031, IBG Teja Buwana (Anti-HBs)

October 5, 2017 | Author: wikha dewi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan Imunoserologi...

Description

Nama

: Ida Bagus Gede Teja Buwana

NIM

: P07134014031

Semester

: V

Hari, tanggal : Kamis, 12 Oktober 2016 Tempat

: Laboratorium Bakteriologi JAK Poltekkes Denpasar PEMERIKSAAN Anti-HBs (RAPID TEST)

I.

TUJUAN Pemeriksaan imonokromatografi (rapid tes) untuk deteksi secara kualitatif adanya antibodi terhada virus Hepatitis B dalam serum/plasma pasien.

II.

METODE Metode yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan antibodi HBsAg kali ini adalah metode imunokromatografi.

III.

PRINSIP Berdasarkan

reaksi

antigen-antibodi-antigen,

antara

antibodi

dalam

serum/plasma dengan antigen HBV rekombinan conjugat colloidal gold yang bergerak dengan gaya kapilaritas menuju daerah uji dan berikatan dengan antigen HBV rekombinan yang melapisi membran sehingga membentuk kompleks antigen-antibodi-antigen dan menghasilkan garis warna. IV.

DASAR TEORI Hati merupakan organ yang memiliki peran penting dalam tubuh karena organ ini berperan untuk mengeluarkan racun, menyimpan energy dan membantu organ pencernaan. Hepatitis adalah suatu infeksi virus yang dapat menyebabkan gangguan pada hati. Salah satu jenis virus Hepatitis adalah Hepatitis B yang disebabkan oleh HBV (Hepatitis B Virus). Hepatitis B dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan darah orang yang terinfeksi, sperma, dan cairan tubuh lainya. Dan wanita hamil yang terinfeksi, memiliki risiko besar mampu menularkan Hepatitis B tersebut pada janinnya. Infeksi HBV bersifat kronis, karena menyebabkan sirosis hati, disfungsi hati bahkan dapat menyebabkan kanker hati (Zhang,Xin.2013).

Seseorang yang terinfeksi Hepatitis B akan menunjukan gejala klinis sama seperti infeksi Hepatitis yang lainya. Terlihat seperti terinfeksi flu yang disertai jaundice dan menguningnya kulit hingga mata, kemih akan menjadi lebih gelap mual hingga muntah-muntah. Namun beberapa orang tidak menunjukan gejala terinfeksi (asymptoms). Pemeriksaan darah merupakan hal yang tepat untuk mengetahui seseorang terinfeksi atau tidak. Pemeriksaan tersebut dapat menguji antigen dari HBV atau menguji antibody yang dibentuk tubuh terhadap HBV (Zhang,Xin.2013). Infeksi kronis Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang jauh lebih lama dalam tubuh seseorang. Kebanyakan dari mereka yang mengidap infeksi kronis akan mengalami asymptoms, namun mengalami kerusakan organ hati yang lebih serius. Pasien yang terinfeksi Hepatitis B Virus akan membentuk antibody terhadap antigen permukaan Hepatitis B Virus (HBsAg) yaitu anti-HBs. Antibody ini terdiri dari profil serologis aptikal dari Hepatitis B Virus. Selain dari terinfeksi virus, anti-HBs ini juga dapat dibentuk didalam tubuh akibat dari pemberian faksinasi. Adanya antibody anti-HBs didalam tubuh dapat dipriksa dengan menggunakan antigen yang spesifik terhadap antibody anti-HBs (Liu,Yong.2016). Untuk mencegah seseorang terinfeksi Hepatitis B dapat dilakukan pemberian faksinasi. Faksinasi Hepatitis B dibuat dari bagian Virus Hepatitis B yang virulensinya telah diturunkan, sehingga tidak menyebabkan infeksi Hepatitis B. faksin Hepatitis B ini diberikan sebanyak 3 hingga 4 kali tergantung kemampuan tubuh seseorang membentuk antibody selama peroide 6 bulan. Bayi yang baru lahir dapat diberikan faksin dengan dosis ynag jauh lebih rendah. Dan untuk remaja hingga dewasa sangat disarankan melakukan faksin Hepatitis B terutamanya bagi orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi Hepatitis B (Mohammad,Qawasmi.2015).

V.

ALAT DAN BAHAN V.1 Alat  Mikropipet 100 µL  Yellow tip V.2 Bahan  Serum atau plasma

VI.

 Device test Anti-HBs CARA KERJA 1. Semua komponen bahan/reagen dan spesimen disiapkan dan dikondisikan dalam suhu ruang sebelum digunakan. 2. Kaset tes dikeluarkan dari kemasannya, ditempatkan pada daerah yang datar dan permukaan yang kering. 3. Menggunakan mikropipet, spesimen dipipet 100 µl dan dimasukkan ke dalam well. 4. Hasil dibaca pada 20 menit. Catatan : dilarang membaca hasil setelah 20 menit

VII.

INTERPRETASI HASIL  Negatif Hanya terdapat garis warna pada control line “C” saja  Positif Terdapat garis warna pada control line “C” dan Test “T”  Invalid Tidak terdapat garis warna pada control line “C” atau hanya terdapat garis warna pada Tes Line “T”

VIII. HASIL PENGAMATAN No 1

Kode Sampel Suciari

Usia

JK

20

Perempua n

Jenis Sampel Serum

Hasil

Interpretasi

+ (positif

Terdapat garis

)

warna hanya pada control line “C” dan line “T”

Foto Hasil Pengamatan

Hasil Pemeriksaan Anti-HBs (Rapid Test) pada kode sampel B

Keterangan : A = Control Line B = Sampel well Hasil = Negatif IX.

PEMBAHASAN Hati merupakan organ yang memiliki peran penting dalam tubuh karena organ

ini berperan untuk mengeluarkan racun, menyimpan energy dan membantu organ pencernaan. Hepatitis adalah suatu infeksi virus yang dapat menyebabkan gangguan pada hati. Salah satu jenis virus Hepatitis adalah Hepatitis B yang disebabkan oleh HBV (Hepatitis B Virus). Seseorang yang terinfeksi Hepatitis B akan menunjukan gejala klinis sama seperti infeksi Hepatitis yang lainya. Terlihat seperti terinfeksi flu yang disertai jaundice dan menguningnya kulit hingga mata, kemih akan menjadi lebih gelap mual hingga muntah-muntah. Namun beberapa orang tidak menunjukan gejala terinfeksi (asymptoms). Infeksi kronis Hepatitis B memiliki masa inkubasi yang jauh lebih lama dalam tubuh seseorang. Kebanyakan dari mereka yang mengidap infeksi kronis akan mengalami asymptoms, namun mengalami kerusakan organ hati yang lebih serius. Pasien yang terinfeksi Hepatitis B Virus akan membentuk antibody terhadap antigen permukaan Hepatitis B Virus (HBsAg) yaitu anti-HBs. Antibody ini terdiri dari profil serologis aptikal dari Hepatitis B Virus. Selain dari terinfeksi virus, anti-HBs ini juga dapat dibentuk didalam tubuh akibat dari pemberian faksinasi. Adanya antibody anti-HBs didalam tubuh dapat dipriksa dengan menggunakan antigen yang spesifik terhadap antibody anti-HBs (Liu,Yong.2016). Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan klinis maupun epidemiologis penyakit itu sendiri. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau crossinfeksi dengan virus lain. HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus

hepatitis B kronis dengan replikasi rendah (Firat Zafer Mengeloglu. 2014). Saat ini, vaksin adalah alat yang paling efektif terhadap infeksi hepatitis B diterima secara universal. Vaksin terhadap hepatitis B menjadi tersedia pada tahun 1982, ketika itu diberikan kepada penduduk khusus tertentu. Saat ini, vaksin hepatitis B rekombinan secara rutin diberikan kepada orang dewasa dan anak-anak sebagai bagian dari program imunisasi di seluruh dunia. Untuk memantau keberhasil pemberian vaksin, dapan dilakukan pemeriksaan adanya antibody anti-HBs dalam tubuh seseorang. Pemeriksaan ini bersifat skrining sehingga hasil yang nantinya telah diperoleh harus dilakukan uji konfirmasi lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis dengan benar. Pemeriksaan

anti-HBs

ini

dilakuakan

dengan

menggunakan

metode

immunokromatografi dengan rapid test. Dalam pemeriksaan ini terdapat 2 parameter yaitu Control Line, dan anti-HBs Test Line. Berdasarkan insert kit, pada Control Test harus selalu menunjukkan garis untuk memastikan bahwa kaset anti-HBs bekerja secara benar dan menghasilkan hasil yang sebenarnya. Prinsip dari pemeriksaan HBV rapid test yaitu Membran pada daerah garis “Tes” yang terdapat pada kaset dilapisi dengan antigen HBV rekombinan. Selama pemeriksaan berlangsung, serum/plasma akan bereaksi dengan antigen HBV rekombinan conjugated colloid gold. Campuran reaksi tersebut akan bermigrasi sepanjang membrane secara kromatografi dengan gaya kapiler untuk bereaksi dengan antigen HBV rekombinan dalam membrane dan menghasilkan warna pada garis. Secara singkat dapat dikatakan bahwa mendeteksi antobodi HBV dalam sampel dengan mereaksikannya dengan antigen dalam strip sehingga akan terjadi reaksi kompleks antigen-antibodi-antigen yang akan membentuk garis warna. Cara pemeriksaan anti-HBs rapid test ini cukup praktis dilukakun karena membutuhkan waktu yang cukup singkat. Sebelumnya sampel, reagen dan kaset antiHBs disuhu ruangkan terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar reagen yang digunakan berada dalam kondisi yang stabil sehingga dapat bereaksi dengan sempurna apabila diaplikasikan dengan sampel. Dipastikan reagen dan kaset yang digunakan tidak kadaluarsa, karena jika reagen yang digunakan sudah dalam waktu kadaluarsa dapat mempengaruhi hasil terlebih lagi dapat memberikan hasil yang invalid test. Namun, dalam praktikum kali ini menggunakan reagen dan kaset yang kadaluarsa. Sampel yang digunakan adalah sampel serum, berdasarkan panduan kerja sampel yang digunakan

