01 Rakyat Riau Angkat Senjata

September 4, 2017 | Author: vickymellasari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

kesenian...

Description

Makalah “Rakyat Riau Angkat Perang”

Disusun oleh : Kelompok 03 XI IPS 1

Nama : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Adira T (02) Ayuningsih (08) Fajar Aji (10) Noviana Yoga Destari (25) Silfia Dwi Antika (28) Vicky Mellaari (31)

SMA Negeri 1 Godean Tahun Pelajaran 2016/2017

Rakyat Riau Angkat Senjata Latar Belakang  Naluri VOC untuk monopoli perdagangan dan menguasai daerah belum usai.  VOC menanamkan politik devide et empera diantara rakyat-rakyat kecil. Kronologis Kronologis  Rakyat mulai terpengaruhi.  Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar terdersak. Perlawanan  Beberapa kerajaan mulai mengadakan perlawanan. Perlawanan  Salahsatu kerajaan yang melancarkan perlawanan adalah Siak Sri Indrapura.  Siak berhasil merebut Johor.  Siak membangun benteng di Pulau Bintan. Keberhasilan  Dalam usaha pembebasan Malaka, Raja Lela Muda wafat. Keberhasilan  Sultan Siak mengatur siasat baru yang dikenal “siasat hadiah sultan”.  Rombongan Siak kembali ke Siak dengan kemenangan.  Raja Indra Pahlawan diberi gelar “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh”.

Latar Belakang Naluri VOC untuk melaksanakan monopoli perdagangan dan menguasai daerah-daerah di Nusantara, nyatanya belum usai. Setelah menguasai Malaka, VOC mengincar Kepulauan Riau. VOC mulai menanamkan pengaruhnya di Riau, mereka melakukan politik memecah belah ( politik devide et impera ). Maka dampaknya, kerajaan-kerajaan kecil di Riau, seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin terdesak akibat perlakuan jajahan VOC yang bertindak sewenang-wenang dan meluluh lantahkan perekonomian rakyat. Oleh karena itu dimulailah perlawanan dari beberapa kerajaan.

Perlawanan Salah satu perlawanan yang cukup berhasil di Riau adalah Perlawanan yang dilancarkan oleh kerajaan Siak Si Inderapura. Raja sekaligus pendiri kerajaan ini yaitu Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah ( 1723-1744 ) memimpin langsung proses perlawanan terhadap VOC. Beliau senantiasa mengikutsertakan puteranya. Raja Indra Pahlawan, dalam setiap pertempuran. Itulah sebabnya sifat bela negara telah tertanam sejak muda di diri Raja Indra Pahlawan. Setelah berhasil merebut Johor, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah membangun benteng di Pulau Bintan untuk memperkuat pertahanan sebelum penyerangan untuk merebut Malaka.

Dalam suasana konfrontasi perebutan kekuasaan dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat. Maka diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1760). Ia juga memiliki naluri seperti ayahhandanya yang ingin selalu memerangi VOC di Malaka dan sebagai komandan perangnya adalah Raja Indra Pahlawan. Tahun 1751 berkobar perang melawan VOC. Sebagai strategis menghadapi serangan Raja Siak, VOC berusaha memutus jalur perdagangan menuju Siak.

VOC memperkuat pertahanan dengan membangun benteng-benteng. Kapak-kapal dagang yang akan menuju Siak ditahan oleh VOC. Oleh karena itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC. Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali. Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang “Harimau Buas” yang dilengkapi dengan perlengkapan perang secukupnya. Tahun 1752 terjadilah pertempuran sengit di Pulau Guntung ( 1752-1753 ). Ternyata benteng VOC di Pulau Guntung itu berlais-lapis dan dilengkapi meriam-meriam besar. Namun banyak pula jatuh korban dari VOC, sehingga VOC harus mendatangkan bantuan kekuatan termasuk juga orang-orang Cina. Pertempuran hampir berlangsung satu bulan. Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak menyerukan pasukannya untuk mundur kembali Siak.

Sultan Siak bersama para panglima dan penasehat mengatur siasat baru. Disepakati bahwa VOC harus dilawan dengan tipu daya. Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda. Oleh karena itu, siasat ini dikenal dengan “siasat hadiah sultan”. VOC setuju dengan ajakan damai ini. Perundingan diadakan di loji Pulau Guntung. Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk kepada pemerintah VOC. Sultan segera memberi kode pada anak buah dan segera menyergap dan membunuh orang-orang Belanda di loji itu. Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan membawa kemenangan. sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari Malaka. Siasat perang ini tidak terlepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh karena itu, atas jasanya Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar: “Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh” Kesimpulan Perlawanan yang dilancarkan oleh Kesultanan Siak adalah salahsatu dari banyaknya perlawanan daerah yang dilakukan masyarakat terhadap VOC. Disamping itu masih terdapat perlawananperlawanan lainnya di berbagai tempat di Kepulauan Indonesia sampai VOC dibubarkan pada abad ke-18. Di antara beberapa perlawanan terhadap Hindia Belanda yang terjadi pada abad ke19, perlawanan Saparua, Paderi, Diponegoro, Banjar dan Aceh dapat dikatagorikan sebagai perlawanan besar.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF