12 Cara Mengkaji P&ID
December 7, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download 12 Cara Mengkaji P&ID...
Description
CARA MENGKAJI PIPING & INSTRUMENTATION DIAGRAM
Oleh: Cahyo Hardo Priyoasmoro Moderator Milis Migas Indonesia Bidang Keahlian Process Engineering
PENDAHULUAN Menurut hemat saya, selama bekerja di operasi produksi pabrik minyak dan gas bumi industri hulu, terlihat bahwa kekurangsempurnaan seseorang dalam mengartikan gambar P&ID terletak pada pengetahuan yang kurang terhadap unit operasi, keterkaitan antar unit operasi, plant safety, serta perhatian detil pada catatan-catatan kaki di P&ID itu sendiri. Tidak dimengertinya atau tidak dibacanya Process Flow Diagram atau PFD juga merupakan faktor penyumbang yang cukup significant. Tulisan ini diperuntukkan bagi mereka yang bekerja di front line operation, para operator, para process engineer, operation engineer, dan mereka yang berminat terhadap surface facility operation. Diusahakan dalam tulisan ini, seminimal mungkin menghilangkan hal-hal yang terlalu teknik karena konsumen utamanya adalah para operator dan pekerja lapangan. Di dalam tulisan ini, ada beberapa tebakan yang memancing para pembaca untuk berpikir. Diusahakan tebakannya adalah hal-hal praktis yang akan ditemui di lapangan. Jawaban tebakan ini ada di halaman akhir tulisan. Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dipublikasikan di Milis Migas Indonesia, ataupun milis Teknik Kimia ITB, hanya saja sedikit diubah guna mendukung tema dari tulisan ini. Semoga berguna dan tiada maksud untuk menggurui. Salam, Cahyo Hardo
DAFTAR ISI Prinsip Kerja Beberapa Alat Proses Separator Prinsip Control Sederhana Elemen Pengendali Akhir Steap A head: Pengenalan kurva Karakteristik Sumur Pompa Sentrifugal Prinsip kerja pompa sentrifugal Karakteristik kurva pompa sentrifugal Operasi seri-paralel Minimum re-circulation Prinsip Pengendalian di pompa sentrifugal Lead and lag principle Kompresor Sentrifugal Karakteristik kurva Surge Stonewall Prinsip control kompresor sentrifugal capacity vs surge control Safety yang tergambarkan di P&ID Kekuatan material yang tertampilkan di P&ID MAWP vessel, pipa, serta komponen-komponen di perpipaan Kelas-kelas kekuatan pipa (ANSI rating, API rating) Specification Break Pengenalan Pressure Safety Valve: konsep perancangannya Shutdown System instrumented-based Overpressure protection : separator, pompa, kompresor Overpressure protection : by-pass control valve, reducing flow (menggunakan RO, limited pipe diameter), fail-safe condition (control valve fail open, fail close, fail at last position), lock open dan lock close Sistem pembuangan fluida (Flare system, burn pit) Membaca P&ID Pengenalan Legenda Pengenalan valve Tanda-tanda khusus Tipe pengendalian (selector, cascade, on-off) Memperhatikan catatan kaki
Cara Mengkaji P&ID dengan benar Apa P&ID itu ?, adalah Piping and Instrumentation Diagram Syarat untuk dapat mengkajinya: 1. Adanya PFD (Process Flow Diagram) 2. Mengerti dasar-dasar/prinsip kerja unit operasi serta kelakuan masukan dan keluarannya serta keterkaitan antar unit operasi 3. Mengerti dasar-dasar process control atau pengendalian proses 4. Mengerti tentang process safety Sesungguhnya, P&ID hanyalah rangkuman operating manual suatu pabrik, sehingga, bagaimana pabrik itu dioperasikan, dapat terlihat dengan jelas. Terkadang, jika lebih jeli, maka konsep safety dari suatu pabrik dapat pula dilacak. Semuanya sangat tergantung, sampai sejauh mana kita gali. Adalah hal yang penting bagi para pembaca P&ID untuk mengerti unit operasi yang menjadi subyek di dalam P&ID.
Bab 4 Safety yang tergambarkan di P&ID Kekuatan material yang tertampilkan di P&ID MAWP vessel, pipa, serta komponen-komponen di perpipaan Kelas-kelas kekuatan pipa (ANSI rating, API rating) Specification Break Bejana Tekan Topik bahasan ini sengaja disatukan karena memang susah untuk dipisahkan. Di dalam P&ID kita akan melihat suatu unit operasi yang didaulat mempunyai suatu harga MAWP tertentu. Perpipaan, termasuk fittingnya pun demikian. Lalu, bagaimana menentukan apakah suatu sistem yang mempunyai beragam MAWP tersebut dapat dioperasikan secara aman ?. MAWP bejana tekan (pressure vessel) dan unit operasi lainnya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dioperasikan dengan aman. Karena alatnya yang unik keberlakuannya, maksudnya belum tentu cocok untuk suatu sistem proses yang lain, maka perhitungan MAWP untuk alat-alat tersebut pun bersifat kasus-per-kasus. Tekanan desain suatu bejana tekan adalah nama lain dari MAWP-nya. MAWP ini, dalam banyak kasus menentukan nilai setting pressure dari PSV. Tekanan operasi bejana tekan pada kondisi operasi normal disebut sebagai tekanan operasi, dengan nilainya harus lebih rendah dari MAWP. Tekanan operasi ditentukan oleh kondisi proses. Tabel di bawah ini menjelaskan nilai tekanan operasi relatif terhadap MAWP bejana tekan. Jika tekanan operasi terlalu dekat dengan setting dari PSV, perubahan mendadak terhadap tekanan operasi dapat menyebabkan PSV aktif secara prematur. Pertanyaan 4.1 Yang manakah yang lebih sensitif terhadap perubahan tekanan operasi yang mendadak, operasi yang melibatkan gas atau cairan ?. Dan kenapa ?. Tabel 4.1 Setting Maximum Allowable Working Pressures Tekanan Operasi Kurang dari 50 psig
Beda minimum antara tekanan operasi dan MAWP 10 psi
51 s/d 250 psig
25 psi
251 s/d 500 psig
10% dari tekanan operasi maksimum
501 s/d 1000 psig
50 psi
Sama atau lebih tinggi dari 1001 psig
5% dari tekanan operasi maksimum
Bejana-bejana yang dilengkapi dengan pressure switch shutdown harus ditambahkan 5% atau 5 psi dari nilai beda minimum antara tekanan operasi dan MAWP, mana yang lebih besar
Jika bejana tekan dilengkapi dengan pressure switch shutdown, maka kolom kanan pada tabel di atas adalah setting dari pressure shutdownnya. Contoh 4.1. Separator yang beroperasi pada tekanan 200 psig, maka: Setting PSHH-nya dalah 200+25 = 225 psig. Setting dari PSV-nya adalah angka yang lebih besar dari: 225 x 1.05 vs 225 + 5 , yaitu 236 psig. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan merancang separator tersebut pada MAWP 236 psig ?. Sebaiknya tidak, mengingat kita harus menyediakan allowance untuk kenaikan tekanan operasi di masa depan. Untuk kasus ini, sebaiknya dirancang separator yang mempunyai MAWP setara dengan ANSI 150 pada temperatur 100 0F, yaitu 285 psig. Ketika mendesain ketebalan plate untuk shell dan headnya, maka yang akan dipilih adalah ketebalan plate berdasarkan standard, yang tentunya harus diatas ketebalan perhitungan desain. Artinya, bejana itu sendiri mempunyai MAWP yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan, pada saat itu. Katanya, mengingat hal ini, maka banyak owner menuliskan dalam bid document tentang MAWP suatu bejana proses berdasarkan tekanan normal operasi, serta meminta vendor untuk menyertakan informasi nilai maksimum MAWP untuk bejana proses tersebut yang dapat di test dan disetujui. Berikut adalah contoh-contohnya.
Pertimbangan biaya tentunya merupakan suatu faktor yang harus dicermati. Hanya saja, katanya, untuk separator tekanan rendah, mendesain suatu bejana tekan yang tekanan desainnya disamakan dengan MAWP setara ANSI 150, biaya yang dikeluarkan tidaklah terlalu significant. Perhatikan kembali tabel 4.1 dan contoh 4.1. Pertanyaannya, apakah tabel dan contoh tersebut berlaku untuk semua kasus, atau hanya melihat per-unit operasi ?. Jawabannya akan disampaikan pada sub bab mengenai Shutdown System instrumented-based ditambah dengan pemahaman kita mengenai minimum safety protection device required, seperti yang disarankan oleh API RP-14C. Sistem Perpipaan MAWP di sistem perpipaan ditentukan oleh bagian yang terlemah dari pipa, yaitu sambungannya. Secara umum, MAWP sambungan flange menentukan secara keseluruhan MAWP sistem perpipaan. Misalnya, suatu pipa bisa saja MAWP-nya digolongkan ke dalam ANSI 300 ataupun ANSI 150, tetapi, flange-nya tidak. Bisa saja suatu pipa bermaterial identik, berdiameter sama, ber-MAWP sama, akan tetapi karena masing-masing flange-nya, misalnya adalah bergolongan ANSI 150 dan 300, maka MAWP-nya juga beda. ANSI adalah singkatan dari American National Standard Institute, suatu lembaga dari Amerika Serikat yang mengeluarkan berbagai standard. Masing-masing flange yang berbeda ANSI, juga berbeda dalam hal perancangannya. Jarak antar lubang untuk baut pun berbeda. Tipe gasket-nya pun berbeda pula. Ada yang cukup dengan jenis RF atau raised face (memang mukanya flange-nya monyong) dan ada pula jenis gasket yang mendesak ke dalam seperti RTJ atau Ring Type Joint. Akan tetapi, ada juga yang mirip-mirip, sehingga sepintas mata tidak ada perbedaannya, kecuali jika kita rajin mau melihat cetakan angka ANSI di sekitar leher flange-nya. Hal-hal yang serupa, terkadang memang harus diwaspadai. Sebab kalau tidak awas, safety adalah taruhannya 1). Misalnya, jika yang dibutuhkan adalah material dengan kekuatan minimum setara ANSI 300, apakah flange-nya bisa ditukar dengan ANSI 150 dengan alasan dari bentuk visualnya saja mirip. Tentu tidak, tetapi namanya orang kalau sudah dalam keadaan terjepit atau lupa, hal ini bisa saja terjadi. Ini, saya kira adalah salah satu pemicu kenapa pipa yang hendak dipasang di pabrik harus melalui serangkaian uji ketahanan, misalnya saja dengan menaikkannya ke tekanan sebesar satu setengah kali dari MAWP pipa ketika di hydrotest. Satu setengah kali MAWP sebagai patokan untuk hydrotest hanya berlaku untuk perpipaan yang ada di plant saja, menurut ASME B.31.3. Untuk perpipaan gas di pipeline, ukuran hydrotest akan berbeda, tergantung kelas atau daerah kepadatan di sekitar pipa tersebut ditambah dengan tekanan operasi maksimum yang diijinkan. Kalau sistem perpipaan tersebut dihubungkan dengan bejana tekan/proses, bagaimana menentukan MAWP sistem secara keseluruhan ?. Dalam kaitannya dengan safety di P&ID, menurut kaidah umumnya, maka harga MAWP suatu sistem ditentukan oleh MAWP yang terlemah dari sistem tersebut. Katakan suatu sistem yang dibuat melulu dari bahan logam besi karbon, terdiri dari separator yang beroperasi pada tekanan 60 psig. Maka ditentukan MAWPnya, misalnya 100 psig. MAWP pipa-nya misalnya sekian psig, dan flange-nya adalah ANSI 150. ANSI 150 untuk flange berbahan besi karbon golongan material kelas 1.1 pada temperatur antara –20 s/d 100 F adalah 285 psig. Sehingga, dapat dikatakan, MAWP sistem tersebut secara
keseluruhan adalah 100 psig. Hal ini tidak valid jika anda ingin menaikkan desain MAWP separator tersebut setara dengan ANSI 150 dengan alasan penambahan biayanya tidaklah significant. Kenapa harus memilih pipa yang ber-MAWP lebih tinggi dari 100 psig ?. Sebenarnya, bisa saja kita memesan pipa yang berkekuatan demikian. Permasalahannya adalah, material perpipaan sudah dibuat sedemikian rupa agar dapat dipertukarkan serta sudah menjadi standard. Agar mudah intinya. Jika kita tetap kukuh untuk memesan pipa tersebut, bisa saja delivery time-nya lama, atau bahkan tidak bisa dibuat atau mungkin tidak ada yang mau membuat. Bikin susah saja, katanya…. Lalu, apakah material yang terlemah dari suatu sistem pasti selalu bukan pipa atau flange-nya, tetapi bejana tekan/proses atau unit operasi lainnya ?. Yach jawabannya belum tentu juga. Perhatikan gambar 4.3 berikut untuk penjelasannya. Gambar 4.3. P&ID Sederhana Kompresor Sentrifugal
ANSI 300
ANSI 600
ANTI SURGE VALVE
PSV-3 SET @ 1000 PSIG
TO DEHYDRATION SYSTEM
PSV-2 MAWP 2000 PSIG
GAS TURBINE
ANSI 600
MAWP 2000 PSIG BDV
COMPRESSOR
COOLER
MAXIMUM DISCHARGE PRESS = 1100 PSIG
MAWP 1100 PSIG
TO FLARE
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari aftercooler dan bukan sistem perpipaan.
Contoh lain Gambar 4.4 Gambar P&ID sederhana untuk Production Separator Re-used TO FLARE SET @ 80 PSIG
SET @ 50 PSIG
TO LP COMP.
SET @ 100 PSIG
PSHH
TO FLARE ANSI 150
SET @ 120 PSIG
LP SEP. ex-HP SEP MAWP 700 psig ANSI 150 ANSI 150
Dari gambar di atas terlihat bahwa yang menentukan MAWP terlemah adalah MAWP dari sistem perpipaan dan bukan separatornya. Tulisan ini tidaklah dimaksudkan untuk membahas lebih lanjut bagaimana suatu desain pipa, bagaimana menentukan diameter ekonomis, bagaimana pemilihan schedule number, bagaimana jenis-jenis sambungan, jenis-jenis flange dan lainnya, tetapi lebih dimaksudkan untuk melihat secara “garis besar” apa-apa yang harus dicermati untuk menentukan MAWP suatu sistem atau unit operasi yang tergambar di P&ID. Karena saya percaya bahwa tulisan tentang perpipaan, desainnya, dinamikanya, tata peletakannya serta hal-hal unik yang berkaitan dengannya membutuhkan disiplin ilmu tersendiri, maka bahasan selanjutnya bertumpu pada MAWP dari flange, yang merupakan salah satu bagian terlemah dari sistem perpipaan.
Kelas-Kelas Pressure Rating Ketika merancang suatu sistem perpipaan, salah satu yang dicermati adalah komponen lain yang biasanya melekat dengan perpipaan tersebut, seperti flange, fitting, dan valves. Komponenkomponen perpipaan tersebut, seperti juga pipanya, harus sanggup menahan tekanan yang ada di dalam pipa. Namun, karena bentuk geometrinya tidak “sederhana” seperti pipa, maka dibutuhkan kajian lebih dalam menentukan batas ketahanannya terhadap tekanan. Salah satu analisa yang umum dilakukan terhadap bentuk geometri yang tidak sederhana tersebut, adalah dengan melakukan finite element analysis, untuk menentukan ketahanannya terhadap suatu besaran tekanan tertentu. Hal ini, tentu saja tidak praktis mengingat begitu banyaknya komponen perpipaan, sehingga dunia industri membuat suatu standard terhadap komponen-komponen perpipaan tersebut. Tujuan dari pembuatan standard adalah memberikan petunjuk keluwesan untuk saling dipertukarkannya antar komponen pipa tersebut, menentukan dimensi standard, menentukan spesifikasi allowable service rating untuk rentang nilai tekanan dan temperatur, menentukan jenis dan sifat bahan pembuatnya, serta menentukan cara pembuatannya dan quality control-nya. ANSI B.16.5 serta API 6A adalah acuan yang umum digunakan dunia industri. Dengan mengikuti standard seperti ANSI atau API tersebut, maka para perancang sistem perpipaan diberikan petunjuk yang standard sehingga komponen perpipaan yang dibuat suatu pabrik, jika dipilih dengan benar, dapat menahan tekanan maksimum yang mungkin terjadi, serta dapat dipertukarkan. Tabel di bawah ini memberikan gambaran dari ketahanan flange yang terbuat dari besi karbon jenis 1.1 terhadap maximum non-shock working pressure. Material jenis 1.1 banyak digunakan di sistem perpipaan fasilitas produksi migas. Tabel 4.1 ANSI Flange Rating untuk Material jenis 1.1 MAXIMUM ALLOWABLE NON-SHOCK WORKING PRESSURE MATERIAL GROUP 1.1 0
MAWP
Temp, F 150
300
400
600
900
1500
2500
-20 to 100
285
740
990
1480
2220
3705
6170
200
260
675
900
1350
2025
3375
5625
300
230
655
875
1315
1970
3280
5470
400
635
745
1270
1900
3170
5280
500
600
800
1200
2995
4990
600
550
730
1095
650
535
715
1075
710
1065
700 750
1010
800
825
4560
API 6A men-spesifikasi tujuh kelas sistem perpipaan, yaitu 2000, 3000, 5000, 10000, 15000, 20000, dan 30000. Dasar dari maximum non-shock working pressure kelas-kelas tersebut adalah pada temperatur 100 0F. API 6A membutuhkan control, pengujian dan metoda pembuatan yang lebih ketat daripada ANSI B. 16.5. Sebagai implikasinya, meskipun kelas flange API 2000, 3000, dan 5000 mempunyai dimensi yang sama dan dapat dipertukarkan dengan ANSI kelas 600, 900, dan 1500, pada hakekatnya flange API mempunyai kelas pressure rating yang lebih tinggi. Sehingga, jika ada flange kelas API disambungkan dengan kelas ANSI, maka penentuan flange ratingnya adalah mengikuti kelas ANSI. Tabel berikut memberikan penjelasan tentang kelas rating dari API. Tabel 4.2 API Flange ratings
API TEMPERATURE RATINGS o
Temperature Classification
Operating Range, F Minimum
Maximum
K
-75
180
L
-60
180
M
-40
180
P
-20
180
S
0
180
T
dst
dst
U
dst
dst
X
dst
dst
Y
dst
dst
PRESSURE – TEMPERATURE RATINGS 0
Temperature , F
MAWP
0 – 250
300
350
400
450
500
550
600
650
2000
1995
1905
1860
1810
1735
1635
1540
1430
3000
2930
2860
2785
2715
2505
5000
4880
4765
4645
Keterangan: dst = dan seterusnya.
Tabel 4.3 Perbandingan flange API dan ANSI API Flange
ANSI Flange
Dibutuhkan untuk penggunaan pada operasi Lebih cepat tersedia dan lebih murah tekanan tinggi Digunakan di kepala sumur (wellhead) dan Terkadang digunakan untuk manifold flowline di sekitar wellhead Terkadang digunakan untuk manifold
Secara umum, banyak digunakan di fasilitas produksi
Tabel 4.4 Contoh dari Material (Spec-Grade) Material Group
Materials (Spec-Grade), example
1.1
A105, A181-II, A-216-WCB, A515-70, A-51670, A-350-LF2
1.2
A216-WCC, A-350-LF3, A203-B
2.2
A-240-317, A-351-CF8M, A182-F316
3.1
B 462, B463
dst
dst
Tabel 4.5. Contoh Pressure-Temperature rating untuk berbagai material untuk kelas ANSI 300 CLASS 300 PRESSURE-TEMPERATURE RATINGS Pressures are in psig Mat’l Group
1.1
1.2
1.3
1.4
Materials
1.5
1.7
1.9
1.10
1.13
1.14
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
3.1
3.2
3.4
3.5
3.7
3.8
C
X%Cr, X%Mo, Ni-CrMo
dst
dst
dst
dst
Type 304
Type 316
Type 304L, 316L
Type 321
dst
dst
dst
Cr Fe Mo Cu Cb 20Cb
Nickel Alloy 200
dst
dst
dst
dst
X%Mo
695 680 655 640 620
750 750 730 705 665
720 620 560 515 480 450 445 430 425 dst
600 505 455 415 380 360 350 345 335 Dst
720 610 545 495 460 435 430 420 415 dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
360 360 360
dst
720 600 530 470 435 415 410 405 400 dst
600 555 525
dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst
dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
Carbon Steel 0
Temp, F -20 – 100 200 300 400 500 600 650 700 750 dst
740 675 655 635 600 550 535 535 505 dst
750 750 730 705 665 605 590 570 505 dst
695 655 640 620 585 535 dst dst dst dst
620 560 550 530 500 dst dst dst dst dst
Keterangan: dst = dan seterusnya.
dst dst dst dst
dst dst dst dst
dst
dst
dst
dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
dst
Dari tabel-tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan material akan turun seiring kenaikan temperatur operasi. Untuk material besi baja (grup 2), kenaikan temperatur akan menyebabkan penurunan yang cukup tajam terhadap kekuatan materialnya, dibandingkan dengan material besi karbon (grup 1). Gambar 4.5 Contoh kecenderungan penurunan kekuatan material dengan kenaikan temperatur untuk beberapa material Pressure-Temperature Rating for Several Materials ANSI 300 Class 800 700
Pressure, psig
600 Carbon Steel 1.1
500
Carbon Steel 1.2 400
304 SS 2.1 316 SS 2.2
300
304L & 316L SS 2.3
200 100 0 0
100
200
300
400
500
600
700
800
Temperature, F
Jika dianalogikan desain suatu separator, maka MAWP separator tersebut juga akan turun jika temperatur operasi meningkat. Bayangkan jika kenaikan temperatur disebabkan oleh faktor luar, seperti kebakaran. Untuk itulah, banyak sekali terpasang sistem pembuangan gas ke flare atau yang dikenal sebagai blowdown system, guna mengurangi secara significant tekanan gas yang meningkat karena panas dari api. Tambahan cara untuk “menahan” keruntuhan mechanical integrity dari separator tersebut, misalnya dengan tetap menjaga cairan tetap ada di separator supaya kenaikan temperatur di dalam separator tersebut jadi lambat. Diharapkan, sebelum semua cairan menjadi uap, temperatur di dalam separator tidak akan lebih dari titik didih cairan yang dikandungnya. Selama cairan masih dalam fasa cair, maka energi panas dari api dibutuhkan untuk memasok panas perubahan wujud atau panas latent. Hal tersebut pun dengan asumsi bahwa penyebaran panas di sekitar badan separator tersebut adalah homogen. Suatu asumsi yang layak untuk diperdebatkan, dan itu sebabnya pula, ada beberapa pihak, yang menyangsikan kehandalan dari PSV jenis fire. 2)
Spesifikasi dari Komponen Perpipaan (Pipa, Valve, dan Fitting) Tujuan dari spesifikasi komponen perpipaan adalah untuk menentukan, untuk suatu beban kerja tertentu, kode industri dari lembaga yang berwenang, kebutuhan-kebutuhan bahan-bahan untuk pipa, flange, fitting, bolt, nut, dan gasket, bahan dan konstruksi untuk setiap valve yang digunakan di perpipaan, sertifikat pengelasan, persyaratan inspeksi, serta rincian desain. Untuk setiap kelas pipa dan penggunaannya, tersedia daftar yang menjelaskan secara rinci hal-hal yang diperlukan, misalnya bahan dari pipa, end connection, valve-valve yang dapat digunakan, fitting, dan sebagainya. Informasi detil mengenai hal ini, biasanya dapat dilihat di dokumen spesifikasi perpipaan. Untuk setiap operator, bentuknya bisa berbeda-beda. Contoh berikut adalah piping specification kelas ANSI 150 yang digunakan oleh sebuah perusahaan migas.
PT ABC Project No:
789
Client:
PSC
Project Title:
LP Booster Compresor
Piping Material Class
PIPING MATERIAL SPECIFICATION NO: Nominal Diameter, inches ASME Schedule
Item
Elements Pipe Pipe
Seamless Seamless
PIPING CLASS DATA SHEET A22
Wall Thickness PE BE
½
¾
1
1½
2
3
4
Rev.
0
16
18
pt abc
123456789 6
8
10
12
14
20
24
Notes
inch.
ASME B36.10 ASME B36.10
1
ASTM A106 Gr. B
ASME ASME ASME ASME ASME ASME ASME ASME ASME ASME
Equal Lateral Tee BW Reducing Lateral Tee BW End Cap BW End Cap Scr'd3000# Eccentric Reducer BW Concentric Reducer BW Concentric Sw age BLE/PSE 3000# Concentric Sw age PBE 3000# Coupling - Full SW 3000#
ASME B16.9 ASME B16.9 ASME B16.9 ASME B16.11 ASME B16.9 ASME B16.9 BS3799 BS3799 ASME B16.11
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A105
4, 5 4, 5 4, 5
Coupling - Reducing Union - Cone Seat Plug - Hexagon Head
ASME B16.11 ASME B16.11 ASME B16.11
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A105
4, 5 5 14
Description
B16.9 B16.9 B16.9 B16.11 B16.11 B36.10 B16.9 B16.9 B16.11 B16.11
ASTM A106 Gr. B
Elbow LR 90 Deg. BW Elbow LR 45 Deg. BW Elbow SR 90 Deg. BW Elbow 90 Deg. SW 3000# Elbow 45 Deg. SW 3000# Pulled bends, produce from pipe Equal Tee BW Reducing Tee BW Equal Tee SW 3000# Reducing Tee SW 3000#
SW 3000# SW 3000# NPT 3000#
Rev.
160 160 160 160 80 40 40 40 20 20 20 20 20 20 STD STD 0.187 0.218 0.250 0.281 0.218 0.216 0.237 0.280 0.250 0.250 0.250 0.312 0.312 0.312 0.375 0.375
Rev
Date
C
29/03/00
Approved for Design
HPR
By
B 0
29/12/99 20/10/00
Issued for Approval Approved for Construction
HPR HPR
ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB
9 5 5 2
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A106 Gr. B Max. Bend Radius = 3D ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A105 ASTM A105
5 5 ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB
3 3
ASTM A105
14 ASTM A 234 Gr. WPB ASTM A 234 Gr. WPB
Carbon Steel 150# Corrosion Allow . : 0.125 inch
Chk. App. Maximum Allow able Design Pressure At Tem perature DSA TRC Deg.F -20 100 120 200 300 400 TRC SB Psig 285 285 280 260 230 200
Material :
DSA
Design Code :
SRR
Rating :
ASME B31.3
P IP E CLA SS
A22
Item
Elements
Nominal Diameter, inches
Nipple, 100mm long Weldolet Sockolet Threadolet Elbolet
PBE BW SW NPT SW
Flange - Weld Neck Flange - Socket Weld Flange - Slip On
BW 150# R.F. SW 150# R.F. SO 150# R.F.
ASME B16.5 ASME B16.5 ASME B16.5
Flange - Weld Neck
BW 300# R.F.
ASME B16.5
Flange - Slip On
SO 300# R.F.
ASME B16.5
Flange Flange Flange Flange -
As Pipe
ASME B36.10
½
¾
1
1½
2
3
4
6
8
10
12
14
16
18
20
24
ASTM A106 Gr. B
Notes 5
ASTM A 105 3000# 3000# 3000#
Screw ed 1/2" NPT 150# R.F. Scrd-Red. x 1/2" NPT 150# R.F. Orifice. W.N. BW 300# R.F. Blind 150# R.F.
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A105
ASME ASME ASME ASME
B16.5 B16.5 B16.5 B16.5
Spectacle Blind Spectacle Blind Spade Spade Spacer Ring Spacer Ring Drip Ring Drip Ring Nippoflange 150mm long Nippoflange 150mm long
150# R.F. 300# R.F. 150# R.F. 300# R.F. 150# R.F. 300# R.F. 150# R.F. 300# R.F. 150# R.F. 300# R.F.
ASME B16.5 ASME B16.5
Gasket Gasket
150# R.F. 300# R.F.
API 601 API 601
ASTM A 105 Bore to match pipe 5 9
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A 105 Bore to match pipe
6 6, 9
ASTM A105 ASTM A105 ASTM A105
7, 14 7, 14 6
ASTM A 105 Bore to match pipe ASTM A105 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60 ASTM A516 Gr. 60
Studbolts Nuts - Hexagon Head / Washer
5 11, 14 5
2 per studbolt
ASTM A105 ASTM A105 Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler Spiral w ound 316 SS, 4.4 mm thk. 316 SS outer and inner rings, 3.2 mm thk. Graphite filler
ASTM A193 Gr. B7
Fluorocarbon coated
ASTM A194 Gr. 2H
Fluorocarbon coated
8 6, 8 8 6, 8 8 6, 8 8 6, 8 7 7
6
Rev.
PT ABC Item
Elements
Nominal Diameter, inches
Carbon Steel
Material :
Flange Rating : 150# ½
¾
1
1½
PIPING CLASS DATA SHEET Corrosion Allowance : 0.125 inch
2
3
4
6
8
10
12
14
Project No: 16
18
789 20
24
Rev. :
A22
0
Notes
Rev.
MISCELLANEOUS AND OTHER ITEMS
Ball Valves
Full Bore. Reduced Bore. Full Bore. Reduced Bore. Reduced Bore. Reduced Bore. Wafer Piston Horiz'l. Ball Vert'l.
Floating, 150# R.F. Flanged Floating, 150# R.F. Flanged Trunnion, 150# R.F. Flanged Trunnion, 150# R.F. Flanged 800# Socket Weld 800# Socket Weld x Scr'd 150# R.F. 800# Socket Weld 800# Socket Weld
Gate Valves
Flex. Wedge Solid Wedge Solid Wedge
150# R.F. Flanged 800# Socket Weld 800# Socket Weld x Scr'd
VG-601 VG-602
Globe Valves
Ball / Plug Plug Plug
150# R.F. Flanged 800# Socket Weld 800# Socket Weld x Scr'd
VT-601 VT-602
Butterfly Valves
Wafer Type Flanged Type
150# R.F. 150# R.F.
Needle Valves
Loose Needle Type, 6000# Scr'd
Check Valves
Monoflange Sgl. Block & Bleed, 150# R.F. Flg. x Scr'd. Valve Dbl. Block & Bleed, 150# R.F. Flg. X Scr'd.
VB-101 VB-102 VB-103 VB-104
SEE NOTE 10 SEE NOTE 10 VB-601 VB-602 VC-101 VC-602 VC-601 VG-101
VT-101
VF-102 VF-101
13, 15, 17 13, 15, 17 10, 13 10, 13 5 5, 7, 14 13 5, 13 5, 13 13 5 5, 7, 14 13 5 5, 7, 14 5 13 13 5
VN-601
VM-101 VM-102
7, 14, 16 7, 14, 16
0 0
PT ABC
Carbon Steel
Material :
Flange Rating : 150#
PIPING CLASS DATA SHEET Corrosion Allowance : 0.125 inch
BRANCH CONNECTIONS
1 2 3 4 5 6
Nominal Diameter, inches 24 Equal Tee BW. 20 Reducing Tee BW. H 18 Equal Tee SW. E 16 Reducing Tee SW. A 14 Weldolet D 12 Sockolet E 10 R 8 6 S 4 I 3 Z 2 E 1½ 1 ¾ ½
½ 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 3
¾ 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 3
1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 3
1½ 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 3
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1
3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1
4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1
BRANCH SIZE 6 8 10 5 5 5 5 5 2 5 5 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
Project No:
789
Rev. :
A22
0
Notes 12 2 2 2 2 2 1
14 2 2 2 2 1
16 2 2 2 1
18 2 2 1
20 2 1
Rev.
24 1
Branch stub-in may be used on open drains subject to approval by Stress Dept.
NOTES : 1. Quality factor for pipe and fittings 'E' to be 1, refer to ASME B31.3 Table A-1B. Any deviation from this quality factor w hen using w elded pipe shall be subject to engineering approval. 2. Pulled Bends shall only be used in approved situations subject to CLIENT approval Where possible but limited to the follow ing size range: Hydrocarbon and toxic service; ½" to 1½" inclusive. Utility systems; ½" to 2" inclusive. Utility systems w here space permits; 3" and 4". 3. Lateral Tees shall be used for flare and drain connections only. 4. For Sw ages nipple and coupling w ith other permitted end conditions refer to Paragraph 2.6 CO00014-000-00-RE-L-001. 5. For all socket w eld fittings a 1/16" cavity betw een pipe and inside fitting to be allow ed or gap-o-let shall be used. 6. 300# Flanges, Gaskets and other components shall only be used for in - line instrument connections and for connecting to 300# piping systems and equipment.
PT ABC
Material :
7. For instrument connections only. 8. For details of Spectacle Blinds, Spades and Spacers and Drip Rings refer to Piping Standard details. 9. The piping components shall only be used in approved situations, subjected to CLIENT approval. 10. Valve sizes denoted by the shaded areas shall only be used for actuated valves. 11. To be used for hydro-test vents only 12. Substitution of ERW or DSAW pipe inplace of seamless, subjected to the CLIENT approval. 13. Selection of valves w ith other permitted types required for specific process condition, refer to paragraph 2.13 CO00014-000-00-RE-L-001. 14. All screw ed fittings to be NPT, all exposed thread to be covered, refer to paragraph 2.5 CO00014-000-00-RE-L-001. 15. Size ½" to 1½" for instrument connection only. 16. Monoflange size ½"Scr'd instrument connection x 1½" flanged piping branch connection. 17. Maximum temperature rating is reduced to 300 oF.
Carbon Steel
Flange Rating : 150#
PIPING CLASS DATA SHEET Corrosion Allowance : 0.125 inch
Project No:
789
Rev. :
0
A22
Kesimpulan apa yang didapat setelah melihat contoh di atas ?. Saya melihat bahwa untuk dimensi dari komponen-komponen pipa, seperti plug, valve, ataupun pipanya sendiri, secara umum untuk ukuran yang lebih kecil dari 2 inch, maka MAWP-nya lebih besar dari pressure rating untuk service tersebut. Secara umum, pressure rating flange, ring dan gasket adalah identik dengan pressure rating untuk service-nya. Untuk ukuran dimensi yang kecil, nilai pressure ratingnya dipilih yang lebih besar. Untuk pipa yang kecil ukurannya, schedule number-nya menjadi lebih besar. Pada ukuran pipa dan komponen-komponen sistem perpipaan yang lebih kecil, mechanical integrity jauh lebih penting daripada kebutuhan untuk dapat menahan tekanan maksimum operasi. Dan inilah sebabnya mengapa didesain sedemikian rupa. Specification Break Setelah kita tahu sedikit pengetahuan tentang kekuatan material berikut standard-nya, maka sekarang perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 4.6 Perubahan Flange dan Valve Pressure Rating SYSTEM DESIGN 2500 PSIG PRESSURE (WELLHEAD PRESS) API 3000 PSI APPLICABLE FLANGE & VALVE DESIGN RATING
1400 PSIG API 2000 OR ANSI 600
450 PSIG ANSI 300
100 PSIG ANSI 150
TO FLARE LO LO
WELLHEAD
HP SEPARATOR
LO LO
OUTLET GAS
TO FLARE LO
OUTLET GAS
TO FLARE
LO
LC
TO FLARE
Catatan: Temperatur desain sistem adalah 150 F Shutdown system tidak digambarkan Flowline & manifold tidak digambar, dianggap desain rating-nya mengikuti wellhead MAWP masing-masing sistem berdasarkan komponen atau alat yang terlemah Setting PSV maksimum adalah MAWP PSV desainnya diasumsikan block discharge
MP SEPARATOR
LO
LC
LO
LP SEPARATOR
OUTLET GAS
LC
Dengan memperhatikan catatan kaki dari gambar tersebut, maka secara konseptual, ditampilkan perubahan pressure rating mulai dari hulu, yaitu kepala sumur sampai dengan hilirnya, yaitu separator tekanan rendah. Apa tujuannya specification break tersebut. Tidak lain adalah untuk penghematan. Bayangkan jika semua material, jika mengacu pada gambar tersebut, harus dibuat sesuai pressure rating kepala sumur. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan…..?? Perhatikan gambar P&ID 4.7 dan 4.8 berikut ini. PSV di tiap separator di desain atas dasar kriteria block discharge. PSV spare-nya tersedia tetapi tidak digambarkan untuk penyederhanaan. Temperatur operasi maksimum diasumsikan 150 0F.
Gambar 4.7 Specification Break di P&ID Manifold dan Separator
Gambar 4.8 Specification Break di P&ID Manifold dan Separator – Penambahan Valve di upstream LP Separator
Jika gambar 4.7 dan 4.8 dicermati, maka hanya dengan menambah Valve A di upstream LP Separator, maka banyak sekali flange dan pipe rating yang berubah mengikutinya. Cara Mendesain Specification Break Agar dapat mengerti mengapa terjadi perubahan di gambar 4.8 tersebut, maka perlu bagi kita untuk mengetahui bagaimana mendesain suatu specification break. Dalam merancang specification break ini, diasumsikan: 1. Check valve passing atau fail open/close sehingga memungkinkan terjadinya/terputusnya aliran fluida dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. 2. Control valve, termasuk self-containt regulator, dapat terbuka atau tertutup, yang memungkinkan suatu bagian dalam pipa berisi fluida bertekanan maksimum. 3. Block valve dapat terbuka atau tertutup, yang memungkinkan terjadinya tekanan tertinggi. Lock Open dan Lock Close valve akan tetap menjaga posisi valve demikian, jika kuncinya dijaga dengan prosedur yang ketat dan benar. Process Hazard Analysis harus dilakukan untuk menentukan apakah proteksi jenis ini dapat diterima. Untuk aplikasi valve yang menggunakan lock close, disarankan untuk tidak digunakan karena resiko valve passing adalah umum ditemui di production facility. 4. Pressure Safety High (PSH) dianggap tidak memberikan perlindungan yang cukup, kecuali dengan menggunakan metode HIPPS. Meskipun demikian, pemilihan metode ini haruslah melalui kajian yang mendalam, termasuk melihat kemungkinan menggunakan metode proteksi yang lain. 5. Pressure Safety Valve dan Rupture disk selalu bekerja. Desain PSV atau RD tersebut adalah block discharge. Pemeriksaaan Specification Break Untuk memeriksa suatu specification break, maka dapat dilakukan penelusuran sistem perpipaan dan unit operasi terkait. Jangan lupa juga untuk menggunakan tabel pressure-temperature rating dari material yang digunakan, seperti yang sudah dicontohkan di tabel-tabel 4. Untuk desain PSV yang dipasang guna melindungi bagian upstream-nya, maka penelusuran dimulai dari PSV menuju upstream termasuk percabangannya, sampai bertemu dengan valve atau control valve pertama. Diasumsikan valve atau control valve tersebut tertutup. Kemudian mulai dari valve tersebut, ditelusuri lagi sampai menemukan PSV yang lain atau sumber penghasil tekanan (seperti sumur, pompa, atau kompresor). Sistem perpipaan mulai dari block valve atau control valve yang pertama tadi sampai dengan PSV di upstream-nya atau sumber penghasil tekanannya, harus di desain pada pressure rating PSV atau pada tekanan maksimum dari sumber penghasil tekanan tersebut, jika tidak ada PSV. Hal tersebut juga berlaku untuk setiap percabangan pipa.
Gambar 4.7 dan 4.8 sampai gambar selanjutnya menggunakan asumsi bahwa material yang digunakan adalah besi karbon kelas 1.1 dengan temperatur operasi maksimum 150 0F. Sekarang perhatikan gambar 4.7 kembali. Untuk sistem perpipaan di HP dan Test Separator, maka jika ditelusuri, akan ditemui valve-valve dari sumur #1 dan sumur #2, yaitu valve 1, 3, 2, dan 4. Lalu diasumsikan valve-valve tersebut tertutup tetapi passing. Desain pressure rating perpipaan sampai dengan valve-valve tersebut akan mengikuti setting PSV-PSV di HP atau Test Separator, yaitu 1480 psig atau berarti setara dengan ANSI 600. Mulai dari valve-valve 1, 3, 2, 4, maka ditelusuri kembali ke upstreamnya sampai menemukan valve-valve 5 dan 6. Lalu diasumsikan valve-valve ini tertutup (tetapi passing). Maka desain pressure rating mulai dari valve-valve 1, 3, 2, dan 4 plus perpipaannya sampai ke valve 5 dan 6 haruslah sanggup menahan tekanan maksimum yang mungkin terjadi, dengan asumsi valve 5 dan 6 pasti passing meskipun tertutup. Tekanan maksimum yang mungkin terjadi dalam hal ini adalah Shut in Tubing pressure (SITP) dari masing-masing sumur #1 dan #2. Sehingga valve-valve (1 dan 2) dan perpipaannya di flowline sumur #1, desain pressure ratingya mengikuti SITP sumur #1, yaitu 5000 psig, sehingga desainnya adalah API 5000. Untuk valve-valve (3 dan 4) dan perpipaannya di flowline sumur #2, desain pressure ratingnya akan mengikuti SITP sumur #2, yaitu API 2000. Untuk pressure rating valve-valve 5 dan 6 sampai sistem perpipaan menuju upstreamnya, yaitu kepala sumur, harusnya sudah jelas, yaitu API 5000 dan API 2000, masing-masing untuk sumur #1 dan #2. Bagaimana dengan valve-valve 7 dan 8 ?. Karena valve-valve ini berhubungan dengan sistem separator LP di downstreamnya, maka penelusuran dimulai dari Separator LP. Mulai dari PSV di LP Separator menuju upstreamnya, maka akan ditemui valve 7 di flowline sumur #1 dan valve 8 di flowline sumur #2. Desain pressure rating perpipaan mulai dari separator LP tersebut sampai dengan valve-valve tersebut, akan mengikuti setting PSV dari LP separator tersebut, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150. Untuk valve 7, jika valve 1 dan 2 serta valve 7 tertutup, maka tekanan tertinggi yang mungkin terjadi tentunya adalah SITP sumur #1, yaitu 5000 psi, sehingga pressure rating untuk valve 7 berikut perpipaan disekitarnya menuju upstream dan bertemu dengan flowline sumur #1 haruslah API 5000. Untuk valve 8 dan perpipaannya, dengan penjelasan yang sama, desain pressure ratingnya akan mengikuti API 2000. Mulai dari PSV di LP Separator menuju perpipaan keluaran cairan di HP Separator, hingga bertemu dengan check valve 9, maka sistem perpipaannya adalah setara dengan setting PSV dari LP separator, yaitu 230 psig, atau cukup jika menggunakan ANSI 150. Mulai dari check valve 9, valve 10, control valve 11, dan valve 12, yang kesemuanya diasumsikan passing jika pada kondisi tertutup serta check valve yang diasumsikan tidak bekerja (close), maka tekanan tertinggi yang mungkin terjadi pada system tersebut adalah sama dengan setting PSV dari HP separator, yaitu 1480 psig atau setara dengan ANSI 600.
Dengan analogi yang sama, jelaslah sudah kelas ANSI perpipaan untuk valve-valve (13, 14, 15, dan 16) di sistem perpipaan keluaran cairan di Test Separator, yaitu ANSI 600. Perhatikan bahwa untuk setiap valve, maka spec break akan terjadi di perpipaannya dan bukan di flange valve tersebut, karena untuk setiap valve dengan pressure rating tertentu, maka jenis flange-nya sudah standard. Kalaupun ada yang bisa dipertukarkan dengan pressure rating yang lebih rendah, adalah sangat dilarang untuk melakukannya dengan alasan apapun, karena sangat berbahaya.
API 5000
API 5000
ANSI 600
ANSI 600
Jika sudah mengerti bagaimana merancang spec break di gambar 4.7, marilah kita menganalisa gambar 4.8. Di P&ID yang tertampilkan di gambar 4.8, penambahan satu valve di upstream LP separator akan berpengaruh banyak terhadap perancangan spec break untuk sistem perpipaan di upstream-nya. Jika valve A di upstream LP Separator tertutup/ditutup, valve 1, 2, 3, dan 4 tertutup/ditutup, maka tekanan maksimum yang mungkin terjadi jika ditelusuri sampai ke LP manifold akan setara dengan SITP sumur #1, yaitu API 5000. Maka semua valve, termasuk valve A, perpipaan LP beserta manifoldnya haruslah mempunyai rating API 5000. Dengan konfigurasi demikian, maka kemungkinan sistem tekanan sumur #1 dan #2 menjadi terhubung adalah sangat mungkin, yang mana mengakibatkan tekanan tertinggi di sistem flowine sumur #2 menjadi lebih tinggi dari SITP sumur #2, yaitu setara SITP sumur #1. Maka, pressure rating untuk sistem perpipaan flowline #2 termasuk valve-valve-nya (valve 3, 4, 6, dan 8) haruslah setara dengan API 5000. Penjelasan di atas sepintas terlihat berlebihan jika menganut prinsip HAZOP yang terkenal dengan “No double Jeopardies”, akan tetapi sebenarnya tidak, karena jika ingin mengalirkan
fluida dari sumur #1 dan #2 langsung menuju LP Separator, maka kondisi valve-valve tersebut haruslah sedemikian rupa. Dengan analogi yang sama, harusnya sudah jelas kenapa valve-valve di pipa keluaran cairan HP Separator (9, 10, 11, dan 12) serta valve-valve di pipa keluaran cairan Test Separator (13, 14, 15, dan 16) mempunyai pressure rating setara API 5000.
Gambar 4.9 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Close.
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LC adalah Lock Close)?
Gambar 4.10 Perubahan Spec Break dengan Memasukkan Prinsip Lock Open
Menurut anda, apakah spec break sistem ini aman untuk dioperasikan (LO adalah Lock Open)?
Sambil berpikir manakah yang direkomendasikan dari gambar 4.9 dan 4.10 tersebut, perhatikan gambar 4.11 yang merupakan alternatifnya. Gambar 4.11 Perubahan Spec Break dengan Pemasangan PSV
Bagi para engineer, process atau operation/field engineer, jika merasa sudah paham dengan konsep perancangan specs break, periksalah pengetahuan anda dengan mengerjakan soal-soal berikut. Tentukanlah specs break untuk masing-masing sistem berikut ini. Ingatlah, bahwa specs break yang akan anda rancang ini haruslah dapat diterima secara engineering dan cost wise dengan tetap mengedepankan safety. Jika anda adalah piping engineer, tebaklah apa yang salah dari gambar manifold nya ! (Ini juga terlihat pada semua gambar di P&ID sebelumnya). Catatan: Desain wellhead selalu mengikuti API.
34
Soal A
36
Soal B
37
Soal C
38
Soal D
39
Beberapa Contoh Spec Break Unit Operasi Gambar 4.12 Contoh Spec Break di Sistem Kompresor Sentrifugal
40
Gambar 4.13 Contoh Spec Break di Sistem Pompa Sentrifugal
#$
% &% ' ()* ! " !
*% +# ,
41
-
.
PSV Pressure Safety Valve mempunyai spec break di PSV-nya sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan kecermatan dalam mengaplikasikan LO/LC principle di daerah sekitar PSV tersebut. Perhatikan gambar-gambar berikut dan bandingkan! Gambar 4.14 Prinsip LO/LC di daerah sekitar PSV / 0
"
!
/0 1
2 0
!
Jika diperhatikan, gambar yang kanan mempunyai kesalahan mendasar karena untuk PSV spare-nya, isolasi Lock Close terhadap manual block valve-nya dilakukan di downstream PSV. Mengingat PSV bisa saja passing, maka aplikasi gambar di sebelah kanan dapat menyebabkan overpressure. Untuk aplikasi penambahan Restrictive Orifice (RO) di PSV, maka harus ditempatkan di upstream PSV dan bukan di downstreamnya guna menghindari masalah overpressure juga.
42
Untuk kedua gambar PSV di bawah ini, menurut anda, manakah yang diperbolehkan? Gambar 4.15 Prinsip LO/LC di daerah sekitar PSV - Pertanyaan
Gambar yang sebelah kiri harusnya bisa dijawab dengan membaca kembali tulisan di halaman-halaman sebelumnya. Untuk yang di sebelah kanan, sebelum dapat menjawabnya, nampaknya anda harus mengerti dahulu bagaimana konsep perancangan suatu PSV.
43
Selamat!! Jika anda sudah membaca sampai di halaman ini, dan secara umum mengerti isinya, saya memperkirakan bahwa anda sudah mencapai setengah dari perjalanan dalam rangkaian tulisan saya mengenai Cara Mengkaji P&ID. Di setengah perjalanan sisanya, akan ditemui lots of fun, karena sudah mulai menguak isi P&ID secara umum. Di sana, akan dibahas tentang pengenalan dan konsep perancangan PSV, shutdown system instrumented-based, overpressure protection, serta sistem pembuangan fluida. Salus Populi Est Lex Suprema People’s Safety is The Highest Law Vivat Process Engineering! Referensi: 1. Pengalaman pribadi komissioning 1 x 250 MMscfd RR compressor di Nilam Plant, Vico Indonesia. 2. Cacat Bawaan PSV fire, Cahyo Hardo, tulisan di Milis Migas Indonesia. 3. AGX Platform Piping Specification, Premier Oil Natuna Sea B.V. 4. Vico Engineering Standard (VES) – Piping Specification. 5. Surface Production Operation volume 1 dan 2, Maurice Stewart PhD, PE, Ken Arnold PE. 6. API RP 14E, Recommended Practice for Analysis, Design, Installation, and Testing of Basic Surface Safety Systems for Offshore Production Platforms. 7. API RP 14J, Recommended Practice for Design and Hazard Analysis for Offshore Production Facilities. 8. Piping and Pipeline System Course, Maurice Stewart PhD.
44
Filename: 12 Cara Mengkaji P&ID - Safety #2 Directory: D:\personal\milis migas\articles\12 Cara Mengkaji P&ID Safety #2 Template: C:\Documents and Settings\arief\Application Data\Microsoft\Templates\Normal.dot Title: KBK Proses Subject: Cara Mengkaji P&ID - Safety#2 Author: Cahyo Hardo Priyoasmoro Keywords: P&ID Comments: http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia http://www.migas-indonesia.com http://www.migas-indonesia.net Creation Date: 2/24/2007 9:57 PM Change Number: 23 Last Saved On: 2/28/2007 10:10 AM Last Saved By: DSI Total Editing Time: 113 Minutes Last Printed On: 2/28/2007 10:51 AM As of Last Complete Printing Number of Pages: 44 Number of Words: 5,144 (approx.) Number of Characters: 29,324 (approx.)
View more...
Comments