sebanyak 100µl serum lalu dimasukkan ke dalam sumur secara vertical. Kemudian pembacaan dilakukan dalam 20 menit dan tidak boleh lebih dari 20 menit. Cara intepretasi hasil yang dapat diperoleh dengan memerhatikan adanya garis warna yang terbentuk baik pada Control Line “C”, anti-HBs Test Line. Hasil yang dapat diperoleh dari hasil pemeriksaan anti-HBs Rapid Test yaitu hasil negatif hanya ada garis di “C” saja. Jika hasil positif ditandai dengan terdapat garis warna pada “C” dan “T”. Apabila tidak ada garis warna pada Control Line dapat dipastikan hasil yang diperoleh invalid. Hasil invalid juga dapat ditunjukkan dengan tidak terdapat garis pada “C”, hanya terdapat garis pada “T” saja. Hasil invalid dapat terjadi akibat penggunaan diluents atau kaset anti-HBs yang telah kadaluarsa, penetesan diluents yang kurang, sampel yang tidak dalam keadaan baik (lipemik, lisis, ikterik) dan kesalahan procedural. Berdasarkan hasil pemeriksaan anti-HBs terhadap sampel atas nama Suciari perempuan berumur 20 tahun, diperoleh hasil positif anti-HBs. Menurut keteranan pasien, pasien sempat melakukan vaksinasi Hepatitis B, sehingga pemeriksaan AntiHBs ini berfungsi sebagai parameter keberhasilan pemberian vaksin kepada seseorang karena terdeteksi adanya antibody Anti-HBs terhadap Hepatitis B Virus (HBV). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan anti-HBs rapid Test ini yaitu pemakaian APD lengkap, sampel yang diperiksa tidak dalam keadaan yang lisis, ikhterik ataupun lipemik. Pengerjaan sesuai dengan prosedur seperti penetesan sampel secara vertical atau tegak lurus dalam jumlah yang telah ditentukan yaitu 100 µl dan reagen yang digunakan tidak kadaluarsa. Penyimpanan sampel pada suhu 2-8 oC apabila terjadi penundaan pemeriksaan. Dan sebelum digunakan alat dan bahan diletakkan pada suhu ruang 15-30oC. Namun penggunaan anti HbsAg Rapid test ini memiliki beberapa kelemahan yaitu antibodi virus Hepatitis B yang akan diperiksa harus memiliki kadar yang cukup untuk dideteksi dimana apabila kadar tersebut kurang dari batas menimal, maka dapat terjadi hasil negative palsu. Biasanya terjadi pada fase awal dimana belum cukup banyak terdapat HBV yang berkembang didalam tubuh. Berdasarkan insert kit tertera bahwa batas deteksi alat yaitu 30 mIU/ml.

X.

SIMPULAN Berdasarkan pemeriksaan anti-HBs (rapid tes) pada sampel serum probandus atas

nama Suciari, diperoleh hasil positif yang menandakan probandus tidak memiliki antibodi terhadap virus Hepatitis B.

DAFTAR PUSTAKA Mohammad,Qawasmi.2015. Age-dependent decrease of anti-HBs titers and effect of booster doses using 2 different vaccines in Palestinian children vaccinated in early

childhood.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4514285/

.

diakses

:

14

Oktober 2016 ; 20:43 WITA. Liu,Yong.2016. Clinical and Virological Characteristics of Chronic Hepatitis B Patients with

Coexistence

of

HBsAg

and

Anti-HBs.[online].tersedia:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4709170/

.

diakses

:

13

Oktober 2016 ; 18:22 WITA. Zhang,Xin.2013. Hepatitis B virus (HBV)-specific T-cell responses to recombinant HBV core protein in patients with normal liver function and co-infected with chronic HBV and human immunodeficiency virus 1 (HIV-1).[online].tersedia: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3718641/

.

diakses:

13

Oktober 2016 ; 18:10 WITA. Mengeloglu, Firat Zafer . 2014. Performance Of Rapid Test In Detection Of HBsAg In Frozen Sera. [online] tersedia : http://www.romj.org/2014-0103. [diakses : 14 Oktober 2016]

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF