Kisah Penelusuran "Masa Lalu"

March 31, 2018 | Author: A.ARIEF.MADROMI | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Mengetahui Cuplikan-cuplikan kesan "masa lalu" dengan hipnotis regresion yang bisa dipelajari oleh semua orang...

Description

Pujian untuk Buku Ini "Buku ini cenderung kontroversial Tidak semua pihak---bahkan mungkin tidak banvak--orang orang bisa memahami, apalagi menerima jalan pikiran Nathalia. Namun, buku ini mampu menggoda pikiran kita untuk mencari jawaban atas pertanvaan: Siapakah aku ini?" Andy F. Noya Pemimpin Redaksi Metro TV dan Host Kick Andy "Petualangan ke dunia masa lampau memang bukan sesuatu yang gampang dimengerti atau dijalani oleh setiap manusia. Tetapi, hal itu bukan berarti sesuatu yang tidak ada atau tidak bisa dilakukan. Mengetahui masa lalu untuk kebaikan adalah baik adanva. Tetapi, jauh lebih penting bila pengetahuan masa lalu itu bisa menjadi landasan untuk berjuang meraih keberhasilan di masa depan. Dibutuhkan kejernihan hati dalam menvimak buku Journey to My Past Lives ini agar dapat memperoleh pengetahuan dan manfaat yang positif dan petualangan masa lampau Nathalia yang luar biasa ini." Andrie Wongso Motivator dan Penults Buku-buku Bestseller "Jendela-jendela yang sesekali dapat membuka, baik dari kehidupan lampau maupun masa datang, patut dimaknai sebagai elemen yang memperkava kehidupan spiritualitas kita hari ini. Tidak terpaku dan terikat padanva, melainkan belajar melaluinva. Eksplorasi Nathalia merupakan bukti bahwa waktu sesungguhnva sirkular. Dan, linearitas merupakan ilusi yang memungkinkan permainan bernama Hidup ini berlaku." Dewi Lestari Penulis Serial "Supernova" "Aku menemukan sesuatu yang membuat aku takjub. Memasuki masa lalu dapat menjadi sebuah perjalanan spiritual yang mengagumkan dan penuh makna. Sebuah perjalanan yang menguatkan mental dan merevolusi pikiran ke arah yang lebih baik." Ade Tri Marganingsih Redaktur Pelaksana MATABACA "Buku istimewa dan berharga yang dapat meningkatkan level kesadaran kita menuju pencerahan spiritual Adi W. Gunawan The Re-Educator & Mind Navigator dan Penults Bestseller "Hypnosis: The Art of Subconscious Communication" "Self discovery! Sering kali pandangan kita mengenai diri sendiri sangat berbeda dengan pandangan orang lain mengenai diri kita. Dari buku ini, kita diajak belajar mengetahui

siapa diri kita sesungguhnva. The minute you surrender, you might just get exactly what you looking for. Highly recommended for Your journey to find the purpose of your life." Alexandra Dewi Managing Director Sun Hope Indonesia Co-Author "I Beg Your Prada" "Sangat menarik...! Membuka jalan untuk mengenali potensi diri." Andrea Hirata Penulis Novel Tetralogi "Laskar Pelangi" "Setiap jiwa sejujurnva sedang bertumbuh. Dan masa lalu lengkap dengan dinamikanya, sejauh bisa mengolahnva, adalah bahan-bahan pertumbuhan yang mengagumkan." Gede Prama Penulis 22 Buku Inspirasi "Journey to My Past Lives menawarkan pengalaman membaca yang tidak biasa. Nathalia akan mengajak Anda berpetualang ke lorong-lorong hidup Anda yang paling rapat dan tersembunyi sekalipun. Bersiaplah!" Jessica Huwae Penults "Soulmate.com" dan Managing Director SPICE! "Perjalanan ke kehidupan lampau memberikan sebuah refleksi konstruktif dan korektif untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia itu sendiri. Banyak hal yang dapat diperbaiki dan disempurnakan setelah menyaksikan Video kehidupan masa lalu itu. Nathalia telah menuliskan transkiip video kehidupan lampaunya yang menaiik itu untuk menjadi bahan renungan buat kita dengan satu pesan tunggal, bahwa kehidupan lampau itu ada dan nyata adanya. Galilah video Anda dengan panduan buku ini!" Ponijan Liaw Penulis Bu.ku Bestseller "The Art of Communication that Works" dan Penulis Pendamping "Simplify Your Life with Zen"

Journey to My Past Lives 12 Kisah Penelusuran Misteri Reinkarnasi dengan Metode Hipnoterapi

Nathalia Sunaidi C.Ht Nathalialnstitute.com format dnl to epub by : www.scribd.com/madromi

DAFTAR ISI UCAPAN TERIMA KASIH PENGANTAR ROMY RAFAEL PENDAHULUAN BAB 1: Kehidupan Guru Jing Un Tahun 475 BAB 2: Cinta Terlarang Marichzka BAB 3: Belajar dan Kehidupan Thunderbolt BAB 4: Annette dan Asal Tanda Lahir di Punggung BAB 5: Bersahabat untuk Saling Menguatkan BAB 6: Pembunuh Itu Sahabatku Sendiri! BAB 7: Pelajaran dari Miriam, si Budak Kulit Hitam BAB 8: Belahan Jiwa dan Ks atria Mimpi BAB 9: Virus HIV/AIDS dan Karma Kehidupan Lalu BAB 10: Penyebab Kanker Otak Tanteku BAB 11: Belahan Jiwa yang Sejati BAB 12: Aisley Murid Lesku yang Kaya PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I : Skrip dan Teknik Meregresx Diri LAMPIRAN II : Tanva Jawab RKL TESTIMONI PROFIL PENULIS

Ucapan Terima Kasih Buku ini bisa terbit atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah mendukung saya untuk menuliskan kisah-kisah kehidupan lalu saya dalam sebuah buku. Terima kasih saya ucapkan kepada Romy Rafael yang telah bersedia memberikan kata pengantar khusus untuk buku ini. Terima kasih juga saya ucapkan kepada sejumlah tokoh dan penulis yang telah memberikan endorsement yang sangat bagus kepada buku saya ini. Mereka adalah Andy F. Xova, Andrie Wongso, Ade Tri Marganingsih; Adi W. Gunawan, Alexandra Dewi, Andrea Hirata, Dewii Lestari, Gede Prama, Jessica Huwae, Ponijan Liaw, dan Sumarsono Wuryadi. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang pernah saya regresi serta memberikan testimoni, sehingga semakin melengkapi isi buku ini. Mereka adalah Paulina, Lvdia Anggariani. Alex Triadi, Joni, Cisca, dan beberapa nama lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu di sini. Terima kasih terutama kepada Gunawan kekasih saya, yang telah membuat saya berani bermimpi menuliskan kisah-kisah ini hingga menjadi buku. Dia pula yang selalu mendorong dan mendukung saya menjadi seorang hipnoterapis. Terima kasih pula karena telah menjadi sahabat saya dalam perjalanan spiritual ini. Berikutnva, terima kasih kepada kedua orangtua saya yang telah mengasihi saya dengan tulus dan indah. Terima kasih kepada orangtua Gunawan yang telah memberi dukungan moril dan memberi kepercavaan kepada saya. Terima kasih kepada semua sahabat yang telah menjadi sahabat-sahabat terbaik saya selama ini. Terima kasih atas kepercavaan maupun dukungannva kepada saya hingga detik ini. Terima kasih juga kepada Edv Zaqeus---editor Pembelajar.com dan Bornrich Publishing---yang telah menjadi editor saya, sehingga buku ini menjadi lebih indah untuk dibaca. Terima kasih untuk bimbingan, saran, dan sharing pengalamannva sehingga buku ini bisa sampai ke tangan para pembaca sekalian. Terima kasih kepada Anda sekalian yang telah mempercavakan saya untuk mengantarkan Anda ke sebuah perjalanan regresi kehidupan lalu. Dan, terima kasih yang dalam kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penerbitan buku ini.

PENGANTAR ROMY RAFAEL Apakah itu Past Life Regression? Apakah Anda percaya dengan reinkamasi? Apakah Anda percaya jika An da adalah orang lain? Apakah Anda dulunya memiliki kehidupan sebelum kehidupan ini? Dari beberapa pertanyaan di atas, pertanyaan yang paling penting sesungguhnya adalah. bagaimana Past Life Regression (PLR) dapat membantu Anda? Reinkarnasi adalah kepercayaan yang banyak dipercayai dan dialami oleh banyak orang di seluruh dunia. Dan. semua kepercayaan tersebut memiliki dampak yang positif, yang dapat dimanfaatkan untuk proses penyembuhan di dalam suatu terapi. Banyak sekali orang mencari jalan dan cara untuk mengetahui siapa, apa, dan bagaimana kehidupan mereka sebelum kehidupan yang sekarang. Nah, sedikit banyak buku ini akan mencoba menjawab tentang pertanyaan kompleks di atas. Past Life Regression atau dikenal juga dengan istilah Regresi Kehidupan Lalu (RKL)--jika diartikan secara harfiah---adalah sebuah perjalanan ke dalam kehidupan di masa lalu. Itulah masa sebelum kehidupan yang sekarang, yang bisa ditelusuri pada saat Anda berada dalam keadaan terhipnotis. Dan, sebagian besar dari Anda mungkin tidak akan percaya dengan Past Life Regression. Tapi, sebagian orang juga percaya bahwa jikalau kita meninggaL maka jiwa kita akan berlanjut menempati tubuh yang berbeda. Dalam budaya berbagai bangsa di belahan dunia ini, banyak sekali diceritakan tentang kehidupan lalu dalam mitologi-mitologi mereka. Makanya tercipta suatu ide dan konsep, bahwa setelah kematian ada sesuatu yang indah, yaitu jiwa kita akan terus hidup di alam kehidupan lainnya sebagai orang yang berbeda.

Itu artinya. setelah kita meninggal, jiwa kita tetap berlanjut menempati tubuh yang berbeda-beda. Sampai akhirnya nanti, tubuh atau wadah biologis yang ditempati tersebut menjadi tua dan sudah tidak layak lagi untuk ditempati. Jika hal ini terjadi, maka jiwa yang ada di dalamnya akan meninggalkan tubuh tersebut untuk kembali lagi menempati tubuh baru yang berbeda. Dan. siklus ini terus terjadi sampai akhir zaman. Menurut mitologi yang ada, hal ini terjadi agar jiwa yang ada di dalamnya dapat terus belajar dan berkembang dalam setiap kehidupan baru yang dialaminya. Hal ini terjadi untuk satu tujuan, yaitu memperoleh jiwa yang lebih baik dari sebelumnya. Mungkin, Anda membaca buku ini karena Anda atau orang yang Anda kenal percaya terhadap kehidupan sebelum kehidupan yang sekarang. Saat ini, ada cara yang unik untuk mengetahui kehidupan lalu Anda. Percaya atau tidaknya Anda terhadap kehidupan lalu ini, saya sarankan supaya Anda membuka pikiran terlebih dahulu, dan kemudian mengeksplorasi buku Nathalia Sunaidi ini dengan pikiran terbuka. Romy Rafael Hypnotherapist www. romyrafaeLcom

Pendahuluan Saya mengenal metode Past Life Regression (PLR) atau Regresi Kehidupan Lalu (RKL) pertama kali dari sebuah buku. Sejak saat itu, saya jadi sangat tertarik dan mulai mendalami hipnoterapi secara serius. Pada awal saya mencoba, saya gagal meregresi diri saya ke kehidupan lalu. Setelah sekian kali gagal, saya terus memaksakan diri saya untuk latihan secara teratur. Akhimya, saya pun bisa masuk ke berbagai kehidupan lalu saya secara lengkap dan detaiL Saya bahkan bisa memajukan dan memundurkan waktu di kehidupan lalu tersebut supaya bisa menggali lebih banyak detail peristiwa dan pelajarannya. Saat pertama kali bisa masuk ke salah satu kehidupan lalu saya secara jelas dan detail, saya merasa sangat tidak yakin apakah itu benar-benar merupakan kehidupan lalu saya. Jangan-jangan, itu hanyalah imajinasi saya belaka. Seribu tanda tanya langsung berkecamuk dalam benak dan pikiran saya Bila kehidupan lalu itu sekadar imajinasi saya, mengapa gambar-gambar yang saya lihat sangat detail? Mengapa pula perasaan-perasaan yang muncul dan melingkupi gambaran kehidupan lalu saat itu juga sangat kuat? Kalau itu fantasi semata, mengapa saya "memilih" skenario menjadi seorang nelayan yang mati dibunuh---ini merupakan salah satu kehidupan lalu saya di Thailand---yang hidupnya biasa-biasa saja, yang setiap hari kerjanya hanya memintal jala dan pergi menangkap ikan? Mengapa saya tidak "memilih" skenario sebagai seorang putri raja yang disunting pangeran yang gagah dan tampan? Lagi-lagi. kalau itu semua hanya imajinasi saya, mengapa saya bisa tahu secara jelas berbagai profesi dan keahlian yang tidak pernah saya pelajari sebelumnya? Tapi, kalau itu benar-benar kehidupan lalu saya, bagaimana mungkin orang biasa seperti saya mampu melihat kehidupan lalu? Bukankah hanya orang-orang dengan tingkat kesucian dan pemahaman religi tertentu yang mampu melihat kehidupan lalu? Bagaimana mungkin melihat kehidupan lalu bisa semudah itu? Sungguh, saat itu saya benar-benar bingung. Saya ada di persimpangan antara meneruskan latihan saya dan belajar lebih dalam lagi; atau ]ustru menghentikan semuanya karena bisa saja ini merupakan "kegilaan" yang berbahaya.

Pada sebuah kesempatan, saya mulai berani mendemonstrasikan regresi kehidupan lalu saya di hadapan sahabat-sahabat saya. Saya masuk ke kondisi trans (trance) dan masuk ke dalam tiga kehidupan lalu saya: sebagai nelayan di Thailand, sebagai perempuan di Belanda, dan menjadi seorang biku. Dalam kehidupan lalu saya di Thailand saya menjadi seorang nelayan yang mati dibunuh oleh nelayan lainnya. Ternyata, si pembunuh saya di kehidupan lalu itu tak lain adalah sahabat saya sendiri di kehidupan sekarang, yang saat itu ada di ruangan bersama saya! Dalam kehidupan lalu saya sebagai bocah perempuan kecil di Belanda. kepribadian saya langsung berubah. Dalam kondisi trans dan masuk di kehidupan lalu, saya bisa bertingkah dan bersuara seperti anak keciL Itu terjadi ketika saya menangis dan merengek-rengek meminta dibeHkan kue kayu mams. Dan, menjelang saat-saat kematian saya di usia tua, suara saya langsung berubah menjadi lemah dan lirih seperti kehabisan tenaga. Persis seperti suara orang tua yang sedang menghadapi sakratul maut! Lalu saat masuk ke kehidupan lalu yang lain, saya adalah seorang biku yang tengah melewati sebuah perkampungan yang baru saja didera pembunuhan massal Sahabatsahabat saya di ruangan itu larut dalam suasana yang sangat mencekam. Sebab, saya mampu menggambarkan dengan detail kengerian pada saat pembantaian massal terhadap perempuan dan anak-anak itu terjadi. Pada saat itulah, saya menyadari bahwa saya bukanlah seorang aktris atau ahli peran. Saya tidak mungkin bisa membuat kisah-kisah tersebut secara line dan real time, serta memerankannya dalam ekspresi-ekspresi wajah maupun emosi yang sangat kuat. Berikutnya? saya mulai percaya dan yakin bahwa kehidupan lalu itu benar-benar bisa dilihat asalkan kita mengetahui metode yang tepat untuk masuk ke kehidupan lalu. Untuk memperkuat keyakinan saya itu, saya mulai mengadakan riset dan pembuktian. Saya adalah tipe orang yang sangat logis dan rasional dalam menghadapi hal-hal semacam ini. Maka dari itu, saya mencoba mencari pembuktian atas kisah kehidupan lalu saya. Pada salah satu kehidupan lalu saya yang lain, saya lahir sebagai anak perempuan di daerah Sunda yang sehari-harinya berbicara dengan bahasa Sunda. Dalam kisah kehidupan lalu saya tersebut, saya meninggal pada usia dua belas tahun karena keracunan

ketela. Saya sempat mengingat beberapa kalimat yang saya dengar dan saya ucapkan di kehidupan lalu itu. Lalu, saya bertanya kepada beberapa teman yang mengerti bahasa Sunda. Tapi sayang, mereka tidak ada satu pun yang mengerti arti kata-kata yang saya ucapkan itu. Entah katakata yang saya ucapkan itu kata-kata bahasa Sunda kuno atau apa, yang pasti teman-teman saya tidak tahu artinya. Berikutnya. sungguh tidak mudah untuk mencari keabsahan angka-angka tahun yang tergambar dalam kehidupan lalu serta relevansinya dengan masa-masa kehidupan lalu saya. Masalahnya, kadang angka-angka tahun itu begitu kabur gambarannya sehingga ada peluang cukup besar untuk tidak yalid. Saat itu, keyakinan saya pada regresi kehidupan lalu mulai goyah lagi. Walau begitu, karena rasa ingin tahu yang sangat besar, saya terus mendalami regresi kehidupan lalu. Suatu ketika, dalam sebuah buku saya temukan cara pemaknaan kisah-kisah kehidupan lalu. Buku itu jelas menyatakan, bahwa untuk membuktikan eksistensi kehidupan lalu bukanlah dengan cara mencari data-data konkritnya. Tapi, bukti itu bisa diperoleh dengan cara bertanya kepada diri sendiri, "Apakah kehidupan lalu yang dilihat itu memberikan pengaruh penyadaran dan pembelajaran bagi kehidupan sekarang ini?" Jadi intinya, apabila kehidupan lalu memberikan pelajaran dan pencerahan baru, maka kehidupan lalu itu benar adanya. Itulah bukti eksistensi kehidupan lalu yang absah. Luar biasa! Inilah dasar kesadaran yang saya butuhkan selama ini dalam upaya saya memahami kehidupan lalu saya. Buku itu menyadarkan saya bahwa selama ini saya telah mencari keabsahan arti kehidupan lalu pada tempat yang salah. Saya menghabiskan waktu dan energi untuk mencari data pembuktian yang sangat sulit ditemukan. Akibatnya, saya malah melupakan tujuan utama dari melihat kehidupan lalu, yaitu untuk mengalami proses pembelajaran spiritual, demi menambah pemahaman dan kesadaran yang memberikan dampak positif serta kesembuhan pada kehidupan sekarang ini. Sekarang, saya percaya bahwa yang saya lihat itu adalah kehidupan lalu saya. Karena. pengalaman kehidupan lalu itu telah memberi kesembuhan bagi saya, dan juga membawa saya kepada pemahaman-pemahaman baru melalui pelajaran-pelajaran yang diperlihatkannya. Buku ini berisi 12 kisah kehidupan lalu pilihan saya, yang saya tuliskan dalam bentuk tanya jawab dengan diri saya sendiri (T & J). Mengapa dituliskan dalam bentuk tanya jawab, karena memang begitulah yang terjadi pada saat saya menggali informasi--dengan metode self hypnosis----dalam regresi kehidupan lalu saya. Saya menulis buku ini dengan tujuan untuk berbagi pengalaman memasuki kehidupan lalu melalui alam pikiran kita sendiri. Bukan hanya berbagi pengalaman tentang kehidupan lalu, tetapi juga berbagi pemahaman dan kesadaran yang saya dapatkan sebagai hasil dialog dengan superconscious mind . Menurut saya, dari proses regresi tersebut, banyak nilai-nilai kehidupan yang baik serta uniyersal yang bisa kita pelajari. Sungguh, memasuki masa-masa kehidupan lalu dapat menjadi sebuah perjalanan

spiritual yang sangat mengagumkan dan penuh makna. Sebuah journej yang menyembuhkan, merevolusi pikiran kita ke arah yang lebih baik, dan akan kita ingat seumur hidup kita. Sebuah journej yang menyembuhkan bagi kita dan orang lain. Dan, semuanya itu ada di dalam pikiran kita. Semoga buku ini sungguh-sungguh bermanfaat bagi kita semua. Salam. Nathalia Sunaidi

"Sebuah tekad yang telah ditetapkan, diputuskan, dan menjadi komitmen diri, akan menjadi komando bagi semua elemen pikiran untuk mewujudkan tekad itu sendiri."

bab 1 Kehidupan Guru Jing Un Tahun 475 Suatu hari saya sedang berjalan-jalan di sebuah toko buku. Tanpa sengaja, saya menemukan sebuah buku tentang reinkarnasi. Isinya kumpulan kisah-kisah kehidupan lalu ( past liyes ) orang-orang Amerika yang datang kepada seorang hipnoterapis. Saat itu, saya sepertinya langsung lompat-lompat kegirangan. Saking bahagianya saya! Entah mengapa saya merasa seperti menemukan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup saya. Buku itu langsung habis terbaca hanya dalam waktu beberapa hari. Setiap halaman yang saya baca membuat saya semakin tertarik dengan hipnoterapi. Saya pun memutuskan mencari tahu lebih banyak tentang metode ini, khususnya yang membahas past liyes , reinkarnasi, dan metode untuk masuk dalam kehidupan lalu tersebut. Orang mengenal metode ini dengan nama Past Life Regression (PLR) atau Regresi Kehidupan Lalu (RKL).  Semua buku tentang hipnoterapi yang saya temukan langsung saya beli dan saya lahap habis. Metode atau cara-cara untuk masuk ke kehidupan lalu yang diajarkan oleh bukubuku itu langsung saya pelajari dan praktikkan. Tak berapa lama kemudian, akhirnya saya sudah bisa masuk ke kehidupan lalu saya, dan saya bisa terkoneksi kepada superconscious mind saya---sumber kebijaksanaan yang sudah ada di dalam diri kita sendiri---dan melihat future liyes (kehidupan masa depan) saya. Rasanya, makin hari makin besar minat saya terhadap bidang ini. Kemudian, saya mulai mencoba mempraktikkan regresi ke kehidupan lalu ini ke orang lain. Saya bawa sahabat saya kepada kehidupan lalunya dan membimbing dia untuk terkoneksi ke dalam superconcious wind Hasilnya? Luar biasa! Banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Sahabat saya ini juga sangat berterima kasih pada saya karena telah membawanya ke sebuah perjalanan spiritual yang ada di dalam pikirannya sendiri. Perjalanan spiritual itulah yang akhirnya mengubahnya menjadi seseorang yang benarbenar baru sama sekali. Seumur hidup saya, baru sekali itulah saya merasakan ada seseorang yang begitu berterima kasih kepada saya dengan cara yang luar biasa tulus. Dia berterima kasih dengan hatinya. Dia berterima kasih dengan berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Dia berubah menjadi lebih baik. Tak berapa lama kemudian. saya dengan sahabat saya ini mengatur suatu pertemuan untuk memberi tahu sahabat-sahabat kami yang lainnya mengenai penemuan yang luar biasa ini. Lalu, satu demi satu sahabat-sahabat terdekat saya bawa ke kehidupan lalu mereka dengan metode hipnoterapi. Banyak hal menank saya temukan dalam aktiyitas tersebut. Saya menyaksikan sendiri betapa sahabat-sahabat saya akhirnya menemukan pelajaran berharga dari perjalanan spiritual mereka. Ketika saya melihat sahabat-sahabat saya---yang dengan sangat bahagia dan luar biasa penuh semangat menceritakan perjalanan kehidupan lalu dan hasil dialog dengan

superconscious mind mereka kepada teman-teman lainnya---saat itu saya baru menyadari tentang kekuatan memberi. Andaikan setiap orang bisa melihat kehidupan lalunya dan melihat bahwa mereka telah berulang-ulang kali terjebak dalam masalah yang sama---tanpa pernah tahu cara melewatinya... Andaikan mereka bisa terkoneksi dengan superconscious wind sebagai tempat mencari jawaban bagi segala pertanyaan dan kegalauan hatinya... Dan, kalau saja mereka bisa masuk ke future lines untuk melihat pilihan-pilihan terbaik mana yang harus diambil untuk pertumbuhan diri yang maksimal.. Pastilah, mereka semua akan menjadi orang-orang yang lebih bahagia. Sungguh, melakukan perjalanan ke kehidupan lalu merupakan sebuah pengalaman yang sangat menarik. Karena perjalanan ini merupakan perjalanan spiritual di dalam pikiran kita sendiri. Inilah perjalanan spiritual yang menyembuhkan, mereyolusi pikiran kita ke arah yang lebih baik, dan pastinya akan kita ingat sampai akhir hayat kita. Di sini saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan ke kehidupan lalu yang pernah saya lakukan. Kisah perjalanan ke kehidupan lalu ini saya awali dengan rumusan pertanyaan: "Bagaimana kehidupan laluku sehingga di kehidupan yang sekarang aku jadi sangat tertarik dengan hipnoterapi?" Untuk memudahkan Anda mengikuti perjalanan saya itu, saya menggunakan cara penulisan tanya (T) dan jawab (J) dengan gaya bahasa orang pertama. Inilah hasil regresi kehidupan lalu saya dengan diri saya sendiri melalui metode hipnosis. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya. Aku memakai jubah dan kepalaku botak. Aku seorang biku. T : Sekarang kamu jedang berada di mana? J : Di wihara. T : Bisakah kamu ceritakan tentang wihara ini? J : Wihara ini terletak di atas gunung yang jauh dari pemukiman penduduk sekitarnya. Udara di sini sekarang sangat dingin. T: Siapa namamu? J : Kedengarannya seperti Jing Un. Murid-muridku memanggilku Guru Jing Un. T: Kamu ada di negara mana dan pada tahun berapa? J : Cina. Saat ini tahun 4~5-an. Tapi, aku tidak yakin... T : Sejak kapan kamu tinggal di wtbara ini? J : Aku sudah tinggal di wihara ini sejak keciL Aku sangat menyukai kehidupan di sini. T: Bisa kamu ceritakan kigiatanmu sehari-hari di sini?

J : Tugas kami adalah menjalankan rutinitas sehari-hari seperti menyapu, memasak, dan latihan meditasi. Tapi sekarang, aku lebih banyak bermeditasi. T: Kita maju beberapa waktu ke depart untuk mencari tahu mengapa dalam kehidupan yang sekarang kamu sangat tertarik dengan hipnoterapi Apa yang sedang kamu lakukan saat ini? J : Aku sedang menyapu di pelataran wihara. Tiba-tiba angin bertiup kencang dan menerbangkan debu yang sangat banyak. Aku langsung berpikir, begitu banyak makhluk yang sedang tidak tahu arah, berputar-putar, mengulangi kehidupan yang berulang-ulang, dan kembali kehilangan arah. Seperti debu-debu yang tertiup angin ini. Andaikan mereka bisa mengetahui bahwa mereka telah berputar-putar dalam kesalahan yang sama... Andaikan mereka bisa melihatnya dari kehidupan-kehidupan lalu sehingga mereka tidak perlu melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang kali. Andaikan ada cara bagi mereka untuk bisa menemukan kebijaksanaan dalam diri mereka, yang bisa menuntun arah hidup serta menjadi pegangan pada saat mereka kehilangan arah... T : Lalu, apa jang kamu lakukan? J : Sejak saat itu aku terus menerus bermeditasi. Aku mencari cara untuk bisa melihat kehidupan kehidupan lalu dan terkoneksi dengan kebijaksanaan tertinggi dalam diriku. T: Apa akkirnya kamu berhasil menemukan caranya? J : Setelah cukup lama mencari dan berlatih, akhirnya aku berhasil menemukan caranya. Aku membawa murid-muridku ke kehidupan lalu mereka. Dari situ mereka bisa mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang telah mereka lakukan terus-menerus sehingga mereka bisa melewatinya. T: Lalu, apakah hal ini jang terbawa dalam kehidupanmu jang sekarang sehingga kamu sangat berhasrat dengan hipnoterapi? J : Ya. Setelah sekian lama aku mengajari murid-muridku untuk melihat kehidupan lalu mereka, kemudian aku berpikir, kalau aku hanya bisa memberi tahu dan mengajari muridmuridku di wihara ini, sangatlah terbatas. Andaikan aku bisa memberi tahu umat awam lainnya yang jumlahnya jauh lebih banyak. Pasti akan lebih banyak yang terbantu. Karena itulah, aku bertekad untuk bisa terlahir sebagai umat biasa yang mempunyai kemampuan melihat kehidupan lalu dan terkoneksi ke kebijaksanaan tertinggi. Aku ingin bisa memberi tahu dan membimbing umat lainnya melakukan hal ini. Dari regresi tersebut saya jadi mafhum kenapa saya memiliki hasrat yang sangat kuat untuk menjadi seorang hipnoterapis. Kemudian, saya bertanya kembali apakah ada kehidupan lalu saya lainnya yang memperkuat hasrat saya tersebut. Inilah hasilnya. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya. Pakaianku hanya berupa lilitan kain berwarna kuning yang menutupi kemaluanku dan lipatan kain di kepalaku. T: Kamu laki-laki atau perempuan? Kamu umur berapa?

J : Laki-laki. Umurku lima belas tahun. T : Kamu sekarang berada di negara mana? J : Kota Namaskar. Sepertinya di India. T : Pada tahun bsrapa? J : Tahun 300-an. T : Apa kegiatan kamu sehari-hari? J : Sehari-hari aku bekerja sebagai petani. T : Ceritakan tentang kehidupanmu? J : Aku tinggal bersama orangtuaku di rumah kayu yang kecil di tengah ladang. Aku sangat gemar bermeditasi. Biasanya, aku bermeditasi di rumah. Tapi, bila aku ingin lebih tenang aku akan pergi ke gua di atas bukit. T: Sekarang kita maju beberapa tahun ke depan untuk mengetahui apa yang kamu lakukan dabm hidupmu. Apa yang sedang kamu lakukan? J : Aku sedang bermeditasi di gua. Aku sudah menetap di gua ini tapi latihan meditasiku belum fokus. Aku masih sering merasa bosan dan pergi keluar untuk bersantai. T: Kita maju beberapa tahun untuk melihat pencapaian terbesar dalam hidubmu sebagai pertapa. Apa yang kamu lihat J : Aku sedang duduk bermeditasi di gua. T: Apakah ada jang berbeda pada dirimu sejak terakhir kali aku bertanya padamu ? J : Ya. Aku kurus, berjenggot panjang, berkumis, dan rambut ikalku yang berwarna hitam terurai panjang. T : "Lalu, apa jang kamu lakukan J : Aku melompat-lompat bahagia. T : Mengapa kamu melompat-lompat? J : Aku sangat bahagia karena aku sudah menemukan pengertian tentang perjalanan jiwa yang lahir kembali terus-menerus untuk penyempurnaan. Kemudian, aku menyebarkan pemahaman ini kepada orang-orang. T : Apakah orang-orang menerima pemahaman ini? J : Ya. Mereka mau menerimanya. T: Dari mana kamu tahu orang-orang menerima pemahaman kamu? J : Aku sedang duduk di bawah pohon dan mengajar banyak orang. Aku membuat mereka trans dan membimbing mereka masuk ke kehidupan lalu mereka. Setelah itu, ada yang melompat-lompat bahagia karena mereka mendapatkan pencerahan. Dari sini aku tahu mereka menerima ajaranku. Banyak orang sakit datang kepadaku. Aku menyuruh mereka

fokus pada penyakit mereka, dengan menunjuk tempat yang sakit, lalu aku membawa mereka masuk ke kehidupan lalu yang menjadi akar penyebab sakit mereka. T: Apakah dengan demikian sakit mereka tersembuhkan? J : Ya. Mereka kemudian menjadi tercerahkan dan tersembuhkan secara spiritual. Tidak penting apakah penyakit mereka tersembuhkan atau tidak. Yang terpenting, mereka mengetahui akar penyebab sakit yang mereka derita. Dan, mengerti maksud pelajaran dari sakit mereka tersebut. Sayangnya, aku hanya bisa mengajarkan dan menyembuhkan kaum laki-laki. Banyak perempuan datang kepadaku untuk belajar atau minta disembuhkan. Tapi, karena aku seorang yogi maka aku tidak boleh berada bersama perempuan. T: Lalu, apa kaitan antara hal tersebut dengan kehidupanmu yang sekarang! J : Karena hal itulah, dalam kehidupanku sebagai yogi aku bertekad supaya pada kehidupan sekarang aku terlahir sebagai perempuan. Ini supaya aku bisa membantu para perempuan lainnya untuk belajar dan disembuhkan. T: Sekarang, kita maju ke saat-saat terakhir kehidupanmu sebagai seorang yogi Bagaimana proses kematianmupada akhir kehidupanmu? J : Aku lihat, aku meninggal karena usia tua. Aku meninggalkan tubuhku pada saat aku tidur di sebuah dipan kayu. Dari regresi ini saya belajar tentang kekuatan tekad. Betapa kekuatan tekad itu tidak mengenal batas waktu. Sebuah tekad yang telah ditetapkan, diputuskan, dan menjadi komitmen din. akan menjadi komando bagi semua elemen pikiran untuk mewujudkan tekad itu sendiri. Cara kerja kekuatan tekad seperti seorang mandor yang memerintahkan semua elemen pikiran supaya selalu wasp ada dan menangkap setiap peluang untuk mewujudkan mimpi yang telah ditekadkan. Kekuatan tekad itulah yang menuntun kita menemukan "kebetulankebetulan" ( possibilities ) keberuntungan-keberuntungan, dan pertemuan-pertemuan tidak terduga. yang semua hal-hal itu semakin mendekatkan kita pada mimpi-mimpi yang telah kita tekadkan. Kekuatan tekad itu pulalah yang menuntun setiap langkah saya untuk menemukan regresi kehidupan lalu melalui metode hipnoterapi. Entah mengapa saya seperti dipertemukan terus-menerus dengan hal-hal yang berhubungan dengan regresi kehidupan lalu dan metode hipnoterapi. Saya seperti dituntun selangkah demi selangkah untuk menjadi seorang hipnoterapis yang spesialisasinya adalah untuk menelusuri kehidupan lalu. Tanpa saya sadari, kekuatan tekad yang telah saya tanamkan di kehidupan lalu saya telah menuntun saya untuk meraih impian yang telah saya tekadkan sebelumnya. Tekad itu adalah mengantarkan orang orang kepada kehidupan lalu dan menghubungkan mereka dengan kebijaksanaan tertinggi dalam diri mereka. "Kekuatan tekad jang meryertai sebuah mimpi akan bekerja seperti komando \ang

memerintahkan semua elemen pikiran untuk mewujudkan mimpi itu. Betapa besar kekuatan sebuah tekad! Sudahkah Anda menanamkan sebuah tekad di dalam mimpi Anda?" 

bab 2 Cinta Terlarang Marichzka Entah mengapa saya seperti tidak pernah sepaham dengan ibu saya. Saya sulit bertukar pikiran dengannya karena pemikiran kami benar-benar berbeda. Kadang saya merasa ibu terlalu memaksakan pemikiran-pemikirannya pada saya. Bila sikap saya tidak sesuai dengan pemikirannya, maka ibu akan menilai saya tidak menyayanginya. Saya dan ibu sering bertengkar. Tak jarang pertengkaran itu berakhir dengan ucapan-ucapan bernada tinggi. Kesalahpahaman kecil saja bisa menjadi pertengkaran hebat di antara kami. Saya merasa ibu selalu meributkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. Akibatnya, ucapan-ucapan ibu sering membuat emosi saya meninggi. Setiap kali itu terjadi, saya selalu merasa menyesal Saya merasa tidak mampu menahan emosi.  Sesungguhnya, saya sangat mengasihi ibu saya. Itu jelas, karena beliau adalah seorang ibu yang baik bagi saya. Dan, saya tahu persis ibu pun pasti sangat menyayangi saya. Saya juga tahu, ibu menyayangi saya bahkan melebihi hidupnya sendiri. Hanya saja cara berpikir kami sangatlah berbeda. Semenjak saya masih remaja, ibu tidak pernah menyetujui hubungan saya dengan kekasih saya. "Dia bukan laki-laki yang sesuai untuk kamu," begitu ibu selalu berkata. Bagi saya, kekasih saya itu adalah laki-laki yang baik, pengertian, dan bisa membimbing saya. Bagi saya, kekasih saya ini baik kalau dilihat dari cara dia berpikir serta kemurahan hatinya yang mengagumkan. Tetapi, ibu saya menilai seorang laki-laki itu baik (untuk putrinya) dari kemapanan hidupnya. Walaupun saya mengerti semua itu dilakukannya untuk kebahagiaan saya. Tapi rasanya, penilaian saya dan penilaian ibu sungguh-sungguh berbeda. Ibu selalu menuntut anak perempuan semata wayang ini berpenampilan semenarik mungkin. Ibu ingin saya menata rambut dan merawat wajah sebaik mungkin. Ibu selalu meminta saya supaya bisa memaksimalkan penampilan. Tetapi, saya sendiri lebih suka belajar memaksimalkan nilai-nilai dalam diri saya. Saya ingin bisa memberi kesembuhan dan membuat orang lain bahagia. Perbedaan-perbedaan pandangan itulah yang membuat saya sering merasa tertekan. Di sisi lain, saya juga merasa tidak pernah mampu membuat ibu saya bahagia. Akibatnya, saya selalu menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menjadi anak yang baik di mata ibu saya, betapa pun kerasnya saya berusaha. Saya sangat menyayangi ibu saya. Saya juga ingin menjadi yang terbaik di matanya, memberikan yang terbaik untuknya, karena saya tahu ibu sangat mencintai saya dan ingin yang terbaik dalam hidup saya. Tapi tetap saja, kami tidak bisa sepaham dalam banyak haL Kami saling mencintai, tapi kami juga sering saling menyakiti. Saya selalu percaya bahwa setiap situasi yang terjadi pasti ada alasannya. Pasti bukan kebetulan saja kalau saya "memilih" dilahirkan menjadi anak ibu saya. Untuk mengetahui alasan-alasan di balik konflik-konflik saya dengan ibu, saya coba meregresi diri saya ke

kehidupan lalu, dalam kaitannya dengan keberadaan ibu saya. Beginilah kisahnya dan jawaban apa yang saya dapat. T : Apa jang kamu lihat? J : Aku berada di sebuah bukit hijau yang sangat indah. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya. Aku seorang gadis remaja. Aku memakai baju terusan model Eropa. T: Siapa namamu? J : Marichzka. Ehm, ada seseorang yang datang menghampiriku. T : Siapa jang datang menghampirimu? J : Seorang laki-laki. Rambutnya pirang dan berjambul Dia adalah Daniello. Dia kekasihku. T : .Apa maksud kedatangannya? J : Dia hanya ingin bertemu denganku. Kami bersenda gurau di hamparan rerumputan nan hijau. Dia memberiku bunga-bunga. Aku sangat bahagia. T : Setelah itu, apa jang kamu lakukan? J : Aku pulang ke rumah. Sampai di rumah, ibu memarahiku. Ibuku dalam kehidupan ini adalah ibuku dalam kehidupan yang sekarang. T : Mengapa ibumu memarahimu? J : Dia tidak menyetujui hubunganku dengan Daniello. Katanya, dia bukan laki-laki yang tepat untukku. Daniello tidak memiliki apa-apa. Aku menangis dan berlari ke kamarku. T : Lalu, apa jang kamu lakukan? J : Daniello tahu ibuku tidak menyetujui hubungan kami berdua. Makanya, Daniello berencana mengajakku pergi dari rumah dan tinggal bersamanya. T : Apa kamu menyetujui ajakannya? J : Ya. Daniello memintaku menunggu di gudang. Dia datang dan membawaku pergi. Kami berjalan melewati hutan. Udara malam ini sangat dingin dan aku sangat takut. Rencananya, kami akan menikah dan tinggal di sebuah rumah, jauh dari temp at tinggal ibuku. T : Apa kalian berhasil? J : Kami telah berjalan cukup jauh. Daniello tertidur karena lelah. Aku tidak bisa tidur karena sangat gelisah. Lalu, tiba-tiba datang sekelompok laki-laki menangkap kami. T: Siapa mereka? J : Mereka adalah orang-orang suruhan ibuku. T : Lalu, abajang mereka lakukan pada kalian?

J : Mereka membawa kami kembali ke rumah ibuku. Ibu memarahiku dan Daniello dengan kasar sekali. T : Apa reaksi Daniello? J : Daniello berkata bahwa dia hanya ingin aku bahagia. Tapi, ibuku malah terus memarahinya. Lalu, Daniello pergi. Dia sakit hati pada ibuku. T: Sekarang, kita maju beberapa saat untuk melihat bagaimana kehidupanmu setelah kejadian malam itu. Apa jang terjadi? J : Setelah kejadian malam itu, aku kembali ke kehidupanku bersama ibu. T: Sekarang kita maju ke saat penting di kehidupan Marichka. Apa yang kamu lihat? J : Sekarang sudah larut malam. Daniello yang sedang mabuk memaksa masuk ke rumah kami. Dia membawa pisau. Dia mengancam ibuku... Aku dan ibuku sangat ketakutan! T : Apa yang Daniello lakukan selanjutnya? J : Dia pergi dan aku tidak pernah melihatnya lagi. T: Kita maju beberapa tahun ke depan untuk melihat bagaimana kehidupanmu setelah kepergian Daniello. Apa jang kamu lakukan saat ini? J : Aku memutuskan untuk bekerja di kota. Aku bekerja di sebuah toko roti. Setiap minggu aku pulang ke rumah ibuku. Aku merasa ini adalah caraku bebas dari ibuku. T : Adakah kejadian menarik jang terjadi saat ini? J : Ibuku marah-marah dan mendatangi toko roti tempat aku bekerja. Ibu memaksaku pulang. Alasannya, ibu mendengar perkataanku kepada seorang tetangga bahwa aku merasa senang bisa bebas dari ibuku. Ibuku sakit hati dan marah besar. T: Ada kejadian beating lainnya jang sedang terjadi? J : Ya. Aku berkenalan dengan seorang laki-laki langganan toko roti tempat aku bekerja. Dia seorang pedagang yang sukses. Kami saling menyukai. T: Apakah kamu menceritakan tentang ibumu kepadanya? J : Ya. Ketika hubunganku dengan pedagang itu mulai serius, aku cerita padanya tentang sifat-sifat ibuku. T: Bagaimana reaksinya? J : Betapa membahagiakan, dia tetap memintaku menjadi istrinya, walaupun dia tahu sifat ibuku. Dia datang ke rumah ibuku untuk memohon restu pernikahan kami. T : Tanggaban ibumu terhadap laki-laki ini? J : Ibuku menyukainya dan langsung menyetujui rencana pernikahan kami. T : Apa kemudian kalian menikah? J : Ya, kami menikah dan tinggal di kota. Kehidupan kami sangat bahagia.

T: Sekarang, kita akan maju ke saat terjadinya peristhya penting antara kamu dan ibumu. Apa jang kamu lihat? J : Ibuku sedang sakit. Ibu merasa ajalnya sudah dekat. Ibu meminta maaf padaku karena selalu menyalahkan dan memaksakan kehendaknya padaku. Ibu berbuat seperti itu kepadaku karena ketidakpuasannya terhadap hidupnya sendiri. Ayahku memnggalkannya. dan karena itulah ibu selalu menumpahkan kekesalannya padaku. Ibu memaksakan pada diriku hal-hal yang tidak pernah bisa ibu raih dalam hidupnya. Itu dilakukannya karena ibu ingin kami hidup lebih bahagia. Setelah kami saling memaafkan, ibu meninggaL T: Coba kita ulas kehidupan lalumu sebagai Marichszka dan keterkaitannya dengan kehidupanmu yang sekarang. Apa ada hubungannya? J : Pola yang sama terulang kembali. Hubunganku yang kurang baik dengan ibuku di kehidupanku sebagai Marichzka terulang kembali di kehidupan sekarang. T: Mengapa pola ini terulang kembali dahm kehidupan yang sekarang! J : Karena aku belum melewati pelajarannya. T: Apa pelajaran jang belum kamu lewati di kehidupan lalumu sebagai Marichszka? J : Pelajaran untuk diam dan tidak bereaksi pada saat munculnya kemarahan. T: Bagaimana semestinya sikapmu terhadap ibumu dalam kehidupan lalumu sebagai Marichszka? J : Semestinya, aku lebih mencintainya lagi. Aku seharusnya membuang semua prasangka burukku kepada ibu. Dan, harusnya aku lebih sering menghabiskan waktuku bersamanya. T: Lalu, bagaimana semestinya sikapmu pada ibumu dalam kehidupan jang sekarang! J : Aku seharusnya diam dan tidak bereaksi pada saat ibuku marah. Karena, sebenarnya ibu sedang menumpahkan kekalutan pikirannya sendiri. Semestinya aku menjadi lebih mencintainya karena di balik kemarahannya, ibu hanya ingin lebih bahagia dan hanya cara itulah yang ibu ketahui. T: Dalam kehidupan sekarang apa jang harus kamu ingat dan lakukan ketika ibumu marah? J : Ibu hanya ingin bahagia. Aku bisa memilih untuk lebih mencintai ibuku dan membuatnya bahagia dengan cara diam dan tidak bereaksi. Dengan demikian kemarahannya akan mereda. Regresi ini telah membuat saya mengetahui akar konflik saya dengan ibu. Saya bisa memetik sebuah pelajaran tentang aksi dan reaksi (ingat hukum sebab akibat) yang terjadi dalam setiap kemarahan. Saat ibu marah, saya menyadari itu adalah aksi dari sebuah kemarahan. Dan setiap aksi yang timbul pasti akan tenggelam. Aksi kemarahan ibu pun cepat atau lambat pasti akan tenggelam. Tapi, bila saya bereaksi maka saya akan menimbulkan sebuah aksi baru yang akan memancing sebuah reaksi yang baru pula dari ibu. Bila hal ini diteruskan, siklus kemarahan akan menjadi

sangat panjang. Sekarang, saya menjadi jauh lebih sabar menghadapi sikap-sikap ibu. Setiap kali ibu marah pada saya, saya tidak lagi serta-merta bereaksi seperti dulu sebelum regresi. Saya hanya mengamati kemarahan ibu saya dan bertanya pada diri sendiri, "Apakah kemarahan itu memang karena kesalahanku atau itu hanyalah luapan emosi ibu yang sedang ingin menumpahkan kekalutan pikirannya sendiri?" Saya jadi mampu menahan diri. Dan, semua ini sangat tidak mungkin saya lakukan sebelum saya melihat kehidupan lalu saya bersama ibu. Sebagian besar kemarahan seseorang merupakan luapan kekalutan pikirannya sendiri. Mereka hanya perlu didengarkan dan luapan emosi itu hanya perlu dikeluarkan. Dengan menjadi pendengar yang baik bagi kemarahan seseorang, kita sudah menjadi seorang "terapis" yang menyembuhkan kemarahan orang lain. Dengan menyadari bahwa setiap aksi kemarahan yang muncul pasti akan musnah dengan sendirinya, maka diam dan tidak bereaksi pada saat munculnya kemarahan adalah sebuah sikap yang sangat bijaksana.

"Segala sesuatu pasti akan berlalu. Kemarahan pun akan berlalu. Diam dan jangan bereaksi."

"Saya menemukan bahwa melakukan yang terbaik bagi diri kita---melakukan sesuatu untuk sebuah tujuan yang baik---sudah bisa menjadikan kita sebagai seorang anak yang berbakti."

bab 3 Belajar dari Kehidupan Thunderbolt Dimasa kanak-kanak, saya sangat dekat dengan ayah. Bagi saya, ayah adalah orang yang hebat dan serba bisa. Bila saya mempunyai pertanyaan-pertanyaan dia pasti mempunyai jawaban-jawaban yang bagus. Ayah selalu siap membantu saya setiap saat. Ayah pula yang memasangkan komputer pertama saya, dan dia selalu siap menjemput saya di mana saja bila saya memintanya. Bagi saya, dia memang seorang ayah yang sangat bertanggung jawab. Dia biayai apa pun kursus yang saya mau. Dia juga selalu memperhatikan kebutuhan sehari-hari saya. Bahkan, ayah jugalah yang biasanya memasakkan bubur untuk saya saat saya sedang sakit. Waktu itu, saya melihatnya sebagai ayah yang super hebat. Beranjak dewasa dan mulai memasuki bangku kuliah, saya mengikuti berbagai seminar serta memulai usaha pertama saya. Awalnya, saya sering mendiskusikan hal-hal yang saya dapatkan dari berbagai seminar itu dengan ayah. Tapi, semakin saya membahasnya, semakin saya sadari bahwa respon ayah cenderung menolak hal-hal baru. Ayah berpendapat bahwa gagasan-gagasan yang saya dapat dari seminar itu sulit diterapkan. Sementara soal usaha yang saya rintis, ayah suka berkomentar bahwa usaha tersebut tidak akan menguntungkan. Menurut ayah, saya tidak mungkin bisa berhasil melalui bisnis itu. Saya merasa, semakin banyak pertanyaan saya yang tidak bisa lagi dijawab oleh ayah. Tidak ada lagi jawaban-jawaban yang bagus seperti waktu saya bertanya pada ayah di masa kanak-kanak saya. Akhirnya, saya pun tidak bisa lagi berdiskusi dengannya karena pemikiran kami sudah banyak perbedaannya. Perubahan dan ketidakcocokkan itu sungguh mengganggu pikiran saya. Sekarang, saya tidak lagi menganggap ayah sebagai ayah yang super hebat yang dulu selalu saya kagumi. Sebaliknya, ayah pun merasa bahwa saya sudah tidak mau dekat lagi dengannya. Walaupun ada perasaan-perasaan semacam itu, dia masihlah seorang ayah yang sangat baik bagi saya. Ayah selalu siap menopang hidup saya bila saya membutuhkannya. Saya tetap merasa memiliki ayah yang sangat perhatian kepada saya. Buktinya, setiap saat ayah masih selalu ingat dan menanyakan apakah saya sudah makan. Akhirnya, saya meregresi diri saya untuk mencari tahu pelajaran dari kecenderungan di atas serta apa solusinya. Saya ingin tahu, apa saja yang harus saya lakukan supaya saya bisa menjadi anak yang baik bagi ayah saya, sekaligus dapat merasakan kedekatan sebagaimana yang saya rasakan di masa kanak-kanak saya. Dan, regresi itu mengantar saya masuk ke salah satu kehidupan lalu di mana saya hidup bersama dengan ayah saya. T : Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang berdiri di sebuah puncak bukit bersama kakekku. Pemandangannya begitu indah. Dataran hijau dan bukit-bukit batu terlihat sepanjang mata memandang.

T : Kamu seorang laki-laki atau perempuan? J : Aku seorang anak laki-laki Indian. T: Siapa namamu? J : Thunderbolt. T: Saya ingin kamu melihat sekelikngmu untuk mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini. Apa yang kamu lihat? J : Aku melihat sekelompok laki-laki Indian yang berkuda sedang mendatangi aku dan kakekku. Mereka adalah para Prajurit Angin. Tugas mereka menjaga desa kami dari serangan desa lain. Kakek mendidikku agar aku siap menjadi Prajurit Angin T: Saya ingin kamu maju ke beberapa tahun ke depart untuk melihat kejadian tenting dabm kehidupan Thunderbolt Berapa usiamu sekarang! J : Aku berusia lima belas tahun. T: Adakah perbedaan jang terjadi pada dirimu sekarang dibandingkan beberapa tahun jang lalu? J : Ya. Aku telah tumbuh menjadi seorang laki-laki tampan berbadan tegap dan atletis. Aku bisa merasakan banyak perempuan di desaku yang mengagumi aku. T: Adakah hal tenting jang terjadi pada hidupmu saat ini? J : Saat ini desa kami sedang diteror oleh sekelompok pasukan berkuda. Wajah mereka dicat putih dengan lukisan hitam. Mereka menantang pasukan kami untuk bertemu dengan mereka. T: Kita akan maju ke beberapa saat ke depan untuk melihat apa jang terjadi selanjutnya. Apa jang kamu lihat? J : Kakekku meninggal Sebelum meninggal, dia berpesan padaku untuk menjaga desa kami. Akhirnya, aku memutuskan memimpin para Prajurit Angin untuk bertemu dengan Pasukan Wajah Putih. T : Apakah kalian berperang? J : Tidak. Mereka menyatakan tidak ingin berperang. Mereka hanya minta diberi setengah dari wilayah makanan kami karena penduduk mereka kekurangan makanan. Aku menyetujuinya. T: Sekarang, kita maju ke kehidupanmu saat kamu. Thunderbolt, bertemu dengan ayah kamu di kehidupan sekarang. Kamu sedang berada di mana? J : Di sebuah gua. Aku sedang membawa kudaku untuk minum. T : Apa kamu bisa menemukan ayahmu?

J : Ya. Aku bertemu dengan laki-laki Indian yang gemuk. Dia adalah anggota pengumpul makanan desa kami. Dia bercerita bahwa dia ingin menjadi Pasukan Angin seperti diriku. Tapi, tubuhnya terlalu gemuk dan dia tidak tahan sakit. Dia adalah ayahku di kehidupan sekarang. (Catatan: ayah saya di kehidupan sekarangjuga bertubuh gemuk). T: Kita akan maju ke saat penting jang sedang teijadi antara kamu dan ayahmu pada kehidupan Thunderbolt Apa jang teijadi? J : Desa kami diserang oleh Pasukan Wajah Putih. Mereka ingin menguasai kami. Aku dan Indian gemuk diutus untuk mengirimkan peringatan ke desa tetangga. T: Peringatan apa? J : Memperingatkan desa tetangga tentang kejadian di desa kami. Desa kami yang telah tertipu oleh rencana licik Pasukan Wajah Putih. T: Mengapa Indian gemuk jang diutus untuk menemanimu? J : Karena dia adalah grup pengumpul makanan. Indian gemuk diutus ikut bersama aku untuk menjamin persediaan makananku dalam perjalanan ke desa tetangga. T: Apakah kalian berhasil menyelesaikan perjalanan ini? J : Ya. Setelah melakukan perjalanan panjang melewati gua bawah tanah, akhirnya aku dan Indian gemuk sampai ke desa tujuan. Aku diberi penghargaan dan kehormatan untuk tinggal di desa ini. Aku juga menikahi putri kepala desa. T: Sekarang kita maju ke saat pencapaian terbesar dalam hidupmu sebagai Thunderbolt Apa jang kamu lihat? J : Aku diangkat menjadi kepala desa dan memimpin dengan memegang prinsip ksatria dan keadilan. T : Apa jang teijadi dengan Indian gemuk ini? J : Indian gemuk temanku meninggal karena demam dan luka di perutnya. Dia berkata, bila ada kesempatan lagi dia ingin ikut perjalananku lagi. Dia akan menjadi penyedia makananku seperti dulu, dan bersama-sama melakukan perjalanan untuk belajar menjadi Ksatria Angin. T: Kita maju ke saat-saat terakhir hidupmu sebagai Thunderbolt Bagaimana kematianmu? J : Aku meninggal di usia tua didampingi tiga istriku dan anak-anakku. T: Sekarang kita akan membahas keterkaitan kehidupan Thunderbolt serta hubunganmu dengan ayahmu di kehidupan sekarang. Sebagai Thunderbolt, pelajaran apa jang kamu dapat saat menjalani hidup bersama Indian gemuk? J : Aku harus menghargai setiap peran yang dijalankan orang lain dalam kehidupanku. Sekecil apa pun peran orang lain dalam hidupku, mereka telah melakukan yang terbaik yang mereka bisa, untuk menopang dan membantuku supaya aku bisa mencapai tujuanku. Seperti dalam kehidupan Thunderbolt, Indian gemuk berperan sebagai penyedia makanan

dalam perjalananku menuju desa tetangga. Tanpa perannya, aku tidak mungkin berhasil menyelesaikan perjalanan itu. T: Apakah kamu berhasil mendapatkan pelajaran dari kehidupanmu sebagai Thunderbolt? J : Ya. Aku telah menghargai peran Indian gemuk itu dengan melakukan yang terbaik dan menyelesaikan perjalanan itu dengan berhasiL T: Dari pelajaran itu, bagaimana seharusnya kamu menghargai peran yang dijahnkan orang lain untukmu? J : Dengan melakukan yang terbaik dan mencapai tujuan dengan bahagia. Tiada cara yang lebih baik untuk menghargai dan berterima kasih atas peran dan bantuan orang lain dalam hidup kita, selain dengan melakukan yang terbaik dan mencapai tujuan kita dengan bahagia. T: Selanjutnya, apa relevansi kehidupan lalumu sebagai Thunderbolt dengan hubunganmu dengan ayahmu dalam kehidupan sekarang? J : Aku memilih lahir menjadi anak ayahku karena aku tahu dia akan menjadi seorang ayah yang terbaik bagiku. Seorang ayah yang akan melakukan yang terbaik semampu dia untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Semua dia lakukan supaya aku dapat fokus pada tujuan hidupku---seperti perannya sebagai Indian gemuk yang memenuhi kebutuhan makananku---sehingga aku bisa fokus dalam mencari jalan yang tepat serta menyelesaikan perjalanan itu. T: Lalu, pelajaran apa jang bisa kamu ambil dari kehidupan lalumu sebagai Thunderbolt jang bisa membantu hubunganmu dengan ayahmu? J : Aku harus bisa menghargai peran ayahku. Walaupun aku menginginkan dia jadi sempurna sehingga bisa menjadi teman diskusiku, sesungguhnya, dia sudah sangat sempurna. Karena, dia telah memberikan yang terbaik yang dia bisa berikan kepadaku. T: Apa jang seharusnya kamu lakukan untuk menghargai dan berterima kasih atas peran ayahmu di kehidupan sekarang? J : Dengan melakukan yang terbaik dan mencapai tujuanku dengan bahagia. T: Apakah dengan melakukan jang terbaik dan mencapai tujuanmu dengan bahagia akan menjadikanmu seorang anak jang baik bagi ayahmu? J : Setiap orang sedang menunggu kita untuk mencapai keberhasilan yang gemilang. Mereka akan memberikan yang terbaik bila kita melakukan yang terbaik. Ayahku terus memberi padaku sambil menunggu dan berharap aku akan melakukan yang terbaik dalam hidupku. Saat aku telah melakukan yang terbaik dan mencapai tujuanku dengan bahagia, aku adalah anak yang terbaik bagi ayahku. Karena, ayah tahu bahwa dia telah memberikan yang terbaik kepada anaknya, yang telah berhasil melakukan hal terbaik dalam hidupnya. Setelah regresi ini, saya menjadi jauh lebih menghargai dan menghormati ayah saya.

Perbedaan-perbedaan pendapat dan ketidakcocokkan kami menjadi terlihat sangat kecil dibandingkan dengan perannya yang luar biasa bagi hidup saya. Regresi ini seolah menghadapkan saya kepada sisi lain dari sebuah pemahaman. Regresi ini bisa membuat saya berdiri dan melihat lebih luas, bukan lagi melihat dan menilai ayah saya dari sisi egoisme seorang anak. Dan entah mengapa, saya menjadi lebih berterima kasih atas perhatian dan bantuan ayah kepada saya, walaupun mungkin itu cuma berupa nasihat untuk minum air putih lebih banyak supaya tidak panas dalam. Sungguh, saya menjadi penuh dengan kesadaran baru, dan mampu melihat betapa luar biasanya ketulusan ayah saya dalam menyayangi saya. Dan, itu merupakan suatu hal yang tidak pernah terlihat oleh saya sebelum regresi ini. Regresi ini membuat saya menemukan sebuah pemahaman tentang definisi bakti seorang anak kepada orangtua. Saya selalu menganggap bahwa pencapaian terbesar saya sebagai seorang anak akan terwujud manakala saya telah berbakti dan membuat bahagia orangtua saya. Hal itulah yang membuat saya terus bertanya; "Bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti kepada orangtua?"; "Bagaimana cara saya membalas kebaikan mereka?" Dari regresi ini saya menemukan bahwa melakukan yang terbaik bagi diri kita--melakukan sesuatu untuk sebuah tujuan yang baik---sudah bisa menjadikan kita sebagai seorang anak yang berbakti. Bukan hanya berbakti kepada orangtua5 tetapi juga berbakti kepada bangsa, negara, dan bahkan seisi dunia.

"Lakukan yang terbaik. untuk sebuah tujuan yang baik. Maka orang lain akan memberikan yang terbaik untuk tujuanjang baik itu. karena getaran kebaikan menjebar dari hati ke hati."

"Setiap pikiran, ucapan, dan perbuatan kita berkemampuan untuk menyakiti atau menyembuhkan orang lain."

bab 4 Annette dan Asal Tanda Lahir di Punggung Saya mempunyai tanda lahir di punggung sebelah kanan saya. Tanda lahir itu menyerupai sebuah pulau besar yang berwarna coklat. Ibu saya bercerita, konon tanda lahir itu muncul akibat ibu---sewaktu sedang mengandung saya---menginjak karung goni berwarna coklat. Kata orang-orang tua di daerah ibu berasal, menginjak karung goni pada saat hamil itu pantang sekali. Konon katanya, anak yang dilahirkan nanti pasti akan mendapat cacat berwarna coklat. Sekalipun ada tanda cacat di punggung, ibu saya malah meminta saya supaya tetap bersyukur. Lho, kok? "Masih untung tanda lahir itu ada di punggung kamu, bukannya di muka kamu," kata ibu. Beberapa kali saya ke dokter kulit dan meminta agar tanda lahir itu bisa dihilangkan. Tapi menurut para dokter, tanda lahir itu tidak bisa dihapus. Lagi pula, buat apa dihapus kalau tanda itu tidak mengganggu dan bukan merupakan suatu penyakit. Walau begitu, saya tetap penasaran dengan tanda lahir ini. Mengapa mesti ada tanda lahir? Dari mana asalnya? Setelah saya mempelajari hipnoterapi, terutama metode regresi kehidupan lalu, saya sadar bahwa tidak ada sesuatu pun dalam kehidupan kita yang terjadi secara kebetulan. Pasti terdapat suatu alasan yang menyebabkannya. Saya ingat akan hukum sebab akibat. Berangkat dari rasa penasaran maupun keingintahuan yang mendalam, lalu saya meregresi diri sendiri untuk mencari jawabannya. Hasil perjalanan ke kehidupan lalu saya ternyata sungguh luar biasa! Saya temukan kisah-kisah yang semakin menegaskan keyakinan saya, bahwa tidak ada akibat tanpa sebab. Dan rupanya, inilah penyebab adanya tanda coklat di punggung sebelah kanan saya: T : -Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat beberapa perempuan muda sedang diseret oleh beberapa laki-laki. Para perempuan itu menangis dan berteriak-teriak! Tapi, para laki-laki itu tidak menghiraukannya dan terus menyeret mereka. T : Apa jang sedang kamu lakukan? J : Aku berdiri di dekat dinding sedang menyaksikan perempuan-perempuan malang itu diseret-seret T : Mengapa tubuhmu menjadi tegang? J : Aku tahu nasibku juga akan sama seperti para perempuan muda itu! Tubuhku langsung membeku karena ketakutan. T: Baiklah, lupakan kjadian ini. Kejadian ini sudah berlalu dan kamu akan baik-baik saja. Aku ingin kamu twang dan kita akan melanjutkan regresi ini.

J : Baiklah. T : Apakah kamu tahu siapa nama kamu ? J : Namaku Annette. T : Kamu lahir di mana? J : Di Eropa. Sepertinya di Belanda, tapi aku tidak yakin. T : Bisakah kamu beri tahu tahun berapa? J : Samar-samar... Sepertinya, tahun 1100-an. T: Bagaimana pakaianmu? J : Aku memakai baju terusan dengan rok mengembang selutut. Sepertinya ini bukan pakaian orang kaya. Ini seperti pakaian seorang pelayan. T : Apa jang kamu lakukan sehari-hari? J : Aku bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai minum. T : Coba gambarkan bangunan kedainya? J : Kedai ini terbuat dari kayu. Lantainya juga kayu. Semua meja dan kursi terbuat dari kayu. Di tengah-tengah kedai ada beberapa kayu bulat utuh penopang bangunan. T : Berapa usia kamu? J : Kurang lebih 18 tahun. T: Coba gambarkan bagaimana diri kamu? J : Tubuhku kurus. Kulitku sangat putih dan halus. Gerakanku sangat lembut dan aku sangat pemalu. Pelayan-pelayan lainnya dan juga bosku selalu mengejekku. Kata mereka, aku lebih pantas menjadi putri bangsawan daripada seorang pelayan. Karena, tingkah lakuku yang sangat halus dan tidak seperti pelayan-pelayan lainnya yang bergerak cepat. T : Siapa pengunjung kedai ini? J : Kebanyakan pengunjungnya laki-laki. Mereka datang ke kedai untuk minum-minum dan terkadang bermalam bila mereka datang dari jauh. T : Sekarang kita maju beberapa tahun setelahnya untuk melihat kejadian penting dalam hidup kamu sebagai pelayan kedai. Berapa usia kamu sekarang? J : Sekarang usiaku 20 tahun. T : Apakah kamu masih bekerja sebagai pelayan di kedai minum? J : Ya. Aku masih bekerja sebagai pelayan di kedai minum yang sama. T : Apajang sedang kamu lakukan? J : Aku sedang membersihkan meja. Aku melihat seorang laki-laki tinggi besar masuk ke dalam kedai. Wajahnya garang sekali dan sangat tidak menyenangkan. Rambutnya yang

panjang sebahu dibiarkan terurai berantakan. Di belakangnya ada beberapa laki-laki pengikutnya. T : Apa jang dia lakukan? J : Dia masuk ke kedai dan langsung bicara dengan bosku. T : Apa hubungan kejadian ini dengan dirimu? J : Di sela-sela pembicaraan, mereka menunjuk-nunjuk diriku. T : Mengapa tubuhmu menjadi tegang? J : Saatku telah tiba... Aku sangat takut! Terbayang kembali wajah teman-temanku yang menangis dan berteriak-teriak dua tahun lalu. T: Tenangkan dirimu. Kejadian ini sudah lewat, kamu akan baik-baik saja. Apa maksudnya saatmu tehh tiba? J : Apabila saatnya tiba, para pelayan di kedai ini akan dijual menjadi pelacur di rumah bordil milik laki-laki tinggi besar itu. Kami semua tahu bila kami dijual menjadi pelacur maka kami akan diperlakukan melebihi seorang budak. Para perempuan pelacur dikurung di rumah bordil dan harus melayani laki-laki haus perempuan, tanpa mengenai istirahat. Untuk memuaskan laki-laki hidung belang itu, tak jarang perempuan-perempuan pelacur diikat dan disiksa. Mereka tidak boleh keluar dari rumah bordil Jika ada yang melarikan diri, mereka pasti akan disiksa melebihi para tahanan. T : Sekarang apa jang sedang terjadi padamu? J : Aku dibawa ke rumah bordil milik laki-laki tinggi besar itu. Aku sudah tiba di kamar. Aku melawan sejumlah laki-laki yang menyeretku. Aku menendang, menggigit, berteriak, dan melakukan apa saja supaya aku dilepaskan. Laki-laki tinggi besar itu datang dan marah-marah melihat sikapku. Kemudian dia menyuruh anak buahnya menjatuhkan aku ke lantai dengan posisi telungkup. Tangan dan kakiku dipegangi erat-erat. Bagian belakang bajuku dirobek dengan sangat kasar! Aku mendengar dia bilang, betapa putih dan halusnya punggungku. Tapi dia juga berkata, bahwa seorang pelacur yang membangkang harus diberi pelajaran yang sangat mengerikan! Sampai-sampai, dia sendiri terlalu ngeri membayangkan hal itu. (Menangis... ) Aku sangat ketakutan...! Aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya padaku. T: Lalu, apa jang terjadi? Saat melihat kejadian selanjutnya, saya ingin kamu hanya sebagai pengamat Kamu tidak akan merasakan rasa sakitnya karena kejadian ini telah kwat J : Laki-laki itu memerintahkan anak buahnya untuk memanaskan setrika arang di perapian. Aku melihat laki-laki itu menggosokkan setrika panas berkali-kali di sebelah kanan punggungku. Panasnya setrika itu merobek kulitku! Sepertinya, perihnya luar biasa! Aku berteriak-teriak dan meronta-ronta kesakitan... Tapi, beberapa laki-laki memegangi tangan dan kakiku dengan sangat kuat. Akhirnya, aku jatuh pingsan...

T: Kita maju beberapa saat untuk melihat apa jang terjadi selanjutnya. Apa jang sedang terjadi sekarang? J : Begitu bangun aku sudah tertelungkup di ranjang. Punggungku terasa sangat nyeri. Aku demam, panas tubuhku sangat tinggi. Aku rasa ini karena luka bakar di punggungku. Aku bisa merasakan cairan yang menetes dari punggungku, jatuh ke ranjang. Aku sangat kehausan... Di meja sebelah kananku ada segelas air, tapi aku tidak bisa meraihnya. Tubuhku terlalu lemah dan sangat sakit untuk bergerak. Pada waktunya makan, seseorang akan melempar baki makanan ke balik pintu kamarku. Tapi, aku tidak bisa bergerak, apa lagi berjalan mengambilnya. T : Apakah kamu bisa sembuh dari luka bakarmu? J : Suatu hari, setelah berhari-hari aku tidak minum dan makan, aku merasakan sakit luar biasa di punggungku. Rasanya seperti ada yang mencabik-cabik seluruh tubuhku. Aku mengepalkan tanganku untuk menahan rasa sakitnya. Pada saat sakitnya tak tertahankan lagi, tiba-tiba aku tidak merasakan sakit itu lagi. T : Apa jang terjadi padamu? J : Aku sudah berada di atas tubuhku. Aku melihat tubuhku di bawah sana dengan luka yang membusuk di punggung sebelah kanan. Aku sudah meninggaL Demi melihat penderitaan maha hebat yang dirasakan Annette dalam kehidupannya sebagai pelayan kedai itu, saya berpikir, pasti semua itu ada sebab-musababnya. Kemudian, saya meregresi diri saya kembali untuk menelusuri mengapa Annette menerima siksaan luar biasa sehingga dia harus mati secara mengenaskan. Inilah hasil regresi di kehidupan lalu Annette sebelumnya. T: Sekarang kita akan masuk ke kehidupan lalu jang menjadi penyebab kamu disiksa dan meninggal akibat luka membusuk di punggungmu. Luka itulah jang sekarang menjadi tanda lahir di punggung sebelah kananmu. Apa jang kamu lihat? J : Aku adalah seorang laki-laki Indian berkulit sawo matang. Aku memakai pakaian Indian dan bertelanjang dada. T: Bisa kamu ceritakan bagaimana kehidupanmu sehari-hari? J : Aku tinggal berkelompok bersama anggota suku yang lain. Jumlah suku kami tidak terlalu banyak. Kami hidup berpindah-pindah dari suatu bukit ke bukit lain. Bila saatnya pindah, kepala suku kami akan mengumumkannya. Dia mengetahui saat kepindahan kami berdasarkan gerakan bintang-bintang di langit. T: Adakah kejadian tenting jang sedang teijadi saat ini? J : Belakangan ini suku kami menjadi resah karena ternak kami sering dicuri oleh seseorang dari suku lain. Suatu siang, ketika aku sedang mengawasi hutan, tiba-tiba aku melihat seorang laki-laki mencoba mencuri ternak kami. Aku mengejarnya masuk ke hutan. Tapi, dia berlari sangat kencang dan aku kehilangan jejaknya. T: Sekarang kita maju ke kjadian penting jang menjadi penyebab kamu disiksa dan

meninggal pada kehidupan Annette, dan bekasnya menjadi tanda lahir di kehidupanmu jang sekarang. Ceritakan apa jang kamu lihat? J : Malam ini aku mendapatkan firasat, bahwa akan ada orang yang mencoba mencuri ternak kami lagi. Aku duduk di samping api unggun untuk berjaga-jaga. Sekarang malam telah larut dan anggota suku kami yang lainnya sudah terlelap. Tiba-tiba aku mendengar suara dari semak-semak di belakangku. Aku segera menghampiri dan aku menangkap seorang laki-laki. Aku mengikat tangannya dan membaringkannya di tan ah. Aku bertanya padanya, tapi ternyata dia bisu! Dia hanya mengeluarkan suara-suara yang tidak dapat aku mengerti. Kemudian, datang sekelompok pasukan pengawas yang sedang bertugas jaga malam. Aku mengatakan pada mereka bahwa aku menangkap laki-laki bisu ini ketika dia sedang mengendap-endap di semak belakang tenda. T : Apa yang teijadi selanjutnya? J : Mereka membawa laki-laki bisu itu dan mengikatnya di tiang kayu pemujaan suku kami. Mereka berkata, dia bisu karena kutukan para leluhur. Para leluhur menaruh kutukan di tenggorokannya. Untuk bisa membuatnya bicara, maka dia harus merasakan sakit yang amat dahsyat, supaya dia bisa berteriak keras dan mengeluarkan kutukan itu dari tenggorokannya. Karena aku yang menangkapnya, maka jiwanya adalah milikku. Dan. aku yang berhak melaksanakan ritual siksaan itu. T : .Apa kamu menjalankan ritual siksaannya? J : Aku sangat takut... Karena, aku belum pernah menyiksa siapa pun sebelumnya. Lalu mereka memberiku kayu dari api unggun yang masih ada baranya dan menyuruhku menusukkan kayu itu di tubuh laki-laki bisu di depanku. Aku ragu-ragu... Tapi, akhirnya aku menyundutkan bara kayu di punggungnya, di sebelah kanan. Aku melakukannya berkali-kali supaya laki-laki bisu itu dap at berteriak keras-keras dan bicara. T : Apakah laki-laki bisu itu bisa bicara? J : Tidak! Tapi, dia malah jatuh pingsan karena merasa sangat kesakitan. T: Selanjutnya, apa jang kamu lakukan pada laki-laki bisu ini? J : Aku ditugaskan untuk menjaganya. Aku tertidur. Laki-laki bisu ltu masih pings an dan terikat di tiang pemujaan. Aku terbangun, sekarang sudah pagi. Aku melihat penjaga suku membawa laki-laki bisu itu. Dia berkata padaku, ada seseorang yang pernah memergoki laki-laki bisu itu mencuri ternak kami. Makanya, dia harus dihukum sesuai perbuatannya. T : Hukuman apa jang didapatkan laki-laki bisu ini? J : Dia digantung di tiang kayu yang tinggi dan dihadapkan ke arah matahari dengan tujuan supaya Dewa Matahari yang akan menghukum dan membakarnya. T : Berapa lama hukuman gantungnya? J : Hanya beberapa hari. Kepala suku kami lalu memerintahkan untuk menurunkan lakilaki bisu itu karena masa hukumannya sudah selesai. T: Apa Jang dilakukan laki-laki bisu ini sitihh dia diturunkan dari tiang gantungan?

Apakah kamu melihatnya? J : Aku melihatnya diturunkan dari tiang gantungan Aku juga bisa melihat luka bakar di punggung sebelah kanannya yang merah membengkak. Dia menatapku dengan tatapan penuh dendam. Sampai-sampai, aku bisa merasakan kebenciannya yang amat sangat kepadaku. Lalu, dia lari ke dalam hutan dan aku tidak pernah melihatnya lagi. T: Sekarang, kita akan mtngulas kidua kihidupan lalumu. Pelajaran apa jang kamu dapatkan dari kihidupanmu ssbagai laki-laki Indian? J : Setiap pikiran, ucapan, dan tindakan yang aku pilih akan melahirkan sebuah kehidupan baru. Tindakan yang aku pilih---yaitu menyiksa Indian bisu itu dengan menyundutkan bar a kayu di punggung sebelah kanannya---telah melahirkan kehidupanku di Belanda sebagai Annette. Dalam kehidupanku sebagai Annette, aku meninggal dengan luka bakar yang membusuk di punggung sebelah kananku. T: Adakah pilihan tindakan yang lebih baik jang bisa kamu lakukan di kehidupan Indian itu? J : Ya. Aku yang menangkap Indian bisu itu, maka jiwanya adalah milikku. Karena jiwa Indian bisu itu adalah milikku, maka aku bisa memilih untuk melepaskannya. T: Mengapa kamu seharusnya mdipaskan Indian bisu itu ? J : Karena, aku tidak melihatnya melakukan pencurian itu. Saat itu, aku hanya menduga dia melakukan tindakan pencurian. T: "Pelajaran apa jang kamu dapatkan bila kamu melepaskan Indian bisu itu? J : Dalam setiap situasi selalu tersedia kehendak bebas untuk berpikir, berkata-kata, dan bertindak. Maka, pilihlah pikiran, ucapan, dan perbuatan yang bisa membuat diri kita dan orang lain berbahagia. Pilihlah pikiran, kata-kata, dan perbuatan yang setelah kita lakukan akan membuat kita dan orang lain menjadi tersenyum bahagia. Karena, itu merupakan pilihan untuk bahagia. T: Bukankah tindakanmu kepada Indian bisu itu telah berbuah dalam kehidupan Annette yang sangat mengenaskan? Mengapa di kehidupan sekarang kamu masih memiliki tanda lahir di punggung sebelah kanan? J : Luka di hati seseorang sangat sulit dihapuskan. Kebencian luar biasa Indian bisu itu--yang disebabkan oleh sakit hati yang begitu dahsyat akibat perbuatanku padanya---telah menorehkan luka yang sangat sulit dihapuskan. Akibatnya, luka itu masih terus kubawa sampai di kehidupan yang sekarang dan menjadi tanda lahir di punggungku sebelah kanan. T: Pelajaran apa yang bisa kamu ambil dari kehidupanmu sebagai laki-laki Indian untuk kehidupan sekarang? J : Aku bisa memilih untuk menggunakan pikiran, ucapan, atau perbuatanku untuk menyakiti orang lain, yang pada akhirnya akan menyakiti diriku sendiri. Atau, aku bisa memilih untuk menjadi seorang penyembuh bagi luka orang lain melalui pikiran, ucapan,

dan perbuatan yang kulakukan. Hasil regresi ke kehidupan lalu saya sebagai Annette maupun laki-laki Indian itu telah menjawab teka-teki asal tanda lahir di punggung saya. Kisah di kehidupan lalu tersebut juga mendatangkan kesadaran luar biasa dalam diri saya. Luar biasa dampak dari pikiran, ucapan, dan perbuatan yang kita lakukan. Setiap pikiran, ucapan, dan perbuatan kita berkemampuan untuk menyakiti atau menyembuhkan orang lain. Pikiran, ucapan, dan tindakan yang kita lakukan juga akan melahirkan sebuah kehidupan baru yang akan terjadi di masa kini atau dalam kehidupan mendatang. Yang luar biasa, dari semua pikiran, ucapan, dan perbuatan kita setiap detiknya, akan melahirkan akibat baru yang sesuai dengan sebabnya. Pernahkah kita memeriksa, mana yang lebih banyak kita munculkan dalam setiap menit, setiap jam, setiap hari, bahkan sepanjang hidup kita? Dan, pernahkah kita menyadari akibat apa yang akan kita terima dari semua yang telah kita lakukan itu? Tapi, berita baiknya adalah bahwa dalam setiap situasi yang kita hadapi selalu tersedia kehendak bebas bagi kita untuk berpikir, berucap, dan bertindak. Kita selalu bisa memilih pikiran, ucapan, dan perbuatan yang bisa membuat diri kita dan orang lain bahagia. Walaupun saya tahu betul betapa sulitnya melakukan semua itu---karena sungguh sulit mengendalikan pikiran, ucapan, dan tindakan kita---tapi hidup selalu memberikan kesempatan pada kita setiap saatnya untuk bisa memilih. Mau membuat diri kita dan orang lain bahagia atau bahkan sebaliknya. Dan, bila kita tidak memulainya sekarang, kapan lagi waktu yang lebih tepat untuk memulainya? Apa pun pikiran, ucapan, dan perbuatan yang kita lakukan, baik atau buruk, seperti itu pulalah kehidupan baru yang kita ciptakan.

"Ucapan. perbuatan. dan pikiran kita bisa memberi kesembuhan bagi orang lain dan bagi diri .kita sendiri. Maukah Anda melakukannja?"

bab 5 Bersahabat untuk Saling Menguatkan Persahabatan memang tidak pernah bisa diduga dari mana muasal dan akhirnya. Sejak kecil saya selalu mempunyai sahabat-sahabat yang sangat dekat dengan saya dan kami selalu bersama. Saya hampir berpikir, nantinya kami pasti akan hidup bertetangga dan bersama sampai tua. Tapi seiring berjalannya waktu, terutama pada saat-saat kami harus mengurus masa depan masing-masing, kami menjadi terlalu sibuk dengan diri kami sendiri. Kami semua mengejar pencapaian-pencapaian untuk menunjukkan jati diri masing-masing. Kami menjadi terpisah dan jauh. Pemikiran-pemikiran kami juga berubah dan tiba-tiba kami tidak lagi merasa nyaman untuk bersama. Terus terang, perjalanan mencapai masa depan yang diimpikan sangatlah tidak mudah. Banyak sekali tantangan dan hambatanyang membuat kita harus memaksakan diri supaya bisa melewatinya. Tapi, justru pada saat-saat sulit seperti itulah saya dan Gunawan, kekasih saya saat ini, menemukan dua orang sahabat dekat: Alex dan Joni,yang menemani kami berdua dalam perjalanan hidup ini. Entah mengapa kami berempat merasa sangat nyaman untuk selalu bersama. Rasanya seperti bertemu kembali dengan kawan lama yang telah telah terpisah sangat lama. Walaupun pada awalnya banyak perbedaan dan ketidak-cocokkan di antara kami, tapi kami selalu terdorong untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, dan kami tetap berusaha menjalin persahabatan yang lebih dekat lagi. Berkali-kali kami berempat terpisah, baik dalam jarak dan waktu. Tapi, berkali-kali pula kami bertemu lagi dan menjadi sahabat-sahabat yang lebih memahami. Kami berempat sering berbeda pendapat dan marah satu sama lainnya. Tapi, selalu saja ada dorongan kuat di antara kami untuk saling meminta maaf dan kemudian bersahabat kembali. Apa pun ketidakcocokkan, kemarahan, dan perpisahanyang terjadi di antara kami, akhirnya kami selalu dipertemukan kembali untuk menjadi sahabat-sahabatyang sesungguhnya. Kami seperti "ditarik" kembali untuk menjalin persahabatan yang lebih baik lagi dibanding sebelumnya. Nilai-nilai persahabatan memang begitu penting dalam hidup saya. Dan, karakteristik persahabatan kami berempat yang begitu erat menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih dalam di benak saya. Mengapa persahabatan kami bisa begitu akrab? Sungguhpun kami sering pula berselisih, mengapa kami merasa seperti disatukan kembali? Untuk menjawab pertanyaanpertanyaan itu, saya meregresi diri saya untuk melihat kehidupan lalu kami berempat. T : Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat beberapa bocah laki-laki sedang bermain bola. T : Bisakah kamu melihat dirimu sendiri? J : Ya. Aku adalah bocah laki-laki berumur kira-kira sepuluh tahun. Badanku kurus dan

berkulit sawo matang. T: Apakah kamu bisa melihat Gunawan, Joni, dan Alex di kehidupan ini? J : Ya. Aku melihat Gunawan, Joni, dan Alex. Kami semua sedang asyik bermain sepak bola dengan bertelanjang dada. T : Di negara manakah kalian berada? J : Thailand. T : Ceritakan keadaan di sekitarmu? J : Ya. Desa kami adalah sebuah desa keciL Tanah di desa kami berwarna merah dengan rumah-rumah kayu yang sederhana. Di tengah lapangan desa terdapat talang air penadah hujan yang terbuat dari kayu. T : Sekarang, apa yang kamu lihat? J : Aku melihat Joni sedang duduk menyendiri. Dia memang suka murung. T : Mengapa dia suka murung? J : Dia begitu karena orangtuanya sering bertengkar. Ayahnya pemarah dan bila sedang marah selalu mengancam ibunya dengan golok. T: Sekarang kita akan maju ke saat tiijadinya peristiwa penting di antara kalian berempat Kamu sekarang umur berapa? J : Dua belas tahun. T : Apa jang kamu lihat? J : Kami berempat sedang bersepeda ke desa tetangga. T : Kalian mau pergi ke mana dan untuk apa? J : Kami ingin menyaksikan teman kami yang ditahbiskan menjadi biku. Kami pergi ke sebuah tempat di hutan. Di sana ada bangunan kayu kecil yang ada altarnya. T: Kita maju ke saat kalian berempat sudah dewasa untuk mengetahui pekerjaan kalian. Apa pekerjaan kalian berempat? J : Aku dan Gunawan meneruskan sekolah supaya bisa bekerja di pemerintahan. Joni menjadi tukang jahit. Alex menjadi pedagang barang-barang kebutuhan sehari-hari. T: Apakah ada kejadian penting jang sidang terjadi saat ini? J : Ya. Joni depresi karena usaha jahitnya hampir bangkrut. Aku, Gunawan, dan Alex membennya modal untuk membangun usahanya kembali. Harapan kami, Joni akan sembuh dari depresinya. T: Apakah cara itu mmbuat Joni sembuh dari depresinya? J : Ternyata membennya uang bukan cara yang tepat untuk membantunya. Joni akan selalu depresi bila ada masalah lainyang muncul dalam hidupnya. Sepertinya dia tidak bisa

hidup bahagia. (Di kihidupan sekarang bila ada masalah muncul dalam hidup Joni, dia akan menyendiri dan minutup diri terhadap orang lain. Dia akan menjadi pemurung dan merasa selalu tertekan). T: Lalu, apakah kamu tahu cara jang paling tepat untuk mimbantunja? J : Persahabatan. Dengan hadir sebagai sahabat-sahabatnya dan menyertainya melewati tekanan-tekanan mental dalam hidupnya. Dengan cara demikian, Joni akan merasa aman dan tenang karena dia tahu ada sahabat-sahabat terbaik yang menemaninya dalam menghadapi tekanan-tekanan hidup. Dia akan menghadapi semua tekanan itu dengan berani bila kami bertiga berada di dekatnya. Dia membutuhkan kehadiran sahabatsahabat baiknya untuk membuatnya menjadi kuat dan bahagia. Pada saat menelusuri kehidupan lalu tersebut, tiba-tiba saya masuk ke kehidupan lalu yang lain. Sebuah masa kehidupan yang berbeda telah saya masuki. Saya melihat diri saya, Gunawan, Joni, dan Alex sedang berada di pesisir sebuah pantai. Kami sedang membuat jaring ikan bersama-sama. Kami berempat terlihat sangat kompak dan bahagia. T : Di negara manakah kalian berada? J : Di Thailand, di desa nelayan. T: Adakah kejadian penting yang sedang terjadi saat ini? J : Ya. Joni ditunjuk untuk bertugas sebagai pengumpul ikan oleh warga desa kami. Ikanikan hasil tangkapan warga desa kami selalu dikumpulkan di sebuah perahu besaryang menyerupai gudang penyimpanan. Joni bertugas mengelolanya dan mencarikan pembeli. T: Kamu terlihat resah. Apa ada yang mengganggu kamu? J : Ya. Kami bertiga berkali-kali menasihati Joni untuk berhati-hati. Sebab, tugasnya menyangkut kepentingan warga desa. Tapi, Joni menganggap remeh nasihat kami dan berkata bahwa dia sangat mengetahui apa yang dia lakukan. T : Apa yang Joni lakukan? J : Dia menjual semua ikan warga desa ke seorang pembeli. Orang itu berjanji akan membayar pada pengangkutan ikan terakhir. Tapi nyatanya, sekarang sudah berhari-hari tapi tidak terdengar kabar darinya. T: Apakah orang tersebut sudah mengangkut semua ikan warga desa? J : Hampir semua. Hanya sisa sedikit untuk pengangkutan terakhir. T : Lalu, bagaimana keadaan Joni sekarang? J : Joni sekarang sedang panik dan tertekan. Ada seorang warga desa memanggil kami. Dia menyuruh kami bergegas ke rumah Joni. T: Ada apa? J : Kami sampai di rumah Joni. Joni sedang terbaring di dipannya. Napasnya putus-putus. Dia baru saja meminum racun. Dia berpesan kepada kami bertiga, bahwa apabila ada

kesempatan lagi dia ingin kami melarangnya melakukan hal-hal bodoh yang bisa mencelakai dirinya sendiri. Lalu, dia menghembuskan napas terakhir. T: Apa yang kalian bertiga lakukan setelah kematian Joni? J : Kami bertiga bekerja sama mengumpulkan modal untuk membeli sebuah kapal ikan. Kami bekerja untuk menangkap ikan bersama-sama dan hasilnya selalu dibagi tiga. T: Apa tujuan kalian berempat lahir kembali bersama di kehidupan sekarang? J : Untuk menjadi sahabat. Supaya kami menjadi sahabat-sahabatyang saling menguatkan dalam kehidupan sekarang. Karena rintangan-rintangan dan hambatan-hambatan hidup sangatlah tidak mudah untuk dilewati sendiri. Maka dari itulah, kami membutuhkan para sahabatyang saling menguatkan untuk melewati semua itu. Kami berempat memilih lahir menjadi para sahabat yang bisa membuat kami tegar menghadapi berbagai kesulitan. Karena, kami tahu bahwa kami mempunyai sahabat-sahabat terbaik dalam hidup kami. Dari regresi ini saya menjadi sangat sadar bahwa sungguh penting bagi kita untuk memiliki sahabat-sahabat yang baik. Seorang sahabat yang baik mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahan kita. Dia bisa memberikan nasihat dan petunjuk, atau melarang kita melakukan hal-halyang tidak baik. Bergaul dengan sahabatyang baik bagaikan menemukan harta karun di dunia ini. Seorang sahabat menawarkan dirinya untuk membantu temannya yang sedang dirundung kesulitan. Seorang sahabat sejati pastilah bersedia mendampingi kita, memberi kekuatan, dan inspirasi untuk melewati semua rintangan itu karena dia tahu rintangan-rintangan hidup sungguh-sungguh tidak mudah dilewati sendirian.

"Hanya dengan hadir menjadi seorang sahabat baiknja. kita telah membuat orang lain menjadi kuat dan tegar."

"Regresi mengajarkan kepada saya untuk selalu memberi kebaikan, karena dengan demikian, kebaikan pulalah yang akan saya dapatkan."

bab 6 Pembunuh Itu Sahabatku Sendiri! Dalam bab sebelumnya sudah saya singgung, saya dan Gunawan kekasih saya, memiliki seorang sahabat baik bernama Alex. Bersama dia kami sering mendiskusikan banyak hal, bertukar pikiran, membuat rencana masa depan yang lebih baik lagi, dan membicarakan hal-hal yang membuat kami lebih bertumbuh dan saling mengilhami. Persahabatan yang kami jalin sungguh-sungguh saling menguatkan kami. Kami bangga dengan persahabatan ini. Walau begitu, persahabatan kami tidak datang dengan begitu saja. Kami pun harus mengawalinya dengan proses penjajakan yang bisa dibilang tidaklah mudah. Berbagai kesalahan persepsi dan prasangka muncul pada awalnya. Alex menganggap saya dan Gunawan tidak sepenuhnya berbagi pengetahuan kami dengannya. Saya dan Gunawan memang partner yang sangat kompak. Bukan hanya dalam hubungan sebagai sepasang kekasih, namun kami juga merup akan partner yang serasi dalam membuat rencanarencana masa depan kami.  Bagi saya, Gunawan adalah seorang pemimpi dan pemikir yang hebat. Dia yang membuat rencana-rencana untuk mimpi kami, yaitu mencapai kebebasan finansial (financial-freedom ). Dalam hal inilah Alex berpersepsi bahwa kami tidak sepenuhnya berbagi pengetahuan kepadanya. Sedangkan saya dan Gunawan beranggapan, Alex datang kepada kami hanya pada saat dia sedang membutuhkan solusi. Setelah dia mendapatkan apa yang diinginkan, dia akan meninggalkan kami begitu saja. Ada hal lain yang juga sangat mengganggu saya. Entah mengapa saya merasa sangat tidak nyaman bila sedang berdua saja bersama Alex, tanpa ada Gunawan. Saya merasa kaku dan selalu ingin menjaga jarak saat bersama Alex. Dari cara bicara saya pun terlihat sekali bahwa saya merasa canggung dan tidak nyaman sekali. Baru setelah Gunawan bergabung bersama kami, saya bisa merasa nyaman bercakap-cakap dengan Alex. Kehadiran Gunawan di antara saya dan Alex membuat saya merasa aman dan terlindungi. Karena itulah saya merasa tidak perlu lagi menjaga jarak untuk melindungi diri saya. Perasaan terhadap Alex ini terasa sangat aneh bagi saya. Saya tidak tahu mengapa saya sampai merasakan hal yang demikian itu. Padahal, Alex tidak pernah menyakiti saya. Malah sebagai seorang sahabat, dia itu sungguh sangat baik kepada saya. Maka, ketika suatu hari saya ceritakan perasaan saya pada Alex, ternyata dia pun merasakan hal yang serupa. Rupanya, Alex juga merasa canggung dan tidak nyaman bila bersama saya. Aneh sekali! Setelah berdiskusi, muncul gagas an supaya saya meregresi diri saya ke kehidupan terakhir kami bertiga. Regresi ini dilakukan untuk mencari tahu apa yang pernah terjadi di kehidupan lalu dan mengapa kami sampai dipertemukan kembali sebagai sahabat dalam kehidupan sekarang. T : Apa yang kamu lihat?

J : Ada tiga orang anak laki-laki yang berusia sekitar enam tahunan sedang berenang di pantai. T : Bisakah kamu mengenali siapa mereka? J : Ya. Itu adalah aku, Alex, dan Gunawan. T : Sekarang apa yang kamu lihat? J : Ada seorang perempuan datang. Dia adalah ibu Alex. Dia marah dan langsung memukul Alex. Dia juga memarahi aku dan Gunawan karena mengajak Alex bermain di pantai. T : Di negara manakah kalian sekarang? J : Di Thailand. Persisnya pantai Pattaya. T: Siapakah namamu, Alex, dan Gunawan di kehidupan ini? J : Apakah itu penting? T: Baiklah, jika kamu trnrasa itu tidak penting. Tahun berapakah ini? J : Aku tidak tahu pasti... Tapi, sepertinya sekitar tahun 1900-an. T: Kita kembali ke saat Alex dimarahi ibunya. Mengapa ibu Alex memarahinya? J : Aku dan Gunawan menghampiri rumah Alex dan mengintip dari jendelanya. Aku melihat Alex sedang menyuapi ayahnya yang sedang terbaring sakit. Alex dimarahi ibunya karena bermain terlalu lama dan lupa menyuapi ayahnya makan siang. T: Mengapa bukan ibunya sendiri yang melakukannya? J : Ibu Alex harus bekerja menjala ikan karena ayah Alex sering sakit-sakitan. T: Sekarang, kita maju ke saat kalian beranjak remaja. Apa yang kamu lihat? J : Aku dan Alex sedang merajut jala untuk menangkap ikan. Aku dan Alex sudah menjadi seorang nelayan. T : Di manakah Gunawan? J : Gunawan tinggal di wihara. Dia menjadi calon biku dan tinggal di sana untuk belajar. T : Mengapa Gunawan memilih menjadi biku? J : Dia bilang itu sudah menjadi pilihannya. Dengan menjadi biku dia merasakan ketenangan dan dia bisa belajar menjadi lebih bijaksana. (Dikehidupan ini, Gunawan se/alu merasa tersentuh dan ingin menangis setiap kali melihat biku yang memakai jubah Thailand). T: Kita maju beberapa tahun untuk melihat kejadian penting di kehidupan kalian di Pattaya. Apa yang sedang teijadi? J : Gunawan mendatangiku ke pantai di saat aku sedang memperbaiki jalaku. Dia sudah menjadi biku.

T : Untuk apa dia mendatangimu? J : Dia mengajak aku supaya menjadi biku seperti dia. Dia sering mendatangiku dan mendesakku supaya berhenti jadi nelayan dan ikut bersamanya jadi biku. T : Apakah kamu menyetujui ajakannya? J : Tidak pernah! Walaupun, dalam hatiku ada pula keinginan untuk menjadi seorang biku. Tapi, saat ini hidupku sedang bahagia. Setiap hari aku mendapat tangkapan lkan yang banyak. Orang-orang di desaku banyak yang memujiku dan mengatakan aku ini hebat. T: Apakah Gunawan juga mengajak Alex untuk menjadi biku? : Ya. Tapi, Alex tidak menghiraukannya. Alex berkata bahwa dia harus mendapatkan ikan yang banyak untuk keluarganya. Sebab, ayahnya yang sering sakit tidak mungkin bekerja lagi. Dia ingin menangkap ikan sebanyak-banyaknya untuk keluarganya. T: Mengapa Gunawan selalu mengajak kamu dan Alex menjadi biku? J : Karena dia ingin kami merasakan ketenangan seperti yang dia rasakan. Juga supaya kami bisa belajar dan bertumbuh bersama-sama. T: Sekarang kita maju ke saat penting di kehidupan ini yang menjadi penyebab kamu selalu merasa tidak aman berada di dekat Alex. Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang bertengkar dengan Alex. T : Mengapa kalian bertengkar? J : Dia marah karena tangkapan ikanku selalu banyak, sementara hasil tangkapannya sedikit. Dia menuduh, akulah yang menyebabkan tangkapannya sedikit. Padahal, aku tidak berbuat apa-apa! Aku hanya mengetahui kapan ikan-ikan akan banyak berkumpul, tapi dia menuduh aku memakai ilmu magis. T: Mengapa dia bisa menuduhmu memakai ilmu magis? J : Karena aku sangat sering berkunjung ke wihara. T : Untuk apa kamu sering ke wihara? J : Aku ke sana untuk menemui Gunawan. Dia adalah sahabat baikku sejak keciL Dia adalah satu-satunya orang yang bisa aku ajak bicara bila aku sedang kesusahan. Aku ke wihara untuk meminta nasihatnya. Nasihat-nasihatnya selalu memberikan ketenangan pada diriku. T : Mengapa kamu tidak ceritakan hal sebenarnya pada Alex tentang kunjunganmu ke wihara? Mengapa pula kamu tidak ceritakan bahwa kamu tahu di mana dan kapan ikan banyak berkumpul? J : Karena dia tidak pernah bertanya padaku. Dia langsung saja menuduhku. T: Mengapa kamu tidak menceritakannya tanpa perlu dia bertanya? Bukankah kalian bersahabat?

J : Karena Alex tidak pernah berbagi ikan kepada sesama nelayan. Para nelayan di desa kami selalu berbagi ikan kepada nelayan-nelayan yang tidak mendapatkan ikan. Alex sangat tertutup. Begitu dia mendapat ikan, dia akan sembunyi-sembunyi dan membawa pulang semua ikan tangkapannya untuk keluarganya sendiri. T: Kita maju ke beberapa saat untuk melihat apa yang terjadi setelah pertengkaran ini. Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang duduk seorang diri di pantai. ( Tiba-tiba soya merasa sangat terkejut dan merasakan sakit di punggung saya... ) Aku merasakan tebasan pisau di punggungku. T: Aku ingn kamu tidak merasakan sakitnya. Kejadian ini sudah berlalu. Siapa yang menebasmu? J : {Saya menengokkan kepala sedikit kebelakang...) Alex yang membunuhku. T : Apa kamu mati? J : Aku melayang-layang di atas tubuhku. Aku melihat Alex sedang menangis di samping tubuhku. Alex menyesal telah membunuhku karena dia sadar dengan membunuhku tidak akan membuatnya mendapatkan tangkapan ikan yang lebih banyak. Dia terbawa emosi, lalu membunuhku. Semestinya, dia bertanya dan belajar padaku bagaimana mendapatkan ikan yang banyak. Tapi, aku tidak dendam padanya. ( Tiba-tiba, saya merasa sangat sidih dan menangis tersedu-sedu...), T : Mengapa kamu menangis? J : (Menangis tersedu-sedu... ) Aku sedih harus meninggalkan Gunawan. Setelah aku keluar dari tubuhku, aku mengunjungi wihara temp at Gunawan tinggal Aku melihatnya sedang bermeditasi. Aku sedih harus berpisah dengannya. Andai aku menuruti nasihatnya dan menjadi biku, mungkin aku juga sedang bermeditasi bersamanya dan tidak akan secepat ini berpisah dengannya. Bila ada kesempatan kedua, maka aku pasti akan mendengarkan dan melaksanakan nasihat Gunawan. T: Apa yang seharusnya kamu lakukan di keihidupan ini yang bisa menghindarkan Alex membunuhmu? J : Seharusnya, aku memberikan pengetahuanku kepada Alex tentang kapan dan di mana ikan akan banyak berkumpul Tidak peduli apakah dia akan berbagi ikan tangkapannya kepada nelayan lain atau dia akan membawa seluruhnya pulang untuk keluarganya. T: Apakah akan lebih baik jika waktu itu kamu menjadi biku bersama Gunawan? J : Ya. Harusnya aku mendengarkan dan melakukan nasihat yang baik dari seorang sahabat yang baik. Dan, bila aku menjadi biku, aku akan menjadi lebih bijaksana. Aku bisa menjadi sangat cerdas seperti Gunawan dalam kehidupan sekarang. Aku gagal mengambil pelajaran itu dalam kehidupanku di Pattaya. T: Lalu, apa yang siharusnya Alex lakukan di keihidupan ini sehingga bisa minghindari untuk mimbunuh kamu? J : Dia seharusnya bertanya kepadaku bagaimana caranya mendapatkan ikan yang banyak.

Bukannya langsung saja berpersepsi bahwa aku menggunakan ilmu magis. T: Apa keterkaitan kihidupan lalu kalian di Pattaya dengan kehidupan sekarang? J : Tampaknya ada pola yang terulang kembali. Dalam kehidupan sekarang, Alex beranggapan aku tidak mau berbagi pengetahuan dan rencana-rencanaku kepadanya. Sama seperti dia yang beranggapan bahwa aku menggunakan kekuatan magis untuk mendapatkan ikan yang banyak pada kehidupan lalu kami di Pattaya. Aku pun tidak sepenuhnya berbagi pengetahuanku karena aku menganggap dia datang hanya pada saat dia sedang membutuhkan solusi. Dan, setelah dia mendapatkannya, dia akan meninggalkanku. T: Setelah melihat kehidupan lalu kalian di Pattaya, apakah kamu tahu apa yang semestinya kamu lakukan J : Ya. Aku akan memberikan diriku untuk menjadi sahabat terbaik bagi Alex. Maka, aku pun akan mendapati Alex sebagai sahabatku yang terbaik. Setelah saya meregresi diri saya dan melihat kehidupan lalu kami di Pattaya, Thailand, kami bertiga berbicara dari hati ke hati. Saya dan Gunawan akan memberi dan berbagi kepada Alex serta menepis berbagai persepsi negatif kami kepadanya. Karena, saya dan Gunawan percaya bahwa apabila kami memberi dengan tulus maka ketulus an pula yang akan kami dapatkan. Alex pun akan menepis berbagai anggapan negatif dan prasangkaprasangkanya pada saya maupun Gunawan. Dan kami akan selalu bertanya dan membicarakan secara terbuka bila prasangka-prasangka atau persepsi muncul di kemudian hari. Sekarang perasaan tidak nyaman bila bersama dengan Alex itu telah hilang sama sekali. Kini, saya bisa berbicara kepadanya dengan sangat relaks dan menyenangkan. Persahabatan saya dengan dia kini terasa sangat membahagiakan. Sampai sekarang, kami bertiga bersahabat baik dan masih terus belajar untuk menjadi sahabat-sahabat yang lebih baik lagi. Regresi ini mengajarkan kepada saya untuk selalu memberi kebaikan, karena dengan demikian, kebaikan pulalah yang akan saya dapatkan. Dan, entah mengapa setelah menjalankan kesadaran tersebut, keajaiban-keajaiban terjadi dalam hidup saya. Saya pun merasa telah bertumbuh dan menjadi orang yang lebih bahagia dibanding sebelumnya. Percayalah, jika Anda menginginkan kebaikan terjadi dalam hidup Anda, berikanlah kebaikan-kebaikan kepada orang lain. Maka, keajaiban akan terjadi dalam hidup Anda seperti cermin yang memantulkan bayangan yang sama. "Memberilah maka kamu akan mendapatkan."

bab 7 Pelajaran dari Mirriam, si Budak Kulit Hitam Pada waktu saya bergabung di bisnis network marketing (MLM), saya berkesempatan mengikuti banyak seminar. Sejujurnya, dari bisnis itulah saya mengetahui bahwa ada cara belajar yang sangat cepat, yaitu seminar. Di bisnis network marketing jugalah realitas dan pikiran saya akhirnya terbuka luas membentang. Di sana pula saya belajar bahwa kekuatan pikiran itu tidak terbatas adanya. Bahwa, segala sesuatu itu mungkin dilakukan apabila kita percaya, ada tekad yang sangat kuat, dan kita mau memperjuangkannya. Dari bisnis network marketing pula saya berjumpa seorang guru yang memberikan shock therapy pada realitas saya. Sebut saja namanya Agnes (bukan nama sebenarnya). Suatu sore, dia mengundang saya, Gunawan kekasih saya, serta dua orang teman saya untuk berbincang-bincang di sebuah kafe. Saya ingat betul kejadian sore itu, karena dia seakan merobek "kertas penutup realitas" saya, dan membuatnya menjadi sebuah layar lebar sehingga saya bisa melihat segala sesuatunya dengan jauh lebih jelas. Agnes bercerita bahwa dia pernah mengikuti sebuah seminar hebat yang biaya inyestasinya saja sampai Rp75 juta. Bayangkan, betapa shocknya saya mendengar hal itu. Waktu itu, biaya seminar yang cuma RplOO ribu saja sudah saya anggap cukup mahaL Terasa sekali, cerita tentang pengalaman Agnes itu telah memperluas realitas saya. Saya sungguh berterima kasih padanya akan hal itu. Tanpa ceritanya tersebut, saya pasti sudah melewatkan banyak seminar yang terbukti telah mampu mengubah hidup saya untuk selamanya. Dalam pertemuan itu Agnes juga bercerita tentang perjalanan bag packing -nya ke Tibet dan Himalaya. Ceritanya lucu sekali, soal bagaimana dia sampai ke base salah satu puncak Himalaya yang udaranya sangat tipis. Perjalanan bag packing selama empat puluh hari itu berlangsung sangat menarik dan menghibur. Dari ceritanya, saya seperti diperlihatkan sisi lain dari sebuah koin. Hampir seluruh anggota keluarga saya membuka usaha sendiri atau bekerja di kantor. Ayah dan ibu saya pun tidak pernah atau tidak s empat liburan panjang karena harus membuka toko setiap hari. Realitas saya terbuka saat itu, bahwa sebenarnya ada suatu kehidupan yang mana waktu kita tidak harus dihabiskan hanya untuk mencari uang. Dan, saya sangat mendambakan kehidupan seperti itu. Saya merasa cukup beruntung pernah bergabung di bisnis network marketing yang telah memperkenalkan saya dengan guru saya itu. Mungkin. memang itulah gunanya bisnis network marketing atau MLM dalam salah satu tahap kehidupan saya. Tetapi, saya lebih penasaran dengan keberadaan Agnes sebagai guru wawasan saya dalam kehidupan sekarang. Dan, saya pun bertanya-tanya, apakah saya mempunyai

kehidupan lalu bersama dia? Pasti bukan kebetulan dia hadir di kehidupan saya dan mengubah hidup saya. Akhirnya, saya meregresi diri dan hasilnya menjelaskan siapa saya dan siapa Agnes di kehidupan lalu, dan mengapa sekarang kami bertemu kembali. T : .Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang berdiri di atas bukit. Aku sedang memandangi deretan rumah kayu bercat putih dengan pagar-pagar pendek berwarna putih di hamparan tanah yang hijau. T: Kamu laki-laki atau perempuan? Dan, siapa namamu? J : Aku bocah perempuan berkulit hitam. Namaku Mirriam.. T : Berapa usia kamu sekarang? J : Antara enam atau tujuh tahun. T : Kamu lahir di negara mana? Tahun berapa? J : Di Kalifornia, Amerika. Angka tahunnya sangat buram. Tapi, sekarang adalah masa perbudakan orang kulit hitam di Amerika. T : Apakah kamu mempunyai keluarga? J : Ya. Aku mempunyai ibu, ayah, dan adik laki-laki. Ayahku bekerja di perkebunan. Dia selalu memakai topi. Ibuku gemuk dan sangat suka makan. T: Apakah mereka ada di kihidupanmu jang sekarang? J : Hanya ibuku yang ada. Dia adalah tanteku di kehidupan sekarang. Tanteku sekarang juga gemuk dan suka makan. T: Kita maju beberapa tahun untuk meilihat perjumpaanmu dengan gurumu, Agnes, di kehidupan saat ini. Berapa usiamu? J : Dua belas tahun. T : Bagaimana peijumpaanmu dengan gurumu? J : Aku dijual untuk bekerja di rumah orang kulit putih. Pekerjaanku menggosok lantai kayu. Aku mempunyai nona, dia adalah guruku dalam kehidupanku yang sekarang. T: Kita maju beberapa tahun untuk melihat keseharian hidupmu sebagai Mirriam. Besrapa usiamu sekarang? Apa jang kamu ketjakan sehari-hari? J : Tugasku sudah bukan menggosok lantai lagi. Tugasku sekarang menyajikan makan an dan membersihkan kamar nona. Malam harinya aku membaca buku di kamarku. Aku suka sekali membaca. T: Dari mana kamu mendapatkan buku-buku jang kamu baca? J : Buku-bukunya aku ambil dari buku-buku nona yang sudah tidak terpakai. T: Siapa jang mengajarimu membaca? Bukankah saat itu orang kulit hitam banyak jang

tidak bisa membaca? J : Aku belajar membaca sewaktu keciL Di daerahku ada seorang perempuan kulit hitam yang bisa membaca. Dia diajari oleh nonanya dan dia mengajari anak-anak di sekitar rumahku untuk membaca. Aku juga diajari membaca olehnya. T: Kita maju ke saat penting di kehidupanmu sebagai Mirriam jang berhubungan dengan gurumu. Apa jang terjadi? J : Aku sedang berada di kamar nona, sedang membersihkan kamarnya. Nona duduk di ranjang. Dia juga bertanya padaku, mengapa aku suka membaca. T: Apa jawabanmu? J : Aku menjawab, dengan membaca aku bisa hidup bebas, walaupun kebebasan itu hanya ada dalam pikiranku. Dan, dengan membaca aku bisa melupakan kenyataan hidupku sebagai seorang budak. Walaupun aku hidup sebagai seorang budak, tapi buku bisa membuka pikiranku untuk bebas berkelana ke mana saja. T : Lalu, apa jang dikatakan nonamu? J : Nona berkata, tidak peduli apakah orang itu seorang budak atau tuan besar. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk mengembangkan pikirannya. Lalu, dia menyuruhku mengambil buku apa pun yang aku mau dari tumpukan buku-buku di pojok kamarnya. Aku senang bukan main. T: Kita maju beberapa tahun di kehidupanmu sebagai Mirriam untuk melihat perubahan hidupmu. Apa jang teijadi? J : Aku telah menikah dengan seorang pengurus kuda. Nona memberi aku sebuah rumah kecil di pekarangan belakang rumahnya yang luas. Suamiku adalah seseorang yang tidak mempunyai mimpi. Dia hanya tahu melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya, yaitu mengurus kuda-kuda tuannya dengan baik. Tapi, dia tidak pernah melarangku membaca walau menurut dia itu tidak berguna. T : Siapakah suamimu di kehidupan sekarang! J : Tidak tahu. Aku tidak mengenalnya dalam kehidupan sekarang. T: Apa ada jang berubah pada kehidupan nonamu? J : Ya. Nona juga sudah menikah dengan seorang laki-laki berkedudukan tinggi di pemerintahan kota. Pemikiran nona memberikan pengaruh besar pada karier suaminya. T: Sekarang kita maju ke saat-saat terakhir dabm kehidupanmu ssbagai Mirriam. Apa jang terjadi? J : Aku merasakan dadaku sakit. Aku sedang berada di dapur rumah nona. Aku pulang ke rumahku dan berbaring di tempat tidur. Dadaku sakit sekali. T : Apakah kamu meninggal? J : Ya. Aku sudah meninggalkan tubuhku. Aku melihat tubuhku di bawah sana. Suami dan

anak-anakku sedang menangis di samping tubuhku. T: Sekarang kita akan mengulas kshidupanmu sebagai Mirriam. Apa pelajaranmu dalam kehidupanmu sebagai Mirriam? J : Aku belajar bahwa kekuatan pikiran kita tidaklah terbatas. Jauh melampaui tubuh dan hidup kita yang terbatas ini. Sudah dari dulu saya mengetahui nasihat yang berbunyi: "Kita dilahirkan dengan dua telinga dan satu mulut, maka kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara." Saya mendengarnya dari beberapa seminar dan membacanya dari beberapa buku, tetapi saya tidak pernah memahaminya secara serius. Setelah saya menjadi seorang hipnoterapis, barulah saya sungguh-sungguh sadar akan kekuatan nasihat bijak tersebut. Memang benar bahwa kebanyakan dari kita sulit sekali menjadi pendengar yang baik. Hampir seluruh klien yang saya tangani, pada pertemuan awal selalu mengeluhkan betapa beratnya berbagai masalah yang mereka rasakan. Rasanya, mereka hampir-hampir tidak ada harapan lagi untuk menjadi lebih baik. Ajaibnya, pada akhir sesi terapi mereka merasa sangat ringan seolah beban berat mereka telah terangkat. Tahukah Anda, apa yang saya lakukan pada awal sesi terapi itu, sampaisampai beban clien-clien saya itu bisa terangkat? Saya tidak melakukan apa pun! Saya hanya diam dan menjadi pendengar yang baik untuk apa pun yang mereka keluhkan. Bukankah luar biasa kalau hanya dengan mendengarkan cerita-cerita mereka saja, lalu kita sudah bisa menjadi seorang penyembuh? Dari mendengarkan kisah itu juga saya malah bisa memetik banyak sekali pelajaran hidup. Saya menemukan bahwa di balik setiap masalah ada pelajaran yang sedang hendak tumbuh. Masalah-masalah itu muncul supaya kita bisa mengambil pelajaran darinya dan menjadi lebih matang baik secara mental maupun spiritual. Sungguh sulit bagi kita untuk jadi seorang pendengar yang baik. Padahal dengan berlatih menjadi pendengar yang baik---misalnya dalam pembicaraan dengan seorang mentor yang baik---dapat membuat kita jadi orang yang mudah dinasihati. Dengan sikap itu pula, sesungguhnya kita telah membuka diri dan siap untuk belajar dari pengalaman lawan bicara kita yang dapat membuat diri kita jadi lebih bijaksana. Dan, setiap kali kita belajar dan berlatih dengan menjadi pendengar yang baik, berarti kita telah memperluas realitas pikiran kita dan menjadi lebih bijaksana. Dari kehidupan lalu saya sebagai Mirriam, saya sadar bahwa setiap orang adalah guru kita. Setiap pertemuan dengan orang-orang yang hadir dalam hidup kita adalah sebuah kesempatan untuk saling belajar. Kita pun bisa memilih belajar dari siapa saja yang kita temui dalam hidup ini. Karena, setiap orang mempunyai sebuah kisah untuk disampaikan dan kita bisa memilih menjadi seorang pendengar yang baik dan belajar dari kisah-kisah itu.

"Realitas pikiran kita tidak terbuka dengan sendirinja. Dia membutuhkan seseorang atau media untuk membukanya."

bab 8 Belahan Jiwa dan Ksatria Mimpi Kali ini saya ingin bercerita lebih banyak tentang kekasih saya dan kehidupan lalu apa saja yang pernah kami lalui bersama. Gunawan, kekasih saya, adalah seorang pemimpi dan perencana yang hebat. Dia memiliki mimpi-mimpi besar yang membuka realitas saya tentang seberapa besar yang dap at saya lakukan untuk negara ini---dan bahkan untuk dunia---bila saya berani bermimpi. Oleh karena itu saya menyebutnya Ksatria Mimpi. Saya bertemu Gunawan di sebuah organisasi kampus. Pertama kali melihatnya, saya merasa seperti sudah lama mengenalnya. Lalu, kami menjadi sangat dekat saat kami berdua menjadi panitia bersama dalam sebuah acara sosial di kampus. Walau cepat dekat, awal hubungan kami sangatlah sulit. Orangtua saya melarang saya berhubungan dengan Gunawan. Dan, mereka bahkan memaksa saya berpisah dengannya. Tapi, hubungan kami tetap kokoh bertahan. Malah, perasaan kami menjadi semakin kuat bersatu. Ternyata, rintangan-rintanganlah yang membuat kami tetap bertahan sampai sekarang. Rintangan-rintangan itu telah membuat komitmen kami untuk selalu bersama dan bersatu menjadi sangat kuat. Memang, saya dan Gunawan sering bertengkar hebat karena perbedaan pemikiran dan sifat kami. Tapi, justru perbedaan-perbedaan itulah yang mendorong kami untuk terus belajar satu sama lain. Kalau salah satu dari kami mengikuti sebuah seminar, yang lainnya pun harus mengikutinya. Kami percaya seminar adalah cara tercepat untuk memperluas realitas. Kami juga percaya, seminar adalah wadah yang tepat untuk menyerap banyak hal baru di zaman yang butuh kemampuan belajar sangat cepat ini. Saya membaca sebagian besar buku-buku yang dibaca Gunawan, begitu pula sebaliknya. Kami pun sering mendiskusikan isi buku-buku yang kami baca. Kami melakukan semua itu supaya kami memiliki pemahaman dan pemikiran yang selalu bertumbuh. Harapannya, tentu saja kami ingin selalu menjadi partner yang saling melengkapi dan saling mendukung. Kami mempunyai mimpi yang sama, yaitu mencapai tahap kebebasan finansial dalam kurun waktu tertentu. Karena, apabila kami sudah bebas secara finansial, berarti kami sudah melewati masalah uang. Dengan demikian, kami bisa memberi lebih kepada lebih banyak orang. Dan sejauh ini, kami telah menjadi partner yang kompak dalam mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Gunawan adalah guru saya dan saya adalah kebahagiaan bagi hidupnya. Saya selalu membuatnya tertawa, demikian juga dia selalu membuat saya bersemangat. Kami bermain dan bersenda gurau, tapi kami adalah sebuah tim yang serius dalam membuat keputusan dan menjalankan rencana-rencana kami. Semua untuk mewujudkan mimpimimpi kami. Namun, sebagai praktisi regresi kehidupan lalu, saya pun ingin melihat latar kehidupan

lalu saya bersamanya. Mengapa Gunawan bisa hadir di dekat saya, begitu melengkapi dan memenuhi hidup saya sekarang? Mengapa dia tampak datang di kehidupan ini khusus untuk menjadi guru saya, partner saya, sekaligus kekasih saya? Apakah dia sungguhsungguh soulmate (belahan jiwa) saya? Dan, inilah hasil regresi saya. T : Apakah kamu bisa melihat dirimu? J : Ya. Aku seorang gadis kecil memakai baju terusan berwarna merah. T : Siapakah namamu? J : Penelope.  T : Kamu di negara mana? J : Sepertinya di SpanyoL T : Pada tahun berapa? J : {Setelah terdiam beberapa saat) tahun 1776. T : Apa jang sedang kamu lakukan? J : Aku sedang berada di luar rumah bersama ibuku. Aku sedang melambai kepada seorang anak laki-laki yang berpakaian rapi... dia temanku, namanya Jacques. T: Adakah orang-orang dalam kehidupan Penelope jang kamu kenali di kehidupan sekarang? J : Ya. Jacques adalah Gunawan. T: Sekarang, kita maju untuk melihat saat penting antara Penelope dan Jacques. Apa jang kamu lihat? J : Aku berada di sebuah kamar tidur yang sangat indah. Aku sudah menikah dengan Jacques. Kamar ini sangat indah. Ranjangnya terbuat dari kayu yang berukir indah dengan tirai berwarna putih bersih. T: Coba ceritakan apa pekeijaan Jacques di kehidupan ini? J : Jacques berdagang lukisan dan barang-barang antik Spanyol ke pasar internasionaL Bisnisnya berkembang dengan sangat maju. T : Lalu, apa pekerjaanmu? J : Aku berperan memberikan cinta yang berlimpah kepadanya. T: Apa maksudnya? J : Aku menjadi istri yang baik baginya, yang mendampinginya dengan penuh cinta. T: Kita maju beberapa tahun untuk melihat hal tenting yang terjadi di kehidupan Penelope dan Jacques. Apa jang terjadi?

J : Aku baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki. Jacques sangat bahagia karena aku melahirkan seorang penerus bagi bisnisnya. Kami sangat bahagia dengan kelahiran anak kami. T: Sekarang kita maju untuk melihat pencapaian terbesarmu sebagai Penelope. Apa jang kamu Shat? J : Aku dan Jacques sangat bahagia sepanjang hidup kami. Sepertinya pencapaian terbesarku adalah kami terus mencintai dengan bahagia. T: Apa pelajaranmu dan Gunawan dari kehidupan sebagai Penelope dan Jacques jang bisa kamu ambil untuk kehidupan sekarang? J : Dalam kehidupan sebagai Penelope dan Jacques kami belajar untuk saling mencintai dengan bahagia dan kami belajar tentang kesetiaan. Kehidupan Penelope dan Jacques itu memang sangat indah dan ini memberikan perasaan senang dalam hati saya. Namun, saya ingin tahu lebih banyak lagi. Kemudian, saya meregresi diri saya untuk melihat kehidupan lalu saya yang lain di mana saya juga hidup bersama dengan Gunawan. T: Sekarang, kita akan melihat kehidupan lalu kamu lainnja di mana kamu dan Gunawan saling mencintai. Bisakab kamu melihat dirimu? J : Ya. Aku adalah anak perempuan berusia kira-kira sepuluh tahun. Aku memakai rok bercorak polkadot. Rambutku pirang keemasan. T : Siapakah namamu? J : Annette. T: Kamu berada di negara mana dan di tahun berapa? J : Amerika. Tahun 1930-an. T : Apa jang sedang kamu lakukan? J : Aku sedang melihat pemandangan. Sepertinya, aku berada di dalam sebuah pesawat antariksa seperti pesawat di film Startrek. T: Apakah sungguh-sungguh ini jang kamu Shot? J : (Tertawa ). Aku sedang membayangkan apa yang sedang Miss Jackson terangkan di kelas. Zyliss Jackson adalah guruku di sekolah. Dia sedang mengajarkan tentang angkasa luar. T: Sekarang, kita maju ki saat pertemuanmu dengan Gunawan di kehidupan Annette. Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang berada di sebuah pesta dansa, pesta perpisahan sekolahku. Sekarang, aku adalah gadis remaja yang cantik. Aku duduk sendirian, teman-temanku yang lain sedang berdansa. T: Mengapa kamu tidak berdansa seperti teman-temanmu?

J : Aku mempunyai teman-teman perempuan seperti remaja pada umumnya, tapi hanya sekadar berteman. Aku lebih suka menyendiri. Dengan demikian, aku bisa berpikir dan mengamati. T : Adakah Gunawan di ruangan ini juga? J : Ada seorang remaja laki-laki menghampiriku dan duduk di sampingku. Dia memperkenalkan diri, namanya Gandhi. Dia campuran India dan Amerika. Ya, aku mengenalinya. Gandhi adalah Gunawan dalam kehidupanku yang sekarang. T : Apa jang sedang kamu lakukan? J : Kami sedang mengobroL Dan, aku merasa sangat nyaman bersamanya. T : Apa jang kalian bicarakan? J : Aku bertanya padanya tentang India. Gandhi sedang bercerita tentang reinkarnasi dan konsep karma seperti yang mereka percayai di India. Aku merasa konsep itu sangat cocok denganku dan menjawab pertanyaan-pertanyaanku. Berbagai pertanyaan yang muncul pada saat aku berpikir dan mengamati. T: Setelah lulus dari sekolah menengahmu, apa jang kalian lakukan? J : Kami melanjutkan pendidikan kami. Gandhi kuliah di bidang finansial dan aku melanjutkan di akademi keperawatan. T : Mengapa Gandhi memilih bidang keuangan? J : Dia memilih bidang keuangan karena dia ingin meneruskan usaha ayahnya. T : Usaha apakah itu? J : Ayahnya mempunyai bisnis di bidang kain dan wewangian dari India yang dipasarkan ke Amerika dan Eropa. Gandhi ingin mengembangkan bisnis tersebut. T: Lalu, mengapa kamu memilih akademi perawat? J : Aku memilih akademi perawat karena ini yang biasanya diambil oleh para perempuan. Selain itu, aku memang menyukai bidang ini. T: Apakah sekarang kamu dan Gandhi masih menjalin hubungan? J : Ya. Kami terus menjalin hubungan. Walau tempat kuliah kami berbeda, tapi kami masih berada di kota yang sama. T : Apakah hubungan kalian lancar-lancar saja? J : Sebenarnya, ayahku kurang menyetujui hubungan kami karena Gandhi bukan orang Amerika asli. Tapi, ayah Gandhi cukup terpandang karena bisnisnya yang besar. Karena itulah, lambat laun ayahku menyetujui hubungan kami. T: Kita maju ke beberapa tahun ke depan jaitu setelah kalian menyelesaikan pendidikan kalian. Apa jang terjadi? J : Sekarang aku telah menikah dengan Gandhi. Bisnis Gandhi semakin maju. Aku

bekerja sebagai perawat karena aku menyukainya. T: Kita maju ke saat-saat penting jang terjadi padamu dan Gandhi. Apajang sedang terjadi? J : Gandhi mendengar di kota ada seorang guru yang mengajarkan konsep baru yang aneh. Gandhi mengajakku untuk hadir di seminar tersebut. Gandhi tampak sangat kagum terhadap konsep kepemimpinan yang diajarkan oleh guru itu. T : Apa jang kalian lakukan selanjutnja? J : Gandhi memutuskan untuk ikut sekolah malamnya bersamaku. Gandhi berpendapat, kami berdua harus bertumbuh bersama-sama. Karena itu dia mengajakku ikut sekolah malam. T : Apa maksudnya sekolah malam? J : Sekolah malam yang diadakan guru itu. Di sekolah ini kami tidak mendapatkan gelar. Tapi, ilmu yang didapat jauh lebih berharga dibandingkan sebuah gelar. T: Apakah sekohh mabm kalian memberi nilai positif bagi kehidupan kalian? J : Ya. Gandhi menerapkan konsep kepemimpinan dan hal lainnya yang diajarkan guru tersebut di bisnisnya. Dan, hasilnya bisnis Gandhi berkembang lebih besar. Berkat guru tersebut Gandhi menjadi seorang pemimpin yang hebat bagi perusahaannya. Aku pun menerapkan konsep kepemimpinan di bidangku, semua pasienku lebih bahagia, dan aku lebih berdedikasi dalam profesiku. T : Apa pelajaran kalian dalam kehidupan ini? J : Kami belajar untuk terus belajar dan bertumbuh bersama-sama. T: Dari kedua kehidupan lalumu bersama Gunawan, apakah dia belahan jiwamu? J : Ya. Belahan jiwa adalah seseorang yang membuat kita berani bermimpi menjadi orang yang lebih baik. Gunawan selalu membuka realitasku untuk berani bermimpi dan dia menuntunku untuk selalu belajar dan bertumbuh bersama. Ya, dia adalah belahan jiwaku. T: Lalu, pelajaran apa jang kamu dapat untuk kehidupan kalian sekarang? J : Pelajaran kami di kehidupan sekarang adalah saling memberi. Saling memberi di antara kami berdua yang pada akhirnya mengantar kami ke tujuan yang lebih besar lagi, yaitu memberi kepada sebanyak-banyaknya orang. T: Apa maksudnya? J : Kami berdua masing-masing mempunyai misi. Dan, kami bisa mencapai misi itu apabila di antara kami bisa saling memberi secara tulus dan penuh cinta. T : Apa misi kalian dabm kehidupan sekarang! J : Misiku adalah menjadi seorang penyembuh. Aku ingin membawa banyak orang ke

dalam perjalanan spiritual yang mengagumkan di dalam pikiran mereka sendiri. Aku ingin menghubungkan mereka kepada kebijaksanaan tertinggi mereka. Gunawan berperan sebagai Ksatria Mimpiku. Dia yang bertugas membuatkan rencana-rencana supaya aku bisa mencapai misiku. Dan setelah itu, aku membantu menghubungkan Gunawan ke kebijaksanaan tertingginya untuk menemukan misi selanjutnya. T: Apa maksudnya kalian bisa mencapai misi itu apabila di antara kalian bisa saling memberi secara tulus dan penuh cinta? J : Aku bisa mencapai misiku bila Gunawan telah mengantarku menjadi seorang penyembuh. Itu artinya, Gunawan memberikan dirinya untuk menjadi Ksatria Mimpiku. Setelah aku menjadi seorang penyembuh, aku menghubungkan Gunawan dengan kebijaksanaan tertingginya. Aku akan membawa dia untuk menemukan dan mendampinginya di misi benkutnya, yaitu menjadi Ksatria Mimpi bagi lebih banyak orang. Bersama-sama kami akan menjadi penyembuh dan Ksatria mimpi bagi lebih banyak orang. Dari regresi ini saya menjadi mengerti betapa pentingnya bagi setiap pasangan untuk mengetahui misi kebersamaan mereka. Misi kebersamaan itu akan menjadi pengunci atau pengikat bagi cinta dan komitmen mereka. Masing-masing akan sangat menyadari bahwa mereka butuh untuk bersama supaya bisa menyelesaikan misi kebersamaannya. Pasangan akan menjadi sangat solid dan saling setia karena menyadari bahwa mereka bukanlah siapa-siapa bila terpisahkan. Kesadaran ini akan menjadi pegangan yang sangat kuat bagi cinta kasih dan komitmen mereka. Inilah pemahaman terbaru saya akan makna soulmate atau belahan jiwa. Sungguh, cinta kasih dan komitmenlah yang menjadi pegangan kita untuk terus saling mengasihi dan saling setia. Karena, sungguh tidak mudah untuk menjaga hati dan tetap saling setia. Jadi, alangkah bahagianya bila setiap pasangan bisa mengetahui misi kebersamaan mereka. Dengan mengetahui misi kebersamaan tersebut, mereka bisa memilih untuk saling mengasihi, demi sebuah tujuan yang lebih tinggi, yaitu bersama-sama menyelesaikan perjalanan spiritual ini. "Belahan jiwa adalah seseorang jang membuat kita berani bermimpi menjadi orangj ang lebih baik."

"Hidup merupakan medan pertarungan karena menghadirkan banyak kesulitan, rintangan, dan godaan."

bab 9 Virus HIV/AIDS dan Karma Kehidupan Lalu Apa yang terjadi bila ketakutan terbesar kita atau bahkan ketakutan terbesar dunia ini hadir di hadapan kita? Apa yang akan kita lakukan bila nyawa dan hidup ini menjadi taruhannya? Mana yang akan kita pilih, menghadapinya dan mengikuti kata hati atau mundur untuk menyelamatkan hidup kita sendiri? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terngiang-ngiang di kepala saya. Pertanyaanpertanyaan itu muncul manakala Gunawan, kekasih saya, memberi tahu bahwa dia telah membawa pamannya yang baru saja diyonis HIV/AIDS untuk tinggal bersamanya. Vonis positif terinfeksi HIV/AIDS itu terjadi belum lama berselang setelah si paman dua kali sakit parah dan tidak ada dokter yang tahu apa penyakitnya. Pihak rumah sakit menyarankan untuk menjalani tes HIV/AIDS, dan ternyata hasilnya positif. Memang, pada saat dibawa ke rumah Gunawan, kondisi pamannya sangat mengharukan. Tubuhnya telah kehilangan berat badan secara drastis sehingga kulitnya tampak seperti baju yang kebesaran. Kedua matanya telah menjadi buta dan ingatannya melemah sekali. Begitu melihat kondisi pamannya itu, Gunawan merasa tidak tega dan memutuskan untuk merawatnya. Tetapi, ini bukan penyakit biasa. Ini soal HIV/AIDS yang menjadi momok bagi semua orang di dunia ini! Gunawan berkata kepada saya, keputusan yang dibuatnya itu benar-benar atas dorongan nuraninya. Kata hatinya mengatakan dengan sangat jelas bahwa dia harus mengambil tindakan yang tepat untuk menolong pamannya. Dia sadar sepenuhnya, bahwa tindakan memboyong dan merawat pamannya itu adalah tindakan yang baik. Dan, saya sebagai kekasih Gunawan yang selalu dekat dengannya, juga paham hal itu. Walaupun begitu, itu tidak berarti mengurangi ketakutan terbesar saya dan Gunawan, dan mungkin juga ketakutan terbesar orang pada umumnya bila harus hidup dan tinggal bersama penderita HIV/AIDS. Kami punya ketakutan akan tertular. Ketakutan yang sangat besar itulah yang mendorong kami untuk mencari tahu informasi yang selengkaplengkapnya tentang cara penularan yirus HIV/AIDS. Kita sangat diuntungkan oleh adanya internet yang menyediakan segala informasi yang dibutuhkan mengenai penyakit ganas yang tak tersembuhkan ini. Kami jadi tahu cara penyebarannya, yaitu melalui cairan kelamin (vagina dan sperma) dan kontak darah. Kita bisa tertular HIV/AIDS bila cairan-cairan tersebut masuk ke dalam sistem tubuh kita. Kebanyakan, penularan HIV/AIDS memang terjadi melalui hubungan seksual dengan si pendent a, bertukar jarum suntik, transfusi darah dengan penderita, atau cairan-cairan tersebut bersentuhan langsung dengan luka terbuka di tubuh kita. Tapi, kalau berbagi peralatan makan, terkena keringat, air mata, ludah, atau air seni mereka, kita tidak akan tertular yirus HIV/AIDS. Oleh karena itu, kita juga bisa berjabat tangan, bersentuhan, bahkan berpelukan dengan seorang penderita HIV/AIDS tanpa perlu

merasa takut tertular. Namun, ketakutan itu sifatnya memang sangat irasional Walaupun kami telah tahu caracara penularannya dan aktiyitas yang kami lakukan bersama si penderita tidak akan menyebabkan kami tertular, tetap saja ketakutan itu tidak hilang atau berkurang. Sampai akhirnya, saya, Gunawan dan keluarganya memutuskan untuk mendengarkan kata hati kami dan menghadapinya. Kami menerima dan merawat paman Gunawan sebaik mungkin. Kami ingin memberikan hadiah terbesar dalam kehidupannya dengan bersikap menerima, merawat dengan tubs, dan menjalankan semua itu dengan hati yang bahagia. Bagaimanapun, semua itu tidak datang dengan sendirinya. Penerimaan dan tindakan kami tersebut diperkuat oleh hasil regresi ke kehidupan lalu saya bersama Gunawan dan pamannya. Kami akui, salah satu penyembuh dari "paranoia" kami sebelumnya adalah hikmah yang kami dapat dari regresi kehidupan lalu berikut ini. T : Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat pemukiman gelandangan, anak-anak dengan pakaian dan badan yang kotor. Pemukiman mereka gelap dan bau walaupun sekarang siang hari. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya, aku seorang nona Belanda. T: Apa yang sedang kamu lakukan di pemukiman gelandangan ini? J : Setiap hari aku melewati pemukiman gelandangan ini. Aku selalu mengamati mereka, bahkan terkadang aku turun dari mobilku untuk memandangi mereka. T : Di negara manakab kamu sekarang berada? J : Di Indonesia. Saat ini banyak orang Belanda yang tinggal di sini. Kami menguasai pemerintahan mereka. T: Apakah masa ini adalah masa penjajahan Belanda di Indonesia? J : Ya...betuL T : Siapakah namamu? Dan berapa usiamu? J : Mereka memanggilku Emeralda, usiaku 18 tahun. Aku putri pejabat Belanda. T: Adakah jang kamu kenal di kehidupan Emeralda jang juga kamu kenal di kehidupan sekarang! J : Ya. Di pemukiman gelandangan itu ada seorang pemimpin. Dia yang menyuruh para gelandangan lain untuk bekerja. Dia berkuasa dan ditakuti oleh para gelandangan lainnya. Dia adalah paman kekasihku yang dalam kehidupan sekarang positif mengidap HIV/AIDS. Lalu, ada seorang laki-laki muda seusiaku. Dia adalah keponakan dari pemimpin gelandangan itu. Dia berbeda dari gelandangan lainnya. Dia lebih pendiam dan entah mengapa aku merasa dia jauh lebih baik. Tidak seharusnya dia berada di sana. Gelandangan muda itu adalah kekasihku dalam kehidupan sekarang.

T: Adakah kontak jang kamu lakukan dengan gelandangan muda ini? J : Ya. Aku membawanya ke rumahku untuk menjadi tukang kebun T : Bisakah kamu gambarkan rumahmu? J : Rumahku besar sekali dan ada kebun yang luas. Temboknya berwarna putih. Lantainya berwarna coklat muda dengan corak berwarna coklat tua. Di pekarangan depan terdapat kebun bunga dan di belakang terdapat temp at tinggal untuk para pengurus rumah. T: Sskarang kita akan mencari tahu penyebab di kehidupan sekarang paman kekasihmu terkena HIV/AIDS. Apa jang metjebabkannja? J : Gelandangan muda yang sekarang menjadi tukang kebunku sering bercerita, bahwa pamannya selalu meniduri para gelandangan perempuan yang dia anggap cantik. Dan, tidak ada seorang pun yang berani menghentikannya. Banyak di antara mereka yang hamil karena perbuatan pamannya itu. Dia juga bercerita, pamannya sering menyuruh dia untuk memilih perempuan mana yang ingin dia tiduri. T: Apakah gelandangan muda itu juga meniduri para perempuan gelandangan? J : Tidak. Dia merasa itu melanggar prinsipnya. T: Prinsip apa? J : Entahlah... Dia orang yang sangat jujur, rajin, dan tidak banyak bicara. T: Melihat hubungan kamu dengan kekasihmu dalam kehidupan jang sekarang apakah ada hubungan cinta antara Emeralda dengan gelandangan muda ini? J : Aku menyukainya dan dia pun menyukai aku. Waku begitu, dia tidak pernah mengatakannya melalui kata-kata. Namun. saat ini aku sudah bertunangan dengan pejabat muda Belanda. Kami dijodohkan sejak keciL T: Kita maju beberapa tahun ke depan untuk melihat koneksi antara kamu, kekasihmu, dan paman kekasihmu di kehidupan Emeralda. Apa jang kamu lihat? J : Tukang kebunku datang ke rumah bersama pamannya. Tukang kebunku meminta izin untuk mengajak pamannya tinggal bersamanya, di tempat tinggal para pelayan rumahku. Pamannya terlihat tua dan sakit. T : Apakah kamu mengjzinkannya? J : Ya. Aku kasihan, maka aku izinkan. T: Bisakah kamu maju ke saat penting bagi kalian bertiga dalam kehidupan Emeralda? J : Ya. (Tegang ....) Banyak pejuang Indonesia yang menyerang rumah kediaman pejabat Belanda. Mereka masuk ke rumahku secara paksa. Mereka banyak sekali jumlahnya. T: Tenangkan dirimu. Kejadian ini sudah berlalu. Sekarang saya ingin kamu menceritakanrya dengan tenang

J : Tukang kebunku membawa aku bersembunyi di kediamannya. Para pejuang itu menggeledah seluruh ruangan rumahku. T : Apakah mereka menyakjti keluargamu? J : Tidak. Orang tuaku sedang bertugas di luar kota. Hanya ada aku dan para pengurus rumah. T : Apakah mereka menemukan kamu? J : Tidak. Ketika mereka menggeledah kediaman pengurus rumah, tukang kebunku dan pamannya memastikan tidak ada orang Belanda di rumah ini. Mereka menyelamatkan nyawaku. T : Setelah kejadian itu, apa jang kamu lakukan? J : Aku di pelabuhan. Lalu aku berlayar menuju Belanda dan meninggalkan Indonesia untuk selamanya. T : Apa yang kamu lakukan di Belanda? J : Aku menikah dengan tunanganku. T: Apa kamu pemah bertemu dengan tukang kebunmu dan pamanya setelah kejadian itu? J : Tidak pernah. T: Apakah kamu masih msndntai tukang kebunmu? J : Ya. Aku mencintainya seumur hidupku. T: Apa pebjaran jang kamu dapatkan dari kehidupan Emeralda? J : Semestinya aku mengikuti kata hatiku. Aku mestinya menetap di Indonesia dan menikah dengan tukang kebunku. Tapi, aku lebih memilih hidup nyaman dengan menikah dan tinggal di Belanda. T: Adakah hubungan antara pebjaran ini dengan kehidupanmu sekarang? J : Ya. Karena dalam kehidupan Emeralda aku tidak bisa melewati pelajaranku, yaitu mendengarkan kata hati. Maka, dalam kehidupan yang sekarang situasi ini terulang kembali. Situasi yang mengharuskan aku memilih untuk mengikuti kata hatiku dan menerima paman kekasihku dengan penyakit HIV/AIDS-nya, atau mundur untuk menyelamatkan hidupku. T: Mengapa dabm kehidupan sekarang ada dorongan jang sangat kuat dari kekasihmu untuk menolong pamannya? J : Karena dalam kehidupan lalunya, pamannya membesarkan dan merawat gelandangan muda itu layaknya anak sendiri. Maka dari itu, dalam kehidupan yang sekarang kekasihku merasakan keinginan yang sangat kuat untuk menolong pamannya. Itu dia anggap sebagai tindakan balas budi. T : Lalu, apa hubungannya denganmu?

J : Dalam kehidupan laluku sebagai Emeralda, mereka pernah menyelamatkan hidupku. Juga, ini adalah siklus yang berulang. Dalam kehidupan sebagai Emeralda aku tidak mendengarkan kata hatiku karena aku lebih memilih kehidupan yang nyaman di Belanda. Maka, dalam kehidupan yang sekarang siklus ini terulang lagi. T: Apakah dabm kehidupan sekarang kamu tebh mendengarkan kata hatimu? J : Ya. Aku telah mendengarkan kata hatiku untuk menerima paman kekasihku. Aku mengasihinya seperti keluargaku sendiri, dan berinteraksi dengannya tanpa rasa takut. Kali ini dorongan kata hatiku untuk membantu paman kekasihku lebih besar daripada ketakutanku untuk menyelamatkan diriku sendiri. T: Lalu, apakah jang terjadi pada paman kekasihmu juga merupakan siklus kehidupan jang berulang? J : Ya. Dalam kehidupan lalunya dia tidak bisa mengendalikan nafsunya dan meniduri para perempuan gelandangan. Dalam kehidupan yang sekarang, dia pun tidak bisa mengatasi keinginan nafsunya. Akibatnya, dia tertular yirus HIV/AIDS karena perbuatan yang sama. T: Sekarang, hal apa jang bisa dia lakukan untuk mengurangi penderitaannya? J : Apa yang bisa dilakukan sekarang? Bukan hanya dia tidak bisa melewati hambatan ini dalam kehidupan yang sekarang. Dia juga tidak bisa melewatinya dalam kehidupan lalunya. Dan, dia masih akan menghadapinya dalam kehidupannya di masa mendatang. T: Adakah cara supaya dia bisa melewati hambatan ini dan keluar dari siklus jang berulang-ulang? J : Andaikan dia bisa mengetahui hal ini sebelumnya, dia pasti bisa memilih untuk menghadapinya dan memenangkan pertarungannya. Tapi, karena dia tidak mengetahuinya, maka dia terus mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Regresi ini bukan saja menghilangkan "paranoia" kami, tetapi juga memberikan pelajaran yang sangat sangat berharga menyangkut siklus kehidupan. Alangkah bahagianya bila setiap orang bisa melihat kehidupan lalu mereka. Betapa banyak kesalahan yang tidak perlu mereka ulangi berkali-kali. Dengan mengetahui kehidupan lalunya, mereka bisa memilih untuk menghadapinya dan kemudian memutuskan siklus yang berulang-ulang tersebut. Berbagai godaan dan kesulitan pasti akan datang silih berganti sepanjang hidup kita, tanpa kita bisa memilih. Apa pun usaha-usaha kita, dan betapa pun kerasnya kita telah berusaha, tetap saja akan datang berbagai kesulitan dan godaan sepanjang hidup kita. Memang, begitulah sifat kehidupan ini. Godaan hidup terus masuk ke dalam batin kita melalui pintu-pintu indera kita yang selalu terbuka lebar, tanpa ada proteksi apa pun. Mata ini membuat kita melihat hal-hal yang menyilaukan dan memabukkan. Telinga ini membuat kita mendengar suara apa pun, baik atau buruk. Hidung ini selalu ingin mencium wewangian. Dan tubuh ini membuat kita merasakan sensasi sentuhan.

Semua hal yang masuk melalui indera-indera itulah yang membuat kita terjebak dalam kesulitan. Jika sifat pintu indera itu adalah menerima semua hal yang masuk, maka apa lagi yang bisa melindungi batin ini dari segala godaan hidup, selain pengendalian diri yang datang dari did. kita sendiri? Hidup merupakan me dan pertarungan karena menghadirkan banyak kesulitan, rintangan, dan godaan. Mengapa itu ada? Mereka ada supaya kita bisa berlatih menyempurnakan diri dan menaikkan leyel kesadaran kita. Nah, apabila kita mampu menyempurnakan diri dan menaikkan tingkat kesadaran, maka kita bisa bersiap diri masuk ke tahap kehidupan yang berikutnya. Bila kita berhasil melewati semua kesulitan, rintangan, dan godaan itu dengan baik, niscaya kita pun dapat bersiap masuk ke kehidupan berikutnya dengan baik pula. Kalau bukan kita sendiri yang berkomitmen untuk mengendalikan diri, menghadapi, dan melewati semua godaan maupun rintangan hidup ini, lalu siapa lagi yang bisa menolong diri kita? Setiap orang pun sedang berjuang menghadapi pertarungannya masing-masing. Hanya komitmen pengendalian diri yang sanggup membantu kita melewatinya. Apa pun rintangan dan godaannya, betapa pun berat rasanya, hanya ada satu cara melewatinya, yaitu kendalikan diri, hadapi, dan lakukan perbuatan yang benar. "Setiap orangpun sedang menghadapi pertarungannja masing-masing. Jangan takut dan jangan menjerah! Hadapi dan lakukan perbuatan jang benar!"

"Jika kita tidak bisa memprediksi kemalangan- kemalangan apa yang akan kita alami akibat timbunan perbuatan-perbuatan buruk kita di masa lalu, maka yang bisa kita lakukan adalah menimbun perbuatan baik setiap saat."

bab 10 Penyebab Kanker Otak Tanteku Saya mempunyai tante yang sangat dekat dengan saya. Dia sudah seperti sahabat saya saja. Dia juga senantiasa memberi nasihat teladan kepada saya. Pada usia yang relatif muda, tante sudah mendirikan perusahaannya sendiri. Dia merintis usaha itu dengan keberanian dan kerja keras. Dia memang seorang perempuan yang mandiri dan selalu berpikir optimis. Karena saya mengagumi dia, maka saya pun selalu mengingat nasihatnasihatnya. Tante saya suka berkata, "Dalam hidup ini, banyak hal yang kita inginkan, tapi tidak datang kepada kita. Makanya, kita harus memperjuangkan apa saja yang kita inginkan dalam hidup ini." Tante saya memang seorang perempuan yang hebat. Dalam usianya yang masih muda, dia telah meraih keberhasilan dalam hidupnya dan mampu meraih banyak hal yang dia inginkan. Namun tragisnya, tante saya akhirnya meninggal dunia saat usianya baru menginjak 32 tahun. Tante meninggal akibat kanker otak stadium empat yang sangat ganas. Enam bulan di masa-masa akhir hidup tante saya dihabiskan di rumah sakit. Dia harus mengalami dua kali operasi pembedahan. Darah dan cairan otaknya terus keluar dari bekas jahitan di kepalanya. Ingatannya jadi melemah, matanya buta, dan tubuhnya lumpuh sebelah. Walaupun menanggung penderitaan yang amat dahsyat seperti itu, tante saya tidak pernah sendirian. Seluruh anggota keluarga menjaganya dengan penuh kasih sayang. Sebab, semasa hidupnya dia memang orang yang sangat berbakti kepada orangtua dan banyak membantu anggota keluarganya. Tante saya adalah orang yang sangat dicintai dan diteladani oleh banyak orang di sekitarnya. Dia orang baik dan punya semangat hidup yang luar biasa. Tapi pada saat yang sama, dia adalah orang yang harus menjalani hidup dengan penyakit ganas yang akhirnya merenggut nyawanya di usia muda. Tante yang semasa hidupnya adalah orang baik dan sangat berbakti---dan orang yang sangat baik di mata saya---namun meninggal karena penyakit ganas itu, membuat saya bertanya-tanya. Mengapa dia meninggal dalam usia muda serta dengan cara seperti itu? Saya meregresi diri saya untuk mencari penyebab mengapa seorang yang baik dan begitu bersemangat untuk hidup harus meninggalkan dunia dengan cara yang mengenaskan. T : Apa jang kamu lihat? J : Banyak pepohonan. Pohonnya kurus dan tidak rindang. T : Apakah kamu bisa melihat tubuh kamu? J : Tidak. T : Lalu, seperti apa bentuk kamu ? J : Tidak ada. Tidak ada wujud. Aku hanya berupa suatu kesadaran.

T: Sekarang kita akan maju ke saat kamu bersama tante kamu di kehidupan ini. Apa jang kamu lihat? J : Ada seorang laki-laki muda, yang di kehidupanku sekarang adalah tanteku. sedang menggotong seekor ikan yang sangat besar. Dia membawa ikan itu ke dalam rumah dan memotongnya menjadi bagian-bagian keciL T : Untuk apa dia memotong ikan besar ini? J : Untuk dijadikan daging asap dan dijual ke pasar. T: Kita maju mencari tahu penyebab kanker otak tantemu di kehidupannya jang sekarang. Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat ada otak di atas piring. T : Otak apa ini? J : Otak monyet. T : Mengapa ada otak monyet di sini? J : Laki-laki muda ini suka berburu ke hutan. Dia berburu monyet-monyet yang berbulu hitam. Setelah membunuh monyet-monyet itu, lalu dia ikat tangan mereka ke belakang, dan kemudian dia ambil otak mereka. T : Untuk apa dia melakukannya? J : Untuk dia makan dan lainnya dia jual T: Mengapa dia memakan dan menjual otak monyet-morjet? J : Dia berpandangan bahwa otak monyet akan membuat dia pintar. Maka dari itu dia memakannya. Dia juga menjual sebagian besar otak monyet-monyet yang dia buru untuk mendapatkan uang. Dengan berbuat begitu, dia merasa bahagia. Karena, dia merasa telah membuat orang lain pintar dengan memakan otak monyet yang dia juaL T: Apakah hal ini jang menjadi penyebab penyakit kanker otak dalam kehidupan tantemu jang sekarang! J : Ya. Demikianlah adanya. T : "Lalu, apa jang kamu lakukan dalam kehidupan ini? J : Aku hanya sebagai pengamat dan hanya mengamati kehidupan laki-laki muda itu. T : Mengapa kamu hanya bisa menjadi pengamat? J : Ya. Itu bagian dari pembelajaran. Aku mengamati kehidupan laki-laki muda itu supaya aku bisa belajar dari kehidupannya. Ada jiwa-jiwa yang hadir dalam kehidupan namun hanya sebagai pengamat. Jiwa-jiwa itu mengamati kehidupan orang-orang lainnya. Hanya sebagai penonton dari sebuah kehidupan, tanpa adanya perasaan dan keterlibatan apa pun dengan kehidupan dari orang-orang yang diamatinya. T: Lalu, pembelajaran apa jang kamu dapatkan sebagai pengamat dari kehidupan laki-

laki muda ini? J : Untuk melihat bagaimana seseorang dengan pandangan yang salah telah melakukan perbuatan yang buruk, yang disertai dengan perasaan bahagia dan puas karena melakukan perbuatannya tersebut. T : Terangkan apa maksudnya? J : Dia berpandangan salah bahwa dengan memakan otak monyet dia bisa mendapatkan kepintaran. Makanya dia membunuh monyet-monyet itu dengan perasaan bahagia. Karena, menurut pandangannya dia telah membuat dirinya dan orang lain pintar dengan memakan otak monyet-monyet itu. T: Ceritakan bagaimana perbuatan buruknya berakibat pada kehidupannya yang sekarang? J : Tanteku orang yang sangat baik. Dia orang yang berpikiran positif, pekerja keras, tekun, dan sangat berbakti kepada orangtua. Dia membantu kakak-kakaknya dengan tulus. Dia seorang adik, tante, dan anak yang baik yang menginspirasi setiap orang yang mengenalnya. Dia seorang yang luar biasa. Tapi, dia harus tersiksa dengan penyakit kanker otaknya dan meninggal di usia muda. T : Pelajaran apa jang kamu dapatkan dari kehidupan tantemu? J : Untuk melihat akibat perbuatan buruk di masa lalu yang berbuah pada kehidupan yang sekarang. T : Apa pelajaran jang bisa kamu petik dari regresi ini? J : Akibat perbuatan buruk akan terus mengikuti seperti bayangan mengikuti objeknya. Betapa menderitanya bila akibat dari perbuatan-perbuatan buruk kemudian berbuah. Akibat-akibat perbuatan buruk mengkondisikan kita untuk mengalami bencana, terkena penyakit, kebangkrutan, kemiskinan, dan ketidakberuntungan dalam hidup. Betapa pun kita berusaha untuk menghindar, akibat dari perbuatan-perbuatan buruk itu akan terus mengikuti kita seperti bayangan mengikuti objeknya. Akibat buruk itu akan merealisasikan dirinya pada saat dan situasi yang tidak bisa kita duga. Kita tidak pernah tahu perbuatan-perbuatan buruk apa saja, berat atau ringan, yang telah kita lakukan di kehidupan lalu, yang akibat-akibatnya telah membayang-bayangi kita, serta menunggu kondisi yang tepat untuk merealisasikan dirinya. Jika kita tidak bisa memprediksi kemalangan-kemalangan apa yang akan kita alami akibat timbunan perbuatan-perbuatan buruk kita di masa lalu, maka yang bisa kita lakukan adalah menimbun perbuatan baik setiap saat. Dengan selalu berbuat baik, mungkin kita akan punya harapan lebih. Dan, semoga buah perbuatan-perbuatan baik itu akan bisa menolong kita pada saat musibah, penyakit, kemiskinan, dan kemalangankemalangan lainnya---yang merupakan akibat perbuatan-perbuatan buruk kita---sedang berbuah.

"Akibat dari perbuatan-perbuatan buruk akan terus mengkuti seperti bajangan mengkuti objeknja."

"Setiap belahan jiwa yang hadir dalam kehidupan sekarang, rata-rata hanya memberikan 25 persen kemungkinan untuk menjadi belahan jiwa yang tepat bagi kita. Tetap saja, 75 persennya adalah komitmen yang harus ditanamkan dalam kehidupan kita yang sekarang."

bab 11 Belahan Jiwa yang Sejati Bertahun-tahun saya menjalin hubungan dengan Gunawan, kekasih saya. Kemana-mana kami selalu bersama, di mana ada saya di situ pasti ada dia, begitu juga sebaliknya. Hubungan kami sangat kompak layaknya partner dalam dunia kerja maupun sepasang sahabat baik. Orang-orang yang mengenal kami pun langsung bisa melihat bahwa kami sangat saling mencintai. Saking lengketnya kami berdua, sampai-sampai saya berpikiran bahwa tidak akan ada laki-laki lain yang bisa saya cintai, seperti saya mencintai dia. Dan rasanya, kekasih saya pun berpikiran sama, bahwa tidak ada perempuan lain yang bisa dia cintai selain saya. Tak salah bila saya menganggap, dia adalah belahan jiwa saya. Keharmonisan itu terus terjaga, sampai suatu saat terusik oleh suatu perasaan yang menggoda. Ada cinta lain yang hadir di antara kami berdua, dan saat itu kami tergoda untuk selingkuh, saling tidak setia. Saya ingat betul kejadian sore itu. Saya dan Gunawan sedang makan di sebuah restoran. Saya berterus terang padanya, bahwa saya sedang jatuh cinta pada laki-laki lain. "Sungguh, aku tidak mengundang perasaan itu. Tapi, rasa cinta itu tiba-tiba saja tumbuh pada saat pertama kali aku berbicara akrab dengan laki-laki itu," begitu cara saya memperjuangkan "perasaan cinta" saya. Antara saya dengan laki-laki tersebut memang sering bertemu karena kami mempunyai hubungan kerja. Dari pertemuan-pertemuan dan hubungan kerja itulah, lalu tumbuh perasaan saling menyukai di antara kami. Dia sering menelepon saya dan kami suka ngobrol bersama. Entahlah, rasa suka itu tumbuh tanpa bisa dibendung dan ditahan-tahan. Saya sengaja berterus-terang pada kekasih saya, dengan harapan rasa suka itu akan sirna dengan segera. Karena, dari hati kecil dan hati yang paling dalam, saya sungguhsungguh tidak menginginkan perasaan ini ada. Saya berkata jujur kepada Gunawan supaya saya bisa segera kembali mencintai dia dengan sepenuh-penuhnya. Tidak mau ada orang ketiga! Tanpa saya duga, Gunawan sudah menyadari hal itu. Dan, yang paling membuat saya seperti kehabisan napas, dia mengatakan bahwa saat itu dia pun sedang menyukai perempuan lain. "Tiba-tiba saja perasaan ini muncul tanpa aku bisa memilih. Perasaan sayang ini muncul begitu aku melihat perempuan itu," kata Gunawan dengan jujur. Dia menyatakan bahwa kesetiaan dan komitmen kami berdua memang sedang diuji. Kami memutuskan, bila kami tidak melakukan apa-apa, pasti perasaan-perasaan itu akan musnah. Sebab, kami menyadari bahwa segala sesuatu yang muncul pasti akan musnah juga. Kemunculan perasaan cinta itu terjadi secara tiba-tiba dan tidak diundang, seperti kemunculan kanker yang tiba-tiba hadir dalam organ tubuh yang sehat. Kami berdua tidak mempunyai kuasa untuk menolak perasaan itu.

Berhari-hari saya menangis. Kepercayaan saya pada cinta sejati hancur berkepingkeping. Bagaimana mungkin kami bisa mencintai orang lain, padahal kami tahu kalau kami berdua adalah belahan jiwa? Bukankah kami mempunyai misi yang harus diselesaikan bersama-sama? Menghadapi situasi semacam ini, untungnya kami berdua tetap mampu berpikir jernih. Kami memutuskan untuk saling berpegangan lebih erat supaya kami tidak terbawa arus dan menjadi saling tidak setia. Selanjutnya, untuk mencari secercah cahaya dalam kekalutan hati saya dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas itu, saya meregresi diri saya. Inilah pelajaran yang saya dap at. T : Apa jang kamu lihat? J : Danau yang sangat indah di dalam sebuah gua. T : Apakah kamu bisa melihat diri kamu ? J : Ya. Aku adalah seorang remaja putri. Aku sedang berenang di danau dalam gua itu. T : Apakah ada orang lain di sana? J : Ya. Aku berenang bersama seorang laki-laki. Dia kekasihku. Kami sangat bahagia dan kami sangat saling mencintai. T: Apakah kekasihmu jang ini ada dalam kehidupanmu yang sekarang? J: Ada. Dia adalah laki-laki lain yang hadir dalam hubunganku dengan kekasihku. T : Sekarang kita akan maju ke momen penting di antara kamu dan laki-laki ini. Apa jang kamu lihat? J : Keramaian orang. Banyak orang di jalan. Banyak penunggang kuda dan kereta kuda yang berlalu-lalang. T: Apakah kamu masih dalam kehidupan jang sama dengan yang di danau di dalam gua itu? J : Bukan. Ini dalam kehidupan yang berbeda. T : Apa kamu bisa melihat dirimu dan laki-laki itu di kehidupan ini? J : Ya. Kami sedang berpelukan. Dia kekasihku. Dalam kehidupan ini kami saling mencintai dan kami adalah belahan jiwa. T: Apa hubunganmu dengan laki-laki tadi dalam dua kehidupan lalumu itu? J : Kami berdua adalah belahan jiwa yang saling mencintai dalam dua kehidupan itu. Kami saling mencintai dan hidup dengan sangat bahagia. T : Sekarang, kita akan masuk ke dalam kehidupan lalumu jang lain untuk melihat hubunganmu dengan laki-laki ini. Apa yang kamu lihat? J : Aku sedang duduk di atas bukit dan memandang pantai yang sangat indah. Ada seseorang yang memanggil namaku, Nouna.

T : Siapa jang memanggilmu? J : Abram, kekasihku. Dia adalah kekasihku dalam kehidupan yang sekarang. Kami berdua turun dari bukit dan bermain di pantai. Aku sangat bahagia. Aku dan Abram saling mencintai. T : Apa jang kalian lakukan selanjutnja? J : Kami mendatangi Paul yang sedang duduk-duduk di pantai. Dia sedang murung. Paul adalah laki-laki lain yang aku sukai dalam kehidupan yang sekarang. T: Apa hubungan Paul denganmu dalam kehidupan ini? T: Kita maju ke momen penting jang teijadi di antara kalian bertiga. Kamu ada di mana sekarang? J : Aku dan Abram baru saja keluar dari sebuah restoran. Kami sudah menikah dan sangat bahagia. Tiba-tiba, Paul mendatangi kami. Dia memukul wajah Abram. T : Mengapa Paul memukul wajah Abram? J : Paul berkata, itu untuk membalas Abram karena dia mendapatkan aku. Abram telah membuat hidup Paul menderita. Setelah itu, Paul pergi dan aku tidak pernah melihatnya lagi. T : Apa hubunganmu dengan Abram dan Paul dalam kehidupan ini? J : Dalam kehidupan ini Abram adalah belahan jiwaku. Paul mencintaiku karena dia masih membawa getaran cinta yang pernah kami miliki dalam kehidupan lalu kami. Dalam kehidupan lalu itu, aku dan Paul pernah menjadi belahan jiwa. T: Sekarang kita masuk ke dalam kehidupan lalumu jang lain untuk melihat hubungan jang teijadi antara kamu, kekasihmu, dan perempuan jang disukai kekasihmu. Apa jang kamu lihat?  J : Banyak orang yang sakit. Mereka muntah-muntah dan tubuh mereka tergeletak lemas. Sepanjang mata memandang, banyak orang sakit tergeletak di jalan dan di dalam rumahrumah. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya. Aku seorang perempuan perawat. Aku memakai baju adat Korea. T : .Abajang sedang terjadi saat ini? J : Ada wabah penyakit menular yang aneh menyerang desa kami. Hampir seluruh penduduk desa muntah-muntah dan lemas sampai akhirnya mereka meninggaL T: Kita akan maju ke momen dalam kehidupan di mana kamu bertemu dengan kekasihmu dan perempuan itu. Kamu sedang di mana? J : Aku sedang di sebuah kamar. Aku sedang menyuapi perempuan tua yang juga terserang penyakit aneh itu.

T : Siapa perempuan tua ini? J : Dia seorang bangsawan. Saat ini, aku bekerja sebagai perawat di rumahnya. Perempuan tua ini adalah ibu dari bangsawan muda. T : Apakah mereka kamu kenal dabm kehidupan jang sekarang? J : Hanya bangsawan muda yang aku kenal Dia adalah kekasihku dalam kehidupan yang sekarang. T : Apa jang terjadi selanjutnja? J : Ibu bangsawan muda itu meninggaL Aku pun sekarang merasakan gejala penyakit yang sama. Aku merasa mual dan muntah-muntah. T : Kita maju untuk melihat apa jang terjadi pada dirimu selanjutnja. Kamu sedang apa sekarang? J : Aku terbaring lemas di kamarku. Sekarang aku tinggal dan dirawat di rumah bangsawan muda. Itu balas jasanya karena aku telah mengurus ibunya. T : Apa jang sedang terjadi saat ini? J : Istri bangsawan muda itu juga terserang penyakit aneh ini. Kondisinya sangat lemah. Bangsawan muda sangat mencintai istrinya. Dia merawat dan menemani istrinya setiap hari. Aku melihat mereka dari pintu kamarku. Mereka terlihat saling mencintai. Aku sungguh mengagumi cinta bangsawan muda itu kepada istrinya. T: Bisakah kamu mengenali istri bangsawan muda ini dalam kehidupan sekarang? J : Ya. Dia adalah perempuan yang disukai oleh kekasihku dalam kehidupan yang sekarang. T : Apa jang terjadi selanjutnja pada dirimu? J : Istri bangs awan muda ini akhirnya meninggaL Bangsawan muda sangat terpukul karena dia kehilangan istri yang sangat dicintainya. Aku pun pergi meninggalkan rumah ini karena tidak tahan melihat kepedihan bangsawan muda. Diam-diam, aku juga mencintai bangsawan muda ini. T: Kamu pergi kemana dan apa jang terjadi dengan hidupmu selanjutnya? J : Aku tinggal di sebuah hutan sampai akhir hidupku. T: -Apa hubungan bangsawan muda dan istrinya dalam kehidupan ini? J : Bangsawan muda dan istrinya adalah belahan jiwa dalam kehidupan ini. T: .Apakah ini jang menyebabkan munculnya rasa suka dari kekasihmu jang sekarang pada perempuan itu? J : Ya. Getaran itu masih membekas karena perempuan itu pernah menjadi belahan jiwa kekasihku di mas a lalu. T: Pebjaran apa jang bisa kamu petik dari regresi ini supaja bisa menenteramkan

kekalutanmu? J : Bahwa semua itu telah berlalu. Aku dan kekasihku merasakan perasaan suka kepada orang lain karena adanya akibat yang terbawa dari kehidupan lalu. Semua itu telah lewat. Kami sudah lahir dalam tubuh dan batin yang berbeda, serta dengan misi yang berbeda pula. Semua itu sudah berlalu. Sekarang kami harus hidup di masa kini. Dari regresi ini saya bisa mengerti lebih jelas lagi bahwa saya dan kekasih saya tak bisa mengendalikan perasaan-perasaan yang muncul dalam diri kami masing-masing. Perasaan-perasaan cinta ini muncul dengan sendirinya tanpa adanya mat dari kami untuk memunculkannya. Dan, karena mereka muncul dengan sendirinya, maka perasaanperasaan itu pun akan musnah dengan sendirinya. Setelah mengetahui hal ini, saya dan kekasih saya memutuskan untuk tidak melakukan aksi apa pun terhadap perasaan-perasaan cinta tersebut. Karena perasaan cinta semacam ini muncul sebagai efek dari perasaan yang lalu. Dan, seperti sebuah gelombang yang muncul, mereka pasti akan hilang bila tidak ada daya yang ditambahkan untuk memperpanjang gelombang itu. Dengan diam dan bersikap no actions , berarti kami menunggu efek gelombang itu habis dengan sendirinya. Tanpa perlu menambah daya apa pun yang dapat memperpanjang gelombang itu. Dalam konteks kehidupan lalu dan kehidupan sekarang, kita telah hidup dan mati tak terhitung jumlahnya. Tak terhitung pula jumlah orang-orang yang pernah menjadi belahan jiwa kita, yang mungkin bisa kita temui dalam kehidupan sekarang. Setiap pertemuan kita dengan mereka, hampir pasti akan menghasilkan getaran-getaran atau sisa-sisa cinta kita pada mereka di kehidupan lalu. Jika demikian adanya, apakah kita akan menjalin hubungan kembali dengan mereka semua? Atau kita akan mengoleksi mereka semua sebagai kekasih kita dalam kehidupan sekarang? Apakah kita akan menjadikan mereka semua sebagai kekasih atau pasangan hidup kita? Persoalannya, bagaimana kita bisa mengetahui bahwa belahan jiwa yang telah kita pilih dalam kehidupan yang sekarang ini, merupakan belahan jiwa yang paling tepat buat kita? Bukankah ada begitu banyak belahan jiwa kita yang lainnya? Setiap belahan jiwa yang hadir dalam kehidupan sekarang, rata-rata hanya memberikan 25 persen kemungkinan untuk menjadi belahan jiwa yang tepat bagi kita. Tetap saja, 75 persennya adalah komitmen yang harus ditanamkan dalam kehidupan kita yang sekarang. Komitmen untuk terus belajar bersama supaya memiliki keyakinan yang sama; komitmen untuk bersama-sama mengemb angkan kemurahan hati; serta komitmen untuk senantiasa bersama-sama mengembangkan kebijaksanaan. Karena, apabila komitmen sudah ditanamkan, maka tidak akan ada alasan untuk terbakar dalam bara api perselingkuhan dan menjadi saling tidak setia. "No actions adalah mantra

mujarab untuk menghadapi godaan selingkuh."

bab 12 Aisley Murid Lesku yang Kaya Saat masih kuliah, saya suka mengajar les privat sekadar untuk menambah uang saku. Waktu itulah saya bertemu dengan Aisley, murid les saya. Dia adalah remaja yang sangat menyenangkan, cantik, pintar, dan penuh semangat belajar. Sekalipun masih muda, dia sudah menampakkan suatu kepribadian yang benar-benar bisa membuat orang lain betah berada di dekatnya. Selain itu, ada satu hal yang sungguh membuat saya kagum dengan murid les saya ini: yaitu kehidupannya yang tampak bahagia dan terpenuhi segala sesuatunya. Sejak pertama kali saya datang ke rumah Aisley, saya langsung terpukau pada rumahnya yang besar dan indah sekali. Sebagai guru les Aisley, saya sering diminta membimbing dia di kamarnya. Kamar tidurnya---mungkin lebih tepat lagi kamar pribadinya---sangat besar dan mewah. Di dalamnya ada kamar mandi yang luas, ruangan khusus untuk menyimpan pakaianpakaiannya, dan ada ruangan tersendiri untuk belajar. Di sela-sela kegiatan belajar bersama saya, Aisley sering pula menceritakan liburanliburannya ke mancanegara bersama keluarga. Pada ulang tahunnya yang ke-12, orangtuanya mengadakan pesta yang sangat meriah dan menghadiahi Aisley sebuah mobil mewah. Aisley memang sangat dekat dengan orangtuanya, juga dengan kakak dan adiknya. Pokoknya, hubungan mereka sangat akrab dan tampak bahagia sekali. Di mata saya, kehidupan Aisley dan keluarganya sungguh-sungguh merupakan sebuah kehidupan yang layak untuk diimpikan. Sejak kecil hingga dewasa sekarang ini, saya selalu menyimpan sebuah pertanyaan dalam diri saya, "Mengapa ada orang-orang yang sangat beruntung, dilahirkan dalam keluarga yang kaya raya, serta memiliki orangtua yang sangat pengertian dan hubungan keluarga yang harmonis?" Rasanya, kehidupan semacam itu telah memberi mereka segala keberlimpahan sejak mereka dilahirkan. Bagi mereka yang beruntung itu, sungguh, betapa indahnya kehidupan di dunia ini. Ketika saya menyaksikan dari dekat kehidupan Aisley yang benar-benar sangat berkelimpahan---baik dari segi materi maupun nonmateri seperti kebahagiaan keluarga yang utuh---saya begitu penasaran dan ingin sekali mencari jawabannya. Lalu, saya mencoba meregresi diri saya untuk melihat kehidupan lalu saya bersama Aisley, sekaligus mencari sebab-musabab yang membuat Aisley memiliki kehidupan yang begitu berkelimpahan. T : Bisakah kamu melihat dirimu? J : Ya. Aku memakai sepatu merah dengan kaos kaki putih selutut. Ya, ampun... Rambutku berwarna merah dan ikaL Wajahku buruk dengan gigi tonggos keluar. Tingkah lakuku kikuk dan aneh. T : Kamu terempuan atau laki-laki? J : Aku seorang gadis keciL

T : Berapa usiamu? J : Sekitar enam tahunan. T: Siapa namamu? J : Bernice. Tapi, orang-orang memanggilku Bernie. T : Di mana kamu tinggal dan tahun berapa? J : Colorado, Amerika. Tahunnya...tapi, tidak jelas. T: Baiklah. Kita akan maju beberapa tahun ke depan ke saat kamu bersama Aisley. Apa jang kamu lihat? J : Aku berada di sebuah lorong. Sepertinya ini adalah sebuah sekolah. T : Apa jang sedang kamu lakukan? J : Aku sedang meluncur dengan kereta pendorong buku. Luncuranku kencang sekali. Aku sedang bermain-main dan sepertinya aku mengganggu banyak orang. Mereka berusaha menghindar, takut kalau-kalau aku akan menabrak mereka. T : Berapa usiamu sekarang? J : Tujuh belas tahun. T : Bisakah kamu melihat Aisle)? J : Ya, ampun... Dia cantik sekali! Rambutnya hitam dan panjang. Dia adalah Bordoux, gadis yang terkenal cantik dan anggun. T : Apa jang sedang dia lakukan? J : Dia sedang berjalan sambil membawa buku. Dia selalu membawa buku. T: Sekarang, kita maju beberapa saat untuk melihat perbuatan apa jang telah dia lakukan sehingga dia bisa terlahir dabm keluarga jang kaya dan bahagia. Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat Bordoux sedang berjalan ke rumah tetangganya. T: Apakah kamu tahu untuk apa dia pergi ke rumah tetangganya? J : Dia selalu mengajari anak tetangganya setiap sore. T : Apa jang Bordoux sedang lakukan sekarang J : Ada seorang anak kecil yang jatuh. Bordoux berjongkok dan menolongnya. Dia mengobati lukanya dan memeluk anak itu sampai anak itu berhenti menangis.... Sekarang, dia berjalan lagi. Dia menemukan pot bunga yang terjatuh. Dia mengambilnya, membereskan tan ah yang tercecer, dan kemudian menaruh pot bunga itu di atas tembok kembali.... Ada sebuah bola yang hampir mengenai Bordoux. Dia tidak mar ah, dia tersenyum, dan mengembalikan bola itu ke anak laki-laki yang menendangnya. Sekarang dia sudah tiba di rumah tetangganya dan masuk ke dalam. T: Sekarang kita maju beberapa tahun ke depan untuk melihat pencapaian terbesarmu dan

pencapaian Bordoux. Apa jang kamu lihat? J : Aku melihat sebuah sungai yang indah. Perempuan-perempuan bangs awan sedang bersantai di atas perahu kecil di sungai tersebut. Mereka memakai baju yang indah dan memegang payung berenda. Ini adalah tempat wisata. T : Apa jang sedang kamu lakukan di sini? J : Aku bekerja di tempat ini sebagai tukang bersih-bersih. T : Apakah ini pencapaian terbesarmu? J : Sepertinya iya. Karena, aku bisa melakukan pekerjaan dengan lebih benar. Aku tidak lagi mengacau dan menjatuhkan barang-barang. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku seorang gadis yang kikuk. Aku selalu membuat jengkel orang-orang dengan tingkah anehku. Dan, aku suka menjatuhkan barang-barang karena gerakanku yang kasar. Tapi di tempat ini, aku bisa bekerja dengan baik walaupun masih saja ada orangorang yang mengatakan bahwa tingkahku aneh. T: Lalu, apa jang Bordoux lakukan? Apakah dia juga bekerja? J : Bordoux bekerja sebagai peneliti perempuan. Mungkin dia satu-satunya perempuan yang menjadi peneliti. Kebanyakan dari kami hanya bekerja sebagai pelayan atau tinggal di rumah. T : Penelitian apa jang dia lakukan? J : Dia meneliti berbagai tumbuhan untuk diketahui manfaatnya dan untuk dijadikan obat. Dia menanam berbagai tumbuhan di rumah kaca dan memetiknya bila sudah cukup umur. Kemudian, tumbuh-tumbuhan itu dibawa ke dalam rumah, tempatnya bekerja. Hanya itu yang aku tahu. T: Lalu, apa jang menjadi sebab dia bisa terlahir dabm keluarga jang kaya dan hidup seblu berkelimpahan? J : Karena dia selalu melakukan apa yang orang lain mgin dia lakukan. Dia melakukan apa yang alam ingin dia lakukan. Dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Maka dari itu, dia mendapatkan apa yang dia mau. T : Terangkan apa maksudnya? J : Tidakkah kamu melihatnya? Dia menolong anak yang terjatuh, mengambil pot yang jatuh, tidak memarahi bahkan tersenyum kepada anak yang menendang bola yang hampir mengenainya. Dia menjadi peneliti dengan tujuan mendapatkan obat yang bisa membantu orang banyak. Dia melakukan hal-hal yang alam ingin dia lakukan. Dia selalu melakukan apa yang seharusnya dia lakukan dalam hidupnya. Maka, sekarang dia mendapatkan apa yang dia mau. Dia lahir dalam keluarga kaya, bahagia, dicintai, dan hidup berkelimpahan. T: "Lalu, apakah kamu tidak melakukan hal-hal tersebut sehingga sekarang kamu tidak terlahir dalam keluarga jang kaya dan berkelimpahan?

J : Ha ha ha... Aku berbeda sekali dengan Bordoux. Kemana pun Bordoux pergi, dia akan memberi kebahagiaan. Dia selalu memukau orang-orang dengan perbuatan-perbuatannya yang baik. Sedangkan kemana saja aku pergi, aku selalu membuat jengkel orang-orang karena sikapku yang kikuk. T: Apakah dengan melakukan hal-hal kebaikan kecil seperti itu bisa memberi kebahagiaan dan kekayaan? J : Bukan hal-hal kecil, tapi melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Melakukan halhal yang alam ingin kita lakukan. Alam menginginkan kita melakukan kebaikan. Bila kita melakukan kebaikan yang selaras dengan alam, maka alam akan memberikan apa yang kita mau. T: Adakah pelajaran jang bisa kamu dapatkan dari pertemuanmu dengan Aisley di kehidupan sekarang! J : Ya. Untuk melihat bahwa menjadi kaya dan berkelimpahan adalah hal yang baik karena semuanya datang dari kebaikan. Dan semestinya, setiap orang melakukan kebaikan bila ingin hidup dalam kelimpahan. Dulu saya selalu beranggapan bahwa untuk bisa dilahirkan dalam kondisi yang sangat beruntung di kehidupan sekarang ini, pastilah seseorang telah melakukan sesuatu hal besar dalam kehidupan lalunya. Dan, untuk menjadi besar dalam kehidupan mendatang, seseorang hanya perlu melakukan suatu hal yang sangat mengagumkan. Tapi hasil regresi ini benar-benar menyadarkan saya bahwa kebaikan-kebaikan kecil--yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus---merupakan awal dari hal-hal yang besar. Ternyata, kebaikan-kebaikan kecillah yang melatih dan mempersiapkan kita untuk melakukan hal-hal yang besar. Saya pun semakin memahami bahwa kondisi pikiran yang sadar dan penuh kebaikan merupakan benih dari segala bentuk keberlimpahan dalam hidup. Andaikan setiap orang menyadari ini---bahwa kebaikan akan membawa keberlimpahan dan segala hal yang baik dalam hidup---pastilah mereka akan berlomba-lomba melakukan kebaikan. Andaikan setiap orang bisa melihat akibat dari perbuatan-perbuatan jahat yang telah mereka lakukan, mereka pasti bergidik ketakutan dan akan segera menghentikan perbuatan jahat tersebut. Begitu orang menyadari bahwa perbuatan baik membawa keberlimpahan dan hal-hal baik---dan sekalipun dalam kehidupan yang sekarang mereka masih miskin---mereka pasti akan berlomba-lomba dengan waktu untuk melakukan hal-hal baik. Karena sesungguhnya. dengan cara itulah mereka sedang mempersiapkan hidup berkelimpahan di masa mendatang. Bila mereka yang dalam kehidupannya sekarang terlahir dalam keberlimpahan, mereka harus sadar bahwa semua itu merupakan hasil dari perbuatan-perbuatan baik yang telah mereka lakukan pada kehidupan lalu.

Dan bila mereka telah merasakan betapa bahagianya hidup berkelimpahan, semestinya mereka pun mempersiapkan diri untuk menerima keberlimpahan di masa mendatang dengan belomba-lomba untuk berbuat lebih baik lagi. "Lakukanlah kebaikan sekarang. maka engkau akan mendapatkan apa jang kamu mau. Ya. hanya sesederhana itu!"

PENUTUP Saya akan menutup kisah-kisah kehidupan lalu saya dengan sebuah kisah yang berjudul "Sang Putri dan Rumah Putih". Semoga kisah pendek ini dapat mengkristalkan pemahaman dan kesadaran kita akan peran-peran kehidupan dan proses pembelajaran yang harus kita jalani. Di suatu pagi seorang putri terbangun di sebuah hutan jang hebat Dia tidak dapat mengingat mengapa dia terbangun di hutan itu dan apa jang sedang dia lakukan di sana. Di sekelilingnya dia melihat begitu banyak orang jang sama seperti dirinya, jaitu orangorang jang sedang mencari tahu mengapa dan untuk apa mereka tiba-tiba terbangun di tengah hutanpun jangikut lebat Sang Putri mencari jawabannya. Tapi, satu-satunya petunjuk jang dia dapatkan hanyalah dua kalimat jang berbunyi demikian: 'Tujuanmu adalah sampai di sebuah Rumah Putih.  Temukan dan ikuti jalannya, maka kamu akan sampai di Rumah Putih itu." Begitu malam tiha, terdengar lolongan serigala-serigala malam Entah mengapa lolongan serigala itu membuat Sang Putri merasa sangat kesakitan. Setiap malam, lolongan serigala itu selalu membuat Sang Putri menjadi sangat menderita. Suatu hari, Sang Putri sampai di sebuah pohon. Di batang pohon itu ada tertulis kalimat demikian: "Pohon Waktu. Karena kamu sudah sampai di sini, maka kamu bisa mengambil buahnya dan lihatlab masa lalumu." Lalu, Sang Putri mengambil buah dari pohon itu dan tiba-tiba dia melihat dirinya berada di hutan jang lain serta pada waktu jang lain. Dia adalah dirinya, tetapi juga bukan dirinya. Sang Putri melihat ada seorang pangeran jang sedang berlari dari kejaran serigala-serigala malam Tapi, akhirnya serigala-serigala tersebut berhasil dan meneriakkan kemenangan. Tiba-tiba,menangkapnya Sang terbangun. Pengalamanlolongan itu sangat nyata. Dan dia mengerti mengapa lolongan-serigala malam itu terdengar begitu menakutkan baginya. Setelah mengetahui itu, Sang Putri menyadari bahwa jalan jang mendekati lolongan serigala-serigala malam itu bukanlah jalan jang dia cari. Dia harus menghindarinya supaya serigala-serigala malam itu tidak lagi mengejar dan mencabik "Lalu, Sang Putri meneruskan kembali perijalanannya. Dia bertekad untuk menemukan dirinya. gerbang jalan itu supaya dia tidak lagi mengembara dalam hutan. Dia tahu bahwa setelah masuk ke dalam gerbang jalan itu, dia hanya perlu mengikuti jalannya, dan dia pasti akan sampai di Rumah Putih itu. Bila boleh saya lukiskan, Sang Putri dan orang-orang di dalam hutan lebat itu adalah kita semua yang sedang mengembara dalam kehidupan ini. Pohon Waktu adalah regresi kehidupan lalu (RKL) yang bisa kita gunakan untuk melihat penyebab berbagai masalah dalam hidup kita, yang berakar pada kehidupan lalu kita. Dan Rumah Putih itu adalah suatu hakikat yang tidak bisa didefinisikan, karena Rumah Putih adalah Rumah Putih, dan Rumah Putih itulah akhir dari pengembaraan panjang kita.

Regresi kehidupan lalu hanyalah secuil petunjuk bagi kita yang sedang dalam perjalanan spiritual ini. Regresi kehidupan lalu menjadi hal yang perlu---tapi juga tidak diperlukan---dalam mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup kita. Kita bisa menggunakan ataupun tidak menggunakan regresi kehidupan lalu dalam menemukan petunjuk Sang Jalan. Sang Jalanlah yang akan menuntun kita sampai di Rumah Putih kita masing-masing..

Lampiran 1: Skrip dan Teknik Meregresi Diri Berikut adalah skrip untuk melihat kehidupan lalu yang sering saya gunakan. Bila Anda ingin belajar meregresi diri, saya sangat menyarankan supaya Anda membuat rekaman suara dari skrip ini. Atau, bila Anda ingin mendapatkan rekaman skrip regresi kehidupan lalu dengan bimbingan saya, Anda bis a masuk ke website saya: www.nathaliainstitute.com. Sebelum belajar atau mencoba teknik meregresi diri sendiri---khususnya bagi Anda yang baru pertama kali melakukan hal ini---saya hendak menjelaskan beberapa hal penting. Apa yang akan dilihat pada saat seseorang melakukan regresi kehidupan lalu? Seseorang yang diregresi mungkin akan langsung melihat kehidupan lalunya secara jelas, seperti halnya sedang menonton film. Kadang, orang hanya melihat potongan-potongan gambar, atau bahkan hanya mendapatkan perasaan relaks saja. Tapi, tidak menutup kemungkinan pula bahwa seseorang dapat masuk ke dalam situasi yang sangat mengharukan atau mencekam.

Orang yang diregresi juga dapat mengalami, merasakan kengenan, atau merasa kesakitan yang amat sangat seperti yang dialami oleh sosok yang ada dalam gambaran regresi tersebut. • Sediakan ruangan yang tenang supaya Anda tidak terganggu oleh aktiyitas orang lain selama proses regresi. • Posisikan tubuh Anda senyaman mungkin. Anda boleh berbaring atau duduk. • jernihkan pikiran dan biarkan Anda dalam kondisi pikiran yang sangat positif. • Minta bantuan seseorang untuk mendampingi Anda bila memang merasa perlu didampingi. Langkah I: Persiapan Pilih tempat dan posisi yang paling nyaman untuk Anda. Pastikan tempat dan posisi tersebut bisa membuat Anda merasa relaks. Anda bisa berbaring atau duduk dengan nyaman. Tutup mata Anda, buang segala pikiran yang mengganggu, dan buat tubuh Anda merasa serelaks mungkin. Langkah II: Relaksasi (Rekam skrip ini) Tutup mata dan buat tubuh Anda serelaks dan senyaman mungkin. Tarik napas panjang dan hembuskan perlahan-lahan. Lakukan sekali lagi. Setiap tarikan napas membuat tubuh Anda semakin relaks. Setiap hembusan napas, Anda membuang semua kepenatan dan kelelahan Anda. Sekarang, rasakan dan lihat tubuh Anda semakin relaks dan nyaman. Sekarang, lihat dan rasakan ada sebuah cahaya yang membuat relaks di kepala Anda. Lihat dan rasakan, cahaya itu membuat kepala Anda menjadi semakin relaks, dan membuang semua pikiran yang mengganggu. Sekarang, kepala Anda menjadi sangat

relaks dan nyaman. Lihat dan rasakan, cahaya yang membuat relaks itu turun ke wajah Anda. Lihat dan rasakan wajah Anda menjadi relaks. Lihat dan rasakan, cahaya itu memberi rasa nyaman di wajah Anda. Sekarang, cahaya yang membuat relaks itu turun ke leher. Lihat dan rasakan, otot-otot di leher Anda menjadi lemas dan kendur. Lihat dan rasakan, sekarang leher Anda menjadi sangat nyaman dan relaks. Lalu, cahaya yang membuat relaks itu turun ke bahu Anda. Lihat dan rasakan, cahaya itu membuat bahu Anda sangat relaks dan nyaman. Rasakan bahu Anda terasa sangat ringan, seolah-olah Anda belum pernah merasakan relaksasi senyaman ini di bahu Anda, dan ini membuat Anda semakin mengantuk ... mengantuk... dan tertidur lebih dalam. Sekarang, cahaya yang membuat relaks itu turun ke kedua tangan Anda. Lihat dan rasakan, kedua tangan Anda menjadi sangat nyaman dan relaks. Lihat dan r as akan, otototot tangan Anda menjadi lemas dan santai. Lihat dan rasakan, cahaya yang membuat relaks itu sekarang turun ke dada Anda, dan membuat dada Anda terasa sangat relaks. Lihat dan rasakan, cahaya yang membuat relaks itu menghilangkan tekanan-tekanan yang selama ini tersimpan di batin Anda. Lihat dan rasakan, sekarang Anda bisa bernapas lebih lega, dan oksigen masuk lebih banyak ke paru-paru Anda. Hal ini membuat Anda semakin merasa mengantuk dan tertidur lebih dalam. Sekarang, rasakan cahaya yang membuat relaks itu turun ke perut Anda, dan membuat perut Anda menjadi relaks dan nyaman. Lalu, cahaya yang membuat relaks itu turun ke kaki. Lihat dan rasakan, kedua kaki Anda menjadi sangat relaks. Lihat dan rasakan, otot-otot kaki Anda mengendur dan kaki Anda terasa sangat relaks. Sekarang, tubuh Anda sangat relaks. Saya akan menghitung dari tiga sampai satu, pada hitungan ke satu, Anda tertidur sangat dalam. Tiga... Dua... Satu... Anda tertidur sangat dalam. Langkah III: Memasuki Kehidupan Lalu (Rekam skrip ini) Sekarang, saya ingin Anda melihat dan merasakan, Anda berada di sebuah lorong yang terang, dan Anda merasa sangat nyaman berada di lorong itu. Di ujung lorong terdapat sebuah pintu, itulah pintu menuju kehidupan lalu Anda. Saya akan menghitung dari tiga ke satu, pada hitungan ke satu Anda sudah berada di dalam lorong yang terang itu. Tiga... Dua... Satu... Sekarang Anda sudah berada di dalam lorong itu. Saya akan berhitung mundur dari dua puluh ke satu. Setiap hitungan mundur yang saya lakukan, akan membuat Anda bergerak mundur dalam waktu, dan pada saat hitungan saya mencapai satu, Anda sudah berada dalam salah satu kehidupan lalu Anda.

Dua puluh... Lihat dan rasakan tubuh Anda bergerak mundur dalam waktu. Sembilan belas... Anda merasa sangat nyaman dan relaks. Delapan belas... tubuh Anda terasa lebih ringan dan Anda bergerak mundur. Tujuh belas... Mundur... Mundur dalam waktu. Enam belas... Lima belas... Empat belas... Anda semakin relaks dan tidur lebih dalam. Tiga belas... Dua belas... Sebelas... Lihat dan rasakan Anda sudah hampir setengah jalan menuju kehidupan lalu Anda. Sepuluh... Sembilan... Delapan... Anda semakin relaks dan percaya diri. Tujuh... Enam... Anda semakin mendekati pintu kehidupan lalu Anda dan Anda merasa lebih relaks lagi. Lima... Anda lebih dekat lagi dengan pintu itu. Empat... Sekarang Anda sudah berada di depan pintu itu. Tiga... Taruh tangan Anda di pegangan pintunya dan bersiap-siap membukanya. Dua... Buka pintu itu sekarang dan langkahkan kaki Anda masuk ke dalam pintu itu. Satu... Anda sudah berada di kehidupan lalu Anda. Langkah IV: Menjelajah (Rekam skrip ini. Beri jeda waktu kira-kira lima sampai sepuluh menit untuk setiap pertanyaan) Relaks dan biasakan diri Anda dengan pemandangan dan situasi Anda sekarang. Beri waktu beberapa saat dan tariklah napas. Sekarang lihat dan rasakan sekeliling Anda. Apa yang Anda lihat? Bisakah Anda melihat kaki Anda? Anda berada di dalam atau di luar ruangan? Siapakah nama Anda? Di negara dan di tahun berapa Anda berada? Biarkan semua pemandangan dan informasi mengalir, terima semuanya dan semuanya akan menjadi sejernih kristal Tiga... Dua... Satu... Anda bisa melihat pemandangan kehidupan lalu Anda dengan jelas. Sekarang majukan diri Anda ke beberapa tahun ke depan untuk melihat kejadian penting yang terjadi di kehidupan itu. Tiga... Dua... Satu... Apa yang Anda lihat? Apakah ada orang-orang di kehidupan itu yang Anda kenal di kehidupan sekarang? Sekarang majukan diri Anda untuk melihat pencapaian terbesar yang Anda raih di kehidupan itu. Tiga... Dua... Satu... Apa yang telah Anda raih di kehidupan itu? Apakah Anda berhasil merealisasikan mimpi-mimpi Anda? Apa pelajaran Anda di kehidupan itu? Apa yang bisa diambil dari kehidupan lalu itu yang bisa bermanfaat bagi kehidupan Anda yang sekarang? Langkah V: Terminasi {Rekam skrip ini) Sekarang, saya akan berhitung dari satu sampai lima. Pada hitungan kelima, Anda akan terbangun dari regresi ini dengan kondisi segar, dan Anda mampu mengingat setiap detail penstkya yang Anda lihat di kehidupan lalu Anda. Satu... Rasakan tubuh Anda semakin segar. Dua... Lihat dan rasakan Anda lebih bahagia dan semakin segar. Tiga... Berkalikali lipat lebih segar... Empat... Sekarang Anda bersiap-siap bangun pada hitungan kelima dengan badan yang sangat segar. Lima... Buka mata Anda dan Anda bangun dengan perasaan sangat segar dan bahagia. Bila kehidupan lalu itu sekadar imajinasi saya, mengapa gambar-gambar yang saya lihat

sangat detail? Mengapa pula perasaan-perasaan yang muncul dan melingkupi gambaran kehidupan lalu saat itu juga sangat kuat? Kalau itu fantasi semata, mengapa saya "memilih" skenario menjadi seorang nelayan yang mati dibunuh---ini merupakan salah satu kehidupan lalu saya di Thailand---yang hidupnya biasa-biasa saja, yang setiap hari kerjanya hanya memintal jala dan pergi menangkap ikan? Mengapa saya tidak "memilih" skenario sebagai seorang putri raja yang disunting pangeran yang gagah dan tampan? Lagi-lagi, kalau itu semua hanya imajinasi saya, mengapa saya bisa tahu secara jelas berbagai profesi dan keahlian yang tidak pernah saya pelajari sebelumnya? Tapi, kalau itu benar-benar kehidupan lalu saya, bagaimana mungkin orang biasa seperti saya mampu melihat kehidupan lalu? Bukankah hanya orang-orang dengan tingkat kesucian dan pemahaman religi tertentu yang mampu melihat kehidupan lalu? Bagaimana mungkin melihat kehidupan lalu bisa semudah itu? Sungguh, saat itu saya benar-benar bingung. Saya ada di persimpangan antara meneruskan latihan saya dan belajar lebih dalam lagi, atau justru menghentikan semuanya karena bisa saja ini merupakan "kegilaan" yang berbahaya. Pada sebuah kesempatan, saya mulai berani mendemonstrasikan regresi kehidupan lalu saya di hadapan sahabat-sahabat saya. Saya masuk ke kondisi trans (trance) dan masuk ke dalam tiga kehidupan lalu saya: sebagai nelayan di Thailand, sebagai perempuan di Belanda, dan menjadi seorang biku. Dalam kehidupan lalu saya di Thailand, saya menjadi seorang nelayan yang mati dibunuh oleh nelayan lainnya. Ternyata, si pembunuh saya di kehidupan lalu itu tak lain adalah sahabat saya sendiri di kehidupan sekarang, yang saat itu ada di ruangan bersama saya! Dalam kehidupan lalu saya sebagai bocah perempuan kecil di Belanda, kepribadian saya langsung berubah. Dalam kondisi trans dan masuk di kehidupan lalu, saya bisa bertingkah dan bersuara seperti anak keciL

Lampiran 2: Tanya Jawab RKL Berikut adalah sejumlah pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh klien-klien yang saya regresi. Secara khusus, saya juga memperjelas beberapa hal yang terkait dengan buku ini dan belum terjelaskan dalam uraian sebelumnya. Selain berdasarkan pengalaman dan obseryasi sendiri, jawaban-jawaban berikut juga saya sarikan dari sejumlah literatur yang pernah saya baca. 1. Sebenarnya, apa arti regresi kehidupan lalu (RKL)? Regresi kehidupan lalu---dalam hal ini dilakukan dengan metode hipnosis---adalah melakukan relaksasi dalam (deep relaxation ) untuk menidurkan pikiran sadar kita sehingga kita bisa mengakses kehidupan lalu yang ingin kita lihat. Supaya lebih jelas, simak gambaran ini. Cobalah duduk dengan santai dan kenanglah kembali masa-masa kecil Anda. Maka, momen-momen semasa kecil akan tergambar dalam pikiran Anda. Ya, seperti itulah regresi, walau tidak sedalam regresi pada kondisi hipnosis. 2. Apa jang dimaksud dengan hipnosis? Sebenarnya, hipnosis disebut juga relaksasi dalam (deep relaxation ). Dalam hipnosis kita melakukan relaksasi untuk menidurkan pikiran sadar. Dengan begitu, kita bisa mengakses pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar adalah tempat penyimpanan segala informasi kehidupan lalu, kehidupan sekarang, dan bahkan kehidupan di masa mendatang. 3. Bagaimana cara Anda melakukan RKL sehingga hasilnja seperti jang tertulis dalam buku ini? Untuk menyusun buku ini, saya melakukan RKL sendiri. Caranya, saya menghipnosis dan meregresi diri sendiri ke kehidupan lalu saya. Saya memajukan dan memundurkan gambaran-gambaran kehidupan lalu yang saya lihat, seperti halnya bila memajukan dan memundurkan film yang sedang ditonton. Saya mengajukan pertanyaanpertanyaan dan jawab an muncul dalam bentuk putaran-putaran film kehidupan lalu saya. 4. Bagaimana cara melakukan RKL? RKL bisa Anda lakukan sendiri atau melalui bimbingan orang lain (hipnoterapis). Pada dasarnya, semua proses hipnosis, termasuk RKL, merupakan hipnosis yang dilakukan oleh diri sendiri (self-hypnosis ). Seorang hipnoterapis hanya mengantarkan dan membimbing. Tapi, yang melakukan dan menjalani proses hipnosis adalah diri Anda sendiri. 5. Saat terhipnosis, apa saya hilang kesadaran sama sekali? Tidak. Saat ini, ada Banyak anggapan, dalam kesadaran seseorang orang jadi sepenuhnya tetap sadar sekalipun dalam kondisi hipnosis. Dia sadar apa yang sedang terjadi di sekelilingnya. Dia juga tidak bisa dipaksa melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan. 6. Apakah dalam RKL soya juga tetap sadar? Anda sepenuhnya sadar. Anda bisa mendengar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan oleh hipnoterapis. Anda bisa mengingat secara detail proses-proses hipnosis yang Anda lewatL Anda juga ingat detail-detail kehidupan lalu yang Anda lihat, seperti halnya Anda mengingat sebuah cerita film yang baru saja Anda tonton. 7. Apakah RKL berhubungan dengan mistik atau hal gaib? Pengetahuan saya tentang mistik dan hal-hal gaib sangat sedikit. Jadi, saya tidak mempunyai dasar untuk bicara mengenai hal-hal tersebut. Penjelasan saya tentang RKL begini: kita bisa melihat kehidupan lalu pada saat otak kita berada pada gelombang alpha atau theta . Karena, pada kondisi tersebut kita bisa mengakses pikiran bawah sadar kita.  Pikiran bawah sadar merupakan temp at penyimpanan segala informasi tentang kehidupan lalu, sekarang, dan masa depan. Kita bisa menurunkan gelombang otak dan kemudian mencapai gelombang alpha atau theta dengancara menidurkan pikiran sadar kita. Regresi dengan metode hipnosis adalah melakukan relaks asi dalam untuk menidurkan pikiran sadar kita sehingga kita bisa mengakses kehidupan lalu. 8. Apakah RKL bisa dilakukan siapa saja? Sejauh ini saya telah meregresi banyak klien, laki-laki atau perempuan, serta dari beragam usia, latar belakang sosial, dan tingkat pendidikan. Sejauh mereka memiliki kemauan untuk diregresi, mereka bisa melakukan RKL. Kendala utamanya adalah bila klien sulit melakukan relaks asi, misalnya karena tingkat stres yang tinggi. Padahal, seseorang harus relaks dulu supaya bisa melakukan RKL. Tapi, setelah beberapa saat berlatih relaksasi, mereka akan dengan mudah masuk ke kehidupan lalu. 9. Seberapa sering saya boleh melakukan RKL? Tidak ada batasan. Sepanjang Anda bisa mengolah dan mengambil pelajaran dari kehidupan lalu. Regresi bermanfaat untuk menyembuhkan dan membantu pengembangan diri Anda pada kehidupan sekarang. Memang, itulah tujuan melakukan RKL. 10. Kapan sebaiknya saja melakukan terapi RKL? Anda bisa melakukan regresi kehidupan lalu pada saat Anda membutuhkan jawabanjawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak terjawab dalam kehidupan Anda. Pertanyaan-pertanyaan itu butuh jawaban supaya Anda bisa melanjutkan hidup Anda saat ini dengan lega dan ke arah yang lebih baik. 11. Dalam melakukan RKL, apa soya harus didampingi seorang hipnoterapis? Sangat disarankan untuk mengunjungi seorang hipnoterapis untuk RKL pertama. Seorang hipnoterapis yang berpengalaman akan tahu bagaimana mengolah hasil regresi dan mengetahui apa yang harus dilakukan pada saat-saat yang diperlukan. Tapi, bila Anda tidak bisa menemukan hipnoterapis yang berspesialisasi di RKL, Anda bisa berlatih sendiri dengan bimbingan rekaman skrip RKL seorang hipnoterapis. 12. Untuk melakukan RKL, apa soya harus percaya konsep reinkamasi atau tumimbal

lahir? Anda boleh saja percaya atau tidak percaya. Ada klien saya, anak SMP yang tidak mengenal kedua konsep itu. Tapi, dia bisa masuk ke kehidupan lalunya---sebelum kehidupan sekarang---bahkan sampai kematiannya, dan masuknya dia ke rahim ibunya yang sekarang. Yang terpenting, dia mendapat pelajaran berharga dari regresi itu. Akhirnya, dia mengerti pentingnya berbakti kepada orangtua dan mau hidup lebih rajin. 13. Apakah RKL tidak melanggar ajaran agama? Apakah ada ajaran agama yang melarang orang mengikuti terapi demi membantu penyembuhan dan pengembangan diri? Jika jawabannya tidak, maka Anda boleh saja melakukan terapi ini. Sebab, terapi ini hanya difungsikan untuk membantu penyembuhan dan pengembangan diri seseorang yang ingin hidupnya bertumbuh lebih baik. 14. Apa syarat dasar supaya bisa melakukan RKL? Tidak ada persyaratan dasar yang baku. Asalkan Anda sungguh-sungguh punya tekad melihat kehidupan lalu---supaya bisa mendapatkan pencerahan dan kebijaksanaan bagi kehidupan yang sekarang---percayalah, tekad yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. 15. Apa saja jang bisa menghambat RKL? Hal-hal yang bisa menghambat seseorang dalam melakukan RKL: keterb elakangan mental, stres, takut, ada gangguan akut pada pendengaran, sulit berbicara, atau tidak memiliki tekad untuk diregresi. 16. Apakah gambaran jang didapat dari RKL bisa dipercaya sebagai bagian dari kehidupan lalu kita? Saya jawab pertanyaan ini dengan contoh konkrit. Coba Anda letakkan sebuah pena di depan Anda dan lihat pena itu. Cek juga bagaimana perasaan Anda saat ini. Sekarang, sembunyikan pena itu di belakang tubuh Anda. Apakah Anda bisa mengingat apa yang baru saja Anda lihat? Apakah Anda masih bisa mengingat warna pena itu dan melihatnya dalam pikiran Anda? Apakah Anda masih bisa mengingat di mana, bagaimana perasaan Anda, dan dalam situasi apa Anda melihatnya? Tentu saja, karena fungsi pikiran Anda masih baik, yaitu mampu mencerap (memperhatikan) dan menyimpan citra pena itu di dalam pikiran bawah sadar Anda. Bila saat melihat pena itu Anda bahagia karena dipuji teman, maka di lain waktu bisa saja Anda melihat atau membayangkan pena itu juga dengan perasaan bahagia. Anda bisa merasakan dan mengingat perasaan bahagia (perasaan yang sama), walau pada waktu yang berbeda. 17. Tolong jelaskan lebih detail lagi?. Pikiran kita tidak hanya menyimpan citra objek yang kita lihat. Tapi, pikiran kita juga mencerap perasaan dan peristiwa yang terjadi dalam diri kita pada saat kita melihat objek itu. Xantinya, objek yang kita lihat itu bisa menjadi trigger (pemicu) munculnya perasaan-perasaan yang menyertainya. Itulah mengapa seseorang yang pernah

tenggelam di laut akan merasakan kengerian setiap kali berada dekat laut. Berbagai gambaran dan pengalaman yang muncul dalam terapi RKL itu berasal dari pikiran bawah sadar Anda, yang pemicunya adalah pertanyaan-pertanyaan Anda. Gambaran, pengalaman, dan sensasi perasaan itu tak mungkin ada dan muncul tiba-tiba dari pikiran bawah sadar apabila sebelumnya Anda tidak pernah mencerap dan menyimpannya. Tapi kapan itu terjadi? Jika Anda tidak bisa mengingat, mungkin Anda mencerap dan menyimpannya dalam kehidupan lalu Anda. Gambaran dan pengalaman itulah yang ternyata menjadi jawab an bagi pertanyaan-pertanyaan Anda dalam terapi RKL. 18. Bagaimana cara mendokumentasikan hasil RKL? Anda bisa mendokumentasikan RKL dengan merekam seluruh prosesnya secara langsung, atau Anda bisa mencatatnya setelah Anda bangun. Anda bisa mengingatnya secara detail sekali. 19. Apakah mformasi hasil RJCL bisa dicek kebenarannya? Cara mencek kebenaran hasil RKL adalah dengan memeriksa apakah pelajaran yang didapat dari RKL mampu membuat hidup kita saat ini lebih bijaksana, lebih bahagia, lebih punya makna dan tujuan. Jika jawabannya ya, maka benar bahwa RKL itu telah membuat hidup kita lebih baik. 20. Apa RKL efiktif menyembuhkan penyakit mental? Kita disebut menderita penyakit mental bila kita terus membawa-bawa beban dan masalah-masalah dalam pikiran kita tanpa mengetahui cara melepasnya. Kita memegang masalah-masalah itu dengan sangat kuat dan membuat kita menjadi sakit. RKL membawa kita langsung ke akar masalah atau sebab dari akibat yang kita derita (penyakit mental kita). Dengan melihat dan mengalami langsung penyebab penderitaan kita sekarang, kita bisa mengetahui cara melepaskannya. 21. Apa terapi RKL efiktif menyembuhkan penyakit fisik? Sejumlah kasus terapi RKL menunjukkan adanya proses penyembuhan dari penyakit fisik. Klien Dr. Brian Weiss---seorang perempuan yang menderita kanker pada alat kemaluannya---menjadi lebih baik setelah melihat kehidupan lalunya. Masih banyak kasus-kasus penyakit fisik yang menjadi lebih baik atau sembuh dengan cara masuk dan melihat ke kehidupan lalu yang menjadi penyebab penyakit fisik itu. Silakan baca buku Through Time Into Healing oleh Dr. Brian Weiss. 22. Apa RKL bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah? Bisa jika ada data-data historis yang mendukung dan orang yang diregresi mempunyai ketajaman dalam menangkap angka-angka tahun, nama-nama orang, dan nama temp at atau daerahnya. Ada sebuah kasus pembunuhan yang tidak terungkap sebelumnya. Lalu dengan terapi RKL, kasus itu akhirnya berhasil diungkap dan diketahui bahwa si pembunuh adalah

kekasih korban itu sendiri. Kisah ini diliput oleh koran-koran di Amerika Serikat dan Anda bisa membaca detailnya dalam buku Reinkamasi The Search For Grace oleh Dr.Bruce Goldberg. 23. Bagaimana cara mengambil pelajaran dari RKL? Kunci utamanya ada pada kualitas pertanyaan-pertanyaan yang Anda ajukan. Jika pertanyaan-pertanyaan Anda dalam regresi itu merupakan pertanyaan untuk menjadikan diri Anda lebih baik dalam kehidupan yang sekarang, maka seberapa banyak pun regresi kehidupan lalu yang Anda lakukan, hal itu akan membuat Anda semakin bertumbuh. Hal terbaik dari RKL adalah dengan mengaplikasikan pelajaran itu untuk menjalani hidup saat ini dengan lebih bijaksana* Testimoni "Ketika saya masuk dan melihat kehidupan lalu saya, rasanya saya seperti berada di dunia lain. Saya sangat merasakan emosi dan perasaan dalam kehidupan lalu itu. Saya melakukan RKL untuk mencari hubungan pribadi saya dengan seseorang. Ternyata, ada pola hubungan yang berulang yang terus kami bawa sampai ke kehidupan sekarang. Setelah saya melihat kehidupan lalu saya bersama dia, saya mempunyai gambaran yang lebih objektif. Saya bisa membandingkan pola yang dulu dan sekarang yang ternyata memang sangat mirip." Paulina Akuntan tinggal di Jakarta "Awalnya saya melakukan RKL karena ingin coba-coba. Saya ingin tahu apakah ada koneksi dari masalah saya sekarang dengan kehidupan lalu saya. Ternyata memang sangat berhubungan. Saya seperti mengulang kejadian serupa, tapi dengan tempat, waktu, dan kondisi yang berbeda. Apa yang saya alami dan rasakan saat di kehidupan lalu saya mirip dengan kondisi yang saya alami sekarang. Saya baru satu kali terapi RKL dan belum menemukan akar atau sebab dari permasalahan saya. Tapi, setelah mengetahui kehidupan lalu saya, rasanya saya lebih ringan, lebih bisa menerima, dan bisa menghadapi permasalahan saya. Saya juga berusaha mengambil pelajaran positif dari kejadian yang ada serta mencari solusi agar kejadian yang sama tidak berulang lagi di kehidupan mendatang." Lydia Anggariani Karyawati tingga! di Jakarta "Melihat kehidupan lalu sama halnya seperti saya sedang menonton film. Saya tetap sadar dan bisa mengenali orang-orang yang saya lihat di kehidupan lalu, yang juga ada dalam kehidupan saya sekarang. Saya melakukan RKL untuk mencari tahu belahan jiwa saya. Dengan melihat kehidupan lalu, saya bisa mencari akar dari permasalahan yang tidak dapat terpecahkan. Yang paling penting, saya bisa tahu langkah apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Setelah saya melihat kehidupan lalu saya---yang berkaitan dengan masalah saya di kehidupan sekarang---saya bisa lebih tenang, percaya diri, dan berkeyakinan penuh untuk mengambil suatu keputusan."

Alex Triadi Pemilik toko handphone di Bekasi "Keinginan saya pada waktu diregresi adalah untuk melihat apakah hambatan-hambatan yang ada dalam kehidupan sekarang ini berkaitan dengan kehidupan lalu saya. Ternyata, tidak. Walau demikian, pada saat diregresi saya merasakan dorongan yang amat kuat, bahwa solusi atas hambatan-hambatan tersebut memang sudah tertanam di pikiran saya. Dari regresi tersebut akhirnya saya berani mengambil sebuah keputusan penting yang sebelumnya sangat berat untuk saya ambiL" Cisca Ibu rumah tangga

Profil Penulis Nathalia Sunaidi lahir di Jakarta pada 5 Januari 1981. Sejak kecil, ia sudah suka mengamati kehidupan di sekelilingnva. Setiap kali dalam perjalanan bersama keluarga maupun dengan teman-temannva, Nathalia selalu melihat keluar jendela mobil dan mengamati rumah-rumah di sepanjang jalan vang dilewatL Ia seperti terkesima dengan setiap pemandangan kehidupan di dalam rumah-rumah vang ia amati. Nathalia adalah lulusan dari Jurusan Komputer Akuntasi sebuah universitas swasta di Jakarta. Sesungguhnva, ia lebih tertarik belajar ilmu psikologi ketimbang akuntansi. Namun. Nathalia tetap kuliah di jurusan akuntansi supava dap at membahagiakan dan memenuhi keinginan orangtuanva. Walaupun akuntansi bukan bidang pilihannva, ia tetap berprestasi baik semasa kuliah. Dan saat buku ini ditulis, sehari-hari ia bekerja sebagai guru di sebuah playgroup serta menjadi hipnoterapis di sebuah lembaga di Jakarta. Nathalia mudah bergaul dengan siapa saja. Di mana pun berada, ia pasti menjadi tempat curhat teman-teman maupun orang-orang vang baru dikenalnva sekalipun. Dengan sabar, tulus, dan empatik, ia selalu berusaha mendengarkan tump akan masalahmasalah mereka. Memang, itulah kelebihannva, mampu menjadi tempat berbagi masalah. Tahun 2002, ia menemukan buku tentang reinkarnasi dan berkenalan dengan metode Regresi Kehidupan Lalu (RKL) melalui hipnosis. Dengan cepat Nathalia berhasil menguasai metode regresi, seolah-olah ia memang sudah memiliki bakat di bidang itu. Berikutnva, secara autodidak ia terus memperdalam keterampilannva dalam menjalankan metode RKL, higher self, dan future lives. Baru pada tahun 2006, ia mengambil pendidikan resmi bidang hipnoterapi pada sebuah lembaga pelatihan hipnosis di Jakarta, serta sebuah kursus hipnosis jarak jauh di Amerika. Pada tahun vang sama, bersama kekasihnva Gunawan, ia mulai merintis berdirinva The Xathalia Institute. Ini adalah lembaga pelatihan vang bertujuan membantu orang-orang vang ingin berlatih maupun mendapatkan manfaat dari RKL. Buku Journey to My Past Lives ini merupakan buku pertamanva vang diterbitkan. Saat ini, Nathalia sedang menyiapkan karya-karya menarik lainnva untuk diterbitkan. Aktivitas terbaru Nathalia dapat dilihat di websitenva: www.nathaliainstitute.com Ia juga dapat dihubungi di email: [email protected] , atau di telepon: 02170929038, dan Hp: 081380349282.

Becoming Hypnotherapist Fundamental-Intermediate to Advance Hypnotherapy Traning Fundamental-Intermediate kurikulum : Introduction to Hypnosis Model of Mind Role of Conscious Mind Role of Subconscious Mind Developing Rapport NLP Model of Communication Three Roots of Problems Stages of Development Suggestibility Testing Overt Tests for Deepening

Daftar Pustaka Senjaya, Andre.,Abbidhamma, (Makalah pada Abbidhamma di Ciledug. Tangerang. 2006). Andrews. Ted. Uncover Your Past Lives (Jakarta:Bhuana Ilmu Populer.. 2006). Aryasura. Acharya. Jatakamala (Jakarta:Bhumisambhara. 2005). Davies. Brenda. Journey Of The Soul. (London: Hodder and Stoughton. 2002). Dhammananda. K Sri. Tumimbal -Lahir. Percayakah Anda?, (Yayasan Penerbit Karaniya. 2005). Golberg. Bruce. Reinkamasi, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.. 2003). Goldberg. Bruce.. Self-Defence yigainst Psychic Attacks & Evil Spirits, (New Delhi: Pustak Mahal. 1999). Goldberg. Bruce. Past Lives, Future Lives Revealed, (New Jersey: Career Press.. 2004). Goldberg. Bruce. Self-Hypnosis, Revised Edition, (NewJersey: Career Press, 2006). Gunawan, Adi , Hypnosis-The art of Subconscious Communication, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006).

Janakabhivamsa, Ashin. Abbidbamma Sehari-hari. (Yayasan Penerbit Karaniya, 2005). Newton, Michael. Journey OfThe Souls, (Minnesota:Llewellyn. 1994). Netrton, Michael. Life Between Lives: Hypnotherapy For SpiritualRegression, ([Minnesota: Llewellyn. 2004). Moody, Raymond. A, JR.M.D., Hidup Sesudah Mati.(Jakarta: Gramedia, 2003). Steiger. Brad, You WillLiteSigain. ( Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2003). Stemman, Roy. Reincarnation: True Stories of Past Lives, (London: Piatkus.. 2001). Webster. Richard. Past-Life Memories: Panduan Praktis untuk Menyingkap Kehidupan Masa Lalu, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.. 2003). Weiss. Brian, Through Tine Into Healing, (London: Piatkus, 1998). Weiss, Brian, Same Soul Many Bodies, (London: Piatkus, 2004). Williamson, Linda, Finding the Spirit Within. (London, Rider, 2001).

TAMAT

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF