1. KEBISINGAN Kel.1.pptx
July 2, 2019 | Author: SORAYA ANNISA | Category: N/A
Short Description
Download 1. KEBISINGAN Kel.1.pptx...
Description
KEBISINGAN NAMA (NIM):
10. TIURLAN RANIA SITOMPUL(21080116120004)
1. WIRDA NABILLA SAFITRI (21080116140042)
11. NURUL LA LATHIFAH(21080116130043) THIFAH(21080116130043)
2. HANI NOOR ABSHARINA (21080116120009)
12. DAYOE I G(21080116130075)
3. MUHAMMAD RIZKY NAUFAL ARIQ T(21080116140079)
13. ANASTASIA ANASTASIA DINDA(21080116130059)
4. HAFIZH DANI 21080116140045
14. BYHAQI NUGROHO(21080116120016)
5. WIREGA VS(21080116140105)
15. AGNIA AGNIA NAST NASTAINU AINU DINA(21080116120028)
6. APRILIA NABILA(21080116 140100)
16. BINAGUS CAKRA WIJAYA(21080116140062)
7. AMELINDA DHIYA(21080116130068) 8. RONAULI RONAULI SITINJAK(2108011612 0023) 9. FITRI AULIA NURFAYZA(21080116140089) NURFAYZA(21080116140089)
17. PUTRI ALIFA KHOLIL(21080116120015) 18. MERCY NATHALIA BREGITNA(21080116120036) 19. SAFFANA ILIYUNA HASNA(21080116130052) 20. PUGUH PAMBUDI (21080116140094)
DEFINISI & PENGERTIAN
Meurut Dennis, Bising adalah suara yang timbul dari getaran-getaran yang tidak teratur.
Menurut Spooner, Spooner, Bising adalah suara yang tidak mengandung kualitas musik
Menurut Sataloff, Bising adalah bunyi yang terdiri dari frekuensi yang acak dan tidak berhubungan satu dengan yang lain. Menurut Burn, Littre dan Wail Bising adalah suara yang tidak dikehendakik dikehendakikehadirannya ehadirannya oleh yang mendengar dan mengganggu. Menurut Suma’mur, Bising adalah suara yang tidak dikeendaki (unwanted sound).
Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/MENLH/11/1996
Kebisi ebisingan ngan adalah bunyi yang tidak diing diinginkan inkan dari uatu usaha atau kegiatan keg iatan dalam tingkat tingk at dan waktu tertentuy tertentuyang ang dapat dapat menimbul menimbulkan kan ganggua gangguan n keseha kesehatan tan manusia manusia dan kenyamanan lingkungan,trmasuk ternak, satwa dan system alam.
Menurut Menteri Tenaga Kerja Kerja dan Transmigrasi RI No. PER. 13/MEN/X/2011
Kebisi ebisingan ngan adalah semua suara yang tidak dik dikehenda ehendaki ki yang bersum bersumber ber dari alat-a alat-alat lat proses produksi dan/atau alat-alat alat-alat kerja kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
KARAKTERISTIK KARAKTERIST IK KEBISINGAN
Kebisingan Ke bisingan menurut karakteristiknya karakteristiknya dapat dibagi menjadi:
1.Jumlah kebisingan: kebisingan: semua kebisingan yang terjadi disuatu tempat tertentu dan dalam suatu waktu tertentu. 2.Kebisingan 2.K ebisingan spesifik: kebisingan di antara jumlah kebisingan kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakanuntuk alasanalasan akustik. Sering kali sumber kebisingan dapat dapat diidentifikasikan 3.Kebisingan residual: kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di 3.Kebisingan suatu tempat dan waktu tertentu. 4. Kebisingan latar belakang: semua kebisingan kebisingan lainnya lainnya ketika ketika memusatkan memusatkan perhatian pada suatu kebisingan tertentu.
KARAKTERISTIK KARAKTERISTI K KEBISINGAN KEBI SINGAN YANG DAPA DAPAT MENGGANGGU MENGGA NGGU
Tiga karakteristik kebisingan kebisingan yang dapat mengganggu (Bell, 2005) adalah :
1. Besar kecilnya suara (Volume) (Volume) Semakin keras sumber kebisingan, semakin besar pengaruhnya penga ruhnya dalam komunikasi verbal dan semakin tinggi perhatian dan stres yang diasosiasikan dengan kerasnya kebisingan. kebisingan. 2. Prediksi (Predictability) (Predictability) Semakin tidak terprediksi sumber kebisingan, kebisingan, semakin besar perhatian yang kita curahkan untuk memahami tugas yang kita lakukan. 3. Persepsi Kontrol (Perceived Control) Semakin lemah kontrol yang dapat kita lakukan terhadap kebisingan, maka semakin sulit bagi kita untuk beradaptasi terhadap kebisingan.
JENIS-JENIS KEBISINGAN
1. BISING YANG KONTINYU
Bising dimana fluktuasi dari intesitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus
2. BISING TERPUTUS-PUTUS
Bising jenis ini sering disebut intermitten noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak terus-menerus, melainkan ada periode relative tenang misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
3. BISING IMPLUSIF
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan, mercon , meriam.
4. BISING IMPLUSIF BERULANG
Sama dengan bising impulsive, hanya bising ini terjadi berulang-ulang mislnya mesin tempa.
SUMBER KEBISINGAN
Bunyi yang menimbulkan bising disebabkan oleh sumber yang bergetar. Getaran sumber suara mengganggu molekul-molekul udara di sekitar sehingga molekul-molekul ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan longitudinal.
Bermacam-macam sumber kebisingan yang merupakan dampak dari aktivitas berbagai proyek pembangunan dapat dibagi ke dalam empat tipe pembangunan yaitu:
Sumber kebisingan dari tipe pembangunan pemukiman Sumber kebisingan dari tipe pembangunan gedung bukan untuk tempat tinggal tetap, misalnya untuk perkantoran, gedung umum, hotel, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya Sumber kebisingan dari tipe pembangunan industry Sumber kebisingan dari tipe pekerjaan umum, misalnya jalan, saluran induk air, selokan induk air, dan lainnya.
Dilihat dari sifat sumber kebisingan dibagi menjadi dua yaitu:
Sumber kebisingan statis, misalnya pabrik, mesin, tape, dan lainnya
Sumber kebisingan dinamis, misalnya mobil, pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya.
Sedangkan sumber bising yang dilihat dari bentuk sumber suara yang dikeluarkannya ada dua:
Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu titik/bola/lingkaran. Contohnya sumber bising dari mesin-mesin industri/mesin yang tak bergerak Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu garis, contohnya kebisingan yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak di jalan.
Berdasarkan letak sumber suaranya, kebisingan dibagi menjadi: 1. Bising Interior. Merupakan bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain. 2. Bising Eksterior. Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alat-alat konstruksi.
ALAT UKUR KEBISINGAN
Sound Level Meter ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan antara 30-130 dB dalam satuan dBA dari frekuensi antara 20-20.000Hz. Sound level meter biasanya digunakan di lingkungan kerja seperti, industri penerbangan dan sebagainya.
MACAM - MACAM SOUND METER
Sound meter analog, pada instrumen ini disusun dari rangkaian listrik yang didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi suatu bacaan angka pada skala.
Sound meter digital, pada instrument ini disusun dari rangkaian listrik yang didesign khusus akan mengkonversi sinyal listrik dari mikropon menjadi bacaan angka yang terdisplai pada layar.
PENGUKURAN KEBISINGAN DAN PARAMETERNYA
1. PENGUKURAN
Metode
Pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Cara Sederhana
Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. 2. Cara Langsung
Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22.00 dan aktivitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 - 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh:
L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 - 09.00
L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 - 11.00
L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 - 17.00
L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 - 22.00
L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 - 24.00
L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 - 03.00
Keterangan :
Leq
:Equivalent
Continous
Noise
Sinambung Setara ialah nilai tingkat
Level atau Tingkat kebisingan
dari
Kebisingan
kebisingan
berubah-ubah (fluktuatif) selama waktu tertentu, yang setara
yang
dengan
tingkat kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady) pada selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB(A).
LTMS
:Leq dengan
waktu sampling tiap 5 detik
LS
:Leq selama
siang hari
LM
:
Leq selama malam hari
LSM
:
Leq selama siang dan malam hari
Metode
Perhitungan
Tingkat Kebisingan Ekivalen (L ) eq
Salah satu perhitungan tingkat tekanan bunyi adalah tingkat tekanan bunyi ekuivalen dimana nilai tertentu bunyi yang fluktuatif selama waktu tertentu setara dengan tingkat bunyi yang steady state pada selang waktu yang sama. Tingkat tekanan bunyi rata-rata terhadap waktu ( Leq ) dapat ditentukan melalui persamaan :
n L.ek = 10 log ( ∑ fi x 10 i=1
Li/10)
dBA
Keterangan: L.ek = tingkat bising ekivalen (dBA) fi = fraksi waktu terjadinya tingkat bising pada interval waktu pengukuran tertentu Li = nilai tengah tingkat bising pada interval waktu pengukuran tertentu (dBA)
Tingkat Kebisingan pada siang hari ( L ) S
Tingkat Kebisingan yang terjadi pada siang hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 16 jam siang hari yaitu antara pukul 06.00 – 22.00 dengan minimal pengambilan data selama 4 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu.Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Ls. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
LS = 10 log 1/16 {T1.100,1 L1 + ... + T4.100,1 L4} dB(A) Tingkat Kebisingan pada malam hari (L ) M
Tingkat Kebisingan yang terjadi pada malam hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 8 jam malam hari yaitu antara pukul 22.00 – 06.00 dengan minimal pengambilan data selama 3 kali pengukuran dengan rentang frekuensi tertentu.Tingkat kebisingan siang hari dapat dinotasikan dengan simbol Lm. Dapat dirumuskan sebagai berikut :
LM = 10 log 1/8 {T5.100,1 L5 + ... + T7.100,1 L7} dB(A)
Tingkat kebisingan siang dan malam ( L ) SM
Tingkat kebisingan siang malam hari dipakai di Indonesia untuk menilai kebisingan Lingkungan. Dengan persamaan rumus dapat dituliskan :
LSM = 10 log 1/24 {16.100,1 LS + 8.100,1 (LM)} dB(A)
Model untuk Sumber •
Sumber dengan tingkat bising berbeda
Metode
Prediksi L2 Kebisingan = L1 – 20 log (r2/r1) dBA
Keterangan: L2 = tingkat bising pada jarak r2 dari sumber (dBA) L1 = tingkat bising pada jarak r1 dari sumber (dBA)
Model untuk Sumber •
Kebisingan berasal dari 2 sumber yang sama (L1 = L2) Ltot = (L1 + 3) dBA
•
Kebisingan dari n buah sumber yang sama tingkat bisingnya (L1 = L2 = .........= Ln) Ltot = (L1 + 10 log n) dBA
•
Kebisingan dari n buah sumber yang tidak sama tingkat bisingnya (L1 L2 ......... Ln) n Ltot = 10 log ( ∑ 10 i=1
Li/10)
dBA
Model untuk Sumber
Untuk memprediksi model sumber garis bergerak L2 = L1 – 10 log (r2/r1) dBA Keterangan: L2 = tingkat bising pada jarak r2 dari sumber (dBA) L1 = tingkat bising pada jarak r1 dari sumber (dBA)
2. PARAMETER
Tabel 1. Skala Kualitas Lingkungan Tingkat Kebisingan Untuk Permukiman, Perkantoran, Sekolahan N o
Tingkat (dBA)
1
Kebisingan
Tabel 2. Skala Kualitas Lingkungan di dalam Pabrik
Pekerja
Skala Kualitas
N Tingkat o (dBA)
Kebisingan Skala Kualitas
< 50.0
5
Sangat Baik
1
< 70
5
Sangat Baik
2
50.0 – 55.0
4
Baik
2
70.1 – 75
4
Baik
3
55.1 – 58.0
3
Sedang
3
75.1 – 80
3
Sedang
4
58.1 – 60.0
2
Buruk
4
80.1 – 85
2
Buruk
5
> 60.0
1
Sangat Buruk
5
> 85
1
Sangat Buruk
PENGENDALIAN BISING
Secara garis besar, ada dua jenis pengendalian kebisingan, yaitu pengendalian bising aktif (active noise control ) dan pengendalian bising pasif (passive noise control ).
ACTIVE NOISE CONTROL
Pengendalian Bising SecaraTeknis
1. Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan bising menjadi berkurang suara yang menimbulkan
bisingnya. 2. Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara. 3. Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan. Mesin/alat didesain sedemikian hingga
suara bising tidak seluruhnya mengenai pekerja. Pemasangan kaca membuat pekerja dapat tetap bekerja. 4. Subtitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising. 5. Menggunakan fondasi mesin yang baik agar tidak ada sambungan yang goyang, dan mengganti
bagian- bagian logam dengan karet. 6. Modifikasi mesin atau proses. 7. Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik sehingga dapat menggurangi suara bising.
Pengendalian Secara Administratif 1.
Pengadaan ruang control pada bagian tertentu (misalnya: bagian diesel). Tenaga kerja di bagian tersebut hanya melihat dari ruang berkaca yang kedap suara dan sesekali memasuki ruang berbising tinggi, dalam waktu yang telah ditentukan, serta menggunakan APD (ear muff).
2.
Pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada.
Pengendalian Secara Medis Pemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal masuk kerja, secara periodic, secara khusus dan pada akhir masa kerja. Penggunaan Alat Pelindung Diri Merupakan alternative terakhir bila pengendalian yang lain telah dilakukan. Tenaga kerja dilengkapi dengan sumbat telingga (ear plug) atau tutup telingga (ear muff) disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi dan penurunan intensitas kebisingan yang diharapkan.
PASSIVE NOISE CONTROL
Pengontrolan dilakukan dengan mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dengan pengendalian medium perambatannya. Hal ini dilakukan untuk menghalangi suara mencapai telinga manusia.
STUDI KASUS
Hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo kota Manado Studi kasus ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan kebisingan terhadap fungsi pendengaran pada pekerja mesin pembangkit listrik tenaga diesel di PLTD Suluttenggo Kota Manado.
SUMBER KEBISINGAN Peningkatan mekanisme akan mengakibatkan mmeningkatnya tingkat kebisingan. Pemakaian peralatan modern di suatu industri atau perusahaan guna meningkatkan produktivitas memberikan dampak terhadap tenaga kerja karena bunyi yang dihasilkan dari mesin dalam proses tersebut.Tentu itu akan berdampak negatif bagi pekerja. Sumber – sumber kebisingan di industri antara lain : 1. Mesin produksi 2. Mesin potong atau gergaji 3. Ketel uap untuk pemanas air 4. Mesin diesel
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP TENAGA KERJA 1.
Gangguan fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, nadi dan dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris 2.
Gangguan psikologis Gannguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, emosi dll.
3.
Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi dapat menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan bisa berakibat kepada kecelakaan karena tidak dapat mendengar isyarat ataupun tanda bahaya. 4.
Gangguan pada pendengaran (Ketulian) Merupakan gangguan yang paling serius karena pengaruhnya dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pendengaran. Gannguan pendengaran ini bersifat progresif tapi apabila tidak dilakendalikan dapat menyebabkan ketulian permanen.
5.
Gangguan Keseimbangan
PEMANTAUAN KEBISINGAN
Gambar di samping adalah Sound Level Meter (SLM)
Gambar samping adalah Noise Dosimeter yang digunakan untuk personal monitoring kebisingan.
Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan
PENGENDALIAN KEBISINGAN Langkah efektif untuk pencegahan gangguan pendengaran adalah dengan melakukan pengendalian pada sumber bahaya dengan melakukan : 1. Tahap perencanaan / engineering pastikan memilih peralatan dengan efek kebisingan paling rendah,
mesin dengan intensitas kebisingan tinggi jauhkan dari area yang terdapat banyak pekerja disana. Jika mesin tersebut masih bising lakukan pemasangan barier, pasang peredam. 2. Tahap Administrasi bisa melakukan hal-hal sebagai berikut :
Berlakukan area tersebut sebagai area terbatas, hanya boleh dimasuki personil yang terlatih, menggunakan Alat Pelindung Pendengaran
Pengaturan jadwal kerja sesuai NAB, misal 85 dBA bekerja selama 8 jam, 88 dBA bekerja selama 4 jam, dst.
