Analisis Penerimaan e-Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet

May 24, 2018 | Author: syahrulfathi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Abstrak. Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e-wallet. Di Indonesia sud...

Description

Analisis Penerimaan e- Wallet   di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet  di Fathi, S. Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba JL. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430  E-mail: [email protected]

Abstrak  Abstrak . Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e- wallet . Di Indonesia sudah banyak produk e- wallet  yang  yang dikeluarkan oleh pihak bank maupun pihak swasta. Doku, sebagai salah satu perusahaan  payment gateway  yang terbesar di Indonesia mempunyai sebuah produk e- wallet  bernama  bernama Doku Wallet . Meskipun Doku Wallet   sudah diluncurkan sejak akhir tahun 2012, penggunaannya oleh masyarakat Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi adopsi penggunaan Doku Wallet  di   di Indonesia sebagai alternatif alat pembayaran. Data responden didapat dari pengisian form secara online di Google  form, yang link-nya disebarkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Target respondennya adalah orang yang pernah menggunakan Doku Wallet . Dari pengumpulan data selama satu bulan, mulai tanggal 5 April 2014 sampai 5 Mei 2014, terkumpul sebanyak 111 responden yang mengisi kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik multivariate  structural equation modeling   (SEM) menggunakan  software  LISREL 8. Hasil pengolahan data menunjukan  bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan dari Doku Wallet   adalah electronic word-of-mouth   (e-WOM), trust, perceived risk, dan perceived ease of use.

Acceptance Acceptance Analysis of e-Wallet in Indonesia: A Case Study of Doku Wallet Abstract E-wallet is one type of electronic payment. In Indonesia there are so many e -wallet products, which are issued by  banks and private sectors. Doku is one of the largest payment gateway companies in Indonesia, which have an ewallet product called Doku Wallet. Although Doku Wallet was lauched in late 2012, its usage is very low in Indonesia. This study was conducted to determine factors that affect the adoption of Doku Wallet as an alternative payment method in Indonesia. Data were obtained from online questionnaire on Google form. Its link was advertised on social media, such as Facebook, Twitter, T witter, and online forums. The respondents are Doku Wallet users. The data were collected within one month from 5 April 2014 until 5 May 2014. There are 111 respondents, who filled out the questionnaire. Then the data was analyzed using LISREL 8, as a tool of a multivariate data analysis called structural equation modeling (SEM). The results shows that the factors affecting acceptance of Doku Wallet is electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, and perceived ease of use.  Keywords: Mobile payment, e-wallet, trust, risk, Doku

Pendahuluan

Perkembangan transaksi non-tunai memiliki peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Gambar 1 menjelaskan perkembangan pembayaran non-tunai secara global dari tahun 2007

hingga tahun 2011 (Capgemini, 2013). Pada tahun 2010 ke tahun 2011 memiliki peningkatan sekitar 8,8% serta mencapai 307 triliun transaksi. Pertumbuhan tersebut dipimpin oleh wilayah Eropa Tengah, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Asia. Wilayah tersebut memiliki total transaksi non-tunai yang kecil secara global, tetapi banyaknya investasi pada sektor ini membantu wilayah tersebut memiliki perkembangan yang signifikan. Negaranegara di wilayah Asia memiliki pangsa pasar terbanyak yaitu sebesar 6.5% secara global dan meningkat 21.9% pada tahun 2011.

Global Emerging Asia CEMEA Latin America Mature Asia Pacific Europe North America

CAGR 07-11 7.3%

Growth 09-10 6.0%

Growth 10-11 8.8%

20.0%

21.7%

22.1%

26.2%

23.8%

21.9%

15.0%

7.7%

14.4%

10.2%

3.1%

11.0%

4.2%

4.7%

4.2%

3.8%

3.1%

6.4%

Growth 10-11

Developing 18.7%

Mature 6.2%

Gambar 1 Jumlah Transaksi Non-Tunai Berdasarkan Wilayah di Seluruh Dunia (Capgemini, 2013)

Ernst and Young (2011) menyatakan bahwa mobile payment   services pada tahun 2014 memiliki nilai transaksi mencapai $245 triliun dan memiliki 340 juta pengguna di seluruh dunia, yang sama totalnya dengan 5% dari semua pengguna mobile diseluruh dunia. Gambar 2 menjelaskan bahwa wilayah Asia Pasifik adalah wilayah yang memiliki persentase mobile  payment terbesar di dunia dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Gambar 2 Prediksi Pengguna  Mobile Payment Berdasarkan Wilayah pada Tahun 2009-2010 (Ernst &Young, 2011)

Doku adalah perusahaan  payment gateway  pertama di Indonesia yang berdiri sejak 2007. Sebagai perusahaan  payment gateway, Doku memiliki banyak jenis produk terkait bisnis

modelnya. Khusus untuk bisnis mobile payment , Doku memfasilitasi konsumen dengan tiga  jenis pembayaran, yaitu melalui Doku Wallet , Credit Card   dan  Debit Card . Doku Wallet  diluncurkan di Indonesia pada akhir tahun 2012. Walaupun tergolong baru, tetapi merchant  yang bergabung untuk menggunakan Doku Wallet   sudah banyak. Doku Wallet   masih terus memperbanyak merchant   yang bersedia menerima pembayaran menggunakan Doku Wallet . Hal tersebut membuat pengguna memiliki banyak pilihan merchant   ketika berbelanja menggunakan Doku Wallet . Dengan diluncurkannya Doku Wallet , diharapkan masyarakat di Indonesia dapat menggunakan fasilitas ini untuk mempermudah pembayaran online  maupun offline. Tabel 1 Pengguna yang mendaftar Doku Wallet pada tahun 2013 Bulan

Pengguna

Januari 2013

246

Februari 2013

165

Maret 2013

158

April 2013

5.593

Mei 2013

326

Juni 2013

295

Juli 2013

1.315

Agustus 2013

394

September 2013

2.562

Oktober 2013

2.684

 November 2013

4.125

Desember 2013

2.122

Total

19.985

Target Doku pada tahun 2013 yaitu memiliki 250.000 pengguna yang terdaftar pada Doku Wallet . Tetapi kenyataanya hingga Februari 2014, Doku Wallet   hanya memiliki 47.571

 pengguna, yang berarti hanya mencapai 19% dari target perusahaan. Tabel 1.1 menjelaskan statistik pengguna Doku Wallet   yang terdaftar pada tahun 2013. Dapat dilihat terdapat  perbedaan yang cukup signifikan pada bulan April, Juli dan September. Hal tersebut terjadi karena pada bulan April terdapat acara peluncuran belandja.com yang berkerja sama dengan BNI serta ada tracerout party. Pada bulan Juli, kedatangan klub sepakbola Chelsea ke Indonesia meningkatkan jumlah pendaftar Doku Wallet . Pada bulan setelah September, Doku Wallet   mengalami peningkatan yang lagi karena pada saat itu Doku Wallet   bekerja sama

dengan provider Bolt 4G, sebagai penyedia layanan 4G pertama di Indonesia.

Dari analisis permasalahan diatas dapat dilihat bahwa target Doku untuk memiliki pengguna sebanyak 250.000 pengguna tidak tercapai. Untuk membantu penelitian ini tetap fokus pada masalah, maka dibuatlah sebuah research question  yaitu:  Faktor-faktor apa yang memengaruhi penerimaan Doku Wallet di masyarakat Indonesia?

Tinjauan Teoritis Mobile Payment. E&Y (2011) melakukan pengelompokan untuk mobile payment 

 berdasarkan teknologi dan skenario. Berdasarkan teknologi, mobile payment   terbagi menjadi tiga bagian yaitu Short Messaging Service  (SMS),  Near Field Communication  (NFC) dan  Mobile Internet . Untuk pembagian berdasarkan skenario, mobile payment   dibagi menjadi

enam bagian yaitu  payment type, use case, characteristics, examples, payment providers and enablers, dan mobile operator participation. e-Wallet.  Mobile payment   termasuk didalam kategori electronic wallet , yang termasuk

transaksi non-tunai, tidak menggunakan media seperti kartu, dan melakukan transaksi melalui kanal elektronik (Amoroso, 2011). Berbeda dengan kartu debit atau kartu kredit, transaksi menggunakan e-wallet   tidak secara langsung melalui pihak ketiga atau intermediari (Amoroso, 2011).  E-wallet   semakin berkembang bukan karena mobile wallet   digunakan untuk memfasilitasi ewallet , tetapi karena adanya mobile device yang dimiliki hampir semua orang dan ini memicu

 penggunaan mobile device sebagai perantara untuk e-wallet   (Olsen, 2011).  Mobile payment  hadir bukan sebagai pengganti transaksi tunai, tetapi sebagai komplemen terhadap uang tunai (Olsen, 2011). Suksesnya Paypal sebagai alat transaksi pada dunia e-commerce  menunjukan  bahwa adanya kebutuhan di dunia e-commerce  terhadap sebuah alat transaksi alternatif. Lingkungan untuk e-wallet   yang masih belum matang dan terbuka-lebarnya peluang untuk terjun ke dunia e-wallet   menimbulkan kompetisi bagi kalangan pebisnis. Lembaga bank hingga non-Bank berbondong-bondong membuat produk e-wallet   untuk dijual kepasaran. Lingkungan e-wallet   akhirnya semakin ramai dan semakin banyaknya kompetitor membuat  persaingan di dunia e-wallet  semakin sengit. TAM. Salah satu studi yang paling banyak untuk adopsi teknologi terhadap individu adalah

Technology Acceptance Model   (TAM). Davis (1989) mengenalkan TAM untuk menjelaskan

tentang kebiasaan pengguna terhadap penggunaan komputer. Penelitian tersebut menjelaskan  bahwa TAM cocok untuk penerimaan pengguna terhadap komputer. Selain TAM sebenarnya masih banyak metode lain mengenai adopsi pengguna. seperti uses and gratification atau

diffusion of innovation , tetapi untuk penelitian mobile payment, TAM lebih cocok karena

dapat dimodifikasi sesuai faktor-faktor yang dibutuhkan pada adopsi penerimaan pengguna (Shin, 2009). TAM berasal dari theory of reasoned action   yang menjelaskan bahwa attitude toward using dan subjective norm memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use   yang pada akhirnya memengaruhi actual usage  yang digambarkan pada Gambar 2.1. TAM adalah metode yang pertama kali dapat mengaplikasikan faktor psikologis terhadap sistem informasi dan adopsi komputer. Variabel utama dalam TAM yang paling memengaruhi pengguna untuk menggunakan sebuah teknologi adalah perceived usefulness dan perceived easy of use (Davis, 1989). Penelitian sekarang banyak yang mengembangkan TAM dengan menambahkan faktorfaktor yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian Shin (2009) menyebutkan bahwa TAM memiliki keterbatasan terhadap adopsi mobile wallet. Salah satunya adalah TAM tidak memerhatikan faktor pengaruh sosial terhadap adopsi dari teknologi yang baru (Malhotra & Galletta, 1999). Kedua, TAM menganggap bahwa memiliki hambatan untuk pengguna menggunakan teknologi tertentu jika  pengguna dihadapkan pada pilihan menggunakan atau tidak (Mathieson, Peacock, & Chin, 2001). Ketiga, TAM beranggapan bahwa hanya terdapat satu teknologi dan tidak menghiraukan teknologi alternatif yang lain (Shin, 2009). Dari keterbatasan tersebut, dibutuhkan modifikasi terhadap model TAM yang digunakan untuk adopsi pengguna mobile  payment . Modifikasi tersebut dilakukan agar mancakup sisi adopsi pengguna terhadap mobile  payment  yang tidak dicakup pada model TAM yang biasa. SEM. Structural Equation Modeling  (SEM) adalah teknik yang menggunakan metode analisis

statistik multivariat terapan yang digunakan oleh berbagai kalangan (Pugesek & Tomer, 2003). Walaupun terdapat berbagai macam teknik yang muncul lebih awal, SEM lebih menarik dari teknik yang lain. Hal tersebut karena terdapatnya banyak aplikasi khusus untuk SEM seperti AMOS, EQS, LISREL, Mplus, Mx, RAMONA, SEPATH. Hal lain yang membuat SEM semakin banyak digunakan adalah banyaknya publikasi yang menggunakan teknik SEM. Hal tersebut memudahkan akses informasi terhadap SEM lebih mudah. Shipley (2000) di dalam Pugesek & Tomer (2003) menyatakan SEM dalam arti luas sebagai kumpulan hipotesis hubungan sebab akibat antara variabel dengan hipotesis komposit  berdasarkan pola dependensi statistik yang bersifat dependen. Hubungan ini dijelaskan oleh  parameter yang menunjukkan besarnya efek (secara langsung atau tidak langsung) variabel independen (baik yang diamati atau laten) terhadap variabel dependen (baik diamati atau laten) (Pugesek & Tomer, 2003).

Penelitian Terkait. Chen dan Adams pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang adopsi

 pengguna terhadap mobile payment . Penelitian ini menggunakan TAM dan IDT sebagai dasar teori yang digunakan. Gambar 2.2 adalah faktor-faktor yang digunakan oleh Chen dan Adams yang terdiri dari  perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, behavioral intention to use, actual use of mobile payment, observability, compatibility, dan trialability. Amoroso dan Watanabe pada tahun 2012 melakukan penelitian untuk adopsi mobile wallet   dengan studi kasus mobile  Suica di Jepang. Penelitian ini menggunakan 12

variabel diantaranya  perceived usefulness  dan  perceived ease of use, attitude toward using, behavioral intention to use, actual usage, facilitating conditions, perceived security, trust,  perceived risk, perceieved value, social influence, dan  attractiveness of alternatives  yang

dimodelkan seperti gambar 2.3. Data yang digunakan di penelitian ini adalah hasil observasi dari lingkungan Suica di Jepang. Lai (2012) melakukan penelitian tentang penerimaan teknologi terhadap aplikasi e-wallet untuk pembayaran biaya klinik. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk Taipei Easy Card   yang dikeluarkan oleh  Easy Card Corporation  di Taipei, Cina. Penelitian ini

menggunakan TAM sebagai  framework   penelitiannya dengan menambahkan variabel technology experience  selain variabel utama TAM. Gambar 2.5 adalah model TAM yang

telah dimodifikasi oleh Lai sesuai kebutuhan penelitian ini. Guhr et al. (2013) melakukan penelitian tentang kesiapan konsumen terhadap penggunaan mobile payment   pada studi kasus di Finlandia, Jerman, Amerika, dan Jepang. Pada penelitian

ini dilakukan pengecekan technology readiness  terhadap variabel TAM yaitu  perceived usefulness, perceived ease of use, dan intention to use.

Sahut pada tahun 2008 melakukan penelitian terhadap adopsi penggunaan e-wallet dengan studi kasus Moneo. Moneo adalah e-wallet   yang berasal dari Perancis yang diluncurkan pada tahun 1999. Walaupun Moneo ada di setiap kartu bank di Perancis, tapi Moneo jarang diaktifkan oleh penggunanya. Sahut menggunakan TAM untuk mengetahui adopsi  penggunaan Moneo di Perancis. Terdapat penambahan variabel eksternal pada TAM yang digunakan oleh Sahut. Hal ini karena pertimbangan bahwa  perceived usefulness  harus ikut serta sebagai pertimbangan penggunaan mobile payment   yang pada akhirnya berhubungan dengan perceived advantage.

Kerangka Berpikir Pengaruh perceived ease of use terhadap mobile payment. Dalam konteks e-wallet ,

 perceived ease of use mengarah ke cara pemakaian e-wallet . Dalam e-wallet , transaksi secara offline  hanya memerlukan informasi seperti nomor telepon dan token yang dibentuk oleh

sistem. Pada proses online, transaksi e-wallet   khususnya pada Doku Wallet   membutuhkan akses akun Doku Wallet   beserta pin-nya. Jika proses transaksi ini dianggap mudah oleh  pengguna, maka kemudahan ini dapat memengaruhi perceived usefulness dan attitude toward using   pengguna. Trust   juga dapat terbentuk seiring banyaknya transaksi yang dilakukan oleh

 pengguna karena kemudahan menggunakan e-wallet . Oleh karena itu dapat dibentuk hipotesis mengenai perceived ease of use  terhadap attitute toward using , perceived usefulness, dan trust seperti: H1a: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap perceived usefulness H1b: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap attitude toward using H1c: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap trust Pengaruh perceived usefulness terhadap mobile payment. Berdasarkan Davis (1989)

tentang definisi  perceived usefulness tentang meningkatkan kinerja suatu aktifitas,

dalam

konteks e-wallet makna kinerja adalah mengenai kemudahan proses transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Jika penggunaan e-wallet   sangat mudah, maka pengguna dapat memilih menggunakan e-wallet   dibandingkan dengan uang tunai. Proses perhitungan transaksi dapat lebih mudah jika menggunakan e-wallet , karena tidak perlu kuatir dengan jumlah kembalian. Transaksi dengan nominal yang tidak ada pada uang tunai tetap dapat diproses. E-wallet   juga memfasilitasi pengguna yang tidak memiliki kartu kredit tetapi ingin bertransaksi secara online. Berbagai kemudahan ini dapat meningkatkan kinerja transaksi pengguna yang pada

akhirnya memengaruhi attitude toward using   dan behavioral intention to use  pengguna. Jika  pengguna merasakan kemudahan menggunakan e-wallet , pengguna dapat terus menggunakan e-wallet   yang mengakibatkan frekuensi transaksi semakin banyak. Dengan adanya hubungan

antara  perceived usefulness, attitude toward using, dan  behavioral intention to use, maka dapat dibentuk hipotesis seperti:  H2a: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using  H2b: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use Pengaruh perceived risk terhadap mobile payment. Pada konteks e-wallet , menurut Luo et

al (2010) fokus kepada transaction security risk atau  privacy risk . Pengguna sangat peduli terhadap status transaksi serta informasi pribadi mereka. Jika transaksi yang dilakukan

 berhasil, maka tingkat kepuasan pengguna dapat meningkat. Tingkat kepuasan dapat  berpengaruh terhadap trust   dan attitude toward using . Dengan kata lain, risk   yang dihadapi oleh pengguna dapat berpengaruh terhadap trust   dan attitude toward using . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa  perceived risk   memiliki pengaruh terhadap attitude toward using dan memiliki pengaruh terhadap trust.  H3a: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap trust  H3b: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using Pengaruh perceived value terhadap mobile payment. Dalam e-wallet , value dapat berupa

keuntungan ketika menggunakan e-wallet   seperti dapat membeli keperluan pengguna. Value yang

didapat

memiliki

kemungkinan

mengakibatkan  post purchased   yang berarti

menggunakan e-wallet   kembali. Ketika post purchased   terjadi, maka kepercayaan terhadap ewallet   dapat terbentuk. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa  perceived value memiliki

 pengaruh terhadap trust .  H4: Perceived value mempunyai pengaruh terhadap trust Pengaruh electronic word-of-mouth (e-WOM) terhadap mobile payment. Dalam literatur

electronic word-of-mouth (e-WOM), kredibilitas informasi adalah faktor utama untuk sebuah

adopsi (Cheung, 2009). Cheung (2009) juga menyatakan bahwa e-WOM dari pengguna yang sudah menggunakan produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cross buying decisions untuk individu terdekat mereka khususnya pada lingkungan mobile phone.

Lingkungan e-WOM yang bersifat personal dan secara langsung, adalah media yang sangat  persuasif karena dapat menimbulkan motif yang kuat terhadap attitude  dan intention (Okazaki, 2008). Di dalam Okazaki et al (2009), dinyatakan bahwa informasi mengenai suatu  produk akan mempengaruhi rasa kepercayaan seseorang terhadap produk tersebut. Dalam konteks e-wallet , jika e-WOM yang diterima didapat dari individu terdekat pengguna, maka dapat menimbulkan pengaruh yang sangat besar. Rasa percaya yang ditimbulkan dapat memengaruhi individu terhadap keputusan menggunakan sebuah jasa atau produk. Dari fakta diatas, dapat disimpulkan bahwa e-WOM memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap buying decisions.  e-WOM akan memengaruhi kepercayaan pengguna berdasarkan informasi

dari orang yang pernah menggunakan produk tersebut.  H5: e-WOM mempunyai pengaruh terhadap trust Pengaruh trust terhadap mobile payment. Di dalam konteks mobile payment , mobile

costumers  merasa tidak yakin dengan vendor dan output   dari transaksi yang terjadi pada mobile handset (Siau & Shen, 2003).  Mobile vendors  seharusnya membantu membangun

kepercayaan terhadap website yang digunakan dan internet sebagai medium transaksi yang

aman (liu et al., 2005). Ketika masuk ke dalam konteks mobile wallet , trust   menjadi sangat  penting karena risiko kehilangan uang sangat besar. Hal ini menjadi halangan untuk adopsi mobile payment. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi mengenai kerentanan pada mobile payment   (Shin, 2009). Jika trust   pengguna dapat dibangun, maka pengguna tidak

kuatir tentang risiko yang dapat terjadi. Pada akhirnya mereka mulai menggunakan mobile  payment   tanpa kuatir. Hal tersebut yang memengaruhi sikap pengguna untuk menggunakan mobile payment  (attitude toward using). Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa:  H6a: Trust mempunyai pengaruh terhadap perceived usefulness  H6b: Trust mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using Pengaruh attitude toward using terhadap mobile payment. Hubungan antara attitude

dengan intention  sudah dibuktikan oleh Shin & Kim (2008). Dalam konteks e-wallet, intention  untuk menggunakan e-wallet   sangat bergantung terhadap attitude toward using ewallet karena jika attitude  pengguna terhadap e-wallet   negatif, maka intention  untuk

menggunakan e-wallet   juga berakibat negatif yang pada akhirnya pengguna tidak menggunakan e-wallet . Begitu juga sebaliknya, jika attitude  yang dimiliki positif, maka intention  untuk menggunakan e-wallet   berdampak positif dan pada akhirnya pengguna

menggunakan e-wallet . Dari kesimpulan tersebut dapat dibuat hipotesis yaitu attitude toward using  memengaruhi behavioral intention to use .

H7: Attitude toward using  mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use . Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis membentuk sebuah kerangka penelitian sebagai kerangka acuan pada penelitian ini yang dimodelkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Kerangka Penelitian

Metodologi Penelitian

Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi,  pemilihan, dan perumusan masalah. Proses ini dilakukan dengan cara pengumpulan data awal dan wawancara awal untuk menemukan permasalahan secara garis besar. Data awal yang telah terkumpul, dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui secara detail akar permasalahan yang dihadapi. Untuk membantu fokus penelitian, dibuatlah sebuah research question  agar  penelitian ini tetap fokus pada inti permasalahan. Studi Literatur. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa literatur yang terkait dengan fokus penelitian ini. Lalu mengumpulkan penelitian terdahulu yang terkait untuk mengetahui perkembangan yang ada pada fokus penelitian ini agar menjaga keterbaharuan  penelitian. Membuat Theoritical Framework. Dari hasil studi literatur, dibentuklah sebuah theoritical  framework   berdasarkan hasil compare, contrast, critisize, synthesize, dan  summarize. Theoritical framework dibentuk untuk membantu proses penelitian yang dilakukan.

Penyusunan kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi permasalahan yang sudah didefinisikan di awal. Dibutuhkan data untuk mendukung hipotesis yang sudah dibuat pada model penelitian yang diajukan melalui kuesioner. Kuesioner dibuat berdasarkan faktor-faktor pada model yang diajukan. Setiap faktor memiliki dimensi untuk menentukan apakah faktor tersebut memengaruhi variabel  parent -nya atau tidak. Dari dimensi tersebut dibentuk sebuah pertanyaan sehingga menjadi dasar penilaian untuk faktor tersebut. Uji Coba Kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap kuisioner yang disebarkan. Uji coba dilakukan terhadap pengguna Doku Wallet  di lingkungan internal agar pemahaman dan revisi lebih cepat. Setelah kuisioner sudah cukup layak, maka kuisioner disebarkan secara umum. Pengumpulan Data. Pengumpulan data kuisioner dilakukan secara online. Peneliti menyebarkan secara online  agar responden mudah dijangkau. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data secara cepat. Penyebaran dilakukan melalui internet khususnya media sosial dan forum online. Analisis Data Kuisioner. Data yang telah didapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat dapat diterima atau tidak. Sebelum melakukan analisis data, dilakukan pengecekan terhadap data untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat menggambarkan model penelitian atau tidak. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan uji normalitas, validitas, dan reliabilitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang digunakan tersebar secara normal dan tidak memiliki outlier . Data yang memiliki outlier  mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel faktor yang digunakan pada penelitian dapat menjelaskan variabel laten-nya. Setelah dilakukan pengujian data dan dapat dinyatakan baik, maka data tersebut baru dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM. SEM digunakan untuk mengetahui keterhubungan antar variabel terhadap model penelitian yang diajukan. Penarikan Kesimpulan. Setelah melakukan analisis terhadap data kuisioner, maka dibuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut. Kesimpulan diharapkan dapat menjawab  pertanyaan penelitian yang menjadi di latar belakang penelitian ini.

Pembahasan Pembuatan Model Penelitian. Pada tahap ini dibuat model penelitian yang terdiri dari

gabungan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan bidang mobile payment dan e-wallet. Pembentukan model penelitian ini menggunakan LISREL. Model penelitian ini merepresentasikan variabel, faktor, dan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini, variabel yang terdefinisi sebagai variabel laten eksogen adalah perceived risk  (PR), perceived ease of use  (PEOU),  perceived value (PV), dan electronic word-of-mouth

(e-WOM). Untuk variabel laten endogennya adalah perceived usefulness (PU), perceived risk (PR), atitutde toward using   (ATU), dan behavioral intention to use   (INT). Terdapat 27 variabel teramati untuk 8 variabel laten yang ada. Dari model yang sudah dibentuk, dapat dibentuk sebuah persamaan untuk setiap variabel laten berserta variabel konstruknya. Identifikasi Model Penelitian. Sebelum melakukan analisis SEM, model yang diajukan

harus diidentifikasi terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah model tersebut memiliki cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari  persamaan struktural (Santoso, 2012).  Degree of freedom  digunakan untuk mengetahui apakah model penelitian tersebut  just identified, under identified , atau overidentified . Jika nilai degree of freedom itu sama dengan 0, maka model tersebut dinamakan  just identified yang berarti estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan. Jika nilai degree of freedom  bernilai negatif, maka model tersebut dinamakan under identified. Model tersebut tidak perlu diestimasi karena model tersebut tidak dapat ditemukan solusinya.  Degree of freedom  yang  bernilai positif disebut overidentified . Model ini dapat diestimasi lebih lanjut dan diberi

 penilaian. Oleh karena ini model dengan degree of freedom bernilai positif adalah model yang dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM.  Degree of freedom pada penelitian ini bernilai positif atau overidentified .  Degree of freedom

dapat dihitung secara manual menggunakan rumus secara manual atau dengan bantuan software LISREL. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan degree of  freedom: df=1/2 [(p).(p+1)]-k df=1/2 [(27).(27+1)]-44 df=334

 Nilai degree of freedom positif yang dihasilkan pada penelitian ini menandakan bahwa model  penelitian ini dapat dianalisis lebih lanjut. Estimasi dan Evaluasi Model Penelitian . Proses yang dilakukan selanjutnya adalah

mengestimasi model tersebut dengan data yang telah dikumpulkan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah data tersebut fit dengan model yang diajukan dan dapat menggambarkan adanya hubungan antar variabel dalam model tersebut. Proses penilaian dilakukan menggunakan teknik MLE ( Maximum Likelihood Estimation) yang didasarkan pada  perbandingan antara matriks dengan populasi. Berikut adalah beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum melanjut ke analisis SEM selanjutnya: Dibutuhkan banyak sampel yang digunakan untuk analisis SEM. Dengan prosedur estimasi MLE, dibutuhkan sekitar 100-150 sampel (Hair et al., 2006). Penelitian ini menggunakan 111 sampel tanpa ada satupun data yang missing value sehingga memenuhi asumsi tersebut. Data yang digunakan untuk analisis SEM harus terdistribusi secara normal. Asumsi tersebut dicek menggunakan SPSS untuk mengetahui nilai dari Sig Shapiro-Wilk yang memiliki nilai residual dependen di atas 0.05. Selain nilai Sig Shapiro-Wilk, dilihat pula Q-Q plot bahwa distribusi datanya telah normal. Uji normalitas datanya bisa dilihat dari nilai skewness berada  pada rentang -1 sampai 1 dan nilai kurtosis yang berada pada rentang -3 sampai 3. Pada Lampiran 5 bisa dilihat data untuk pengujian normalitas penelitian ini. Untuk nilai Sig Shapiro-Wilk pada penelitian ini, nilai residual dependent tidak mencapai 0.05. Namun ketika dilihat dari Q-Q plot, skewness dan kurtosis, data yang digunakan sudah normal. Dari data tersebut dan petunjuk penentuan normalitas, sebagaimana dijelaskan di Wijanto (2008) distribusi data dapat dianggap normal. Uji outlier pada data ini dapat dilihat pada Lampiran 6 dengan menggunakan nilai  Mahalanobis Distance. Data dinyatakan sebagai outlier ketika nilai p1 dan p2 kurang dari

0.001. Dari 111 data, terdapat 3 data yang dibuang pada penelitian ini. Sehingga data yang digunakan selanjutnya dalam penelitian ini berjumlah 108 data. Multikolinieritas untuk data ini diuji menggunakan software SPSS. dari hasil uji yang ada  pada Lampiran 7, nilai VIF tidak ada yang di atas 10. hal ini menunjukan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada data yang digunakan. Hasil uji offending estimates  dapat dilihat pada Lampiran 8. Asumsi untuk uji ini terpenuhi  jika tidak ada nilai negative error variance. Dari hasil pengolahan data pada Lampiran 8, data ini dapat diasumsikan terpenuhi. Dari hasil evaluasi model diatas, diketahui bahwa asumsi yang dibuat berhasil dipenuhi dan tahapan analisis SEM dapat dilanjutkan. Uji Model Pengukuran (Confir matory F actor Analysis  ). Pada tahapan ini, variabel manifes

dan variabel laten  dianalisis lebih lanjut. Tujuannya untuk mengetahui apakah variabel manifes tersebut dapat menjelaskan variabel laten-nya. Pada tahap ini dilakukan uji validitas,

uji reliabilitas, dan uji kecocokan. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai t-value  dan  standardized loading factor   yang dihasilkan oleh model. Uji reliabilitas dilakukan dengan

cara melihat nilai construct reliability (CR) dan variance extracted   (VE). Menurut Rigdon & Ferguseon (1991) dan Doll, Xia, & Torkzadeh (1994) di dalam Wijanto (2008), suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika nilai t-value variabel tersebut lebih besar dari nilai kritis ( loading factors

dan memiliki nilai standardized

Namun Igbaria et al. (1997) yang menggunakan acuan dari Hair et al.

(1995), menilai  standardized loading factors

0.5 dapat juga dinyatakan sebagai very

 significant . Penulis menggunakan standar untuk  standardized loading factors  

data yang digunakan tidak mendukung  standardized loading factors

karena

Pada Tabel 5.1

dapat dilihat nilai uji model pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini.

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Validitas Variabel

t-value

Reliabilitas SLF

SLF

CR

VE

0.91

0.72

Keterangan

Error PR  (Perceived Risk )

Reliabilitas Baik

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Validitas Variabel

t-value

Reliabilitas SLF

SLF

CR

Keterangan

VE

Error RSK1

9.83

0.90

0.19

Validitas Baik

RSK2

9.76

0.92

0.16

Validitas Baik

RSK3

8.71

0.81

0.35

Validitas Baik

RSK4

6.64

0.76

0.42

Validitas Baik 0.88

PU (Perceived Usef ul ness  )

0.61

Reliabilitas Baik

USE1

7.20

0.81

0.34

Validitas Baik

USE2

8.05

0.76

0.43

Validitas Baik

USE3

10.68

0.84

0.30

Validitas Baik

USE4

11.13

0.81

0.35

Validitas Baik

USE5

8.40

0.69

0.53

Validitas Baik 0.74

PEOU (Perceieved E ase of Use  )

0.43

Reliabilitas Tidak Baik

EOU1

8.18

0.64

0.59

Validitas Baik

EOU2

8.23

0.71

0.49

Validitas Baik

EOU3

7.22

0.61

0.62

Validitas Baik

EOU4

9.31

0.65

0.58

Validitas Baik 0.74

PV (Per ceived Value  )

0.58

Reliabilitas Tidak Baik

VAL1

10.52

0.75

0.43

Validitas Baik

VAL2

12.33

0.78

0.39

Validitas Baik

e-WOM (El ectronic wor d-of-mouth )

0.79

0.56

Reliabilitas Baik

EWM1

9.14

0.76

0.42

Validitas Baik

EWM2

8.71

0.70

0.51

Validitas Baik

EWM3

8.32

0.80

0.36

Validitas Baik 0.78

TR (Trust  )

0.54

Reliabilitas Baik

TRS1

8.85

0.72

0.48

Validitas Baik

TRS2

10.28

0.76

0.42

Validitas Baik

Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi

Validitas Variabel

t-value

Reliabilitas SLF

SLF

CR

Keterangan

VE

Error TRS3

8.74

0.74

0.45

Validitas Baik 0.64

ATU (Ati tutde Toward Using  )

0.38

Reliabilitas Tidak Baik

ATU1

5.55

0.60

0.64

Validitas Baik

ATU2

6.01

0.51

0.74

Validitas Baik

ATU3

8.39

0.72

0.48

Validitas Baik 0.86

INT (Behavior al I ntention To Use  )

0.67

Reliabilitas Baik

INT1

7.56

0.83

0.31

Validitas Baik

INT2

10.49

0.81

0.34

Validitas Baik

INT3

9.81

0.82

0.32

Validitas Baik

Tabel 3 Hasil Uji Goodness of F it  pada M easur ement M odel  setelah Modifikasi

Hasil Kriteria

Standar

Tingkat Kecocokan Estimasi

Normed Chi-Square (

/df)

PU

0.10

0.37

Tidak Signifikan

Ditolak

H1b

PEOU -> ATU

-0.24

-0.56

Tidak Signifikan

Ditolak

H1c

PEOU -> TR

0.70

3.40

Signifikan

Diterima

H2a

PU -> ATU

0.12

0.57

Tidak Signifikan

Ditolak 

H2b

PU -> INT

0.21

0.78

Tidak Signifikan

Ditolak

H3a

PR -> TR

0.22

2.48

Signifikan

Diterima

H3b

PR -> ATU

-0.18

-1.36

Tidak Signifikan

Ditolak 

H4

PV -> TR

-0.12

-0.55

Tidak Signifikan

Ditolak

H5

e-WOM

0.47

3.40

Signifikan

Diterima

TR

->

Hipotesis Path

Estimates

Nilait-t

Kesimpulan

Diterima / Ditolak

H6a

TR -> PU

0.74

2.53

Signifikan

Diterima

H6b

TR -> ATU

1.21

3.15

Signifikan

Diterima

H7

ATU -> INT

0.59

2.36

Signifikan

Diterima

Setelah melihat t-value pada Gambar 4, dapat diketahui pada uji struktural menunjukan bahwa terdapat beberapa hubungan kausal yang tidak signifikan walaupun modifikasi telah dilakukan. Tabel 4 menggambarkan semua hubungan kausal setelah modifikasi model dilakukan. Analisis Dampak. Hasil penelitian ini memiliki manfaat bagi stakeholder yang berada di

lingkungan mobile payment   khususnya Doku Wallet . Manajemen Doku dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai strategi untuk pengembangan Doku Wallet   selanjutnya, supaya lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan produk dapat lebih baik jika memiliki suatu acuan, seperti menggunakan hasil penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa e-WOM dan perceived risk   memengaruhi trust , yang pada akhirnya memengaruhi pengguna untuk menggunakan Doku Wallet . Penelitian ini menunjukkan bahwa rasa kepercayaan yang dimiliki pengguna sangat berpengaruh dibandingkan faktor yang lain. Untuk itu sangat penting bagi Doku untuk membangun rasa kepercaan pengguna Doku Wallet . e-WOM sangat berperan penting dalam membangun rasa kepercayaan pengguna Doku Wallet . Manajemen Doku harus memasarkan produk Doku Wallet   menggunakan e-WOM

seperti memasang banyak iklan di media sosial yang sedang marak di Indonesia. Pengguna tetap Doku Wallet   sebaiknya diajak membantu menyebarkan produk Doku Wallet , untuk membangun persepsi yang baik dan terpercaya di lingkungan e-wallet   Indonesia. Dalam hal ini Doku Wallet   sudah memiliki fitur untuk sharing segala aktifitas yang dilakukan pengguna di dalam Doku Wallet   ke Twitter dan Facebook. Melalui fitur ini Doku Wallet   sudah mendukung pemanfaatan e-WOM. Namun fitur ini masih kurang mendorong teman di media sosial untuk ikut menggunakan Doku Wallet . Agar lebih efektif, sebaiknya ditambahkan fitur referral. Misalnya jika seorang pengguna Doku Wallet   berhasil mengajak temannya untuk ikut menjadi pengguna Doku Wallet , maka si  pemberi referral akan memperoleh tambahan saldo di akun Doku Wallet -nya. Manajemen Doku harus meningkatkan rasa kepercayaan pengguna Doku Wallet . Karena dari hasil penelitian ditemukan bahwa jika rasa percaya konsumen dapat dibentuk, maka kemauan

untuk menggunakan Doku Wallet   juga terbentuk. Di Indonesia Doku Wallet   berada dalam naungan dan di bawah regulasi yang diatur oleh Bank Indonesia. Peraturan ini tercantum di  peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 mengenai Uang Elektronik  (Electronic Money). Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa pihak penyelenggara uang elektronik harus mendapat perseetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu. Doku, sebagai pihak  penyelenggara dari pihak selain bank, sudah terdaftar dan mendapat izin dari Bank Indonesia. Dengan hal tersebut, diharapkan pengguna lebih percaya dengan Doku Wallet   karena Doku Wallet sudah mengikuti peraturan dari pemerintah Indonesia. Untuk tetap menjaga kepercayaan yang telah dibangun, manajemen Doku harus tetap mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini peraturan dari Bank Indonesia mengenai uang elektronik. Dengan demikian kepercayaan pengguna terhadap Doku Wallet  tetap terjaga. Risiko ketika menggunakan Doku Wallet   harus diminimalisir. Dari hasil penelitian ditemukan  bahwa risiko penggunaan Doku Wallet   memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen. Oleh karena itu jika tingkat kepercayaan konsumen ingin dibentuk oleh manajemen Doku, maka risiko terhadap penggunaan Doku Wallet   harus diminimalisir. Risiko dalam hal transaksi menggunakan Doku Wallet   sudah diatur oleh Doku agar tetap aman. Setiap transaksi yang terjadi selalu dimonitor oleh tim support. Hal ini bertujuan agar tidak ada transaksi yang  bersifat fraud. Jika terjadi transaksi yang gagal, maka tim support pasti menangani hal tersebut dengan cara melakukan konfirmasi ke merchant   dan ke pengguna mengenai kebenaran transaksi tersebut melalui email dan telepon. Pengguna juga dapat menghubungi tim support kapan saja sealama 24 jam, jika pengguna mengalami hambatan dalam melakukan transaksi. Untuk meningkatkan prosedur penanganan risiko, sebaiknya Doku membangun suatu sistem untuk mendeteksi apakah transaksi yang dilakukan memang benar transaksi yang valid   atau transaksi yang  fraud . Sistem tersebut secara otomatis mengolah semua transaksi untuk diketahui validitasnya. Sistem ini membantu tim support untuk mengolah data lebih cepat karena mereka tidak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual terhadap setiap transaksi. Dengan demikian tim support dapat lebih fokus menangani transaksi yang dicurigai  fraud . Hal ini akan memudahkan manajemen Doku untuk mengurangi risiko terhadap setiap

transaksi yang terjadi. Penggunaan Doku Wallet   harus sangat mudah dan praktis. Kemudahan menggunakan Doku Wallet   dapat memicu penggunaan Doku Wallet . Kemudahan penggunaan dapat dibentuk

melalui memperbanyak akses terhadap akun Doku Wallet   melalui berbagai platform, serta

ketika konsumen melakukan transaksi, diusahakan usaha yang dikeluarkan oleh konsumen sangat kecil. Aplikasi Doku Wallet  hanya ada di smartphone yang berbasis Android. Untuk lebih memperluas jangkauan pengguna, maka perlu dibuat juga aplikasi Doku Wallet  yang berbasiskan iOs, Windows Phone. Hal tersebut untuk menjangkau pengguna yang tidak memiliki  smartphone berbasiskan Android. Kemudahan penggunaan Doku Wallet   juga dapat ditingkatkan dari User Experience  (UX) ketika pengguna menggunakan Doku Wallet . Hal tersebut menjadi nilai lebih untuk pengguna ketika menggunakan Doku Wallet . Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan acuan terhadap peneliti di bidang mobile  payment atau  e-wallet . Penelitian ini membuktikan bahwa rasa kepercayaan, e-WOM, dan

risiko saat menggunakan sebuah produk e-wallet   sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan sebuah produk mobile payment . Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa kemudahan penggunaan suatu produk e-wallet   juga memengaruhi rasa kepercayaan pengguna ketika menggunakan produk tersebut. Maraknya e-commerce  di Indonesia dapat mengakibatkan semakin banyaknya penelitian di  bidang ini. Untuk itu diperlukan kontinuitas dan kerja sama antar peneliti untuk mendalami  bidang e-wallet   khususnya di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untk  penelitian lebih lanjut pada bidang mobile payment  ataupun e-wallet .

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sesuai tujuan dari penelitian. Penelitian ini memiliki 8 variabel yang dievaluasi untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang memengaruhi penerimaan Doku Wallet   di Indonesia. Model yang dibentuk berdasarkan model TAM yang dimodifikasi dengan menambahkan faktor-faktor yang dianggap penulis mempunyai pengaruh terhadap penerimaan Doku Wallet   di Indonesia  berdasarkan penelitian terdahulu. TAM diakui dapat memodelkan peneriman pengguna terhadap sebuah sistem. Namun dibutuhkan variabel tambahan untuk membantu TAM agar dapat menjelaskan keadaan secara lebih dalam lagi. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah  perceived ease of use, perceived usefulness, trust, perceived risk, perceived value, e-WOM , attitude toward using, dan behavioral intetion to use . Rasa kepercayaan terhadap suatu produk memiliki faktor yang

sangat berpengaruh terhadap penggunaan Doku Wallet . Terbukti dalam penelitian ini, trust lebih berpengaruh dibandingkan perceived usefulness milik TAM. Dalam penelitian ini, rasa

kepercayaan itu dibangkitkan oleh  perceived ease of use, e-WOM, dan  perceived risk . Hubungan yang paling berpengaruh adalah hubungan antara e-WOM dengan trust . Terkait pertanyaan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi adopsi e-wallet di Indonesia khususnya Doku wallet   adalah electronic word-of-mouth (eWOM), kepercayaan (trust ), risiko ( perceived risk ), dan tingkat kemudahan penggunaan ( perceived ease of use). Kemudahan penggunaan, e-WOM, dan risiko terbukti memengaruhi tingkat kepercayaan  pengguna yang secara tidak langsung memengaruhi tingkat penggunaan Doku Wallet . Trust terbukti dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap penggunaan Doku Wallet . Oleh karena itu keempat elemen inilah yang paling berpengaruh terhadap adopsi Doku Wallet  di Indonesia.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel selain yang sudah di coba di penelitian ini seperti social influence dan attractiveness of alternatives. Hal ini karena sesuai dengan lingkungan mobile payment  di

Indonesia yang masih berkembang mencari model yang banyak diterima oleh masyarakat,  pengaruh sosial ketika menggunakan e-wallet  dan banyaknya pilihan e-wallet  di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan produk e-wallet   yang lain yang ada di Indonesia. Setelah hasil didapat, hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Hasil  perbandingan tersebut digunakan untuk menemukan model yang paling tepat pada penelitian mobile payment  di Indonesia. Daftar Referensi

Amoroso, D. L., & Magnier-Watanabe, R. (2012). Building a research model for mobile wallet consumer adoption: the case of mobile Suica in Japan. Journal of theoretical and applied electronic commerce research, 7(1), 94-110. Asosiasi Penyelanggara Internet Indonesia (APJII, 2011). Profile Pengguna Internet Indonesia, 20 February, 2014. http://www.apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil Internet Indonesia 2012 (INDONESIA).pdf Bank Dunia (World bank, 2013). Bank Dunia dan Pendidikan di Indonesia, 14 Mei, 2013. http://go.worldbank.org/A1BH84Q730

Bansal, H. S., & Voyer, P. A. (2000). Word-of-mouth processes within a services purchase decision context. Journal of service research, 3(2), 166-177. Byrne, B. M. (2001). Structural equation modeling with AMOS, EQS, and LISREL: Comparative approaches to testing for the factorial validity of a measuring instrument. International Journal of Testing, 1(1), 55-86. Capgemini

(2013).

World

Payments

Report

2013,

February

19,

2014.

http://www.capgemini.com/resources/world-payments-report-2013 Chau, P. Y. (1996). An empirical assessment of a modified technology acceptance model. Journal of management information systems, 13(2), 185-204. Chen, J. J., & Adams, C. (2005, December). User acceptance of mobile payments: a theoretical model for mobile payments. In 5th International Conference on Electronic Business, Hong Kong, December (pp. 5-9). Chen, L. D., Gillenson, M. L., & Sherrell, D. L. (2002). Enticing online consumers: an extended technology acceptance perspective. Information & management, 39(8), 705-719 Cheong, J. H., Park, M. C., & Hwang, J. H. (2004, September). Mobile payment adoption in Korea: Switching from credit card. In ITS 15th Biennial Conference, Berlin, Germany, September (pp. 4-7). Cheung, M. Y., Luo, C., Sia, C. L., & Chen, H. (2009). Credibility of electronic word-ofmouth: Informational and normative determinants of on-line consumer recommendations. International Journal of Electronic Commerce, 13(4), 9-38. Davis, F. D. (1993). User acceptance of information technology: system characteristics, user  perceptions and behavioral impacts. International journal of man-machine studies, 38(3), 475487. Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models. Management science, 35(8), 982-1003. Doll, W. J., Xia, W., Hall, M., & Torkzadeh, G. (1994). A Confirmatory. Mis Quarterly, 18(4), 453-461. Ernst and young (2011). Opportunities for telcos in mobile money: 2011, The growth in mobile

payments,

February

19,

2014.

http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/mobile_money_2011/$FILE/mobile_money_20 11.pdf Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: An introduction to theory and research. Vermont South, Victoria: ARRB Group Limited.

Featherman, M. S., & Pavlou, P. A. (2003). Predicting e-services adoption: a perceived risk facets perspective. International journal of human-computer studies, 59(4), 451-474. Gefen, D. (2000). E-commerce: the role of familiarity and trust. Omega, 28(6), 725-737. Gefen, D., & Straub, D. W. (2004). Consumer trust in B2C e-commerce and the importance of social presence: experiments in e-products and e-services.Omega, 32(6), 407-424. Grazioli, S., & Jarvenpaa, S. L. (2000). Perils of Internet fraud: An empirical investigation of deception and trust with experienced Internet consumers.Systems, Man and Cybernetics, Part A: Systems and Humans, IEEE Transactions on, 30(4), 395-410. Guhr, N., Loi, T., Wiegard, R., & Breitner, M. H. (2013). Technology Readiness in Customers' Perception and Acceptance of M (obile)-Payment: An Empirical Study in Finland, Germany, the USA and Japan. In Wirtschaftsinformatik (p. 8). Kim, H. W., Chan, H. C., & Gupta, S. (2007). Value-based adoption of mobile internet: an empirical investigation. Decision Support Systems, 43(1), 111-126. Kuo, Y. F., Wu, C. M., & Deng, W. J. (2009). The relationships among service quality,  perceived value, customer satisfaction, and post-purchase intention in mobile value-added services. Computers in human behavior, 25(4), 887-896. Lai, Y. H. (2012). The study of technology acceptance for e-wallets application of clinic fees  payment. Health (1949-4998), 4(11). Lee, T. (2005). The impact of perceptions of interactivity on customer trust and transaction intentions in mobile commerce. Journal of Electronic Commerce Research, 6(3), 165-180. Li, R., Kim, J., & Park, J. (2007). The effects of internet shoppers' trust on their purchasing intention in China. JISTEM-Journal of Information Systems and Technology Management, 4(3), 269-286. Lu, J., Yao, J. E., & Yu, C. S. (2005). Personal innovativeness, social influences and adoption of wireless Internet services via mobile technology.The Journal of Strategic Information Systems, 14(3), 245-268. Luo, X., Li, H., Zhang, J., & Shim, J. P. (2010). Examining multi-dimensional trust and multifaceted risk in initial acceptance of emerging technologies: An empirical study of mobile  banking services. Decision support systems, 49(2), 222-234. Lu, Y., Yang, S., Chau, P. Y., & Cao, Y. (2011). Dynamics between the trust transfer process and intention to use mobile payment services: A cross-environment perspective. Information & Management, 48(8), 393-403.

Malhotra, N. K., Kim, S. S., & Agarwal, J. (2004). Internet users' information privacy concerns (IUIPC): the construct, the scale, and a causal model.Information Systems Research, 15(4), 336-355. Muhayiddin, M. N., Ahmed, E. M., & Ismail, H. (2011). Consumer Acceptance of an Electronic Dinar Payment System in Malaysia. Okazaki, S. (2008). Determinant factors of mobile‐ based word‐of ‐mouth campaign referral among Japanese adolescents. Psychology & Marketing,25(8), 714-731. Okazaki, S., Li, H., & Hirose, M. (2009). Consumer privacy concerns and preference for degree of regulatory control. Journal of Advertising, 38(4), 63-77. Okazaki, S., Katsukura, A., & Nishiyama, M. (2007). How mobile advertising works: The role of trust in improving attitudes and recall. Journal of Advertising Research, 47, 165 – 178. Pavlou, P. A., Liang, H., & Xue, Y. (2007). Understanding and mitigating uncertainty in online exchange relationships: A principal-agent perspective. MIS quarterly, 31(1), 105-136. Pugesek, B. H., Tomer, A., & Von Eye, A. (Eds.). (2003). Structural equation modeling: applications in ecological and evolutionary biology. Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press. Rigdon, E. E., & Ferguson Jr, C. E. (1991). The performance of the polychoric correlation coefficient and selected fitting functions in confirmatory factor analysis with ordinal data. Journal of Marketing Research, 491-497. Sahut, J. M. (2008). The Adoption and Diffusion of Electronic Wallets: The Case of Moneo. Journal of Internet Banking & Commerce, 13(1). Santoso, S. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Shin, D. H. (2009). Towards an understanding of the consumer acceptance of mobile wallet. Computers in Human Behavior, 25(6), 1343-1354. Shin, D. H., & Kim, W. Y. (2008). Applying the technology acceptance model and flow theory to Cyworld user behavior: implication of the web2. 0 user acceptance. CyberPsychology & Behavior, 11(3), 378-382. Siau, K., & Shen, Z. (2003). Building customer trust in mobile commerce.Communications of the ACM, 46(4), 91-94. Sirdeshmukh, D., Singh, J., & Sabol, B. (2002). Consumer trust, value, and loyalty in relational exchanges. Journal of marketing, 66(1), 15-37. Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Westbrook, R. A. (1987). Product/consumption-based affective responses and postpurchase  processes. Journal of marketing research, 258-270.

Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial, Graha Ilmu. Xin, H., Techatassanasoontorn, A. A., & Tan, F. B. (2013). Exploring the influence of trust on mobile payment adoption. 2013 Pacific Asia Conference on Information Systems. Jeju Island, South Korea.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF