Pengamatan Polen Dan Kantung Embrio Acara II

March 10, 2019 | Author: AgoesMesakFitowin | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pengamatan Polen Dan Kantung Embrio Acara II...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN ACARA II PENGAMATAN POLEN DAN KANTUNG EMBRIO

Disusun oleh:  Nama  NIM Gol./Kel.

: Agoes Agoes Mesak Fitowin : 13272 : A3

RUANG MENDEL LABORATORIUM LABORATORIUM PEMULIAAN P EMULIAAN TANAMAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADA! MADA YOGYAKARTA "#

%$ ACARA II PENGAMATAN POLEN DAN KANTUNG EMBRIO A& !'sil Pen(')'*'n $& Vi'+ili*'s Polen '& Polen Bun(' '(un( , Zea mays

80

Ke*e.'n('n: Vi'+el Pe.sen*'se /i'+el0

135

 x

100

=

59,2

 x

100

=

+& Polen Bun(' C'+'i ,Capsicum annum

136

Ke*e.'n('n: Vi'+el Pe.sen*'se /i'+el0

150

90,6

c. Polen Bun(' To)'* , Solanum lycopersicum)

7

Ke*e.'n('n: Ti1'2 /i'+el

Pe.sen*'se /i'+el0

65

d. Polen Bun(' Se3'*u , Hibiscus rosa-sinensis)

7

Ke*e.'n('n: Vi'+el Pe.sen*'se /i'+el0

13

 x

100

53,8

=

 x

100

=

10,7

"& Pe.2e4')+'h'n Polen '& Pe.2e4')+'h'n Polen To)'* , Solanum lycopersicum)

Ke*e.'n('n : Be.2e4')+'h

+& Pe.2e4')+'h'n Polen C'+'i , Capsicum annum)

Ke*e.'n('n : Be.2e4')+'h

4& Pe.2e4')+'h'n Polen '(un( , Zea mays)

Ke*e.'n('n : Be.2e4')+'h

1& Pe.2e4')+'h'n Polen Bun(' Se3'*u , Hibiscus rosa-sinensis)

Ke*e.'n('n :Ti1'2 +e.2e4')+'h

5& !'sil Pen(')'*'n K'n*un( E)+.io To.eni' spp. ,+e.i 2e*e.'n('n (')+'.,1i )'n' le*'2 embrio sac n6'

B& Pe)+'h's'n

Gametogenesis adalah

proses diploid dan haploid ang

mengalami pem!elahan

sel dan

di"erensiasi #nt#k mem!ent#k gamet haploid dewasa. $ergant#ng dari sikl#s hid#p !iologis organisme% gametogenesis dapat ter&adi pada pem!elahan meiosis gametosit diploid men&adi !er!agai gamet ata#  pada pem!elahan mitosis sel gametogen haploid. 'ontohna% tanaman menghasilkan gamet melal#i mitosis pada gameto"it. Gameto"it t#m!#h dari spora haploid setelah meiosis spora. Gametogenesis melip#ti spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis mer#pakan pem!ent#kan sel kelamin &antan (inti sel sperma)% oogenesis mer#pakan pem!ent#kan sel kelamin !etina (inti sel tel#r/o*#m). Gametogenesis meli!atkan proses pem!elahan sel mitosis dan meiosis. +alam proses gametogenesis (pem!ent#kan gamet) terdapat , tahapan% ait#:

1.

Asal dari migrasi !akal sel kelamin/gonad

2.

-er!anakan sel kelamin seara mitosis

3.

$er&adina red#ksi sel kelamin men&adi setengah seara meiosis di dalam kelamin

,.

$er&adina di"erensiasi sel kelmin men&adi sperma dan o*#m. -ollen adalah alat per!anakan ang dig#nakan pada "ase generati" s#at# t#m!#han. er!#k sari mer#pakan sel dengan tiga n#kle#s% ang masing0masing dinamakan inti *egetati"% inti generati" I% dan inti generati" II (#manti dkk.% 21,). agian0!agian !#nga ters#s#n dari empat pisaran% ata# lapisan konsentrik ang masing0masing terletak di dalam ang lain. -#saran paling dalam terdiri atas organ !etina% ata# pistil% ang ters#s#n dari stigma lengket di #&#ng stil#s ang pan&ang dan tipis% ang mengarah ke o*ari#m dan o*#l. 4rgan &antan !#nga% !enang sari ata# stamen% mengelilingi !#nga ata# korola. Kant#ng em!rio matang akni gameto"it !etina dari t#m!#han  !er!#nga% m#n#l dari dalam o*#l melal#i pem!elahan mitosis se!#ah megaspora haploid t#nggal. -ada dasarna% ter!ent#k t#&#h sel melal#i kompartementalisasi sitoplasma megaspora% tetapi ada delapan n#kle#s ang terse!ar dalam sel0sel terse!#t. +i dekat mikro"il% ata# !#kaan ke dalam o*#l% ada tiga sel tel#r dan d#a sel sinergid ang menertaina. -ada #&#ng lain% ada tiga sel antipodal. +i  !agian tengah kant#ng em!rio% terdapat d#a n#kle#s polar% ang dinamai demikian karena masing0 masing tim!#l di k#t#!0k#t#! ang !erlawanan dan !ermigrasi ke !agian it# (Fried and 5ademenos% 1666). -erkem!angan ang ter&adi pada kant#ng em!rio dapat di!agi men&adi 2 tahap ait# megasporogenesis dan megagametogenesis. -ada #m#mna% saat megasporogenesis% megasporosit

 pada saat meiosis dan , inti megaspora dihasilkan. -erkem!angan kant#ng em!rio dapat di!agi men&adi 3 ait# monospori% !ispori% dan tetraspori. $ipe monosporik di!agi lagi men&adi  polgon#m dan oenothera. $ipe polgon#m adalah tipe ang paling sering diamati dari  perkem!angan kant#ng em!rio sem#a tanaman se!esar 7 dari sel#r#h spesies ang telah diamati. $ipe polgon#m mem!ent#k sat# megaspora ang !erlokasi di khala8e ang melewati tiga "ase  pem!elahan mitosis. -ada saat pem!elahan meiosis% !enang spindel men#&# ke arah mikro"il dan khala8a dari n#kle#s. elan&#tna% dad sel ang paling dekat dengan mikro"il mengalami degenerasi tanpa ter&adi pem!elahan meiosis ked#a. etelah melal#i pem!elahan meiosis ked#a% dinding trans*ersal ang lain ter!ent#k% menghasilkan empat megaspora ang ters#s#n seara linear. Megaspora ang paling dekat dengan khala8e mem!esar se!el#m memas#ki "ase mitosis. Ketiga megaspora lain ang tidak mengalami pem!esaran kem#dian mngalami degenerasi dan han#r  karena pem!esaran ang dialami megaspora pertama. etelah meiosis dinding allosa men&adi le!ih tipis pada megaspora "#ngsional. Ke!eradaan dinding allosa ini kem#ngkinan !esar !er"#ngsi s#paa megaspora "#ngsional tetap mendapatkan n#trisi dari n#ell#s. Megaspora ini kem#dian mem!esar dan intina mem!elah men&adi 2% ang sat# !erpindah ke k#t#! mikro"il sedangkan ang sat# men#&# khala8a. etiap inti mengalami d#a kali pem!elahan mitosis sehingga ter!ent#k 9 inti. 3 Inti ang !erada di mikro"il men&adi 1 sel tel#r dan d#a sinergid ang mengapit sel tel#r terse!#t. ementara% 3 inti ang !erada di khala8a !er#!ah men&adi antipodal. +#a inti ang !erada di p#sat  !er#!ah men&adi !adan polar (eiser and Fisher% 1663). -olen ata# ser!#k sari dapat diamati *ia!ilitasna% ait# kemamp#an s#at# polen #nt#k dapat  !erkeam!ah dalam kondisi ang mend#k#ng #nt#k ter&adina perkeam!ahan. Apa!ila s#at# polen s#dah !erkeam!ah maka kem#ngkinan !esar akan ter&adi pem!#ahan. -entingna mengamati *ia!ilitas polen adalah kita dapat mengetah#i se!erapa !esar kem#ngkinan ter&adina pem!#ahan antara polen dengan sel tel#r. 5al iini sangat !erh#!#ngan dengan aspek pem#liaan ait# aspek  hi!ridisasi. +engan mengetah#i kemamp#an !erkeam!ah polen% kita dapat mengetah#i &enis0&enis tanaman apa sa&a ang pener!#kanna memiliki pel#ang !esar #nt#k !erhasil dan dapat mengetah#i &enis tanaman apa sa&a ang pener!#kanna memiliki pel#ang !esar #nt#k gagal. +engan kata lain #&i *ia!ilitas polen dapat menggam!arkan keadaan se!enarna pada !#nga  !agaimana proses pener!#kanna apakah m#dah !erhasil ata# tidak (Kriswianti dkk.% 29). elain it# men#r#t 5asan#ddin (26)% men"aat pengamatan polen dan kant#ng em!rio antara lain #nt#k mengetah#i masa resepti" stigma seara tepat% #nt#k mengetah#i saat polen menapai *ia!ilitas maksimal% #nt#k mengetah#i saat ang tepat #nt#k pener!#kan !#atan% #nt#k mengetah#i h#!#ngan antara pener!#kan !#atan dengan k#alitas dan k#antitas prod#ksi tanaman% serta #nt#k 

mengetah#i arah e*ol#si s#at# t#m!#han. +engan mengetah#i karakter polen dan kant#ng em!rio tanaman ang akan dim#liakan% seorang pem#lia akan le!ih m#dah #nt#k menent#kan metode% ter#tama dalam aspek hi!ridisasi. *ia!ilitas polen mer#pakan parameter penting dalam pem#liaan tanaman%karena pollen har#s hid#p dan mamp# !erkeam!ah pada saat pener!#kan agar ter&adi pem!#ahan. daa simpan pollen di#&i dengan meng#k#r *ia!ilitas setelah disimpan padakondisi tertent#. Men#r#t edgle (1661) dalam s#silawati dkk (1667) peng#&ian *ia!ilitas ser!#k sari ang telah disimpan adalah sangat esensial diperl#kan #nt#k menghindari pengg#naan ser!#k sari ang tidak !aik (tidak *ia!el) dalam  pener!#kan% sehingga tidak mem!#ang wakt# per#ma. Men#r#t -iken (dalam A!d#l0aki% 1662)% ada tiga metode #nt#k menge*al#asi k#alitas tep#ng sari% ait# seara in *i*o% in *itro dan histokimia. 1. eara in *i*o ait# dengan ara menempatkan tep#ng sari pada kepala p#tik !#nga ang telah di emask#lasi% kem#dian dilihat pert#m!#han ta!#ng sarina. 2. eara in *itro% ait# tep#ng sari dikeam!ahkan pada media !#atan kem#dian dihit#ng  &#mlah tep#ng sari ang !erkeam!ah (mem!ent#k tep#ng sari). 3. eara histokimia ait# melal#i pewarnaan dengan !ahan kimia ang dapat !er"#ngsi se!agai indikator *ia!ilitas tep#ng sari dengan penampakan warna tertent#% seperti latophenol ata# aetoarmine. +a"ni dan "irmage (2) mengem#kakan !ahwa "aktor0"aktor angmempengar#hi *ia!ilitas ser!#k sari adalah lingk#ngan% mor"ologi serta "aktor internal ser!#k sari. Faktor #tama lingk#ngan ang !erpengar#h terhadap daa hid#p ser!#k sariadalah kelem!a!an dan s#h#. -engar#h s#h# dan kelem!a!an telah di!#ktikan oleh -ool dan ermawie (169)% dimana dikem#kakan !ahwa  penimpanan ser!#k sari engkeh sampai dengan ,9 mingg# pada kisaran s#h# 02' sampai 2;' dapat mempertahankan*ia!ilitas ser!#k sari 2%2. edangkan pengar#h kelem!a!an terhadap *ia!ilitasser!#ksari dapat dilihat pada penelitian #darono et al. (23)% sampai penimpanan 9 mingg# *ia!ilitas ser!#k sari dapat disimpan dalam e#mlah polen ang *ia!el semakin meningkat hingga menapai maksim#m (7,%;7) pada !#nga 2 hari setelah mekar. elan&#tna *ia!ilitas polen semakin men#r#n men&adi 37%;;. erk#rangna *ia!ilitas polen terse!#t did#ga dise!a!kan polen m#lai mengering. 5eslop05arrison dan 5eslop05arrison (167) menatakan !ahwa polen dalam keadaan kering akan kehilangan kemamp#an reaksi ?"l#orokromatik@ (mas#kna s#!trat non polen ke dalam sel *egetati" ang akan dihidrolisis oleh en8im esterase men&adi senawa polar dan tertahan oleh mem!ran plasma)% ang diasosiasikan dengan kehilangan *ia!ilitas. elain it#% *ia!ilitas polen &#ga tergant#ng pada "aktor genetik t#m!#han ind#k dan &#ga lingk#ngan t#m!#hna sampai menghasilkan !#nga (Kno< dalam >ohri% 169,). +ari &#rnal ini diketah#i !ahwa hasil penelitian ang dilak#kan memperoleh hasil ang hampir sama dengan praktik#m ang dilak#kan oleh praktikan di la!oratori#m karena memakai metode peng#&ian *ia!ilitas polen ang sama ait# metode pengeatan. 5asil ang diperoleh akni !ahwa >ika setelah ditetesi lar#tan

terse!#t menghasilkan warna erah (ter&adi reaksi "l#orokromatik) men#n&#kkan polen terse!#t telah memiliki *ia!iltas. e!alikna &ika !erwarna gelap% maka polen terse!#t tidak *ia!el. eaksi "l#orokromatik adalah reaksi hidrolisis ?"l#orenen diaetate@ ang mas#k ke dalam polen oleh en8im esterase men&adi senawa "l#oresein ang selan&#tna !erintegrasi dengan mem!ran plasma sel *egetati" polen% sehingga mem!eri warna erah.

Kesi)3ul'n

$& M'n7''* 3en(')'*'n 3olen 1'n 2'n*un( e)+.io 'n*'.' l'in un*u2 )en(e*'hui )'s' .ese3*i7 s*i()' se4'.' *e3'*8 un*u2 )en(e*'hui s''* 3olen )en4'3'i /i'+ili*'s )'2si)'l8 un*u2 )en(e*'hui s''* 6'n( *e3'* un*u2 3en6e.+u2'n +u'*'n8 un*u2 )en(e*'hui hu+un('n 'n*'.' 3en6e.+u2'n +u'*'n 1en('n 2u'li*'s 1'n 2u'n*i*'s 3.o1u2si *'n')'n8 se.*' un*u2 )en(e*'hui '.'h e/olusi su'*u *u)+uh'n& "& Pen*in(n6' )en(')'*i /i'+ili*'s 3olen '1'l'h 2i*' 1'3'* )en(e*'hui se+e.'3' +es'. 2e)un(2in'n *e.9'1in6' 3e)+u'h'n 'n*'.' 3olen 1en('n sel *elu.&

D'7*'. Pus*'2'

A+1ul-B'2i8 A& A& $"& ;e*e.)in'*ion o7 3ollen /i'+ili*6 in *o)'*oes& & A)& So4& !o.*& S4i& $$% ,5 :
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF