1. PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA.pdf

October 12, 2017 | Author: Syaharuni S | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 1. PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA.pdf...

Description

PRINSIP PEMBUATAN SIMPLISIA Fitria Rahmawati, S.Farm., Apt.

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR UPT MATERIA MEDICA BATU JL. LAHOR NO. 87 KOTA BATU TELP. (0341) 593396

SIMPLISIA Simplisia : bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa berupa bahan yang telah dikeringkan.

Berdasarkan asalnya simplisia dibedakan menjadi tiga : • Simplisia nabati • Simplisia hewani • Simplisia pelikan atau mineral

Tata nama simplisia Pemberian nama atau penyebutan simplisia didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan nama bagian tanaman

CONTOH : Genus + nama bagian tanaman

• Thymi Herba (Thymus vulgaris)

Spesies + nama bagian tanaman

• Belladonnae Herba (Atropa belladonna)

Genus + spesies + nama bagian tanaman • Curcuma aeruginosae Rhizoma (Curcuma aeruginosa)

NAMA LATIN DARI BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN DALAM NAMA SIMPLISIA NAMA LATIN

BAGIAN TANAMAN

Radix

Akar

Rhizome

Rimpang

Bulbus

Umbi Lapis

Tubera

Ubi

Flos

Bunga

Fructus

Buah

Semen

Biji

Lignum

Kayu

Cortex

Kulit Kayu

Caulis

Batang

Folia

Daun

Herba

Seluruh Tanaman

Amyllum

Pati

Thallus

Bagian dari tanaman rendah

Tujuan pengelolaan pasca panen (1) 1

• Mencegah kerugian karena perlakuan panen yang tidak tepat

2

• Menghindari kerusakan akibat waktu dan cara panen yang tidak tepat

3

• Mengurangi kerusakan saat pengumpulan, pengemasan, dan pengangkutan saat distribusi hasil panen

4

• Menghindari kerusakan karena teknologi pascapanen yang kurang tepat

Tujuan pengelolaan pasca panen (2) 5

• Menekan penyusutan kuantitatif dan kualitatif hasil

6

• Terjaminnya suplai bahan baku produksi tanaman obat meskipun bukan musimnya

7

• Pengelolaan limbah yang dapat memberikan nilai tambah

8

• Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan menjamin kelestariannya

CPOB

CPOTB BAB 1 BAB 2

MANAJEMEN MUTU PERSONALIA

BAB 4

SANITASI DAN HIGIENE

BAB 3 BANGUNAN, FASILITAS, DAN PERALATAN BAB 5 DOKUMENTASI BAB 6 PRODUKSI BAB 7 PENGAWASAN MUTU BAB 8

PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK BAB 9 CARA PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN OBAT TRADISIONAL YANG BAIK BAB 10 PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK, PENARIKAN KEMBALI PRODUK DAN PRODUK KEMBALIAN BAB 11 INSPEKSI DIRI

BAB 1 BAB 2

MANAJEMEN MUTU PERSONALIA

BAB 5

SANITASI DAN HIGIENE

BAB 8

INSPEKSI DIRI, AUDIT MUTU DAN AUDIT & PERSETUJUAN PEMASOK PENANGANAN KELUHAN TERHADAP PRODUK DAN PENARIKAN KEMBALI PRODUK

BAB 3 BANGUNAN DAN FASILITAS BAB 4 PERALATAN

BAB 6 PRODUKSI BAB 7 PENGAWASAN MUTU

BAB 9

BAB 10 DOKUMENTASI

BAB 11 PEMBUATAN DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTRAK BAB 12 KUALIFIKASI DAN VALIDASI

1. SARANA & PRASARANA

BANGUNAN Cahaya dan ruang. Gedung paska panen sebaiknya menyediakan ruang dan cahaya yang cukup untuk kemudahan jalannya proses paska panen. Pengendalian serangga. Rancangan dan pengelolaan gedung paska panen harus dapat mencegah masuknya serangga dan hewan pengerat. Kebersihan. Rancangan dan pengelolaan gedung paska panen harus mengutamakan kebersihan guna mencegah terjadinya kontaminasi dari bahan pencemar.

1. SARANA & PRASARANA

BANGUNAN (2) Rancang bangun. Penataan ruangan pembuatan, hendaklah sesuai urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja yang simpang siur dan pencemaran silang Penyekatan. Penyekatan ruang pembuatan disesuaikan dengan kegiatan pembuatan sehingga tidak terjadi pencemaran silang

Pembuangan limbah. Mempunyai sarana pembuangan dan atau pengolahan limbah yang memadai dan berfungsi dengan baik

1. SARANA & PRASARANA

PERALATAN Material Alat. Bahan tidak beracun, bersifat inert (netral), serta mudah dibersihkan. Perawatan.Perawatan berkala untuk mesin harus dijadwalkan, dan alat timbang harus ditara secara teratur. Bersih. Peralatan setelah digunakan hendaklah dibersihkan serta dijaga dan disimpan dalam kondisi bersih dan diberi tanda. Hindari pencemaran silang. Bersihkan alat yang digunakan untuk paska panen, sebelum digunakan untuk penanganan bahan panen yang lain.

1. SARANA & PRASARANA

PERALATAN (2) Sesuai proses pembuatan dan bentuk sediaan yang akan dibuat : - Alat / mesin yang memadai  pencucian dan penyortiran - Alat / mesin pengering  mengeringkan simplisia (kadar air sesuai yang dipersyaratkan) - Alat / mesin pembuat serbuk  merubah simplisia menjadi serbuk (derajat kehalusan tertentu) - Alat / mesin pengayak  mengayak serbuk (derajat kehalusan tertentu) - Alat penimbang / pengukur - Peralatan pengolahan bentuk rajangan  merubah simplisia menjadi rajangan (ukuran yang dikehendaki) 1/20/2016

2. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Sehat. Karyawan yang sakit atau menderita luka terbuka dilarang melakukan proses pengolahan Karyawan mengenakan pakaian kerja, penutup rambut, masker, sarung tangan yang bersih

Terlatih dan memiliki kompetensi di bidang paska panen Identifikasi tanaman, guna mencegah kesalahan dalam penanganan paska panen Menjaga kebersihan diri dan lingkungannya  mencegah pencemaran simplisia dari mikroba

3. PROSES PEMBUATAN SIMPLISIA

PANEN

PENGERINGAN

KADAR AIR

SORTASI BASAH

PENGUBAHAN BENTUK

SORTASI KERING

PENCUCIAN

PENIRISAN

SIMPLISIA

PEMANENAN

Faktor yang paling berperan dalam tahapan ini adalah masa panen dan cara pemungutan atau panen

WAKTU PANEN Waktu yang tepat untuk panen tanaman obat disesuaikan dengan : • kadar kandungan senyawa aktif • bagian tanaman yang akan dipanen • kondisi iklim untuk menghindari pengeringan, fermentasi, pertumbuhan jamur, atau pembusukan bahan • jumlah biomasa

PEMANENAN BIJI

• Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah

BUAH

• Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah dilakukan saat menjelang masak (misalnya, Piper nigrum), setelah benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna/bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, asam, dan pepaya)

BUNGA

• Pemanenan bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup, (seperti pada Jasminum sambac, melati), atau saat bunga sudah mulai mekar (misalnya Rosa sinensis, mawar)

DAUN ATAU HERBA

• Panen daun atau herba dilakukan pada saat fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua

KULIT BATANG

• Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau

UMBI LAPIS

• Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan

RIMPANG

• Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau

AKAR

• Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan

Alat panen harus bersih dan bebas dari cemaran serta dalam keadaan kering. Alat disiapkan sebelum panen dilakukan dan disesuaikan dengan bahan yang akan dipanen untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan Wadah panen penempatan dalam wadah (keranjang, kantong, karung, dan lain-lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidak menumpuk dan tidak rusak

Cara Pemilihan Simplisia Daun : Pilih daun yang sehat

Cara Panen Daun dipilh daun yang tua sebelum menguning, dipetik secara manual (satu persatu) dengan tangan contoh : daun jati belanda, daun sirsak

Cara Panen Umbi

Cara Panen Umbi Lapis • Tanaman dicabut, umbi dipisahkan dari daun dan akar, dibersihkan • Contoh : umbi bawang merah (Allium cepa Bulbus)

Cara Panen Akar • Akar digali pada jarak minimal 30 cm dari batang atau akar utama. • Hanya akar pada bagian tepi yang dipanen. • Setelah penggalian, lubang ditutup kembali untuk perlindungan dari infeksi dan hama. • Contoh : akar pule pandak (Rauwolfia serpentina)

Cara Panen Akar : Jangan Memotong Pangkal Akar

Cara Panen Akar (2)  Kumpulkan Akar Lateral Dan Tutup Kembali Akar Yang Tersisa Dengan Tanah

Cara Panen Kulit Batang (Cortex) • Dari batang utama atau cabang dikelupas dengan panjang dan lebar tertentu. Untuk bahan yang mengandung minyak atsiri atau senyawa fenol hindari penggunaan alat logam • Contoh : kulit kayu manis (Burmani Cortex)

Sortasi basah

SORTASI BASAH Tujuan : memisahkan kotoran atau bahan asing serta bagian tanaman lain yang tidak diinginkan dari bahan simplisia.

Kotoran yang dimaksud  tanah, kerikil, rumput/gulma, tanaman lain yang mirip, bahan yang telah busuk/rusak, bagian tanaman lain yang memang harus dipisahkan dan dibuang. Pemisahan bahan simplisia dari kotoran bertujuan menjaga kemurnian dan mengurangi kontaminasi awal yang dapat mengganggu proses selanjutnya, mengurangi cemaran mikroba serta memperoleh simplisia dengan jenis dan ukuran seragam. Maka, dalam tahapan ini juga dilakukan pemilihan bahan berdasarkan panjang, lebar, besar, kecil, dll.

PENCUCIAN SECARA MANUAL

DENGAN MESIN

Hindari pencucian bahan simplisia seperti ini

PENCUCIAN Tujuan : menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan simplisia.

Sumber air : mata air, sumur, PDAM, yang bersih dan tidak tercemar.

Proses : Direndam dulu, bersihkan sisa tanah. Cuci dengan air mengalir sampai bersih. Jika perlu dengan disikat untuk menghilangkan kotoran. Tiriskan (biarkan sehari  jemur) Khusus untuk bahan yang mengandung senyawa aktif mudah larut dalam air, pencucian dilakukan secepat mungkin (tidak direndam).

PENIRISAN

PENIRISAN Untuk mengurangi atau menghilangkan kandungan air di permukaan bahan Dilakukan sesegera mungkin sehabis pencucian Selama penirisan bahan dibolak-balik untuk mempercepat penguapan Dilakukan di tempat teduh dengan aliran udara cukup agar terhindar dari fermentasi dan pembusukan

PENGUBAHAN BENTUK/PERAJANGAN

Hindari perajangan seperti ini

PENGUBAHAN BENTUK/PERAJANGAN • Dimaksudkan memenuhi standar kualitas • Memudahkan kegiatan pengeringan, pengemasan, penggilingan dan penyimpanan, pengolahan selanjutnya • Praktis • Tahan lebih lama dalam penyimpanan. • Gunakan pisau atau alat pemotong khusus. • Pengubahan bentuk dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan tepat karena perlakuan yang salah justru berakibat turunnya kualitas simplisia yang diperoleh. • Hasil pengubahan bentuk : irisan, potongan dan serutan.  Rimpang, daun, herba  dirajang.  Untuk rimpang tidak boleh terlalu tipis agar minyak atsiri tidak berkurang. Ketebalan ± 3 mm  Buah, kayu, kulit kayu  pengupasan  Akar, batang, kayu, kulit kayu, ranting  dipotong  Kayu  diserut

PENGERINGAN

Hindari pengeringan/penjemuran seperti ini .

PENGERINGAN 1

2 3 4 5 6

• Bertujuan untuk mengurangi kadar air agar bahan simplisia tidak rusak dan dapat disimpan • Menghentikan reaksi enzimatis

• Mencegah pertumbuhan kapang, jamur dan jasad renik lain. • Hal yang perlu diperhatikan suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, waktu pengeringan dan luas permukaan bahan • Pengeringan umumnya suhu < 60oC. • Bahan kimia simplisia bersifat volatil, termolabil dikeringkan pada suhu antara 30-40oC

Face Hardening face hardening yaitu bagian luarnya kering tetapi bagian dalam masih basah

Irisan/rajangan simplisia terlalu tebal sehingga panas sulit menembusnya

Suhu pengeringan terlalu tinggi dengan waktu yang singkat

Keadaan yang menyebabkan penguapan air di permukaan bahan jauh lebih cepat dari pada difusi air dari dalam ke permukaan bahan. Akibatnya bagian luar bahan menjadi keras dan menghambat proses pengeringan lebih lanjut

PENGERINGAN – SINAR MATAHARI Sinar matahari langsung : • Bagian tanaman yang relatif keras (kayu, akar, buah, kulit batang, biji) • Senyawa aktif relatif stabil • Tergantung iklim (udara panas dan kelembaban rendah) • Mudah dan murah • Suhu, kelembaban, dan aliran udara tidak terkontrol • Maksimal : jam 11 siang Tidak langsung (dianginkan/gedung pengering): • Daun, bunga, rimpang • TO yang memiliki senyawa tidak stabil dan mudah menguap

PENGERINGAN – OVEN  

Suhu pengeringan merata Tidak dipengaruh cuaca – Suhu maks 60°C – Untuk bunga 2535°C

Contoh Simplisia Hasil Proses Pengeringan

PEGAGAN

PENGUKURAN KADAR AIR Kadar air merupakan salah satu parameter kontrol kualitas proses pengeringan Kadar air maksimal yang dipersyaratkan dalam suatu simplisia adalah 10%

Kadar air yang tinggi dapat memperpendek waktu simpan simplisia karena lebih cepat ditumbuhi jamur/kapang

Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air simplisia No

Bagian tanaman

Cara pengumpulan

Kadar air

1.

Kulit batang

Dari batang utama dan cabang, dikupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, untuk kulit batang mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan alat pengupas dari logam

10 %

2.

Batang

Dari cabang dipotong-potong dengan panjang tertentu dan diameter cabang tertentu.

10%

3.

Kayu

Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut (disugu) setelah dikupas kulitnya.

10%

4.

Daun

Tua atau muda ( daerah pucuk), dipetik dengan tangan satu persatu

5%

5.

Bunga

Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga , atau daun bunga , dipetik dengan tangan.

5%

Bagian tanaman, cara pengumpulan dan kadar air simplisia No Bagian tanaman

Cara pengumpulan

Kadar air

6.

Pucuk

Dari batang utama dan cabang, dikupas dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, untuk kulit batang mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan alat pengupas dari logam

8%

7.

Akar

Dari cabang dipotong-potong dengan panjang tertentu dan diameter cabang tertentu.

10%

8.

Rimpang

Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut (disugu) setelah dikupas kulitnya.

8%

9.

Buah

Tua atau muda ( daerah pucuk), dipetik dengan tangan satu persatu

8%

10.

Biji

Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga , atau daun bunga , dipetik dengan tangan.

10%

11.

Kulit buah

Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci

8%

12.

Bulbus

Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan akar dengan memotongnya, dicuci

8%

SORTASI KERING

SORTASI KERING Menjamin simplisia benar-benar bebas dari bahan asing

Dilakukan dengan cara memisahkan : - bahan-bahan asing, serangga, kotoran lain - simplisia yang belum kering seutuhnya.

Dilakukan setelah penjemuran

Dilakukan sebelum simplisia di bungkus

PENGGILINGAN

PENGGILINGAN Hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan bentuk serbuk

1

• Untuk mengendalikan bahan berdebu hendaklah diterapkan suatu sistem yang dapat mencegah penyebaran debu

2

• Sistem penyaringan dan penghisap debu  efektif dan dipasang dengan letak lubang pembuangan tepat untuk mencegah pencemaran produk, karyawan dan lingkungan sekitar

3

• Hendaklah diberikan perhatian khusus untuk melindungi produk dari pencemaran serpihan logam, kaca, kayu atau batu dari peralatan yang digunakan

4

• Karyawan yang bekerja di ruang pembuatan serbuk hendaklah memakai masker dan penutup kepala yang bersih.

PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN

PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN

PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN TUJUAN 1 2 3 4 5 6 7

• Tidak cepat rusak • Menghindari pengotor (debu , pasir) • Menghindari lembab agar tidak tumbuh jamur • Menghindari gangguan serangga • Menghindari dehidrasi • Menghindari pengaruh udara, cahaya • Stok untuk menjaga kesinambungan ketersediaan bahan jamu

PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN TEMPAT/WADAH Tidak beracun Tidak bereaksi dengan bahan terjadi perubahan warna, bau, rasa Mampu melindungi simplisia dari kerusakan mekanis Mampu mencegah kerusakan fisologis, misal karena pengaruh sinar dan kelembaban Bahan : karung goni, kantong plastik, drum, peti, karton, kaleng besi, aluminium foil, wadah gelas

PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN JENIS WADAH & GUNANYA Kaleng atau aluminium  untuk simplisia kering, dg tutup vakum. Untuk aluminium dilapisi oleoresin, vinil, malam agar tidak bereaksi dengan bahan

Wadah gelas  inert, untuk semua jenis, tetapi berat menyulitkan pengangkutan Kertas atau karton  kurang baik untuk pembungkus, perlu dilapisi lilin, damar, lak atau plastik Plastik  untuk simplisia kering , tetapi tidak tahan panas dan mudah mengembun Aluminium foil  lebih mudah dipakai, tidak menyerap udara dan air

PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN • Cahaya  dapat mempengaruhi mutu simplisia secara fisik dan kimiawi (misal terjadi proses isomerasi dan polimerasi). • Oksidasi  oksigen dari udara dapat menyebabkan teroksidasinya senyawa aktif simplisia  kualitas menurun  kemasan vakum • Dehidrasi  bila kelembaban di luar lebih rendah dari pada di dalam simplisia, akan terjadi proses kehilangan air yang disebut ”shrinkage” • Absorpsi air  pada simplisia yang higroskopis dapat menyerap air dari lingkungan sekitarnya • Kontaminasi • Serangga kerusakan dan pengotoran simplisia dalam bentuk larva, imago dan sisa-sisa metamorfosisnya (kulit telur, kerangka yang telah usang, dll). • Kapang

PENYIMPANAN DI GUDANG • • • • • • • • • • • • •

Suhu kamar ( 15-30 oC ) Kelembaban (kelembaban relatif tidak lebih dari 60 %) Tempat kering, tidak terkena sinar matahari langsung Tempat khusus, tidak campur dengan bahan lain Konstruksi permanen Bahan dan material yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai Jarak antar bahan mempermudah pembersihan dan inspeksi Sirkulasi udara lancar tetapi tidak terlalu terbuka Bersih dan higienis Sistem FIFO (first in first out)  yang pertama masuk, keluar lebih dahulu Beri label : nama bahan, tanggal penyimpanan, berat/ jumlah Penyimpanan jangan terlalu lama  pengecekan berkala Simplisia yang rusak dan tercemar segera dimusnahkan

4. DOKUMENTASI Mengapa dokumentasi penting? Mengkomunikasikan bagaimana dan apa yang harus dilakukan

“ TULIS APA YANG TELAH DILAKUKAN, LAKUKAN APA YANG TELAH DITULIS “

TUJUAN DOKUMENTASI

1

• Memastikan telah ada spesifikasi untuk semua material dan telah ada metode pembuatan beserta kontrolnya

2

• Memastikan aktivitas yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang tertulis

3

• Memastikan personel yang melakukan aktivitas tersebut tahu apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya

4

• Memastikan bahwa personel yang berwenang memiliki semua informasi cukup yang diperlukan untuk menetapkan keputusan

5

6

• Sebagai data riwayat suatu aktivitas yang dilakukan • Sebagai dasar dari perbaikan

DOKUMENTASI CATATAN TERTULIS TENTANG FORMULA, PROSEDUR, PERINTAH, DAN CATATAN TERTULIS LAINNYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL

Tingkatan dokumen Kebijaksanaan/ Pedoman Mutu Prosedur Sistem Mutu/Kerja Baku, Prosedur Produksi Induk Instruksi Kerja, Struktur Organisasi, Uraian & Spesifikasi Tugas, Program/jadwal, Sertifikat, Logbook, Kartu, Label Catatan Mutu

Jenis-jenis dokumen cpotb PEDOMAN MUTU PROSEDUR MUTU

Dokumen Pembuatan Induk

Spesifikasi/ standar

Metode Analisa

Protokol Kerja Protokol Validasi

Formula Induk Prosedur Pengolahan Induk Prosedur Pengemasan Induk

Label/identitas Status Peralatan

Bahan baku & kemasan

Status Bahan

Ruahan

Status Produk

Produk Jadi

Catatan Pengolahan Bets Catatan Penanganan Produk Kembalian

Catatan Sampling Catatan dan Laporan Hasil Uji Catatan Pemantauan Mikroba & Partikel Catatan Uji Stabilitas

Catatan Penarikan Produk Catatan Pemusnahan Produk Catatan Keluhan Catatan Distribusi

Catatan pengolahan bets Catatan pengolahan bets merupakan catatan proses pengolahan produk mulai dari penimbangan bahan baku sampai dihasilkan produk ruahan untuk tiap bets. Melalui catatan tersebut dapat ditelusuri riwayat pengolahan bets yang bersangkutan. Catatan pengolahan bets hendaklah memuat: 1.Nama produk; 2.Bentuk sediaan; 3.Nomor bets dan jumlah produk tiap bets; 4.Tanggal mulai dan selesai pengolahan; 5.Urutan tiap tingkat proses pengolahan; 6.Jumlah bahan baku yang digunakan; 7.Jumlah produk yang diperoleh; 8.Data lain yang diperlukan.

NAMA TANAMAN OBAT : TANGGAL MASUK

:

NO. BETS

:

BERAT (KG)

:

NAMA PEMASOK

:

ASAL TANAMAN

:

5. PENGAWASAN

Pengawasan dalam proses dilakukan untuk mencegah hal-hal yang menyebabkan kerugian terhadap produk jadi. Hasil pengawasan dalam proses (in process control) dari produk antara dan produk ruahan setiap bets hendaklah dicatat dicocokkan terhadap persyaratan yang berlaku. Bila ada penyimpangan yang berarti hendaklah diambil perbaikan sebelum pengolahan bets tersebut dilanjutkan.

1. 2. 3. 4. 5.

Nama Latin Uraian Bahan Nama Daerah Gambaran Makroskopik & Mikroskopik Kemurnian Kadar Abu Kadar sari larut Air Kadar sari larut Etanol Bahan Organik Asing Cemaran Mikroba Cemaran Aflatoksin Cemaran Residu Aflatoksin Cemaran Logam Berat

6. Susut Pengeringan 7. Kadar Air 8. Zat Identitas 9. Pengeringan Tertentu 10. Cara Penyimpanan

Parameter mutu simplisia nabati

1.

2.

3.

Pemanenan dilakukan dari sumber yang jelas pada waktu dan cara yang tepat Penyediaan dan pengerjaan bahan dilakukan melalui prosedur baku meliputi sortasi, pembersihan, pengubahan bentuk, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan Pengawetan dan penyimpanan dilakukan secara tepat terhadap bahan yang sudah bersih, kering, tidak tercampur bahan lain dan dijaga dari pencemaran debu, basah, lembab, jamur, serangga dan gangguan binatang pengerat

DAFTAR PUSTAKA • Farmakope Indonesia edisi 3 • Acuan Sediaan Herbal jilid 2 • Farmakope Herbal Indonesia edisi 1 dan Suplemen Farmakope Herbal Indonesia • Materia Medika Indonesia jilid 6 • WHO Quality Control Methods for Medicinal Plant Materials

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF