PEMBANGUNAN EMBUNG.pdf

September 15, 2017 | Author: muhnaquib | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PEMBANGUNAN EMBUNG.pdf...

Description

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG   Lainnya    Blog Berikut»

Buat Blog   Masuk

MY SUMMARY

THURSDAY, JANUARY 24, 2013

PEMBANGUNAN EMBUNG

TRANSLATE

Select Language Powered by 

Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pembangunan Embung KATA PENGANTAR Gambar 3. Dinding Embung Yang Tidak Diperkokoh (Tanah Asli)

Translate

LIBRARY

►  2014 (3) ▼  2013 (4) ►  October (2) ▼  January (2) DOWNLOAD TEKNIK SIPIL V PEMBANGUNAN EMBUNG ►  2012 (30)

Dampak  kekeringan  dan  banjir  kini  dirasakan  semakin  besar  dan  resiko  pertanian  semakin  meningkat  dan  sulit diprediksi.  Sementara  itu,  tekanan  penduduk  yang  luar  biasa  menyebabkan  kerusakan  hutan  dan  daur  hidrologi  tidak terelakkan  lagi.  Indikatornya,  debit  sungai  merosot  tajam  di  musim  kemarau,  sementara  di  musim  penghujan  debit  air meningkat tajam. Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS ini menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan airnya. Gadu nekad adalah teladannya. Untuk  mengatasi  kekeringan,  maka  salah  satu  strategi  yang  paling  murah,  cepat  dan  efektif  serta  hasilnya  langsung terlihat  adalah  dengan  memanen  aliran  permukaan  dan  air  hujan  di  musim  penghujan  melalui  water  harvesting. Teknologi ini sudah berkembang sangat pesat dan luas tidak saja di negara maju seperti Eropa, Amerika dan Australia, melainkan juga di negara seperti China yang padat penduduk dan luas pemilikan lahannya sangat terbatas. Upaya water harvesting yang dibarengi dengan memperbesar daya simpan air tanah di sungai, waduk dan danau yang akan dapat menjaga  pasokan  sumber­sumber  air  untuk  keperluan  pertanian,  domestik,  municipal  dan  industri.  Salah  satu  upaya yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan limpahan air hujan adalah dengan membangun embung ( onfarm reservoir). Buku Pedoman Teknis Konservasi Air Melalui Pengembangan Embung ini disusun untuk memberikan informasi praktis bagi  para  petugas  terkait  dalam  melakukan  upaya  melestarikan  keberadaaan  air.  Pedoman  ini  supaya  ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik­baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan membuka wawasan lebih luas bagi petugas dalam menerapkan kaidah­kaidah konservasi air. Jakarta, Januari 2007 Direktur, Dr. Ir. S. Gatot Irianto  NIP. 080.085.357

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air  merupakan  sumber  daya  dan  faktor  determinan  yang  menentukan  kinerja  sektor  pertanian,  karena  tidak  ada  satu pun tanaman pertanian dan ternak yang tidak memerlukan air. Meskipun perannya sangat strategis, namun pengelolaan air  masih  jauh  dari  yang  diharapkan,  sehingga  air  yang  semestinya  merupakan  sehabat  petani  berubah  menjadi penyebab  bencana  bagi  petani.  Indikatornya,  di  musim  kemarau,  ladang  dan  sawah  sering  kali  kekeringan  dan sebaliknya di musim penghujan, ladang dan sawah banyak yang terendam air. Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi air  antara  kebutuhan  dan  pasokan  menurut  waktu  (  temporal)  dan  tempat  (  spatial).  Persoalan  menjadi  semakin kompleks, rumit dan sulit diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di  sepanjang  tahun,  yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah dan aplicable  untuk  mengatur  ketersediaan  air  agar  dapat  memenuhi  kebutuhan  air  (  water  demand)  yang  semakin  sulit

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

1/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

dilakukan dengan cara­cara alamiah ( natural manner). Teknologi embung atau tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena teknologinya sederhana, biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani. Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang dibangun untuk  menampung  kelebihan  air  hujan  di  musim  hujan.  Air  yang  ditampung  tersebut  selanjutnya  digunakan  sebagai sumber  irigasi  suplementer  untuk  budidaya  komoditas  pertanian  bernilai  ekonomi  tinggi  (  high  added  value  crops)  di musim kemarau atau di saat curah hujan makin jarang. Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air ( water harvesting)  yang  sangat  sesuai  di  segala  jenis  agroekosistem.  Di  lahan  rawa  namanya  pond  yang  berfungsi  sebagai tempat  penampungan  air  drainase  saat  kelebihan  air  di  musim  hujan  dan  sebagai  sumber  air  irigasi  pada  musim kemarau. Sementara  pada  ekosistem  tadah  hujan  atau  lahan  kering  dengan  intensitas  dan  distribusi  hujan  yang  tidak  merata, embung  dapat  digunakan  untuk  menahan  kelebihan  air  dan  menjadi  sumber  air  irigasi  pada  musim  kemarau.  Secara operasional sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan  air untuk keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan. B. Tujuan Pembuatan embung untuk pertanian bertujuan antara lain untuk : 1. Menampung  air  hujan  dan  aliran  permukaan  (  run  off)  pada  wilayah  sekitarnya  serta  sumber  air  lainnya  yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai­sungai kecil dan sebagainya. 2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk tanaman palawija, hortikultura semusim, tanaman perkebunan semusim dan peternakan. C. Sasaran Sasaran pembangunan embung untuk pertanian antara lain: 1. Tertampungnya air hujan dan aliran permukaan ( run off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan. 2. Tersedianya  air  untuk  suplesi  irigasi  di  musim  kemarau  untuk  tanaman  palawija,  hortikultura  semusim,  tanaman perkebunan semusim dan peternakan. D. Istilah Dalam Pedoman Teknis ini akan dijumpai istilah­istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Embung. Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan ( run off) serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian, perkebunan dan peternakan. 2. Dinas Pertanian Dinas  Pertanian  adalah  dinas  yang  di  dalam  tugas  pokok  dan  fungsinya  mendapat  mandat  di  bidang  pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan.

II. PELAKSANAAN Pengembangan lokasi embung harus memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan petani dan kelompok tani. A. Persyaratan Lokasi 1. Daerah  pertanian  lahan  kering/perkebunan/  peternakan  yang  memerlukan  pasokan  air  dari  embung  sebagai suplesi air irigasi. 2. Air tanahnya sangat dalam. 3. Bukan lahan berpasir. 4. Terdapat sumber air yang dapat ditampung baik berupa air hujan, aliran permukaan dan mata air atau parit atau sungai kecil. 5. Wilayah  sebelah  atasnya  mempunyai  daerah  tangkapan  air  atau  wilayah  yang  mempunyai  sumber  air  untuk dimasukkan ke embung, seperti mata air, sungai kecil atau parit dan lain sebagainya. B. Persyaratan Petani/Kelompok Tani 1. Bersedia menyediakan lahan untuk embung tanpa ganti rugi dan dinyatakan dalam surat pernyataan. 2. Kelompok  tani  yang  terpilih  adalah  kelompok  tani  yang  telah  ada  sebelumnya,  bukan  kelompok  tani  yang  baru dibentuk karena ada kegiatan ini. 3. Bersedia  mengoperasikan,  memelihara  bangunan  secara  berkelompok  dan  bersedia  menanggung  biaya operasional dan pemeliharaan dan dinyatakan dalam surat pernyataan. C. Survey CP/CL Penanggung  jawab  kegiatan  (Dinas  Pertanian  Kabupaten/Kota)  menentukan  Calon  Lokasi  dan  Calon  Kelompok  Tani sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pada butir A dan B. D. Pencatatan Koordinat Lokasi embung yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi : ­ Lintang dan bujur ­ Ketinggian lokasi (dpl) dengan  menggunakan  Global  Positioning  System  (GPS)  atau  dengan  ekstrapolasi  peta  topografi  yang  tersedia.  Data koordinat  sumur  resapan  ini  selanjutnya  diperlukan  untuk  menyusun  sistem  basis  data  pengelolaan  lahan  dan  air sekaligus memantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan. E. Desain Sederhana Desain  sederhana  dibuat  oleh  Dinas  Pertanian  Kabupaten/Kota  bersama  dengan  petani/kelompok  tani.  Desain diusahakan  sesederhana  mungkin  agar  dapat  dibaca  oleh  pelaksana  (petani/kelompok  tani)  di  lapangan.  Dalam penyusunan Desain perlu diperhatian hal­hal sbb:

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

2/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG 1. Melakukan  observasi  lapangan  untuk  menentukan  kontruksi  embung  yang  paling  sesuai  dengan  kondisi  lokasi setempat.  Misalnya  pada  kondisi  tanah  yang  porus,  dinding  embung  harus  lebih  kuat  dan  kedap  air.  Embung dapat dibangun dengan memanfaatkan alur alami, saluran drainase, menampung mata air atau menggali tanah, atau langsung menampung air hujan. 2. Menentukan letak geografis embung. Dalam menentukan letak embung harus diperhatikan posisi lahan dan areal pertanaman, lokasi sumber air, ketinggian dan kemiringan lahan. Sebaiknya letak embung lebih tinggi  dibandingkan  lahan  usahatani  agar  distribusi  dan  pengaliran  air  ke  lahan  pertanian/peternakan  dapat dilakukan dengan sistem gravitasi. 3. Daerah atas calon lokasi embung sebaiknya merupakan daerah tangkapan air hujan, yang aliran permukaannya dapat diarahkan masuk ke embung.

F. Pengadaan Bahan dan Peralatan Pengadaan  bahan  dan  peralatan  dilaksanakan  oleh  petani/kelompok  tani  agar  mengikuti  pedoman  pengelolaan anggaran yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air. G. Konstruksi Konstruksi  pembangunan  embung  dilakukan  oleh  pelaksana  yang  telah  ditunjuk  (kelompok  tani)  dan  dilaksanakan secara  padat  karya  agar  petani  mampu  mengembangkan  embung  dan  merasa  ikut  memiliki  sejak  dini.  Pelaksanaaan pembuatan embung dilakukan dalam beberapa tahap antara lain : 1. Bentuk permukaan embung

Gambar 1. Bentuk Permukaan Embung (Tidak Beraturan) Sesuai Kondisi Di Lapangan a. Bentuk permukaan embung disesuaikan dengan kondisi di lapangan b.  Volume  galian  merupakan  volume  air  yang  akan  ditampung.  Besaran  volume  yang  dibuat  minimal  170  m3. Besaran volume embung ini akan tergantung kepada konstruksi embung yang akan digunakan atau ada partisipasi dari masyarakat. Embung dengan kontruksi sederhana (tanpa memperkuat dinding) dimungkinkan akan lebih luas dari volume minimal tersebut.

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

3/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

Gambar 2. Sketsa Bentuk Embung Tampak Atas Dan Samping 2. Menggali Tanah Penggalian  dapat  pula  dilakukan  di  dekat  alur  alami/saluran  drainase/mata  air  untuk  dapat  dijadikan  sebagai  sumber pengisian air ke dalam embung. 3. Dinding pinggir embung Dinding pagar embung dibuat miring atau tegak dengan kedalaman 2 s/d 2,5 m (tergantung kondisi lapangan). Tanggul dibuat agak tinggi untuk menghindari kotoran yang terbawa air limpasan. 4. Memperkokoh dinding embung a. Prinsip tahapan ini adalah agar embung tidak mudah retakdan air yang telah berada embung tidak bocor. Jika struktur  tanah  yang  ada  kuat  dan  memungkinkan  air  di  embung  tidak  bocor,  maka  kegiatan  ini  tidak diperlukan.  Penguatan  dinding  embung  ini  juga  dapat  dilakukan  pada  bagian­bagian  tertentu  yang  rawan  bocor, seperti pada Gambar 3.

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

4/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

Gambar 3. Dinding Embung Yang Tidak Diperkokoh (Tanah Asli) b. Untuk memperkokoh dinding embung, ada beberapa bahan yang bisa digunakan tergantung dari bahan/material yang mudah diperoleh di lokasi dan biaya yang tersedia. Adapun bahan/material yang dapat dipakai untuk dinding embung antara lain pasangan batu bata, pasangan batu kali, pasangan beton. Proses pembuatan dinding embung seperti membangun kolam, kemudian permukaan dinding embung dapat dilapisi dengan adukan pasir dan semen. c. Jika diperlukan dasar embung dapat dipasangi batu bata/batu kali yang dilapisi semen agar tidak bocor. d. Untuk mengurangi longsor pada dinding embung, dapat dibuat tangga atau undakan di sekeliling dinding selain dapat juga berfungsi untuk mempermudah pengambilan air.

Gambar 4. Tangga Atau Undakan Di Sekeliling Dinding Embung 4. Pembuatan saluran pemasukan ( inlet). Pembuatan  saluran  pemasukan  berupa  sudetan  dari  saluran  air  ke  embung  sangatlah  penting.  Saluran  pemasukan dibuat untuk mengarahkan aliran air yang masuk ke dalam embung, sehingga tidak  merusak  dinding/tanggul.  Saluran pemasukan ini dapat dilengkapi dengan pintu pembuka/penutup berupa sekat balok yang mudah dibuka dan ditutup. 5. Membuat pelimpas air/saluran pembuangan ( outlet). Pelimpas air sangat diperlukan bagi embung yang dibuat pada alur alami atau saluran drainase. Hal ini untuk melindungi bendung  sekaligus  mengalirkan  air  berlebih.  Demikian  pula  pembuatan  saluran  pembuangan  bagi  embung.  Secara skematis embung dapat direpresentasikan pada gambar berikut:

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

5/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

Gambar 5. Desain Sederhana Embung H. Pengawasan Aparat  Dinas  Pertanian  sebagai  penanggung  jawab  kegiatan  harus  melakukan  pengawasan  selama  proses pembangunan sejak perencanaan hingga konstruksi selesai. I. Pembiayaan Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan, yang terdiri dari Belanja Uang Honor Tidak Tetap yang digunakan untuk upah tenaga (Padat Karya) sebesar 50% (Rp. 25 juta/unit), dan Belanja Lembaga Sosial lainnya, digunakan untuk pembelian  bahan  bangunan  sebesar  50%  (Rp.  25  juta/unit).  Biaya  Belanja  Lembaga  Sosial  Lainnya  semua  akan ditransfer  ke  rekening  kelompok  tani  setelah  mereka  membuat  proposal  rencana  kebutuhan  biaya  pembangunan embung. Proposal harus disetujui oleh Kepala Desa dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Rangkaian kegiatan pelaksanaan pembangunan dam parit agar dibuat jadwal palang untuk alat kontrol pengawasan dan pembinaan. Contoh jadwal palang yang dimaksud adalah seperti Lampiran 1.

III. INDIKATOR KINERJA A. Keluaran ( Output) Terbangunnya  dan  berfungsinya  embung  di  kawasan  pertanian  lahan  kering  untuk  tanaman  palawija,  hortikultura, tanaman perkebunan semusim dan usaha peternakan. B. Hasil ( Outcome) Tersedianya air untuk usaha pertanian pada saat diperlukan (sebagai suplesi). C. Manfaat ( Benefit) ­ Mengurangi resiko usaha pertanian akibat kekeringan. ­ Meningkatnya kesempatan berusaha tani terutama pada musim kemarau. D. Dampak ( Impact) Meningkatnya produktifitas usaha pertanian dan atau indeks pertanaman bagi usahatani tanaman.

IV. MONITORING DAN EVALUASI A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring  dan  Evaluasi  dilakukan  terhadap  keseluruhan  kegiatan  Pembangunan  Embung  yang  meliputi  kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, yaitu : 1. Terhadap kegiatan perencanaan meliputi antara lain pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain­lain. 2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan, penyusunan rencana kegiatan,  organisasi,  tugas  dan  fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan fisik, produktivitas pekerjaan dan lain­ lain. 3. Terhadap pengendalian dan pengawasan meliputi peranan pengawasan, teknis pelaksanaan pekerjaan fisik dan lainlain. a. Operasional dan Pemeliharaan Operasional  dan  pemeliharaan  embung  yang  telah  selesai  dibangun  dilakukan  oleh  petani/kelompok  tani  pengelola embung. Pemanfaatan air embung dilakukan dengan membuat Jaringan/ Saluran Air ke lahan usahatani. Ada beberapa cara untuk mengairi lahan usahatani, antara lain : 1. Apabila  lahan  bertopografi  miring  (Iereng),  maka  air  dapat  dialirkan  dari  petak  ke  petak  lahan  usahatani  secara gravitasi. 2. Apabila  lahan  agak  datar,  maka  dapat  digunakan  teknik  irigasi  pompa  (bertekanan  seperti  tetes,  sprinkler,  atau disalurkan langsung ke lahan), atau dengan alat manual lainnya. Kebutuhan air tanaman harus menjadi acuan utama dalam pemberian air irigasi suplementer. 

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

6/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

Untuk  menjaga  keberlanjutan  embung,  maka  beberapa  komponen  pemeliharaan  embung  yang  perlu  mendapatkan perhatian antara lain : 1. Mengurangi kehilangan air karena penguapan. Untuk mengurangi kehilangan air oleh penguapan dapat dilakukan dengan, antara lain : a. Buat tiang peneduh di pinggir bibir embung kemudian di atas embung dibuat anyaman untuk media rambatan tanaman dan ditanami dengan tanaman merambat. b. Tiang penahan angin disamping embung ( wind breaker) pada sisi datangnya angin dan bisa ditanam tanaman merambat atau pohon sebagai pengganti tiang. 2. Memelihara/Melindungi Embung a. Pemagaran sementara untuk mencegah gangguan ternak terhadap tanggul embung. b. Pengangkatan endapan Lumpur.  c. Perbaikan tanggul yang bocor.  d. Tidak membuang sampah padat / cair ke dalam embung. b. Pelaporan Laporan  diperlukan  untuk  mengetahui  perkembangan  pelaksanaan  kegiatan  dalam  mencapai  sasaran  yang  telah ditetapkan. Adapun macam laporan adalah : 1) Laporan Perkembangan. Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan. Perkembangan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan agar dilakukan pembobotan. Penilaian pembobotan pekerjaan hanya dilakukan terhadap kegiatan yang didanai dari dana Tugas Pembantuan. Laporan pelaksanaan ini agar dibuat sebagai laporan bulanan (format laporan lihat Lampiran 2). Laporan tersebut  ditujukan  ke  Dinas  Pertanian/Perkebunan/Peternakan  Propinsi  dengan  tembusan  Ditjen  Pengelolaan  Lahan dan Air Cq. Dit. Pengelolaan Air dengan alamat Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 2) Laporan akhir Setelah  pelaksanaan  Pengembangan  embung  selesai,  penanggung  jawab  kegiatan  di  tingkat  kabupaten  wajib menyiapkan  dan  menyampaikan  laporan  akhir  pelaksanaan  program  Pengembangan  Embung  baik  dari  segi  fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto­foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Out line laporan akhir adalah seperti Lampiran 3

V. PENUTUP 1. Mengingat  pembangunan  embung  ini  merupakan  kegiatan  pendukung  usaha  agribisnis  pertanian,  khususnya dalam antisipasi penyediaan air untuk pertanian pada saat musim kemarau maka seluruh jajaran yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat bekerja dengan  penuh  tanggungjawab  yang  berorientasi  kepada  kepentingan  masyarakat  pertanian.  Partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk diperoleh pembangunan yang lebih baik dan besar. 2. Untuk  terwujudnya  pelaksanaan  yang  efisien  dan  efektif,  setiap  penanggungjawab  kegiatan  menyusun  rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci. 3. Apabila  terjadi  perubahan­perubahan  rencana  fisik  dan  hal­hal  yang  belum  jelas,  dan  belum  tertuang  dalam Pedoman  Teknis  ini  agar  segera  berkonsultasi  kepada  koordinator  tingkat  Propinsi  (Dinas  Pertanian  Tanaman Pangan/ Perkebunan/Peternakan Propinsi) atau Penanggungjawab Program/Teknis di tingkat Pusat.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1998. Petunjuk Teknis Pembuatan Embung Pertanian Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan, Jakarta. Anonim, 2003. Pengembangan Sarana Konservasi Air Penunjang Pertanian Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Jakarta. Syafruddin  Karama,  Kekeringan  dan  Banjir,  Bom  Besar  Bagi  Pertanian  Indonesia,  Harian  Suara  Pembaharuan,  16 September 2004, Jakarta Sumber: pla.deptan.go.id/pedum2007/

Embung Air 1. Pembuatan Rancangan Embung Air a. Persiapan 1. Pemilihan calon lokasi Lokasi calon embung sebagaimana tercantum dalam RTT Gerhan. Untuk pemilihan lokasi tapak (site) dilakukan dengan cara inventarisasi terhadap beberapa calon lokasi embung air dengan kriteria sebagai berikut: a) Daerah kritis dan kekurangan air (defisit) b) Topografi bergelombang dengan kemiringan  30%), embung akan cepat penuh dengan endapan tanah karena erosi. LOKASI Penempatan  embung  sebaiknya  dekat  dengan  saluran  air  yang  ada  disekitarnya,  supaya  pada  saat  hujan,  air  di permukaan tanah mudah dialirkan kedalam embung. Lebih baik lagi kalau dibuat di dekat areal tanaman yang akan diairi. Lokasinya memiliki daerah tangkapan hujan. UKURAN EMBUNG Embung  bisa  dibangun  secara  individu  atau  berkelompok,  tergantung  keperluan  dan  luas  areal  tanaman  yang  akan diairi. Untuk keperluan individu dengan luas tanaman (palawija) 0,5 hektar, misalnya, embung yang diperlukan adalah panjang 10 m, lebar 5 m dan kedalaman 2,5 m – 3 m.

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

11/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG

JENIS TANAMAN DAN CARA PENGAIRAN Umumnya  embung  digunakan  untuk  mengairi  padi  musim  kemarau,  palawija  seperti  jagung,  kacang  tanah,  kedelai, kacang  hijau,  kuaci  dan  sayuran.  Mengingat  air  dari  embung  sangat  terbatas,  maka  pemakaiannya  harus  seefisien mungkin.  Sebaiknya  teknik  pengairan  dilakukan  dengan  cara  irigasi  tetesan  terutama  untuk  palawija  dan  irigasi  pada sela­seta larikan. Apabila  air  embung  akan  digunakan  untuk  mengairi  padi  dianjurkan  untuk  mengairi  hanya  pada  saat­saat  tertentu, seperti  pada  stadia  primordia,  pembungaan  dan  pengisian  bulir  padi.  Sedangkan  setiap  kali  mengairi  tanah,  cukup sampai pada kondisi jenuh air. PEMBUATAN EMBUNG Bentuk Bentuk embung sebaiknya dibuat bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar, hal tersebut dimaksudkan agar diperoleh Wiling yang paling pendek, sehingga resapan air melalui tanggul lebih sedikit. Penggalian tanah Setelah diketahui letak, ukuran dan bentuk embung yang diinginkan tahapan selanjutnya adalah penggalian tanah yang dapat dikerjakan secara gotong royong. Cara penggaliannya adalah sebagai berikut : Untuk memudahkan pemindahan tanah, maka tanah digali mulai dari batas pinggir dari permukaan tanah. Untuk menghindari masuknya kotoran kedalam embung terbawa air limpasan, maka keliling tanggul dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah. Saluran pemasukan air limpasan dan pembuangan dibuat sedemikian rupa, sehingga air embung tidak penuh/meluap. Jarak saluran pembuangan dari permukaan tanggul berkisar 25 – 50 cm. Pelapisan tanah liat Supaya tanggul tidak mudah bobol, sebaiknya dilakukan pemadatan secara bertahap dengan cara : tanah liat (lempung) dibasahi  dan  diolah  sampai  berbentuk  pasta,  lalu  ditempel  pada  dinding  embung  setebal  25  cm,  mulai  dari  dasar kemudian secara berangsur naik ke dinding embung. Sambungan tanah yang berbentuk pasta tersebut dibuat menyatu sehingga air embung tidak mudah meresap ke tanah. Untuk  menekan  kelongsoran,  pelapis  dinding  embung  dipapas  sampai  mendekati  kemiringan  70°  –  80°  atau  dibuat undakan. Pada  tanah  berpasir  resapan  air  kebawah  (perkolasi)  maupun  melalui  tanggul  agak  cepat.  Oleh  karena  itu  dinding embung perlu dilapisi, bisa dari plastik, tembok atau campuran kapur dengan tanah liat. Campuran kapur tembok dan tanah liat untuk memperkeras dinding embung dibuat dengan perbandingan 1 : 1 dengan cara kapur dibasahi dan dicampur dengan tanah liat sampai berbentuk pasta. Pasta tersebut ditempelkan pada dinding dan dasar embung hingga mencapai ketebalan 25 cm. Sumber: PUSLITBANG TANAMAN PANGAN, BADAN LITBANG PERTANIAN DEPTAN, 1994  Disusun oleh : Ir. Eddy Purnomo  Diproduksi : IPPTP Wonocolo  Sumber Dana : APBD Tk. I Jatim Tahun Anggaran 1997/1998

CONTOH SPESIFIKASI EMBUNG EMBUNG KULAK SECANG 1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan kemakmuran masyarakat dengan prioritas peningkatan taraf hidup masyarakat di daerah desa tertinggal, masih diperlukan pengembangan potensi sumber daya air yang ada di daerah tersebut terutama untuk daerah  yang  menghadapi  kendala  kesulitan  memperoleh  air  untuk  berbagai  kebutuhan  termasuk  untuk  kebutuhan irigasi. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak kekurangan air khususnya di musim kemarau adalah dengan membangun embung – embung di daerah yang kekurangan air. Embung  selain  dapat  menampung  air  dimusim  penghujan  untuk  digunakan  di  musim  kemarau  juga  dapat  menaikkan permukaan air tanah dan dapat mempertahankan simpanan air tanah di daerah hulu. Sebagai sarana tandon penampungan air keberadaan embung diharapkan dapat memacu  pertumbuhan  ekonomi  dan berkembangnya daerah tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya. 2. LOKASI PEKERJAAN Embung Kulak Secang berada di Anak Sungai Kulak Secang Desa Jatigreges Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur. 3. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT Maksud tujuan dan manfaat dibangunnya Embung Kulak Secang adalah : a. Membantu kebutuhan air irigasi 71 Ha terutama di musim kemarau. b. Pengembangan obyek wisata c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar embung. 4. KONSULTAN PERENCANA Pelaksana pekerjaan Studi Investigasi dan Desain dilaksanakan oleh NIWY Consultant pada tahun 2002. 5. SUMBER DANA Biaya  Pembangunan  diperoleh  melalui  Dana  Anggaran  Pendapatan  Belanja  Negara  tahun  2005  sebesar  Rp. 1.945.786.000,­. 6. DATA TEKNIK 6.1. Kolam Embung Luas DAS : 1,50 Km2 Elevasi Muka Air Maksimum : + 107,99 Elevasi Muka Air Normal : + 107,00 Elevasi Muka Air Minimum : + 101,00

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

12/13

6/28/2016

MY SUMMARY: PEMBANGUNAN EMBUNG Luas Daerah Genangan (HWL) : 1,53 Ha. Kapasitas Tampungan Total : 43.431,00 m3 Kapasitas Tampungan Efektif : 41.632,00 m3

6.2. Tubuh Embung Type : Homogen Earth Fill EL. Puncak : 109,00 m Lebar Puncak : 5,00 m Tinggi Embung : 10,00 m Panjang As Embung : 87,50 m 6.3. Bangunan Pelimpah Type : Non Gated Overflow EL. Ambang : 107,00 m Lebar Ambang : 5,00 m Debit Banjir Rencana : 10,33 m3/dt Bahan Konstruksi : Pasangan Batu Kali 6.4. Kolam Olak Type : USBR Type III Lebar Kolam Olak : 5,00 m Panjang Kolam Olak : 6,00 m 6.5. Bangunan Pengambilan Type Intake : Non Gated Horizontal Intake With Trash Rack EL. Dasar Lubang Intake : 101,00 m Type Konduit : Pipa Beton Diameter Pipa (Dalam) : 0,30 m Type Regulator : Sluice Valve At Outlet P Posted by Novly Ibrahim at 12:07 AM 

+1   Recommend this on Google

1 comment: Nasyiin Faqih April 18, 2013 at 5:27 PM Posting yang luar biasa. Trims mbak. Reply

Links to this post Create a Link

Newer Post

Home

Older Post

Subscribe to: Post Comments (Atom)

ops@2012. Picture Window template. Powered by Blogger.

file:///C:/Users/Muhammad%20Naquib/Downloads/Browsing/Belajar%20Civil/MY%20SUMMARY_%20PEMBANGUNAN%20EMBUNG.html

13/13

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF