TUGAS IPK KELOMPOK 4

November 6, 2017 | Author: Lidya Desfira | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download TUGAS IPK KELOMPOK 4...

Description

MAKALAH KEPENDUDUKAN

Disusun oleh:

Kelompok 4

Dosen Pembimbing : MASRIZAL Dt. MANGGUANG , SKM, M. Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2011

Rifki Hidayat 1110332017

Adhyan Jannata Mardi 1110332016

Dian Masyita 1110332080

Dini Rahmadani 1110332091

Aisya Fadhilla Shamara 1110332023

Windi Adriani 1110332063

Lidya Desfira 1110332029

Nurul Rahayu Kresna 1110332031

Intan Rusydi Maharani 1110332028

Nola Lusiana 1110332070

Tika Amimah Hasibuan 1110332066

Mega Utami Basra 1110332006

PRINSIP DASAR STATISTIKA KESEHATAN

A.

Definisi statististika

Statistika Adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalhan dalam pengambilan kepuatusan dapat diperhitungkan secara numeric.. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah ‗statistika‘ (bahasa Inggris: statistiks) berbeda dengan ‗statistik‘ (statistik). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas. Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologidan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat ataupolling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat(perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan. Statistik berasal dari kata state yang artinya negara. Dalam pengertian yang paling sederhana statistik artinya data. Dalam pengertian yang lebih luas, statistik dapat diartikan sebagai kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan (berkaitan) dengan suatu masalah tertentu. Umumnya suatu data diikuti atau dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Kata statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata-rata, dan koefisien korelasi. B. Sejarah statistik Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin modern statistikum collegium (―dewan negara‖) dan bahasa Italia statista(―negarawan‖ atau ―politikus‖). Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai ―ilmu tentang negara (state)‖. Pada awal abad ke-19telah terjadi pergeseran arti menjadi ―ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data‖. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistiks) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip mulamula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensusyang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat. Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan bidangbidang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah,statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson(metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi hinggalinguistika. Bidangbidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi

oleh statistika dalam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika. Meskipun ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan matematika.

C.

Konsep Dasar

Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika dapat berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan istilah deret waktu. Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk menggeneralisasi seluruh populasi. Jika sampel yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik sampling. Analisis statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya. Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapanyang menggunakan teori probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-dasar teori statistika. Ada dua macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga data mentah lebih mudah ―dibaca‖ dan lebih bermakna. Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukanpengujian hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.

D.

Tujuan statistic 1. Pendekatan modern untuk menyajikan mengenai konsep konssep dasar dan metode statistic secara jelas dan langsung dapat membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan penganbilan keputusan dengan menggunakan cara cara kuantitatif 2. Menggambarkan keadaaan objek yang dikaji 3. Membantu menyusun kebenaran suatu teori 4. Menafsirkan keadaan 5. Menjelaskan faktor yang mendasar terhadap objek yang dikaji 6. Melihat perbebedaan. 7. Menjawab permasalahan dan membuktikan sesuatu dugaan yang belum terbukti. 8. Meringkas data sehingga data tersebut menghasilkan informasi.

E.

Peranan statistik

Peranan statistik adalah membantu para pengelola dan pelaksana program kb-kes khususnya dalam mengambil keputusan yang selanjutnya dipakai dasar perncanaan,pelaksanaan dan evaluasi berbagai kegiatan yang dilakukan. 

 

F.

Bahan perencanaan Setiap data yang dibutuhkan dalam statistik adalah data yang dipercaya dan tepat waktu. Melalui data itu diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi untuk mengambil suatu keputusan yang tepat. Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan yang telah dicoba untuk di eliminasi sekecil mungkin melalui berbagai metode yang dikembangkan dalam statistic. Bahan monitoring Memonitor seluruh kekuatan dan kelemahan program yang menyangkut berbagai variable yang berbentuk data ringkasan. Bahan evaluasi Menganalisis dan mamutuskan yang baik dan yang buruk dengan melalui data yang dapat dibandingkan dan membuat suatu generalisasidari sampel yang kecil kepada populasi. Jenis Statistik Dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ―ilmu statistik‖, sedang kata statistic diartika sebagai ―ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel,‖ yaitu sebagai lawan dari kata ―parameter‖ yang berarti ―ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi‖. Secara etimologis Pengertian Statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata ―statistik‖ diartika sebagai ―kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun, pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada ―kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif)‖ saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik.

Dilihat berdasarkan tahap-tahap kerjanya, maka ruang Lingkup kajian Statistik dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu : 1. Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic 2. Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai sama seperti pada statistic deskriptif namun disertai pengambilan kesimpulan denganpembuktian secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi Statistik Parametrik dan Non-Parametrik

Statistika parametrik -> ilmu statistika yang mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data, yaitu apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya, Jika data tidak menyebar normal, maka data harus dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau setidak2nya dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dg statistika parametrik. Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1 atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way ANOVA parametrik), dll. Statistika non-parametrik -> statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Contoh metode Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test, Median test, Friedman Test, dll. Dalam statistik sumber segala informasi yang telah melalui berbagai proses pengolahan, cleaning, dan sebagainya pasti berasal data data mentah. Sedangkan data sendiri dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan mengenai suatu benda, persoalan dan keadaan. Dalam Ilmu ststistik Data dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Data Kualitatif, data berbentuk kalimat 2. Data Kuantitatif, data berbentuk bilangan atau angka, yang data ini juga dapat dibedakan menjadi 2: 1. deskrit ——> data berbentuk bilangan bulat (kunjungan pasien, jumlah anak, dll) 2. kontinue —–> data berbentuk bilangan pecahan ( BB, TB, dsb) Khusus dalam Statistik Kesehatan, Sumber data yang dipakai meliputi : Data Primer (survey, sensus, experiment) dan Data Sekunder (pencatatan peristiwa vital seperti kematian dan kelahiran, Catatan Khusus serta laporan dan Publikasi)

G.

Tipe pengukuran

Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda dalam riset statistik.  Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit).  Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya: pendidikan, tingkat kepuasan).  Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak (misalnya: tahun, suhu dalam Celcius).  Skala rasio berupa angka kuantitatif yang memiliki nilai nol mutlak.

H.

Statistic kesehatan (biostatistik)

Adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan data, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan popuasi manusia. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan khusus pada kejadian kehidupan manusia tertentu , yakni kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, sering disebut vital (vital statistic ), atau sering juga disebut statistic kehidupan (bio statistic) Sumber statistik kesehatan 1. Institusi-institusi kesehatan : pencatatan dari rumah sakit, puskesmas, dsb 2. Program-program khusus : pelayanan kesehatan sekolah, pemberantasan penyakit menularn dan sebagainya. 3. Survey epidemiologi : informasi yang diperoleh dari lapangan (masyarakat) 4. Survey kesehatan rumah tangga (household survey) yang diadakan pada periode waktu tertentu ,misalny tiap 3 tahun 5. Institusi-institusi yang mengumpulkan data dengan tujuan-tujuan khusus , seperti perusahaan asuransi.

Peranan Statistik Bidang Kesehatan  Mengukur vital event yang terjadi dalam masyarakat Contoh: Angka kematian bayi (AKB), Angka kematian Ibu (AKI), CBR, CDR, dan lain-lain  Mengukur status kesehatan masyarakat dan masalah kes dalam kelompok masyarakat Contoh: Angka kejadian malaria, kejadian diare, dan lain-lain  Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat dengan tempat lain. Contoh: Kejadian Penyakit Jantung Koroner penduduk perkotaan dan penduduk pedesaan  Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa mendatang Contoh: Angka kejadian penyakit degeneratif masa mendatang  Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan, dan kegagalan dari suatu program kesehatan atau layanan kesehatan yang sedang dilakukan. Contoh: Evaluasi cakupan imunisasi (DPT, campak)  Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Contoh: Kebutuhan akan pusat kesehatan masyarakat  Keperluan research terhadap masalah kesehatan, KB, kesehatan lingkungan, dan lain-lain. Contoh: Penelitian tentang pemakaian alkon.  Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan  Keperluan publikasi ilmiah di media massa

I.

Perhitungan statistic kesehatan

Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis, khususnya statistic kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan.

Rate (purate) =

jumlah kejadian (kasus) Populasi yang beresiko * 1000

Rate yang dihitung dari total populasi di dalam suatu area sebagai dominator (penyebut) disebut “crude rate” atau angka kasar. Sedangkan rate yang dikumpulkan dari kelompok atau segmen tertentu disebut “specific rate” atau angka spesifik. 1. Crude rate yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat:  Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Rumus CBR = B X 1000 P CBR= Angka Kelahiran Kasar B = Jumlah kelahiran P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P = (Po + P1)/2, Po = jumlah penduduk pada awal tahun dan P1 = jumlah penduduk pada akhir tahun.  Angka kematian kasar ( crude death rate) Jumlah kematian yang dilaporkan selama 1 tahun Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

* 1000

 Pertambahan penduduk secara alamiah ( natural increase rate) Jumlah kelahiran dikurang jumlah kematian * 1000 Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2. Specific rate yang sering digunakan kesehatan masyarakat Berkaitan dengan bayi dan anak  angka kematian bayi (Infant mortality rate) Jumlah bayi mati umur dibawah 1 tahun * 1000 Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun  angka kematian neonatal ( neonatal mortality rate ) jumlah bayi mati dibawah 1 bulan * 1000 jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun  angka kematian pasca neonatal ( post neonatal mortality rate) jumlah anak mati umur 1 bulan- 1 tahun * 1000

jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun 3. Berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran  Angka lahir mati ( still birth rate ) Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup * 1000 Jumlah bayi lahir hidup dan mati  Angka kematian perinatal ( perinatal mortality rate) Jumlah bayi lahir hidup dan mati dibawah 1 tahun * 1000 Jumlah bayi hidup dan mati  Angka kematian ibu ( maternal mortality rate ) Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran *1000 Jumlah lahir hidup dan lahir mati  Angka kesuburan (fertility rate ) Jumlah kelahiran 1 tahun * 1000 Jumlah wanita berumur 15-49 tahun 4. Umum  Angka kematian berdasarkan kelompok umur (age specific death rate) Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu * 1000 Jumlh populasi pada kelompok tertentu  Angka kematian berdasarkan jenis kelamin ( sex specific death rate ) Jumlah kematian pada golongan seks tertentu * 1000 Jumlah populasi pada golongan seks tertentu Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan :        

Memeberikan gambaran/keterangan tentang masalah kesehatan Penentuan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi Bahan yang dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan Dapat membandingkan tingkat kesehatan masyarakat Menilai dan menganalisa hasil usaha kesehatan Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau belum dipenuhi Dapat mencari hubungan sebab dan akibat Dokumentasi data kesehatan masyarakat

Lingkup Peranan Statistik Kesehatan

- Masalah medis - Keluarga Berancana (KB) - Demografi - Kesehatan lingkungan - Kesehatan kerja - Vital event: Kelahiran, kematian, kesakitan, harapan hidup, fertilitas dan lain-lain

J. Pengenalan Tentang Data Defenisi Data = datum = kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan analisa, diskusi, presentasi ilmiah atau tes statistik. Data = sekumpulan informasi hasil pengukuran atau perhitungan yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sumber Data Data Primer Materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan Contoh: Data research, survei, observasi, eksperimen

sendiri

oleh

peneliti

Data Sekunder Data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain, laporan suatu Rumah Sakit, dan lainlain. Jenis Data - Data Kuantitatif: Data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Yang ditonjolkan adalah jumlah. Contoh: Umur, Tinggi Badan, dan lain-lain. - Data Kualitatif: Data yang menjelaskan tentang sifat. Contoh: Sehat dan sakit, baik dan buruk, dan lain-lain. - Data Kontinu: Data yang dihasilkan dari pengukuran dan dapat berupa bilangan desimal Contoh: Hb, Tinggi Badan, Berat Badan - Data Diskret: Data yang dihasilkan dari perhitungan (bilangan bulat), dapat frekuensi atau data kategori. Contoh : Jumlah orang, jumlah anak Syarat Data 1. Akurasi: Data sudah mendekati sumber 2. Persisi: Stabil dan konsisten 3. Memenuhi validitas interna 4. Memenuhi validitas eksterna (menggambarkan populasi)

Metode Pengumpulan Data 1. Interview/wawancara: Relatif lengkap, akurat, konsisten 2. Angket: Mengedarkan formulir pertanyaan mudah dan murah 3. Observasi: Pengamatan yang aktif penuh perhatian 4. Pengolahan data: Data yang sudah dikumpulkan perlu diolah. Sebelum diolah perlu: editing coding entry cleaning saving Variabel Suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lain . Variabel = objek penelitian Cth : Pengamatan terhadap Bayi baru lahir. Variabel yang akan diamati atau yang akan diukur: Berat badan, Panjang badan Skala pengukuran Dalam mengumpulkan nilai dari variabel perlu diketahui skala pengukuran Skala pengukuran ada 4: 1. Skala nominal - Data dengan skala nominal tidak mempunyai jenjang tetapi hanya membedakan sub kategori secara kualitatif Contoh: Jenis kelamin, agama 2. Skala Ordinal - Pada skala ini sub kategori telah memiliki urutan atau jenjang, tetapi masih bersifat kualitatif. - Jarak perbedaan antara subkategori tidak sama. Contoh: Tingkat pendidikan 3. Skala Interval - Data pada skala ini mempunyai sifat data skala nominal dan ordinal yaitu dapat membedakan dan mempunyai tingkatan - Pada data skala interval, jarak dapat ditentukan (termasuk data kuantitatif) Contoh: Suhu 4. Skala Rasio - Memiliki ciri ketiga skala: nominal, ordinal dan interval. - Pada data skala rasio, ada titik nol absolut Contoh: Tinggi Badan, Berat Badan, Umur

Kategori/ Tingkatan data Nominal (tingkat terendah) --> Ordinal --> Interval --> Rasio (tingkat tertinggi)

Populasi dan Sampel Pada hakikatnya teknik sampling dikembangkan dengan tujuan untuk membantu para peneliti dalam upaya untuk melakukan generalisasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Generalisasi bisa dilakukan lewat penaksiran (estimation) parameter populasi maupun generalisasi lewat pengujian hipotesis (testing of hypothesis) tentang keadaan parameter di populasi. Populasi - Statistika: Semua kumpulan elemen atau individu‖. - Elemen atau individu pada hakekatnya merupakan obyek di mana pengamatan akan dilakukan oleh peneliti, tentunya pengamatan tidak dilakukan terhadap populasinya, namun lewat sampel yang diambilnya. Sampel - Statistika: ―bagian dari populasi‖. - Populasi dinyatakan dengan memasukkan tiga unsur: isi (content), luas (extent), dan waktu (time). Contoh: Pendapatan petani /bulan di desa Sukorejo tahun K. Indikator kesehatan Indicator adalah variabel yang digunakan untuk mengukur status kesehatan Guna indikator adalah untuk mengukur, memonitoring, dan alat bantu evaluasi , Indikator terbagi 2 : 1. Indikator langsung : dapat dilihat 2. Indikator tidak langsung : tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil. Contoh indikator : Indicator langsung : Imunisasi , berapa banyak anak yang telah di imunisasi BCG. PMT pada anak , jumlah anak yang diberi PMT Indicator tidak langsung : berapa banyak penurunan prevalensi TBC pada anak yang di imunisasikan BCG perubahan status gizi anak .

Nilai absolute dan relative  Nilai absolute adalah jumlah orang / frekuensi , sifatny tetap, tidak bisa di ubah, atau di ganggu ada pada dirinya sendiri. Guna nilai absolute yaitu merencanakan perbaikan Contoh nilai absolute seperti data PUS ( pasangan usia subur) untuk menentukan target akseptor KB Kelemahan nilai absolute : tidak dapat digunakan untunk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain.  Nilai relative adalah nilai yang tergantung pada yang mnenilais Proposal, Rate, Ratio  Rasio adalah perbandingan secara relative (a/b) Criteria : - a dan b tidak harus sama, a bukan bagian dari b Kelebihan : labih mudah karena tidak perlu ― population at risk‖ Kelemahan : tidak dapat digunakan untuk memonitor status kesehatan dan tidak dapat menentukan nilai yang lebih besar.  Proporsi dan Rate Proporsi : untuk data yang tidak memperhatikan waktu Rate : untuk data yang memperhatikan waktu Proporsi dan rate dipakai untuk menentukan : incidence mortality rate, incidence rate, prevalence rate, dll.

Lampiran soal 1. suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan data, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian dan faktor-faktor yang berhubungan dengan popuasi manusia, disebut… a. statistika kependudukan c. statistika mortalitas b. statistika kesehatan d. statistika morbiditas 2. Dibawah ini yang termasuk manfaat statistic,kecuali… a. Sebagai bahan monitoring c. sebagai bahan penelitian b. Sebagai bahan perencanaan d. ebagai bahan evaluasi 3. Yang termasuk ruang lingkupstatistik kesehatan … a. Pemberantasan penyakit c. survey epidemiologi b. Pelayanan kesehatan d. survey kesehatan 4. Ssuatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic, disebut… a. Statistic kesehatan c. statistic inferensial b. Statistic deskriptif d. satistik penduduk 5. Yang termasuk kegiatan statistic deskriptif ,kecuali… a. Pengolahan data c. penyajian data b. Pengambilan kesimpulan d. analisis sederhana 6. Data yang menjelaskan tentang sifat disebut data … a. Data kontinu c. Data kuantitatif b. Data diskret d. data kualitatif 7. Guna dari indicator kesehatan… a. Penelitian c. alat bantu evaluasi b. Pemantauan d. pengembangan 8. Indicator yang tidak dapat dilihat tetapi bagaimana ia memberikan hasil diebut .. a. Indicator tidak langsung c. indicator langsung b. Indicator relative d. indicator kesehatan 9. Data yang diperoleh dari hasil laporan suatu Rumah Sakit adalah contoh dari … a. Data primer c. data kontinu b. Data sekunder d. data diskret 10. Nilai yang tergantung pada yang menilai disebut… a. Nilai dasar c. nilai absolute b. Nilai relative d. nilai permanen 11. Guna nilai absolute yaitu,… a. Merencanakan perbaikan c. penyajian data b. Pemantauan d. Pengambilan kesimpulan 12. Tidak dapat digunakan untunk membandingkan status kesehatan antar satu wilayah dengan wilayah lain. Adalah kelemahan dari … a. Nilai dasar c. nilai absolute b. Nilai relative d. nilai permanen 13. Yang bukan merupakan manfaat dari statistika kesehatan adalah : .. a. Mengevaluasi program kesehatan c. menetukan prioritas masalah kesehatan b. Menjelaskan faktor yang mendasar d. memonitor status kesehatan dalam Mengenai konsep dasar dan metode masyarakat Statistic kesehatan

14. Data kuantitatif yang berbentuk bilangan bulat … a. Ratio c. rate b. Deskrit d. continue 15. Contoh data primer … a. Sensus c. data pasangan usia subur b. Pencatatan kematian d. jumlah peserta KB

STATISTIKA MORTALITAS

STATISTIKA MORTALITAS 1.

PENDAHULUAN Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Pengertian mortalitas : Lahir hidup : peristiwa keluarnya hasil konsepi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah pepisahan itu terjadi, hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, detak tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali puat sudah dipotong atau belum (LIVE BIRTH). Mati : keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (DEATH).  Kematian bayi di dalam rahim (intra uterin) : 1) Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu. 2) Immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28 minggu. 3) Prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir.  Kematian bayi di luar rahim (extra uterin) : 1) Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan. 2) Kematian bayi baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan. 3) Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun. 4) Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu : a) . Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait, b) . Status penyakit, c) . Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan, Bencana Alam, dsb).

2. STATISTIKA MORTALITAS Macam – macam / Jenis Angka Kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi : 1. Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar) 2. Standar Death Rate 3. Spesific Death Rate 4. Case Fatality Rate 5. Proporsional Mortality Rate 6. Maternal Rate 7. Infant Mortality Rate 8. Neonata Mortality Rate 9. Post Neonatal Mortality Rate 10. Perinatal Mortality Rate 11. Still Rate Angka Kematian Kasar Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun ) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. Istilah Crude = Kasar digunakankarena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable lain. Rumus : CDR/AKK = Jumlah Seluruh Kematian x K (1000) Jumlah Penduduk Pertengahan Standar Death Rate Didasarkan pada ukuran bobot karakteristik dari rate spesifik berdasarkan distribusi standar usia, ras, agama, atau kategori lain. Rumus :

Spesific Death Rate  AGE SPESIFIC MORTALITY RATE ( ASMR / ASDR ) Manfaat ASMR/ASDR adalah : Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur. Rumus : dx ASMR/ASDR x K px

 CAUSE SPESIFIC MORTALITY RATE ( CSMR ) Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut. Rumus : Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu (x) CSMR = Jml. Penduduk yg mungkin terkena penyakit (x) pd pertengahan tahun. Case Fatality Rate Adalah : perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit –penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rumus : Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x) xK Jml. Seluruh penderita penyakit tersebut (x) Proporsional Mortality Rate Adalah : perbandingan jumlah kematian karena SSD dalam % terhadap jumlah seluruh kematian di PICU RSWS selama satu tahun. Maternal Rate Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Rumus :

Infant Mortality Rate Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus :

Neonatal Mortality Rate

Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus :

Postneonatal Mortality Rate Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Rumus :

Perinatal Mortality Rate PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun (x) per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (y) . ( WHO, 1981 ) Rumus :

Still Rate Yaitu kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup masanya-umur kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan. Hal ini disebut lahir mati. Rumus : Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup _________________________________________ x 1000 Jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati

SOAL :

1. ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan (biasanya per 1000 individu) disebut … a. morbiditas b. natalitas c. fertilitas d. mortalitas e. imunitas 2. jumlah kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu disebut … a. Standar Death Rate b. Specific Death Rate c. Crude Death Rate d. Maternal Rate e. Still Birth Rate 3. Kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun adalah angka kematian ... a. Post neonatal b. Neonatal c. Perinatal d. Maternal e. Infant 4. Penyebab paling umum yang menyebabkan kematian perinatal adalah … a. Cacat b. Kanker c. Virus d. Sungsang e. Kelahiran premature 5. Angka kematian yang tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variable lainnya adalah … a. Standar Death Rate b. Crude Death Rate c. Specific Death Rate d. Maternal Rate e. Still Birth Rate 6. Jumlah kematian bayi dibawah umur 28 hari dalam satu tahun adalah … a. Neonatal mortality rate b. Post neonatal mortality rate c. Infant mortality rate

d. Still rate e. Maternal mortality rate 7. Bayi lahir mati disebut juga dengan … a. Neonatal b. Post neonatal c. Still birth d. Pasca neonatal e. Mortality 8. Banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu adalah ... a. Neonatal mortality rate b. Post neonatal mortality rate c. Infant mortality rate d. Still rate e. Maternal mortality rate 9. Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebabsebab lain, per 100.000 kelahiran hidup disebut ... a. Neonatal mortality rate b. Post neonatal mortality rate c. Infant mortality rate d. Still rate e. Maternal mortality rate 10. Yang dimaksud dengan case fatality rate adalah … a. banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari per 100.000 kelahiran hidup b. kematian yang terjadi pada bayi yang dilahirkan (setelah cukup masanya-umur kandungan tujuh bulan atau lebih) tanpa ada tanda-tanda kehidupan c. adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari d. perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama e. jumlah kematian per 1000 penduduk pada pertengahan tahun tertentu 11. kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu adalah … a. Abortus b. Immatur c. Prematur d. Lahir hidup

e. Lahir mati 12. Immature adalah … a. kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu b. kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur kandungan 28 minggu. c. kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu lahir. d. Kematian janin dalam kandungan pada umur 1 bulan e. Kematian janin dalam kandungan pada umur dibawah 7 bulan 13. Dibawah ini yang termasuk kematian bayi di dalam rahim (intra uterin) adalah … a. Abortus, neonatal, immatur b. Neonatal, posneonatal, perinatal c. Premature, immatur, perinatal d. Abortus, immatur, prematur e. Immature, premature, neonatal 14. Dibawah ini yang termasuk kematian bayi di luar rahim (extra uterin) adalah … a. Still birth, neonatal death, infant mortality b. Abortus, immature, premature c. Still birth, maternal mortality, premature d. Neonatal death, post neonatal birth, immatur e. Immatur, prematur, still birth 15. kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut … a. Abortus b. Premature c. Immature d. Neonatal e. Still birth

STATISTIKA FERTILITAS

Definisi Statistika Fertilitas Fertilitas atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasi jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang atau sekelompok wanita (proses reproduksi). Atau dalam pengertian lain, fertilitas adalah hasil reproduksi yang nyata dari fekunditas seorang wanita, fekunditas ini berarti potensi fisik seorang wanita untuk melahirkan anak. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia. Sumber Data Fertilitas Ada beberapa sumber data fertilitas, antara lain: 1. Registrasi 2. Sensus 3. Survey

Konsep statistika fertilitas

1. Lahir Hidup ( Live Birth) Menurut UN dan WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan,misal: bernafas, ada denyut jantung, atau gerakan-gerakan otot. 2. Lahir Mati (still Birth) Yaitu kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. 3. Abortus Yaitu kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu. Ada 2 macam abortus: a. Disengaja b. Tidak disengaja 4. Masa Reproduksi Yaitu masa di mana wanita masih mampu melahirkan, disebut juga usia subur (15-49 tahun). Ukuran Fertilitas

Pengukuran fertilitas pada dasarnya ialah perbandingan antara jumlah kelahiran dan jumlah orang yang melahirkan atau orang yang mempunyai resiko untuk melahirkan. Dalam pengukuran fertilitas, terdapat dua pendekatan: a. Fertilitas diukur berdasarkan jumlah kelahiran per orang selama usia masa subur. Periode yang digunakan adalah satu ―generasi‖ masa subur yaitu kira-kira 35 tahun b. Pengukuran fertilitas berdasarkan periode satu tahun Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan sebagai indikator kependudukan dan kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Rate Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate= CBR ) Rate kelahiran kasar adalah jumlah semua kelahiran hidup yang dicatat selama setahun per 1000 penduduk pertengahan tahun yang sama.

CBR = jumlah kelahiran hidup selama setahun

X 1000

Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama CBR = B/P X k Di mana: B = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama K = Konstanta = 1000 Ukuran ini disebut rate kelahiran kasar karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk pertengahan tahun. Ini berarti bahwa penduduk yang tidak mempunyai resiko melahirkan, ikut diperhitungkan ( anak-anak, laki-laki, dan wanita usia lanjut ). Untuk mengurangi kelemahan ini, dilakukan pemisahan antara penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan dengan penduduk yang tidak mempunyai resiko, hingga rumus rate kelahiran kasar menjadi

CBR = B E+N Di mana:

Xk

B = jumlah lahir hidup yang dicatat selama setahun E = jumlah penduduk pertengahan tahun yang mempunyai resiko melahirkan N = jumlah penduduk pertengahan tahun yang tidak mempunyai resiko melahirkan K = konstanta = 1000 Pada perbandingan antara E dan N dengan N yang tetap, maka perubahan CBR dapat menggambarka perubahan fertilitas. Dalam kenyataan, perbandingan antara E dan N tidak tetap, tetapi karena perubahan tersebut terjadinya lambat maka perubahan CBR masih dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan fertilitas dalam periode yang pendek. Karena itu, rate kelahiran kasar dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum.Rate ini kurang bermanfaat untuk membandingkan tingkat fertilitas antara dua wilayah, kecuali bila perbandingan antara E dan N kedua populasi mempunyai variasi yang kecil. Rate ini kurang sensitif untuk mengukur perubahan fertilitas yang kecil, karena kenaikan angka kelahiran akan meningkatkan pula jumlah penduduk hingga perubahan tersebut tidak tampak dan seolah- olah tidak terjadi penimgkatan fertilitas. Demikian pula bila terjai sebaliknya, tidk tampak adanya penurunan fertilitas.Tingginya rate ini dapat memberi petunjuk tentang banyaknya bayi- bayi dilahirkan oleh ibu- ibu muda dan diatas 40 tahun. CBR yang tinggi juga menyatakan interval persalinan yang pendek. Sumber data Untuk jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus atau survei keluarga, laporan kelahiran dari rumah sakit, laporan dari petugas keluarga berencana, bidan dan dukun bayi.Laporan kelahiran dari rumah sakit tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas suatu wilayah dan bila angka ini digunakan akan menggambarkan tingkat fertilitas suatu wilayah akan menimbulkan bias yang besar.Pada negara dengan sistem registrasi vital telah berjalan dengan baik, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem ini. 1. Rate Fertilitas Umum ( General Fertility Rate = GFR ) Rate fertilitas umum dimaksudkan untuk memperhalus rate kelahiran kasar. Dengan rate fertilitas umum , pengukuran fertilitas dilakukan sesuai dengan populai yang

sebenarnya yaitu sebagai penyebut digunakan jumlah wanita usia subur. Ini berarti wanita yang mempunyai resiko melahirkan. Rate fertilitas umum ialah jumlah kelahiran hidup yang dicata selama satu tahun per 1000 penduduk wanita usia subur pada pertengahan tahun yang sama. Rumus: GFR = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun

X 1000

Jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama GFR = B/F x k Di mana: B = jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama setahun F = jumlah penduduk wanita usia subur pertengahan tahun yang sama K = konstanta = 1000

2. Batas Usia Subur Untuk kepentingan seluruh negara, WHO menganjurkan untuk menggunakan umur 15-49 tahun sebagai batas usia subur, tetapi untuk memperoleh ketepatan yang tinggi, banyak negara menggunakan umur 15- 44 tahun sebagai batas usia subur, dengan catatan bahwa kelahiran oleh ibu berumur kurang dari 15 tahun dimasukkan dalam kelompok 15- 19 tahun dan kelahiran oleh ibu berumur diatas umur 44 tahun dimasukkan dalam kelompok umur 4044 tahun.alasan yang dipakai untuk menggunakan umur 15- 44 tahun sebagi batas usia subur ialah dalam kenyataan jarang sekali terjadi kelahiran oleh ibu- ibu berumur lebih dari 44 tahun walaupun pada penduduk dengan tingakat fertilitas yang tinggi. Demikian pula dengan kelahiran oleh ibu- ibu berumur kurang dari 15 tahun. 3. Kelemahan Rate Fertilitas Umum Meskipun rate ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan memperhalus rate kelahiran kasar dengan menggunakan wanita usia subur sebagai penyebut, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan atau kritik terhidup perhitungan rate ini.Kelemahan atau kritik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Range umur wanita usia subur yang digunakan terlalu lebar, hingga tidak diketahui tingkat kesuburan pada tiap golongan umur.

2. Dalam kenyataan, meskipun wanita berumur 15 tahun mempunyai resiko untuk melahirkan, tetapi jarang dijumpai. Kritik ini kurang sesuai dengan keadaan di indonesia dan negara berkembang lain dimana masih banyak perkawinan usia muda. 3. Wanita berumur 45- 49 tahun telah jarang melahirkan, bahkan 80% dari wanita golongan umur ini telah mengalami menopause. 4. Wanita usia subur yang tidak menikah dan mandul ikut diperhitungkan. Manfaat dan Sumber Data Rate fertilitas umum banyak digunakan dalam bidang kependudukan untuk menaksir tingkat pertumbuhan penduduk. Tingkay pertumbuhan yang tinggi merupakan hal yang tidak menguntungkan bagi pembangunan kesehatan. Rate ini juga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan program keluarga berencana. Jumlah kelahiran dapat diperoleh dari hasil sensus, survei keluarga, laporan dari rumah sakit, puskesmas dan laporan dari penolong persalinan diluar sarana kesehatan. Untuk negara maju, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem registrasi vital. C. Rate Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate = ASFR ) ASFR adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tersebut pada pertengahan tahun yang sama. RUMUS: jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun ASFR = ________________________________________ x 1000 Jumlah penduduk wanita pada golongan umur yang sama pada pertengahan tahun yang sama Perhitungan ASFR ialah untuk memperhalus perhitungan rate fertilitas umum. Hal ini disebabkan karena tingkat kesuburan berbeda pada setiap golongan umur. Perhitungan ASFR biasanya dilakukan dengan interval 5 tahun hingga seluruhnya terdapat 7 kelas dan masing-

masing kelas dihitung rate fertilitasnya. Dari perhitungan ASFR ini dapat disusun distribusi frekuensi menurut golongan umur dan diketahui golongan umur mana yang mempunyai tingkat kesuburan tertinggi. Pengetahuan ini penting untuk menentukan prioritas sasaran program keluarga bencana. Untuk menghindari ketidaktepatan yang disebabkan karena variasi dalam perkawinan, misalnya anak pungut dan lain- lain, maka kadang- kadang dilakukan penghitungan ASFR pada wanita yang menikah dan mempunyai anak sendiri. Secara matematis, rumus ASFR dapat ditulis sebagai berikut: nfx = nBx Xk

nFx Dimana: nfx = rate fertilitas pada golongan umur x sampai umur x + n nBx = jumlah kelahiran hidup oleh ibu umur x sampai umur x + n yang dicatat selama satu tahun. nFx = jumlah penduduk wanita usia subur berumur x sampai umur x + n pada pertengahan tahun yang sama. D. Rate Fertilitas Total ( Total Fertility Rate = TFR ) Rate fertilitas total merupakan jumlah rate fertilitas menurut golongan umur yang dicatat selama satu tahun. Rate ini menyatakan jumlah anak yang dilahirkan 1000 wanita pada golongan umur tertentu selama masa reproduksi. Bila konstanta ( k ) sama dengan satu, maka angka ini akan menunjukakan rata- rata jumlah anak yang dilahirkan oleh tiap wanita golongan umur tertentu selama masa reproduksi. Bila interval distribusi wanita usia subur adalah 5 tahun, maka rate fertilitas total sama dengan rate fertilitas pada setiap umur dikalikan dengan 5. RUMUS:

TFR = jumlah ASFR dengan k = 1 x interval.

Rate fetilitas total meupakan alternatif dari gross fertility rate, tetapi dengan satu keuntungan yaitu setiap golongan umur dihitung per orang. Disamping keuntungan ini, rate fertilitas total mempunyai kelemahan yaitu semua wanita selama masa reproduksi tidak ada yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak dengan pola seperti rate fertilitas menurut golongan umur. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan, dimana sebagian wamita akan meninggal dan sebagian lagi tidak menikah atau mandul. Raet ini bersama dengan rate fertilitas yang lain dapat digunakan untuk menentukan prioritas sasaran keluarga berencana. Rate fertilitas total dapat juga dihitung secara tidak langsung. Perhitungan ini sama dengan standarisasi tidak langsung rate kematian kasar. Cara ini digunakan bila tidak terdapat data tentang ASFR. Bila pada suatu sensus diperoleh distribusi penduduk wanita menurut golongan umur dan jumlah kelahiran. Untuk menghitung rate fertilitas total digunakan ASFR populasi lain yang dianggap sebagai standar, maka dapat dihitung jumlah kelahiran pada setiap golongan umur yang diharapkan terjadi bila mempunyai ASFR seperti populasi standar. Kemudian dihitung indeks kelahiran yaitu rasio antar jumlah kelahiran yang nyata dengan jumlah kelahiran yang diharapkan. Indeks kelahiran ini dikalikan dengan ASFR populasi standar, lalu dikaitkan dengan interval. Contoh: Umur

Penduduk

ASFR populasi

Keahiran yang

Hasil koreksi

1

Wanita

Standar

Diharapkan

3 x 1,0948

2

3

4 = 2×3

15-19

8.806

0.0993

874,436

0,1087

20-24

7.876

0.2784

2192,678

0,3048

25-29

5.759

0.2575

1482,943

0,2819

30-34

5.352

0.1976

1057,555

0,2163

35-39

6.182

0.1410

871,662

0,1544

40-44

5.051

0.0512

258,611

0,0561

6737,885

1,1222

Jumlah

Kelahiran yang diharapkan pada populasi standar = 7377 Rasio : 7377/6738 = 1,0948

TFR : 1,1222 x 5 = 5,61 E. Gross Reproduction Rate (GRR) Gross reproduction rate ialah Total Fertility Rate dikalikan dengan proporsi kelahiran bayi wanita. Dengan kata lain, Gross Reproduction Rate ialah jumlah bayi wanita yang dilahirkan oleh 1000 wanita selama masa reproduksi. RUMUS : GRR = Jumlah kelahiran bayi wanita yan dicatat selama satu tahun

X 1000

Jumlah penduduk wanita usia subur pada Pertengahan tahun. Rate ini dapat digunakan untuk menafsirkan tingkat kelahiran dan pertumbuhan penduduk, karena sebagai pembilang digunakan kelahiran bayi wanita yang diharapkan kelak dapat bereproduksi. Gross Reproduction Rate dapat juga dihitung dengan rumus: GRR = i ∑ ASFRf i = interval umur yang digunakan ASFRf = rate fertilitas tiap golongan umur untuk bayi wanita F. Rasio Jenis Kelamin Saat lahir (Sex Ratio at Birth) Rasio ini menyatakan perkawinan antara kelahiran bayi laki-laki dengan 100 kelahiran bayi wanita. RUMUS: Sex Ratio at Birth = Jumah kelahiran bayi laki-laki

x 100

Jumlah kelahiran bayi wanita Perhitungan ini relatif mudah dikerjakan, karena hanya membutuhkan jumlah kelahiran . Jumlah kelahiran dapat diperoleh dari survai penduduk atau sensus atau catatan Kantor Wilayah. Bagi negara maju, jumlah kelahiran dapat diperoleh dari sistem registrasi vital.

Perbandingan jenis kelamin saat lahir ini diperlukan untuk menghitung Gross Reproduction Rate. G. Rasio Anak-Ibu (Child-Women Ratio) Rasio Anak-Ibu ialah perbandingan antara anak balita dengan wanita usia subur RUMUS: CWR =

Jumlah balita Jumlah wanita usia subur

CWR =

Po-4 Xk

f15-49 Po-4 = jumlah anak berumur 0-4 tahun kedua jenis kelamin f15-49 = jumlah wanita berumur antara 15-49 tahun. k = konstante = 1000 Faktor yang mempengaruhi fertilitas Hasrat untuk menikah dan bereproduksi adalah salah satu kekuatan pendorong terkuat di alam. Dorongan yang kuat dan sering obsesif ini dapat menimbulkan stres berat dan kebingungan dalam memilih secara bijak kapan dan apa yang harus dilakukan saat kehamilan tidak

bisa

terjadi.

Sebagai ‗aturan umum‘ sederhana, pentingnya untuk mendapatkan bantuan medis bergantung pada 3 faktor: 1. Usia wanita Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi fertilitas adalah usia si perempuan (Gambar 1). Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis.

Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun

dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun.

2. Lama waktu mencoba mengandung Kedua, begitu Anda memutuskan untuk mendapatakan keturunan, Anda akan mudah merasa cemas jika Anda tidak berhasil mendapatkan kehamilan setelah satu bulan mencoba. Tetapi fakta menunjukkan, secara normal, perempuan sehat (di bawah 30 tahun) yang melakukan hubungan badan secara teratur, hanya memiliki peluang gagal 20 hingga 40 persen selama siklus tertentu. Jadi, apa yang ―salah‖ pada 60 hingga 80 persen sisanya yang gagal? Sering kali, tidak ada alasan medis, dan penyebabnya biasanya adalah karena kualitas sperma atau sel telur terlalu jelek untuk mencapai fertilisasi, atau fertilisasi terjadi tetapi embrio tidak bisa bertahan hidup setelah beberapa hari.

Kenyataannya, menurut data National Center for Health Statistics, AS (Gambar 2), peluang Anda untuk hamil sebenarnya cukup besar jika Anda melihatnya dalam rentang waktu satu tahun hubungan badan tanpa pelindung.

Usia Anda

Peluang

Anda

untuk

hamil setelah tahun pertama

Di bawah 25 tahun

96%

25 – 34

86%

35 – 44

78%

3. Masalah

Medis

Jangan menunda untuk mendapatkan bantuan medis karena usia merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan fertilitas. Berikut adalah beberapa hal yang akan membantu Anda menentukan kapan diperlukan nasehat/saran medis dengan segera: ■ berusia lebih dari 35 tahun ■ tidak hamil/subur selama lebih dari 2 tahun ■ menstruasi yang tidak teratur ■ mengalami gangguan seksual ■

menjalani operasi abdominal (bagian perut) sebelumnya

■ lebih dari 6 siklus Clomiphene ■ lebih

dari

4

siklus

SO-AI

(Super Ovulation-Artifical Insemination [Super Jika tidak ada masalah Ovulasi-Inseminasi Artifisial])

medis

apa

pun,

perempuan berusia di bawah 30 tahun perlu berkonsultasi dengan ginekolog setelah menjalani masa 1 sampai 2 tahun hubungan badan tanpa pelindung. Tetapi mereka yang berusia antara 30 hingga 35 tahun harus mencari nasehat medis setelah enam hingga sembilan bulan. Urgensi ini meningkat pada perempuan 35 hingga 40 tahun jika mereka tidak kunjung hamil setelah enam bulan; sementara perempuan di atas 40 tahun harus mencari nasehat/saran medis setelah tiga bulan

mencoba

dan

gagal.

Pada kebanyakan kasus, ginekolog Anda akan dapat melakukan upaya fertilitas pendahuluan dan menangani sebagian besar masalah. Jika Anda tidak dapat hamil meski sudah ditangani dokter selama enam hingga dua belas bulan, temuilah spesialis fertilitas [disebut pula spesialis RE (Reproductive Endocrine [Endokrin Reproduktif]), yakni ginekolog dengan keahlian ekstra di bidang manajemen fertilitas yang akan memandu Anda melalui aneka macam

perawatan.

Anda perlu memahami proses berpikir dokter Anda sehingga keputusan yang benar dapat dibuat. Keputusan tersebut tidak hanya berdasarkan fakta ilmiah dan pengalaman klinis, tetapi juga mempertimbangkan pandangan dan kebutuhan

SOAL

1. Ukuran yang berkenaan dengan kemampuan seorang perempuan untuk menggantikan dirinya disebut…

4. Aborsi atau mortalitas janin karna sebab-sebab yang tidak disengaja disebut… a. Induced abortion b. Conception

a. Ability

c. Gestation

b. Angka reproduksi

d. Intercourse

c. Tingkat fertilita

e. Spontaneous abortion

d. Giving birth ability e. Konsepsi 2. Pada variable antara, yang termasuk dalam variable yang berkaitan dengan tahap hubungan kelamin adalah … a. Infekunditas b. Pemakaian alat kontrasepsi c. Abstinensi sukarela d. Conception e. Induced abortion 3. Variable yang secara langsung mempengaruhi fertilitas dan dipengaruhi oleh variable-variabel tidak langsung, seperti factor-faktor social, ekonomi dan budaya disebut … a. Variabel antara b. Variablelangsung c. Variable tidak langsung

5. Di bawah ini factor-faktor yang mempengaruhi fertilitas, kecuali… a. Pelaksanaan program KB b. Lingkungan dibesarkan c. Peningkatan perempuan

tempat

seseorang

pendidikan

d. Umur dan jenis kelamin e. Sosial budaya dan bias gender 6. Kemampuan fisik seorang wanita untuk melahirkan anak disebut… a. Sekunditas b. Morbiditas c. Morta;itas d. Fertilitas e. Spontanitas 7. Wanita yang tidak dapat melahirkan anak disebut …

d. Variable konsepsi

a. Interfal

e. Variable kehamilan

b. Immortal c. Infecund d. Amoral

e. Enumeration 8. Kelahiran seorang bayi yang lahir dari kandungan yang sudah berumur paling sedikit 2 minggu tanpa menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan disebut… a. Dead birth b. Still birth c. Lived birth d. Unliving birth e. Undead birth 9.

Jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinyaapabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung disebut … a. Angka fertilitas total b. Angka fertilitas umum c. Angka fertilitas khusus d. Angka fertilitas netto e. Angka fertilitas broto

10. Dalam analisis fertilitas, pada umumnya umur yang dijadikan rujukan sebagai masa subur seorang wanita adalah … a. 20 – 50 b. 18 – 45 c. 16 – 30 d. 15 – 40 e. 15 - 49

11. Jumlah kelahiran setiap penduduk per tahun disebut ... a. b. c. d.

1000

General Fertility Rate Age Spesific Fertility Rate Crude Birth Rate Total Fertility Rate

12. Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama masa hidupnya dapat dihitung dengan rumus ... a. ASFR¬i = b_i/(p_i^f ) ×k (i=1 s.d.7) b. TFR =5 ∑_(i=1)^7▒〖ASFR_I 〗(i=1,2,......) c. GFR = B/(P_(15-49)^f ) k atau GFR = B/(P_(15-44)^f ) d. CWR = P_(0-4)/(P_(1549)^f ) x k 13. Ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya, sehingga yang diperhatikan adalah bayi wanita saja. a. b. c. d.

Reproduktif history Child woman ratio Age special fertility rate Ukuran reproduksi

14. X = B/(P_(15-49)^f ) k, X adalah ... a. b. c. d.

GFR ASFR CBR CWR

15. Data dari sensus dan sesuai dipublikasikan dalam berapa tahun? a. b. c. d.

1 tahun 3 tahun 5 tahun 7 tahun

STATISTIKA KB DAN MIGRASI

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. PENGERTIAN DAN KONSEP Keluarga berencana adalah perencanaan kehidupan masing-masing suami istri dalam melahirkan dan mendidik anak. Dapat juga diartikan mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan kapan ingin hamil pasangan suami istri tersebut. Menurut BKKBN (1998) keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak dan menentukan sendiri kapan ingin hamil atau salah satu usaha masalah kependudukan sekaligus merupakan bagian yang terpadu dalam program Pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptkan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial budaya penduduk agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Beberapa konsep dan defenisi KB yang digunakan dalam pembahasan tentang KB adalah sebagai berikut. 1. Usia subur/reproduksi (reproductive age) adalah usia dimana secara rata-rata perempuan mampu melahirkan, yaitu umur 15-49 tahun. 2. Pasangan usia subur (reproductive age couple) adalah psangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun. 3. Keluarga berencana adalah upaya untuk merencanakan jumlah, jarak, dan waktu keahiran anak dalam rangka mencapai tujuan reproduksi keluarga. 4. Alat atau cara KB (kontrasepsi) adalah alat atau cara yang digunakan oleh pasangan usia subur untuk mengatur jarak kelahiran atau untuk membatasi jumlah kelahiran yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kehamilan (konsepsi). Alat atau cara KB dapat dikelompokkan menjadi alat atau cara KB modern, alamiah, dan tradisional. a. Alat atau cara KB modern dikelompokkan menjadi: 1) Alat atau cara KB modern yang bersifat hormonal, seperti pil, susuk, dan suntikan. 2) Alat atau cara Kb modern yang bersifat nonhormonal, seperti alat kontrasepasi dalam rahim (AKDR) atau spiral (intra uterine device-IUD), kondom, diafaragma (diaphragm), metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, dan metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.

b. Alat atau cara KB alamiah (natural family planning methods) meliputi pantang berkala (periodic abstinence), amenorea laktasi (lactasional amenorrhea), dan sanggama terputus. c. Alat atau cara KB tradisional meliputi jamu-jamuan dan ramu-ramuan. 5. Pernah praktek KB (over use contraception) adalah status pasangan usia subur yang pada saat pengumpuan data dilaksanakan pernah atau belum pernah menggunakan suatu alat/cara KB. 6. Sedang praktek KB (current use of contraception) adalah status pasangan usia subur yang pada saat pengumpulan dat dilaksanakan sedang atau tidak sedang menggunakan suatu alat atau cara KB. 7. Pilihan kontrasepsi (contraceptive choice) adalah alat/cara KB yang seang digunakan oleh pasangan usia subur pada saat pengumpulan data dilaksanakan 8. Penggantian kontrasepsi (contraceptive switching) adalah status pasangan usia subur yang pada saat pengumpulan data dilaksanakan pernah atau tidak pernah berganti alat atau cara KB. 9. Perempuan yang kebutuhan KB-nya tidak terpenuhi (unmet need) adalah perempuan kawin yang tidak ingin mempunyai anak lagiatau ingin menjarangkan kelahirang berikutnya tetapi tidak memakai alat/cara KB. a. Perempuan yang memerlukan KB untuk menjarangkan kelahiran mencakup perempuan hamil yang kehamilannya belum diinginkan; peremuan yang belum haid setelah melahirkan anak yang belum diinginkan (amenorrheic); dan perempuan fecund yang lain yang tidak sedang hamil atau tidak amenorrehic, yang tidak memakai alat/cara KB, dan yang ingin mempunyai anak berikutnya dua tahun lagi atau lebih. Perempuan fecund lain yang tidak sedang menggunakan alat/cara KB dan belum memutuskan apakah tidak ingin anak lagi atau ingin anak lagi, tetapi belum tahu kapan, juga termasuk dalam kelompok ini. b. Perempuan yang memerlukan KB untuk membatasi kelahiran mencakup perempuan hamil yang kehamilannya tidak diinginkan; perempuan amenorrheic yang anak terakhirnya tidak diinginkan; dan perempuan ang tidak hamil atau tidak amenorrheic, yang tidak sedang memakai alat/cara KB, dan yang tidak ingin punya anak lagi. 10. Kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation) adalah status kelangsungan (survival) pemakaian alat/cara KB pada suatu interval waktu yang ditetapakan,

misalnya

12

bulan.

Kelangsungan

kontrasepsi

merupakan

kebalikan

dari

ketidaklangsungan kontrasepsi (contraceptive discontinuation). 11. Efektivitas kontrasepsi (contraceptive effectiveness) adalah kemampuan suatu alat/cara KB untuk menurunkan kesuburan seorang perempuan.

B. TUJUAN KB Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan pertambahan penduduk.

kelahiran

sekaligus

menjamin

terkendalinya

Tujuan Khusus  Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.  Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.  Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran  Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).  Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha



untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan Program KB 

Tujuan

umum

adalah

membentuk keluarga kecil

sesuai

dengan

kekutan

sosial ekonomi suatukeluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.



Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup

rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat 3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera 5. Keluarga berketahanan 6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. SASARAN KB Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: 1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun. 2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiranberikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen. 4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. 6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usahaekonomi produktif. 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KBNasional.

D. RUANG LINGKUP KB Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian kebijakankependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara E. STRATEGI KB Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu: 1. Strategi dasar



Meneguhkan kembali program di daerah



Menjamin kesinambungan program 2. Strategi operasional



Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional



Peningkatan kualitas dan prioritas program



Penggalangan dan pemantapan komitmen



Dukungan regulasi dan kebijakan



Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. SUMBER-SUMBER DATA KB Ada beberapa sumber data utama tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku (knowledge, attitude and practice-KAP) KB di Indonesia, seperti sensus penduduk, survei, statistik program BKKBN, dan hasil pendataan keluarga. Informasi KAP KB yang dikumpulkan antara lain meliputi: 1. pernah/tidak pernah mendengar tentang alat/cara KB, 2. pernah menggunakan alat/cara KB tertentu (ever use), 3. apakah sedang menggunakan alat/cara KB (current use), 4. alat/cara KB yang sedang digunakan, 5. hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan alat/cara KB tertentu, seperti merek alat/cara KB modern yang digunakan, kapan mulai pakai, tempat memperoleh alat/cara KB modern, biaya alat/cara KB, masalah kesehatan atau efek samping yang dihadapi sehubung dengan penggunaan alat/cara KB modern tertentu, sumber informasi KB, apakah pernah dikunjungi oleh petugas lapangan KB atau petugas kesehatan yang berbicara tentang KB, pengetahuan tentang tempat-tempat pelayanan KB, serta alasan tidak sedang menggunakan alat/cara KB, 6. sejarah samping, dan suami tidak setuju penggunaan alat/cara KB (contraceptive use history) dalam lima tahun sebelum survei, yang meliputi alat/cara KB yang digunakan, lama pemakaian, dan alasan berhenti (discontinue) atau mengganti (switch), seperti ingin hamil, masalah kesehatan atau efek.

G. UKURAN-UKURAN KB

Pada dasarnya, ukuran-ukuaran KB dapat dikelompokkan menjadi ukuran yang bersifat current dan kontinu. 1. Ukuran yang bersifat current Ukuran yang bersifat current menggambarkan kondisi peerilaku KB pada satu titikwaktu, misalnya pada saat survei. Ukuran yang bersifat current antara lain sebagai berikut. a) Angka prevalensi kontrasepsi (contraceptive prevalence rate-CPR) Angka prevalensi kontrasepsi adalah persentase pasangan usia subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/cara KB. Rumusnya: CPR =

x 100

b) Persentase pemakai alat/cara KB menurut alat/cara KB (contraceptive use mix) Contraceptive mix adalah banyaknya pasangan usia subur yang sedang memakai alat/cara KB tertentu per-100 pasangan usia subur yang ber-KB. Rumusnya: CUMk =

x 100

di mana: CUMk

= persentase pemakai alat/cara KB k

CUk

= jumlah PUS yang memakai alat/ara KB

CU

= jumlah PUS yang ber-KB

c) Persentase perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi (unmet need) Unmet need adalah persentase perempuan kawin yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB. Ukuran ini digunakan untuk menilai sejauh mana program KB telah dapat memenuhi kebutuhan. Rumusnya: UN =

x 100

di mana: UN

= persentase perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi

JUN

= jumlah perempuan yang kebutuhan ber-KB-nya tidak terpenuhi

2. Ukuran yang bersifat kontinu Ukuran yang bersifat kontinu menjelaskan kelangsungan penggunaan suatu alat/cara KB. Ukuran yang bersifat kontinu antara lain sebagai berikut. a) Angka kelangsungan kontrasepsi (contraceptive continuation rate)

Angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang masih menggunakan alat/cara KB tertentu setelah suatu periode terpapar, misalnya satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan penggunaan. b) Angka ketidaklangsungan kontrasepsi (contraceptive discontinuation rate) Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB terntentu setelah suatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau mengalami efek samping. Periode terpapar adlah durasi pemkaian suatu metode tertentu dalam satu episode pemakaian. 12

Qij = 1 – II (1 – qij) = 1 – {(1 – q1j) x (1 – q2j) x … x (1 – qij) i=1

rumus probabilitas untuk kumulatif ketidaklangsungan untuk durasi 12 bulan untuk alasan j (Q12j) adalah 12

Q12j = 1 – II (1 – qij) = 1 – {(1 – q1j) x (1 – q2j) x … x (1 – q12j)} i=1

di mana II adalah symbol ntuk kumulatif perkalian. c) Angka kegagalan kontrasepsi (contraceptive failure rate) Angka kegagalan kontrasepsi adalah rasio kelahiran yang tidak diinginkan terhadap durasi keterpaparan kontrasepsi. Angka ini dapat dihitung jika efektivitas kontrasepsi sudah diperoleh. d) Efektivitas kontrasepsi (contraceptive effectiveness) Efektivitas kontrasepsi adalah tingkat dimana penggunaan alat/cara KB menurunkan kesuburan. 1) Angka ini merupakan peluang bulanan seorang perempuan yang aktif secara seksual, subur, dan tidak menggunakan alat/cara KB untuk mengandung. Angka ini juga merupakan proporsi penurunan dalam kesuburan yang disebabkan oleh penggunaan alat/cara KB tertentu. H. MANFAAT KB Program keluarga berencana ini memiliki banyak manfaat terutama bagi ibu yang hamil. Dengan program ini kita dapat mengatur jumlah dan jarak terjadinya kehamilan yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Dengan keluarga berencana dapat mencegah munculnya bahaya:  kehamilan terlalu dini,

 kehamilan yang terlambat,  kehamilan yang terlalu berdekatan jaraknya, dan kehamilan yang terlalu sering

I. DAMPAK KB Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;

Penanggulangan

masalah kesehatan

reproduksi;

Peningkatan

kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KBKR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

MIGRASI A. Definisi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi, migrasi juga dapat diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Ada dua dimensi penting dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.

B. JENIS-JENIS MIGRASI

1. Migrasi masuk (inmigration) adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination). 2. Migrasi keluar (outmigration) adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin). 3. Migrasi neto (netmigration) merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar, maka disebut migrasi neto positif, sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk, maka disebut migrasi neto negatif. 4. Migrasi bruto (gross migration) adalan jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. 5. Migrasi semasa hidup (life time migration) adalah migrasi yang terjadi antara saat lahir dan saat sensus atau survei.

6. Migrasi risen (recent migration) adalah migrasi yang melewati batas provinsi dalam kurun waktu tertentu sebelum pencacahan, misalnya lima tahun sebelum sensus atau survei. Jumlah migran masuk risen ke suatu provinsi adalah banyaknya penduduk di provinsi tersebut yang lima tahun lalu bertempat tinggal di provinsi tersebut. 7. Migrasi total (total migration) adalah migrasi antar provinsi tanpa memperhatikan kapan perpindahannya, sehingga provinsi tempat tinggal sebelumnya berbeda dengan provinsi tempat tinggal saat pencacahan. 8. Migrasi internasional (international migration) merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara disebut imigrasi, sebaliknya, jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara, maka disebut emigrasi. 9. Arus migrasi (migration stream) adalah sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama dalam satu periode migrasi yang diberikan. 10. Angka migarsi parsial (partial migration rate) adalah banyaknya migran ke suatu daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan, per 1.000 atau 100 penduduk di daerah asal atau daerah tujuan. 11. Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan. 12. Transmigrasi (transmigration) adalah pemindahan dan/atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap di daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Migrasi

1. Faktor pendorong (push factor):  makin berkurangnya sumser daya alam,  menyempitnya lapanga pekerjaan,  adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi,  tidak cocok dengan adat/budaya/kepercayaan tempat asal,  pekerjaan atau perkawinan,  bencana alam.

2. Faktor penarik (pull factor):  adanya kesempatan kerja,  pendapatan lebih baik,  pendidikan lebih tinggi,  lingkungan dan hidup yang lebih menyenangkan,  tarikan dari orang-orang yang diharapkan sebagai pelindung,  adanya aktivitas-aktivitas di kota besar. Menurut Lee (1966) ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi.  Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.  Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.  Rintangan-rintangan yang menghambat.  Faktor-faktor pribadi. Adanya faktor-faktor sebagai daya tarik ataupun pendorong merupakan perkembangan dari ketujuh hukum-hukum miograsi yang dikembangkan oleh E.G. Ravenstein (1885), seperti dikutip oleh Bogue (1969). Ravenstein mengambil kesimpulan ―hukum‖ atau ―generalisasi‖ berdasarkan hasil penelitian data di Inggris dan negaranegara lain. Ketujuh hukm migrasi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Migrasi dan jarak Banyak migran yang bermigrasi dalam jarak yang pendek. Jika jarak dengan suatu tempat makin jauh, maka semakin sedikit migrant yang pergi dari tempat tersebut. 2. Migrasi bertahap Seseorang yang tinggal dekat dengan kota besar akan bermigrasi jika perekonomian kota besar itu berkembang. Kesempatan kerja yang ditinggalkan oleh orang tersebut akan diisi oeh migrant dari daerah terpencil. Kota ini akhirnya berkembang secara bertahap mencapai daerah pedalaman. Dengan kata lain, seseorang akan bermigrasi secara bertahap dari desa ke kota kecil kemudian ke kota besar 3. Arus utama dan arus balik Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya. 4. Perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi Penduduk perkotaan cenderung tidak bermigrasi dibandingkan penduduk pedesaan. 5. Perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek

6. Teknologi dan migrasi Perkembangan teknologi cenderung meningkatkan angka migrasi. 7. Motif ekonomi lebih dominan 8. Walaupun berbagai factor pendorong dapat menyebabkan terjadinya migrasi, keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonomi merupakan factor pendorong yang dominan.

D.

Ukuran-Ukuran Migrasi

1. Angka mobilitas (m) Angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan dalam suatu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun) dengan jumlah penduduk yang berisiko pindah (population at risk). m=

xk

di mana: m

: angka mobilitas

M

: jumlah perpindahan

P

: penduduk yang berisiko

k

: konstanta (1.000)

2. Angka migrasi masuk (mi) Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. mi = x k mi

: angka migrasi masuk

I

: jumlah migran masuk

P

: penduduk pertenngahan tahun

k

: konstanta (1.000)

3. Angka migrasi keluar (mo) Angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun. mo =

xk

di mana: mo

: angka migrasi keluar

O

: jumlah migran keluar

P

: penduduk pertengahan tahun

k

: konstanta (1.000)

4. Angka migrasi neto (mn) Angka yang menunjukkan selisih banyaknya migrant masuk dan keluar, ked an dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun. mn =

xk

di mana: mn

: angka migrasi neto

I

: jumlah migran keluar

O

: jumlah migrant masuk

P

: penduduk pertengahan tahun

k

: konstanta (1.000)

5. Angka migrasi bruto (mg) Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perindahan, yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan. mg =

xk

di mana: mg

: angka

migrasi bruto

P1

: penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan

P2

: penduduk pertengahan tahun di tempat asal

k

: konstanta (1.000)

E. Estimasi Migrasi

Estimasi angka migrasi dapat dilakukan secara langsung dengan menggunkan data perpindahan penduduk, atau secara tidak langsung dengan menggunakan metode kelangsungan hidup antara dua sensus (intercensal survival ratio method) dan tabel kematian (life table survival method). 

Intercensal Survival Ratio Method

Metode ini merupakan suatu cara untuk memperkirakan jumlah migrasi neto di suatu daerah dalam suatu negara dengan menggunakan intercensal survival ratio (rasio masih hidup antara dua sensus), dengan asumsi sebagai berikut.  Tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan.  Migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol.

F. Urbanisasi Ada dua indeks yang dipakai untuk mengukur derajat urbanisasi. 1. Persentase penduduk perkotaan (Pu), yang rumusnya adalah sebagai berikut. Pu = x 1.000 di mana: Pu

: persentase penduduk perkotaan

U

: penduduk daerah perkotaan

P

: penduduk total

2. Rasio penduduk perkotaan-pedesaan (ratio of urban-rural population), yang rumusnya seperti berikut. UR =

xk

di mana: UR

: penduduk perkotaan

R

: penduduk pedesaan

k

: konstanta (100)

Dengan melihat indeks tersebut, terlihat apakah ada urbanisasi atau tidak. Bebrapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi adalah sebagai berikut. 1. Pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang menarik penduduk yang sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. 2. Tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di pedesaan. 3. Anggapan bahwa kota selalu memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengembangan diri secara cepat. Hal ini sering bertolak belakang dengan kenyataan. Berikut ini beberapa kebijaksanaan yang berkaitan dengan urbanisasi. 1. Ada yang melaksanakan kebijaksanaan pintu tertutup (terselubung) bagi pendatang.

2. Perlu adanya perencanaan kota yang baik yang mempertimbangkan tidak hanya rate of growth secara alami dari penduduknya, tetapi juga faktor migrasi terutama urbanisasi. 3. Upaya yang sifatnya merupakan sasaran strategis, antara lain sebagai berikut. a. Tetap meneruskan program program pengendalian pertumbuhan penduduk dengan menanamkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (NKKBS). b. Transmigrasi

secara

swakarsa

dengan

insentif

yang

menarik,

dengan

memedulikan keadaan dan psikologis masyarakat daerah ujuan transmigrasi. c. Usaha meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di kota sebanyak mungkin sehingga menyerap pendatang yang ke kota sesuai keahliannya. d. Usaha menaikkan kesempatan kerja dan perluasan lapangan kerja di pedesaan.

G. TRANSMIGRASI Transmigrasi (Latin: trans - seberang, migrare - pindah) adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkanpenduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Sejarah Transmigrasi di Indonesia Tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa , memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan,Sumatra, dan Sulawesi. Kritik mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli setempat. Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut: 1. Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan 2. Mendukung kebijakan energi alternatip (bio-fuel) 3. Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia

4. Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan 5. Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran Penduduk Asal (TPA). Dasar hukum yang digunakan untuk program ini adalah Undang-Undang Republik Indonesia]] Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (sebelumnya UU Nomor 3 Tahun 1972)dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi (Sebelumnya PP Nomor 42 Tahun 1973), ditambah beberapa Keppres dan Inpres pendukung. Syarat untuk menjadi Transmigran : 1. Warga Negara Indonesia adalah setiap warga negara yang berdomisili di wilayah Negara Republik Indonesia. 2. Berkeluarga dibuktikan dengan Surat Nikah dan Kartu Keluarga. 3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku. 4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP), kecuali diatur lain dalam perjanjian kerjasama antar daerah. 5. Belum pernah bertransmigrasi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dimana pendaftar berdomisili. 6. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Dokter. 7. Memiliki keterampilan sesuai kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang tersedia di lokasi tujuan sebagaimana diatur dalam perjanjian kerjasama antar daerah. 8. Menandatangani Surat Pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai transmigran. 9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Lulus dari Tim yang diberikan wewenang untuk melaksanakan seleksi.

SOAL 1. Upaya untuk merencanakan jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak dalam rangka mencapai tujuan reproduksi keluarga merupakan pengertian dari: a. migrasi b. keluarga berencana c. reproduksi d. kontrasepsi jawab: b 2. Berikut adalah ukuran-ukuran keluarga berencana, kecuali: a. angka prevalensi kontrasepsi b. contraceptive use mix c. unmet need dan reproductive age d. contraceptive choice jawab: d 3. Yang termasuk usia subur adalah sebagai berikut. Kecuali: a. 17-19 tahun b. 30-39 tahun c. 50 tahun d. 20 tahun Jawab: c 4. Yang termasuk alat/cara KB yang modern yang bersifat hormonal adalah: a. Pil, susuk, dan spiral b. Pil, susuk, dan suntikan c. Tubektomi, pil dan vasektomi d. Amenorea laktasi, jamu-jamuan, dan suntikan Jawab: b 5. Hasil SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang berstatus kawin yang sedang menggunakan alat/cara KB adalah 16.798. jumlah perempuan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin dalam SDKI 2002-2003 adalah 27.857. berapakah CPRnya? a. 60,3 b. 61 c. 60,89

d. 61,3 Jawab: a 6. Apakah yang dimaksud dengan migration stream? a. perpindahan yang bersifat rutin b. masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan c. banyaknya migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal d. sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama dalam suatu periode migrasi yang diberikan jawab: d 7. Bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan adalah pengertian dari: a. transmigrasi b. migrasi c. imigrasi d. urbanisasi jawab: d 8. Rumus untuk mencari angka mobilitas adalah: a. m =

xk

b. mi = x k c. mn = d. mo =

xk xk

jawab: a 9. Alat/cara KB dikelompokkan menjadi tiga, sebutkan dan jelaskan! Jawab: 1. Alat/cara KB modern dikelompokkan menjadi: a. Alat/cara KB modern bersifat hormonal, seperti pil, susuk, dan suntikan. b. Alat/cara KB modern bersifat nonhormonal, seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau spiral (intra-uterine device-IUD), kondom, diafragma (diaphragm), metode operasi pria (MOP) atau vasektomi, dan metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.

2. Alat/cara KB alamiah (natural family planning methods) meliputi pantang berkala (periodic abstinence), amenorea laktasi (lactational amenorrhea), dan sanggama terputus. 3. Alat/cara KB tradisional meliputi jamu-jamuan dan ramu-ramuan. 10. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: a. angka kelangsungan kontrasepsi, b. angka ketidaklangsungan kontrasepsi. Jjawab: a. angka kelangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara Kb yang masih menggunakan alat/cara Kb tertentusetelah suatu periode terpapar, misalnya satu tahun (12 bulan), terhadap resiko tidak meneruskan penggunaan. b. Angka ketidaklangsungan kontrasepsi adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang tidak meneruskan suatu episode penggunaan alat/cara KB tertentu setelahsuatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagal atau mengalami efek samping. 11. Jelaskan pengertian dari: a. inmigration, b. outmigration, c. migration stream, d. urbanisasi. Jawab: a. inmigration adalah masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination) b. outmigration adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin) c. migration stream adalah sekelompok migran yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama dam suatu periode migrasi yang diberikan. d. Urbanisasi adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan pertambahan penduduk wilayah perkotaan, perpindahan penduduk ke perkotaan, dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan. 12. Sebutkan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi menurut Lee (1966)!

Jawab: 1. faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, 2. faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan, 3. rintangan-rintangan yang menghambat, 4. faktor-faktor pribadi. 13. Sebutkan beberapa hal yang melatarbelakangi urbanisasi tinggi! Jawab: 1. pull factors yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan pedesaan, yang menarik penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, 2. tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja di pedesaan, 3. anggapan bahwa kota selalu memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengembangan diri secara cepat. hal ini sering bertolak belakang dengan kenyataan. 14. Sebutkan dua asumsi intercensal survival ratio! jawab: 1. tingkat kematian dan tingkat kesalahan dalam distribusi umur adalah sama untuk semua daerah dalam negara yang bersangkutan, 2. migrasi neto untuk negara secara keseluruhan adalah nol. 15. Sebutkan tujuh hukum migrasi! Jawab: 1. migrasi dan jarak, 2. migrasi bertahap, 3. arus dan arus balik, 4. perbedaan antara desa dan kota dalam kecendrungan bermigrasi, 5. perempuan lebih dominan melakukan migrasi dalam jarak pendek, 6. teknologi dan migrasi, 7. motif ekonomi lebih dominan.

STATISTIKA PELAYANAN KESEHATAN

Statistika Pelayanan Kesehatan

Beberapa sarana pelayanan kesehatan: o Rumah Sakit : semua RSU (bukan RS khusus) baik milik Pemerintah, BUMN atau Swasta) o Puskesmas: Pusat kes masy milik pemerintah atau juga termasuk klinik swasta o Pustu: pusk pembantu milik pemerintah o Dokter praktek: tempat/bangunan yg digunakan utk praktek dokter o Bidan praktek: tempat/bangunan baik terpisah atau bagian lain atau rumah sendiri yang dimanfaatkan utk pelayanan kebidanan yaitu pemeriksaan bumil, bersalin, bayi, anak dan ibu nifas o Posyandu(Pos Pelayanan Terpadu): tempat dimana 5 kegiatan posyandu dilaksanakan, yg melayani masy dlm penimbangan bayi & balita, pem bumil,imunisasi, KB,pengobatan diare yg dilaksanakan oleh petugas Puskesmas/bidan di desa dengan kader posyandu o Poskesdes (Pos Kesehatan Desa): upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yg dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. o Polindes(pondok bersalin desa): tempat yg berupa bangunan baik terpisah maupun bgn bangunan induk yang dimanfaatkan untuk kepentingan lain yg digunakan utk praktek bidan di desa utk melayani pem bumil, bayi, anak dan bunifas termasuk pertolongan persalinan A. Rasio Penduduk terhadap Sarana Pelayanan Kesehatan Rasio ini menggambarkan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Rasio ini berupa perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu dengan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah tersebut. Rumus: Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu _______________________________________________________ Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang terdapat diwilayah tersebut

Dari rasio ini dapat diketahui banyaknya penduduk yang harus dilayani oleh sebuah sarana pelayanan kesehatan. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai kecukupan penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Indikator tersebut harus disertai dengan kriteria standar dan target yag diinginkan. Kriteria standar untuk kecukupan tidak sama pada setiap wilayah, tergantung dari kebutuhan masyarakat dan jenis pelayanan. Karena itu sebaiknya kriteria standat ditentukan oleh masing-masing daerah. Perhitungan rasio ini pada berbagai wilayah akan menghasilkan distribusi sarana kesehatan yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk menyusun rancana pemerataan saran pelayanan kesehatan. B. Rasio antara Jumlah Penduduk dengan Jumlah Tenaga Kesehatan Rasio ini dapat berupa perbandingan antara jumlah penduduk suatu wilayah dengan jumlah petugas kesehatan tertentu atau sebaliknya. Rumus: Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu ________________________________________ Jumlah petugas kesehatan tertentu Atau Jumlah petugas kesehatan tertentu ________________________________ Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu

x 10.000

Rasio ini dihitung untuk setiap jenis petugas kesehatan, misalnya rasio antara jumlah penduduk dan dokter, antara jumlah penduduk dan dokter gigi, antara jumlah penduduk dan bidan, antara penduduk dan perawat, antara penduduk dan kader kesehatan dan lain-lain. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menyusun rencana dalam penyediaan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan, hingga pendidikan, latihan dan penyebaran tenaga kesehatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Dari rasio ini dapat diketahui jumlah penduduk yang harus dilayani oleh seorang tenaga kesehatan tertentu, karena itu rasio ini dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai kecukupan penyediaan tenaga kesehatan untuk suatu jenis pelayanan kesehatan. Rasio ini bervariasi tergantung dari jenis petugas kesehatan. Misalnya, rasio antara jumlah penduduk dan jumlah dokter bervariasi antara 1000 : 1 sampai 50.000 : 1, sedangkan variasi antara jumlah penduduk dan dokter gigi antara 100 : 1 sampai 10.000 : 1. Untuk rasio bidan atau dukun bayi dapat diperkirakan dari angka kelahiran. Selain bervariasi antara berbagai jenis pelayananterdapat pula variasi antara berbagai wilayah. Bila rasio ini akan digunakan untuk mengadakan perbandingan dengan wilayah lain ketepatan pencatatn jumlah penduduk harus sama agar tidak menimbulkan kesalahan dalam menari kesimpulan. C. Presentase Jumlah Pengunjung dengan Jumlah Penduduk Proporsi ini merupakan perbandingan antara jumlah pengunjung dalam suatu periode tertentu per 100 penduduk. Presentase ini juga merupakan presentase penduduk yang menggunakan sarana kesehatan yang tersedia. Rumus: Jumlah pengunjung yang dicatat selama periode tertentu ______________________________________ Jumlah penduduk

x 100

Proporsi ini bermacam-macam tergantung dari jenis pelayanan, misalnya pelayanan pemeriksaan ibu hamil, pertolongan persalinan, pelayanan keluarga berencana, pelayanan balita dan lain-lain. Proporsi ini dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui penggunaan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Faktor yang mempengaruhi : 1. Jarak antara rumah penduduk dengan letak sarana pelayanan kesehatan atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sarana pelayanan kesehatan 2. Kualitas pelayanan

Pelayanan kesehatan yang tersedia harus mempenuyai kualitas yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan yang dapat diterima tergantung dari wilayah, tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan lain-lain. 3. Sosial ekonomi Yang termasuk dalam sosial ekonomi ialah kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan yang diterima. 4. Jenis pelayanan kesehatan Jenis pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan meninggikan proporsi ini, sebaliknya pelayanan kesehatan yang belum dirasakan kebutuhannya akan menurunkan proporsi. Misalnya, bila suatu wilayah dimana masih belum dirasakan kebutuhan akan pelayanan kesehatan jiwa, tersedianya jenis pelayanan ini kurang mendapat pengunjung.

D. Rate kunjungan Rate ini menyatakan jumlah kujungan yang dicatat selama periode tertentu per 1000 penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Rate ini bermacammacam sesuai dengan jenis pelayanan, misalnya rate kunjungan untuk balai pengobatan, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan bayi dan anak-anak, dll. Bila rate ini dibagi 1000 akan menghasilkan frekuensi rata-rata kunjungan per orang per periode tertentu, misalnya 1 tahun. Rumus: Jumlah kunjungan yang dicatat selama 1 periode ________________________________________________________ Jumlah penduduk yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan dalam periode yang sama Untuk mengetahui gambaran umum tentang penggunan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Rate ini dapat juga digunakan untuk merencanakan jumlah dan jenis obat-obatan yang dibutuhkan. Bial persentasi penduduk yang menggunakan

sarana pelayanan kesehatan cukup tinggi, rate ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat morbiditas wilayah tersebut. Dari rate ini juga dapat diperhitungkan beban kerjja dari tiap petugas kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Jarak atau waktu yang diperlukan penduduk yang membutuhkan untuk mencapai sarana pelayanan kesehatan. Bila jaraknya terlalu jauh, penduduk akan segan untuk berobat ke sarana tersebut atau melakukan kunjungan ulang. Faktor jarak atau waktu ini tergantung pula dari jenis pelayanan. 2. Pengertian sakit oleh masyarakat Pengertian sakit bervariasi antara berbagai wilayah,, antara kota dan desa,dll. Pengertian sakit penduduk pedesaan pada umumnya adalah keadaan yang dirasakan badan, misalnya panas, pusing sakit perut, diare, muntah, atau nyeri anggota badan, hingga mengalami gangguan fungsi. 3. Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan termasuk tenaga yangg melayani, obat-obat yang diberikan. Pada umumnya pengertian kualitas oleh penduduk pedesaan ialah dengan sekali berobat gejala penyakit yang diderita telah hilang atau berkurang. 4. Biaya yang harus dikeluarkan penduduk yang mebutuhkan sarana pelayanan kesehatan. Biaya ini meliputi biaya perjalanan dari rumah sampai ke rumah lagi dan biaya pengobatan. 5. Waktu Bila sarana pelayanan kesehatan memberikan pelayanan di waktu penduduk sedang melakukan kegiatan sehari-hari akan mengurangi jumlah kunjungan. Hal ini disebabkan karena penderita yang sakitnya tidak parah akan tetap melakukan kegiatan sampai selesai. Demikian pula, bila dibutuhkan pelayanan kesehatan tidak dapat melayani, masyarakat akan menggunakan sarana lain.

E. Rate Kunjungan dan Frekuensi Kunjungan Rata-rata frekuensi kunjungan adalah rasio antara jumlah pengunjung atau kunjungan baru ditambah dengan jumlah jumlah kunjungan atau kunjungan lama dengan jumlah pengunjung dalam satu periode tertentu. Rumus : Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatatselama satu periode tertentu _________________________________________________ Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama Atau B+L ____________ B B = Kunjungan baru Yang dimaksud dengan kunjungan baru ialah semua kunjungan untuk pertama kali dalam suatu periode tertentu. Kunjungan ini dapat berupa kasus baru atau lanjutan dari periode sebelumnya. L= Kunjungan lama Yang dimaksud dengan kunjuungan lama ialah semua kunjungan ulang yang dilakukan dalam periode tertentu. Suatu keuntungan dalam perhitungan rasio ini adalah pembilang dan penyebut dapat diperoleh dari catatan di sarana kesehatan. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui frekuensi rata-rata penggunaan sarana pelayanan kesehatan. Bila semua pendekatan dapat dipenuhi. Frekuensi rata-rata ialah 3-4 kali per tahun per penduduk yang menggunakan. Rasio ini bervariasi tergantung dari jenis pelayanan, jenis penyakit, rate morbiditas dan kualitas pelayanan. Rata-rata frekuensi kunjungan yang tinggi dapat disebabkan karena banyaknya penderita penyakit kronis atau kualitas pelayanan yang rendah sehingga seorang penderita harus berkali-kali melakukan kunjungan. Bila kualitas

pelayanan telah baik dan tidak banyak penderita penyakit kronis, maka tingginya ratarata frekuensi kunjungan dapat menggambarkan tingginya rate morbiditas dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang disediakan. Variasai antara berbagai jenis pelayanan kesehatan dapat disebabkan karena pembilangnya yang berbeda, misalnya, pembilang untuuk pelayanan pengobatan umum berasal dari seluruh penduduk, sedangkan untuk pelayanan pemeriiksaan ibu hamil tergantung dari tingginya angka kelahiran. Gambaran kunjungan neonatus dan kunjungan bayi di sumbar pada tahun 2006 adalah: 1. Kunjungan Neonatus Gambaran Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 jumlah neonatal 89.204 dengan jumlah neonatal risti yang dirujuk 376 (0,42%). 2. Kunjungan Bayi Untuk jumlah bayi di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2006 mencapai 107.526 bayi dengan cakupan kunjungan sebanyak 183.209 bayi (170 %), ini jika dilihat sudah melebihi 100%, disini dapat dikatakan bahwa beberapa bayi yang melakukan kunjungan beberapa kali, hal ini disebabkan karena telah tinginya kesadaran ibu-ibu untuk membawa bayinya berkunjung ke pusat pelayanan dasar baik untuk pemeriksaan kesehatan bayi maupun untuk penimbangan berat badan bayi. F. Presentase Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Antenatal Perhitungan persentasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk sebagai berikut : 1. Pemeriksaan antenatal yang dilakukan minimal 1x pada setiap kehamilan. Angka ini menyatakan persentasi wanita hamil yang melakukan pemeriksaan minimal 1x, terhadap perkiraan persalinan.

Rumus Jumlah wanita hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal minimal 1x _____________________________________________________ x 100 Jumlah perkiraan persalinan Angka ini merupakan salah satu indikator untuk mengukur jangkauan pelayanan kesehatan terhadapibu hamil. Indikator ini kurang berbobot, karena kriteria yang digunakan terlalu ringan yaitu hanya satu kali pemeriksaan antenatal setiap kehamilan. Indikator ini akan lebih baik bila digunakan kriteria 3 atau 4 kali pemeriksaan antenatal pada setiap kehamilan. 2. Proporsi wanita hamil yang melakukan minimal 4x pemeriksaan antenatal terhadap jumlah perkiraan persalinan. Rumus Jumlah wanita hamil yang melakukan minimal 4x pemeriksaan antenatal setiap kehamilan _________________________________________________________ x100 Jumlah perkiraan persalinan 3. Rata-rata frekuensi pemeriksaan antenatal. Indeks ini merupakan rasio antara jumlah kunjungan baru ditambah dengan kunjungan lama dibagi dengan kunjungan baru. Rumus B+L ___________ B Kelemahan perhitungan ini ialah tidak menggambarkan kohor dari ibu-ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal. Sebagai kriteria standar untuk menilai jangkauan pelayanan kesehatan terhadap pemeriksaan ibu hamil dapat digunakan rata-rata frekuensi 4 kali pemeriksaan. Disamping ketiga ukuran tersebut, lamanya kehamilann pada pemeriksaan antenatal yang 1, dapat juga diperhitungkan. Angka ini selain dappat digunakan untuk mengukur jangkauan pelayanan kesehatan

terhadap ibu hamil, dapat jug adigunakan untuk mengetahui tingkat pengertian ibu tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Rata-rata frekuensi pemeriksaan antenatal dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berrikut : 1. Jarak,ekonomi, budaya dan waktu 2. Kelengkapan laporan 3. Cara pelayanan 4. Pelayanan Antenatal (K4) G. Presentase Balita yang Mendapat Imunisasi Persentasi ini menyatakan jumlah balita dalam periode tertentu yang telah mendapat imunisasi lengkap atau imunisasi khusus per 100 balita. Yang dimaksud dengan imunisasi lengkap untuk balita ialah DTP 1 dan II, BCG Polio dan Cacar. Rumus Jumlah balita yang telah mendapat imunisasi ________________________________________ x 100 Jumlah balita Angka ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, untuk mengukur jagkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan imunisasi, diharapkan insidensi morbiditas dan mortalitas yamg disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi akan menurun. Bila terdapat persentasi imunisasi yamg rendah, sebaiknya persentasi tersebut dinyatakan secara negatif yaitu dinyatakan perssentasi balita yang belum mendapat imunisasi, dengan maksud untuk menarik perhatian para pengambil keputusan untuk segera mengambil tidakan. Bila terdapat kesulitan dalam mengumpulkan jumlah balita, dapat digunakan persentasi imunisasi terhadap bayi yang berumur kurang dari 1 tahun atau yang berumur 3-14 bulan. Untuk imunisasi penuh minimal dibutuhkan 3x kontak dengan petugas imunisasi atau sarana pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Pengertian masyarakat tentang manfaat imunisasi pada bayi dan anak. 2. Faktor jarak dan biaya 3. Faktor pelayanan dan penyediaan vaksin 4. Ketepatan pencatatan dan laporan H. Presentase Persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Proporsi ini ialah jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga terlatih per 100 perkiraan persalinan. Tenaga terlatih ialah dokter, bidan dan dukun bayi yang telah mengikuti kursus. Rumus Jumlah pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih _________________________________________ x 100 Jumlah perkiraan persalinan Sumber data Jumlah pertolongan persalinan dapat diperoleh dari catatan di sarana pelayananan kesehatan, laporan dari bidan dan dukun bayi yang melakukan pertolongan persalinan di luar sarana pelayanan kesehatan. Yang menjadi hambatan ialah kurangnya laporan dari dukun bayi. Jumlah perkiraan persalinan dapat diperoleh dari hasil sensus. Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Kemudahan pendekatan secara fisik 2. Faktor kebiasaan masyarakat untuk melahirkan di rumah ditolong oleh dukun bayi.

I. Presentase Pasangan Usia Subur yang Menjadi Akseptor KB Proporsi ini menyatakan jumlah akseptor KB atau current user per 100 pasangan usia subur.

Rumus Jumlah akseptor KB atau current user __________________________________ x 100 Jumlah pasangan usia subur Proporsi ini dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur jangkauan pelayanan KB, mengukur tingkat pencapaian target atau keberhasilan program KB. Faktor-faktor yang mempengaruhi proporsi ini adalah : 1. Penerangan atau penyuluhan 2. Cara pelayanan pada masyarakat dan persediaan alat kontrasepsi 3. Hambatan budaya 4. Cara kontrasepsi yang dapat diterima oleh masyarakat

J. Presentase Penderita Penyakit Kronis yang Berobat Persentase ini merupakan perbandingan antara jumlah penderita penyakit kronis yang berobat dengan perkiraan jumlah penderita penyakit tersebut. Rumus Jumlah penderita penyakit kronis tertentu yang berobat ___________________________________________ x 100 Jumlah perkiraan jumlah penderita penyakit tersebut Angka ini dapat digunakan untuk mengukur jangkauan pelayanan kesehatan terhadap penderita penyakit kronis dan pprogram pemberantasan penyakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Kesadaran dan pengertian penderita untuk berobat 2. Tersedianya alat-alat untuk menegakkan diagnosa dan obat-obat yang dibutuhkan 3. Biaya pengobatan yang masih dapat dijangkau oleh masyarakat 4. Kriteria penyakit yang digunakan 5. Ketetapan pencatatan dan laporan

K. Presentase Penderita Penyakit Kronis yang Melakukan Pengobatan Secara Teratur Persentase ini menyatakan perbandingan antara jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin dengan jumlah penderita penyakit tersebut. Rumus Jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin ________________________________________ Jumlah penderita penyakit tersebut

x100

Angka ini dapat digunakan untuk mengukur jangkauan terhadap pemberantasan penyakit kronis. Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh. 2. Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita. 3. Persediaan obat yang dibutuhkan dan harga yang masih dapat dijangkau. 4. Kualitas pelayanan. 5. Jarak antara rumah penderita dengan lokasi sarana pelayanan kesehatan.

SOAL 1.Dari rumus rumus berikut,manakah yang merupakan perhitungan tentang pelayanan kesehatan,kecuali… a. Jumlah penderita penyakit kronis yang berobat secara rutin ________________________________________ x100 Jumlah penderita penyakit tersebut b.

Jumlah akseptor KB atau current user __________________________________ x 100 Jumlah pasangan usia subur c. Jumlah kunjungan baru + kunjungan lama yang dicatatselama satu periode tertentu _________________________________________________ Jumlah kunjungan baru dalam periode yang sama d.

e.

Jumlah penduduk x 1 Km² Luas lahan produktif Jumlah petugas kesehatan tertentu ________________________________ x 10.000 Jumlah penduduk suatu wilayah tertentu

2. Faktor yang mempengaruhi persentase pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk adalah.. a.Jenis pelayanan kesehatan b.faktor social ekonomi c.pengertian sakit oleh rumah sakit d. Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh. e. Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita

3.Faktor yang sulit diatasi dalam dalam frekuensi antenatal yaitu . . . . a. Ekonomi b. Budaya c. Waktu d. Pelayanan

4. Jumlah minimal proporsi wanita hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal terhadap jumlah perkiraan persalinan, yaitu.... a. 1

b. 2 c. 3 d. 4

5. Yang termasuk dalam sarana pelayanan kesehatan adalah kecuali.. a. Rumah brsalin b. Rumah sehat c. Rumah sakit d. Rumah pribadi

6.Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya persentasi imunisasi adalah, kecuali.... a. Jarak dan biaya b. Ketetapan pencatatan dan laporan c. Pelayanan dan penyediaan vaksin d. Waktu

7.Yang termasuk dalam tenaga terlatih yaitu, kecuali.... a. Dokter b. Bidan c. SKM d. Dukun bagi yang telah mengikuti kursus

8.Faktor-faktor yang mempengaruhi persentasi penderita penyakit kronis yang berobat secara teratur yaitu, kecuali.... a. Kesadaran penderita untuk berobat secara teratur sampai sembuh b. Kualitas pelayanan c. Penerangan pada penderita tentang bahaya penyakit yang diderita d. Hambatan budaya

9.Faktor utama keengganan masyarakat untuk mengimunisasikan anaknya ialah.... a. Timbulnya efek samping dari vaksinasi b. Rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah tenagan kesehatan

c. Rasio jumlah pendapatan d. Rate kunjungan dan frekuensi kunjungan

10.Seksi bidang dalam pelayanan kesehatan yaitu.... a. Seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan b. Seksi pembimbing c. Seksi bidang kesejahteraan d. Seksi bidang kemanusiaan

11. Indikator untuk menilai kecukupan penyediaan sarana pelayanan kesehatan harus disertai dengan kriteria standar yang tidak sama pada setiap wilayah yang tergantung atas.... a. Persentasi penderita penyakit b. Jenis pelayanan c. Jumlah petugas kesehatan d. Jumlah Penduduk

12. SDM Kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang baik mempunyai sikap seperti... a. Mampu menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai dengan profesi dan kompetensinya b. Tidak peduli terhadap pasien c. Memperhatikan profesi sang pasien d. Mampu beradaptasi dengan dokter

13. Untuk sumber data, jumlah penduduk dapat diperoleh dari.... a. Catatan di kantor wilayah dan hasil sensus b. Catatan KUA c. Hasil Musyawarah d. Hasil pemilu

14.Di bawah ini yang termasuk perhitungan statistik pelayanan kesehatan adalah kecuali.. a.rate kunjungan b.kunjungan neonatus

c.kun jungan ibu hamil d.perhitungan migrasi

15. Rumus untuk mencari frekuensi kunjungan yaitu.... a. B+L/B b. C+L/B c. B+B/L d. L+B/L

STATISTIKA KEPENDUDUKAN

PENGERTIAN STATISTIKA PENDUDUK

Statistika

adalah

suatu

pengetahuan

yang

berhubungan

dengan

cara-cara

pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Sedangkan statistik adalah dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel maupun diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan. Statistik yang menjelaskan sesuatu hal biasanya diberi nama statistik mengenai hal yang bersangkutan. Demikianlah umpama kita mengenal adanya statistik penduduk, statistik kelahiran, statistik pendidikan, statistik produksi, statistik pertanian, statistic kesehatan dan masih banyak nama-nama lainnya. Statistik penduduk adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan penduduk di suatu negara maupun daerah.

STRUKTUR PENDUDUK 1. Struktur penduduk di suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu: 

biologis yang meliputi jenis kelamin dan umur



sosial yang meliputi status perkawinan dan pendidikan



ekonomi yang meliputi status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran.



rumah tangga yang meliputi jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan kepala rumah tangga



budaya yang meliputi agama, bahasa dan suku bangsa.

2. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi wilayah administrasi dan geografis. 3. Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin, diperlukan untuk perencanaan berbagai kegiatan pemerintah: untuk perencanaan dalam bidang pendidikan, militer, kesehatan. 4. Kalangan bisnis memerlukan analisis umur dan jenis kelamin untuk perencanaan penjualan (sales).

5. Data mengenai umur sangat diperlukan untuk proyeksi: proyeksi jumlah rumah tangga, proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksi angkatan kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyeksi kebutuhan pangan dsb. 6. Analisis persebaran penduduk menurut geografis dan adminsitrasi diperlukan untuk mengetahui

ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan

wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk mengetahui daya dukung suatu wilayah.

1. Karakteristik menurut ciri biologis •

Dalam analisis, umur dapat dikelompokkan menurut umur tunggal (single age group) atau umur lima tahunan (five years age group) (Tabel). Pengelompokkan ini tergantung dari kebutuhan analisis. Jenis kelamin: laki dan perempuan.



Pengelompokkan umur untuk analisis pendidikan 7-12 tahun

:

usia SD

13-15 tahun

:

usia SLTP,

16-18 tahun

:

usia SLTA, dan

19-24 dan 25+

:

usia perguruan tinggi

2. Menurut karakteristik sosial  Mencakup tingkat pendidikan, status perkawinan, dan faktor sosial lainnya.  Untuk tingkat pendidikan, hal-hal yang diperhatikan adalah: penduduk menurut kepandaian membaca dan menulis, penduduk menurut jenjang pendidikan formal yang ditamatkan, dan penduduk menurut status sekolah (lihat Tabel 2)  Pengelompokan menurut status sekolah: (1) tidak/belum pernah sekolah, (2) masih sekolah, dan (3) tidak sekolah lagi. Masih bersekolah adalah mereka yang masih berstatus sedang mengikuti pendidikan dasar, menengah, atau pendidikan tinggi. Tidak bersekolah lagi, adalah status pendidikan dari mereka yang pernah mengikuti pendidikan dasar, menengah atau tinggi, tetapi pada saat pencacahan tidak sekolah lagi.

 Sementara itu, penduduk berdasarkan status perkawinan umumnya dikelompokkan menjadi : belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati (Tabel 3) 3. Menurut Karakteristik Ekonomi Komposisi penduduk menurut karakteristik ekonomi termasuk di dalamnya adalah menurut:  lapangan usaha,  jenis pekerjaan, dan  status pekerjaan.

4. Menurut Karakteristik Rumah tangga •

Umumnya yang tercakup dalam karakteristik rumah tangga dan keluarga tersebut adalah jenis rumah tangga, ukuran anggota rumah tangga, karakteristik kepala rumah tangga, hubungan anggota dengan kepala rumah tangga.



Perbedaan antara rumah tangga (household) dan keluarga (family). Keluarga lebih didasarkan atas adanya ikatan perkawinan atau ikatan darah, sementara hal ini tidak terlalu diperhatikan dalam konsep rumah tangga. –

Sebuah rumah tangga dapat terdiri dapat terdiri atas satu orang anggota atau sekelompok orang yang tinggal bersama tetapi tidak memiliki hubungan persaudaraan atau ikatan perkawinan

5. Menurut Karakteristik Budaya •

Pengelompokan penduduk menurut karakteristik budaya: kesukubangsaan (etnisitas) dan bahasa.



SP 2000: ada informasi mengenai suku bangsa Sensus seblumnya informasi tentang etnis diproksi melalui pemakaian bahasa.



Pengertian etnis sebenarnya mengacu pada keturunan yang sama (comon ancestry), entah kenyataan atau pun hayalan. Identitas etnis juga mengacu pada dimilikinya unsur-unsur budaya yang sama seperti: bahasa, tradisi dan pola-pola kebiasaan



Suryadinata (2003: 9) menyebutkan adanya 101 kelompok sukubangsa dan sub sukubangsa yang teridentifikasi dalam sensus 2000. Ada 15 kelompok sukubangsa terbesar yang diacu oleh lebih dari 1 juta orang.

Kegunaan Pengelompokan Penduduk: •

Untuk mengetahui ―human resources‖ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin.



Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.



Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.



Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ―proses demografi‖ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.



Mengumpulkan dan menyajikan data dasar tentang penduduk, rumah tangga dan perumahan hingga tingkat administrasi terkecil (desa/kelurahan)



Sebagai Kerangka Contoh Induk (KCI) untuk kepentingan survei-survei lain



Untuk memperkirakan berbagai parameter demografi (bahkan mungkin sampai dengan tingkat kecamatan)



Mengumpulkan informasi kependudukan yang memungkinkan untuk menganalisa struktur penduduk sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan Milennium Development Goals (MDGs) pada wilayah administrasi terkecil (desa/kelurahan

Persebaran Penduduk Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua: 1. Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batasbatas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya. 2. Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.

Komposisi Penduduk Komposisi penduduk yaitu dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal.

Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan. Contoh: Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar. Untuk selanjutnya kita akan bahas beberapa komposisi. a. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu: -

Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.

-

Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.

-

Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo

Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu: -

Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian besar penduduk usia muda.

-

Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar penduduk berusia dewasa.

-

Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri penduduk berusia tua.

Rumus yang digunakan untuk komposisi penduduk menurut umur :

Rumus untuk menghitung komposisi penduduk menurut jenis kelamin ;

b. Komposisi penduduk menurut pekerjaan Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiaptiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir. c. Komposisi penduduk menurut pendidikan Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk. d. Komposisi Penduduk menurut Agama Pengelompokkan ini berdasarkan kepada agama yang dianut penduduk yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. e. Komposisi penduduk menurut tempat tinggal Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

PIRAMIDA PENDUDUK DAN TIGA CIRI PENDUDUK

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: 

Orang yang tinggal di daerah tersebut



Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku menusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonmi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial.

Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk. Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.

Piramida penduduk Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Piramida penduduk digunakan untuk memberikan gambaran tentang komposisi penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin dan kelompok umur. Dengan mengetahui pola distribusi penduduk dalam wilayah tertentu dengan menggunakan piramida penduduk, maka decision making dapat mempertimbangkan pertumbuhan pada kelompok usia dan jenis kelamin tertentu, sehingga hasil keputusan lebih tepat dan akurat. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.

Distribusi segitiga Distribusi piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka kematian, serta angka harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana), faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.

Pengendalian jumlah penduduk Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.

Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonsia. Penurunan jumlah penduduk Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah. Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besarbesaran. Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit. Pada tahun-tahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk. Transfer penduduk Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama. Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur selama Perang Dunia Kedua.

Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah

Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia, dan tempat-tempat lainnya.

Penduduk dunia Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 WIB. Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga terletak di Eropa). Sejalan dengan proyeksi populasi, angka ini terus bertambah dengan kecepatan yang belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat ini. Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999

sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 milyar jiwa. Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005): 1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa) 2. India (1.103.600.000 jiwa) 3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa) 4. Indonesia (241.973.879 jiwa) 5. Brasil (186.112.794 jiwa) 6. Pakistan (162.419.946 jiwa) 7. Bangladesh (144.319.628 jiwa) 8. Rusia (143.420.309 jiwa) 9. Nigeria (128.771.988 jiwa) 10. Jepang (127.417.244 jiwa) Kegunaan Piramida Penduduk Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu: 1.

Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.

2.

Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.

3.

Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat

kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan.

Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah hasil Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.

Bentuk-bentuk Piramida Penduduk Bentuk piramida penduduk dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil. 2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia. 3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang. Tiga Ciri Penduduk Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan. Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida : 1.

Piramida

Penduduk

a.

Sebagian

b.

Kelompok

besar

Expansif berada

usia tua

pada

memiliki kelompok

jumlahnya

sedikit

ciri-ciri penduduk

: muda

c.

Tingkat

kelahiran

bayi

d.

Pertumbuhan penduduk tinggi

tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri ; a.

Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama

b.

Tingkat

kelahiran

rendah

c.

Tingkat

kematian

rendah

d.

Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri : a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua. b .Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit. c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian. d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.

Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang; 2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu.

3. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama. Abdul Syani (2003) menyatakan bahwa masyarakat ditandai oleh cirri cirri-ciri sebagai berikut: 1. adanya interaksi; 2. ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan yang bersifat mantap dan kontinu; 3. adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu yang bersangkutan menjadi anggota kelompoknya.

Penduduk Ledakan penduduk Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan. Pertumbuhan penduduk di setiap negara akan berdampak pula terhadap pertumbuhan penduduk dunia secara keseluruhan. Menurut Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan melaporkan bahwa pada tahun 2003 jumlah penduduk dunia 6,3 milyar.

Berdasarkan grafik di atas perkembangan jumlah penduduk dunia yang sangat cepat ini akan menimbulkan ledakan penduduk. Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa ― penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung ‖. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk

bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal inipun membuat pemerintah berusaha

untuk

mengatasinya

ledakan

penduduk

tersebut.

a. Dampak Ledakan Penduduk antara lain : 1. Jumlah pengangguran semakin meningkat 2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah 3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh 4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan 5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat b. Usaha mengatasi Ledakan Penduduk antara lain :

Contoh soal 1. Komposisi penduduk stasioner, memiliki karakteristik tingkat kelahiran rendah, pertumbuhan penduduk lambat, dan tingkat …. a. kematian rendah b. ketergantungan rendah c. kemiskinan rendah d. kesehatan rendah e. harapan hidup rendah jawaban : A

2. Gambar piramida penduduk suatu negara, dapat memberikan keterangan seperti tercantum di bawah ini,kecuali …. a. jumlah kelahiran dari dasar piramida b. jumlah penduduk usia sekolah c. harapan hidup waktu lahir dari tinggi piramida d. jumlah penduduk dari bentuk piramida e. jumlah kematian dari kemiringan piramida jawaban : (c) harapan hidup waktu lahir dari tngi piramida 3. Salah satu ciri piramida penduduk stasioner adalah tingkat …. a. kematian tinggi dan kelahiran rendah b. kelahiran tinggi dan migrasi rendah c. kelahiran tinggi dan kematian rendah

d. kelahiran rendah dan migrasi tinggi e. kelahiran rendah dan kematian rendah jawaban : E

4. Indonesia pada tahun 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah dibuat tabel berdasarkan umur produktif yang tergolong umur antara 0 – 15 tahun sebesar 65.531.780 jiwa, sedangkan yang tergolong umur lebih dari 65 tahun sebesar 6.230.435 jiwa. Hitunglah berapa indeks dependency ratio-nya. a.59 % b.25,33 % c.88 % d.60 % e.66,73 % Penyeleseian: Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan = 179.300.000 jiwa Jumlah penduduk nonproduktif = 65.531.780 jiwa + 6.230.435 jiwa = 71.762.215 jiwa Ditanya: Berapa indeks dependency ratio-nya? Jawab: Jumlah penduduk produktif = 179.300.000 jiwa – 71.762.215 jiwa = 107.537.785 jiwa 71.762.215 107.537.785 Dependency ratio = × 100% = 66,73 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dapat digunakan untuk menghitung sex ratio. Sex ratio, yaitu perbandingan jumlah perempuan dan laki-laki dalam jumlah penduduk tertentu (setiap 100 perempuan).

5. Indonesia pada tahun 1990 memiliki jumlah penduduk 179.300.000 jiwa. Setelah dibuat tabel berdasarkan jenis kelamin, yang tergolong laki-laki sebesar 89.256.467 jiwa, sedangkan yang tergolong perempuan sebesar 90.043.528 jiwa. Hitunglah sex ratio-nya. a.90.13 % b.70 % c.77 % d.99,13 %

e.90 % Penyelesaian: Diketahui: Jumlah penduduk keseluruhan= 179.300.000 jiwa.Jumlah penduduk lakilaki adalah 89.256.467 jiwa dan umlah penduduk perempuan = 90.043.528 jiwa.: Berapa sex ratio-nya? Jawab:

Berdasarkan perhitungan tersebut, berarti di Indonesia pada tahun 1990 setiap ada 100 perempuan terdapat 99 laki-laki.

6. Di bawah ini yang termaksud dalam aspek demografi adalah.... a. Komposi wilayah b. Besar dan Persebaran Penduduk c. Ruang lingkup d. Administrasi dan politis e. Proses demografi Jawab : b) Besar dan Persebaran Penduduk 7. Di bawah ini guna pengelompokan penduduk yang benar yaitu, kecuali… a.

Untuk mengetahui ―human resources‖ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin.

b. Untuk pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan. c. Untuk menerapkan pembagian kekuaasaan wilayah. d. Untuk Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya. e. Melalui

penggambaran

piramida

penduduk

dapat

diketahui

―proses

demografi‖ yang telah terjadi pada penduduk tersebut. Jawab : c)

8. Penduduk dapat di klasiffikasikan berdasarkan beberapahal diantaranya, kecuali a. Menurut bangsa b. Menurut biologis

c. Menurut geografi d. Menurut ekonomi e. Menurut sosial Jawab : a) bangsa

9. Persebaran penduduk secara garis besar dapat digolongkan yaitu... a. geografis, dan administratif dan politis b. fertilisasi dan mortalitas c. geografi dan fertilisasi d. administratif dan politis e. biologis dan geografis Jawab : a ) geografis, dan administratif dan politis

10. Akibat dari persebaran penduduk yang tidak merata yaitu, kecuali a. Kesenjangan sosial b. Kemiskinan c. Pembangunan yang tidak merata d. Pembangunan yang terpusat e. Menjadi negara maju Jawab : e) Menjadi negara maju

11. Suatu cara yang dapat digunakan untuk menjelaskan keadaan penduduk di suatu negara maupun daerah adalah pengertian dari... a. Komposisi penduduk b. Statistika c. Epidemiologi d. Statistik penduduk e. Epidemi Jawaban : d. statistik penduduk

12. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda, kelompok usia tua jumlahnya sedikit, tingkat kelahiran bayi tinggi, dan pertumbuhan penduduk tinggi adalah ciri dari… a. Piramida penduduk expansif

b. Piramida penduduk stasioner c. Piramida penduduk constructive d. Komposisi penduduk e. Demografi Jawaban: a. piramida penduduk expansif 13. Berikut Negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah… a. Kanada b. Meksiko c. Bangladesh d. Polandia e. Spanyol Jawaban : c. Bangladesh 14. Berikut usaha untuk menangani masalah ledakan penduduk, kecuali… a. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi b.

Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB)

c.

Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk

d.

Melaksanakan program transmigrasi

e. Penurunan dalam tingkat pendidikan Jawaban : e. penurunan dalam tingkat pendidikan

15. Di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur pernah memberlakukan kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama selama perang dunia kedua. Kebijakan tersebut di kenal dengan istilah… a. Komposisi penduduk b. Imigrasi c. Pemerataan penduduk d. Transfer penduduk e. Piramida penduduk stasioner

ARTI DAN TUJUAN DEMOGRAFI

Arti dan Tujuan Demografi Arti Demografi - Kamus umum Bahasa Indonesia edisi Balai Pustaka : Demografi berarti ilmu kependudukan: ilmu tentang susunan, dan pertumbuhan penduduk; ilmu yang memberikan uraian atau lukisan berupa statistik mengenai suatu bangsa dilihat dari sudut sosial politik. - Demografi berasal dari bahasa Yunani: 

Demos = rakyat atau penduduk

 Grafein = mencitra, menulis, melukis atau gambaran tentang penduduk pada suatu Negara atau wilayah. Jadi, Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli statistic Perancis yang bernama Archile Guillard. Dalam kertas kerjanya berjudul ―Elements do statistique Humaine au demographie Compare‖ tahun 1855. Beberapa definisi demografi oleh para ahli: 1. Donald J. Bogue didalam bukunya yang berjudul ―principles of demography‖ memberikan definisi demografi sebagai berikut: ―demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistic dan matematik tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu: Kelahiran (fertilitas), Kematian (mortalitas), Perkawinan, Migrasi, dan Mobilitas Social‖. 2. George W. Barclay: demografi memberikan gambaran yang menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistik. Demografi mempelajari tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan. 3. Johan Suszmilch (1762): mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya. 4. D.V. Glass: demografi terbatas pada usaha untuk mempelajari pengaru proses demografi sebagai fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk. 5. Philip M. Hauser dan Duedly Duncan: demografi mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang secara kualitatif dan kuantitatif mempelajari persoalan dan keadaan perubahanperubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti: kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu kewaktu.

Ruang Lingkup Demografi dan Ilmu Kependudukan Demografi telah berkembang sejak 3 abad yang lalu. John Graunt, seorang pedagang pakaian yang hidup pada abad ke 17 di London, dianggap sebagai bapak Demografi karena ia menghitung ukuran-ukuran demografi dan statistik-statistik lainnya. Ia melakukan analisa data kelahiran dan kematian, dan dari hasil analisanya dikemukakannya batasan-batasan umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fetility), migrasi, dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk. Data tersebut diperolehnya dari catatan kematian (Bills of Mortality), yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja. Dan ia mencetuskan ―hukum-hukum‖ tentang pertumbuhan penduduk. Karya Graunt diterbitkan pada tahun 1662, dengan judul ―Natural and Political Observations….. Made Upon the Bills of Mortality”. Dan ia juga mendapat dorongan kawannya William Pretty, yang ahli statistik. Karya Pretty, Political Arithmetick (1690), mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan Demografi. Methorst dan Sirks membedakan masalah penduduk menjadi dua yaitu yang bersifat kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Pada tahun 1937 di Paris selama kongres masalah kependudukan dilangsungkan, Adolphe Laundry telah membuktikan secara matematik adanya hubungan antara unsur-unsur demografi seperti kelahiran, kematian, fertilitas, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Dan ia menyarankan penggunaan istilah PURE DEMOGRAPHY atau disebut juga demografi formal menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Data demografi, pengukuran, teknik-teknik dan model-model adalah alat yang penting, tapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Sekarang demografi tidak dipelajari secara murni terlepas dari variabel-variabel non-demografis. Dan demografi bukan lagi merupakan ‗single theoretical discipline‘, tetapi lebih menyerupai ‗interdisciplinary science‘.

Sumber Data Demografi 1. Hasil sensus (biasanya dilakukan oleh Badan Pusat Statistik sebagai keperluan-keperluan formal seperti: pemilu) Sensus Penduduk pada dasarnya merupakan proses kegiatan pencacahan atau pengambilan stok (stock taking) penduduk suatu negara atau wilayah pada suatu saat tertentu. Proses itu mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan diseminasi hasil sensus yang secara keseluruhan membutuhkan waktu relatif lama; normalnya 5-10 tahun. Oleh karena cakupannya pada seluruh penduduk yang bertempat tinggal di seluruh wilayah geografis (tanpa kecuali) pada saat yang relatif sama maka kegiatan sensus membutuhkan sumber daya (termasuk anggaran) yang relatif sangat besar, data yang diperoleh merujuk pada saat tertentu yang dikenal dengan hari sensus (census date). 2. Hasil survey mengenai penduduk, dilakukan dari tingkat satuan terkecil seperti RT. Suatu survai sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai wakil penduduk. Namun demikian, proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah. Masalah lain yang timbul adalah karena suatu sampel nasional secaia relatif jumlahnya tidak besar, ada kemungkinan daerah atau unit yang kecil (misalnya suatu desa) tidak terwakili sehingga dengan sendirinya sangat sukar menentukan karakteristik daerah ini. Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan berkualrtas‘ lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat dicurahkan untuk setiap wawancara. Sebuah Pertanyaan dalam sensus misalnya, dapat menunjukkan berapa jumlah anak ri setiap wanita. Namun demikian, untuk memperoleh perincian mengenai. 3. Sistem Registrasi Registrasi Penduduk adalah pencatatan terhadap setiap peristiwa kependudukan yang terjadi setiap saat. Registrasi penduduk pada dasarnya melakukan pencatatan terhadap komponen-komponen kependudukan yang bersifat dinamis. Komponen-komponen tersebut antara lain kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan dan perubahan tempat tinggal.

Tujuan Demografi 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial. 4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan dating dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Guna Pengetahuan Demografi 1. Pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan, sosial, perumahan, pertanian, rumah sakit, pertokoan, pusat rehabilitasi. 2. Untuk mengetahui berkembangnya perekonomian suatu negara (pertambahan lapangan kerja, prosentase peduduk yang ada disektor pertanian,industri & jasa. 3. Untuk melihat peningkatan standar kehidupan (tingkat harapan hidup rata rata penduduk). 4. Pertumbuhan penduduk berpengaruh pada jumlah penduduk dunia & susunannya,

Dinamika Penduduk: Sebab dan Akibat Pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh 4 komponen: 1. Kelahiran (fertilitas) 2. Kematian (mortalitas) 3. In-migration (migrasi masuk) 4. Out-migration (migrasi keluar) Selisih antara kelahiran dan kematian disebut ―reproductive change‖ (perubahan reproduktif) atau ‗natural increase‘ (pertumbuhan alamiah). Selisih antara ‗in-migration‘ dan ‗out migration‘ disebut ―net-migration‖ atau migration neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya dipengaruhi oleh 2 cara yaitu: melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto. Pertumbuhan penduduk dapat dinyatakan dengan formula: Pt = Po + (B – D) + (Mi – Mo) Dimana: Pt

: jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar).

Po

: jumlah penduduk pada waktu sesudahnya.

B

: kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.

D

: jumlah kematian yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.

Mi

: migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian.

Mo

: migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian.

Model proses pertumbuhan penduduk beserta komponen-komponennya: Model Pertumbuhan Penduduk

Migrasi Positif

Negatif

Nol

M>F

N, T, S

T

T

M 15 tahun. C. Mereka yang bukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan mereka mengkonsumsi tidak memproduksi. D. Jumlah angkatan kerja dalam kelompok umur sebagai presentase penduduk dalam kelompok umur. E. Mereka yang melakukan usaha atau pekerjaan. 4. Pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan yang lain dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai pengangguran sebelum mendapatkan pekerjaan yang adalah pengertian dari . . . A. Pengangguran tidak kentara B. Pengangguran friksional C. Setengah menganggur D. Pengangguran E. Setengah menganggur kentara 5.

Angka melek huruf adalah….. A. Lingkup pendidikan yang dimulai dari keluarga.di keluarga orang tua B. Persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupannya sehari-hari. C. Para pekerja yang memproduksi barang dan jasa secara ekonomi dan mereka aktif mencari pekerjaan.( pencari nafkah, penerima upah ). D. Angka yang menunjukkan banyaknya penduduk. E. Jumlah penduduk atau besarnya biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan.

6. Sebutkan yang bukan termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja . . . A. Sekolah B. Mengurusi anak C. Pegawai D. Rumah tangga E. Pendidik 7. Tenaga Kerja adalah……. A. bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.

B. bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilakn barang atau jasa dan berusia 15 tahun atau lebih. C. Jumlah penduduk yang bisa baca tulis dan jumlah penduduk usia > 15 tahun. D. orang yang melakukan suatu kegiatan untuk mendapatkan hasil kerja yang memuaskan E. mereka yang bekerja untuk mendapatkan gaji dan upah. 8. Yang tidak termasuk pada karakteristik angkatan kerja dari pengaruh ketiga variabel utama demografi. A. Fertilitas B. Mortalitas C. Migrasi D. Kelahiran E. Otolitas 9. Tingkat kemiskinan akan bergerak mengikuti tingkat pengangguran dalam hal ini ketika tingkat pengangguran mengalami kenaikan yaitu pendapat secara . . . A. Teoritis B. Spesifik C. Metodologi D. Analisis E. Deskriptif 10. Sebutkan yang termasuk pada karakteristik Negara sedang berkembang, kecuali. . A. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi B. Kualitas hidup rendah C. Tingkat pengangguran tinggi D. Ketergantungan terhadap sektor pertanian E. Memiliki lapangan kerja yang luas 11. Sebutkan kegunaan Angka Melek Huruf, yang kecuali . . . . A. Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf. B. Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. C. Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. D. Mencerminkan potensi intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. E. mengukur banyaknya jumlah penduduk. 12. Ruang lingkup pendidikan terdiri dari…. A. Informal, formal, semi formal B. Informal, non formal, formal C. Formal dan semi formal D. Semi formal, formal E. Informal, formal 13. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, menggambarkan bahwa yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa

mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya. Pasal berapakah yang terkandung didalamnya . . . A. Pasal 6 B. pasal 2 C. Pasal 3 D. Pasal 4 E. Pasal 5 14. Pada tahun 1980 angkatan kerja Indonesia diperkirakan berjumlah 59 juta orang yang terdiri dari 38 juta laki-laki dan 21 juta wanita. Pada tahun 1961 angkatan kerja Indonesia berjumlah 34,6 juta orang, jumlah ini berkembang menjadi 41,3 juta orang ditahun 1971. Uraian tersebur termasuk kepada angkatan kerja . . . A. Jumlah Angkatan Kerja B. Angkatan Kerja Menurut Umur C. Angkatan Kerja Menurut daerah perdesaan/kota D. Pengangguran di Indonesia E. Angka Melek Huruf 15. Sebutkan konsep dalam angkatan kerja yang lazim dipakai, kecuali . . . A. Gainful Worker Concept B. Labor Force Concept C. Labor Utilization Approach D. Manpower Concept E. Konsep Angkatan Kerja

RUMAH TANGGA DAN KELUARGA

Keluarga dan Rumah Tangga Istilah rumah tangga dan keluarga sering dicampur adukkan dalam kehidupan seharihari. Pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan, sedangkan keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.

A. Keluarga a. Pengertian Keluarga Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta : kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat‖. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut. Keluarga berbeda dengan Rumahtangga. Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai pertalian darah dan atau hukum yang terdiri dari suami, istri dan atau anak-anaknya (disebut sebagai keluarga batih atau keluarga inti) atau terdiri dari keluarga batih ditambah dengan beberapa orang yang mempunyai hubungan kekerabatan langsung (disebut sebagai keluarga besar/extended family). Jumlah keluarga dalam suatu rumahtangga biasanya didasarkan atas banyaknya pasangan suami-istri di rumahtangga tersebut. Jumlah keluarga dalam suatu rumahtangga ditandai dengan banyaknya kartu keluarga (KK) di rumahtangga tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.

b. Tipe Keluarga Ada beberapa tipe keluarga, yaitu : 1. Keluarga Inti (Nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak kandung, anak angkat maupun adopsi yang belum kawin, atau ayah dengan anak-anak yang belum kawin atau ibu dengan anak-anak yang belum kawin. 2. Keluarga Konjugal, yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan dewasa ( ibu dan ayah )dan anak – anak mereka dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. 3. Keluarga luas (extended family), yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu anak-anak baik yang sudah kawin atau belum, cucu, orang tua, mertua maupun kerabat-kerabat lain yang menjadi tanggungan kepala keluarga. c. Peranan keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

d. Tugas Keluarga 1. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: 2. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 3. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 4. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing. 5. Sosialisasi antar anggota keluarga. 6. Pengaturan jumlah anggota keluarga 7. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 8. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas. 9. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

e. Fungsi Keluarga 1. Fungsi yang dijalankan keluarga adalah : 2. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. 3. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. 4. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman. 5. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. 6. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia. 7. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.

8. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya. 9. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. 10. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

f. Bentuk keluarga Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas. Berdasarkan lokasi 1. Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri; 2. Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami; 3. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri; 4. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian); 5. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri; 6. Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami; 7. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masingmasing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.

Berdasarkan pola otoritas

1. Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (lakilaki tertua, umumnya ayah) 2. Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu) 3. Equalitarian, suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

g. Subsistem social Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain.

Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran

seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

B. Rumah Tangga a. Defenisi Rumah tangga (household) adalah istilah lain yang kerap digunakan oleh para pemasar

sewaktu mendeskripsikan perilaku konsumen. Rumah tangga berbeda

dengan keluarga dalam rumah tangga mendeskripsikan semua orang, baik yang berkerabat maupun yang tidak, yang menempati satu unit perumahan. Baik untuk rumah tangga maupun keluarga, data dapat digunakan oleh organisasi pemasaran untuk analisis makro maupun pemasaran. Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini : a) Fungsi Produksi Rumah Tangga b) Fungsi Pembelian c) Produksi Rumah Tangga d) Fungsi Konsumsi e) Fungsi Pasar Tenaga Kerja f) Fungsi Pemeliharaan Keluarga

b. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga 1. Informasi 2. Sumber Keuangan 3. Barang Pasar 4. Karakteristik 5. Waktu

c. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya 1. Data 2. Peluang Pasar Tenaga Kerja 3. Peluang Pasar Produk 4. Struktur Rumah Tangga 5. Kepuasan Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri. Para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.

Soal dan Jawaban : 1. Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tapi bangunannya masih dalam satu segmen disebut….. a. Rumah tangga biasa

d. Rumah tangga khusus

b. Produksi rumah tangga

e. KRT

c. Struktur rumah tangga 2. Manakah yang bukan merupakan bahaya pengancam rumah tangga? a. masalah menumpuk

d. kritik

b. mencari pelarian

e. saran

c. dendam 3. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan, pernyataan tersebut di ungkapkan oleh? a. max well

d. kader

b. salvicion

e. b dan c benar

c. celis 4. Fungsi keluarga salah satunya adalah mencari penghasilan, dan mengatur penghasilan sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga, disebut fungsi… a. Ekonomi

d. fungsi perasaan

b. keluarga

e. fungsi kehidupan

c. pemenuhan kewajiban 5. Apakah arti patriarchal? a. suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang b. otoritas dalam keluarga dimiliki oleh perempuan c. otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki – laki tertua d. adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat. e. adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing – masing hidup terpisah 6.

Dalam keluarga terdapat ibu, ayah dan anak. Keluarga ini termasuk dalam keluarga………. a. keluarga inti

d. keluarga prokreasi

b. keluarga khusus

e. keluarga bahagia

c. keluarga orientasi

7. Anak – anak melaksanakan peran psikosialnaya sesuai tingkat perkembangannya secara berikut, kecuali…. a. fisik

d. spiritual

b. mental

e. aktifa

c. social 8. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, merupakan…. a. peranan keluarga b. tugas keluarga c. fungsi keluarg d. makna keluarga e. subsistem keluarga 9. Untuk melihat komposisi anggota rumah tangga secara lebih rinci diperlukan keterangan mengenai siapa saja yang tinggal dalam satu rumah tangga, maka langkah yang perlu dilakukan adalah……. a. Hubungan dengan KRT b. penghitungan anggota c. menganalisis pola konsumsi d. mencari data e. menganalisis data 10. Keluarga berasal dari kata kula dan warga yang artinya a. anggota dan kelompok kerabat b. kerabat dan anggota c. jumlah dan rata-rata d. kepala dan anggota e. rumah tangga dan kerabat 11. Bentuk keluarga di bawah ini berdasarkan lokasi kecuali a. adat utrilokal b. adat bilokal c. avunkolokal d. adat matriarchal e. adat natalokal 12. Apakah perbedaan rumah tangga dan keluarga a. keluarga mengacu kepada kekerabatan fungsi social sedangkan rumah tangga mengacu pada system ekonomi

b. keluaga mengacu kepada system ekonomi dan rumah tangga mengacu kepada c. kesehatan keluarga d. keluarga membahas tentang anggota keluarga dan rumah tangga membahas tentang anggota rumah tangga e. keluarga bersifat statis dan rumah tangga bersifat dinamis f. rumah tangga keluarga sama saja 13. kuesioner induk yang menanyakan data dasar dan selalu digunakan dalam setiap pencacahan data Susena disebut…. a. kuesiner susenas b. kuesioner modul c. kuesioner kor d. kuesioner supas e. supas 14. Bagaimanakah pengaruh pendidikan pada rumah tangga? a. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang Kepala Rumah Tangga diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari anggota rumah tangganya b. semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga semakin tinggi pula pola konsumsi RT c. semakin tinggi pendidikan kepala RT maka derajat RT d. pendidikan tidak mempengaruhi kesejahteraan anggota RT e. tinggi rendahnya pendidikan kepala rumah tangga tidak memiliki arti bagi anggota keluarga 15. Bagaimanakah yang dikatakan RT/ keluarga yang sejahtera? a. penghasilan RT biasa saja b. KRT memiliki penghasilan yang tinggi c. rumah tangga/keluarga akan sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan d. pengeluaran besar e. penghasilan kecil

PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN

PROYEKSI PENDUDUK DAN KEBIJAKSANAAN KEPENDUDUKAN

1. PROYEKSI PENDUDUK Definisi secara umum • Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi jugaa informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei, Sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. • Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisis umur dan jenis kelmain) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. • Data penduduk Indonesia yang dapat dipakai dan dipercayya untuk keperluan proyeksi adalah berasal dari sensus penduduk (SP) yang diselenggarakn pada tahun yang berakhir ―0‖ dan survei antar sensus (SUPAS) padad tahun aynag berakhir ―S‖. Jadi, Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi). A. Ruang Lingkup Proyeksi Penduduk: Mencakup tentang jumlah dan laju prtumbuhan penduduk yang terdiri dari kelahiran, kematian serta perpindahan/migrasi. B. Manfaat proyeksi penduduk a) Hasil proyeksi penduduk sanagat bermanfaat untuk perencanaan penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja. b) Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan c) Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dimasa yang akan datang yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya dimasa yang akan datang.

C. Publikasi BPS tentang Proyeksi Penduduk • Proyeksi Penduduk Indonesia 1971-1980 • Proyeksi penduduk Indonesia 1980-1990 • Proyeksi Penduduk Indonesia per Propinsi 1990-2000 • Proyeksi Penduduk Indonesia Per Propinsi 1995-2005 Perbaikan proyeksi selalu dilakukan, karena sering terjadi asumsi-asumsi yang dibuat mengenai fertilitas (fertility), mortalitas (mortality), dan migrasi (migration) tidak sesuai lagi denagn keadaan data yang baru.

D. Sumber Data • Sensus Penduduk (SP71, SP80, SP90, SP2000). • Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS70, SUPAS85, dan SUPAS95).

2. ASUMSI

Asumsi fertilitas dan mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan fertilitas. Asumsi mortalitas juga berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah sehubungan dengan tingkat kematian bayi. Karena sulitnya menentukan asumsi migrasi, biasanya pola migrasi untuk masa yang akan datang dianggap sama dengan pola migrasi data yang dipakai. Dalam penentuan setiap asumsi kondisi spesifik daerah juga diperhatikan.

Hasil Proyeksi Hasil Proyeksi dengan program ―Fivsin‖ adalah : - Penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin - Parameter demografi : Total Fertility Rate (TFR) 1. Infant Mortality Rate (IMR) menurut jenis kelamin 2. Expectation of Life at birth (E0) per jenis kelamin 3. Crude Birth Rate (CBR) 4. Crude Death Rate (CDR) 5. Rate of Natural Increase (RNI)

Seringkali jumlah penduduk di masa akan datang yang diperlukan adalah jumlah penduduk umur tunggal. Untuk memecah penduduk menurut kelompok umur menjadi umur tunggal (1 tahunan) digunakan metode yang disebut Karrop-King. Proyeksi sangat tergantung dengan ketepatan dalam menentukan asumsinya.

3. METODE PROYEKSI PENDUDUK Tulisan ini akan membahas beberapa metode proyeksi penduduk. Dari berbagai literature, terdapat banyak metode dalam proyeksi penduduk. Masing-masingnya memiliki asumsi sendiri, kekuatan dan kelemahan. Model-model yang umum yang biasanya digunakan untuk proyeksi penduduk diantaranya adalah: 1.

Model ekstrapolasi trend, yang diantaranya terdiri dari: a. Model Linear b. Model Geometric c. Model Parabolic

2. Model Komponen Kohor 3.

Model Ratio a. Model ―Constant Share‖ b. Model ―Shift Share‖ c. Model ―Share of Growth‖

1. Model Eksplotasi Trend Model ekstrapolasi trend secara sederhana menggunakan trend penduduk masa yang lalu untuk memperkirakan jumlah penduduk masa yang akan datang. Metode ini adalah metode yang mudah digunakan dalam rangka proyeksi penduduk. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan tingkat dan ratio pada masa yang lalu Model ekstrapolasi trend yang banyak digunakan adalah model linear, geometric dan parabolic. Asumsi dasar dari model linear, geometric dan parabolik adalah pertumbuhan atau penurunan akan berlanjut tanpa batas. Namun demikian, asumsi tersebut tidak mungkin diberlakukan jika proyeksi yang disusun adalah proyeksi jangka panjang. Misalnya jika populasi di suatu daerah berkurang, dalam jangka panjang model ini akan memproyeksikan penduduk menjadi nol, dan bahkan menjadi negative. Demikian juga, jika jumlah penduduk di suatu daerah yang meningkat, tidak mungkin akan meningkat pada jumlah yang tanpa batas. Dalam kenyataannya, penduduk hanya akan meningkat sampai suatu tingkat dengan

kapasitas yang maksimum dan kemudian akan kembali turun atau stabil dalam kaitannya dengan kepadatan penduduk, biaya hidup dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penggunaan model ekstrapolasi trend membutuhkan pemahaman yang baik tentang kecenderungan pertumbuhan masa lalu untuk membuat estimasi dengan batasan yang masuk akal (reasonable). a. Model Linear (Aritmethic) Model linear menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut, penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan: Pt =α + βT Dimana : Pt = penduduk pada tahun proyeksi α = intercept = penduduk pada tahun dasar β = koefisien = rata-rata pertambahan penduduk T = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi bahwa penduduk akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang sama/tetap (β) pada masa yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah perbedaan pertama yang selalu tetap (konstan). Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976), mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang tersedia relatif terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain. Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayahwilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.

b. Model Geometric. Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Misalnya, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah penduduk dalam tahun yang berurutan, maka penduduk akan bertambah atau berkurang pada tingkat pertumbuhan yang tetap (yaitu sebesar Pt+1/Pt ) dari waktu ke waktu. Menurut Klosterman (1990), proyeksi dengan tingkat pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah, dimana pada tahun-tahun awal observasi

pertambahan absolut penduduknya sedikit dan menjadi semakin banyak pada tahuntahun akhir. Model geometric memiliki persamaan umum: Pt =α + βT Persamaan diatas dapat ditransformasi kedalam bentuk linear melalui aplikasi logaritma, menjadi sebagai berikut: LogPt =Logα + T.logβ c. Model Parabolik. Model parabolic seperti model geometric berasumsi bahwa penduduk suatu daerah tidak tumbuh dalam bentuk linear. Namun demikian, tidak seperti model geometrik (yang berasumsi tingkat pertumbuhan konstan dari waktu ke waktu), pada model parabolic tingkat pertumbuhan penduduk dimungkinkan untuk meningkat atau menurun. Model ini menggunakan persamaan derajat kedua yang ditunjukkan sebagai berikut: Pt =α + β1T + β2T2 Model parabolic memiliki dua koefisien yaitu β1 dan β2. β1 adalah koefisien linear (T) yang menunjukkan pertumbuhan konstan, dan β2 adalah koefisien non-linear yang (T2) yang menyebabkan perubahan tingkat pertumbuhan. Tanda positif atau negatif pada β1 dan β2 bervariasi tergantung pada apakah tingkat pertumbuhan tersebut akan meningkat atau menurun. Berdasarkan variasi pada tanda β1 dan β2, model akan menghasilkan empat scenario sebagai berikut: Tabel. Skenario dalam Model Parabolik β1 β2 Efek terhadap pertumbuhan penduduk Pertambahan yang semakin meningkat +

+

Penduduk bertambah Kurva cekung ke atas (Concave upward) Pertambahan yang semakin berkurang

+

-

Penduduk berkurang Kurva cekung ke bawah (concave downward) Pertambahan yang semakin berkurang

-

+

Penduduk bertambah Kurva cekung ke atas (Concave upward)

-

-

Pertambahan yang semakin meningkat Penduduk berkurang

Kurva cekung ke bawah (concave downward) Klosterman (1990), menyarankan demographer untuk terlebih dahulu mencermati (menguji coba) model ini ketika akan diaplikasikan pada suatu daerah. Menurutnya, meskipun model ini baik untuk daerah dengan pertumbuhan atau penurunan yang cepat, namun demikian proyeksi jangka panjang akan menghasilkan angka yang sangat besar atau sangat kecil.

2. Model Komponen Kohor Model-model ekstrapolasi trend yang didiskusikan diatas mengacu pada perkiraan penduduk secara agregat, sementara model komponen kohor mengacu pada perubahanperubahan komponen penduduk (yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi) secara terpisah. Penduduk secara keseluruhan dibagi kedalam beberapa kohor/kelompok umur. Interval (k) dari kohor ini umumnya dalam satu tahunan (0-1, 1-2, 2-3 dst), lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14 dst), atau 10 tahunan (0-9, 10-19, 20-29. Selanjutnya, kohor dibagi lagi berdasarkan gender dan etnis. Pengelompokan penduduk berdasarkan komponen-komponen yang mempengaruhi perubahan penduduk, kelompok umur, gender dan etnis akan membantu untuk membangun pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika penduduk suatu daerah. Karena ukuran kohor semakin kecil, maka akan semakin terperinci informasi yang dapat digunakan dalam analisis. Misalnya, bayi dan penduduk umur-umur tua akan memiliki persentase kematian yang lebih tinggi dibandingkan penduduk usia muda. Jumlah kelahiran akan bervariasi berdasarkan umur dan etnis dari penduduk wanita. Demikian juga, migrasi akan bervariasi menurut umur, gender dan etnis individu. Persamaan dalam model komponen kohor adalah:

Dimana:

Pt

= penduduk tahun t pada kohor di interval k

t

= tahun

n

= umur awal dari kohor

k

= jumlah tahun dalam kohor (interval kohor umur)

DTH = total kematian IR

= total kelahiran

NMIG = total migrasi bersih

Karena penduduk kohor n pada tahun sebelumnya ( dalam kohor tersebut ( tahun t (

) dikurangi dengan jumlah kematian

) adalah jumlah penduduk yang bertahan hidup ke kohor n pada

), maka persamaan dapat ditulis ulang sebagai berikut:

Berikut diberikan perhitungan-perhitungan untuk ketiga komponen dalam metode ini: a. Mortalitas-Tingkat Survival Mortalitas dihitung dalam model sebagai jumlah penduduk dalam kohor tertentu n-k pada tahun t-k, yang bertahan hidup ke kohor berikutnya (n) pada tahun t.

Dimana: n-kSRVk

penduduk dari kohor n-k pada tahun t-k = tingkat bertahan hidup (survival)

b. Kelahiran- Tingkat Fertilitas Fertilitas adalah jumlah bayi yang dilahirkan wanita usia subur (biasanya antara 15-44 tahun). Tingkat fertilitas diberikan melalui persamaan berikut:

Dimana:

tingkat fertilitas wanita dalam kohor n dari interval k jumlah kelahiran oleh wanita pada kohor n jumlah wanita dalam kohor n

Tingkat fertilitas yang diperoleh dari rumus diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran dalam interval waktu yang sama sesuai dengan ukuran kohor. Misalnya, jika ukuran kohor adalah lima tahunan (0-4, 5-9, 10-14), maka proyeksi dapat dilakukan untuk interval lima tahunan (2005, 2010, 2015). Selanjutnya, jika wanita-wanita pada kohor umur tertentu tidak memiliki kelahiran, maka untuk keakuratan perhitungan, tingkat fertilitas perlu disesuaikan. Tingkat fertilitas yang disesuaikan adalah rata-rata dari dua tingkat fertilitas yang berurutan.

Dimana:

tingkat fertilitas yang disesuaikan dari wanita

dalam kohor n dengan interval k Total kelahiran selanjutnya dibagi atas kelahiran bayi laki-laki dan bayi perempuan berdasarkan sex ratio waktu lahir dari data masa yang lalu. c. Migrasi bersih (Net Migration). Migrasi bersih adalah perbedaan antara jumlah penduduk yang masuk dengan jumlah penduduk yang keluar dari suatu daerah, dengan persamaan:

3. Model Ratio Menurut Smith, Tayman dan Swanson (2001), model ratio-sebagaimana model ekstrapolasi trend- juga didasarkan pada trend masa lalu. Model ratio menggunakan konsep bahwa penduduk (atau perubahan penduduk) pada suatu wilayah yang lebih kecil (wilayah studi) merupakan proporsi dari penduduk (perubahan penduduk) dari wilayah yang lebih luas, atau wilayah basis (base area). Model ini sederhana dan mudah dalam perhitungannya serta membutuhkan data yang relative lebih sedikit. Meskipun demikian, model ini membutuhkan proyeksi penduduk dari wilayah basis tersebut. Model ratio mencakup model constant share, shift share dan model share of growth. a. Model Constant Share Model ini berasumsi bahwa share penduduk dari daerah studi merupakan suatu proporsi yang konstan dari daerah basis dan proyeksi dilakukan berdasarkan proporsi konstan tersebut. Model disajikan dalam bentuk persamaan berikut:

Dimana: P P

j

= jumlah penduduk pada daerah studi = penduduk pada daerah basis atau daerah yang lebih luas yang didalamnya

terdapat daerah studi l t

= tahun akhir dari observasi

= tahun proyeksi Jika data wilayah studi menunjukkan kecenderungan yang sama seperti wilayah basis,

penggunaan model ini akan menghemat waktu dan lebih sederhana dalam penerapannya. Namun demikian, jika daerah studi dan daerah basis memiliki trend pertumbuhan yang

berlawanan, artinya jika daerah studi mengalami penurunan penduduk dan daerah basis mengalami peningkatan penduduk, atau sebaliknya, proyeksi ini tidak dapat diaplikasikan

b. Model Shift Share Model shift share mencoba mengoreksi kelemahan dari model constant share dengan memasukkan indeks pergeseran (shift term) untuk menghitung perubahan share penduduk dari waktu ke waktu. Jika pertumbuhan daerah studi lebih cepat dari daerah basis maka shift term akan positif. Sebaliknya jika pertumbuhan daerah studi lebih lambat dari daerah basis, maka shift termnya akan negative. Persamaan dalam metode ini adalah sebagai berikut:

Dimana:

b

= tahun awal observasi

s

= shift term

z

= jumlah tahun dalam proyeksi (t-1)

y = jumlah tahun dalam periode observasi (1-b) Satu kelemahan utama dari metode ini adalah jika terjadi pertumbuhan atau pengurangan yang tinggi pada tahun dasar, hal ini dapat menyebabkan bertambahnya atau berkurangnya penduduk dalam jumlah yang sangat besar pada tahun proyeksi. Oleh karenanya, penggunaan metode ini untuk proyeksi penduduk jangka panjang harus dilakukan secara hati-hati. c. Metode “share of growth” Metode ini menggunakan share dari pertumbuhan penduduk bukannya share dari jumlah penduduk seperti yang digunakan dua model ratio sebelumnya. Asumsi dasar dari model ini adalah bahwa share pertumbuhan penduduk daerah studi pada periode observasi akan berlaku sama dalam periode proyeksi. Model ini disajikan dalam bentuk persamaan berikut:

Metode ini akan lebih tepat diterapkan jika trend pertumbuhan penduduk pada daerah studi sama dengan trend pertumbuhan pada daerah basis. Misalnya jika pertumbuhan penduduknya sama-sama meningkat atau sama-sama menurun.

A. Tahap-tahap Proyeksi 1. Evaluasi Data Salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk membuat proyeksi penduduk dengan metode komponen adalah jumlah penduduk yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu untuk keperluan proyeksi ini, data dasar yang mengandung kesalahankesalahan tersebut perlu dievaluasi secara cermat, kemudian dilakukan perapihan (adjustment) dengan tujuan untuk menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang ditemukan. • Umur; pelaporan umur tidak benar, cenderung umur mengelompok pada angka yang berakhiran ―0‖ dan ―5‖. • Jenis Kelamin: Rasio jenis kelamin berfluktuasi diakibatkan mobilits laki-laki lebih tinggi pada usia muda sehingga banyak terlewat cacah.

2. Perapihan Umur Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut. Dalam melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui secara pasti letak kesalahan-kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur mana yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan dilakukan untuk semua kelompok umur. • Prorata (pro-rate), mengalokasikan TT (tidak terjawab) ke masing-masing kelompok umur. • Perapihan (adjusment) penduduk 10-64 dengan rumus: 5 [ 5 10 5 5 5 5 5 10 ] 4 10 4 16 1 −−++ Σ∗ =−+++−xxxxxxPPPPPP dimana Σ ∗ = x P 5 jumlah penduduk 5 tahun hasil adjustment. = x P 5 jumlah penduduk 5 tahunan sebelum adjusment • Perapihan (adjusment) penduduk 65+ tahun, dengan table stable population karena dianggap pengaruhnya tidak besar (mendekati ―0‖) • Perapihan (adjustment) penduduk 0-4 tahun dan 5-9 tahun dengsn

menggunakan survival ratio. Perapihan Umur 1.Kelompok umur 10-64 tahun dengan metode UN yang disusun dalam paket komputer Micro Computer Programs for Demographic Analysis (MCPDA) : 5Px* = 1/16 (-5Px-10 + 45Px-5 + 105Px + 45Px+5 - 5Px+10) 5Px*= Jumlah penduduk yang telah dirapihkan menurut kelompok umur lima tahunan. 5Px = Jumlah penduduk dari data dasar menurut kelompok umur lima tahunan.

2. Kelompok umur 65 tahun ke atas dengan menggunakan distribusi penduduk 65 tahun ke atas dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil.

3. Kelompok umur 0-4 dan 5-9 tahun dengan menggunakan data kelahiran waktu lampau 1. ESTIMASI-ESTIMASI YANG DIGUNAKAN a) Estimasi Tingkat Kelahiran (Fertilitas) • Indirect Method (Easwespo Packed Program), merujuk ke periode beberapa tahun sebelum pelaksaan sensus/survei seperti metode Rele, Palmore, Guna-SekaranPalmore, dan Last Live Birth (anak lahir hidup terakhir yang merujuk pada tahun pelaksaan sensus/survei). • Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDKI91, SDKI97, dan SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah daari pada hasil indirect method. Hal ini disebabkan responden lupa kejadian kelahiran di masa lalu. • Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS 85, SUPAS 95, SP2000.

b) Estimasi tingkat Kematian (Mortalitas) • Indirect Method (Mortpaklite/ MCPDA Packed Program), seperti metode Brass, Sullivan, Trussell, dan Falloni Heligman. Input data adalah rata-rata lahir hidup (ALH/CEB) dan anak masih hidup (AMH/CS) yang dibuat menjadi proporsi kematian anak dari wanita pada kelompok umur yang dapat diestimasi menjadi probability of dting (qx) P1/P2, P2/P3,…. Berdasarkan rasio paritas, hasil yang diambil berasal dari rata-rata wanita usia 20-24 (q2), 25-29 (q3) dan 30-34 (q5). • Direct Method, menggunakan data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan SUPAS95. angka yang dihasilkan lebih rendah dari pada hasil inderct method. Hal ini disebabkan rsponden lupa kejadian kelahiran di masa lalu.

• Sumber data SP71, SP80, SP90, SUPAS95, SP2000, SUSENAS93, SUSENAS94. • BPS memakai metode Trussel denagn pertimabangan metode ini sesuai denagn fase yang terjadi di Indonesia (west model).

c) Estimasi Tingkat Migrasi • Migrasi seumur hidup (berdasarkan tempat lahir) • Migrasi total (berdasarkan tempat tinggal terakhir) • Migrasi Risen (berdasarkan tempat tinggal 5 tahun terakhir yang lalu), proyeksi penduduk memakai migrasi risen dengan perpindahan antar propinsi sedangkan perpindahan internasional diabaiakn (0). • Net migrasi (net migration) pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut kelompok umur dengan menggunakan metode life table survival ratio (bila positif berarti sebagai penerima migran, jika negatif berarti sebagai pengirim migran)

2. METODOLOGI • Menentukkan asumsi-asumsi untuk TFR, IMR dan Migrasi. 1. Fertilitas; untuk keperluan proyeksi penduduk perlu dibuat estimasi terhadap ASFR maupun TFR. Edstimasi fertilitas harus realitistis terhadap perubahan fertilitas karena peningkatan usia perkawinan wanita, meningkatnya pemakain alat kontrasepsi, dan meningkatnya persentase wanita yang asih sekolah pada usia 15-19 tahun. 2. Mortalitas; dalam proyeksi penduduk perlu diperhatikan arah perkembangan tingkat kesehatan, tingkat kematian yang akan terjadi di masa mendatang. Arah perkembangan ini akan mennetukan tinggi/rendahnya pola kematian penduduk. Asumsinya adalah konstan, sedang dan rendah. 3. Proyeksi penduduk memakai migrasi risen denagn perpendahan antar propinsi sedangakn perpindahan internasioanal diabaikan (0). • Menghitung proyeksi penduduk Indonesia dengan menggunakan fungsi logistik untuk membuat asumsi TFR dan IMR (misalnya diasumsikan TFR dengan NRR=1 dan IMR=20). • Menghitung proyeksi penduduk per propinsi (TFR diasumsikan = 2, IMR menggunakan fungsi logistik). • Melakukan proses iterasi untuk menyamakan jumlah penduduk per propinsi denagn jumlah penduduk Indonesia (sebagai patokan/ kontrol). Fungsi Logistik

beat YLk + =+ 1 dimana Y = perkiraan TFR/IMR. L = perkiraan asymtot bawah k = konstanta a & b = koefisien kurva r = waktu e = konstatnta eksponensial. Hasil Proyeksi penduduk • Jumlah Penduduk • Laju pertambahan penduduk (LLP) • CBR (Crude Birth Rate)/ Tingkat Kelahiran Kasar • CDR (Crude Death Rate)/ Tingkat Kematian Kasar • NRR (Net Reproduction Rate)/ Banyaknya wanita yang dilahirkan oleh setiap wanita / replacement level. • E0 (Expectation of Live).

3. KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah. Dengan mempengaruhi kelahiran, kematian, dan persebaran penduduk, pemerintah memiliki strategi yang dianggap baik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Di luar kebijaksanaan persebaran penduduk atau migrasi, secara garis besar, kebijaksanaan kependudukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebijaksanaan pronatal dan kebijaksanaan antinatal. Kebijakan pembangunan seharusnya tidak hanya diarahkan untuk mengatasi permasalahan kependudukan pada saat ini, tetapi juga dilakukan dalam rangka mengantisipasi keadaan dan permasalahan kependudukan pada masa yang akan datang. Oleh karenanya, dalam perumusan kebijakan diperlukan informasi keadaan penduduk pada masa yang akan datang, yang dapat diperoleh melalui proyeksi atau peramalan penduduk. Proyeksi penduduk (population projections) dan peramalan penduduk (population forecast) sering dipergunakan sebagai dua istilah yang sering dipertukarkan. Meskipun demikian, kedua istilah ini sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Berbagai

literature menyatakan proyeksi penduduk sebagai prediksi (ramalan) yang didasarkan pada asumsi rational tertentu yang dibangun untuk kecenderungan masa yang akan datang dengan menggunakan peralatan statistic atau perhitungan matematik. Disisi lain peramalan (forecast) penduduk bisa saja dengan atau tanpa asumsi dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau pendekatan tertentu. (Smith, et.al 2001). Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa peramalan adalah proyeksi, tetapi tidak semua proyeksi membutuhkan peramalan.

PERTANYAAN 1. Perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian, dan perpindahan (migrasi) disebut dengan a. Sensus c. Proyeksi penduduk b. Statistika d. Survei 2. Yang tidak termasuk dalam cakupan yang didata dalam proyeksi penduduk adalah.. a. Migrasi c. Mortalitas b. Pengangguran d. Fertilitas 3. Proyeksi penduduk digunakan untuk, kecuali.. a. Mengetahui keadaan sanitasi lingkungan b. Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan c. bermanfaat untuk perencanaan penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja. d. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dimasa yang akan datang yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya dimasa yang akan datang. 4. Metode yang digunakan untuk menghitung tingkat dan ratio pada masa yang akan datang berdasarkan tingkat dan ratio pada masa yang lalu disebut dengan.. a. Model share of growth c. Model komponen kohor b. Model eksplotasi tren d. Model ratio 5. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam model ratio adalah.. a. Model parabolic c. Model share of growth b. Model constant share d. Model shift share 6. Tahap-tahap proyeksi penduduk dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi data dan perapihan umur. Tujuan dilakukannya perapihan umur yaitu a. Mengevaluasi data b. Untuk memperkecil kesalahan yang ada pada data c. Menggambarkan keadaan penduduk d. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program sensus 7. Evaluasi data dapat dilakukan dengan cara dibawah ini, kecuali: a. Membandingkan data penduduk yang diperoleh dengan konfigurasi data b. Mendata ulang kembali c. Membandingkan dengan data dari daerah lain dengan kategori yang sama d. Membandingkan dengan data lain yang dikumpulkan untuk tujuan lain

8. Salah satu metode estimasi tingkat kematian adalah Direct Method yang menggunakan data dari.. a. Merujuk ke periode beberapa tahun sebelum pelaksaan sensus/survey b. Metode Brass, Sullivan, dan Falloni Heligman

c. Metode Trussel sesuai denagn fase yang terjadi di Indonesia (west model). d. Data langsung dari SPI87, SDFKI91, SDKI97, dan SUPAS95

9. Perpindahan pertahun untuk setiap 1000 penduduk menurut kelompok umur dengan menggunakan metode life table survival ratio disebut dengan.. a. Migrasi seumur hidup b. Migrasi total b. Migrasi Risen d. Net migrasi 10. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi telah melalui proses penghitungan yang teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul, seperti kecuali.. a. kesalahan dalam pengumpulan data b. proses memperkirakan komponen perubahan penduduk c. Kesalahan survey di masa lampau d. teknik perhitungan proyeksi yang dipakai 11. Dalam proyeksi penduduk perlu diperhatikan arah perkembangan tingkat kesehatan, tingkat kematian yang akan terjadi di masa mendatang. Arah perkembangan ini akan menentukan tinggi/rendahnya pola.. a. Kematian penduduk c. laju pertambahan penduduk b. Migrasi d. morbiditas 12. Salah satu hasil dari proyeksi penduduk adalah NRR (Net Reproduction Rate). Yang dimaksud dengan NRR disini adalah.. a. Angka kelahiran kasar b. Jumlah penduduk c. Harapan hidup d. Banyaknya wanita yang dilahirkan oleh setiap wanita 13. Dalam perumusan kebijakan diperlukan informasi keadaan penduduk pada masa yang akan datang, yang dapat diperoleh melalui.. a. Survey penduduk c. sensus penduduk b. Proyeksi penduduk d. evaluasi data 14. Disisi lain peramalan (forecast) penduduk bisa saja dengan atau tanpa asumsi dan/atau kalkulasi. Tanpa kondisi/syarat tertentu atau pendekatan tertentu. Adalah pernyataan dari.. a. Smith c. D.N Glass b. Johan Graunt d. Achille Guitard 15. Kebijakan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah. Dengan mempengaruhi.. a. kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk b. tingkat pengangguran di suatu wilayah

c. kualitas suatu penduduk d. kemajuan pembangunan nasional daerah

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT A. Konsep Sehat dan Sakit Pengertian tentang keadaan sehat dan sakit sangat penting mengingat kita harus dapat menentukan ada/tidaknya permasalahan/penyakit diantara masyarakat dan seberapa banyaknya. Secara sederhana keadaan sakit itu dinyatakan sebagai :  Penyimpangan dari keadaan normal, baik struktur maupun fungsinya  Keadaan dimana tubuh atau organisme atau bagian dari organisme/populasi yang diteliti tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dilihat dari keadaan patologisnya Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani ( mental ) dan social dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah : lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan sehat adalah: 1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. 3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna B. Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat. Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari : 1). Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur harapan hidup diharapkan meningkat pada tahun 1980 umur 50 tahun, pada tahun 2000 menjadi sekurangkurangnya berumur 60 tahun. 2). Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun : PADA tahun 1980, angka kematian bayi sekitar 100/1000 kelahiran hidup, maka diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita

menurun dari 40/1000 balita saat ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di masa yang akan datang. 3). Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan gologngan wanita diharapkan meningkat dengan penurunan angka buta huruf dari sekitar 50 % pada tahun 1977 menjadi sekitar 25 % pada tahun 2000. 4). Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada masa yang akan datang 5). Angka kesakitan (Morbiditas) 1. Mortalitas Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapar dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Angka kematian umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. a. Angka Kematian Bayi(AKB) Dari kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survey, karen sebagian besar kematian terjadi dirumah, sedangkan data kematian pada fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB, tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan, diantaranya:  Tersedianya berbagai fasilitas dan pelayanan masyarakat dengan tenaga medis yang terampil  Kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan yang modern. b. Angka Kematian Ibu(AKI) Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang di catat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. c. Angka Kematian Kasar(AKK)

Angka Kematian Kasar adalah angka yang menunjukkan besarnya kematian yang terjadi pada tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar karena belum memperhitungkan umur penduduk. d. Angka Harapan Hidup Waktu Lahir(AHHWL) Penurunan AKB sangat berpengaruh terhadap kenaikan angka harapan hidup waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyrakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan AHHWL. Meningkatnya angka harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidupdan derajat kesehatan masyarakat.

2. Morbiditas Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal masyarakat(community based data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data, baik dari Dinas Kesehatan yang dalam hal ini bersumber dari puskesmas maupun dari sarana pelayanan kesehatan(fasility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. a. Penyakit Menular i. Penyakit Malaria Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dimana perkembangannya dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Usaha pencegahan dan pemberantasannya: Tindakan-tindakan terhadap manusia,  Pendidikan kesehatan terhadap masyarakat agar mereka dapat terhindar dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri.  Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber penularan Tindakan-tindakan terhadap Plasmodium sp (sebagai vektornya)  Usaha untuk membasmi larva(jentik-jentik)  Menggunakan larvacida, misalnya malarial  Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik  Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk  Usaha untuk membunuh Imagonya,  Dengan Insecticida, misalnya DDT, Pyrethrum, dsb  Bila Anopheles sp bersentuhan dengan insectisida akan mati dalam waktu 24-28 jam

2). Penyakit TB(Tuberculosis) Paru Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 pentebab kematian. Selain menyerang paru-paru, TB dapat menyerang organ lain.

3). Penyakit HIV/AIDS Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Secara stimulan, hal-hal yang dapat memperbesar tingkat resiko penyebab terjadinya HIV/AIDS:  Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebabkan sentra-sentra ekonomi di Indonesia.  Meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman.  Meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan. Saat ini, Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemic yang terkonsentrasi, yaitu danya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu.

4). Infeksi Saluran Pernafasan Akut(ISPA) ISPA masih menjadi penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit ISPA lebih difokuskan pda upaya penemuan dini dan tatalaksana kasusu yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan.

5). Penyakit Kusta Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada pertengahan 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salh satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di dunia. b. Pencegahan terhadap penyakit menular 1). Pemberantasan Penyakit Tuberculosis Indonesia telah mengembangkan dan memulai penerapan rencana pembangunan lima tahun untuk pemberantasan TB (2002-2006). Telah ada peningkatan marginal dalam kasus tingkat deteksi selama dua tahun terakhir hanya karena Pusat Kesehatan telah melaksanakan DOTS. Untuk memperbaiki hal ini, Badan Swasta dan Tempat Kesehatan Masyarakat lainnya harus terlibat dalam pelaksanaan DOTS. Kualitas pelaksanaan DOTS, terutama sistem pencatatan dan pelaporan, pada saat ini mengalami

beberapa kekurangan yang perlu diatasi dengan memperkuat dan meluruskan kegiatan DOTS di tingkat pusat, propinsi dan daerah. Agar dapat menyediakan dukungan teknis yang berkesinambungan untuk mengatasi hal ini, maka penting untuk memperkuat dukungan teknis dalam negeri dengan menambah staf di tingkat nasional dan lapangan. Sasaran: Memperbaiki pelaksanaan pelayanan DOTS di seluruh negeri dengan membentuk kemitraan yang efektif dengan provider kesehatan di sektor lain (publik-gabungan publik & publik - gabungan swasta), dan penyediaan dukungan teknis yang berkesinambungan. 2). Pemberantasan Penyakit Malaria Malaria tetap menjadi salah satu penyakit menular yang utama di sebagian besar daerah di Indonesia. Ancaman yang muncul kembali telah terjadi di daerah-daerah pengawasan efektif sebelumnya. Angka kesakitan dan kematian Malaria secara bermakna mempengaruhi bagian-bagian yang lebih miskin di negara. Sebuah rencana pembangunan telah dikembangkan, bersama dengan meningkatnya pendanaan yang baru-baru ini disetujui melalui Global Fund untuk AIDS, TB dan Malaria, namun pelaksanaanya belum dimulai. Kini desentralisasi sedang berjalan yang memerintahkan pelaksanaan tanggung jawab di tingkat daerah dan propinsi. Unit Malaria di DepKes meneruskan kebutuhan untuk memperkuat fungsinya sebagai koordinator dari "Gebrak Malaria" dan GFATM. Kebijakan perawatan obat-obatan perlu terus diawasi dengan timbulnya kembali pola resistansi. Sasaran: Meningkatkan dan memelihara kualitas dari komponen-komponen terpilih dan daerah-daerah yang terjangkau oleh rencana kerjasama "Gebrak Malaria" untuk dilaksanakan dibawah GFATM dan sumber donatur lainnya. 3). Pencegahan dan pemberantasan terhadap penykit menular lainnya Infeksi Filariasis dan penularannya selalu terdapat di banyak daerah tanpa kegiatan pengawasan yang cukup. Proyek percobaan untuk ELF memperlihatkan hasil yang menjanjikan yang perlu ditingkatkan ke tingkat propinsi, sesuai dengan komitmen untuk target penghapusan global (Mekhong Plus). Infeksi Dengue dan komplikasinya seperti demam berdarah terus meningkat di daerah kota dan pinggir kota dengan meningkatnya angka kesakitan namun menurunnya angka kematian yang menjanjikan. Partisipasi dan jaringan masyarakat diperlukan untuk memulai pengawasan dari penularan dengue (terutama di perkotaan) dan filariasis (terutama di pedesaan). Leptospirosis tetap menjadi hal yang serius meskipun tidak ada laporan yang mengancam. Rabies dan Japanese Encephalitis adalah masalah utama yang memerlukan dukungan dari sistem pemerintahan untuk memperkuat pengawasan dan vaksin pencegahan.

Frambesia dan kusta adalah penyakit menular yang dapat diobati, namun dengan penularan utama yang terjadi di daerah yang miskin, terpencil, kurang pelayanannya, diperlukan kesadaran yang ditingkatkan dan dukungan dari pemerintah setempat, dan juga tingkat daerah. Helminthiasis yang sangat umum dan sangat endemis dengan pengaruh kesehatan yang kronik yang dapat secara luas ditingkatkan melalui pemberantasan cacing yang berulang-ulang secara masal, yang harus dikoordinasikan dengan perawatan ELF dimanapun memungkinkan. Sasaran: Meningkatkan dan mempertahankan kualitas dari komponen-komponen terpilih dan bidang-bidang yang termasuk dalam program nasional untuk mencegah, mengawasi, dan menghapuskan penyakit-penyakit yang ditargetkan, termasuk ELF, partisipasi dan jaringan masyarakat untuk pengawasan dengue dan arbovirus lainnya, anti-helminthiasis deworming, leptospirosis, rabies, yaws dan kusta. c. Status Gizi 1). Pengertian Status Gizi  Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).  Menurut Almatsier (2001) status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.  Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan indeks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu penduduk misalnya bulanan (Anonim, 2007).  Menurut Ibnu Fajar dkk (2002), status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. 2). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi Faktor External Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain: 

Pendapatan Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).

 Pendidikan

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001). 

Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).



Budaya Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).

Faktor Internal Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :  Usia Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001). 

Kondisi Fisik Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).



Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).

3). Penilaian Status Gizi a). Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian Status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :  Antropometri Pengertian : Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandangan gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan : Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Keterseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

 Klinis Pengertian : Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Penggunaan : Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan. Fisi yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat hidup.  Biokimia Pengertian : Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secra laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Penggunaan : Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan dapat terjadi keadaan malnutrisi iyang lebih parah lagi. Banyak gejala yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.  Biofisik Pengertian : Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan cara melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Penggunaan : Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja (epidemic of nigh blindnees). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Fajar, Ibnu dkk, 2002).

b). Secara tidak langsung Penilaian Status gizi secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :  Survey Konsumsi Makan Pengertian : Survey konsumsi makana nadalah metode penentuan khusus gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Penggunaan : Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat keluarga dan individu. Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.  Statistik Vital Pengertian : Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberata statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan : Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.  Faktor Ekologi Pengertian : Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Penggunaan : Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Fajar, Ibnu, dkk. 2002).

4). Sumber Penyakit(Agens) Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsur, yaitu unsur gizi, kimia dari luar, kimia dari dalam, faktor faali/fisiologis, genetik, psikis, tenaga dan kekuatan fisik, dan biologi/parasit. a). Gizi Unsur gizi swing diakibatkan oleh defisiensi zat gizi dan beberapa toksin yang dihasilkan oleh beberapa bahan makanan, di samping akibat kelebihan zat gizi. Di bawah ini beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu. b). Kimia dari Luar Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar seperti obat-obatan, bahan kimia yang terdapal dalam makanan, penambahan zat aditif dalam makanan yang berlebihan. c). Kimia dari Dalam

Agens yang berasal dari kimia dari dalam yang dihubungkan dengan metabolisme dalam tubuh seperti sistem hormonal (hormon tiroksin), kelebihan lemak, dan sebagainya. d). Faktor Faali Faktor faali dalam kondisi tertentu, seperti pada saat kehamilan, eklampsia pada waktu melahirkan dengan tanda-tanda bengkak atau kejang. e). Genetis Beberapa penyakit yang disebabkan karena faktor genetis seperti diabetes mellitus (kencing manis), kepala besar terdapat pada orang mongolid, buta warna, hemofill, dan albino. f). Faktor Psikis Faktor psikis yang dapat menimbulkan penyakit adalah tekanan darah tinggi dan tukak lambung yang disebabkan oleh perasaan tegang (stres). g). Tenaga dan Kekuatan Fisik Sinar matahari, sinar radioaktif, dan lain-lain merupakan faktor tenaga dan kekuatan fisik yang dapat menimbulkan penyakit. h). Faktor Biologis dan Parasit Faktor biologis dan parasit (metazoa, bakteri, jamur) dapat menyebabkan penyak defisiensi gizi atau infeksi.

C. Faktor Utama Yang Menentukan Indikator-Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat Menurut Hendrick L. Blumin, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: perilaku masyarakat, keadaan lingkungan, keturunan/faktor keturunan, pelayanan kesehatan.

1. Perilaku Masyarakat Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif. Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yangberpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan dua indikator, yaitu Persentase Rumah

Tangga ber-Perilaku Hidup Sehat(PHBS) dan Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri. a. PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS yang melakukan 10 PHBS yaitu : 1). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2). Memberi ASI ekslusif 3). Menimbang balita setiap bulan 4). Menggunakan air bersih 5). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6). Menggunakan jamban sehat 7). Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu 8). Makan buah dan sayur setiap hari 9). Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10). Tidak merokok di dalam rumah

b. Posyandu Purnama dan Mandiri

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peranserta masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), misalnya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat dengan dukungan tehnis dari petugas kesehatan. Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan uatama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2 Diare) dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.

2. Keadaan Lingkungan

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan beberapa indikator yang merupakan syarat dikatakan lingkungan itu bersih dan sehat. a. Rumah Sehat Kriteria utama sebuah rumah sehat adalah terdapatnya sirkulasi udara yang baik dan cukup serta pencahayaan yang baik. Kedua hal ini bisa didapatkan dengan cukupnya jumlah ventilasi dan jendela. Fungsi utama dari ventilasi adalah untuk menjaga agar sirkulasi udara berjalan dengan baik sehingga keseimbangan oksigen yang diperlukan penghuni rumah dapat terjaga dengan baik. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan tidak lancarnya sirkulasi udara sehingga akan membuat rumah menjadi pengap dan sesak. b. Tempat-tempat Umum yang Sehat Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pegunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. c. Rumah Tangga Menurut Sarana Pembuangan Air Besar Sarana pembuangan air besa dibedakan atas 4 macam, yaitu:  Memakai jamban leher angsa  Jamban plengsengan  Jamban cempung  Dan tidak memakai jamban

3. Keturunan/Faktor Genetik Pengaruh sifat keturunan(genetik) yang ada pada diri manusia ada dua bentuk pemisalan: 1). Sifat dan kriteria yang nampak dalam bentuk kemampuan dan kesiapan manusia, seperti: penyakit TBC, seorang anak yang dilahirkan dari orang tua yang berpenyakit demikian, akan berpotensi pula akan terserang penyakit tersebut. Akan tetapi jika anak tersebut sudah dipisahkan sejak lahirnya dan dipindahkan ke lingkungan yang sehat, maka memperoleh kesehatannya. 2). Anak yang dilahirkan melalui asal usul genetik yang baik, maka perkembangan anak tersebut nantinya akan beradaptasi dengan lingkungan dimana ia tinggal. Jika ia tinggal dalam lingkungan yang kurang mendukung, maka kemampuannya

pun akan pudar. Begitu juga sebagai sesuatu yang mungkin melalui pengaruh iklim dan makanan dapat merubah kondisi badan bagi manusia. Begitu juga dengan Penyebab terjadinya osteoporosis, dapat terjadi mulai dari genetik (dalam) hingga pengaruh gaya hidup (luar). Untuk penyebab osteoporosis karena faktor genetik tidak dapat diubah sebab merupakan bawaan dari lahir, sedangkan penyebab osteoporosis akibat pengaruh gaya hisup merupakan faktor yang dapat diubah. Faktor genetik penyebab osteoporosis anatara lain riwayat keluarga, jenis kelamin, usia dan etnis, sedangkan faktor pengaruh gaya hidup antara lain seperti asupan nutrisi, olahraga yang teratur, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

4. Pelayanan Kesehatan Untuk menggambarkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, disajikan beberapa indikator, antara lain a. Puskesmas Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pelayanan di Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes). b. Rumah Sakit Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang rumah sakit.

Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :  Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,  Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan,  Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman,  Melaksanakan pelayanan medis khusus,  Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan,  Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi,  Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial,  Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,  Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),  Melaksanakan pelayanan rawat inap,  Melaksanakan pelayanan administratif,  Melaksanakan pendidikan para medis,  Membantu pendidikan tenaga medis umum,  Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,  Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,  Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi, c. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan rnasyarakat, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik dokter spcsialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF