Buku panduan mengenai pekerjaan beton di berbagai proyek. Bagian 1 sd 3 Disusun oleh divisi engineering PT WIKA Tidak ...
PRAKATA... Beton, hingga saat ini, adalah salah satu material konstruksi yang paling dominan digunakan dan terus mengalami penyesuaian terhadap perkembangan teknologi bahan dan struktur. Lahir dari keinginan untuk meningkatkan mutu beton, mempermudah pelaksanaan dengan menyediakan suatu pedoman dasardan sebagai pelaksanaan knowledge management system, maka PT Wijaya Karya melalui Biro Enjiniring telah menyusun suatu buku yang berisi pengetahuan dan pedoman-pedoman dasar untuk pekerjaan yang berhubungan dengan beton. Buku ini diharapkan dapat menjadi semacam “how to do it” manual bagi para pelaksana di lapangan, maupun sebagai sumber pengetahuan bagi para pembacanya.
Jakarta, Agustus 2005
Ir. Sapto Dewant on o General General Manager Operasio nal II
Ir. Mur yad i Yus uf General General Manager Operasio nal I
PENGANTAR... Fakta bahwa kita mempunyai permasalahan yang sama setiap kali kita mengerjakan pekerjaan beton, bukanlah hal yang disebabkan oleh material betonnya saja. Hal ini juga dikarenakan kurangnya disiplin untuk mengaplikasikan pengetahuan umum dan cara-cara sederhana untuk membuat adukan beton, mengecor dan merawat beton, sehingga hasilnya adalah beton dengan kualitas yang kurang dari perencanaan semula. Untuk memperbaikinya, maka harus direncanakan dan dilaksanakan dengan matang. Kemampuan, pengetahuan dan pengalaman dibutuhkan untuk berhubungan dengan segala macam proporsi campuran dan kondisi lapangan. Selain perencanaan yang baik, memiliki sumber daya manusia yang layak, ketersediaan peralatan dan waktu operasi yang tepat untuk kondisi lapangan adalah penting. Standar Pekerjaan Beton ini berisi hal-hal yang umum dan mendasar untuk membantu pelaksanaan dan peningkatan mutu beton. Standar ini tidak menutup kemungkinan untuk lebih dikembangkan sesuai spesifikasi permintaan dan perkembangan teknologi beton.
Desember 2004
Penyusun
S AFE AF E TY GUID GUIDE E Petunjuk Keamanan Pekerjaan Beton * K o n t a k d e n g a n b e t o n s e g a r ( y an an g b e l u m m e n g e r a s ) , m o r t a r , semen atau adukan semen dapat menyebabkan iritasi, luka bakar kimiawi yang berat dan luka serius pada mata * H i n d a r i k o n t a k d e n g a n m a t a d an an k u l i t * S e l a lu l u m e n g g u n a k a n s a r u n g t a n g a n k e d a p a i r , b a j u l en en g a n p a n j an an g d a n p e l i n d u n g m a t a s a a t b e k e r j a d e n g a n a d u k a n b e t o n * Ji ka harus b erdiri pada beton yang m asih basah, pakailah s e p a t u b o o t t ah a h a n a i r y an an g r a p a t d i b a g i a n a t a s d a n c u k u p tinggi untuk mencegah beton masuk kedalam sepatu. Pakailah j u g a b a n t a l a n l u t u t u n t u k m e l i n d u n g i l u t u t s a a t s e d a n g m e l a k u k a n f i n i s h i n g b e to to n *C u c i d a n b e r s i h k a n b e t o n b a s a h , m o r t a r , s e m e n a t a u a d u k a n semen dari ku lit dan pakaian dengan air yang bersih sesegera mungkin setelah kontak berlangsung
Kritik dan saran serta berbagai bentuk masukan dari Pembaca akan membantu penyempurnaan buk u ini di masa depan. depan.
Anda An da dapat mengirim meng irim kritik, saran dan masuka m asukan n ke:
Biro Enjiniring, PT Wijaya Karya Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340, Indonesia PO BOX 4174/JKTJ Telp. +62 21 8192808; 8508640; 8508650 Fax. +62 21 85911972 E-mail:
[email protected]
U C A P A N T E R I M A K A S IH IH
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk setiap masukan dan kontribusi dari para personel yang terlibat dari Biro Enjiniring, Divisi Sipil Umum, Divisi Peralatan Konstruksi, PT WIKA Beton dan Pabrik Beton Pracetak PT WI KA Beton
TIM PENYUSUN Ir. Suardi Bahar, MT Ir. Nur Al Fata, MT Ir. Rahman Suhanda Enny Kurniawati, ST
DAFTAR ISI
BAG IAN I
BAGIAN 2
BAG IAN 3
PENG ETAH UAN UMUM BETON 1.1 DEFINISI BETON
I-1
1.2
JENIS-JENIS BETON
I-2
1.3
SIFA T-SIF AT BETON
I-3
1.4
HIDRASI
I- 6
1.5
MUTU BETON
I- 6
MATERIAL PEMBENTUK BETON 2.1 SEMEN
II-1
2.2
AGR EGAT
II-3
2.3
AIR
II-5
2.4
BAHAN TAM BAHA N (ADITIF)
II-7
MIX DESIGN 3.1 TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL SESUAI SNI T-15-1990-03 3.2
TATA CARA PERANCANG AN PROPORSI CAMPURAN BETON NORMAL SESUAI SNI 03-2847-2002 POIN 7.3
BAGIAN 4
IIM
PELAKSA NAAN 4.1 PEN CAM P U RA N/ MIXING
I IM 3
IV-1
a. Site-Mix
IV-1
b. Ready-Mix
IV-3
4.2
PENGANG KUTAN
IV-4
4.3
PERSIAPAN LOKASI
IV-5
4.4
PERALATAN PENGECORAN
IV- 6
a. Agita to r Truck
IV- 6
b. Concrete Pump
IV-7
c. Tremie
IV-7
d. Placing Boom
IV- 8
e. Vibrator
IV-9
4.5
PENGECO RAN
IV-10 IV-15
BAGIAN 5
4.6
PEMADAT AN /COM PA CT ING
4.7
FINISHING
IV-17
a. Screeding
IV-17
b. Hand Tamping
IV-19
c. Floating
IV-20
d. Edging
IV-21
e. Trowelling
IV-21
f. Brooming
IV-23
g. Grinding
IV-24
h. Sack-rubbed Finishing
IV-24
i. Exposed Aggregate Finishing
IV-25
4.8
PERAWATA N
IV-25
4.9
EVALUASI & PENG ENDA LIAN MUTU BETON
IV-31
a. Pengujian Kualitas beton
IV-32
b. Langkah Pemeriksaan Mutu Beton di Lapangan
IV-36
RETAK DAN PERBAIKAN CACA T BETON 5.1 RET AK
5.2
V-1
a. Retak Akibat Early Thermal Contraction
V-2
b. Retak Akibat Long Term Drying Shrinkage
V-2
c. Retak Plastic
V-5
c. 1 Plastic Settlement Crack
V- 6
c.2 Plastic Shrinkage Crack
V- 8
PERBAIKAN CACAT BETON
V-9
a. Plinth Antar Sambungan
V-9
b. Bunting Akibat Bekisting Berubah Bentuk
V-10
c. Keropos
V-10
d. Pecah Kecil (5 cm dalamnya)
V-11
f. Lubang Besar Akibat Udara Terperangkap
V-12
g. Tali Air/Lubang Kecil Akibat Udara Terpe rangkap
V-12
h. Retak Rambut (Lebar 0.5 mm dan dalam >1
V-13
cm) 5.3
APLIKASI ACIAN PEWARNAAN
V-14
BAGIAN
6
PENGENALAN SELF-COMPACTING CONCRETE 6.1 PENDA HULUAN 6.2 6.3
SIFAT-SIFA T BETON KERAS SIFAT-SIFA T BETON SEGAR DAN CARA
VI-1 VI-2 VI-4
PENGUJIANNYA
6.4 6.5
a. Daya Alir
VI-5
b. Kekentalan
VI - 6
c. Passing Ability
VI-7
d. Daya Tahan Segregasi/ Segregation Resistance
VI - 8
MIX-DESIGN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT
VI-11 VI-15
PELAKSANAAN 6 .6
BAGIAN 7
BAGIAN
8
MEMPE RBAIKI KUALITAS AKHIR SCC
VI-16
PENGETAHUAN BETON PRACE TAK 7.1
PENDAH ULUAN
VII-1
7.2
JENIS-JENIS HASIL PRODUKSI
VII-1
7.3
MATERIAL DAN SPESIFIKASI
VII - 6
7.4
PROSES PRODUKSI
VII-9
7.5
MIX-DESIGN
VII-12
7.6
CETAKAN
VII-13
7.7
PENGADUKAN BETON DAN PENGECO RAN
VII-13
7.8
PEMADATAN
VII-14
7.9
PEKERJAAN STRESSING
VII-15
7.10
PERAWATAN BETON
VII-16
7.11
PENGANG KATAN
VII-17
7.12
PENGANG KUTAN
VII-18
7.13
QUALITY CONTROL
VII-19
INSPEKSI PERALA TAN 8.1
PENDAHULUAN
VIII-1
8.2
MACAM -MACAM FORMULIR INSPEKSI
VIII-1
LAMPIRAN 1
SPESIFIKASI PRODUK BETON PRAC ETAK PT W IKA BETON
LAMPIRAN 2
FORMULIR INSPEKSI PERALA TAN
GLOSSARY
D A F TA R G A M B A R Gam bar 1.1
Material Utama Pemb entuk Beton
Gam bar 1.2
Potongan Melintang Beton
Gam bar 1.3
Proporsi Bahan Penyusun Beton
Gambar 1.4
Strength vs Workability
Gam bar 1.5
Diagram Laju Kenaikan Kuat Tekan Beton
Gam bar 2.1
Setting Time Semen
Gam bar 2.2
Grafik Perbandingan Kuat Tekan Beton (Penelitian Pengaruh Perbedaan Kadar Lumpur Pasir)
G
b
3
1
am ar
.
Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Tekan Rata-rata Silinder Beton (Sebagai Perkiraan FAS)
Gam bar 3.2
Grafik Mencari Faktor Air-Semen
Gam bar 3.3
Persentase Agregat Halus Terhadap Ag regat Keseluruhan untuk Ukuran Butir Maksimum 10 mm
Gambar 3.4
Persentase Agregat Halus Terhadap Agregat Keseluruhan untuk Ukuran Butir Maksimum 20 mm
Gam bar 3.5
Persentase Agregat Halus Terhadap Ag regat Keseluruhan untuk Ukuran Butir Maksimum 40 mm
Gam bar 3.6
Grafik Hubungan Kandungan Air, Berat Jenis Agregat Campuran dan Berat Beton
G Ga
Diagram Alir Perancangan Proporsi Campuran Berdasarkan SNI 03-2847-2002
b
3
7
r
Gam bar 4.1
Teknik Pengecoran
Gam bar 4.2
Pemadatan Manual
Gambar 4.3
Pemadatan Mekanis
Gambar 4.4
Alat Screed Mekanis
Gambar 4.5
Alat Hand Tamping
Gambar 4.6
Floating
Gambar 4.7
Edger
Gambar 4.8
Trowel Baja
IV-22
Gambar 4.9
Perbandingan Kekuatan Beton (Dipelihara dan Tidak)
IV-25
Gambar 4.10
Perawatan dengan Karung Goni yang Dibasahi
IV-27
Gambar 4.11
Perawatan dengan Lapisan Waterproof
IV-27
Gambar 4.12
Diagram Proses Pengendalian
IV-31
Gambar 4.13
Variabilitas
IV-32
Gambar 4.14
Diagram Pemeriksaan Mutu Beton di Lapangan
IV-36
Gambar 5.1
Contoh Plastic Settlement Crack 1
V- 6
Gambar 5.2
Contoh Plastic Settlement Crack 2
V- 6
Gambar 5.3
Contoh Plastic Settlement Crack 3
V-7
Gambar 5.4
Tensile Srain Capacity and Shrinkage Strain
V- 8
Gambar 5.5
Contoh Plastic Shrinkage Crack
V- 8
Gambar 5.6
Perbaikan Keropos pada Beton
V-10
Gambar 6.1
Ukuran Base Plate untuk Pengujian Slump-flow
VI - 6
Gambar 6.2
Dimensi V-Funnel (Pengujian Kekentalan)
VI - 6
Gambar 6.3
Pengujian Passing Ability dengan L-box
VI - 8
G am bar 6.4
Ukuran dan Desain L-box yang Umum
VI - 8
Gambar 6.5
Prosedur Mix-Design
VI-14
G am bar 7.1
Proses Produksi PC P iles
VII-9
DAFTAR TAB EL Tabel 2.1
Tipe Portland Semen
II-1
Tabel 2.2
Perkiraan Komposisi Berbagai Tipe Standar Semen Portland
II-2
Tabel 2.3
Kandungan Ion Klorida Maksimum untuk Perlindungan Baja Tulangan Terhadap Korosi
II- 6
Tabel 3.1
Nilai Deviasi Standar
III-1
Tabel 3.2
Faktor Pengali Deviasi Standar
III-1
Tabel 3.3
Perkiraan Kuat Tekan Beton (MPa) dengan FAS 0.5
III-3
Tabel 3.4
FAS Maksimum untuk Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus
III-4
Tabel 3.5
Penetapan Nilai Slump
III-5
Tabel 3.6
Perkiraan Kebutuhan Air Per Meter Kubik Beton (Liter)
III-5
Tabel 3.7
Kebutuhan Semen Minimum untuk Berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus
III- 6
Tabel 3.8
Kebutuhan Semen Minimum dan FAS Maksimum untuk Beton yang Berhubungan dengan Air Tanah yang Mengandung Sulfat
III-7
Tabel 3.9
Kebutuhan Semen Minimum dan FAS Maksimum untuk Beton Bertulang/Prategang Kedap Air
III- 8
Tabel 3.10
Batas Gradasi Pasir
III-9
Tabel 3.11
Formulir Perancangan Adukan Beton
Tabel 3.12 Tabel 3.13
Faktor Modifikasi untuk Deviasi Standar Jika Jumlah Pengujian Kurang Dari 30 Contoh Kuat Tekan Rata-rata Perlu Jika Data Tidak Tersedia untuk Menetapkan Deviasi Standar
III-12 III-14 III-14
Tabel 3.14
Persyaratan Beton untuk Lingkungan Khusus
III-16
Tabel 3.15
Persyaratan untuk Beton yang Dipengaruhi Oleh Lingkungan yang Mengandung Sulfat
III-17
Tabel 4.1
Standar Waktu Minimum Pemutaran Alat Pencampur Beton
IV-2
Tabel 4.2
Getaran Minimum dengan Internal Vibrator
IV-16
Tabel 4.3
Metode Curing
IV-2 9
Tabel 4.4
Perbandingan Kuat Tekan Beton Uji
IV-33
Tabel 4 5
Sampling Benda Uji
IV-34
Tabel 5.1
Jenis dan Tipe Retak
V-1
Tabel 5.2
Batasan Lebar retak (ACI 224R-19)
V-3
Tabel 5.3
Aplikasi Acian Pewarnaan untuk Tutup Lubang Bekas Tie-Rod Parapet
V-14
Tabel 5.4
Aplikasi Acian Pewarnaan untuk Lubang Besar Akibat Udara Terperangkap dan Tali Air/Lubang Kecil Akibat Udara Terperangkap
V-15
Tabel 5.5
Aplikasi Acian Pewarnaan untuk Plinth dan Keropos-Kolom
V-16
Tabel 6.1
Metode Pengujian Beton Segar
VI-4
Tabel 6.2
Klasifikasi Slump-flow dan Aplikasinya
VI-5
Tabel 6.3
Klasifikasi Kekentalan dan Aplikasinya
VI-7
Tabel 6.4
Klasifikasi Passing Ability dan Aplikasinya
VI-7
Tabel 6.5
Klasifikasi Daya Tahan Segregasi dan Aplikasinya
VI-9
Tabel
Sifat-sifat SCC untuk Berbagai Penggunaan Berdasarkan Penelitian Walraven, 2003
VI-9
Tabel 6.7
Klasifikasi Aditif
VI-11
Tabel
Rentang Umum Komposisi Campuran SCC
VI-13
Cacat Keropos seperti Sarang Lebah
VI-16
6 . 6
6 .8
Tabel 6.9
Tabel 6.10 Cacat Pengelupasan
VI-16
Tabel 6.11 Perbaikan Cacat Burik
VI-17
Tabel 6.12 Cacat Cold-joint
VI-18
Tabel 6.13 Cacat Permukaan yang Tidak Rata
VI-18
Tabel 6.14 Variasi Warna
VI-19
Tabel 6.15 Cacat Tali Air
VI-19
Tabel 6.16 Cacat akibat Retak Plastis
VI-20
Tabel 7.1
VII - 6
Spesifikasi Material dan Spesifikasi Umum Beton Pracetak
DEFINISI BETON JENIS-JENIS BETON SIFAT-SIFAT BETON HIDRASI MUTU BETON
BAGIAN 1
PENGETAHUAN UMUM BETON
Pengetahuan umum beton
1.1 DEFINISI BETON Material komposit yang terdiri dari medium pengikat (pada umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir) dan agregat kasar (pada umumnya kerikil) dengan atau tanpa bahan tambahan/campuran /additives
Beton Air Kerikil Pasir Semen Gambar 1.1 Material Utama Pembentuk Beton
Agregat Kasar Pasta Semen Mengisi Celah Antar Agregat
Gambar 1.2 Potongan Beton
Pengetahuan umum beton
Gambar 1.3. Proporsi Bahan Penyusun Beton A ir E ntraine d Co ncrete : Beton yang didalamnya terdapat gelembung-gelembung udara
kecil yang sengaja dibuat terperangkap oleh bahan tambahan khusus sehingga akan merubah sifat-sifat beton. Pada beton segar, entrained air akan meningkatkan workability campuran sehingga mengurangi jumlah air dan pasir yang dibutuhkan.
1.2 JENIS-JENIS BETON a. Beton ringan Berat jenisnya2500 kg/m3, dipakai untuk struktur tertentu, misal: struktur yang harus tahan terhadap radiasi atom. d. Beton je nis lain o Beton massa (mass concrete) Beton yang dituang dalam volume besar, biasanya untuk pilar, bendungan dan pondasi turbin pada pembangkit listrik. Pada saat pengecoran beton jenis ini, pengendalian diutam akan pada pengelolaan panas hidrasi yang timbul, karena semakin besar massa beton maka suhu didalam beton semakin tinggi. Bila perbedaan suhu didalam beton dan suhu di permukaan beton >20 oC dapat menimbulkan terjadinya tegangan tarik yang disertai retak-retak
Pengetahuan umum beton
Retak beton juga dapat timbul akibat penyusutan beton (shrinkage) yang dipengaruhi oleh kelembaban beton saat pengerasan berlangsung. Selain itu, besarnya volume beton saat pengecoran mass concrete akan beresiko timbulnya cold-joint pada permukaan beton baru dengan beton lama mengingat waktu setting beton yang singkat ( ± 2 jam), sehingga perlu direncanakan metode pengecoran yang sesuai dengan perilaku beton tersebut. Berdasarkan hal-hal diatas, maka langkah preventif untuk menghindari terjadinya retak beton dapat dikategorikan atas pemilihan komposisi beton (nilai slump, pemberian admixture, FAS) dan praktek pelaksanaan di lapangan (suhu udara saat pengecoran, curing, menggunakan bekisting dengan kemampuan isolasi yang bagus dan menyiapkan construction joint) . Pemberian tulangan ekstra untuk menahan gaya tarik akibat panas hidrasi dapat juga dilakukan sebagai salah satu pertimbangan struktural. o Ferosemen (ferrocement) Mortar semen yang diberi anyaman kawat baja. Beton ini mempunyai ketahanan terhadap retakan, ketahanan terhadap patah lelah, daktilitas, fleksibilitas dan sifat kedap air yang lebih baik dari beton biasa. o Beton serat (fibre concrete) Komposit dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat, dapat berupa serat plastik/baja. Beton serat lebih daktail daripada beton biasa, dipakai pada bangunan hidrolik, landasan pesawat, jalan raya dan lantai jembatan. o Beton siklop Beton biasa dengan ukuran agregat yang relatif besar-besar. Agregat kasar dapat sebesar 20 cm. Beton ini digunakan pada pembuatan bendungan dan pangkal jembatan. o Beton hampa Seperti beton biasa, namun setelah beton tercetak padat, air sisa reaksi hidrasi disedot dengan cara vakum (vacuum method) o Beton ekspose Beton ekspose adalah beton yang tidak memerlukan proses finishing, biasanya beton ini dihasilkan dengan menggunakan bahan bekisting yang dapat menghasilkan permukaan beton yang halus (misal baja dan multiplek film). Beton ini sering dijumpai pada gelagar jembatan, lisplang, kolom dan balok bangunan
.3 SIFAT-SIFAT BETON Beton Segar o Kemudahan pengerjaan/Workability,umumnya dinyatakan dalam besaran nilai slump (cm) dan dipengaruhi oleh: • Jumlah air yang dipakai. Makin banyak air, beton makin mudah dikerjakan • Penambahan semen. Semen bertambah, air juga ditambah agar FAS tetap, maka beton makin mudah dikerjakan • Gradasi campuran pasir dan kerikil • Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai
Pengetahuan umum beton
G am bar 1.4. Strength vs Workability o Segregasi, kecenderungan agregat kasar untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton, peluang segregasi diperbesar dengan: • Campuran yang kurus/kurang semen • Pemakaian air yang terlalu banyak • Semakin besar butir kerikil yang dipakai • Campuran yang kasar, atau kurang agregat halus • Tinggi jatuh pengecoran beton yang terlalu tinggi o Bleeding, kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan. Hal ini dapat dikurangi dengan cara: • Memberi lebih banyak semen dalam campuran • Menggunakan air sesedikit mungkin • Menggunakan pasir lebih banyak • Menyesuaikan intensitas dan durasi penggetaran pemadatan sesuai dengan nilai slump campuran Beton Keras 1). Sifat jangka pendek o Kuat tekan, dipengaruhi oleh: • Perbandingan air semen dan tingkat pemadatan • Jenis semen dan kualitasnya • Jenis dan kekasaran permukaan agregat • Umur (pada keadaan normal, kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya). Lihat Gambar 1.5 • Suhu (kecepatan pengerasan bertamba h dengan naiknya suhu)
Pengetahuan umum beton
o
Kuat tarik Kuat tarik beton berkisar 1/18 kuat tekan beton saat umurnya masih muda dan menjadi 1/20 sesudahnya. Kuat tarik berperan penting dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu
o
Kuat geser Didalam prakteknya, kuat tekan dan tarik selalu diikuti oleh kuat geser.
Sifat jangka panjang o Rangkak, adalah peningkatan deformasi (regangan) secara bertahap terhadap waktu akibat beban yang bekerja secara konstan, dipengaruhi oleh: • Kekuatan. Rang kak berkurang bila kuat tekan makin besar • Perbandingan campuran. Bila FAS berkurang maka rangkak berkurang • Agregat. Rangkak bertambah bila agregat halus dan semen bertambah banyak • Umur. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton o
Susut, adalah berkurangnya volume beton jika terjadi kehilangan kandungan uap air akibat penguapan, dipengaruhi oleh: • Agregat. Be rperan sebagai penahan susut pasta semen • Faktor air semen. Efek susut makin besar jika FAS makin besar • Ukuran elemen beton. Laju dan besarnya penyusutan berkurang jika volume elemen beton makin besar
Pengetahuan umum beton
Beton yang Baik 1. Bahan pengisi baik • kekerasan butiran • gradasi • kepadatan butiran • bentuk butiran 2. Bahan perekat baik • semen sesuai • FAS sesuai 3. Lekatan / ikatan baik • kekasaran permukaan butiran baik • material alam bersih 4. Pemeliharaan baik
1.4 HIDRASI Proses Hidrasi Adalah reaksi kimia antara partikel sem en dan air menghasilkan pasta semen / bahan pengikat 2(3Ca O.SiO2)+6H2O — 3Ca.2SiO 2.3H2O+3 Ca(OH)2+panas hidrasi kalsium silikat (unsur utama semen) + air — kalsium silikat hidrat (bahan pengikat) + kapur bebas (pengisi pasif) + panas hidrasi
Panas Hidrasi Adalah efe k sam ping dari proses hidrasi yaitu berupa pelepasan panas / kalori dari reaksi hidrasi Jumlah panas kalori yang dikeluarkan tergantung : • jenis / tipe semen ( kandungan FM, C3A dan C3S) • FAS • temperatur curing Efek panas hidrasi yg terlalu tinggi terhadap beton adalah timbulnya retak-retak
1.S KUAT TEKAN BETON Suatu nilai yang ditunjukkan oleh besarnya beban tekan yang dapat dipikul oleh benda uji/sample dari beton tersebut sampai runtuh
Pengetahuan umum beton
Notasi Kuat Tekan Beton •
K : adalah suatu nilai statistik dari suatu kumpulan hasil kuat tekan benda uji kubus dalam jumlah tertentu pada umur 28 hari dengan nilai gagal yang diijinkan sebesar 5 %, satuan kg/cm2. Contoh: K500, maka abk=500 kg/cm 2
•
C : sama dengan K, hanya disini biasanya dipakai untuk benda uji berbentuk silinder Pada contoh diatas, bila K500 bila dikonversikan menjadi nilai C maka C=500x0.83=415 kg/cm2, maka f’c=415 kg/cm2, dengan 0.83 adalah nilai konversi dari bentuk kubus menjadi silinder.
Kuat Tekan Beton yang Disyaratkan: Adalah nilai kuat tekan dari satu atau sekumpulan benda uji yang telah ditetapkan
Mutu Beton Ao dan Bo Adalah mutu beton dengan K< 125 yang biasanya dipakai untuk elem en bangunan non-struktural
Mutu Beton yang Lebih Tinggi: K125-30
1
>30 contoh uji berurutan [ Tidak
1
1
1
Ya
r
Ya 1 hitung s
15 hingga 29 uji berurutan
~
hitung s rata-rata
I
Ya
Tidak
Tidak (Tidak ada daté
r ~
.
n
¡
hitung s dan koreksi menggunakan tabel 4
Ir-
______ ! kuat tekan rata-rata perlu dari tabel 5
kuat tekan rata-rata perlu dari persamaan 1 atau 2
* tersedianya catatan lapangan dari sekurangkurangnya sepuluh hasil berurutan dengan 4 menggunakan bahan yang sama dan pada kondisi yang sama Tidak
hasil mewakili satu proporsi campuran
Tidak
i
buat campuran percobaan yang ^menggunakan sekurang-kurangnya tiga rasio air-semen atau kadar bahan semen yang berbeda 7.3(3(2))
Ya |
Ya
atau
hasil mewakili dua atau lebih campuran
plot grafik kuat tekan rata-rata terhadap proporsi campuran dan lakukan interpolasi untuk mendapatkan kuat tekan rata-rata perlu
l plot grafik kuat rata-rata kuat tekan rata-rata terhadap proporsi campuran dan > kuat rata-rata lakukan interpolasi untuk perlu mendapatkan kuat rata-rata perlu
____________I
tentukan proporsi campuran menurut pasal 7.4 (membutuh kan izin khusus)
Tidak Ya persetujuan
Gambar 3.7 Diagram Air Perancangan Proporsi Campuran Berdasarkan SNI 03-2847-2002
Perencanaan campuran beton
Kuat tekan rata-rata perlu f’cr ditentukan sebagai dasar pemilihan proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai terbesar dari persamaan 1 atau 2 dibawah ini: f’cr = f’c + 1.34 S ........................................ (1) f’cr = f’c + 2.33 S -3.5.................................(2)
Tabel
3.12
Faktor Modifikasi untuk Deviasi Standar Jika Jumlah Pengujian Kurang Dari 30 Contoh Faktor Mo difikasi u ntuk Deviasi Jumlah Pengujian Standar 2 . 0 0 V+Pozzolan > 1 0 0 0 0 berat Catatan: *Semen campuran sesuai ketentuan ASTM C595
III-17
Perencanaan campuran beton
6.4 Perlindungan tulangan terhadap korosi o Tulangan didalam beton harus diberikan perlindungan terhadap korosi, maka konsentrasi ion klorida maksimum yang dapat larut dalam air pada beton keras umur 28-42 hari tidak boleh melebihi batasan pada Tabel 3.15. Bila dilakukan pengujian untuk menentukan kandungan ion klorida yang dapat larut dalam air, prosedur uji harus sesuai ASTM C1218 o Persyaratan nilai rasio air-semen dan kuat tekan beton pada Tab el 3.14 dan persyaratan tebal selimut beton pada pasal 9.7 s N i 03-2847-2002 harus dipenuhi apabila beton akan berada pada lingkungan yang mengandung klorida yang berasal dari air garam, air laut atau cipratan dari sumber garam tersebut. Untuk tendon kabel prategang tanpa lekatan dapat dilihat ketentuannya pada Pasal 20.16 sNi 03-2847-2002.
Pasal 7.4 SNi 03-2847-2002. Menyebutkan tentang perancangan campuran tanpa berdasarkan data lapangan atau campuran percobaan. o Jika data hasil uji pekerjaan beton sebelum nya tidak tersedia, maka proporsi campuran beton harus ditentukan berdasarkan percobaan atau informasi lainnya, bilaman hal tersebut disetujui oleh pengawas lapangan. Kuat tekan rata-rata perlu, f’cr beton yang dihasilkan dengan bahan yang mirip dengan yang akan digunakan harus sekurang-kurangnya 8.5 Mpa lebih besar daripada f’c yang disyaratkan. Alternatif ini tidak boleh digunakan untuk beton dengan kuat tekan yang disyaratkan lebih besar dari 28 Mpa. o Campuran beton yang dirancang menurut butir ini harus memenuhi persyaratan keawetan pada Pasal 6 (diatas) dan kriteria pengujian kuat tekan pada Pasal 7.6 SNI 03-2847-2002
iii-18