 16,3 16,6 16,6 16,3 16,2 17,3 15,8 15,7 15,8 15,5 15,6 16,2 16,2 16,6 17,5 15,5 15,6 16,1 16,5 17,2 16,6 15,6 15,1 15,4 16,2 15,8 15,5

Universitas Sumatera Utara

103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138

Cantika Wulandari Syahputra Buha M.B. Purba Irwan B. Ginting Roberto Manurung Aldila Ilma Nova Yolanda Kembaren Nilariani Aries Mahdalena Putri Kharisma Sari Beatrice Permatasari Zebua Melliza Rizqia Novi Pretty Simanjuntak Frenky Butar-butar Sry Indria Y.Siregar Jessica Yeni Ginting Deasy Prasanty Martua A.Sibuea Lius Oktto Yenny Erika Sondang Natalia Saragih Vina Pitri Astuti Purba Meryanti Sitomorang Hendro T. Daniel Indri Novalina Panggabean Nurbaimah Harahap Wensis Lans Banual Marisa T.Nainggolan Netty O.Pasaribu Elisabeth Marpaung Kristina Wen Rini Angreni Ellis Mira Nelli Yesni Zendroto M.E.Endah Pratiwi Awalita

24 24 28 27 26 24 24 24 24 26 26

Pr Lk Lk Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr

158 162,7 161 163 166 159 157,5 159,2 157,5 161,5 159,1

15,8 16,4 17,7 17,5 18,3 15,9 15,9 15,9 16,5 16,5 16,1

15,6 16,2 17,5 17,3 18,1 15,7 15,8 15,8 16,4 16,4 15,9

25 25 25 25 26 24 26 28 25 26 27 27 26 24

Pr Pr Lk Pr Pr Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Lk Pr

158,7 159,5 165 165 157,5 157,5 166,4 163 158 160,5 155,5 162 169 156,6

16,1 16,3 17,5 18,9 16,7 15,9 18,3 17,7 16,1 16,1 16,8 16,4 16,8 16,4

15,8 16,1 17,3 18,7 16,4 15,7 17,8 17,6 15,8 15,9 16,7 16,2 16,6 16,2

25 27 27 26 27 26 26 27 26 24 24

Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr

156 160 158,6 160,5 159,1 155 154 159 160,5 159,1 155

15,8 16,8 15,7 16,1 15,9 16,4 16,1 15,9 17,7 15,9 16,4

15,7 16,6 15,4 15,9 15,7 16,2 15,9 15,8 17,5 15,7 16,2

Universitas Sumatera Utara

139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174

Faridathul Idayani Siska febriandini Arika Mutia Sari Fifi Febrianingsih Nico A.S.Putra Ismarika Dedi Andika Seftiawan Yusri Herdika Delreta Marros Rusfa Syamda Wieid Afrimil Serly Filosofiaty Sari Rahmayuli Gusti Andriyani Sulastri Rohilla R.Mariza Afdhal Abdi Afif Usman Andrihakki Fitria Rosa Mega Fitri Amelia Martua Raja Nasution Veta Filova Nurdin Saleh Henny Kurmaputri Dina Syafitri Fitri Indah Lestari Veriza Sari Febi Ayuputri Ilham Prima Silka Ferdanasari Meriam Belina Arini Setiawati Fenni Nurafni Suranti Adisyahputra Putri Dewi K.Tambunan Riana Novalina Pangaribuan 175 Ferri Prawira Gurusinga

25 25 25 25 27 25 26 26 25 26 26 25 25 25 26 27 26 27 26 26 27 27 26 26 26 25 25 26 26 25 26 24 26 28 25 25

Pr Pr Pr Pr Lk Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk Lk Pr Pr Lk Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr

159, 152 158 152,5 175 158 170 168 160 157 158 159 159,5 162 162,5 168 165 170 162,5 158 169 162 168 159 160,5 162,5 158 162 171 155 164 163 163 172 164 152

16,6 15,9 16,5 16,2 17,5 16,3 17,1 16,8 16,6 16,5 15,7 15,6 15,8 15,9 16,4 16,9 16,8 17,4 16,2 15,8 17,1 15,9 16,5 15,8 16,8 16,4 15,8 15,9 17,5 16,6 16,4 16,5 16,5 16,9 16,8 15,7

16,4 15,8 16,3 16,1 17,3 16,1 16,9 16,6 16,4 16,3 15,5 15,5 15,6 15,7 16,2 16,7 16,7 17,2 16,1 15,6 16,8 15,7 16,3 15,6 16,6 16,2 15,6 15,7 17,3 16,4 16,2 16,3 16,4 16,8 16,6 15,5

26

Lk

162,5

16,4

16,2

Universitas Sumatera Utara

176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212

Fredi Wahyu Silaban Sutan Mahendra Willhaus Wijaya Lolli Anton Meldawati Siringo-ringo Daniel A.G.Hutapea Wirasto Gulo Wita Arfefi Gita Srada br Tambunan Hartati Dorri Vinchia Prada Gunant Tarigan Efi Paulina Simanjuntak Helmi Harianja Joster Hartanto Rajbir Taur Fanni Agustina Hasibuan Mardy Harris Suwisman Hendrirawan Siahaan Maria Sridewi Tarigan Listria Mariani Sianturi Jubilette Windi Hutabarat Andrew Ludiq Sitorus Lamria Irawan Sihite Andry Eliso Brutu Fadlan Ferdiansyah Hutabarat Tia Mandasari Defrizal Indra Siti Waisyarah Elisa Fatma Yunita Vellina Sefti Widia Wike Sumiaty Muliadi. B Yan Rudiansyah. D Teguh Satria

27 25 27 26 26 26 27 25 25 26 25 26 27 25 25 26 27 25 26 28 26 26 26 26 28 25 27 27

Lk Lk Lk Lk Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Pr Lk Lk Lk Pr Pr Pr Lk Pr Lk Lk

158 161 159 163 159 165 172 161 159 157 156 157 169 157 152 157 173 155 162 168 157 156 154 161 161 152 171 168

15,9 16,4 17,1 16,5 16,1 16,9 16,8 16,3 16,3 15,8 15,3 15,8 16,8 15,7 15,7 15,7 17,7 15,8 15,9 16,7 15,9 15,3 16,4 16,7 16,7 15,7 16,9 17,1

15,7 16,4 16,8 16,3 15,9 16,8 16,7 16,1 16,1 15,6 15,1 15,5 16,8 15,5 15,5 15,5 17,5 15,6 15,8 16,6 15,7 15,1 16,2 16,5 16,5 15,5 16,7 16,9

25 26 25 25 26 26 26 27 27

Pr Lk Pr Pr Pr Pr Lk Lk Lk

159,5 161 157,5 159 160 157,5 163 166,5 162

16,8 17,7 15,9 15,9 16,5 16,6 17,7 17,7 17,7

16,6 17,5 15,7 15,8 16,3 16,4 17,6 17,6 17,5

Universitas Sumatera Utara

213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250

Yoshi Yamasura Morase Santria Alabama Romi Cahyadi Yedisia Ramadhani P\utri Yessi Yusmayanti Siuci Indah Lestari Ervira Budianti Sri Agusni Fadilla Dewi Intan Nepia Alamanda Zailendri Wijaya Nuralsarina Lidyia Kartika Sari Marianti Ulfah Siregar Nani Gunawan Wiwik Kusumadewi Febrilina Sari Santri Carolin Sripon Ranih Sonya Detisya Putri Eka Purwanti Annur Murita Fajar Rani Rahmi Yernia Fitria Aswad Sinta agustina Pratrika Arianda Pratama Harry Andromeda Alisyahbana Hayati Darmawi Zulkifli Amrin Rafki Afkia Pratama Afrendi Akbar Abdulrahman Nasution Lisa Okveni Nurhayati Gemaria Rosa Rizky Amanda Ekasari Sonny Ahmad Perdana Starki

27 27 27 26 27 27 26 27 26 29 25 26 27 26 26 26 26 25 26 25 25 26 26 28 29 29 29 28 28 28 27 27 27 25 25 25 25 26

Lk Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk Lk Pr Lk Lk Lk Lk Pr Pr Pr Pr Lk Lk

171 169,5 161 154,5 155 160 161 160 157 170 156 157 160 154 152 159 162 152 158 162,5 163,5 162 159 154 166 175 168 164 172,5 157 178 170 155 166 163,5 159 171 165

18,7 18,7 16,4 15,2 15,8 17,7 17,6 16,8 16,5 18,5 16,4 15,9 16,8 16,1 15,7 15,9 15,9 15,7 15,8 16,4 16,5 16,4 15,8 16,4 16,5 17,3 16,7 16,8 17,7 15,7 17,7 17,1 16,6 16,4 16,6 15,9 17,6 17,7

18,5 18,5 16,2 15,1 15,7 17,5 17,4 16,6 16,3 18,3 16,2 15,7 16,6 15,9 15,6 15,8 15,8 15,5 15,6 16,2 16,3 16,2 15,6 16,2 16,8 17,2 16,6 16,6 17,5 15,4 17,5 16,9 16,4 16,2 16,4 15,8 17,4 17,5

Universitas Sumatera Utara

251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261

Lia Gusniati M Dikes Melati Rizki Ramadhani Benny Syahputra Intan Nur Kartika Sari Yelsa Herfi Denni Ekapraja Rika Novelia Sari Novriana Indra Siska Mareta Dewi Fitri sofia

24 24 26 26 28 26 29 28 26 25 24

Pr Pr Lk Lk Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr

,154,5 160 170 174 155 159 166 157 157 159 159,5

15,3 17,9 16,8 17,6 15,5 16,3 16,8 15,8 15,8 15,9 16,8

15,1 17,8 16,6 17,4 15,3 16,1 16,5 15,6 15,6 15,7 16,6

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 4 TABEL - TABEL DAN GRAFIK-GRAFIK VISUALISASI KOMPUTER

I.

DATA DESKRIPTIF

jeniskelamin Frequency Percent Valid lk 91 34.9 pr 170 65.1 Total 261 100.0

Cumulative Valid Percent Percent 34.9 34.9 65.1 100.0 100.0

Statistics tb N

Valid Missing

261 0 161.6123 6.21773 144.00 181.00

Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Valid Missing

pjtelapak kanan 261 0 16.5958 .77823 15.20 19.80

pjtelapakkiri 261 0 16.4111 .77905 15.00 19.70

Universitas Sumatera Utara

ANALISA KORELASI/ HUBUNGAN TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN

Correlations

pjtelapakkanan

pjtelapak kanan 1

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

tb

tb .680** .000 261 1

261 .680** .000 261

261

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Linear Regression   

180.00 



tb = 71.40 + 5.44 * pjtelapakkanan    = 0.46 R-Square 

170.00

tinggi badan

A.

160.00

                    

                                                          

        



  

  

  



       



150.00



16.00

17.00

18.00

19.00

panjang telapak kanan

Universitas Sumatera Utara

Korelasi pearson = 0.680, p=0.0001 artinya ada hubungan yang kuat antara panjang telapak kanan dengan tinggi badan B.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN

Regression Variables Entered/Removed b Model 1

Variables Entered pjtelapakk a anan

Variables Removed

Method .

Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: tb

Model Summary Model 1

R R Square a .680 .463

Adjusted R Square .461

Std. Error of the Estimate 4.56539

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan ANOVAb Model 1

Sum of Squares Regression 4653.353 Residual 5398.287 Total 10051.641

df 1 259 260

Mean Square 4653.353 20.843

F 223.259

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan b. Dependent Variable: tb

Universitas Sumatera Utara

Coefficientsa

Model 1 (Constant) pjtelapakkanan

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 71.395 6.044 5.436 .364 .680

t 11.812 14.942

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: tb

Tb= 71.395 + 5.436 panjang telapak tangan kanan C.

ANALISA KORELASI/ HUBUNGAN TELAPAK TANGAN KIRI DENGAN TINGGI BADAN

Correlations pjtelapakkiri

tb

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

pjtelapakkiri 1 261 .684** .000 261

tb .684** .000 261 1 261

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

Linear Regression  

180.00 



tb = 72.04 + 5.46 * pjtelapakkiri  R-Square = 0.47  

tinggi badan

170.00

160.00

                               

        

                                           

       



  



   





        



150.00



15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

panjang telapak kiri Korelasi pearson = 0.684, p=0.0001 artinya ada hubungan yang kuat antara panjang telapak tangan kiri dengan tinggi badan D.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KIRI DENGAN TINGGI BADAN

Regression

Universitas Sumatera Utara

b

Variables Entered/Removed Variables Removed

Variables Entered pjtelapakki a ri

Model 1

Method .

a.

All requested variables entered.

b.

Dependent Variable: tb

Enter

Model Summary Model 1

R R Square a .684 .468

Adjusted R Square .466

Std. Error of the Estimate 4.54524

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri ANOVAb Model 1

Sum of Squares Regression 4700.913 Residual 5350.727 Total 10051.641

df 1 259 260

Mean Square 4700.913 20.659

F 227.546

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri b. Dependent Variable: tb Coefficientsa

Model 1

(Constant) pjtelapakkiri

Unstandardized Coefficients B Std. Error 72.039 5.945 5.458 .362

Standardized Coefficients Beta .684

t 12.118 15.085

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: tb

Tb= 72.039 + 5.458 panjang telapak tangan kiri

Universitas Sumatera Utara

II.

DATA DESKRIPTIF (STATISTIK) T-Test

Group Statistics

tb pjtelapakkanan pjtelapakkiri

jeniskelaminx laki-laki perempuan laki-laki perempuan laki-laki perempuan

N

Mean 167.1758 158.6341 17.1637 16.2918 16.9824 16.1053

91 170 91 170 91 170

Std. Deviation 5.86268 3.94768 .66892 .65330 .66359 .65527

Std. Error Mean .61458 .30277 .07012 .05011 .06956 .05026

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F tb

Equal variance 25.474 assumed Equal variance not assumed pjtelapakkana Equal variance 2.109 assumed Equal variance not assumed pjtelapakkiri Equal variance 2.084 assumed Equal variance not assumed

Sig. .000

.148

.150

t-test for Equality of Means

t 13.985

df

Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Difference Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper

259

.000

8.54171

.61079 7.33896 9.74446

12.468 134.762

.000

8.54171

.68511 7.18675 9.89666

10.191

259

.000

.87197

.08557

.70348 1.04047

10.118 180.332

.000

.87197

.08618

.70191 1.04203

10.260

259

.000

.87712

.08549

.70878 1.04547

10.221 182.057

.000

.87712

.08582

.70780 1.04645

Universitas Sumatera Utara

A.

ANALISA KORELASI/ HUBUNGAN PENGUKURAN TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada laki-laki)

Correlations

pjtelapakkanan

tb

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

pjtelapak kanan 1 91 .496** .000 91

tb .496** .000 91 1 91

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations pjtelapakkiri

tb

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

pjtelapakkiri 1 91 .511** .000 91

tb .511** .000 91 1 91

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

B.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada laki-laki)

Regression

Variables Entered/Removed Model 1

Variables Entered pjtelapakk a anan

Variables Removed

b

Method .

Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: tb

Model Summary Model 1

R .496a

R Square .246

Adjusted R Square .237

Std. Error of the Estimate 5.11951

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan ANOVAb Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 760.748 2332.639 3093.387

df 1 89 90

Mean Square 760.748 26.209

F 29.026

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan b. Dependent Variable: tb

Universitas Sumatera Utara

Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 92.576 13.857 4.346 .807 .496

Model 1 (Constant) pjtelapakkanan

t 6.681 5.388

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: tb

Y( laki-laki) = 92.576 + 4.346 panjang telapak tangan kanan C.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KIRI DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada laki-laki)

Regression b

Variables Entered/Removed Model 1

Variables Entered pjtelapakki a ri

Variables Removed

Method .

Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: tb

Model Summary Model 1

R .511a

R Square .261

Adjusted R Square .252

Std. Error of the Estimate 5.06927

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri

Universitas Sumatera Utara

ANOVAb Model 1

Regression Residual Total

Sum of Squares 806.311 2287.076 3093.387

df 1 89 90

Mean Square 806.311 25.697

F 31.377

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri b. Dependent Variable: tb

Coefficientsa

Model 1

(Constant) pjtelapakkiri

Unstandardized Coefficients B Std. Error 90.576 13.685 4.511 .805

Standardized Coefficients Beta .511

t 6.619 5.602

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: tb

Y(laki-laki) = 90.576 + 4.511 panjang telapak tangan kiri D.

ANALISIS KORELASI/ HUBUNGAN PANJANG TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada perempuan)

Correlations

pjtelapakkanan

tb

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

pjtelapak kanan 1 170 .550** .000 170

tb .550** .000 170 1 170

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara

Correlations pjtelapakkiri

tb

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

pjtelapakkiri 1

tb .545** .000 170 1

170 .545** .000 170

170

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

E.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KANAN DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada perempuan)

Regression b

Variables Entered/Removed Model 1

Variables Entered pjtelapakk a anan

a.

All requested variables entered.

b.

Dependent Variable: tb

Variables Removed

Method .

Enter

Model Summary Model 1

R R Square a .550 .302

Adjusted R Square .298

Std. Error of the Estimate 3.30802

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan

Universitas Sumatera Utara

b ANOVA

Sum of Model Squares 1 Regression 795.303 Residual 1838.419 Total 2633.722

df 1 168 169

Mean Square F 795.303 72.677 10.943

Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkanan b. Dependent Variable: tb Coefficientsa

Model 1

(Constant) pjtelapakkanan

Unstandardized Coefficients B Std. Error 104.536 6.351 3.321 .390

Standardized Coefficients Beta

t 16.460 8.525

.550

Sig. .000 .000

a. Dependent Variable: tb

Y=.104.536+ 3.321 panjang telapak tangan kanan F.

ANALISIS REGRESI PANJANG TELAPAK TANGAN KIRI DENGAN TINGGI BADAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Pada perempuan)

Regression b

Variables Entered/Removed Model 1

Variables Entered pjtelapakki a ri

a.

All requested variables entered.

b.

Dependent Variable: tb

Variables Removed

Method .

Enter

Universitas Sumatera Utara

Model Summary Model 1

Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate a .545 .297 .293 3.31864

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri ANOVAb Model 1 Regression Residual Total

Sum of Squares 783.478 1850.244 2633.722

df 1 168 169

Mean Square 783.478 11.013

F 71.139

Sig. .000a

t 16.835 8.434

Sig. .000 .000

a. Predictors: (Constant), pjtelapakkiri b. Dependent Variable: tb

a Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 105.714 6.279 pjtelapakkiri 3.286 .390 .545 a. Dependent Variable: tb

Y=105.714+3.286 panjang telapak tengan kiri

Universitas Sumatera Utara

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF