Superposisi Getaran Harmonik
September 18, 2017 | Author: -Andrian YP- | Category: N/A
Short Description
ITT Telkom , FISIKA DASAR...
Description
By Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung
Sigit Wahyu Pratama Andrian Yoga Pratama Husim Rinaldi Husna Aydadenta Rio Hagana Tarigan
Tujuan Praktikum 1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik dengan osiloskop 2. Memahami superposisi getaran harmonik yang sejajar melalui osiloskop 3. Memahami superposisi getaran harmonik yang saling tegak lurus melalui osiloskop
Dasar Teori Superposisi 2 Getaran Harmonik yang searah Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar berada dalam satu sumbu getar yang sama ditulis sebagai berikut : Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Dasar Teori
1. Jika keduanya bersuperposisi maka akan diperoleh resultan getaran harmonik sebagai berikut : Jika amplitudo berbeda, frekuensi dan fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos Getaran harmonik resultan :
Dasar Teori
2. Jika amplitudo dan fasa awal berbeda, frekuensi sama Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos Getaran harmonik resultan :
Dasar Teori
3. Jika amplitudo dan frekuensi berbeda, fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos Ambil = 0 sehingga kedua getaran harmonik menjadi : x1(t) = A1 cos x2(t) = A2 cos X (t ) A cos Getaran harmonik resultan : dengan R
AR
R
R
A1 A2 2 A1 A2 cos 2 f 2 f1 2
2
A1 sin 2f1t A2 sin 2f 2 t A1 cos 2f1t A2 cos 2f 2 t
R arc tan
Dasar Teori Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar yang saling tegak lurus, misalkan sebagai berikut : Getaran harmonik 1 : x (t) = A1 sin Getaran harmonik 2: y (t) = A2 sin Getaran harmonik resultannya jika diplot dalam dua sumbu yang saling tegak lurus akan diperoleh gambar Lissajous ( lisa-ju ). Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuerposisi akan menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh.
Dasar Teori Jika frekuensi kedua getaran harmonik sama Kedua getaran harmonik tersebut misalkan : x (t) = A1 sin ( 2ft 1 ) y (t) = A2 sin ( 2 ft 2 ) Lintasan diperoleh dengan mengeliminasi t antara x (t) dan y (t) Adapun hasilnya : Dimana = disebut beda fase awal Jadi : Bentuk lintasan ditentukan oleh amplitudo masing-masing getaran dan oleh beda fase awalnya , dan dapat berbentuk garis lurus , elips bahkan lingkaran . (irisan kerucut )
Dasar Teori Kalau = 0 ( kedua getaran sefase ) diperoleh garis lurus : Kalau = radian , keduanya dengan kemiringan A2/A1 Kalau = radian atau = radian Diperoleh : yaitu elips tegak (gambar 3) Untuk yang lain diperoleh elips miring
Dasar Teori
Jika frekuensi kedua getaran harmonik berbeda Kalau f1 f2 diperoleh gambar yang sangat rumit , kecuali apabila f1 / f2 berupa perbandingan sederhana seperti 1/2, 1/3, 2/2, 2/3, dll. Gambar - gambar yang diperoleh adalah :
1 1 1 2 1 3
1 4
0o
45
o
90
0o
30o
0o
15o
0o
15o
o
180
45o
30o
30o
o
220
o
360
90o
135o
60o
90o
45o
o
180o
120o
60o
90o
Dasar Teori Ossiloskop Secara garis besar panel depan osiloskop GOS - 622 dapat dibagi 4 bagian : I. Layar display ( 80 cm x 10cm ) II. Tombol - knop yang mengatur dislay. III. a. Pengatur sweep dan kedudukan b. Pengatur trigger
IV. a. Pengatur channel 1; b, Pengatur channel 2; b. Switch pemilih channel dan modus kerja osiloskop.
I
II
a
III
b
a IV
c
b
Dasar Teori
Secara rinci fungsi panel dan modus osiloskop adalah: 1
Layar display
10
Input ch - 2
2
Tombol on - of
11
Input ch – 2 Pengatur nilai skala vertikal Penggeser gambar arah horisontal Switch pemilih kecepatan horisontal sweep (TIME / DIV) Tombol kalibarasi sweep
3
Pengatur iluminasi layar 4 Pengatur fokus
12
5
14
Pengatur intensitas
6 Getaran 2 Vpp square ' ) 7
Penggeser vertikal
13
'
15
gambar
16
(
8 Selektor ch – 1 & 2 9 Pengatur nilai skala vertikal
17
Pengatur triggen , kedua knop ini harus selalu terputar habis kekiri Tombol auto harus selalu dalam keadaan tertekan
Pemilih channel dan modus kerja osiloskop
Prosedur Praktikum
A. Mengenal Ossiloskop Persiapan sebelum alat dinyalakan : Tombol - tombol INTENS, FOKUS, ILLUM POS dan kedua tombol POS ditempatkan di kedudukan tengah-tengah. Tombol SWP VAR diputar habis kekanan , dalam keadaan tertekan . Tombiol TIME / DIV sepenuhnya kekiri sampai habis . Switch VERT MODE ke ch -1 ( atau ch-2) .
Prosedur Praktikum
Kalibrasi Skala Vertikal. Putar Knop nomor 7 ke 1ms; pada layar tampak garis horisontal . Atur hingga tampak tajam jelas ditengah layar. Switch nomor 18 ke ch-1; switch nomor 13 ke AC. Kenop nomor 11 ke 1 volt , tombol kecilnya penuh kekanan (call). Pasang probe kesoket 10 dan kaitkan ujung probe ( magn 1x ) ke output 6 call 2vpp. Pada layar akan tampak gambar gelombang 'square' . Periksa apakah amplitudo gelombang square ini sudah tepat 2vpp.
Prosedur Praktikum Skala vertikal ch -2 a. Pindahkan Probe ke soket 14; switch 17 ke AC ; kenop 15 ke 1 volt ; switch 18 ke ch-2. b. Hubungkan ujung probe dengan magn. 1x ke output 6. Pada layar tampak gambar seperti disamping
Prosedur Praktikum B. Pengukuran frekuensi ( f ) dan Amplitudo ( A ) getaran harmonik OSILATOR: - Atur tombol ATT di tengah; - Tombol mVpp pada posisi 100; - Atur tombol-tombol sebelah kanan sehingga dapat getaran harmonik sederhana sinosoidal 600 HZ OSILOSKOP: - Pasang probe pada ch-1; - Alihkan switch 18 ke ch-1 dan switch 13 ke AC; - Ujung probe ( magn. 1x ) dihubungkan pada OUT osilator demikian pula hubungkan negatipnya. - Dengan memutar-mutar kenop 7 dan 11 usahakan agar pada layar tampak 3-4 sinusoida yang mengisi 3/4 luas layar. Bila gambar 'lari' ; hentikan dengan memutar knop besar trigger 21( tetapi knop kecilnya selalu penuh kekiri )
Prosedur Praktikum C. Superposisi 2 Getaran Harmonik yang sejajar Osiloskop : Putar tombol 7 ke 1 ms; tombol 13 ke AC, dan tombol 18 ke Ch-1. Pasang probe ke - 10 Osilator -1 : Tombol ATT di tengah ; tombol mVpp pada posisi 100 Pasang f1 600 kHz sinusoidal ( atau nilai lain menurut asisten ) Hubungkan probe Ch-1 ke osilator atur f1 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3 sampai 4 sinusoidal dengan amplitudo a = 2 sampai 3 cm, dan tidak bergerak /diam. Catat a1 dan f1. Pindahkan switch 18 ke Ch-2 dan switch 17 ke AC
Prosedur Praktikum
Osilator -2 : Tombol ATT di tengah ; tombol mVpp pada posisi 600 Pasang f2 600 kHz sinusoidal Hubungkan probe Ch-2 ke osilator, atur f2 dan ATT hingga pada layar osiloskop tampak 3 - 4 sinusoida beramplitudo a = 2 - 3 cm. Catat a2 dan f2. Pindahkan switch 18 ke dual : Kedua getaran f1 dan f2 akan tampak bersama : atur hingga f2 berfrekuensi dan beramplitudo sama dengan f1 (dan sedapat dapatnya diam). Pindahkan switch 18 ke ADD : Anda akan menyaksikan gelombang sinus dengan frekuensi sama dengan f1 dan amplitudo yang berubah secara periodik antara 0 - 2a Ukur a dan f resultan. Bandingkan dengan a1, a2, f1 dan f2 beri komentar. Ulangi untuk f1 f2 = 6 kHz dan sekali lagi untuk 60 kHz. Catat hasisilnya. Getaran Harmonik kompleks : Ubah f2 hingga kembali 600 kHz ; dan f1 berturut-turut 6 kHz dan 60 kHz.
Prosedur Praktikum D. Superposisi Getaran Harmonik yang saling tegak lurus Cara mendapatkan gambar-gambar Lissajous : OSILATOR - X : Pilih fx = 80 Hz sinusoidal; amplitudo disesuaikan .( atau nilai lain ditentukan asisten ) OSILOSKOP Ch-1 : Tombol 7 di putar habis ke kiri ; dengan demikian sweep horizontal mati Switch 13 ke AC; 18 ke Ch -1 Pasang probe antara 10 dan osilator – X Ubah-ubah amplitudo osilator dan konop 11 ( bila perlu ) hingga pada Osiloskop diperoleh garis horizontal + 6 cm. Matikan sumbu x untuk sementara dengan memindahkan switch 13 dari AC ke GND
Prosedur Praktikum OSILATOR - Y : Pilih Fy = 80 Hz Sinusoidal; amplitudo disesuaikan. OSILOSKOP Ch -2 : Pindahkan switch 17 ke AC Pasang probe ke 2 antara 14 dan osilator -Y Ubah-ubah amlitudo osilator hingga pada layar diperoleh garis vertikal + 6 cm Gambar LISSAJOUS diperoleh dengan memindahkan switch 13 ke AC dengan Fx tetap, ubahlah Fy dengan perlahan-lahan sambil mengamati gambar pada layar yang setiap saat berubah . Usahakan gambar yang sesedikit mungkin meliuk. Ulangi untuk perbandingan Fx/Fy = 1:1 ; 1:2; 1:3; dan 2:3 ( tanya asisten ) Catatan : Gambar-gambar tidak dapat diam, ini disebabkan kedua osilator merupakan 2 sumber getaran yang tidak koheren : beda fase setiap saat berubah/tidak konstan
Data Hasil Pengamatan Praktikum A. Kalibrasi Frekuensi (F) & Amplitudo (A) Generator Audio Percobaan
Amplitudo (A)
Frekuensi (F)
Osilator
Osiloskop
Osilator
Osiloskop
1
0,5
0,5
600
588
2
0,6
0,8
500
500
3
0,4
0,4
400
400
4
0,3
0,2
300
312,5
Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous
Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy
Gambar Lissajous
Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy
Gambar Lissajous
Data Hasil Pengamatan Praktikum B. Pengukuran Frekuensi Dengan Lissajous Fx:Fy
Gambar Lissajous
Data Hasil Pengamatan Praktikum C. Superposisi Getaran/Gelombang
Data Hasil Pengamatan Praktikum D. Gelombang Kompleks, F2=600 Hz
Pengolahan Data Amplitudo
A osilator = n . A osiloskop
Pengolahan Data
Pengolahan Data Grafik
Pengolahan Data Frekuensi
f osilator = n. f osiloskop
Pengolahan Data
Pengolahan Data Grafik
Analisis 1. Pengukuran Amplitudo dan Frekuensi Getaran Harmonik -Jelaskan kembali tabel pengamatan hasil praktikum anda Percobaan Amplitudo (A) Frekuensi (F) Osilator
Osiloskop
Osilator
Osiloskop
1
0,5
0,5
600
588
2
0,6
0,8
500
500
3
0,4
0,4
400
400
4
0,3
0,2
300
312,5
Analisis
-Apa yang dimaksud dengan: Amplitudo: Jarak terjauh dari garis kesetimbangan dalam gelombang sinusoide Frekuensi: Banyaknya getaran yang terjadi dalam 1 detik
Analisis
-Samakah nilai A dan f osilator dengan osiloskop? Mengapa demikian? Jawab : Berbeda, karena terdapat keterbatasan alat dan pengamat dan rangkaian osilator dan osiloskop yang berbeda
Analisis
-Perlukah koreksi untuk skala ch1-ch2? Uraikan jawaban anda Jawab : Tidak perlu, karena skala channel yang dipakai dalam percobaan ini hanya channel 1
Analisis 2. Pengamatan superposisi getaran harmonik yang sejajar - Jelaskan kembali tabel hasil pengamatan
Analisis
-Jelaskan hasil pengamatan getaran harmonik kompleks Jawab: Dalam pengamatan kali ini menggunakan frekuensi yang beda orde, yaitu f1= 6kHz dan f2=600 Hz dan gambar yang dihasilkan adalah berupa gelombang yang rapat tetapi masih terdapat renggangan. Saat f1 diganti dengan 60 kHz, gambar yang dihasilkan adalah berupa gelombang yang sangat rapat
Analisis
3. Pengamatan superposisi getaran yang saling tegak lurus -Jelaskan kembali hasil pengamatan anda Jawab : Dengan perbandingan fx dan fy yang telah ditentukan maka akan menghasilkan gambar Lissajous yang beragam sesuai dengan perbandingannya
Kesimpulan Keterbatasan pengamat, keterbatasan alat, dan perbedaan rangkaian osilator dan osiloskop berpengaruh terhadap kalibrasi frekuensi dan amplitudo pada generator audio Semakin besar perbandingan antar frekuensi dalam superposisi gerka harmonikn tegak lurus, maka gambar lissajousnya akan semakin komleks Pada gelombang kompleks, semakin besar beda ordenya maka gambar gelombangnya akan semakin rapat
Terima Kasih
View more...
Comments