1 - Modul 6 KB 2 Wawasan Kebangsaan Dalam Qurdis

July 27, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 1 - Modul 6 KB 2 Wawasan Kebangsaan Dalam Qurdis...

Description

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

KEGIATAN BELAJAR 2

WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PRESPEKTIF QURAN HADIS Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

Menganalisis konsep wawasan kebangsaan dalam prespektif quran hadis Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan •  Menganalisis konsep dasar wawasan kebangsaan Menjabarkan dalil-dalil naqli tentang wawasan kebangsaan •  •  Menganalisis konsep wawasan kebangsaan dalam prespektif quran dan hadis  Pokok Materi

       









Pengertian Wawasan Kebangsaa Makna wawasan Kebangsaan Unsur wawasan kebangsaan Wawasan kebangsaan dalam prespektif quran hadis

1  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Uraian Materi

WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PRESPEKTIF QURAN HADIS A.  Pengertian Wawasan Kebangsaan

Wawasan kebangsaan terdiri dari dua kata yaitu ‘wawasan dan kebangsaan’ . Secara etimologi istilah wawasan berarti hasil mewawas; tinjauan; pandangan atau berarti Arti kedua yaitu konsepsi, cara pandang. Wawasan secara terminologi berarti kemampuan untuk memahami dan memandang suatu konsep tertentu dan direfleksikan dalam sikap atau perilaku tertentu yang sesuai dengan konsep atau pokok pikiran yang terkandung di dalamnya. Adapun kebangsaan, dapat diartikan sebagai sikap tindak tanduk kesadaran dan sikap yang memandang diri sebagai suatu kelompok bangsa yang sama dengan keterikatan sosio kultural yang disepakati bersama dalam sebuah ikatan berbangsa dan bernegara yaitau negara Indonesia. 1  Bangsa yang sebagaimana diuraikan di atas adalah bangsa Indonesia. Jadi, yang maksud dengan berwawasan kebangsaan adalah suatu pandangan yang mencerminkan sikap dan kepribadian bangsa Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, menjunjung tinggi rasa kesatuan dan persatuan, memiliki rasa kebersamaan sebagai warga negara sebangsa dan seperjuangan untuk membangun bangsa Indonesia menuju masa depan yang bermartabat, unggul maju disegaa aspek kehidupan walaupun di tengah persaingan dunia yang saat ini memasuki era industry 4.0

Yudi Latief dkk, Nasionalisme; Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (Jakarta: Lembaga administrasi Negara Republik Indonesia,

1

2015), 3; http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rev http://k bbi.kemdikbud.go.id/entri/revitalisasi. italisasi. (Diakses (Diakses hari Jumat, 3 Mei 2019).  

2  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

dengan tanpa harus kehilangan akar budaya, adat istiadat, sejarah dan tradisi-tradisi yang tidak dilangarang oleh agama. Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison ( raison d’entre ) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain. Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan.2  Pengertian tentang rasa dan wawasan kebangsaan tersebut di atas sebenarnya merupakan pandangan generik  yang menjelask menjelaskan an bahwa rasa dan wawasan lahir dengan sendirinya di tengah ruang dan waktu seseorang dilahirkan.  Tidak salah bila pandangan generik itu mengemuka mengemukakan kan pentingnya menumbuhkan semangat kejuangan, rasa kebanggaan atas bumi dan tanah air dimana seseorang dilahirkan dan sebagainya. Wawasan kebangsaan merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas sosial dan politik (sociallyand (sociallyand politicallyconstructed ). ). 3  Pidato Bung Karno atau perhatian Hatta mengenai wawasan kebangsaan

  Pandangan mengenai wawasan kebangsaan ini dijelaskan secara generic oleh Ginandjar Kartasasmita dalam makalahnya yang berjudul “Pembangunan “ Pembangunan Nasional dan Wawasan Kebangsasn ” yang disapaikan pada Sarasehan Nasional Wawasan Kebangsaan di Jakarta, 9 Mei 1994.  

2

3

  Bennedict Anderson, Imagined Community reflections on the Origin Origin and Spread of Nationalism, London: Verso, 1991.  : reflections

3  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

adalah bagian penting dari konstruksi elit politik terhadap bangunan citra (image  (image ) bangsa Indonesia. Apa pun perbedaan pandangan elit tersebut, persepsi itu telah membentuk kerangka berpikir masyarakat tentang wawasan kebangsaan. 4

pemikiran Talcott Parsons   mengenai teori sistem,Mengadopsi wawasan kebangsaan dapat dipandang sebagai suatu falsafah hidup yang berada pada tataran sub-sistem budaya Dalam tataran ini wawasan kebangsaan dipandang sebagai ‘ way way of life ’ atau merupakan kerangka/peta pengetahuan  yang mendorong terwujudnya tingkah laku dan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan menginterpretasi lingkungannya. Jelaslah, bahwa wawasan kebangsaan tumbuh sesuai pengalaman yang dialami oleh seseorang, dan pengalaman merupakan akumulasi dari proses tataran sistem lainnya, yakni sub-sistem sosial, subsistem ekonomi, dan sub-sistem politik. Pada tataran sub-sistem sosial berlangsung suatu proses interaksi sosial yang menghasilkan kohesi sosial yang kuat, hubungan antar individu, antar kelompok dalam masyarakat yang harmonis. Integrasi dalam sistem sosial  yang terjadi akan sangat mewarnai dan mempenga mempengaruhi ruhi bagaimana sistem budaya (ideologi/ falsafah/pandanngan hidup) dapat bekerja dengan semestinya. Sub-sistem ekonomi dan sub-sistem politik mempunyai kaitan yang sangat erat. Ada yang mengatakan bahwa paham kebangsaan Indonesia tidak menempatkan bangsa kita di atas bangsa lain, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban manusia. Paham kebangsaan berakar pada asas kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Oleh karena itu paham kebangsaan sesungguhnya adalah paham demokrasi  yang memiliki cita-cita keadilan sosial, bersumber pada rasa keadilan dan menghendaki kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Namun demikian sangat dipahami bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelamaan dari proses perubahan politik dan 4

  Parsons, Talcott. Toward Toward a General Theory of action. action. New New York York : Harper & Row, 1951. 

4  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

sosial. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi tidak dapat lepas dari keberhasilan pembangunan di bidang politik. Pada masa kini kita menyaksikan betapa pembangunan ekonomi hanya dapat terjadi secara bekelanjutan di atas landasan demokrasi. Betapa bangsa  yang menganut sistem politik totaliter, dengan atau tanpa ideologi, atau dilandasi oleh ideologi apapun, tidak bisa mewujudkan kesejahteraan dan tidak sanggup memelihara momentum kemajuan yang telah dicapai. Sejarah membuktikan keikutsertaan rakyat dalam pengambilan keputusan merupakan prasyarat bagi peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan. Di sisi lain, ada pula yang mengatakan proses demokratisasi tidak akan berlangsung dengan sendirinya tanpa faktor-faktor yang menkondisikannya. Dalam hal ini tingkat kesejahteraan menyeluruh akan menentukan kualitas masyarakat demokrasi. secara Masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar akan sulit dibayangkan dapat ikut mempengaruhi secara aktif proses perumusan kebijaksanaan pada tingkat mana pun, faktor ekonomi sangat menentukan. Dengan demikian, tingkat partisipasi politik rakyat sangat erat kaitannya dengan tingkat kemajuan ekonominya. Jalan menuju demokrasi adalah pembangunan ekonomi, seperti juga jalan menuju pembangunan ekonomi adalah demokrasi. Ekonomi yang kuat yan yang g antara lain te tercermin rcermin pada tingkat pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan yang tinggi belum menjamin terwujudnya demokrasi yang sehat apabila struktur ekonomi pincang dan sumber-sumber daya hanya terakumulasi pada sebagian sangat kecil anggota masyarakat. Dengan demikian, upaya-upaya pemerataan pembangunan yang sekarang diberikan perhatian khusus harus dipandang pula sebagai langkah strategis dalam rangka pengejawantahan dari wawasan kebangsaan. Dapat dipahami bila wawasan kebangsaan hanya tumbuh dan dapat diwujudkan dengan energi yang diberikan oleh sub sistem lainnya. Sub-sistem politik akan memberikan energi kepada bekerjanya sub-sistem ekonomi, untuk kemudian

5  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

memberikan energi bagi sub-sistem sosial dan pada akhirnya kepada sub-sistem budaya. Sebaliknya, apabila sub-sistem budaya telah bekerja dengan baik karena energi yang diberikan oleh sub-sistem lainnya, maka sub-sistem budaya ini akan berfungsi sebagai pengendali (control  ( control ) atau yang mengatur dan memelihara kestabilan bekerjanya sub-sistem sosial. Begitu seterusnya, sub-sistem sosial akan memberi kontrol terhadap sub-sistem ekonomi, dan sub-sistem ekonomi akan bekerja sebagai pengatur bekerjanya subsistem politik. Hubungan timbal balik antara sub-sistem tersebut di atas oleh Parsons disebut sebagai cybernetic relationship .

Dalam gambar di atas Sub-sistem Politik merupakan prasayarat atau prakondisi bagi terciptanya atau bekerja subsistem ekonomi. Pada sub-sistem politik, pencapain tujuan dilaksanakan melalui demokrasi yang mengedepankan keseimbangan hak dan kewajiban warga negara, menghargai perbedaan dan sebagainya. Di kalangan ilmu politik, tujuh

6  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

kriteria Robert Dahl   5 , juga banyak dikenal, yaitu (1) pengawasan atas kebijaksanaan pemerintah dilakukan secara konstitusional oleh wakil-wakil yang dipilih, (2) wakil-wakil rakyat itu dipilih dalam pemilihan yang dilakukan secara  jurdil dan tanpa paksaan, (3) semua orang dewasa berhak memilih, (4) semua orang dewasa juga berhak dipilih, (5) setiap warga negara berhak menyatakan pendapat mengenai masalah-masalah politik tanpa ancaman hukuman, (6) setiap warganegara berhak memperoleh sumber-sumber informasi alternatif, yang memang ada dan dilindungi oleh hukum, dan (7) setiap warga negara berhak membentuk perkumpulan atau organisasi yang relatif independen, termasuk partai politik dan kelompok kepentingan. B.  Makna wawasan kebangsaan

Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna: 1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; 2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka  Tunggal Ika dipertahank dipertahankan; an; 3. Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik; 4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengahtengah tata kehidupan di dunia; 5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

5

  Robert A. Dahl, Dillemas of Pluralist Democracy: Autonomy vs Control, Yale University Press, 1982, hal 10 –  10  –  11.  11. 

7  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

C.  Unsur-unsur Wawasan Kebangsaan

 Terdapat 3 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan, Kebangsaan, sebagai berikut. 1.  Wadah (Contour)   Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan wadah beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai kelembagaan dalam bentuk infra struktur politik. 1. Isi (Content)   Isi (content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan citacita serta tujuan nasional. 2. Tata   Tata laku (Conduct)   Hasil interaksi antara wadah dan isi wawasan kebangsaan akan berwujud tata laku, meliputi sebagai berikut. Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa Indonesia.  Tata laku Bathinia Bathiniah h yaitu mencermin mencerminkan kan jiwa, semangat dan mentalitas  yang baik dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas kepribadian atau jati diri  bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang mempunyai rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air. D.  Wawasan Kebangsaan dalam Pres Prespektif pektif Quran Hadi Hadis s Untuk memahami wawasan Quran tentang paham kebangsaan, salah satu pertanyaan yang dapat muncul

adalah, "Kata apakah yang sebenarnya dipergunakan oleh Quran untuk menunjukkan konsep bangsa atau kebangsaan? Apakah sya'b, qaum, atau ummah ?" ?" Kata ‘ qaum”  qaum”   dan “qaumiy ah  ah ” sering dipahami dengan arti bangsa dan

8  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

kebangsaan. Kebangsaan Arab dinyatakan oleh orang-orang Arab dewasa ini dengan istilah Al-Qaumiyah Al-'Arabiyah. Sebelumnya, Pusat Bahasa Arab Mesir pada 1960, dalam buku Mu'jam Al-Wasith menerjemahkan "bangsa" dengan kata ummah. Kata sya'b juga diterjemahkan sebagai "bangsa" seperti ditemukan dalam terjemahan Al-Quran yang disusun oleh Departemen Agama RI, yaitu ketika menafsirkan surat Al-Hujurat (49): 13. Apakah untu untuk k memahami memahami wawasan Quran tentang paham kebangsaan perlu merujuk kepada ayat-ayat yang menggunakan kata-kata tersebut, sebagaimana ditempuh oleh sebagian orang selama ini ? Misalnya, dengan menunjukkan menunjukkan Quran surat Al-Hujurat 13 :

                      ‫م ش‬‫ث وج‬ ‫ وأ‬ ‫ذ‬  ‫م‬‫خ‬   ‫س‬ ‫ي‬                       ‫م‬‫م ن ل ع‬  ‫ى‬ ‫د ل‬‫م ع‬‫ا ن أ‬ ‫رف‬  ‫ئ‬ ‫و‬ ٣   ‫خ‬

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Q.S Al-Hujurat: 13) Apakah dari ayat ini, nampak bahwa Islam mendukung paham kebangsaan karena Allah telah menciptakan manusia bersuku-suku bersuku-su ku dan berbangsa-bangs berbangsa-bangsa? a? Mestikah untuk mendukung atau menolak paham kebangsaan, kata qaum  yang ditemukan dalam Quran sebanyak 322 kali itu ditoleh? Dapatkah dikatakan bahwa pengulangan yang sedemikian banyak, merupakan bukti bahwa Quran mendukung paham kebangsaan? Bukankah para Nabi menyeru masyarakatnya dengan, "Ya Qaumi" (Wahai kaumku/bangsaku), walaupun mereka tidak beriman kepada ajarannya? (Perhatikan misalnya Quran surat Hud (11): 63, 64, 78, 84, dan lainlain!). Di sisi lain, dapatkah dibenarkan pandangan sebagian orang

9  

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

 yang bermaksud mempertent mempertentangkan angkan Islam dengan paham kebangsaan, dengan menyatakan bahwa Allah SWT dalam Quran memerintahkan Nabi saw untuk menyeru masyarakat tidak dengan kata qaumi, tetapi, "Ya ayyuhan nas" (wahai seluruh manusia), serta menyeru kepada masyarakat yang mengikutinya dengan "Ya ayyuhal ladzina 'amanu?" Benarkah dalam Al-Quran tidak ditemukan bahwa Nabi Muhammad saw menggunakan kata qaum untuk menunjuk kepada masyarakatnya, seperti yang ditulis sebagian orang? Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab untuk menemukan wawasan Quran tentang paham kebangsaan, tidak cukup sekadar menoleh kepada kata-kata tersebut yang digunakan oleh Al-Quran, karena pengertian semantiknya dapat berbeda dengan pengertian yang dikandung oleh kata bangsa atau kebangsaan. Kata sayyarah yang ditemukan dalam Quran misalnya, masih digunakan dewasa ini, meskipun maknanya sekarang telah berubah menjadi mobil. Makna ini tentunya berbeda dengan maksud Quran ketika menceritakan ucapan saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. yang membuangnya ke dalam sumur dengan harapan dipungut oleh sayyarah yakni kafilah atau rombongan musafir. (Baca QS Yusuf [12]: 10). Kata sya'b, yang hanya sekali ditemukan dalam Quran, itu pun berbentuk plural, dan pada mulanya mempunyai dua makna, cabang dan rumpun. Pakar bahasa Abu 'Ubaidah -seperti dikutip oleh At-Tabarsi dalam tafsirnya-- memahami kata sya'b dengan arti kelompok non-Arab, sama dengan qabilah untuk suku-suku Arab. Betapapun, kedua kata yang disebutkan tadi, dan kata-kata lainnya, tidak menunjukkan arti bangsa sebagaimana yang dimaksud pada istilah masa kini. Hal ya yang ng dikemuk dikemukakan akan ini, tidak llantas antas menjadikan surat Al-Hujurat yang diajukan tertolak sebagai argumentasi pandangan kebangsaan yang direstui Quran. Hanya saja, cara pembuktiannya tidak sekadar menyatakan bahwa kata sya'b sama dengan bangsa atau kebangsaan. Ayat-ayat Quran yang membahas nilai-nilai wawasan kebangsaan, seperti halnya Quran memerintahkan persatuan

10   

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

dan kesatuan sebagaimana dalam QS. Al-Anbiya’  Al-Anbiya’ : 92; Q.S AlMu’minun: 52 52 dan Q.S Al-Imran: 105.

                    ٢ ‫دون‬ ‫م ف‬‫ ر‬‫حدة و‬ ‫م أ‬‫هۦ أ‬ ‫ن‬

Artinya: “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)” (Q.S. Al -Anbiya: -Anbiya: 92)

                   ٢ ‫ن‬ ‫م ف‬‫ ر‬‫حدة و‬ ‫م أ‬‫هۦ أ‬ ‫ن‬ Artinya: Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.

                       ‫م‬ ‫ج‬  ‫د‬  ‫ا‬‫ا و خ‬‫ق‬ ‫ي‬  ‫ا‬  ‫و‬ ٠٥ ‫م‬ ‫عظ‬ ‫اب‬ ‫ع‬ ‫م‬  ‫ك‬  ‫و‬ ‫وأ‬ ‫ت‬   ُ    ‫ٱ‬

Artinya: “Dan janganlah kamu menyerupai orang -orang -orang yang bercerai-  berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat” (Q.S. Al -Imran: -Imran: 105) Selain ayat-ayat quran di atas, dalam hadis juga dijelaskan tentang konsep wawasan kebangsaan, di antaranya:

‫ط‬‫ ا‬ ‫ح‬  ‫ي‬   ‫ث‬ ‫ر‬‫ ا‬     ‫ا‬       : ٢١٦٢ ‫ ح‬ ‫رات‬ ‫ج‬ ‫ظ ل‬ ‫ف‬    ‫م‬‫ن ذ ق‬‫ ك‬ ‫ ه و‬ ‫ ص ا‬‫ ن ا‬ ‫س‬      ‫ك‬ ‫ة‬‫ دا‬ ‫ن‬‫ و ن ك‬‫ه‬  ‫ق‬ ‫ وضع‬ ‫ ة‬ ‫ا‬ Musnad Ahmad 12162: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim telah menceritakan kepada kami al-Harits bin 'Umair dari Humaid, at-thowil dari Anas, Nabi Shallallahu'alaihi wa Sallam jika tiba dari suatu perjalanan dan melihat kedinding-dinding Madinah, beliau percepat untanya dan

11   

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

 jika diatas kendaraan kendaraannya, nya, ditarik-tari ditarik-tariknya, knya, karena begitu cintanya kepada Madinah 6.  Rangkuman

1.  Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungan dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan nusantara 2.  Unsur- unsure was an kebangsaannWadah (Contour) , Isi (Content) , Tata laku (Conduct) 3.  Makna wawasan kebangsaan adalah mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan, mengembangkan persatuan Indonesia dan sebagai pandangan hidup Pancasila serta mewujudkan NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju. DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Bennedict, Imagined Community : reflections on the Origin and Spread of Nationalism , London: Verso, 1991. Dahl, Robert A, Dillemas of Pluralist Democracy: Autonomy vs Control,  Yale University Press. Echols, John M., Kamus Control,  Inggris-Indonesia, Jakarta: Inggris-Indonesia,  Jakarta: Gramedia, 1988. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam I , Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994. Echols, John M., Kamus Inggris-Indonesia,  Inggris-Indonesia,  Jakarta: Gramedia, 1988. Fajri, Em Zul, Ratu Aprillia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,  Indonesia,   Jakarta: Difa Publisher. Publisher. Haris, Abd Abd,, “Pendidikan Islam: Prespektif Tafsir Emansipatoris”  Jurnal Nizamia , volume 4, Nomor 2, (2001). 6

 Maktabahsamilah. 

12   

 

MODUL ALQURAN HADIS PPG DALAM JABATAN TAHUN 2019

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). Grand Desain Pendidikan Karakter , 2010. Kementrian Agama RI, Al- Qur’an Qur’an dan Tafsirnya Jilid VII , Jakarta: Lentera Abadi, 2010. Kementrian Agama RI, Al- Qur’an  Qur’an  dan  dan Tafsirannya jilid III , Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hal. 523-524 Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Pengembangan Pen.didikan Budaya dan Karakter Bangsa , Jakarta: 2010. Khan, Yahya, Pendidikan Berbasis Potensi Diri: Mendongkrak Kualitas Pendidikan , Yogyakarta: Pelangi Publishing, 2010. Koesoema, Doni A. Pendidikan Karakter; Sinergi Mendidik Anak di Zaman Global , Jakarta: Grasindo, 2007.. Linda dan Richard Eyre, Mengajarkan Nilai- Nilai Kepada Anak, terj. Alex Tri Kantitjono Widodo, Jakarta: Gramedia Pustaka, 1995). Malik Abdul, Abdul Karim Amrullah, Tafsir Al Azhar   , Jakarta: Panji Mas, 2008. Shihab, M Quraish, Tafsir al-Mishbah Vol VII , Jakarta: Lentera Hati, 2012.  Talcott, Parsons, Toward a General Theory of action . New York : Harper & Row, 1951. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wehr, Hans, A Dictionary of Modern Written Arabic , ed. J. Milton Cowan, Beirut: Maktabah Lubnan, 1980.

13   

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF