Abstrak. Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e-wallet. Di Indonesia sud...
Analisis Penerimaan e- Wallet di Indonesia: Studi Kasus Doku Wallet di Fathi, S. Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, Kampus UI Salemba JL. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430 E-mail:
[email protected]
Abstrak Abstrak . Dari berbagai macam jenis pembayaran elektronik yang ada, salah satu jenisnya adalah e- wallet . Di Indonesia sudah banyak produk e- wallet yang yang dikeluarkan oleh pihak bank maupun pihak swasta. Doku, sebagai salah satu perusahaan payment gateway yang terbesar di Indonesia mempunyai sebuah produk e- wallet bernama bernama Doku Wallet . Meskipun Doku Wallet sudah diluncurkan sejak akhir tahun 2012, penggunaannya oleh masyarakat Indonesia masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi adopsi penggunaan Doku Wallet di di Indonesia sebagai alternatif alat pembayaran. Data responden didapat dari pengisian form secara online di Google form, yang link-nya disebarkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum online. Target respondennya adalah orang yang pernah menggunakan Doku Wallet . Dari pengumpulan data selama satu bulan, mulai tanggal 5 April 2014 sampai 5 Mei 2014, terkumpul sebanyak 111 responden yang mengisi kuesioner. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teknik multivariate structural equation modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi penerimaan dari Doku Wallet adalah electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, dan perceived ease of use.
Acceptance Acceptance Analysis of e-Wallet in Indonesia: A Case Study of Doku Wallet Abstract E-wallet is one type of electronic payment. In Indonesia there are so many e -wallet products, which are issued by banks and private sectors. Doku is one of the largest payment gateway companies in Indonesia, which have an ewallet product called Doku Wallet. Although Doku Wallet was lauched in late 2012, its usage is very low in Indonesia. This study was conducted to determine factors that affect the adoption of Doku Wallet as an alternative payment method in Indonesia. Data were obtained from online questionnaire on Google form. Its link was advertised on social media, such as Facebook, Twitter, T witter, and online forums. The respondents are Doku Wallet users. The data were collected within one month from 5 April 2014 until 5 May 2014. There are 111 respondents, who filled out the questionnaire. Then the data was analyzed using LISREL 8, as a tool of a multivariate data analysis called structural equation modeling (SEM). The results shows that the factors affecting acceptance of Doku Wallet is electronic word-of-mouth (e-WOM), trust, perceived risk, and perceived ease of use. Keywords: Mobile payment, e-wallet, trust, risk, Doku
Pendahuluan
Perkembangan transaksi non-tunai memiliki peningkatan yang signifikan di seluruh dunia. Gambar 1 menjelaskan perkembangan pembayaran non-tunai secara global dari tahun 2007
hingga tahun 2011 (Capgemini, 2013). Pada tahun 2010 ke tahun 2011 memiliki peningkatan sekitar 8,8% serta mencapai 307 triliun transaksi. Pertumbuhan tersebut dipimpin oleh wilayah Eropa Tengah, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Asia. Wilayah tersebut memiliki total transaksi non-tunai yang kecil secara global, tetapi banyaknya investasi pada sektor ini membantu wilayah tersebut memiliki perkembangan yang signifikan. Negaranegara di wilayah Asia memiliki pangsa pasar terbanyak yaitu sebesar 6.5% secara global dan meningkat 21.9% pada tahun 2011.
Global Emerging Asia CEMEA Latin America Mature Asia Pacific Europe North America
CAGR 07-11 7.3%
Growth 09-10 6.0%
Growth 10-11 8.8%
20.0%
21.7%
22.1%
26.2%
23.8%
21.9%
15.0%
7.7%
14.4%
10.2%
3.1%
11.0%
4.2%
4.7%
4.2%
3.8%
3.1%
6.4%
Growth 10-11
Developing 18.7%
Mature 6.2%
Gambar 1 Jumlah Transaksi Non-Tunai Berdasarkan Wilayah di Seluruh Dunia (Capgemini, 2013)
Ernst and Young (2011) menyatakan bahwa mobile payment services pada tahun 2014 memiliki nilai transaksi mencapai $245 triliun dan memiliki 340 juta pengguna di seluruh dunia, yang sama totalnya dengan 5% dari semua pengguna mobile diseluruh dunia. Gambar 2 menjelaskan bahwa wilayah Asia Pasifik adalah wilayah yang memiliki persentase mobile payment terbesar di dunia dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Gambar 2 Prediksi Pengguna Mobile Payment Berdasarkan Wilayah pada Tahun 2009-2010 (Ernst &Young, 2011)
Doku adalah perusahaan payment gateway pertama di Indonesia yang berdiri sejak 2007. Sebagai perusahaan payment gateway, Doku memiliki banyak jenis produk terkait bisnis
modelnya. Khusus untuk bisnis mobile payment , Doku memfasilitasi konsumen dengan tiga jenis pembayaran, yaitu melalui Doku Wallet , Credit Card dan Debit Card . Doku Wallet diluncurkan di Indonesia pada akhir tahun 2012. Walaupun tergolong baru, tetapi merchant yang bergabung untuk menggunakan Doku Wallet sudah banyak. Doku Wallet masih terus memperbanyak merchant yang bersedia menerima pembayaran menggunakan Doku Wallet . Hal tersebut membuat pengguna memiliki banyak pilihan merchant ketika berbelanja menggunakan Doku Wallet . Dengan diluncurkannya Doku Wallet , diharapkan masyarakat di Indonesia dapat menggunakan fasilitas ini untuk mempermudah pembayaran online maupun offline. Tabel 1 Pengguna yang mendaftar Doku Wallet pada tahun 2013 Bulan
Pengguna
Januari 2013
246
Februari 2013
165
Maret 2013
158
April 2013
5.593
Mei 2013
326
Juni 2013
295
Juli 2013
1.315
Agustus 2013
394
September 2013
2.562
Oktober 2013
2.684
November 2013
4.125
Desember 2013
2.122
Total
19.985
Target Doku pada tahun 2013 yaitu memiliki 250.000 pengguna yang terdaftar pada Doku Wallet . Tetapi kenyataanya hingga Februari 2014, Doku Wallet hanya memiliki 47.571
pengguna, yang berarti hanya mencapai 19% dari target perusahaan. Tabel 1.1 menjelaskan statistik pengguna Doku Wallet yang terdaftar pada tahun 2013. Dapat dilihat terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada bulan April, Juli dan September. Hal tersebut terjadi karena pada bulan April terdapat acara peluncuran belandja.com yang berkerja sama dengan BNI serta ada tracerout party. Pada bulan Juli, kedatangan klub sepakbola Chelsea ke Indonesia meningkatkan jumlah pendaftar Doku Wallet . Pada bulan setelah September, Doku Wallet mengalami peningkatan yang lagi karena pada saat itu Doku Wallet bekerja sama
dengan provider Bolt 4G, sebagai penyedia layanan 4G pertama di Indonesia.
Dari analisis permasalahan diatas dapat dilihat bahwa target Doku untuk memiliki pengguna sebanyak 250.000 pengguna tidak tercapai. Untuk membantu penelitian ini tetap fokus pada masalah, maka dibuatlah sebuah research question yaitu: Faktor-faktor apa yang memengaruhi penerimaan Doku Wallet di masyarakat Indonesia?
Tinjauan Teoritis Mobile Payment. E&Y (2011) melakukan pengelompokan untuk mobile payment
berdasarkan teknologi dan skenario. Berdasarkan teknologi, mobile payment terbagi menjadi tiga bagian yaitu Short Messaging Service (SMS), Near Field Communication (NFC) dan Mobile Internet . Untuk pembagian berdasarkan skenario, mobile payment dibagi menjadi
enam bagian yaitu payment type, use case, characteristics, examples, payment providers and enablers, dan mobile operator participation. e-Wallet. Mobile payment termasuk didalam kategori electronic wallet , yang termasuk
transaksi non-tunai, tidak menggunakan media seperti kartu, dan melakukan transaksi melalui kanal elektronik (Amoroso, 2011). Berbeda dengan kartu debit atau kartu kredit, transaksi menggunakan e-wallet tidak secara langsung melalui pihak ketiga atau intermediari (Amoroso, 2011). E-wallet semakin berkembang bukan karena mobile wallet digunakan untuk memfasilitasi ewallet , tetapi karena adanya mobile device yang dimiliki hampir semua orang dan ini memicu
penggunaan mobile device sebagai perantara untuk e-wallet (Olsen, 2011). Mobile payment hadir bukan sebagai pengganti transaksi tunai, tetapi sebagai komplemen terhadap uang tunai (Olsen, 2011). Suksesnya Paypal sebagai alat transaksi pada dunia e-commerce menunjukan bahwa adanya kebutuhan di dunia e-commerce terhadap sebuah alat transaksi alternatif. Lingkungan untuk e-wallet yang masih belum matang dan terbuka-lebarnya peluang untuk terjun ke dunia e-wallet menimbulkan kompetisi bagi kalangan pebisnis. Lembaga bank hingga non-Bank berbondong-bondong membuat produk e-wallet untuk dijual kepasaran. Lingkungan e-wallet akhirnya semakin ramai dan semakin banyaknya kompetitor membuat persaingan di dunia e-wallet semakin sengit. TAM. Salah satu studi yang paling banyak untuk adopsi teknologi terhadap individu adalah
Technology Acceptance Model (TAM). Davis (1989) mengenalkan TAM untuk menjelaskan
tentang kebiasaan pengguna terhadap penggunaan komputer. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa TAM cocok untuk penerimaan pengguna terhadap komputer. Selain TAM sebenarnya masih banyak metode lain mengenai adopsi pengguna. seperti uses and gratification atau
diffusion of innovation , tetapi untuk penelitian mobile payment, TAM lebih cocok karena
dapat dimodifikasi sesuai faktor-faktor yang dibutuhkan pada adopsi penerimaan pengguna (Shin, 2009). TAM berasal dari theory of reasoned action yang menjelaskan bahwa attitude toward using dan subjective norm memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use yang pada akhirnya memengaruhi actual usage yang digambarkan pada Gambar 2.1. TAM adalah metode yang pertama kali dapat mengaplikasikan faktor psikologis terhadap sistem informasi dan adopsi komputer. Variabel utama dalam TAM yang paling memengaruhi pengguna untuk menggunakan sebuah teknologi adalah perceived usefulness dan perceived easy of use (Davis, 1989). Penelitian sekarang banyak yang mengembangkan TAM dengan menambahkan faktorfaktor yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian Shin (2009) menyebutkan bahwa TAM memiliki keterbatasan terhadap adopsi mobile wallet. Salah satunya adalah TAM tidak memerhatikan faktor pengaruh sosial terhadap adopsi dari teknologi yang baru (Malhotra & Galletta, 1999). Kedua, TAM menganggap bahwa memiliki hambatan untuk pengguna menggunakan teknologi tertentu jika pengguna dihadapkan pada pilihan menggunakan atau tidak (Mathieson, Peacock, & Chin, 2001). Ketiga, TAM beranggapan bahwa hanya terdapat satu teknologi dan tidak menghiraukan teknologi alternatif yang lain (Shin, 2009). Dari keterbatasan tersebut, dibutuhkan modifikasi terhadap model TAM yang digunakan untuk adopsi pengguna mobile payment . Modifikasi tersebut dilakukan agar mancakup sisi adopsi pengguna terhadap mobile payment yang tidak dicakup pada model TAM yang biasa. SEM. Structural Equation Modeling (SEM) adalah teknik yang menggunakan metode analisis
statistik multivariat terapan yang digunakan oleh berbagai kalangan (Pugesek & Tomer, 2003). Walaupun terdapat berbagai macam teknik yang muncul lebih awal, SEM lebih menarik dari teknik yang lain. Hal tersebut karena terdapatnya banyak aplikasi khusus untuk SEM seperti AMOS, EQS, LISREL, Mplus, Mx, RAMONA, SEPATH. Hal lain yang membuat SEM semakin banyak digunakan adalah banyaknya publikasi yang menggunakan teknik SEM. Hal tersebut memudahkan akses informasi terhadap SEM lebih mudah. Shipley (2000) di dalam Pugesek & Tomer (2003) menyatakan SEM dalam arti luas sebagai kumpulan hipotesis hubungan sebab akibat antara variabel dengan hipotesis komposit berdasarkan pola dependensi statistik yang bersifat dependen. Hubungan ini dijelaskan oleh parameter yang menunjukkan besarnya efek (secara langsung atau tidak langsung) variabel independen (baik yang diamati atau laten) terhadap variabel dependen (baik diamati atau laten) (Pugesek & Tomer, 2003).
Penelitian Terkait. Chen dan Adams pada tahun 2005 melakukan penelitian tentang adopsi
pengguna terhadap mobile payment . Penelitian ini menggunakan TAM dan IDT sebagai dasar teori yang digunakan. Gambar 2.2 adalah faktor-faktor yang digunakan oleh Chen dan Adams yang terdiri dari perceived usefulness, perceived ease of use, attitude toward using, behavioral intention to use, actual use of mobile payment, observability, compatibility, dan trialability. Amoroso dan Watanabe pada tahun 2012 melakukan penelitian untuk adopsi mobile wallet dengan studi kasus mobile Suica di Jepang. Penelitian ini menggunakan 12
variabel diantaranya perceived usefulness dan perceived ease of use, attitude toward using, behavioral intention to use, actual usage, facilitating conditions, perceived security, trust, perceived risk, perceieved value, social influence, dan attractiveness of alternatives yang
dimodelkan seperti gambar 2.3. Data yang digunakan di penelitian ini adalah hasil observasi dari lingkungan Suica di Jepang. Lai (2012) melakukan penelitian tentang penerimaan teknologi terhadap aplikasi e-wallet untuk pembayaran biaya klinik. Penelitian ini menggunakan studi kasus untuk Taipei Easy Card yang dikeluarkan oleh Easy Card Corporation di Taipei, Cina. Penelitian ini
menggunakan TAM sebagai framework penelitiannya dengan menambahkan variabel technology experience selain variabel utama TAM. Gambar 2.5 adalah model TAM yang
telah dimodifikasi oleh Lai sesuai kebutuhan penelitian ini. Guhr et al. (2013) melakukan penelitian tentang kesiapan konsumen terhadap penggunaan mobile payment pada studi kasus di Finlandia, Jerman, Amerika, dan Jepang. Pada penelitian
ini dilakukan pengecekan technology readiness terhadap variabel TAM yaitu perceived usefulness, perceived ease of use, dan intention to use.
Sahut pada tahun 2008 melakukan penelitian terhadap adopsi penggunaan e-wallet dengan studi kasus Moneo. Moneo adalah e-wallet yang berasal dari Perancis yang diluncurkan pada tahun 1999. Walaupun Moneo ada di setiap kartu bank di Perancis, tapi Moneo jarang diaktifkan oleh penggunanya. Sahut menggunakan TAM untuk mengetahui adopsi penggunaan Moneo di Perancis. Terdapat penambahan variabel eksternal pada TAM yang digunakan oleh Sahut. Hal ini karena pertimbangan bahwa perceived usefulness harus ikut serta sebagai pertimbangan penggunaan mobile payment yang pada akhirnya berhubungan dengan perceived advantage.
Kerangka Berpikir Pengaruh perceived ease of use terhadap mobile payment. Dalam konteks e-wallet ,
perceived ease of use mengarah ke cara pemakaian e-wallet . Dalam e-wallet , transaksi secara offline hanya memerlukan informasi seperti nomor telepon dan token yang dibentuk oleh
sistem. Pada proses online, transaksi e-wallet khususnya pada Doku Wallet membutuhkan akses akun Doku Wallet beserta pin-nya. Jika proses transaksi ini dianggap mudah oleh pengguna, maka kemudahan ini dapat memengaruhi perceived usefulness dan attitude toward using pengguna. Trust juga dapat terbentuk seiring banyaknya transaksi yang dilakukan oleh
pengguna karena kemudahan menggunakan e-wallet . Oleh karena itu dapat dibentuk hipotesis mengenai perceived ease of use terhadap attitute toward using , perceived usefulness, dan trust seperti: H1a: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap perceived usefulness H1b: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap attitude toward using H1c: Perceived ease of use memiliki dampak terhadap trust Pengaruh perceived usefulness terhadap mobile payment. Berdasarkan Davis (1989)
tentang definisi perceived usefulness tentang meningkatkan kinerja suatu aktifitas,
dalam
konteks e-wallet makna kinerja adalah mengenai kemudahan proses transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Jika penggunaan e-wallet sangat mudah, maka pengguna dapat memilih menggunakan e-wallet dibandingkan dengan uang tunai. Proses perhitungan transaksi dapat lebih mudah jika menggunakan e-wallet , karena tidak perlu kuatir dengan jumlah kembalian. Transaksi dengan nominal yang tidak ada pada uang tunai tetap dapat diproses. E-wallet juga memfasilitasi pengguna yang tidak memiliki kartu kredit tetapi ingin bertransaksi secara online. Berbagai kemudahan ini dapat meningkatkan kinerja transaksi pengguna yang pada
akhirnya memengaruhi attitude toward using dan behavioral intention to use pengguna. Jika pengguna merasakan kemudahan menggunakan e-wallet , pengguna dapat terus menggunakan e-wallet yang mengakibatkan frekuensi transaksi semakin banyak. Dengan adanya hubungan
antara perceived usefulness, attitude toward using, dan behavioral intention to use, maka dapat dibentuk hipotesis seperti: H2a: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using H2b: Perceived usefulness mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use Pengaruh perceived risk terhadap mobile payment. Pada konteks e-wallet , menurut Luo et
al (2010) fokus kepada transaction security risk atau privacy risk . Pengguna sangat peduli terhadap status transaksi serta informasi pribadi mereka. Jika transaksi yang dilakukan
berhasil, maka tingkat kepuasan pengguna dapat meningkat. Tingkat kepuasan dapat berpengaruh terhadap trust dan attitude toward using . Dengan kata lain, risk yang dihadapi oleh pengguna dapat berpengaruh terhadap trust dan attitude toward using . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perceived risk memiliki pengaruh terhadap attitude toward using dan memiliki pengaruh terhadap trust. H3a: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap trust H3b: Perceived risk mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using Pengaruh perceived value terhadap mobile payment. Dalam e-wallet , value dapat berupa
keuntungan ketika menggunakan e-wallet seperti dapat membeli keperluan pengguna. Value yang
didapat
memiliki
kemungkinan
mengakibatkan post purchased yang berarti
menggunakan e-wallet kembali. Ketika post purchased terjadi, maka kepercayaan terhadap ewallet dapat terbentuk. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perceived value memiliki
pengaruh terhadap trust . H4: Perceived value mempunyai pengaruh terhadap trust Pengaruh electronic word-of-mouth (e-WOM) terhadap mobile payment. Dalam literatur
electronic word-of-mouth (e-WOM), kredibilitas informasi adalah faktor utama untuk sebuah
adopsi (Cheung, 2009). Cheung (2009) juga menyatakan bahwa e-WOM dari pengguna yang sudah menggunakan produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cross buying decisions untuk individu terdekat mereka khususnya pada lingkungan mobile phone.
Lingkungan e-WOM yang bersifat personal dan secara langsung, adalah media yang sangat persuasif karena dapat menimbulkan motif yang kuat terhadap attitude dan intention (Okazaki, 2008). Di dalam Okazaki et al (2009), dinyatakan bahwa informasi mengenai suatu produk akan mempengaruhi rasa kepercayaan seseorang terhadap produk tersebut. Dalam konteks e-wallet , jika e-WOM yang diterima didapat dari individu terdekat pengguna, maka dapat menimbulkan pengaruh yang sangat besar. Rasa percaya yang ditimbulkan dapat memengaruhi individu terhadap keputusan menggunakan sebuah jasa atau produk. Dari fakta diatas, dapat disimpulkan bahwa e-WOM memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap buying decisions. e-WOM akan memengaruhi kepercayaan pengguna berdasarkan informasi
dari orang yang pernah menggunakan produk tersebut. H5: e-WOM mempunyai pengaruh terhadap trust Pengaruh trust terhadap mobile payment. Di dalam konteks mobile payment , mobile
costumers merasa tidak yakin dengan vendor dan output dari transaksi yang terjadi pada mobile handset (Siau & Shen, 2003). Mobile vendors seharusnya membantu membangun
kepercayaan terhadap website yang digunakan dan internet sebagai medium transaksi yang
aman (liu et al., 2005). Ketika masuk ke dalam konteks mobile wallet , trust menjadi sangat penting karena risiko kehilangan uang sangat besar. Hal ini menjadi halangan untuk adopsi mobile payment. Hal tersebut terjadi karena kurangnya informasi mengenai kerentanan pada mobile payment (Shin, 2009). Jika trust pengguna dapat dibangun, maka pengguna tidak
kuatir tentang risiko yang dapat terjadi. Pada akhirnya mereka mulai menggunakan mobile payment tanpa kuatir. Hal tersebut yang memengaruhi sikap pengguna untuk menggunakan mobile payment (attitude toward using). Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa: H6a: Trust mempunyai pengaruh terhadap perceived usefulness H6b: Trust mempunyai pengaruh terhadap attitude toward using Pengaruh attitude toward using terhadap mobile payment. Hubungan antara attitude
dengan intention sudah dibuktikan oleh Shin & Kim (2008). Dalam konteks e-wallet, intention untuk menggunakan e-wallet sangat bergantung terhadap attitude toward using ewallet karena jika attitude pengguna terhadap e-wallet negatif, maka intention untuk
menggunakan e-wallet juga berakibat negatif yang pada akhirnya pengguna tidak menggunakan e-wallet . Begitu juga sebaliknya, jika attitude yang dimiliki positif, maka intention untuk menggunakan e-wallet berdampak positif dan pada akhirnya pengguna
menggunakan e-wallet . Dari kesimpulan tersebut dapat dibuat hipotesis yaitu attitude toward using memengaruhi behavioral intention to use .
H7: Attitude toward using mempunyai pengaruh terhadap behavioral intention to use . Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka penulis membentuk sebuah kerangka penelitian sebagai kerangka acuan pada penelitian ini yang dimodelkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Kerangka Penelitian
Metodologi Penelitian
Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah. Proses ini dilakukan dengan cara pengumpulan data awal dan wawancara awal untuk menemukan permasalahan secara garis besar. Data awal yang telah terkumpul, dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui secara detail akar permasalahan yang dihadapi. Untuk membantu fokus penelitian, dibuatlah sebuah research question agar penelitian ini tetap fokus pada inti permasalahan. Studi Literatur. Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa literatur yang terkait dengan fokus penelitian ini. Lalu mengumpulkan penelitian terdahulu yang terkait untuk mengetahui perkembangan yang ada pada fokus penelitian ini agar menjaga keterbaharuan penelitian. Membuat Theoritical Framework. Dari hasil studi literatur, dibentuklah sebuah theoritical framework berdasarkan hasil compare, contrast, critisize, synthesize, dan summarize. Theoritical framework dibentuk untuk membantu proses penelitian yang dilakukan.
Penyusunan kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi permasalahan yang sudah didefinisikan di awal. Dibutuhkan data untuk mendukung hipotesis yang sudah dibuat pada model penelitian yang diajukan melalui kuesioner. Kuesioner dibuat berdasarkan faktor-faktor pada model yang diajukan. Setiap faktor memiliki dimensi untuk menentukan apakah faktor tersebut memengaruhi variabel parent -nya atau tidak. Dari dimensi tersebut dibentuk sebuah pertanyaan sehingga menjadi dasar penilaian untuk faktor tersebut. Uji Coba Kuisioner. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap kuisioner yang disebarkan. Uji coba dilakukan terhadap pengguna Doku Wallet di lingkungan internal agar pemahaman dan revisi lebih cepat. Setelah kuisioner sudah cukup layak, maka kuisioner disebarkan secara umum. Pengumpulan Data. Pengumpulan data kuisioner dilakukan secara online. Peneliti menyebarkan secara online agar responden mudah dijangkau. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data secara cepat. Penyebaran dilakukan melalui internet khususnya media sosial dan forum online. Analisis Data Kuisioner. Data yang telah didapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat dapat diterima atau tidak. Sebelum melakukan analisis data, dilakukan pengecekan terhadap data untuk mengetahui apakah data yang digunakan dapat menggambarkan model penelitian atau tidak. Tahapan ini dilakukan dengan melakukan uji normalitas, validitas, dan reliabilitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang digunakan tersebar secara normal dan tidak memiliki outlier . Data yang memiliki outlier mengakibatkan hasil penelitian menjadi bias. Uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel faktor yang digunakan pada penelitian dapat menjelaskan variabel laten-nya. Setelah dilakukan pengujian data dan dapat dinyatakan baik, maka data tersebut baru dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM. SEM digunakan untuk mengetahui keterhubungan antar variabel terhadap model penelitian yang diajukan. Penarikan Kesimpulan. Setelah melakukan analisis terhadap data kuisioner, maka dibuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut. Kesimpulan diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian yang menjadi di latar belakang penelitian ini.
Pembahasan Pembuatan Model Penelitian. Pada tahap ini dibuat model penelitian yang terdiri dari
gabungan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan bidang mobile payment dan e-wallet. Pembentukan model penelitian ini menggunakan LISREL. Model penelitian ini merepresentasikan variabel, faktor, dan hubungan antar variabel. Pada penelitian ini, variabel yang terdefinisi sebagai variabel laten eksogen adalah perceived risk (PR), perceived ease of use (PEOU), perceived value (PV), dan electronic word-of-mouth
(e-WOM). Untuk variabel laten endogennya adalah perceived usefulness (PU), perceived risk (PR), atitutde toward using (ATU), dan behavioral intention to use (INT). Terdapat 27 variabel teramati untuk 8 variabel laten yang ada. Dari model yang sudah dibentuk, dapat dibentuk sebuah persamaan untuk setiap variabel laten berserta variabel konstruknya. Identifikasi Model Penelitian. Sebelum melakukan analisis SEM, model yang diajukan
harus diidentifikasi terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah model tersebut memiliki cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan struktural (Santoso, 2012). Degree of freedom digunakan untuk mengetahui apakah model penelitian tersebut just identified, under identified , atau overidentified . Jika nilai degree of freedom itu sama dengan 0, maka model tersebut dinamakan just identified yang berarti estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan. Jika nilai degree of freedom bernilai negatif, maka model tersebut dinamakan under identified. Model tersebut tidak perlu diestimasi karena model tersebut tidak dapat ditemukan solusinya. Degree of freedom yang bernilai positif disebut overidentified . Model ini dapat diestimasi lebih lanjut dan diberi
penilaian. Oleh karena ini model dengan degree of freedom bernilai positif adalah model yang dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan SEM. Degree of freedom pada penelitian ini bernilai positif atau overidentified . Degree of freedom
dapat dihitung secara manual menggunakan rumus secara manual atau dengan bantuan software LISREL. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan degree of freedom: df=1/2 [(p).(p+1)]-k df=1/2 [(27).(27+1)]-44 df=334
Nilai degree of freedom positif yang dihasilkan pada penelitian ini menandakan bahwa model penelitian ini dapat dianalisis lebih lanjut. Estimasi dan Evaluasi Model Penelitian . Proses yang dilakukan selanjutnya adalah
mengestimasi model tersebut dengan data yang telah dikumpulkan. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah data tersebut fit dengan model yang diajukan dan dapat menggambarkan adanya hubungan antar variabel dalam model tersebut. Proses penilaian dilakukan menggunakan teknik MLE ( Maximum Likelihood Estimation) yang didasarkan pada perbandingan antara matriks dengan populasi. Berikut adalah beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum melanjut ke analisis SEM selanjutnya: Dibutuhkan banyak sampel yang digunakan untuk analisis SEM. Dengan prosedur estimasi MLE, dibutuhkan sekitar 100-150 sampel (Hair et al., 2006). Penelitian ini menggunakan 111 sampel tanpa ada satupun data yang missing value sehingga memenuhi asumsi tersebut. Data yang digunakan untuk analisis SEM harus terdistribusi secara normal. Asumsi tersebut dicek menggunakan SPSS untuk mengetahui nilai dari Sig Shapiro-Wilk yang memiliki nilai residual dependen di atas 0.05. Selain nilai Sig Shapiro-Wilk, dilihat pula Q-Q plot bahwa distribusi datanya telah normal. Uji normalitas datanya bisa dilihat dari nilai skewness berada pada rentang -1 sampai 1 dan nilai kurtosis yang berada pada rentang -3 sampai 3. Pada Lampiran 5 bisa dilihat data untuk pengujian normalitas penelitian ini. Untuk nilai Sig Shapiro-Wilk pada penelitian ini, nilai residual dependent tidak mencapai 0.05. Namun ketika dilihat dari Q-Q plot, skewness dan kurtosis, data yang digunakan sudah normal. Dari data tersebut dan petunjuk penentuan normalitas, sebagaimana dijelaskan di Wijanto (2008) distribusi data dapat dianggap normal. Uji outlier pada data ini dapat dilihat pada Lampiran 6 dengan menggunakan nilai Mahalanobis Distance. Data dinyatakan sebagai outlier ketika nilai p1 dan p2 kurang dari
0.001. Dari 111 data, terdapat 3 data yang dibuang pada penelitian ini. Sehingga data yang digunakan selanjutnya dalam penelitian ini berjumlah 108 data. Multikolinieritas untuk data ini diuji menggunakan software SPSS. dari hasil uji yang ada pada Lampiran 7, nilai VIF tidak ada yang di atas 10. hal ini menunjukan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada data yang digunakan. Hasil uji offending estimates dapat dilihat pada Lampiran 8. Asumsi untuk uji ini terpenuhi jika tidak ada nilai negative error variance. Dari hasil pengolahan data pada Lampiran 8, data ini dapat diasumsikan terpenuhi. Dari hasil evaluasi model diatas, diketahui bahwa asumsi yang dibuat berhasil dipenuhi dan tahapan analisis SEM dapat dilanjutkan. Uji Model Pengukuran (Confir matory F actor Analysis ). Pada tahapan ini, variabel manifes
dan variabel laten dianalisis lebih lanjut. Tujuannya untuk mengetahui apakah variabel manifes tersebut dapat menjelaskan variabel laten-nya. Pada tahap ini dilakukan uji validitas,
uji reliabilitas, dan uji kecocokan. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai t-value dan standardized loading factor yang dihasilkan oleh model. Uji reliabilitas dilakukan dengan
cara melihat nilai construct reliability (CR) dan variance extracted (VE). Menurut Rigdon & Ferguseon (1991) dan Doll, Xia, & Torkzadeh (1994) di dalam Wijanto (2008), suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika nilai t-value variabel tersebut lebih besar dari nilai kritis ( loading factors
dan memiliki nilai standardized
Namun Igbaria et al. (1997) yang menggunakan acuan dari Hair et al.
(1995), menilai standardized loading factors
0.5 dapat juga dinyatakan sebagai very
significant . Penulis menggunakan standar untuk standardized loading factors
data yang digunakan tidak mendukung standardized loading factors
karena
Pada Tabel 5.1
dapat dilihat nilai uji model pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi
Validitas Variabel
t-value
Reliabilitas SLF
SLF
CR
VE
0.91
0.72
Keterangan
Error PR (Perceived Risk )
Reliabilitas Baik
Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi
Validitas Variabel
t-value
Reliabilitas SLF
SLF
CR
Keterangan
VE
Error RSK1
9.83
0.90
0.19
Validitas Baik
RSK2
9.76
0.92
0.16
Validitas Baik
RSK3
8.71
0.81
0.35
Validitas Baik
RSK4
6.64
0.76
0.42
Validitas Baik 0.88
PU (Perceived Usef ul ness )
0.61
Reliabilitas Baik
USE1
7.20
0.81
0.34
Validitas Baik
USE2
8.05
0.76
0.43
Validitas Baik
USE3
10.68
0.84
0.30
Validitas Baik
USE4
11.13
0.81
0.35
Validitas Baik
USE5
8.40
0.69
0.53
Validitas Baik 0.74
PEOU (Perceieved E ase of Use )
0.43
Reliabilitas Tidak Baik
EOU1
8.18
0.64
0.59
Validitas Baik
EOU2
8.23
0.71
0.49
Validitas Baik
EOU3
7.22
0.61
0.62
Validitas Baik
EOU4
9.31
0.65
0.58
Validitas Baik 0.74
PV (Per ceived Value )
0.58
Reliabilitas Tidak Baik
VAL1
10.52
0.75
0.43
Validitas Baik
VAL2
12.33
0.78
0.39
Validitas Baik
e-WOM (El ectronic wor d-of-mouth )
0.79
0.56
Reliabilitas Baik
EWM1
9.14
0.76
0.42
Validitas Baik
EWM2
8.71
0.70
0.51
Validitas Baik
EWM3
8.32
0.80
0.36
Validitas Baik 0.78
TR (Trust )
0.54
Reliabilitas Baik
TRS1
8.85
0.72
0.48
Validitas Baik
TRS2
10.28
0.76
0.42
Validitas Baik
Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Model Pengukuran setelah Modifikasi
Validitas Variabel
t-value
Reliabilitas SLF
SLF
CR
Keterangan
VE
Error TRS3
8.74
0.74
0.45
Validitas Baik 0.64
ATU (Ati tutde Toward Using )
0.38
Reliabilitas Tidak Baik
ATU1
5.55
0.60
0.64
Validitas Baik
ATU2
6.01
0.51
0.74
Validitas Baik
ATU3
8.39
0.72
0.48
Validitas Baik 0.86
INT (Behavior al I ntention To Use )
0.67
Reliabilitas Baik
INT1
7.56
0.83
0.31
Validitas Baik
INT2
10.49
0.81
0.34
Validitas Baik
INT3
9.81
0.82
0.32
Validitas Baik
Tabel 3 Hasil Uji Goodness of F it pada M easur ement M odel setelah Modifikasi
Hasil Kriteria
Standar
Tingkat Kecocokan Estimasi
Normed Chi-Square (
/df)
PU
0.10
0.37
Tidak Signifikan
Ditolak
H1b
PEOU -> ATU
-0.24
-0.56
Tidak Signifikan
Ditolak
H1c
PEOU -> TR
0.70
3.40
Signifikan
Diterima
H2a
PU -> ATU
0.12
0.57
Tidak Signifikan
Ditolak
H2b
PU -> INT
0.21
0.78
Tidak Signifikan
Ditolak
H3a
PR -> TR
0.22
2.48
Signifikan
Diterima
H3b
PR -> ATU
-0.18
-1.36
Tidak Signifikan
Ditolak
H4
PV -> TR
-0.12
-0.55
Tidak Signifikan
Ditolak
H5
e-WOM
0.47
3.40
Signifikan
Diterima
TR
->
Hipotesis Path
Estimates
Nilait-t
Kesimpulan
Diterima / Ditolak
H6a
TR -> PU
0.74
2.53
Signifikan
Diterima
H6b
TR -> ATU
1.21
3.15
Signifikan
Diterima
H7
ATU -> INT
0.59
2.36
Signifikan
Diterima
Setelah melihat t-value pada Gambar 4, dapat diketahui pada uji struktural menunjukan bahwa terdapat beberapa hubungan kausal yang tidak signifikan walaupun modifikasi telah dilakukan. Tabel 4 menggambarkan semua hubungan kausal setelah modifikasi model dilakukan. Analisis Dampak. Hasil penelitian ini memiliki manfaat bagi stakeholder yang berada di
lingkungan mobile payment khususnya Doku Wallet . Manajemen Doku dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai strategi untuk pengembangan Doku Wallet selanjutnya, supaya lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan produk dapat lebih baik jika memiliki suatu acuan, seperti menggunakan hasil penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa e-WOM dan perceived risk memengaruhi trust , yang pada akhirnya memengaruhi pengguna untuk menggunakan Doku Wallet . Penelitian ini menunjukkan bahwa rasa kepercayaan yang dimiliki pengguna sangat berpengaruh dibandingkan faktor yang lain. Untuk itu sangat penting bagi Doku untuk membangun rasa kepercaan pengguna Doku Wallet . e-WOM sangat berperan penting dalam membangun rasa kepercayaan pengguna Doku Wallet . Manajemen Doku harus memasarkan produk Doku Wallet menggunakan e-WOM
seperti memasang banyak iklan di media sosial yang sedang marak di Indonesia. Pengguna tetap Doku Wallet sebaiknya diajak membantu menyebarkan produk Doku Wallet , untuk membangun persepsi yang baik dan terpercaya di lingkungan e-wallet Indonesia. Dalam hal ini Doku Wallet sudah memiliki fitur untuk sharing segala aktifitas yang dilakukan pengguna di dalam Doku Wallet ke Twitter dan Facebook. Melalui fitur ini Doku Wallet sudah mendukung pemanfaatan e-WOM. Namun fitur ini masih kurang mendorong teman di media sosial untuk ikut menggunakan Doku Wallet . Agar lebih efektif, sebaiknya ditambahkan fitur referral. Misalnya jika seorang pengguna Doku Wallet berhasil mengajak temannya untuk ikut menjadi pengguna Doku Wallet , maka si pemberi referral akan memperoleh tambahan saldo di akun Doku Wallet -nya. Manajemen Doku harus meningkatkan rasa kepercayaan pengguna Doku Wallet . Karena dari hasil penelitian ditemukan bahwa jika rasa percaya konsumen dapat dibentuk, maka kemauan
untuk menggunakan Doku Wallet juga terbentuk. Di Indonesia Doku Wallet berada dalam naungan dan di bawah regulasi yang diatur oleh Bank Indonesia. Peraturan ini tercantum di peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 mengenai Uang Elektronik (Electronic Money). Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa pihak penyelenggara uang elektronik harus mendapat perseetujuan dari Bank Indonesia terlebih dahulu. Doku, sebagai pihak penyelenggara dari pihak selain bank, sudah terdaftar dan mendapat izin dari Bank Indonesia. Dengan hal tersebut, diharapkan pengguna lebih percaya dengan Doku Wallet karena Doku Wallet sudah mengikuti peraturan dari pemerintah Indonesia. Untuk tetap menjaga kepercayaan yang telah dibangun, manajemen Doku harus tetap mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, dalam hal ini peraturan dari Bank Indonesia mengenai uang elektronik. Dengan demikian kepercayaan pengguna terhadap Doku Wallet tetap terjaga. Risiko ketika menggunakan Doku Wallet harus diminimalisir. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa risiko penggunaan Doku Wallet memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen. Oleh karena itu jika tingkat kepercayaan konsumen ingin dibentuk oleh manajemen Doku, maka risiko terhadap penggunaan Doku Wallet harus diminimalisir. Risiko dalam hal transaksi menggunakan Doku Wallet sudah diatur oleh Doku agar tetap aman. Setiap transaksi yang terjadi selalu dimonitor oleh tim support. Hal ini bertujuan agar tidak ada transaksi yang bersifat fraud. Jika terjadi transaksi yang gagal, maka tim support pasti menangani hal tersebut dengan cara melakukan konfirmasi ke merchant dan ke pengguna mengenai kebenaran transaksi tersebut melalui email dan telepon. Pengguna juga dapat menghubungi tim support kapan saja sealama 24 jam, jika pengguna mengalami hambatan dalam melakukan transaksi. Untuk meningkatkan prosedur penanganan risiko, sebaiknya Doku membangun suatu sistem untuk mendeteksi apakah transaksi yang dilakukan memang benar transaksi yang valid atau transaksi yang fraud . Sistem tersebut secara otomatis mengolah semua transaksi untuk diketahui validitasnya. Sistem ini membantu tim support untuk mengolah data lebih cepat karena mereka tidak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual terhadap setiap transaksi. Dengan demikian tim support dapat lebih fokus menangani transaksi yang dicurigai fraud . Hal ini akan memudahkan manajemen Doku untuk mengurangi risiko terhadap setiap
transaksi yang terjadi. Penggunaan Doku Wallet harus sangat mudah dan praktis. Kemudahan menggunakan Doku Wallet dapat memicu penggunaan Doku Wallet . Kemudahan penggunaan dapat dibentuk
melalui memperbanyak akses terhadap akun Doku Wallet melalui berbagai platform, serta
ketika konsumen melakukan transaksi, diusahakan usaha yang dikeluarkan oleh konsumen sangat kecil. Aplikasi Doku Wallet hanya ada di smartphone yang berbasis Android. Untuk lebih memperluas jangkauan pengguna, maka perlu dibuat juga aplikasi Doku Wallet yang berbasiskan iOs, Windows Phone. Hal tersebut untuk menjangkau pengguna yang tidak memiliki smartphone berbasiskan Android. Kemudahan penggunaan Doku Wallet juga dapat ditingkatkan dari User Experience (UX) ketika pengguna menggunakan Doku Wallet . Hal tersebut menjadi nilai lebih untuk pengguna ketika menggunakan Doku Wallet . Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan acuan terhadap peneliti di bidang mobile payment atau e-wallet . Penelitian ini membuktikan bahwa rasa kepercayaan, e-WOM, dan
risiko saat menggunakan sebuah produk e-wallet sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan sebuah produk mobile payment . Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa kemudahan penggunaan suatu produk e-wallet juga memengaruhi rasa kepercayaan pengguna ketika menggunakan produk tersebut. Maraknya e-commerce di Indonesia dapat mengakibatkan semakin banyaknya penelitian di bidang ini. Untuk itu diperlukan kontinuitas dan kerja sama antar peneliti untuk mendalami bidang e-wallet khususnya di Indonesia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untk penelitian lebih lanjut pada bidang mobile payment ataupun e-wallet .
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sesuai tujuan dari penelitian. Penelitian ini memiliki 8 variabel yang dievaluasi untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang memengaruhi penerimaan Doku Wallet di Indonesia. Model yang dibentuk berdasarkan model TAM yang dimodifikasi dengan menambahkan faktor-faktor yang dianggap penulis mempunyai pengaruh terhadap penerimaan Doku Wallet di Indonesia berdasarkan penelitian terdahulu. TAM diakui dapat memodelkan peneriman pengguna terhadap sebuah sistem. Namun dibutuhkan variabel tambahan untuk membantu TAM agar dapat menjelaskan keadaan secara lebih dalam lagi. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived ease of use, perceived usefulness, trust, perceived risk, perceived value, e-WOM , attitude toward using, dan behavioral intetion to use . Rasa kepercayaan terhadap suatu produk memiliki faktor yang
sangat berpengaruh terhadap penggunaan Doku Wallet . Terbukti dalam penelitian ini, trust lebih berpengaruh dibandingkan perceived usefulness milik TAM. Dalam penelitian ini, rasa
kepercayaan itu dibangkitkan oleh perceived ease of use, e-WOM, dan perceived risk . Hubungan yang paling berpengaruh adalah hubungan antara e-WOM dengan trust . Terkait pertanyaan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi adopsi e-wallet di Indonesia khususnya Doku wallet adalah electronic word-of-mouth (eWOM), kepercayaan (trust ), risiko ( perceived risk ), dan tingkat kemudahan penggunaan ( perceived ease of use). Kemudahan penggunaan, e-WOM, dan risiko terbukti memengaruhi tingkat kepercayaan pengguna yang secara tidak langsung memengaruhi tingkat penggunaan Doku Wallet . Trust terbukti dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap penggunaan Doku Wallet . Oleh karena itu keempat elemen inilah yang paling berpengaruh terhadap adopsi Doku Wallet di Indonesia.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel selain yang sudah di coba di penelitian ini seperti social influence dan attractiveness of alternatives. Hal ini karena sesuai dengan lingkungan mobile payment di
Indonesia yang masih berkembang mencari model yang banyak diterima oleh masyarakat, pengaruh sosial ketika menggunakan e-wallet dan banyaknya pilihan e-wallet di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan produk e-wallet yang lain yang ada di Indonesia. Setelah hasil didapat, hasil tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Hasil perbandingan tersebut digunakan untuk menemukan model yang paling tepat pada penelitian mobile payment di Indonesia. Daftar Referensi
Amoroso, D. L., & Magnier-Watanabe, R. (2012). Building a research model for mobile wallet consumer adoption: the case of mobile Suica in Japan. Journal of theoretical and applied electronic commerce research, 7(1), 94-110. Asosiasi Penyelanggara Internet Indonesia (APJII, 2011). Profile Pengguna Internet Indonesia, 20 February, 2014. http://www.apjii.or.id/v2/upload/Laporan/Profil Internet Indonesia 2012 (INDONESIA).pdf Bank Dunia (World bank, 2013). Bank Dunia dan Pendidikan di Indonesia, 14 Mei, 2013. http://go.worldbank.org/A1BH84Q730
Bansal, H. S., & Voyer, P. A. (2000). Word-of-mouth processes within a services purchase decision context. Journal of service research, 3(2), 166-177. Byrne, B. M. (2001). Structural equation modeling with AMOS, EQS, and LISREL: Comparative approaches to testing for the factorial validity of a measuring instrument. International Journal of Testing, 1(1), 55-86. Capgemini
(2013).
World
Payments
Report
2013,
February
19,
2014.
http://www.capgemini.com/resources/world-payments-report-2013 Chau, P. Y. (1996). An empirical assessment of a modified technology acceptance model. Journal of management information systems, 13(2), 185-204. Chen, J. J., & Adams, C. (2005, December). User acceptance of mobile payments: a theoretical model for mobile payments. In 5th International Conference on Electronic Business, Hong Kong, December (pp. 5-9). Chen, L. D., Gillenson, M. L., & Sherrell, D. L. (2002). Enticing online consumers: an extended technology acceptance perspective. Information & management, 39(8), 705-719 Cheong, J. H., Park, M. C., & Hwang, J. H. (2004, September). Mobile payment adoption in Korea: Switching from credit card. In ITS 15th Biennial Conference, Berlin, Germany, September (pp. 4-7). Cheung, M. Y., Luo, C., Sia, C. L., & Chen, H. (2009). Credibility of electronic word-ofmouth: Informational and normative determinants of on-line consumer recommendations. International Journal of Electronic Commerce, 13(4), 9-38. Davis, F. D. (1993). User acceptance of information technology: system characteristics, user perceptions and behavioral impacts. International journal of man-machine studies, 38(3), 475487. Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer technology: a comparison of two theoretical models. Management science, 35(8), 982-1003. Doll, W. J., Xia, W., Hall, M., & Torkzadeh, G. (1994). A Confirmatory. Mis Quarterly, 18(4), 453-461. Ernst and young (2011). Opportunities for telcos in mobile money: 2011, The growth in mobile
payments,
February
19,
2014.
http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/mobile_money_2011/$FILE/mobile_money_20 11.pdf Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention and behavior: An introduction to theory and research. Vermont South, Victoria: ARRB Group Limited.
Featherman, M. S., & Pavlou, P. A. (2003). Predicting e-services adoption: a perceived risk facets perspective. International journal of human-computer studies, 59(4), 451-474. Gefen, D. (2000). E-commerce: the role of familiarity and trust. Omega, 28(6), 725-737. Gefen, D., & Straub, D. W. (2004). Consumer trust in B2C e-commerce and the importance of social presence: experiments in e-products and e-services.Omega, 32(6), 407-424. Grazioli, S., & Jarvenpaa, S. L. (2000). Perils of Internet fraud: An empirical investigation of deception and trust with experienced Internet consumers.Systems, Man and Cybernetics, Part A: Systems and Humans, IEEE Transactions on, 30(4), 395-410. Guhr, N., Loi, T., Wiegard, R., & Breitner, M. H. (2013). Technology Readiness in Customers' Perception and Acceptance of M (obile)-Payment: An Empirical Study in Finland, Germany, the USA and Japan. In Wirtschaftsinformatik (p. 8). Kim, H. W., Chan, H. C., & Gupta, S. (2007). Value-based adoption of mobile internet: an empirical investigation. Decision Support Systems, 43(1), 111-126. Kuo, Y. F., Wu, C. M., & Deng, W. J. (2009). The relationships among service quality, perceived value, customer satisfaction, and post-purchase intention in mobile value-added services. Computers in human behavior, 25(4), 887-896. Lai, Y. H. (2012). The study of technology acceptance for e-wallets application of clinic fees payment. Health (1949-4998), 4(11). Lee, T. (2005). The impact of perceptions of interactivity on customer trust and transaction intentions in mobile commerce. Journal of Electronic Commerce Research, 6(3), 165-180. Li, R., Kim, J., & Park, J. (2007). The effects of internet shoppers' trust on their purchasing intention in China. JISTEM-Journal of Information Systems and Technology Management, 4(3), 269-286. Lu, J., Yao, J. E., & Yu, C. S. (2005). Personal innovativeness, social influences and adoption of wireless Internet services via mobile technology.The Journal of Strategic Information Systems, 14(3), 245-268. Luo, X., Li, H., Zhang, J., & Shim, J. P. (2010). Examining multi-dimensional trust and multifaceted risk in initial acceptance of emerging technologies: An empirical study of mobile banking services. Decision support systems, 49(2), 222-234. Lu, Y., Yang, S., Chau, P. Y., & Cao, Y. (2011). Dynamics between the trust transfer process and intention to use mobile payment services: A cross-environment perspective. Information & Management, 48(8), 393-403.
Malhotra, N. K., Kim, S. S., & Agarwal, J. (2004). Internet users' information privacy concerns (IUIPC): the construct, the scale, and a causal model.Information Systems Research, 15(4), 336-355. Muhayiddin, M. N., Ahmed, E. M., & Ismail, H. (2011). Consumer Acceptance of an Electronic Dinar Payment System in Malaysia. Okazaki, S. (2008). Determinant factors of mobile‐ based word‐of ‐mouth campaign referral among Japanese adolescents. Psychology & Marketing,25(8), 714-731. Okazaki, S., Li, H., & Hirose, M. (2009). Consumer privacy concerns and preference for degree of regulatory control. Journal of Advertising, 38(4), 63-77. Okazaki, S., Katsukura, A., & Nishiyama, M. (2007). How mobile advertising works: The role of trust in improving attitudes and recall. Journal of Advertising Research, 47, 165 – 178. Pavlou, P. A., Liang, H., & Xue, Y. (2007). Understanding and mitigating uncertainty in online exchange relationships: A principal-agent perspective. MIS quarterly, 31(1), 105-136. Pugesek, B. H., Tomer, A., & Von Eye, A. (Eds.). (2003). Structural equation modeling: applications in ecological and evolutionary biology. Cambridge, United Kingdom: Cambridge University Press. Rigdon, E. E., & Ferguson Jr, C. E. (1991). The performance of the polychoric correlation coefficient and selected fitting functions in confirmatory factor analysis with ordinal data. Journal of Marketing Research, 491-497. Sahut, J. M. (2008). The Adoption and Diffusion of Electronic Wallets: The Case of Moneo. Journal of Internet Banking & Commerce, 13(1). Santoso, S. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Shin, D. H. (2009). Towards an understanding of the consumer acceptance of mobile wallet. Computers in Human Behavior, 25(6), 1343-1354. Shin, D. H., & Kim, W. Y. (2008). Applying the technology acceptance model and flow theory to Cyworld user behavior: implication of the web2. 0 user acceptance. CyberPsychology & Behavior, 11(3), 378-382. Siau, K., & Shen, Z. (2003). Building customer trust in mobile commerce.Communications of the ACM, 46(4), 91-94. Sirdeshmukh, D., Singh, J., & Sabol, B. (2002). Consumer trust, value, and loyalty in relational exchanges. Journal of marketing, 66(1), 15-37. Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Westbrook, R. A. (1987). Product/consumption-based affective responses and postpurchase processes. Journal of marketing research, 258-270.
Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial, Graha Ilmu. Xin, H., Techatassanasoontorn, A. A., & Tan, F. B. (2013). Exploring the influence of trust on mobile payment adoption. 2013 Pacific Asia Conference on Information Systems. Jeju Island, South Korea.