Tanggapan Dan Saran Terhadap Kak
July 9, 2019 | Author: Mugina | Category: N/A
Short Description
usulan teknis...
Description
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
etelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak konsultan berpendapat bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan “PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI” sudah sudah cukup jelas. KAK cukup memberikan gambaran dan pedoman tentang latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain itu, KAK juga cukup memberikan arahan yang jelas dan komprehensif komprehensif bagi pihak penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud. Tanggapan terhadap KAK adalah sebagai berikut:
S E.1
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
E.1.1 Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang Latar belakang yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah cukup jelas, beberapa hal penting yang perlu konsultan pahami dan tanggapi dari latar belakang pekerjaan ini yaitu :
Perencanaan geopark Kawasan Ciletuh menjadi sangat penting dalam mewujudkan pengembangan geopark yang berkelanjutan dan mampu memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan masyarakat. Kegiatan Detail Engineering Desain ini harus memenuhi 4 aspek jenis wisata yaitu : Geowisata, Agrowisata, Ekowisata dan Wisata Budaya
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Kabupaten Sukabumi ini perlu disepakati dengan pemangku kepentingan serta disesuaiakan dengan pedoman standar yang berlaku.
Konsultan juga akan megimplementasikan metode-metode perolehan data yang memiliki tingkat keakuratan data yang dapat dipetanggungjawabkan mengingat akurasi data yang dijadikan sebagai input dalam Detail Engineering Desain Plaza Tamanjaya Kawasan Ciletuh – Palabuhanratu Palabuhanratu Geopark Kabupaten Sukabumi ini. ini. Upaya penggalian aspirasi masyarakat, pemerintah lokal dan komponen stakeholder lainnya dapat dilakukan dengan pendekatan metode wawancara, dan konsultasi serta teknik lainnya, baik secara formal maupun non formal dengan syarat adalah tidak melampaui batasan normatif dan melanggar hukum yang berlaku. Dengan melakukan pendekatan dan teknik pencarian data yang sesuai, konsultan akan menggali secara mendalam terhadap data-data tersebut. Upaya kelengkapan data yang valid akan menjadi tujuan penting dalam pelaksanaan kompilasi data yang selanjutnya akan diproses dalam tahapan analisis.
E.1.4 Tanggapan dan Saran Terhadap Metodologi Metodologi yang telah dijelaskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sangat jelas, sehingga konsultan akan langsung fokus terhadap metodologi yang telah diuraikan didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) (KAK) dan dikombinasikan dikombinasikan dengan dengan Pedoman Pedoman Standar perencanaan perencanaan yang berlaku.
E.1.5 Tanggapan dan Saran Terhadap Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
E.1.7 Tanggapan dan Saran Terhadap Laporan Mekanisme pelaporan di dalam KAK telah diuraikan dengan jelas. Sistem pelaporan dari Detail Engineering Desain Plaza Tamanjaya Kawasan Ciletuh – Palabuhanratu Palabuhanratu Geopark Kabupaten Sukabumi seperti yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah dapat dimengerti oleh pihak konsultan.
E.2 E.2.1
APRESIASI INOVASI INOVASI Pemahaman Umum
E.2.1.1 Pemahaman Geowisata Didalam pemahaman geowisata ini akan dibahas mengenai pengertian geowisata, konsep geowisata dan fasilitas penunjang geowisata dan akan dijelaskan dibawah ini. A. Pengertian Geowisata Definisi geoekowisata sebagai suatu bagian terminologi ilmiah kebumian belum banyak dilakukan oleh para ahli kebumian. Geowisata sebagai suatu bagian dari terminologi kepariwisataan telah didefinisikan oleh Sampumo (1995) sebagai bentuk kegiatan wisata yang mengunjungi obyek-obyek geologi yang menarik. Secara empiris, pengalaman penulis seiama ini menunjukkan bahwa kegiatan yang nantinya dapat dikategorikan sebagai geowisata geowisata tidak harus pada obyek geologi yang menarik. Hal ini sangat tergantung dari seseorang yang mengunjungi ke obyek geologi tersebut, apakah seseorang tersebut sebagai bagian dari masyarakat yang memahami ilmu
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk aspek fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial budaya yang dikunjunginya. Geowisata sebagai bentuk perjalanan wisata minat khusus mempunyai aspek REAL Travel (Hall & Weiler, 1982), yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Rewarding (penghargaan), (penghargaan), yaitu penghargaan atas sesuatu obyek dan daya tarik wisata yang dikunjunginya, yang diwujudkan pada keinginan wisatawan untuk dapat belajar memahami atau bahkan mengambil bagian dalam aktivitas yang terkaitdengan proyektersebut.
Enriching (pengkayaan), yaitu mengandung aspek pengkayaan atau penambahan pengetahuan dan kemampuan terhadap sesuatu jenis atau bentuk kegiatan yang diikuti wisatawan.
Adventurism (petualangan), yaitu mengandung aspek pelibatan wisatawan dalam kegiatan yang memiliki sesuatu resiko secara fisik dalam bentukkegiatan petualangan.
Learning (proses (proses belajar), yaitu mengandung aspek aspek pendidikan melalui proses belajar yang diikuti wisatawan terhadap sesuatu kegiatan edukatif tertentu yang diikuti wisatawan.
Geowisata adalah suatu kegiatan wisata berkelanjutan dengan fokus utama pada kenampakan geologis permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
1. Geologically based (Berbasis Geologi) Artinya objek/tempat/lokasi yang dijadikan sebagai area geowisata merupakan bentukkan hasil proses gelologi. Aspek fisik yang dijadikan daya tarik wisata tersebut dapat berupa kondisi tanah, kandungan mineral, jenis batuan dan lainnya yang masih berhubungan dengan geologi. 2. Suistanable (Berkelanjutan) Artinya pengembangan dan pengelolaan lokasi geowisata haruslah berkelanjutan agar kelestariannya dapat terjaga. Beragamnya kondisi geologi Indonesia menyebabkan banyak ditemukannya mineral-mineral berharga yang dapat memancing oknum tidak bertanggung jawab untuk mengambil dan merusak lingkungan disekitarnya. 3. Geologically informative (Bersifat Informasi Geologi) Artinya di lokasi geowisata dilengkapi dengan informasi tentang sejarah terbentuknya bentukkan geologi tersebut, jadi wisatawan paham akan proses proses alam yang terjadi. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan masyarakat akan sadar dan tidak berupaya merusak keindahan lingkungan di sekitar objek geowisata. 4. Locally beneficial (Bermanfaat Secara Lokal) Artinya keberadaan geowisata dapat memberikan manfaat bagi masyarakat/komunitas yang berada di sekitarnya. Manfaat tersebut dapat berupa segi ekonomi, sosial atau lainnya. Dengan dibukanya suatu kawasan geowisata diharapkan proses pembangunan di daerah tersebut semaik meningkat. 5. Tourist satisfaction (Kepuasan Pengunjung) Artinya objek geowisata dapat memberikan kepuasan lahir dan batin bagi wisatawan yang mengunjunginya. Kepuasan tersebut dapat didapat salah satunya dengan tata kelola tempat
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
namun tetap ilmiah dalam paket wisatanya. Geotrek tidak terikat dengan jarak maupun waktu, artinya selama pesan yang ingin disampaikan dapat tercapai dan wisatawan terpuaskan maka jalur trekking tersebut sudah baik 3. Fasilitas dan infrastruktur ekowisata a. Pusat informasi (visitor centre ), pengendali utama dan awal prosedural pengelolaan meliputi tata tertib, kode etik, program-program, dan resikoresiko dan antisipasi keselamatan. b. Penginapan (camp site ) degan syarat disain simpel, mudah penggunaannya dan minimum waste . c. Akomodasi dengan syarat: (i) mudah dikendalikan oleh pengelola, (ii) tidak mengganggu konsentrasi atau mengurangi perhatian pengunjung terhadap manfaat lingkungan, dan (iii) tidak mengurangi sensasi petualangan. d. Infrastruktur: sebagai metode akses atau aliran manfaat ekonomi, manfaat sosial, harus mendukung nilai-nilai konservasi lingkungan, harus memiliki aspek keamanan pengunjung serta pemeliharaannya, mampu menjadi daya tarik masuknya (investasi) operator atau sektor swasta. Pendekatan kultural dalam pembangunan infrastruktur, meliputi:
Menyesuaikan dengan karakter warisan budaya. Disain/konsep pembangunan disesuaikan dengan karakter lokal, nilai-nilai lokal, dan bermakna sustainability manajemen.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
A. Pengertian Geopark Menurut European Geopark Network (EGN) dan Global Geopark Network (GGN), geopark adalah wilayah dengan batas yang didefinisikan dengan baik yang terdiri dari wilayah luas yang memungkinkan pembangunan lokal berkelanjutan, baik pada aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Sedangkan menurut UNESCO (2006). Geopark adalah wilayah yang didefinisikan sebagai kawasan lindung berskala nasional yang mengandung sejumlah situs warisan geologi penting yang memiliki daya tarik keindahan dan kelangkaan tertentu yang dapat dikembangkan sebagai bagian dari konsep integrasi konservasi, pendidikan, dan pengembangan ekonomi lokal. Berdasarkan beberapa definisi geopark tersebut, secara singkat geopark ini merupakan bentuk pemanfaatan ruang kawasan lindung yang juga merupakan sebuah kesempatan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
B. Kriteria Geopark Di dalam pedoman dan kriteria Geopark yang diterbitkan oleh GGN (Global Geopark Network) UNESCO pada tahun 2007, ada 5 (lima) kriteria yang harus dipenuhi agar suatu Geopark dapat berlangsung mencapai tujuannya, yaitu: 1. Ukuran dan Kondisi
Mempunyai batas yang jelas dengan wilayah yang cukup luas yang dapat melayani pengembangan budaya dan ekonomi lokal. Pada wilayah ini mengandung situs-situs warisan geologis yang penting secara
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Dalam penyusunan dan perencana Geopark meminta pendapat Sekretariat Geopark, dan kerjasama dengan badan-badan survey geologi, masyarakat lokal, badan pariwisata, badan-badan riset dan perguruan tinggi dan swasta.
3. Pengembangan Ekonomi
Salah satu tujuan Geopark adalah menstimulasi kegiatan ekonomi dan pengembangan berkelanjutan. Geopark mengaitkan antara aspek warisan budaya dengan warisan geologis, menghormati lingkungan dan menstimulasi pembentukan usahausaha lokal yang inovatif, bisnis kecil, indutri penginapan, kursus dan pelatihan dan peningkatan lapangan pekerjaan.
4. Aspek Pendidikan
Geopark harus menyediakan dan mengorganisir pendukungan, peralatan dan kegiatan yang mengkomunikasikan pengetahuan geosains/geologi dan konsep-konsep lingkungan kepada masyarakat (misalnya: museum, pusatpusat interpretasi dan edukasi, jalur wisata (trails/trekking), wisata yang terpandu, peta dan literatur populer, atau media komunikasi modern). Juga menggalakan kegiatan riset bekerja sama dengan perguruan tinggi, dan kontak antara para ahli dengan penduduk setempat. Kesuksesan kegiatan edukasi Geopark akan sangat tergantung tidak hanya pada kandungan program wisata, staf yang kompeten dan dukungan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Gambar E.1 Sebaran Warisan Geologi (Geoheritage) Di Indonesia
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
C. Preseden Geopark Dua hal penting dalam pengembangan geopark adalah pengembangan ekonomi lokal dan perlindungan lingkungan. Selain itu, geopark juga sebagai media pendidikan untuk menyampaikan pengetahuan tentang geologi dan mengenalkan masyarakat kepada geologi. Salah satu hal yang penting dalam manajemen untuk kawasan lindung dan terciptanya geokonservasi adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap warisan geologi. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pengetahuan merupakan hal penting untuk mencapai implementasi kebijakan pada kawasan lindung atau konservasi yang efektif. Oleh karena itu, selain konservasi dan pengembangan ekonomi lokal, pendidikan juga merupakan salah satu elemen dasar yang harus dimiliki sebuah geopark. Tujuan geopark adalah untuk mengeksplor, mengembangkan, dan merayakan hubungan antara warisan geologi, dan semua aspek kawasan lindung, budaya, dan warisan tak berwujud. Oleh karena itu, dalam suatu geopark tidak hanya terdapat warisan geologi, tetapi juga warisan budaya, arkeologi, dan biodiversity.
E.2.1.3 Pendekatan Konsep Pembangunan Geopark Didalam pendekatan konsep pembangunan geopark akan dibahas mengenai konsep geopark dan konsep Community Base Tourism (CBT) A. Konsep Geopark “Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi terkemuka
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan Bumi. Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya, keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.
4. Sebagai tempat pengembangan geowisata Objek-objek warisan Bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu pilihan.Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi.
5. Sebagai sarana kerjasama yang efektif dan efisien dengan masyarakat lokal Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan Bumi kepada mereka. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.
6. Sebagai tempat implementasi aneka ilmu pengetahuan dan teknologi Di dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari kerusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan.Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
B. Konsep Community Based Tourism (CBD) Pembangunan berkelanjutan menurut United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk pertama kalinya muncul konsep yang me ncoba mempertemukan aspek pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan (ekologis). Konsep tersebut memiliki makna yang luas dan menjadi payung bagi banyak konsep, kebijakan, dan program pembangunan yang berkembang secara global. Pembangunan berkelanjuta n merupakan paradigma baru yang memiliki interpretasi konsep atau aksi yang beragam (Baiquni, 2002:34). Selanjutnya pembangunan berkelanjutan didefinisikan dalam Caring for the Earth sebagai upaya peningkatan mutu kehidupan manusia namun masih dalam kemampuan daya dukung ekosistem (IUCN, UNEP dan WWF dalam Baiquni, 2002:34). International Institute for Sustainable Development (IISD) bersama kalangan bisnis mengajukan definisi pembangunan berkelanjutan sebagai adopsi strategi - strategi bisnis dan aktifitas yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan perusahaan dan stakeholder pada saat ini dengan cara melindungi, memberlanjutkan, serta meningkatkan sumber daya manusia dan alam yang akan dibutuhkan pada masa mendatang (Satriago dalam Baiquni, 2002: 34). Sementara itu Burger (dalam Baiquni, 2002:34) secara diagramatis menggambarkan pembangunan berkelanjutan sebagai interaksi tiga komponen besar yaitu biosphere , masyarakat, dan moda produksi ekonomi.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
yang lebih luas. Stabler & Goodall (Sharpley, 2000:1), menyatakan pembang -unan pariwisata berkelanjutan harus konsisten/sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Lane (dalam Sharpley, 2000:8) menyatakan bahwa pariwisata berkelanjutan adalah hubungan triangulasi yang seimbang antara daerah tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan manusianya, pembuatan paket liburan (wisata), dan industri pariwisata, dimana tidak ada satupun stakehorder dapat merusak keseimbangan. Pendapat yang hampir sama disampaikan Muller yang mengusulkan istilah magic pentagon yang merupakan keseimbangan antara elemen pariwisata, dimana tidak ada satu faktor atau stakeholder yang mendominasi. 1. Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Prinsip dasar pembangunan pariwisata berkelanjutan menurut Sharpley (2000:911) yang mengacu pada prinsip dasar pembangunan berkelanjutan. Pendekatan yang holistik sangat penting. Untuk diterapkan secara umum, pada sistem pariwisata itu sendiri dan khusus pada individu di daerah tujuan wisata atau sektor industri. Selama ini meskipun pariwisata diterima dan terintegrasi dalam strategi pembangunan nasional dan lokal, namun fokus utama pembangunan pariwisata berkelanjutan masih ke arah produk center. Tidak heran jika pada tingkat operasional sulit mengatur penerimaan yg komplek, fragmentasi, pembagian multisektor dari keuntungan pariwisata secara alamiah. Oleh karenanya menurut Fors yth (dalam Sharpley, 2000:9) pariwisata berkelanjutan dalam prakteknya cenderung terfokus eks -klusif setempat, proyek pembangunan relatif berskala kecil, jangkauanya jarang melebihi wilayah/lingkungan lokal atau regional, atau sebagai sektor industri yang spesifik/khusus. Pada saat yang bersamaan, sektor
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Pembangunan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism Development menurut Yaman & Mohd (2004:584) ditandai dengan empat kondisi yaitu: 1) anggota masyarakat harus berpartisipasi dalam proses perenca naan dan pembang-unan pariwisata, 2) pendidikan bagi tuan rumah, pelaku industri dan pengunjung/wisatawan, 3) kualitas habitat kehidupan liar, penggunaan energi dan iklim mikro harus dimengerti dan didukung, 4) investasi pada bentuk –bentuk transportasi alternatif. Sedangkan indikator yang dikembangkan pemerintah RI tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan (Anonim, 2000) adalah: 1) kesadaran tentang tanggungjawab terhadap lingkungan, bahwa strategi pembangunan pariwisata berkelanjutan harus menempatkan pariwisata sebagai green industry (industri yang ramah lingkungan), yang menjadi tanggungjawab pemerintah, industri pariwisata, masyarakat dan wisatawan, 2) peningkatan peran pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata, 3) kemantaban/keberdayaan in dustri pariwisata yaitu mampu menciptakan produk pariwisata yang bisa bersaing secara internasional, dan mensejahterakan masyarakat di tempat tujuan wisata, 4) kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata yang bertujuan menghapus/meminimalisir perbedaan tingkat kesejahteraan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan wisata untuk menghindari konflik dan dominasi satu sama lain. Hal ini juga didukung dengan memberi perhatian/pengembangan usaha skala kecil oleh masyarakat lokal. 2. Community Based Tourism (CBT)
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
komunitas dan konservasi lingkungan. Atau dengan kata lain CBT merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Peran stakeholder dalam CBT meliputi: a) Pemerintah. Kebijakan fiskal meliputi perpajakan (dan tarif), investasi, infrastruktur, keamanan atau profesional aparat pemerintah. b) Sektor swasta: keuntungan dari fasilitas dan akomodasi, informasi, produk wisata, tujuan wisata dan kualitas pelayanan, klub, dan saran policy. c) Pengunjung atau wisatawan: aliran ekonomi, pengalaman, pendidikan lingkungan, nilai lokal, kepuasan, membentuk opini tentang lingkungan. d) Penduduk lokal. Subyek dan obyek ecotourism, kesejahteraan, kerangka berpikir penduduk lokal digunakan untuk saran kebijakan. e) Lembaga mansyarakat. memfasilitasi stakeholder yang terancam, advokasi, fungsi politis untuk mengangkat isyu-isyu kemiskinan, ketidak adilan dan dampak kerusakan lingkungan agar diperbaiki keadaannya. f) Kualitas lingkungan (sumberdaya alam dan buatan) ecotourism. dampak terhadap social welfare (sosial, ekonomi dan lingkungan)
E.2.2
Tinjauan Kebijakan Pembangunan Terkait Wilayah Studi
E.2.2.1 Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
4.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
5.
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6.
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7.
Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8.
Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.
9.
Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Demokratis
Kesetaraan dan
Kesatuan
Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
1. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan, dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata;
2. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa; 3. Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; 4. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
5. Mendorong pendayagunaan produksi nasional. Kepariwisataan bertujuan untuk:
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Menjamin keterpaduan antar sektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antar pemangku kepentingan Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata dan Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pembangunan kepariwisatan meliputi:
Industri pariwisata
Destinasi pariwisata
Pemasaran dan
Kelembagaan kepariwisataan
C. Penetapan Kawasan Strategis Kepariwisataan Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek:
Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.
Potensi pasar
Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
D. Usaha Pariwisata Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
1.
Daya tarik wisata
2.
Kawasan pariwisata
3.
Jasa transportasi pariwisata
4.
Jasa perjalanan pariwisata
5.
Jasa makanan dan minuman
6.
Penyediaan akomodasi
7.
Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi
8.
Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran
9.
Jasa informasi pariwisata
10. Jasa konsultan pariwisata 11. Jasa pramuwisata 12. Wisata tirta dan 13. Spa Usaha pariwisata selain yang ada diatas akan diatur dengan peraturan menteri.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
1. Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata 2. Pelayanan kepariwisataan sesuai dengan standar 3. Perlindungan hukum dan keamanan 4. Pelayanan kesehatan 5. Perlindungan hak pribadi; dan 6. Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi Setiap wisatawan berkewajiban: a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat. b. Memelihara dan melestarikan lingkungan c. Turut serta menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan, dan d. Turut serta mencegah segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan dan kegiatan yang melanggar hukum. Setiap pengusaha pariwisata berkewajiban: a. Menjaga dan menghormati norma agama, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat setempat. b. Memberikan informasi yang akurat dan bertanggung jawab
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
F. Kewenangan Pemerintah Dan Pemerintah Daerah Pemerintah berwenang :
Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional
Mengoordinasikan pembangunan kepariwisataan lintas sektor dan lintas provinsi
Menyelenggarakan kerja sama internasional di bidang kepariwisataan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Menetapkan daya tarik wisata nasional
Menetapkan destinasi pariwisata nasional
Menetapkan norma, standar, pedoman, prosedur, kriteria, dan sistem pengawasan dalam penyelenggaraan kepariwisatan Mengembangkan kebijakan pengembangan sumber daya manusia di bidang kepariwisataan Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali Melakukan dan menfasilitasi promosi pariwisata nasional Memberikan kemudahan yang mendukung kunjungan wisatawan berhubungan dengan keamanan dan keselamatan wisatawan
dini
yang
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan potensi wisata yang dimiliki masyarakat
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya. Menfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya. Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru. Menyelenggarakan kabupaten/kota.
pelatihan
dan
penelitian
kepariwisataan
dalam
Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang ada di wilayahnya.
Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata, dan
Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
lingkup
E.2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), dijelaskan bahwa kawasan lindung geologi termasuk kedalam kawasan lindung nasional di dalam Pola Ruang. Didalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) kawasan lindung geologi terdiri dari: a. Kawasan cagar alam geologi; b. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Memiliki keterwakilan ekosistem yang masih alami, kawasan yang sudah mengalami degradasi, mengalami modifikasi, atau kawasan binaan; Memiliki komunitas alam yang unik, langka, dan indah; Merupakan bentang alam yang cukup luas yang mencerminkan interaksi antara komunitas alam dengan manusia beserta kegiatannya secara harmonis; atau Berupa tempat bagi pemantauan perubahan ekologi melalui penelitian dan pendidikan.
Kawasan keunikan batuan dan fosil ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam;
Memiliki batuan yang mengandung jejak atau sisa kehidupan di masa lampau (fosil);
Memiliki nilai paleo-antropologi dan arkeologi;
Memiliki tipe geologi unik; atau
Memiliki satu-satunya batuan dan/atau jejak struktur geologi masa lalu.
Kawasan keunikan bentang alam ditetapkan dengan kriteria:
Memiliki bentang alam gumuk pasir pantai; Memiliki bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher vulkanik, dan gumuk vulkanik; Memiliki bentang alam goa;
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
e. Melakukan upaya penertiban terhadap kegiatan pengembangan wilayah yang tidak memenuhi ketentuan perlindungan lingkungan geologi f.
Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan pengembanganwilayah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan geologi
Pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawab dilakukan oleh Dinas bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota setempat. Tatacara pelaksanaan kewenangan diatur lebih lanjut oleh Gubernur.
B. Lingkungan Geologi Wilayah Lingkungan Geologi terbentuk secara alamiah yang dapat meliputi beberapa wilayah administratif pemerintahan. Dalam kaitannya dengan perlindungan Lingkungan Geologi, Lingkungan Geologi meliputi Geologi Bahan Galian, Daerah Konservasi Geologi, Geologi Bencana dan Geologi Tata Lingkungan. 1.
Geologi Bahan Galian Meliputi lahan lokasi keterdapatan dan seluruh kekayaan bahan galian yang terkandung di dalam bumi.
2.
Daerah Konservasi Geologi Ruang lingkup Daerah Konservasi Geologi meliputi:
Kawasan Resapan Air;
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
C. Kegiatan Perlindungan Ada beberapa kegiatan perlindungan geologi yang tertuang di dalam Perda Nomor 2 Tahun 2002 yaitu : 1. Inventarisasi dan Perencanaan
Inventarisasi dimaksudkan untuk mengetahui keanekaragaman, kualitas dan kuantitas potensi lingkungan geologi. Kegiatan inventarisasi dilakukan terhadap objek lingkungan geologi adalah dalam rangka perencanaan perlindungan lingkungan geologi. Kegiatan Inventarisasi dilaksanakan oleh Dinas. Berdasarkan data-data hasil kegiatan inventarisasi Dinas membuat Perencanaan, Konservasi dan pendayagunaan, mitigasi bencana geologi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian. Konservasi dan Pendayagunaan lingkungan Geologi menjadi bagian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Tatacara pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan petencanaan diatur lebih lanjut oleh Gubernur.
2. Konservasi dan Pendayagunaan
Penetapan wilayah menjadi kawasan resapan air, kawasan cagar alam, geologi, dan kawasan kars diatur lebih lanjut oleh Gubemur.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
penyebarluasan informasi hasil mitigasi kepada masyarakat;
pengidentifikasian wilayah yang ada pada daerah-daerah rawan bencana geologi;
melaksanakan koordinasi penanggulangan akibat bencana geologi.
E.2.2.4 Tinjauan RTRW Propinsi Jawa Barat Tahun 2009 Tahun 2010)
2029 (Perda Nomor 22
–
Berdasarkan Peratuan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Provinsi Jawa Barat terdapat kriteria dan lokasi kawasan lindung salah satunya adalah kabupaten sukabumi.
Tabel E.1 Kriteria dan Lokasi Kawasan Lindung Fungsi
Jenis/Tipe
Klasifikasi Fisik
Kawasan lindung geologi Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars Kawasan Kars Non Hutan
Kawasan rawan bencana alam geologi a. Kawasan rawan
Non Hutan
Lokasi (Kode)
Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur , Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis
Kawasan Gunung Salak, terletak di Kabupaten Bogor
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Fungsi
Jenis/Tipe
Klasifikasi Fisik
Lokasi (Kode)
perlindungan terhadap air tanah Sumber : RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral. Fokus pengembangan WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi: a. Kota Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan pusat pengolahan agribisnis dan peternakan, agropolitan, wisata agro, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, serta perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Sukabumi; b. Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pengembangan kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro, wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air, perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul layanan wilayah sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan melalui pengembangan wisata pantai dan minat khusus serta perikanan tangkap, serta pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan sarana dan prasarana yang terintegrasi yang diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala nasional dan internasional di PKNp Palabuhanratu; Rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Sukabumi dan sekitarnya, terdiri atas:
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. Kawasan perlindungan setempat; d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; e. Kawasan rawan bencana; f.
Kawasan lindung geologi; dan
g. Kawasan lindung lainnya. Kawasan lindung geologi seluas kurang lebih 14.169 (empat belas ribu seratus enam puluh Sembilan) hektar meliputi: a. Kawasan cagar alam geologi; b. Kawasan karst; c. Kawasan rawan bencana alam geologi; dan d. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Kawasan cagar alam geologi seluas kurang lebih 3.248 (tiga ribu dua ratus empat puluh delapan) hektar berupa kawasan cagar alam geologi Ciletuh Kecamatan Ciemas meliputi: a. Blok Gunung Badak; b. Blok Ciletuh; dan c. Blok Citirem-Cibuaya.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
r. Kecamatan Purabaya; s. Kecamatan Simpenan; t.
Kecamatan Tegalbuleud;
u. Kecamatan Cibitung; v. Kecamatan Ciracap; w. Kecamatan Surade; dan x. Kecamatan Warungkiara. Kawasan rawan bencana alam geologi meliputi: a. Kawasan rawan letusan gunung api; b. Kawasan rawan gerakan tanah; dan c. Kawasan rawan abrasi. Kawasan rawan letusan gunung api seluas kurang lebih 1.519 (seribu lima ratus sembilan belas) hektar meliputi: a. Kawasan Gunung Salak melintasi 6 (enam) kecamatan meliputi:
1. Kecamatan Cidahu; 2. Kecamatan Kalapanunggal; 3. Kecamatan Bojonggenteng;
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
a. Intensitas tinggi seluas kurang lebih 9.529 (sembilan ribu lima ratus dua puluh sembilan) hektar meliputi: 1. Kecamatan Kabandungan; 2. Kecamatan Parungkuda; 3. Kecamatan Cibadak; 4. Kecamatan Cicantayan; 5. Kecamatan Cikidang; 6. Kecamatan Cisolok; 7. Kecamatan Palabuhanratu; 8. Kecamatan Bantargadung; 9. Kecamatan Warungkiara; 10. Kecamatan Cikembar; 11. Kecamatan Nyalindung; 12. Kecamatan Gegerbitung; 13. Kecamatan Sagaranten; 14. Kecamatan Curugkembar; 15. Kecamatan Pabuaran;
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
i.
Kecamatan Tegalbuleud.
Dibawah ini merupakan kriteria kawasan lindung geologi menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi.
Tabel E.2 Kriteria Kawasan Lindung dan Sebarannya di Kabupaten Sukabumi Fungsi
Jenis/Tipe
Kriteria
Kawasan Lindung Geologi Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars a. Cagar alam terdiri atas: geologi kawasan keunikan batuan dan fosil; kawasan keunikan bentang alam; dan kawasan keunikan proses geologi. b. Kawasan Kars Kawasan Kars merupakan bentang alam yang unik dan langka. Karena terbentuk dengan proses yang berlangsung lama dan hanya dijumpai pada daerah-daerah tertentu,
Klasifikasi Fisik
Lokasi (Kode)
Non Hutan
Non Hutan
Di bagian tengah tersebar pada 9 kecamatan (Palabuhanratu, Simpenan, Bantargadung, Warungkiara,
Kawasan Geologi Ciletuh Kab. Sukabumi
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Fungsi
b. Kawasan rawan gempa bumi tektonik
Jenis/Tipe
Kriteria
bau pijar dan/atau aliran gas beracun. Kawasan yang berpotensi dan/atau pernah mengalami gempa bumi dengan skala VII sampai dengan XII Modified Mercally Intensity (MMI); Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak; Kawasan yang dilalui oleh patahan aktif daerah yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan (magnitudo) lebih besar dari 5 pada skala richter; Kawasan dengan batuan dasar berupa
Klasifikasi Fisik
Non Hutan
Lokasi (Kode)
Tersebar di 47 kecamatan yang termasuk daerah rawan gempa bumi SukabumiPadalarangBandung
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Fungsi f. Kawasan rawan abrasi
Jenis/Tipe
Kriteria
Klasifikasi Fisik Non Hutan
Lokasi (Kode)
Pantai yang berpotensi Tersebar di memiliki kerentanan sepanjang pantai terjadinya abrasi selatan dan/atau pernah mengalami abrasi. Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Hasil Rencana, 2008
Dari segi jaringan transportasi, kondisi prasarana jaringan jalan, baik dari kondisi jalan, lebar jalan, kontur jalan, sarana kelengkapan jalan, ketersediaan terminal, kemudahan dan ketersediaan angkutan umum, Kecamatan Ciemas masih dinilai kurang. Terlebih lagi dalam segi peningkatan pelayanan dan kualitas jaringan jalan. Peningkatan pelayanan dan kualitas tersebut termasuk daerah-daerah yang berada di luar batas administrasi Kecamatan Ciemas. Adapun disebutkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, terdapat beberapa rencana pengembangan terkait jaringan transportasi, diantaranya :
1. Rencana pengembangan jaringan jalan strategis kabupaten pada ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru pengembangan jalan lokal primer prioritas pada ruas jalan Jaringao – Cibuaya dan ruas jalan Cibutun – Balewer – Ciwaru
2. Preservasi dan peningkatan jalan kolektor primer 4 pada pengembangan jaringan Jalan Simpenan (Loji) – Ciemas – Surade – Ujunggenteng mendukung pembangunan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Ketinggian dari Permukaan Laut 400-500 M. Kecamatan Ciemas memiliki jarak dari ibukota kabupaten yaitu berjarak 61 Km, untuk jarak dari ibukota propinsi yaitu berjarak 234 Km, untuk jarak dari ibukota Negara yaitu berjarak 223 Km.
Tabel E.3 Luas Desa, Lahan Sawah, Lahan Bukan Sawah, dan Lahan Non Pertanian Menurut Desa Di Kecamatan Ciemas Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Desa Cibenda Ciwaru Taman Jaya Mekar Jaya Ciemas Giri Mukti Mandra Jaya Mekar Sakti Sida Mulya Jumlah
Tanah Sawah 1175 900 300 420 208 80 1060 316 325 4784
Tanah Kering 600 225 600 2651 695 2922 3702 1185 400 12980
Bangunan/ Pekarangan 604 471 472 697 585 48 97 893 464 4331
Hutan Negara 118 0 0 5000 79 0 0 0 4000 9197
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013
Gambar E.4 Peta Administrasi Kecamatan Ciemas
Jumlah 2497 1596 1372 8768 1567 3050 4859 2394 5189 31292
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
memiliki tingkat curah hujan rata-rata 3500-4000 mm/th, dan untuk wilayah bagian selatan memiliki tingkat curah hujan rata-rata 4000-4500 mm/th.
Gambar E.5 Peta Curah Hujan
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
b. 2 - 5 % c. 5 - 15 % d. 15 - 40% e. > 40%
Tabel E.4 Luas Wilayah Kecamatan Ciemas berdasarkan Ketinggian Ketinggian (mdpl) 0 – 25 25 – 100 100 – 500 500 – 1000 > 1000 Total Luas Kec.Ciemas
Luas (Ha) 349,16 8.331,55 11.779,26 6.236,03 26.696,00
Sumber : Kab.Sukabumi Dalam Angka 2012
Tabel E.5 Tingkat Kesesuian Pengembangan Tapak Wilayah Kecamatan Ciemas Berdasarkan Kemiringan Lahan Kemiringan Lahan
Klasifikasi
1 - 8% 9 15%
Datar Landai
Tingkat Kesesuian Pengembangan Tapak Sangat baik Baik
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Gambar E.6 Peta Topografi / Kemiringan Lereng
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
JENIS TANAH Regosol, Litosol, Organosol, Renzina
SIFAT Sangat Peka
TINGKAT KESESUIAN Sangat Tidak baik
Kawasan di wilayah Kecamatan Ciemas yang memiliki jenis dan sifat tanah berupa Alluvial memiliki tingkat kesesuaian lahan yang tinggi untuk pengembangan pariwisata dengan memperhatikan struktur pondasi bangunan dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan.
Gambar E.7 Peta Jenis Tanah
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
anak-anak sungainya membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai di wilayah Kecamatan Ciemas adalah DAS Ciletuh.
Gambar E.8 Peta Hidrologi
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
No 4 5 6 7 8
Pengunaan Lahan Rumput/Tanah Kosong Sawah Tadah Hujan Belukar/semak Tegalan/ladang Hutan Jumlah
Luas (Ha) 101,73 2026,61 8450,55 1183,01 13597,62 30447,43
Sumber : Pengolahan Peta Citra dan RTRW Kabupaten Sukabumi
Gambar E.9 Peta Penggunaan Lahan
Persentase (%) 0,33 6,66 27,75 3,89 44,66 100,00
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Tabel E.8 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Ciemas Tahun 2012- 2015 Kelurahan Cibenda Ciwaru Tamanjaya Mekarjaya Ciemas Girimukti Mandrajaya Mekarsakti Sidamulya
Jumlah Penduduk (Jiwa) 2012 8368 8402 6473 8059 5162 3838 4620 6189 -
2013 8368 8402 6473 8059 5162 3838 4620 6189 3275
2014 5805 8159 6499 8111 5612 3858 4569 5832 3275
2015 5850 8258 6499 8143 5612 3858 4814 5832 3221
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 2012 2013 2014 2015 1 1 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1
Sumber : Kecamatan Ciemas Dalam Angka, Tahun 2015
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Ciemas pada tahun 2015 yang mencapai 54.536 jiwa, dimana sebesar 27.877 jiwa merupakan jumlah penduduk laki-laki dan 26.659 jiwa merupakan jumlah penduduk perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terlihat bahwa penduduk laki-laki lebih dominan jika dibandingkan dengan penduduk perempuan dengan rasio sebesar 105,13. Dengan pengertian bahwa untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 laki-laki.
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Kecamatan Ciemas kurang lebih 3.800 Ha. Dalam setahun masyarakat di sini bisa memanen padi sekitar dua kali.Sedangkan pada musim kering, palawija paling sering ditanam. Potensi selanjutnya yang juga tampak kental di Kecamatan Ciemas adalah perkebunan. Kebun karet, sawit, dan teh tampak menghampar di ruas jalan yang mau masuk ke wilayah tersebut, tepatnya di area perbatasan dengan Kecamatan Simpenan. Dan potensi yang juga termasuk paling mencolok di wilayah kami adalah keindahan tiga pantai yang melintas wilayah Ciemas. Kecamatan Ciemas disebut juga Puncak Dharma Teluk Ciletuh, karena wilayah ini sebagiannya juga hamparan laut atau pantai yang menghias wilayah Pakidulan dari Kabupaten Sukabumi. Beberapa desa seperti Desa Ciwaru, Girijaya, Manrajaya merupakan wilayah yang berpotensi pantai. Keindahan alam pantai, yakni Cisaar menuju Palangpang begitu tentram. Sebagian warga pun ada yang menggantungkan hidup mereka di pantai tersebut sebagai nelayan untuk mencari tangkapan ikan laut. Pihaknya berharap segala dukungan pemerintah bisa meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat di sini. Sementara Camat Ciemas, Dedi Suryana, S.IP, M.Si menerangkan bahwa Wisata Kebun Maranginan di Mekarjaya mempunyai potensi spesialis pengembangan buah naga dan durian montong, serta wisata Pantai Palampang Ciwaru dan Sky Air Pantai Indah Pulau Mandra. Selain itu, untuk potensi pariwisata, beberapa pengunjung yang datang ke Kecamatan Ciemas yang terkenal dengan tebing-tebing batuan tertua dengan jejeran air terjunnya juga ada yang mendatangi Pantai Cikepuh, Pantai Karangantu, Pulau Kunti, Pulau Mandra, Pantai Sodongparat, bahakan ada yang menyusur dari arah Kecamatan Ciracap hingga ke Pantai Citirem yang berbatasan dengan Pantai Cibuaya di Kecamatan Ciracap melalui jalur laut. Salah satu lokasi potensial pariwisatanya adalah Curug Cimarinjung. Air terjun ini memiliki
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Tabel E.10Profil Curug di Kecamatan Ciemas No 1
Objek Daya Tarik Wisata Curug Cimarinjung
Keterangan Lokasi
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo-evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah lava basal bersturktur bantal. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dijumpai di Sungai Cimarinjung, ketinggian air terjun mencapai 50 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung pariwisata. Menurut info, jalan ini adalah rute tracking bagi yang akan mengunjungi Puncak Darma dengan berjalan kaki. Rutenya memang tidak sejauh rute kendaraan yang sering dilewati. Menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari arah Puncak Darma, ditengah perjalanan akan melintasi jembatan besi yang seharusnya dulu difungsikan untuk menghubungkan wilayah Pelabuhan Ratu dan Ujung Genteng. Karena kondisi jalan yang rusak, akhirnya akses ini terbengkalai. Jembatan tanpa railing besi ini melintas tepat di atas aliran sungai Cimarinjung.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-44
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI No
Objek Daya Tarik Wisata
Keterangan Lokasi
Setelah melewati jembatan ini, jalan yang dilalui akan terus menurun sampai akhirnya berhenti di warung pertama yang akan ditemui. Persis di samping warung itu adalah jalan masuk menuju Curug Cimarinjung. Jalan yang dilalui adalah jalan setapak ditepi aliran irigasi. Cukup 10 menit berjalan kaki menembus hutan kecil, di depan jalan akan terhalang oleh batu besar yang menutupi setengah jalan, dan dibalik batu inilah Curug Cimarinjung berada. Tidak jauh dari Pantai Cimarinjung terdapat objek wisata air terjun Curug Cimarinjung, yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki menelusuri pematang sawah dan jalan setapak di sepanjang saluran Irigasi Cimarinjung.
Setelah sampai di lokasi, benar-benar akan terasa bahwa pengunjung akan berada di situs sejarah, dimana batubatu besar berwarna merah kecoklatan dan tumbuhan hijau yang merambat di tebing batu, akan terasa seperti berada di jaman batu. Kekhasan pemandangan di sini adalah adanya 2 batu besar yang mengapit aliran sungai Cimarinjung sebelum aliran ini jatuh lagi ke bawah.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-45
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI No
Objek Daya Tarik Wisata
Keterangan Lokasi
Curug Cimarinjung tidak kalah indahnya dengan panorama pegunungan di sekitarnya, dan ini merupakan s alah satu Objek wisata air terjun di Desa Ciwaru sekaligus potensi alam yang harus dikembangkan dan dilestarikan keindahannya. 2
Curug Sodong – Ngelay – Cikaret
Desa Ciwaru
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo-evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah breksi polimik. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dilokasi ini dijumpai 3 air terjun bersusun dari atas k e bawah berupa air terjun Ngelai dengan ketinggian mencapai 50 meter, Cikaret dan paling bawah berupa air terjun Sodong atau dikenal sebagai curug panganten dengan ketinggian mencapai 35 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung pariwisata.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-46
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI No
Objek Daya Tarik Wisata
Keterangan Lokasi Curug Sodong alias Curug Cikanteh alias Curug Kembar alias Curug Penganten bisa diakses dari Palangpang dengan memakan waktu sekitar 20 menit. Untuk aksesnya sudah lumayan baik dengan jalan beraspal dan pemandangan sawah yang membuat segar mata. Mungkin bisa dikatakan lukisan anak- anak SD berupa 2 gunung kembar, jalan berliku, sawah dan rumah terinspirasi dari pemandangan seperti ini, bahkan di sini lebih lengkap dengan adanya penampakan Curug Cikanteh di kejauhan. Jika dilihat dari kejauhan, puncak curug ini memiliki 1 aliran sebelum jatuh ke undakan pertama dan akhirnya jatuh menjadi 2 bagian curug ke kolam dibawahnya. Curug teratas dinamakan Curug Cikanteh, curug ke 2 agak sulit terlihat karena terhalang pepohonan adalah curug Ngelay, yang terakhir dengan 2 aliran curug adalah Curug Sodong atau Kembar atau sering di rangkum menjadi 1 curug yaitu curug Cikanteh.
3
Curug Cikanteh
Lokasi ini sebagai bukti geologi (Geo- evidence) berupa air terjun sebagai bukti struktur geologi berupa sesar normal sehingga ada blok atau bagian yang turun. Batuan utama sebagai penyusunnya merupakan bagian dari Formasi Jampang Anggota Cikarang (Sukamto, 1975) berupa batuan sedimen berupa breksi polimik, batupasir graywacke berbutir kasar sampai halus, menunjukan perlapisan yang tebal dan pada dasar sungai di jumpai bongkah-bongkah breksi polimik. Batuan Berumur Miosen Bawah. Dilokasi ini dijumpai 2 air terjun bersusun dari atas ke bawah berupa air terjun dengan ketinggian mencapai 55 meter. Lokasi ini bermakna estitika, ilmu pengetahuan dan pendukung pariwisata. Curug Cikateh bisa dikategorikan sebagai curug termudah untuk dikunjungi, untuk pengunjung bisa memarkirkan kendaraannya tepat menghadap Curug Cikanteh ini. Setelah parkir, hanya dibutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki untuk merasakan sejuknya Curug Cikanteh. Mungkin ini adalah satu-satunya Curug (dari beberapa curug yang kami kunjungi) yang airnya bisa digunakan untuk mandi karena tidak keruh coklat seperti yang lainnya. Biarpun curug Cikanteh ini bisa digunakan untuk mandi, pengunjung tetap diharapkan untuk berhati-hati. Curug indah yang airnya sejuk ini ternyata satu-satunya curug yang pernah memakan korban jiwa. Sepasang remaja pernah tenggelam saat berenang di kolam ini. Kontur tanah didasar kolam yang tidak landai, ditambah derasnya curug membuat orang sulit untuk berenang kembali ke permukaan. Objek wisata Curug Cikanteh yang terletak di Kedusunan Cikanteh dengan jarak kurang lebih 4 Km dari pusat Desa Ciwaru.
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-47
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI No
Objek Daya Tarik Wisata
Keterangan Lokasi Objek wisata air terjun Cikanteh memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan objek wisata air terjun yang lainnya yaitu tingkatan air terjun yang terdiri dari tiga tingkat. Tingkat paling dasar dinamakan Curug Sodong, Tingkat kedua dinamakan Curug Ngelai dan yang paling atas dinamakan Curug Cikanteh. Masing-masing mempunyai keunikan yang berbeda.
E.2.4
Desain – Desain Geopark Ciletuh Menurut Masterplan Geopark Ciletuh
Dibawah ini merupakan desain – desain geopakr ciletuh :
Gambar E.10Siteplan Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-48
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Gambar E.11 Perspektif Bird View Siteplan Geopark Ciletuh
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-49
USULAN TEKNIS PENYUSUNAN DED PLAZA TAMANJAYA KAWASAN CILETUH – PALABUHANRATU GEOPARK KABUPATEN SUKABUMI
Gambar E.12 Perspektif Bird View Siteplan Geopark Ciletuh
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK
E-50
View more...
Comments