ALAT PELINDUNG DIRI / ALAT PELINDUNG PENDENGARAN Pemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya terakhir dalam upaya pencegahan gangguan pendengaran, ada 2 jenis : 1. Ear plug / sumbat telinga 2. Ear muff / tutup telinga
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
SOAL 1
Data pengukuran kebisingan selama 55 menit adalah sebagai berikut: a. 5 menit pertama, tingkat kebisingan terukur 90 dBA b. 50 menit kemudian, 60 dBA
Berapa nilai Leq?
Leq= equivalent continous noise level (tingkat kebisingan sinambung setara)
JAWAB Leq = 10.log ∑(10 Li/10xti) = 10.log (1090/10x
5
90/10x50) +10
55
55
= 10.log (90909090,91+909090,9091) = 79,62928689 dBA
SOAL 2
Hitung L10, L50, L90 !
JAWAB
SOAL 3
Hasil pengukuran kebisingan di suatu perumahan, menghasilkan data seperti berikut : Waktu Pengukuran
Waktu yang Diwakili
Durasi Waktu yang diwakili (T)
Tingkat Kebisingan Leq (dBA)
07.00
06.00 – 10. 00
4 jam
60
11.00
10.00 - 12.00
2 jam
64
15.00
12.00 – 17.00
5 jam
57
19.00
17.00 – 22.00
5 jam
71
23.00
22.00 – 24.00
2 jam
40
01.00
24.00 - 03.00
3 jam
45
– 06.00 05.00 03.00 Hituglah nilai berdasarkan tabel di atas3 jam !
50
LATIHAN SOAL
Suatu mesin A memiliki tingkat kebisingan (L) sebesar 100 Dba dengan jarak 100 meter dari pendengar. Jika mesin B berjarak 1000 meter dari pendengar, maka berapa tekanan suara (P) dari mesin B jika P o sejumlah 20μ Pa?
Tingkat Kebisingan Siang-malam, LSM
Waktu pengukura n
Waktu yg diwakili
Durasi waktu yg diwakili (Ti)
Tk. Kebisingan Leq (dBA)
07.00
06.00-09.00
3 jam
59
10.00
09.00-11.00
2 jam
63
15.00
11.00-17.00
6 jam
55
20.00
17.00-22.00
5 jam
71
23.00
22.00-24.00
2 jam
45
01.00
24.00-03.00
3 jam
50
04.00
03.00-06.00
3 jam
47
Suatu pengukuran kebisingan di perumahan untuk keperluan analisa dampak proyek “Y”, menghasilkan data sebagai berikut: Tentukanlah nilai LSM ! Ket: LS LM
: Leq siang : Leq malam Siang hari Malam hari
1.
No Interval
Tingkat Bunyi beban A, pada tengah interval, Li (dBA)
Persent ase waktu yang dipakai dalam interval Pi x100
Persentas e dari waktu Tingkat Bunyi yang dilampaui tingkat interval
1
76,25
0,2
100
2
78,75
0,3
99,8
3
81,25
5
99,5
4
83,75
12,4
94,5
5
86,25
19,6
82,1
6
88,75
21,3
62,5
7
91,25
16,7
41,2
8
93,75
13,8
24,5
9
96,25
10,2
10,7
10
98 75
05
05
Di dekat pagar suatu pabrik, data hasil pengukuran tingkat bunyi dengan menggunakan instrumentasi analisis statistik ditampilkan pada tabel atau grafik di bawah ini. Digunakan 10 interval yang sama dari 75 dBA hingga 100 dBA. Dari data tersebut tentukan Tingkat Kebisingan (Tingkat Bunyi) Ekuivalen dan Deviasi Standar
SOAL TUGAS
SOAL 1
1. Dari pengukuran selama 20 menit, diperoleh data :
Tingkat tekanan suara 60 dBA terukur selama 10 menit
Tingkat tekanan suara 70 dBA terukur selama 10 menit
Berapakah tingkat bising ekivalennya?
SOAL 2 2. Hasil pengukuran Bising, sbb:
61,62,65,69,68,64,59,58,61,64, 67,72,77,82,80,76,72,67,62,61
Perkirakan:
-
L10 (tingkat bising yang dicapai selama 10% dari waktu ukur)
-
L50 (tingkat bising yang dicapai 50% dari waktu ukur)
-
L90 (tingkat bising yang dicapai selama 90% dari waktu ukur
View more...
Comments