MAKALAH KEPRIBADIAN

September 24, 2018 | Author: Nur Rida Fitri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

MAKALAH KEPRIBADIAN...

Description

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat oleh orang lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai sifat-sifat khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi kepribadian seseorang. Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak dari cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan kepercayaan. Secara psikologi, kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan tetap yang mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-tindakan dan respons terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan orang lain.

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Rumusan Masalah Bagaimana pengertian dan gambaran kepribadian? Bagaimana nilai-nilai karakter universal? Bagaimana ruang lingkup pendidikan karakter? Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian? Bagaimana pembentukkan karakteristik kepribadian? Bagaimana cara mengenal kepribadian seseorang? Bagaimana tipologi kepribadian? Bagaimana tipe manusia berdasarkan temperamennya? Bagaimana tipologi dan karakter manusia?

C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

TUJUAN Menjelaskan pengertian dan gambaran kepribadian. Menjelaskan nilai-nilai karakter universal. Menjelaskan ruang lingkup pendidikan karakter. Menjelaskan faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian. Menjelaskan pembentukkan karakteristik kepribadian. Menjelaskan cara mengenal kepribadian seseorang. Menjelaskan tipologi kepribadian. Menjelaskan tipe manusia berdasarkan temperamennya. Menjelaskan tipologi dan karakter manusia. BAB II PEMBAHASAN

1

 Pengembangan Kepribadian

1. Pengertian dan gambaran kepribadian  Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Kata personality dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin, persone, yang berarti kedok atau topeng. Dimana hal ini selalu dipakai pada zaman romawi dalam melakukan sandiwara panggung. Lambat laun kata persona (personality) berubah istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima individu dari kelompok atau masyarakat. Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”. Dari penjelasan diatas bisa diperoleh gambaran bahwa kepribadian, menurut pengertian sehari-hari atau masyarakat awam, menunjuk pada gambaran bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu yang lainnya. Anggapan seperti ini sangatlah mudah dimengerti, tetapi juga sangat tidak bisa mengartikan kepribadian dalam arti yang sesungguhnya. Karena mengartikan kepribadian berdasarkan nilai dan hasil evaluatif. Padahal kerpibadian adalah sesuatu hal yang netral, dimana tidak ada baik dan buruk. Kepribadian juga tidak terbatas kepada hal yang ditampakkan individu saja, tetapi juga hal yang tidak ditampakkan individu, serta adanya dinamika kepribadian, dimana kepribadian bisa berubah tergantung situasi dan lingkungan yang dihadapi seseorang.

2

 Kepribadian menurut psikologi

Pengertian kepribadian menurut disiplin psikologi bisa diambil dari rumusan beberapa teoris kepribadian terkemuka. Gordon Allport, merumuskan kepribadian adalah organisasi dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. Seperti yang dikisahkan Feist & Feist dalam bukunya Theories of Personality, Allport memilih tiap frase dalam mendefinisikan dengan hati-hati, sehingga benar-benar menyatakan apa yang ingin ia katakan. Istilah ”organisasi dinamis” menunjukkan suatu integrasi atau saling keterkaitan dari berbagai aspek kepribadian. Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola. Bagaimanapun, kepribadian bukan suatu organisasi yang statis, melainkan secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. Istilah ”psikofisik” menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian. Kata ”menentukan” dalam definisi kepribadian menunjukkan bahwa kepribadian ”merupakan sesuatu dan melakukan sesuatu”. Kepribadian bukanlah topeng yang secara tetap dikenakan seseorang; dan juga bukan perilaku sederhana. Kepribadian menunjuk orang di balik perilakunya atau organisme di balik tindakannya. Dengan kata ”karakteristik” Allport ingin menunjukkan sesuatu yang unik atau individual. Kepribadian seseorang bersifat unik, tidak dapat diduplikasi (ditiru) oleh siapa pun. Kata ”perilaku dan pikiran” secara sederhana menunjuk pada sesuatu yang dilakukan oleh seseorang, baik perilaku internal (pikiran-pikiran) maupun perilakuperilaku eksternal seperti berkata-kata atau tindakan. Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. Meskipun mengalami perubahan, kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil. Hal ini sesuai penjelasan Allport bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi dan terpola.

3

Pandangan orang secara umum mengenai kepribadian sebagai sesuatu yang ajek, konsisten, dan tidak berubah, tidak sepenuhnya salah. Namun, perlu diingat bahwa keadaan yang relatif stabil itu juga mengalami pertumbuhan dan perubahan.

 Kepribadian menurut para ahli

a. Carl Gustav Jung ( 1875-1961) Konsep kepribadian ada tiga macam, yaitu Personality Function Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan spiritual seseorang dan Self adalah kepribadian total baik kesadaran maupun bawah sadar. Ia memandang bahwa mansuia sangatlah unik karena mempunyai banyak kepribadian yang beragam antara individu satu dengan yang lainnya.

b. Gordon W. Allport (1987-1967) Kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.

c. George Kelly

4

Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalamanpengalaman hidupnya.

d. Sigmund Freud Kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari 3 sistem, yakni id, ego dan super ego, dan tingkah laku menurutnya merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

2. Nilai-nilai karakter Universal Karakter merupakan jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada diri seseorang. Karakter selalu berkaitan dengan dimensi fisik dan psikis individu. Untuk membentuk karakter seseorang maka diperlukan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya Kemandirian dan tanggungjawab Kejujuran/amanah, diplomatis Hormat dan santun Dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama Percaya diri dan pekerja keras Kepemimpinan, keadilan, dan menghargai Baik dan rendah hati

5

9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter Pengertian karakter 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia Karakter adalah Sifat - sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain



Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional) karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Pengertian pendidikan Berdasarkan (UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pengertian pendidikan karakter

6

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai karakter pada peserta didik yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai - nilai baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa. Sementar itu menurut Lickona pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai - nilai etika yang inti.

CONTOH PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER A. Lingkungan Sekolah 

Training Guru

Program ini tujuannya adalah memberikan wawasan dan pelatihan kepada guru untuk memahami para anak didiknya dari segi psikologis yang kemudian dapat mempermudah dalam menentukan metode yang paling tepat untuk mendidik para siswanya melaui pendekatan psikologis sehingga para anak didik dapat menyerap materi yang disampaikan tanpa adanya beban ataupun rasa takut karena perbedaan status antara guru dan siswa namun tentunya tanpa mengurangi kode etik dan norma etika dan sopan santun. 

Program Kurikulum Pendidikan Karakter

Program ini di khususkan untuk suksesnya pendidikan karakter di sekolah, disamping pemberian materi juga menanamkan nilai - nilai kehidupan kepada para siswa.

B. Lingkungan Keluarga Karakter akan terbentuk dari apa yang kita lihat, kita rasakan, dan dari sebuah aktifitas yang sering kita lakukan yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan pada akhirnya akan menjadi sebuah kepribadian yang juga disebut dengan karakter.

7

Pada dasarnya setiap manusia memiliki 3 hubungan yaitu hubungan dengan diri sendiri, hubungan sosial dan alam sekitar dan hubungan dengan Tuhan YME. Dari ketiga hubungan tersebut akan menciptakan pemahaman kepada anak yang selanjutnya menjadi sebuah keyakinan dan dari sebuah pemahaman tersebut akan menentukan cara anak dalam memperlakukan dunianya. Positif atau negatif perilaku anak sangat tergantung dengan positif atau negatifnya pemahaman anak tersebut dalam memahami atau memandang sebuah permasalahan atupun objek dan segala sesuatu yang terdapat disekitarnya. Membangun karakter anak sejak usia dini memiliki efek yang membekas dan akan tetap tertanam sampai anak itu tumbuh lebih dewasa dan mampu menjadi filter dari apa yang ia temukan di lingkungan sosial yang lebih luas yaitu masyarakat. Dari lingkungan keluarga ini lah persespsi anak akan terbentuk oleh karena itu berikanlah pemahaman yang positif terhadap baik dalam bentuk komunikasi maupun sikap dan berikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan tetap adanya kontrol yang seimbang

2.3. PERAN PENDIDIKAN KARAKTER Dunia pendidikan adalah sebagai instrumen penting sekaligus sebagai penentu maju mundurnya sebuah bangsa dan lembaga pendidikan adalah sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan pendidikan karakter. Keduanya merupakan satu kesatuan yang seharusnya berjalan seiring dan berimbang karena seperti yang sudah diungkapkan pada bab pendahuluan bahwa kesuksesan seseorang 80% ditentukan dari karakteristik seseorang apakah mampu mengelola potensi yang dimiliki serta mampu mengelola orang lain. Makna dari mengelola tentunya bersifat psoitif yaitu mampu bekerjasama dan mengimplementasikan potensi yang dimiliki dalam sebuah tindakan yang kreatif. Kemajuan suatu bangsa tidak akan tercapai hanya dengan tersedianya sumber daya alam yang melimpah dan orang - orang cerdas tanpa didukung dengan kepribadian yang positif. Di sinilah peran pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk

8

menciptakan manusia yang cerdas, kreatif dan berpepribadian yang luhur agar mampu mengelola sumber kekayaan alam sesuai dengan semestinya yaitu untuk membangun sebuah bangsa yang tidak hanya maju secara ekonomi atau tangguh dalam militer akan tetapi tidak mencerminkan bangsa yang bermartabat melainkan menjadi bangsa yang besar, mandiri dalam segala aspek dan bangsa yang berbudaya luhur dan bermartabat. Pendidikan karakter sebenarnya sudah lama diterapkan dalam proses pembelajaran. Akan tetapi belum bisa berjalan optimal. Sekolah adalah tempat yang utama (setelah keluarga) dan sangat strategis untuk membentuk akhlak/karakter peserta didik. Mestinya sudah menjadi kewajiban setiap sekolah menjadikan kualitas akhlak/karakter sebagai salah satu Quality Assurance yang harus dimiliki setiap lulusannya.

Gambar 2.1. Skema pendidikan karakter Berikut ini beberapa bentuk implementasi pendidikan karakter disekolah : a. Mengusahakan nilai-nilai agama dalam pendidikan menjadi ketentuan standar bagi pengembangan kualitas sekolah. b. Mengusahakan peran pendidikan agama mengembangkan moral peserta didik sebagai dasar pertimbangan dan pengendali tingkah lakunya. c. Reorientasi pendidikan agama dari pengajaran agama ke penanaman nilai-nilai dan budaya mengamalkan agama dalam kehidupan sehari-hari. d. Peneguhan kembali peran guru di kelas tidak hanya mengajar, akan tetapi juga ”mendidik”.

9

e. Semua guru seyogyanya mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. f. Memperluas gerakan keteladanan pimpinan sekolah dan guru yang mempraktekkan kata sejalan dengan perbuatan. g. Menanamkan sikap dan kebiasaan berperila positif pada peserta didik seperti bertindak jujur, bersih, disiplin, menghargai waktu, dan tanggung jawab. h. Penegakan disiplin melalui penerapan aturan dan kebiasaan,dengan memberikan penghargaan kepada yang patuh dan sanksi tegas kepada yang melanggar. i. Menghilangkan rasa rendah diri untuk menjadi pelajar yang memiliki kepercayaan diri untuk berdiri sama tinggi dan mampu berkompetisi dengan pelajar-pelajar lain. j. Menanamkan semangat kepada segenap peserta didik, bahwa ”kita mampu jika kita mau”. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development),

Olah

Pikir (intellectual

development), Olah

Raga

dan

Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

10

4. Faktor pendukung dan penghambat pengembangan kepribadian  Perkembangankepribadian (Sullivan) 1. Infancy (0-12 bln) -

Pengalaman masa bayi akan membentuk personifikasi ibu. good mother & bad mother awal personifikasi diri. Mulai belajar komunikasi.

2. Childhood (1-5 th) -

Perkembangan bicara & sintaksis. Kebutuhan bergaul dengan teman sebaya, Good mother & bad mother bergabung akan membentuk gambaran diri yang

-

terintegrasi pula good me & bad me. Anak belajar menyembunyikan tingkah laku yang dapat membuatnya kecemasan atau hukuman.

3. Juvenille (6-8 th) -

Anak belajar kompetisi, kompromi, kerjasama, memahami makna perasaan

-

kelompok. Perkembangan negative masaini:  Stereotypes meniru/memakaipersonifikasi

orang/kelompok

yang

diturunkan antargenerasi.  Disparagement meremehkan/menjatuhkanorang lainberpengaruh pada hubungan interpersonal ketikadewasa. 4. Pre-adolescence (9-12 th) o Fokus pada kemampuanbergaul dengan orang lain. o Hubunganiniakanmembantuindividumerasaberharga&disukaitanpakema mpuanini,

pembentukan

hubungan

yang

adolescence & adult akanmengalamikesulitan. o bercirikanpersamaannyata&saling memperhatikan. o Ada temanakrab (kelaminsama) untukcurhat. 5. Early adolescence (13-17 th)

11

intim

pada late

o Perubahankebutuhandari friendship ke sexual expression. o Masalah yang muncul: 

Keamananbebas dari rasa cemas



Keintimanbergaulakrab dengan lawanjenis



Kepuasanseksual.

6. Late adolescence (18-22/23 th) o Kombinasikebutuhanakan friendship & sexual expression. o Konflikantarakontrol orang tua dengan self expression. o Penggunaan seletive

inattention ygberlebihan

padatahapsebelumnyapersepsi yang sempit tentangdirisendiri&dunia. o Pemantapanhubungancintajangkapanjang. 7. Adulthood/maturity (>23 th) o Berjuanguntuk mendapatkankeamananfinasial, karirdankeluarga. o Kesuksesanpdtahap adolescence hub dewasa&sosialisasiygdibutuhkanlbhmudahdicapai. Tanpa background ygbaikkonflik

interpersonal

ygmenimbulkankecemasanakanseringterjadi. o Kematanganditandai:

belajarmemuaskankebutuhanygpenting,

bekerjasama&kompetisi dengan orang lain, mempertahankan hubungan dengan

orang

lain

yang

memberikepuasanintimasi&seksual,

berfungsisecaraefektifdiomasyarakat.  Penghambatperkembangankepribadian internal &eksternal 

Internal:

12

o Individutdkmempunyaitujuanhidupygjelas. o Individukurangtermotivasidlmhidup. o Individuengganmenelaahdiri. o ke-3faktor

tersebut

menunjukkanindividuterikatmasakanak-

kanaknya&tdkdptmenjadipribadi yang dewasakekanak-kanakan. Contoh: membunuh orang lain karenahalsepele, memperkosaanaksendiri. o Usia

telahberumurmerasa

lebih

banyaktahutentang

kehidupan,

merasajenuhuntuk berubah, penurunankemampuanfisiksecaramotorik, memori (pelupa).



Faktoreksternal:

1. Tradisibudaya: 

Adanyatekananuntukmengembangkankepribadiansesuaistandar

yang

ditetapkanbudayanya harus menyesuiakandiri. 

Contoh: masyarakat memposisikan♀ pada strata ke-2 (budayatimur, Tapanuli,

Jepang)

♀cenderungragu-ragumengambilkeputusan

yang

berada di bawah bayang-bayangpria. 2. Penerimaanmasyarakat/sosial 

Penerimaansosialtinggi rasa percayadiri tinggimeningkatkankonsepdiri



Penerimaansosialrendahindividuakanrendahdiri,

menarikdiri

darikontaksosialkecenderunganmenutupdiripengembangankonsepdirineg atif.

13

5. Pembentukan karakteristik kepribadian Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang didalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius. Tentang pikiran, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif. Penjelasan Adi W. Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip. Pikiran sadar yang secara fisik terletak dibagian korteks otak bersifat logis dan analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis,

14

bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif. Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal. Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.  Macam-macam Nilai dalam Pembentukan Karakter atau Kepribadian Nilai dibagi menjadi empat antara lain : i.

Nilai Etika atau Moral Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh. Misalnya,

kejujuran nilai tersebut saling berhubungan dengan akhlak nilai ini juga berkaitan dengan benar atau salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai etis atau etik sering disebut sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti selain kejujuran, perilaku suka menolong, adil, pengasih, penyayang, ramah dan sopan termasuk juga ke dalam nilai sanksinya berupa teguran, caci maki, pengucilan atau pengusiran dari masyarakat. Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai

15

adalah nilai moral.Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari. ii.

Nilai Estetika Nilai estetika atau nilai keindahan sering dikatikan dengan benda, orang dan

peristiwa yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan dengan karya seni, meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga memiliki keindahan alami yang tak tertandingi.

iii.

Nilai Agama Nilai agama berhubungan antara manusia dengan Tuhan, kaitannya dengan

pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan yang bermanfaat baik di dunia maupun akhirat, seperti rajin beribadah, berbakti kepada orangtua, menjaga kebersihan, tidak berjudi, tidak meminum-minuman keras, dsb. Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, ia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing . Oleh karena itu, tujuan norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam penertian mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang di larangNya. Adapun kegunaan norma agama yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar selamat di dunia dan akhirat. iv.

Nilai Sosial

Nilai sosial berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama manusia di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai makhluk sosial, manusia harus menjaga hubungan diantara sesamanya. Hubungan ini akan menciptakan sebuah keharmonisan dan sikap saling membantu, kepedulian terhadap persoalan lingkungan, seperti kegitan gotong-royong danmenjaga keserasian hidup bertetangga merupakan nilai sosial.

16

 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter atau Kepribadian Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktorfaktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor Biologis Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin. Jadi, orang menanggapi harapan perilaku dari orang lain dan cenderung menjadi berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain itu. Ini berarti tidak semua faktor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian seseorang.Sama halnya dengan anggapan orang gemuk adalah periang. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik.Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada pengalaman sosialisasinya. Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan masyarakat akibat salah pergaulan.Akan tetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang berhasil dalam hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang. Salah apabila banyak pendapat yang mengatakan bahwa faktor genetik sangat menentukan pembentukan kepribadian. b. Faktor Geografis Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam meme ngaruhi kepribadian seseorang.Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya.Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Contohnya, orang-orang 17

Aborigin harus berjuang lebih gigih untuk dapat bertahan hidup karena kondisi alamnya yang kering dan tandus, sementara, bangsa Indonesia hanya memerlukan sedikit waktunya untuk mendapatkan makanan yang akan mereka makan sehari-hari karena tanahnya yang subur. Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki ke pribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, tetapi banyak pula ahli yang tidak menganggap hal ini sebagai faktor yang cukup penting dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. c. Faktor Kebudayaan Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu.Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mem pelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya. Contohnya, orang Bugis memiliki budaya merantau dan mengarungi lautan.Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani. d. Faktor Pengalaman Kelompok Pengalaman kelompok yang dilalui seseorang dalam sosialisasi cukup penting perannya dalam mengembangkan kepribadian. Kelompok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut. -

Kelompok Acuan

(Kelompok

Referensi).

Sepanjang

hidup

seseorang,

kelompok-kelompok tertentu dijadikan model yang penting bagi gagasan atau norma-norma perilaku. Dalam hal ini, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keluarga adalah kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya 18

adalahteman-teman

sebaya.

Peran

kelompok

sepermainan

ini

dalam

perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan semakin terpencar nya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki -

kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks). Kelompok Majemuk. Kelompok majemuk

menunjuk

pada

kenyataan

masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbedabeda. Dalam keadaan seperti ini, hendaknya seseorang berusaha dengan keras mempertahankan haknya untuk menentukan sendiri hal yang dianggapnya baik dan bermanfaat bagi diri dan kepribadiannya sehingga tidak hanyut dalam arus perbedaan dalam kelompok majemuk tempatnya berada. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya. e. Faktor Pengalaman Unik Pengalaman unik akan memengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama. Sekalipun dalam lingkungan keluarga yang sama, tetapi tidak ada individu yang memiliki kepribadian yang sama, karena meskipun berada dalam satu, setiap individu keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalaman yang dialami oleh orang yang lahir kembar, tidak akan sama. Sebagai mana menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya.Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalamanpengalaman yang mendahuluinya. 6. Mengenal kepribadian seseorang Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat supaya kita dapat mengenali kepribadian seseorang, sebagai berikut : a. Kepribadian yang sehat

19

1. Mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai diri sendiri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, mampu menilai diri sendiri secara fisik, pengetahuan, keterampilan dsb. 2. Mampu menilai situasi secara realistik, dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna. 3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksikannya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimis. 4. Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. 5. Kemandirian, memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu mengambil

keputusan,

mengarahkan

dan

mengembangkan

diri

serta

menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya. 6. Dapat mengontrol emosi, merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi secara positif, tidak destruktif (merusak). 7. Berorientasi tujuan, dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam aktivitas dalam kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak berdasarkan paksaan dari luar dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan) pengetahuan dan keterampilan. 8. Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain karena kekecewaan dirinya. 9. Penerimaan sosial, mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan masyarakat. 10. Mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

20

11. Berbahagia, situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan) dan affection (kasih sayang). b. Kepribadian yang tidak sehat 1) 2) 3) 4)

Mudah marah (tersinggung). Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan. Sering merasa tertekan (stress atau depresi) Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda

atau terhadap binatang. 5) Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang, meskipun sudah diperingati atau dihukum sekalipun. 6) Kebiasaan berbohong. 7) Senang mengkritik/ mencemooh orang lain. 8) Kurang memiliki rasa tanggung jawab. 9) Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama. 10) Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan. 7. Tipologi Kepribadian A. Penegertian Tipologi kepribadian atau jenis-jenis kepribadian adalah konsep yang dikembangkan untuk membagi kepribadian dalam kategori-kategori tertentu. Beberapa rumusan mengenai tipologi kepribadian yang sudah dikenal antara lain : 1. Teori konstitusional, yaitu yang membahas kepribadian dari bentuk tubuh, teori ini dikembangkan oleh kretchmer dan Sheldon. 2. Teori Tempareman, yang dikembangkan oleh Kant, Meumann dan Ensehans. 3. Teori ketidak sadaran seperti yang dikembangkan oleh Freud, Jung,Adler dll. 4. Teori Faktor yang dikembangkan oleh Cattel, Eysenck dll. Menurut C.G. Jung dalam bukunya “Psychological Types“, pada tahun 1971, Ia membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin 21

melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang positif terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu. 1. Aliran Konvergensi, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara pembawaan (faktor internal) dengan pengalaman (faktor eksternal). 2. Aliran nativisme, kepribadian ditentukan oleh faktor pembawaan. 3. Aliran empirisme (tabularasa), kepribadian ditentukan oleh pengalamanpengalaman dan lingkungannya. 4. Kepribadian rasional, yang dipengaruhi oleh akal pikiran sehat. 5. Kepribadian intuitif, yaitu kepribadian yang dipengaruhi oleh firasat atau perasaan kira-kira. 6. Kepribadian emosional, kepribadian yang dipengaruhi oleh perasaan. 7. Kepribadian sensitif, kepribadian yang dipengaruhi oleh panca indera sehingga cepat bereaksi. 8. Kepribadian ekstrovert, yaitu kepribadia nyang terbuka, berorientasi keluar. 9. Kepribadian introvert, yaitu kepribadian tertutup dan berorientasi pada diri sendiri. 10. Kepribadian ambivert, yaitu kepribadian campuran. B. Macam-Macam Tipologi Kepribadian  Tipologi Kepribadian dari Hiprocrates-Galenus Hipocatres (dalam sumadi suryabrata) mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat empat unsur kepribadian, yakni unsur chole, melancholic, phlegmatic, dan sanguinis. Keempat unsur kepribadian tersebut harus diselaraskan dengan kondisi kehidupan seseorang. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian sehat apabila terdapat 22

keselarasan (kesesuaian) dari unsur keempat kepribadian tersebut. Sebaliknya pula, seseorang dikatakan sakit bila tidak ada keselarasan proposi dari keempat unsur kepribadian ini. Atau keselarasan unsur kepribadian mengalami suatu hambatan sehingga ada penyimpangan kepribadian (abnormalitas kepribadian). Selanjutnya pandangan teori Galenus menyempurnakan pendapat Hipocrates. Galenus (dalam sumadi suryabrata, 1986) membedakan kepribadian manusia berdasarkan proposi campuran dari keempat unsur chole, melancholic, phlegmatis, dan sanguinis. Bila dalam satu proporsi dari unsur kepribadian melebihi dari proporsi unsur lain (dominan), maka menampilkan ciri-ciri khas dari sifat-sifat kejiwaan seseorang. Kesimpulan teori Hipocrtes dan Galenus menekankan pergolongan manusia berdasarkan tipe tempramen. Tipologi Kepribadian Hipocrates-Galenus Jenis tempramen Tempramen koleris

         

Tempramen melankolis Tempramen felgmatis Tempramen sanguinis

Gambaran tempramen Hidupnya penuh semangat Keras hati dan emosi mudah terbakar Daya juang besar dan optimis Mudah kecewa dan marah Daya juang kecil dan selalu pesimis Tidak suka terburu-buru Pembawaan tenang dan kalem Sulit di pengaruhi dan setia Hidup mudah berganti-ganti Kurang tetap pendirian tetapi ramah

 Tipologi Kepribadian Kretschmer Buah pikiran utama dari kratschmer adalah tentang watak, tempramen dan konstitusi.secara spefisik Kretscmer (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa : a. Watak adalah keseluruhan kemungkinan untuk bereaksi secara emosi dan volisional yang dibentuk unsur-unsur dalam diri. Pembentukan watak bersumber daei faktor keturunan (unsur endogen) dan lingkungan (unsur eksogen), seperti pengaruh pembelajaran dan pengalaman.

23

b. Tempramen adalah bagian kejiwaan yang secara kimiawi berkorelasi dengan aspek-aspek jasmaniah. Tempramen dianggap sebagai bagian konstitusi kejiwaan yang berasal dari faktor genetik, sulit diubah dan menunjukkan tingkat kualitas kejiwaan, seperti suasana hati dan ritme psikis. c. Konstituasi adalah seluruh (totalitas) sifat individu yang berasal dari genetik (keturunan). Konstitusi lebih berkaitan dengan unsur-unsur jasmani. Tipologi Tempramen Kretschmer Tipe tempramen Tipe shizothym

(leptosom,atletis,

displastik Tipe cycolthym (tipe piknik)

dan      

Gambaran tempramen Suka mengasingkan diri dan tertutup Suka pada kehidupan dirinya Selalu menanamkan antusias Tendensi menjadi maniak depresif Mudah bersosial, bergaul, dan berteman Ramah dalam pergaulan dan mudah berempati pada suka dan duka cita

 Tipologi Kepribadian William H. Sheldon Buah pikiran utama William H. Sheldon adalah tentang komponen jasmani primer dan sekunder. Kedua komponen ini akan mengaruh perkembangan dan pembentukan kepribadian seseorang. Adapun yang dimaksud dengan komponen jasmani primer adalah : a. Tipe endomorf, yakni struktur bangun tubuh gemuk dan lebih lembut. b. Tipe ektomorf, yakni struktur tubuh yang terlihat seperti atletis, olahragawan, keras, dan tahan penyakit. c. Tipe mesomorf, yakni struktur tubuh yang jangkung, kurusan, dada kecil, dan cenderung lemah. Adapun komponen jasmani sekunder adalah : a. Displasia, yakni tipe jasmani sekunder yang berkaitan dengan echtomorf dan banyak dimiliki wanita. b. Gynandromorphy, yakni bentuk jasmani yang berkaitan dengan sifat-sifat gender. c. Tekstur (tampang), yakni bentuk jasmani sekunder yang berkaitan dengan cara seseorang tampil dan berperilaku keluar.

24

Tipologi Tempramen Sheldon Jenis tempramen Viscorotonia (endomorfik)

Gambaran tempramen - Selalu tenang dan rileks - Senang kepada hiburan - Suka makan dan tidur nyenyak - Jika ada masalah sangat tergantung kepada orang lain -

Somatonia (ektomorfik)

-

dalam menyelesaikan masalah Kurang mandiri dan kurang

percaya diri atas kemampuannya Sikap gagah dan perkasa, energik, suka terus

terang,

suaranya

lantang,

-

kebutuhan bergerak banyak Kelihatan lebih dewasa

-

sebenarnya Jika ada masalah dia sering melakukan

dari

usia

gerakan-gerakan. Bagi yang mengalami gangguan kepribadian tampak gerakanCerebotania (ektomorfik)

-

gerakan yang terokupasi. Sikap kurang gagah Tidak bergaul (sosiofobia) Tidak berani berbicara di depan orang

-

banyak Hidup teratur, suara tidak bebas, dan

-

sukar tidur Tampak lebih

-

sebenarnya Apabila menghadapi masalah lebih suka

muda

dari

usia

menutup diri  Tipologi Kepribadian Sprenger Spranger berkeyakinan bahwa pada hakikatnya tipologi kepribadian manusia terdiri dari : -

Manusia teori, adalah kelompok orang yang menekankan aspek intelektual sejati yang mengutamakan kebenaran, ilmu pengetahuan yang objektif dan mengutamakan pola pikir, kurang mengutamakan pada keindahan, agama, dan bersikap masa bodoh dengan kekuasaan.

25

-

Manusia ekonomi, adalah kelompok orang yang kaya gagasan praktik, kurang memperhatikan tindakan, mengutamakan diri dari segi kegunaan dan nilai ekonomis, selalu mengejar kekayaan materi, bersikap egosentris, mengutamakan kepentingan pribadi dan orang lain dianggap bagian perhatiannya bila memberi

-

konstribusi ekonomis. Manusia agama, adalah kelompok orang yang mengutamakan pencarian nilainilai agama. Segala sesuatu diukur dari sisi kehidupan rohani dan

-

kepribadiannya menekankan pengalaman batin. Manusia sosial, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat-sifat yang mengutamakan pada relasi sosial. Nilai tertinggi yang dipegang oleh mereka adalah mengapdi kepada kepentingan umun atau orang banyak. Dia lebih mengutamakan cinta pada sesama manusia, baik tertuju secara individual

-

ataupun kelompok manusia. Manusia kuasa, adalah kelompok manusia yang memiliki sifat ingin berkuasa, mengejar kesenangan pribadi, memandang dirinya lebih tinggi dari pada orang

-

lain, dan mengejar penguasaan atas manusia. Manusia etis, adalah kelompok manusia mengutamakan sifat-sifat penghayatan dan nilai-nilai estetis. Dia menghayati kehidupan ini bukan sebagai pemain, tetapi sebagai penonton. Kehidupannya mengutamakan sifat individual dan ekspresionisme

(mewarnai

kesan

dan

kehidupan

menurut

pandangan

subjektivitasnya).

 Tipologi Kepribadian Imanuel Kant Imanuel Kant (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat karakter dan tempramen. Karakter atau watak manusia dipandang dari dua sisi, yaitu sisi etis dan deskriptif. Dari sisi etis, yaitu penilaian terhadap watak yang dikorelasikan dengan norma-norma. Adapun sisi deskripsi, yaitu penilaian watak manusia menurut kualitas dan perbedaan individual. Tempramen dipandang dari dua sisi, yakni sisi fisiologis dan psikis. Sisi fisik meliputi konstitusi tubuh dengan kompleksitas susunan cairan dan organ tubuh. Sementara aspek psikis meliputi aspek afektif, psikomotorik,dan konatif. Tempramen

26

manusia yang berhubungan dengan perasaan meliputi unsur melankolis dan sanguinis. Sementara tempramen yang berhubungan dengan aktivitas meliputi koleris flegmatis. Tipologi Tempramen Imanuel Kant Jenis tempramen Sanguinis

Gambaran tempramen - Orang yang selalu penuh harapan - Segala sesuatu dianggap penting - Sering menjanjikan sesuatu namun jarang

Melancholic

menepati

karena

kurang

-

dipikirkan Senang menolong orang lain tetapi

-

sifatnya sementara Peramah, periang, sukar bertobat, dan

-

modah bosan Segala sesuatu

dianggap

penting

terutama yang berhubungan dengan dirinya sehingga sering muncul syak -

wasangka dan bimbang Perhatiannya selalu pada

-

kesukaran dan keluhan Tidak mudah buat janji, namun selalu

-

menepati Tidak

mudah

hal-hal

menerima

keramahtamahan orang lain dan tidak Choleris

-

senang melihat kesenangan orang Emosinya mudah terbakar, namun

-

mudah tenang tanparasa membenci Tindakannya selalu cepat tetapi tidak

-

konstan Terlihat sibuk dan suka memerintah

-

orang daripada melakukannya Senang dipuji orang lain secara terangterangan, gila hormat, sikap semu dan

-

formal Bermurah hati dan melindungi orang lain, namun bukan karena sayang pada orang lain, tetapi lebih tertuju pada

27

kasih sayang diri sendiri. Ini dilakukan agar dapat dipuji dan penghargaan

Phlegmatis

-

orang lain Orangnya cermat dan suka mngenakan

-

pakaian rapi agar terlihat intelek Cenderung kurang memiliki kepekaan

-

pada situasi lingkungan sosial Tidak mudah bergerak, tidak mudah

-

marah, tenang, sabar, dan teliti Orang-orang yang bertipe ini biasanya cocok

untuk

pekerjaan

penelitian

ilmiah  Tipologi Kepribadian Julius Bahsen Julius Bahsen (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian manusia ditentukan tiga kondisi jiwa, antara lain: 1) Tempramen Tempramen merupakan bagian aspek kepribadian yang berkaitan dengan emosi seseorang, yakni menunjukkan mudah atau tidaknya terbakar emosi. Bentuk-bentuk reaksi tempramen, yakni : a) Spontanitas, yakni sikap atau tindakan seseorang yang terlepas dari pengaruh orang lain dan berpangkal dari dirinya sendiri. b) Reseptivitas, yakni bagaimana seseorang menerima kesan apakah cepat atau lambat. c) Imprisionabilitas, yakni mendalam atau tidaknya pengaruh suatu keadaan pada jiwa seseorang. d) Reaksitivitas, yakni lama atau tidak suatu kesan memengruhi kehidupan jiwa. Tipologi Tempramen Julius Bahsen Tempramen Choleris Sanguistis

Kelompok reaksi tempramen  Spontanitas kuat dan reseptivitas kuat  Impresiobilitas tidak mendalam dan lambat

Phlegmatis

bereaksi  Reseptivitas yang kambat dan reaksitivitas

Anamatisch

yang lama  Kurang spontanitas atau impresiobilitas yang mendalam

28

2) Kemauan. Kemauan adalah dorongan dalam diri seseorang untuk bertingkah laku dan digunakan sebagai alat kontrol perilaku dalam mencapai kebutuhan.

3) Pasodynie Pasodynie adalah sejauh mana tingkat ketabahan seseorang didalam menghadapi suatu kesukaran, masalah, atau penderitaan. Tipologi Posodynie Julius Bahsen Kelompok posodynie Posodynie yang kuat

Gambaran kepribadian  Menggambarkan ketabahan dan keteguhan hati seseorang manakala menderita atau menghadapi suatu masalah dengan percaya

Posodynie yang lemah

diri bahwa kesukaran itu dapat diselesaikan  Menggambarkan sifat-sifat yang lekas putus asa,

lekas

berkeluh

kesah,

lekas

dan

hilangnya percaya diri ketika mengalami kesukaran 4) Daya susila Daya susila adalah kecakapan kepribadian seseorang untuk membedakan dan meyakini terhadap hal-hal yang buruk dan baik dalam berbagai bentuknya, seperti adil atau tidak adil, patut atau tidak patut, susila atau asusila, dan digunakan sebagai kontrol.  Tipologi Kepribadian Eysenck Secara umum, tipologi kepribadian menurut teori eysenck dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kepribadian tipe introver dan tipe ekstrover. Adapin gambaran kepribadian kedua tipe ini dapat dijelaskan pada tabel pada halaman berikut ini. Tipologi kepribadian menurut Eysenck Tipe introver  Cenderung depresi  Ketakutan

Tipe ekstrover  Cenderung histeria  Sedikit energis

29

            

Selalu diikuti obsesi  Curiga dan mudah tersinggung  Apatis dan labih  Gampang luka batin  Mudah gugup  Rendah diri  Sering melamun  Sukar tidur  Intelegensi cukup baik  Berpendirian  Keras kepala, kaku  Interpesonal variabelity kecil  Kurang humor dan memiliki banyak   kosakata

Perhatian sempit Prestasi kerja kurang Kurang teliti Hypokondria Kosakata sedikit Cenderung gagap Mudah kecelakaan Mudah sakit-sakitan IQ relatif rendah Bekerja buru-buru Fleksibel Interpersonal variability besar Mengutamakan persahabatan Prestasi selalu dinilai berlebihan

 Tipologi kepribadian Heyman Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) mengatakan bahwa kepribadian setiap manusia adalah berbeda-beda dan bervariatif. Klasifikasi kepribadian manusia dilihat dari sisi kualitas kejiwaan dan dilihat dari unsur emosionalitas, proses pengiring dan aktivitasnya. a.

Emosionalitas adalah mudah atau tidaknya perasaan seseorang tersebut terpengaruh oleh suatu kesan. Hal ini didasari pada prinsip bahwa setiap orang memiliki kecakapan menghayati perasaan menurut tingkatan. Dengan memahami emosionalitas kita dapat membedakan antara orang yang mudah terpengaruh secara emosional dan orang yang sukar terpengaruh secara emosional. Klasifikasi Tingkat Emosional Heyman Tingkat emosional Golongan emosional tinggi

Gambaran kepribadian  Implusif, mudah marah,

suka

tertawa,

perhatian tidak mendalam, tidak suka pada hal-hal praktis, tetap dalam pendapatnya, ingin berkuasa, dan dapat dipercaya dalam hal keuangan  Emosional yang tumpul (rendah), berhati

Golongan yang tidak emosional

dingin, sikap hati-hati dalam mengeluarkan pendapat, praktis, jujur dalam batas hukum, suka tenggang menegang, pandai menahan

30

hawa nafsu berahinya, dan dirinya siap untuk dikritik b. Proses pengiring Proses pengiring menunjukkan banyak atau tidaknya suatu pengaruh kesadaran setelah kesan ini hilang dalam kesadaran. Jadi pada hakikatnya proses pengiring sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran. 1) Pengiring yang kuat, yakni sifat tenang, tidak mudah putus asa dan bijaksana, suka menolong, ingatan baik dan bebas berfikir, teliti, konsekuen, dan suka berpolitik moderat atau konservatif. 2) Pengiring yang lemah, terlihat tidak tenang dan mudah putus asa, ingatan kurang baik dan tidak teliti, tidak hemat dan tidak konsekuen, berpolitik radikal, suka membeo, dan egoistis. c.

Aktivitas Aktivitas menunjukan kepada banyak tindakan suatu pernyataan dari seseorang dalam

mengungkapkan perasaan, pikiran, dan tindakannya.aktivitas manusia menurut teori Heyman (dalam sumadi suryabrata, 1986) digolongkan ats dua bagian, antara lain : 1) Golongan aktif, yakni kelompok dari orang yang suka bergerak, terkesan sibuk dan periang, suka menentang pada hal-hal yang menghalang, mudah mengerti, bersikap praktis dan rakus akan uang, pandangannya luas, setelah bertengkar dia cepat berdamai,dean suka tenggang-menenggang. 2) Golongan yang tidak aktif, yakni orang yang malas bertindak, lekas mengalah dan putus asa, segala permasalahan selalu dianggap berat, sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalahnya, perhatiannya tidak mendalam, kurang menekankan pada hal-hal yang praktis, suka membeo, nafsu berahi kerap kali datang dan menggelora, boros, dan cenderung orangnya tertutup.  Tipologi berdasar 3 fungsi manusia Menurut Heyman: -

Emosionalnya kuat sifat/ cirinya: cepat memihak, mudah marah, fantasinya kuat, kurang menghormati orang lain, ingin menguasai orang lain, tegas, citacitanya dinamis.

31

-

Aktivitasnya kuat suka bekerja, lincah, praktis, periang, baik kpd bawahan, mdh

-

mengatasi masalah, tdk mdh putus asa. Memiliki fungsi sekunder sifat: tenang, tekun, hemat, besar rasa terima kshnya, setia pd persahabatan, acuh thd penghargaan dirinya, dpt dipercaya, wataknya tertutup.

Berdasarkan 3 fungsi tersebut disusun delapan tipe kepribadian, yaitu : 1. Sifat nerveus (selalu gugup) o Dikuasai keadaan sesaat, selalu sibuk, bekerja jika ada dorongan yg besar, impulsip. o Haus akan emosi, haus akan hal-hal baru, suka pd perubahan. o Intensitas afeksi: merasa hebat, mudah tersinggung, sangat perasa. 2. Sifat sentimentil (terlalu perasa, rapuh) o Sangat perasa, pemalu, tertutup, mudah tersinggung. o Selalu ragu-ragu, tdk praktis. o Terpengaruh pengalaman masa lalu, kebutuhan terbesar à dicintai o Serius, kurang perhatian thd kondisi lahiriah dirinya. 3. Sifat Cholericus (mudah marah) o Aktif, impulsif, hebat & cepat bertindak, selalu sibuk. o Sangat peka & mudah tersinggung. o Susana hati cepat berubah kadang senang sebentar murung. o Cenderung bertindak berlebihan

32

o Jiwa sosial tinggi.

4. Sifat aphaticus (acuh, tanpa perasaan). Lamban, suka cara yg mudah, suka berfikir panjang, sukar berdamai, afeksinya konstan, kaku/beku. 5. Sifat sanguinicus. Rajin & sibuk, tegas, penuh perhitungan, diplomatis, tdk idealis. 6. Sifat amorf (tanpa bentuk). Malas, suka menunda, ceroboh, tdk edialis, suka hsl yg cepat, sosialisasi lemah, tdk punya belas kasihan, suka makan enak, suka mabuk. 7. Sifat phlegmaticus. Dingin, tenang, kalem, berani, serius, ulet & tahan kerja, selalu rajin, suka berfikir, banyak pertimbangan, pandangannya luas, teliti, sederhana, kurang suka makan enak, setia, sangat percaya pd agama. 8. Sifat gepassoneerd (hawa nafsu). Selalu sibuk, rajin bekerja, idialis, cita-cita besar, persaan terikat sangat kuat, suka bicara, bicaranya mengasyikan, penuh kasih, suka kerja berat/keras, perasaan hangat, gembira. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian 1. Faktor Keturunan Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu. Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.

33

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama. 2. Faktor Lingkungan Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier. 8. Tipe manusia berdasarkan temperamennya

34

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi, Hippocrates lebih tepatnya sekitar (460-370 SM) adalah Bapak Ilmu Kedokteran, seorang tabib dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani,mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam – macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates- Galenus. Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia : -

Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning) Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam) Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir) Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk kepribadian seseorang. Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang bersifat filosofis ini berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan yang lebih bisa diterima seperti yang dikemukakan oleh Hippocrates dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk cairan tersebut.

1. Tipe Kepribadian Choleris

35

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole. Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius. Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras. 2. Tipe Kepribadian Melancholis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan melanchole. Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku. Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda – nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Phlegmatis

36

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma. Dimana orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar. Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah. 4. Tipe Kepribadian Sanguinis

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis. Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah putus asa. Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin.

37

 Kelebihan dan kekurangan kepribadian seseorang berdasarkan tempramennya

9. Tipologi dan Karakter Manusia A. Pengertian Doktor Abdul mujib dalam bukunya “kepribadian dalam psikologi islam”mendfinisikan tipologi dalam 5 definisi, yaitu: a) Suatu pola karakteristik berupa sekumpulan sifat-sifat yang sama, yang berperan sebagi penentu ciri khas seseorang. b) Suatu pengelompokan individu yang bisa dibedakan dari orang lain karena memliki satu sifat khusus. c) Seseorang yang memiliki semua atau paling banyak ciri-ciri khas di suatu kelompok. d) Suatu pola karakterstik yang berperan sebagai suatu pembimbing untuk menempatkan individu dalam suatu kategori. e) Ekstrimitas dari rangkaian kesatuan atau dari distribusi seperti yang ditunjukkan dalam tipe agresif atau tipe sosial.

38

Definisi ini berbeda dengan pengertian karakter, Gordon Alipon yang mengatakan bahwa seseorang bisa saja memliki karakter tertentu, tetapi tidak memiliki suatu tipe. Artinya karakter adalah sifat sikap individu yang banyak dipengaruhi oleh aspek lingkungan, pengalaman, baik berupa asimilasi, yaitu hubungan manusia dengan alam kebendaan dan sosialisasi yaitu hubugan antara sesama manusia .Tipologi individu dalam jiwa keagamaannya bersumber dari norma yang terdapat dalam dasar agama, tidak

semata-mata

perilaku

manusia

tanpa

dikaitkan

dengan

nilai.

Dalam menentukan tipologi didasarkan atas kerangka; a. Struktur nafasani manusia b.

Menggunakan penilaian baik dan buruk terhadap perilaku manusia

c.

Berorientasi pada teosentris karena berdasar pada wahyu ilahi sekalipun tanpa

menghilangkan ijtihad manusia. Pola penulusuran tipologi individu dalam jiwa keagamaan islam. Dalam literatur islam yaitu Al-qur’an dan hadits yang berkembang menjadikan dasar bagi penilaian terhadap tipologi keagamaan bagi penganutnya, diantaranya diidentikkan denan akhlak dan tasawuf yaitu salah satu aspek ajaran islam yang membahas perilaku batin individu Adapun pola-pola yang dipakai adalah sebagi berikut; a. Dengan pola berlawanan seperti positif versus negatif atau baik versus buruk, isebutkan tiga tipe manusia yaitu: - Tipe mukmin/ yaitu mereka beriman atau percaya kepad yang gaib/menunaikan -

sholat/ dan lain-lain. Tipe kafir yaitu mereka yang ingkar terhadap hal-hal yang harus diyakini

-

sebagai mukmin. Tipe munafik yaitu muslim yang beriman tetapi hanya di mulut saja sementara

hatinya ingkar. b. Dengan pola linear, contohnya tipe orang berorientasi pada dunia saja dan yang berorientasi pada akhirat saja atau bahkan keduanya 3. Aspek-aspek dalam menentukan tipologi individu dalam jiwa keagamaan. Secara garis besar aspek tersebut sibagi menjadi dua aspek, yaitu;

39

-

Aspek biologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan kontruksi fisikk individu yang berbeda. Hippocrates dan Galenus membagi tipe individu menjadi



empat, yaitu : tipe Choleris tipe disebabkan oleh cairan emepedu kuning yang dominan



berakibat pada sifat emosional (mudah marah-marah). tipe melancholic, disebabkan cairan empedu hitam yang dominan berakibat



menjadikan individu bersifat tertutup, rendah diri, mudah sedih atau putus asa. tipe plagmatis, disebabkan oleh cairan lendir yang dominan berakibat memiliki



sifat statis, lamban, apatis, pasif dan pemalas. tipe sanguitis, disebabkan oleh cairan darah merah yang dominan berakibat

-

individu memiliki sifat aktif, cekatan, periang dan gaul Aspek sosiologis, yaitu penilaian tipologi individu berdasarkan pada nilai sosial

    

terhadap lingkungan. Edward Spranger membagi tipe ini menjadi 6 bagian: tipe teoritis, yaitu tipe hanya berdasar teori, nilai-nilai, keingin tahuan, dll. tipe ekonomis, yaitu perhatiannya tertuju pada manfaat segala sesuatu, tipe estetis, yaitu perhatiannya tertuju pada nilai keindahan, tipe sosial, yaitu perhatiannya tertuju pada kepentinan umum dan pergaulan, tipe polotis, yaitu tipe yang perhatiannya tertuju pada kepentingan, kekuasaan,



dan organisasi, tipe religius, yaitu tipe individu yang taat terhadap ajaran agama, masalah

-

ketuhanan dan keyakinan. Aspek psikologis/ kejiwaan individu, Prof Heymen mengklasifikasikan tipologi individu berdasarkan tiga aspek psikologi yaitu emosionalitas, aktivitas, dan

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

perwatakan, sehingga menimbulkan 8 tipe individu, yaitu; Tipe pemikiran terbuka dengan sifat-sifat praktisnya. Tipe perasaan terbuka dengan sifat-sifat dan sifat orang lain. Tipe penginderaan terbuka dengan sifat-sifatnya. Tipe intuisi terbuka dengan sifat-sifatnya. Tipe pemikiran tertutup dengan sifat-sifatnya. Tipe perasaan tertutup dengan sifat-sifatnya. Tipe penginderaan tertutup dengan sifat-sifatnya. Tipe intuisi tertutup dengan sifat-sifatnya

-

Pengaruh tupologi karakter manusia terhadap jiwa keagamaan. Umat islam dalam jiwa keagamaannya memliki bentuk yang berbeda, hal ini di dasarkan atas konsistensi dengan pembahasan struktur kepribadian dan dinamikanya, oleh karena itu pengaruh tipologi karakter manusia terhadap jiwa keagamaan yang dimiliki umat islam ada tiga macam, yaitu :

40

i.

Tipologi

ammarah, yaitu tipologi individu yang

cenderung

melakukan perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga selalu dan sering melakukan hal-hal yang bertentangan dan melanggar serta jarang melaksanakan perintah ii.

syari’at agama. Tipologi lawwamah, yaitu tipologi manusia yang mencela perbuatan buruknya setelah memperoleh hidayah, karena sebelumya dia pernah melakukan sesuatu kesalahan atau kemungkaran atau kemaksiatan kemudian bertobat karena hidayah Allah, sehingga dia menyesal dan merasa bersalah kepada Allah kemudian dia tebus dengan giat

iii.

beribadah. Tipologi muthmainnah, yaitu tipologi manusia yang tenang karena diberi kesempurnaan nur kalbu oleh Allah sehingga meninggalkan sifat-sifat t ercela dan menisi dengan sifat-sifat baik yaitu kategorpribadi

muslim

yang

mukmin

(pribadi

yang

selalu

memperbaiki dan menambah kadar keimanannya atas rukun iman yang diyakini dan diimani syariat islam), muslim (pribadi yang menyerahkan diri untuk tunduk patuh dengan sepenuh hati serta jiwa raga hanya kepada Allah), dan muhsin (pribadi yang dapat memperbaiki dan mempercantik jasmani dan rohani terhadap sesama manusia dan kepada Allah) B. Mengenal Karakter dalam Tipologi Psikologi Sifat dan karakter manusia ada berbagai macam. Kepribadian manusia

dapat

dilihat

dari:

1. Prenology (Bentuk tengkorak). Bahwa ada hubungan dengan otak yang ada didalamnya. Tengkorak yang besar tentu berisi otak yang banyak, otak yang banyak tentu berat. Otak yang berat tentu dapat menyelesaikan hal - hal yang berat , adalah orang yang pandai dan sebaliknya, bahwa tengkorak yang kecil , orangnya tentu tidak begitu pandai.

41

2. Grafology (Tulisan tangan). Bahwa ada hubungan antara tulisan tangan dengan watak penulisnya. 3. Astronomy (Ilmu perbintangan). Pendapat yang menghubungkan tata bintang dengan dengan musim, bernama astronomi, dalam hubungannya dengan watak orang yang dilahirkan pada musim itu (astrology). 4. Psyognomy (Ilmu wajah). Menerangkan bahwa wajah yang bulat menandakan orang yang sabar, lembut dan tenang. Sedang wajah yang bulat panjang, orangnya tentu lincah, banyak cakap , periang dan sebagainya. 5. Chirology/ Palmistry (Ilmu gurat tangan) Mengajarkan bahwa gurat tangan ada hubungannya dengan nasib orangnya.

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan

42

 Saran

Daftar Pustaka

Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco Muh. Farozin. 2004. Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Heri Maulana. 2010. Tipe Manusia Menurut Sp Endang Ekowarni. 2010. “Pengembangan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai karakter bangsa”. Diambil dari http://belanegarari.wordpress.com/2009/08/25/pengembangannilai-nilai-luhur-budi-pekerti-sebagai-karakter-bangsa, Pada tanggal tanggal 26 Maret 2010.

43

Sujanto, Agus, Lubis, Halem, Hadi, Taufik. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Koeswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: Eresco Feist, Jess & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality, Sixth ed. Boston: Mc-Graw Hill.

44

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF