10.bab Ibadah
October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download 10.bab Ibadah...
Description
IBADAH A.
PE PENGE NGERTI RTIAN AN IBADAH IBADAH
Kata ibadah berasal berasal dari bahasa bahasa arab (ibadah) (ibadah) berasal dari kata (abda – ya’budu – ibadah) secara etimologi yang berarti: tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina. Kata
tunduk dan patuh menurut Yusuf Qardawi memiliki makna (ibadah) merendahkan diri dihadapa diha dapan n Allah1 Swt Swt se seme ment ntar araa ka kata ta (a (abd bda) a) dituj ditujukan ukan merendah merendahkan kan diri dihadapa dihadapan n selain Allah Swt Secara terminologi pengertian ibadah memiliki banyak dinifisi sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Menurut ulama’ akhlak pengertian pengertian ibadah:
Artinya: Artiny a: mengerjak mengerjakan an segala segala bentuk bentuk ketaatan ketaatan badaniya badaniyah h dan menyelen menyelenggar ggarakan akan segala syariatnya (hukum). Sementara itu ibadah menurtu Hasbi As-Siddiqi2 Memahami pengertian diatas ialah wajib bagi seseorang untuk berbuat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat (hubungan sosial masyarakat). Dalam hal ini ialah sebagaimanaa sabda nabi Muhammad Saw; sebagaiman Artinya: Memandang kepada ibu bapak (kedua orang tua) karena cinta kita kepada mereka berdua adalah ibadah. Sementara itu menurut ulama’ Tauhid ibadah adalah: Artin Art inya ya:: Meng Meng-e -esa saka kan n da dan n meng mengan angu gung ngka kan n Al Alla lah h de deng ngan an sepe sepenu nuhn hnya ya,, serta serta menghinakan menghinaka n diri dan menundukan jiwa kepanya. Allah Swt dalam QS. AN-Nisa’: 36
Artinya: sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Nabi Muhammad Saw Saw bersabda: (Adduau Muhhul Ibadah) artinya doa adalah otaknya ibadah. Darii penge Dar pengerti rtian an diatas diatas dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwas bahwasan anya ya ibada ibadah h sangat sangat luas luas sekali sekali mencakup segala bentuk hukum. Baik hukum yang bisa dipahami maknanya maupun yang tidak seperti: shalat, zakat, haji, hukum yang berhubungan dengan lidah seperti dzikir, hukum hukum yang berhubungan dengan hati yaitu niat.
1
Yusuf Qardawy, Ibadah al-Ibadah Fie al-Islam (Muassasah al-Risalah: Beirut, 1979) cet.6, hlm. 27 Hasbi As-Ṣiddiqie, Kuliah Ibadah, cet. V, Bulan Bintang, Jakarta, 1985, h. 01.
2
1
B. RUANG LINGKUP LINGKUP DAN DAN SISTEM SISTEMATIK ATIKA A IBADAH IBADAH
Ruang Rua ng lingku lingkup p ibadah ibadah sanga sangatt luas luas sekali sekali membi membica carak rakan an ibada ibadah h ha harus rus dapat dapat memahami makna dari ibadah itu tersendiri. Menurut Ibnu Taimiyah (661-728.H/12621327.M) sebagaimana yang dijelaskan oleh Rotonga ibadah merupakan semua bentuk kecintaan, ketaatan dan dan kerelaan kita kepada Allah swt3. Bentuk penghambaan kita dalam dala m melaksan melaksanakan akan semua perintahn perintahnya ya baik yang fardu maupun yang sunnah sunnah dan menjauhi semua larangannya baik secara dzahir maupun batin seperti: shalat, puasa haji, sodaqoh, berbuat baik kepada orang tua, membantu orang lain: yatim piatu, fakir miskin, ibn sabil, membaca al-qur’an dan menerima segala bentu ketetapan dari Allah swt dari yang baik maupun yan buruk. Ruang Ruan g lingkup lingkup ibadah ibadah yang dikemukaka dikemukakan n Ibnu Taimiyah di atas atas,, cakupann cakupannya ya sangat luas, bahkan menurut Taimiyah semua ajaran agama itu termasuk ibadah; Hanya saja bila dikela- sifikasikan dapat dikelompokan kepada: 1. Kewajiba Kewajiban-kew n-kewajiba ajiban n atau rukun-ruk rukun-rukun un syari’at syari’at seperti: seperti: şalat, şalat, puasa, puasa, zakat zakat dan Haji. 2. yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan (tambah (tambahan an dari) kewajiba kewajiban n di atas dalam bentuk bentuk ibadahibadahibadah sunnat, seperti: żikir, membaca al-qur’an, do’a dan istighfar; 3. se semu muaa be bent ntuk uk hu hubu bung ngan an so soci cial al ya yang ng ba baik ik sert sertaa pe peme me-nu -nuha han n ha hak-h k-hak ak manu manusi sia, a, seperti: sepe rti: berbuat berbuat baik kepada kepada orangtua, orangtua, menjalin menjalin silaturra silaturrahmi, hmi, menyantu menyantuni ni anak yatim, fakir miskin dan ibn sabil. 4. Akhl Akhlak ak in insa saniy niyah ah (b (ber ersi sifa fatt
ke kema manu nusia siaan an), ),
sepe seperti rti be bena narr
da dalam lam be berb rbica icara ra,,
menjalankan amanah dan menepati janji. 5. Akhlak rabbaniyah (bers (bersifat ifat ketuhanan) ketuhanan),, seperti seperti men-cintai men-cintai Allah dan rasul- N N ya, ya, takut kepada Allah, ikhlas dan sabar terhadap hukum- N N ya. ya. Kelima kelompok tersebut dapat dikelasifikasikan dikelasifi kasikan secara lebih khusus yaitu ibadah Ibadah h umum mempunyai mempunyai cakupan yang sangat sangat luas, yaitu umum dan ibadah khusus; Ibada meliputi melipu ti se-gala amal kebajikan yang dilakukan dilakukan dengan niat ikhla ikhlass dan sulit untuk mengemukakan sistematikanya; Akan tetapi ibadah khusus ditentukan oleh syara (naş) ‟
tentang bentuk dan caranya.
3
Rahman
Ritonga, dkk, Fiqh Ibadah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, h. 06
2
Secara Sec ara garis garis besar besar sistem sistemati atika ka ibadah ibadah ini sebag sebagaim aimana ana dikemu dikemukak kakan an Wahba Wahbah h Zuhayli4 sebagai berikut: 1. Țaharah 2. Ṣalat 3. Peny Penyel elen engg ggar araa aan n ja jana naza zah h 4. Zakat 5. Puasa 6. Haji Haji dan Umr Umraah 7. I’tikȃf 8. Sump Sumpah ah da dan n Kaffa Kaffara rah h 9. Nazar 10. Qurban Qurban dan Aqiqah Aqiqah Kaitan dengan sistematika ibadah tersebut, buku ini akan membagi pembahasan pembahasan itu kepada: 1. Ibadah 2. Țahara Țaharah h (Wuḑu’ (Wuḑu’,, Mandi Mandi dan dan Taya Tayamum mum)) 3. shalat 4. Puasa 5. Janazah 6. Zakat 7. Haji Haji dan Umra Umrah h 8. Udhhiy iyaah 9. Aqiqah 10. Sembel Sembeliha ihan n 11. 11. Buru Buruan an
C. TUJUAN, TUJUAN, HAKIKAT HAKIKAT,, DAN HIKMAH HIKMAH IBADAH IBADAH
1. Tuju Tujuaan Ib Ibad adaah 4
Wahbah
Zuhayli, Al-Fiqhu al-Islamy waadillatuhu,I, Daar Al-Fikr, 1989, h. 11. 3
Manusia merupakan mahluk yang paling agung dan paling sempurna diantara mahluk Allah lainnya.sebagaimana lainnya.sebagaimana yang dijelaskan didalam (QS. At-Tin (95): 45);
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya .
Sementara itu fungsi manusi diturunkan ke muka bumi ini tidak hanya sekedar hidup tapi tugas utama manusia ialah sebagai khalifah (pengganti, wakil atau duta tuhan dimuka bumi)6 hal ini dijelaskan di dalam (QS. Al-Baqarah (2): 30)
Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dan dijelaskan didalam (QS.Al Mukminun (23): 115) Artinya: Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?7
Fiman Allah dalam (QS. Az-zariat (51): 56) Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.8
5
Ditbinperta,
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi, Ilmu Fiqh, I, Jakarta, 1983, h. 5-6 Ditbinperta, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi, Ilmu Fiqh, I, Jakarta, 1983, h. 5-6 7 Direk Direktorat torat Jenderal Jenderal Bimas Islam, Direktorat Direktorat Urusan Urusan Agama Agama Islam dan Pembi Pembinaan naan Syari‟ah, Syari‟ah, Al-Qu Al-Qur’an r’an dan
6
Terjemahnya, Kementerian Agama RI, 2010, h. 540 8 Direktorat Jenderal Bimas Islam, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kementerian Agama RI, 2010, h.862 4
Dapat dipahami, bahwa Jin dan manusia diciptakan untuk beribadah, maka yang menarik untuk dipahami adalah apakah tujuan beribadah itu? Dapat disimpulkan bahwasanya tujuan tujuan pokok beribadah beribadah adalah: adalah: a. Seba Sebaga gaii be bent ntuk uk pe peng ngha hamb mbaa aan n ke kepa pada da Al Alla lah h swt swt ka kare rena na tu tuju juan an manu manusi siaa di ciptakan kemuka bumu ini sebagai pengganti, wakil dan duta Allah swt. b. Untuk mendekatkan mendekatkan diri kepada Allah swt melalui ibadah agar mencapai derajat yang lebih tinggi (mencapai taqwa). c. Sebagai Sebagai sarana sarana untuk untuk menghinda menghindari ri diri dari perbuata perbuatan n keji dan mungka mungkar; r; Artinya, Artinya, manusia tidak terlepas dari perintah dan larangan Allah swt semakin manusia melaksanakan melaksanak an perintah dan menjauhi larangan Allah semakin dekat kepadaNya 2. Hak akik ikaat Iba Ibadah dah Seoran Seo rang g ulama’ ulama’ Hasbi Hasbi As-Ṣhi As-Ṣhiddi ddiqi, qi, cendik cendikiaw iawan an Muslim Muslim dalam dalam kitab kitabnya nya Kuliah Ibadah mengemukakan bahwa hakikat ibadah9 ialah: Artinya: Ketundukan jiwa yang timbul dari hati yang merasakan cinta terhadap Tuhan yang disembah dan merasakan kebesaran-Nya, meyakini bahwa bagi alam ini ada penguasanya, yang tidak dapat diketahui oleh akal hakikatnya.
Dapat disimpulkan bahwasanya hakikat ibadah ialah: Artinya: Memperhambakan dan menundukan menundukan jiwa kepada kekuasaan yang gaib, ya yang ng tidak dapat diselami dengan ilmu dan tidak dapat diketahui hakikatnya.
Sement Sem entara ara itu Ibnu Ibnu Kasi, Kasi, salah salah ulama’ ulama’ tafsir tafsir berpen berpendap dapat at bahwa bahwa hakik hakikat at ibadah itu adalah: Artinya: Himpunan dari semua rasa cinta, tunduk dan takut yang sempurna (kepad (kepada a Allah).
Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas menurut Hasbi As-Siddiqi diatas bahwasanya seorang mukallaf tidaklah dipandang beribadah (belum sempurna ibadahnya) bila seseorang itu hanya mengerjakan ibadah dengan pengertian fuqaha atau ahli uşul saja; Artinya disamping ia beribadah sesuai dengan pengertian yang dipaparkan oleh para fuqaha, diperlukan juga ibadah sebagaimana sebagaimana yang dimaksud 9
Hasbi As-Siddiqie, Op Cit, h. 7- 8 5
oleh ahli yang lain seperti ahli tauhid, ahli akhlak dan lainnya. Dan apabila telah terkumpul padanya pengertian-pengertian tersebut, barulah padanya terdapat “Hakikat Ibadah” 3. Hi Hikm kmah ah Ibad Ibadah ah Tujuan Allah menciptakan manusia tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Dalam menjalankan ibadah ada beberapa keutamaan sudah semestinya Allah All ah member memberii keutam keutamaa aan n dibali dibalik k perint perintah ahnya nya.. Dasar Dasar pijak pijak Allah Allah dalam dalam setia setiap p perintahnya ada hikmah seperti Allah mewajibkan beriman, dengan maksud untuk membersihkan hati dari syirik, kewajiban Ṣalat untuk mensucikan diri dari takabbur, diwajibkannya zakat untuk menjadi sebab diperolehnya rizki, mewajibkan berpuasa untuk menguji kesabaran. Kewajiban manusia untuk mendekatkandiri kepada Allah swt melalui ibadah baik ibadah wajib maupun ibdah sunnah. Membenarkan ajaran Islam dengan menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Isl Islam am mengat mengatur ur ummatn ummatnya ya dalam dalam bentuk bentuk ganjar ganjaran an dan dan siksaa siksaan. n. Ganjar Ganjaran an diberikan kepada ummatnya yang telah mekalsakana perintah-perintahnya (pahala) seperi: sepe ri: melakasa melakasanaka nakan n shalat, shalat, bershada bershadaqoh, qoh, menolong menolong orang orang lain, bersabar bersabar dalam dalam mengh me nghad adapi api perint perintah ah dan co cobaa baan n dari dari Allah Allah swt, swt, menju menjunju njung ng tingi tingi nilai-n nilai-nila ilaii kehidupan sehinga terciptata kedamaian dan perdamaian dalam bermsyarakat Sementara itu siksaan akan diberikan kepada ummatnya yang telah melakukan larangan lara ngannya nya seperti: seperti: mencuri, mencuri, minum-min minum-minuman uman keras, keras, membunuh membunuh orang orang lain dan berbohong, mengadu domba sehingga tercipta pertikaian dan permusuhan dan lain 10
sebagainya . Dengan demikian dapat dipahami bahwasanya setelah kita mempelajari ibadah tercipta keihlasan dan ketentraman dalam melaksanakan ibadah sehingga ibadah yang kita kerjakan sesuai sesuai dengan kehendak Allah swt menjadi amal shaleh sebagai bekal di akahirat akahirat nanti. D. HUBUNGAN HUBUNGAN IBADAH IBADAH DENGAN DENGAN IMAN
Ibada Iba dah h dan iman iman mempu mempunya nyaii hubun hubungan gan sepert sepertii mata mata rantai rantai yang yang tidak tidak bisa bisa dipisahkan. Ibadah sebagai bekal menuju amal shaleh hal ini dianjurkan dalam Islam dan bahkan tujuan hidup manusia manusia adalah beribadah. Sementara itu amal shaleh 10
Ibid,
h. 13-14 6
merupakan implementasi menuju iman. Hal ini dijelaskan didalam al qu’an hubungan antara ibadah dan kematian (QS. Al-Kahfi (18): ( 18): 110)
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap
perjumpaan
dengan
Tuhannya,
Maka
hendaklah
ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Firman Allah dalam QS. Al-Aşar (103): 1-3 yang lafaz dan artinya sebagai berikut:
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Melihat dari dua ayat tersebut dapat disimpulkan adalah ibadaah adalah indikator dari iman seseorang. Semakin bagus ibadah seseorang maka semakin tingi imannya maka semakin dekat ia dengan Allah. Didalam al - Qur’an Allah berjanji bersumpah kepada masa tentang betapa akan mendapat kerugian bagi manusia, terkecuali itu yang apabila beriman dan beramal şaleh. Oleh karena itu amal shaleh bagian dari ibadah dan dalam dal am menja menjalan lankan kan ibadah ibadah harus harus denga dengan n keima keimanan nan ya yang ng murni murni dari dari hati. hati. Denga Dengan n dimikian iman dan ibadah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. E. MACAM-MACA MACAM-MACAM M IBADAH IBADAH DILIHAT DILIHAT DARI DARI BERBAGAI BERBAGAI SEGI SEGI
Ibadah Ibadah dalam dalam Islam terdapa terdapatt be berba rbagai gai macam macam.. Ditinj Ditinjau au dari segi ruang ruang
lingkupnya dapat dibagi kepada dua macam 1. Ibada Ibadah h “Khass “Khassa” a” merupa merupakan kan ibadah ibadah yang yang tata tata cara cara ketetn ketetntua tuan n da dan n pe pelak laksan sanaa aanny nnyaa sudah ditetapkan ditetapkan antara antara lain: şhalat, zakat, puasa, puasa, haji, dan dan lain sebagainya. sebagainya.
7
2. Ibada Ibadah h “Aman “Amanah” ah” yaitu yaitu pe perbu rbuata atan n baik baik yang yang disert disertai ai dengan dengan niat niat yang yang baik baik hanya hanya semata-mata karena Allah (ikhlas) antara lain, seperti: Berbuat baik kepada orang lain, makan, minum, bekerja dan lain sebagainya. sebagainya. Ditinjau dari bentuk dan sifatnya ibadah dibagi kepada 4 (empat) macam: 1. Ibada Ibadah h dalam dalam bentuk bentuk perkataa perkataan n atau atau dalam dalam ucapan ucapan,, sepert seperti: i: membac membacaa al-qur al-qur’an ’an,, membaca takbir, tahmid, tahlil, menjawab adzan, menyahuti orang yang sedang bersin dan lain sebagainya. sebagainya. 2. Ibadah Ibadah yang benbent benbentuk uk perbutan perbutan yang tidak tidak ditentukan ditentukan bentukny bentuknya, a, seperti: seperti: berbuat berbuat baik kepada orang tua, teman dan saudara, menolong orang yang lagi sakit dan lain sebagainya. 3. Ibada Ibadah h dalam dalam pelak pelaksan sanaan aannya nya menah menahan an diri, diri, sepert seperti: i: berpua berpuasa, sa, I’tikaf I’tikaf (berdi (berdiam am di masj ma sjid id), ), mena menaha han n di diri ri da dari ri ji jima ma’’ da dan n be berm rmub ubas asya yara rah h (b (ber erga gaul ul de deng ngan an istr istri) i),, mela me laks ksan anak akan an wuqu wuquff di Araf Arafah ah,, mela melaks ksan anak akan an Ih Ihra ram, m, mena menaha han n di diri ri un untu tuk k menggunting rambut dan kuku ketika haji. 4. Ibada Ibadah h yang yang bersi bersifat fat mengg menggugu ugurka rkan n ha hak, k, seper seperti: ti: membeb membebas askan kan budak budak,, memba membantu ntu orang yang banyak hutang, memaafkan kesalahan orang lain 11. Ibad Ibadah ah di diti tinj njau au da dari ri se segi gi wakt waktun unya ya da dan n ke kead adaa aann nnya ya,, Ha Hasb sbii As-Ṣ As-Ṣid iddi diqi qiee membagi kepada 36 macam12, dan dalam buku ini hanya ditulis sebagiannya saja yaitu 11 macam: 1. Muadda’ Muadda’ yaitu ibadah ibadah yang yang dikerjakan dikerjakan dalam dalam waktu yang yang telah telah ditetapkan ditetapkan oleh syara’. syara’. Se Seper perti ti melaks melaksana anakan kan shalat shalat 5 waktu waktu yang yang masih masih
dalam dalam
batas batas
waktu waktu
ya yang ng
ditetapkan, sehingga şalatnya disebut ada’. 2. Maqḑi, Maqḑi, yaitu ibadah ibadah yang yang dikerjakan dikerjakan setelah setelah melampa melampaui ui batas waktu waktu yang ditetapk ditetapkan an oleh syara’; Ibadah ini merupakan pengganti dari ibadah yang tertinggal, baik dengan sengaja seng aja atau tidak, seperti seperti tertinggal tertinggal karena karena sakit, sakit, dalam dalam perjalanan perjalanan dan tertidur; tertidur; Pelaksanaan Pelaksanaa n ibadah ini disebut qaḑa’. 3. Mu’ad Mu’ad,, yaitu yaitu ibadah ibadah yang yang dikerj dikerjak akan an dengan dengan diulan diulangi gi sekali sekali lagi dalam dalam waktun waktunya ya untuk menambah kesempurnaan, misalnya melaksanakan shalat secara berjama‟ah
11
12
Ditbin Perta, Op Cit, h. 4-5 As-Siddiqie, Op Cit, h. 22-30
Hasbi
8
dalam waktunya setelah melaksanakannya melaksanakannya secara munfarid/ sen-dirian pada waktu yang sama. 4. Muțlaq, Muțlaq, yaitu ibadah ibadah yang sama sama sekali sekali tidak dikaitkan dikaitkan waktuny waktunyaa oleh syara‟ syara‟ dengan dengan suatu waktu yang terbatas, seperti membayar kaffȃrat, sebagai hukuman bagi yang melanggar sumpah. 5. Muwa Muwaqq qqat at,, ya yait itu u ib ibad adah ah ya yang ng di dika kait itka kan n ol oleh eh sy syar ara‟ a‟ de deng ngan an wakt waktu u terte tertent ntu u da dan n terbatas, seperti şalat lima waktu, bahkan termasuk puasa di bulan Ramadhan. 6. Muwassa’, Muwassa’, yaitu yaitu ibadah ibadah yang lebih lebih luas waktuny waktunyaa dari waktu yang yang diperlukan diperlukan untuk untuk melaksanakan kewajiban yang di- tuntut pada waktu itu, seperti şalat lima waktu. Artinya seseorang diberikan hak mengerjakan şalatnya diawal waktu, dipertengahan dan diakhirnya, asalkan setelah selesai di-kerjakan belum berakhir waktunya. 7. Muḑa Muḑayy yyaq aq,, ya yait itu u ib ibad adah ah ya yang ng wakt waktun unya ya seba sebany nyak ak dan dan atau atau sepa sepanj njan ang g yang yang diparḑukan dalam waktu itu, seperti puasa. Dalam bulan ramaḑan, hanya dikhususkan untuk puasa wajib dan tidak boleh dikerjakan puasa yang lain pada waktu itu. 8. Mu’ayyan Mu’ayyan,, yaitu seperti seperti ibadah ibadah tertentu tertentu yang dituntut dituntut oleh syara’ syara’ seperti seperti kewajiban kewajiban atas perintah şalat, sehingga tidak boleh diganti dengan ibadah lain sebagai alternatif pilihan-nya. 9. Mukha Mukhayya yyar, r, yaitu yaitu ibadah ibadah yang boleh boleh dipili dipilih h salah salah satu dari dari yang yang diperint diperintahk ahkan an.. Se Seper perti ti kebol keboleha ehan n memili memilih h an antar taraa beris beristin tinja’ ja’ dengan dengan air atau atau denga dengan n batu; batu; atau atau memi me mili lih h ka kaff ffȃr ȃrat at su sump mpah ah de deng ngan an memb member erii maka makan n or oran ang g misk miskin in atau atau de deng ngan an memerdekakan hamba sahaya. 10. Muhaddad, yaitu ibadah yang dibatasi kadarnya oleh syara’ seperti şalat fardhu, zakat. 11.
Ghairu muhaddad Ghairu muhaddad,, yaitu ibadah yang tidak dibatasi dibatasi kadarnya kadarnya oleh syara’, syara’, seperti seperti mengeluarkan mengeluarka n harta dijalan Allah, memberi makan orang musafir.
9
View more...
Comments