1. BAB I

June 24, 2019 | Author: Rizky Alanda | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

fraktur femur...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fraktur adalah terputusnya integritas tulang dan tulang rawan yang hidup, yang meliputi kerusakan pada sumsum tulang, perisoteum dan jaringan lunak sekitarnya, yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. (Cross dan Swiontkowski, dalam Rizal., dkk, 2014). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan dan atau tulang rawan yang umumnya yang disebakan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat, 2005). Jenis-jenis fraktur pada ekstermitas bawah diantaranya fraktur tibia, fraktur fibula, fraktur patella, dan salah satunya adalah fraktur femur. Fraktur Femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha (Helmi, 2012). Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 dalam Fadliyah (2014) terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan  patologi (Depkes RI, dalam Fadliyah 2014). 2014). Menurut Depkes RI dalam Fadliyah (2014), mencatat pada tahun 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah 1

Poltekkes Kemenkes Padang

2

akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur pada tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia, 9702 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula. Berdasarkan data dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 didapatkan sekitar 2700 orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kesembuhan

kecacatan dan

5%

fisik, 24% mengalami

mengalami gangguan

kematian, 15% psikologis

mengalami

atau

depresi

terhadap adanya kejadian fraktur (Dinkes Pemprov Sumbar, 2009). Akibat dari fraktur femur ini dapat berdampak terhadap fisik dan  psikologis, sosial, spiritual. Dampak terhadap psikologis seperti Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta takutnya terjadi kecacatan pada dirinya. Dampak sosial dari fraktur femur  pasien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan memenuhi kebutuhannya sendiri seperti biasanya. Dampak spiritual dari fraktur femur pasien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan keyakinannya baik dalam  jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya. Dan bahkan juga berdampak pada fisik nya yaitu terjadi

Poltekkes Kemenkes Padang

3

 perubahan pada bagian tubuhnya yang terkena trauma seperti perubahan ukuran  pada ekstermitas bahkan kehilangan ekstermitas yang disebabkan oleh amputasi (Hariawan, 2013). Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan atau proses dalam  praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidahkaidah ilmu keperawatan. Asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur adalah suatu tindakan atau proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien dengan fraktur femur untuk memenuhi kebutuhan  pasien baik secara biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Asuhan keperawatan  pada pasien dengan fraktur femur tidak berbeda dengan asuhan keperawatan pada kasus lain yaitu mulai dari tahapan pengkajian sampai dengan tahapan evaluasi. Menurut Abdul Wahid (2013) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada  pasien dengan fraktur femur adalah nyeri akut, resiko disfungsi neurovaskuler, gangguan pertukaran gas, gangguan mobilitas fisik, gangguan integritas kulit, resiko infeksi, dan kurangnya pengetahuan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ratna Kusuma Astuti (2012), didapatkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan fraktur femur yang sering muncul adalah nyeri akut, ansietas, kerusakan mobilitas fisik, gangguan  perfusi jaringan, resiko syok hipovolemik, resiko infeksi, dan

kerusakan

integritas kulit. Oleh karena itu agar tercapainya kesembuhan pada pasien dengan cepat dan tidak terjadi infeksi, deformitas, dan bahkan sampai pada amputasi,

Poltekkes Kemenkes Padang

4

Pasien dengan kasus ini harus benar-benar mendapatkan asuhan keperawatan yang optimal. Pada saat penulis melakukan praktik keperawatan medikal bedah, peneliti melihat perawat di ruangan masih jarang melakukan tindakan secara mandiri, contoh nya pada penanganan nyeri pada pasien dengan fraktur femur, perawat lebih sering berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti nyeri. Padahal perawat bisa melakukan tindakan secara mandiri seperti mengajarkan teknik rileksasi pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan asuhan keperawatan  pada pasien dengan fraktur femur di RSUP Dr.M.Djamil Padang. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka  perumusan

masalah

penelitian

ini

adalah

bagaimana

penerapan

asuhan

keperawatan pada pasien fraktur femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016 ? C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016. 2. Tujuan khusus Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut : a. Diketahui pengkajian pada pasien dengan fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016.

Poltekkes Kemenkes Padang

5

 b. Diketahui masalah keperawatan keperawatan pada pasien dengan kasus fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang. c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang. d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan kasus fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr .M. Djamil Padang. e. Untuk mengetahui hasil evaluasi pada pasien dengan kasus fraktur femur di ruangan Trauma Center RSUP Dr. M. Djamil Padang.

D. Manfaat Penelitian

1. Mampu mengaplikasikan ilmu tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur dan sebagai pedoman atau perbandingan kasus fraktur femur. 2. Hasil penulisan yang di peroleh dapat digunakan sebagai perbandingan dan bahan untuk penelitian selanjutnya di bidang keperawatan. Dan dapa menjadi referensi dan rujukan dalam pembuatan ataupun pengaplikasian asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femur.

Poltekkes Kemenkes Padang

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF