Makalah Asesmen Kel 4
March 5, 2018 | Author: Shinta | Category: N/A
Short Description
makalah...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kurikulum IPA (sains) berkembang demikian pesat mencakup luasan materi, tujuan pengajaran terintegrasi proses, misalnya pada saat ini guru mengajarkan sains kepada siswa bahwa sains adalah pemecahan masalah. Tujuantujuan yang muncul juga meliputi kemampuan berbicara, menulis, membaca, berpikir kritis, dan menalar, dan sejauh mungkin berhubungan dengan dunia nyata. Metode asesmen alternatif diperlukan untuk kinerja siswa tentang tujuantujuan pembelajaran sains. Bertolak dari definisi bahwa asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi Hasil pengamatan di lapangan terutama terhadap pembelajaran, proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada penguasaan konsep yang dijaring dengan tes tertulis obyektif dan subyektif sebagai alat ukurnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya proses penilaian yang tidak hanya mengukur satu aspek kognitif saja, akan tetapi juga perlu adanya penilaian baru yang bisa mengukur aspek sikap dan proses atau kinerja siswa secara aktual yang dapat mengukur kemampuan
hasil belajar
peserta didik. Sehingga diperlukan bentuk asesmen lain yaitu performance asesmen dan personal communication asesment. Asesmen kinerja (performance asesment)
disebut juga dengan asesmen
perbuatan (unjuk kerja). Asesmen kinerja dilakukan untuk menilai tugas-tugas yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang peserta didik. Asesmen kinerja (Performance Assessment) pada dasarnya adalah asesmen autentik, karena dalam asesmen ini peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan keterampilan dalam
menyelesaikan berbagai tugas menarik dan
menantang
dalam konteks kehidupan nyata.
1
Asesmen komunikasi personal merupakan salah satu contoh dari asesmen alternatif. Asesmen komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa tidak hanya meliputi prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Dalam personal communication asesmen (penilaian komunikasi diri atau pribadi), aspek-aspek perilaku yang dinilai meliputi aspek kelakuan, aspek kerajinan, aspek kebersihan, aspek kerapian, dan aspek kedisiplinan. 1.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah yaitu bagaimana metode asesmen (performance asesmen dan personal communication asesmen)?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menjelaskan metode asesmen (performance asesmen dan personal communication asesmen).
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Performance Assesment (Asesmen Kinerja) 2.1.1. Pengertian Performance Assesment Performance asesmen adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses. Asesmen ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi. Adapun komponen sistem asesmen kinerja termasuk: 1. Tugas-tugas yang menanyakan siswa untuk menggunakan dan proses mereka yang telah dipelajari; 2. Cheklist untuk mengidentifikasi elemen kinerja atau hasil pakerjaan; 3. Rubrik (perangkat yang mendeskripsikan proses dan atau kesatuan penilaian kualitas) berdasarkan skor total; 4. Contoh-contoh terbaik sebagai model kerja yang akan dikerjakan. Karakteristik Asesmen kinerja yaitu sebagai berikut: 1) Membolehkan peserta didik untuk menunjukkan secara langsung kinerja atau kemampuannya 2) Membutuhkan beberapa prosedur asesmen subjektif (misalnya dengan menggunakan skala rata-rata, daftar cek atau rubrik). 3) Ada kesempatan
yang besar untuk mengembangkan asesmen
kinerja ini
dalam proses pembelajaran
3
Asesmen Kinerja Tes Konvensional : 1. Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan 2. Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa baru 3. Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja peserta didik dan memetakan kemajuan siswa sepanjang waktu 4. Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik. 5. Lebih mengutamakan pemahaman konsep peserta didik 2.1.2 Metode atau Cara Menggunakan Asesmen Kinerja Pertimbangkan dan perhatian yang perlu dilakukan ketika menggunakan asesmen kinerja. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah mempelajari prosedur asesmen kinerja ini. Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain: a) Mengidentifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik. b) Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik c) Mengusahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama peserta didik melaksanakan tugas d) Mendefinisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan peserta didik yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan e)
Mengurutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati
f) Jika ada, memeriksa kembali dan membandingkan dengan kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
4
Tekhnik atau Metode penyekoran kinerja siswa Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengakses kemampuan lompat jauh peserta didik misalnya dilakukan pengamatan atau observasi yang beragam, seperti: teknik mengambil awalan, teknik tumpuan, sikap/posisi tubuh saat di udara, teknik mendarat. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat ukur atau instrumen berikut: a. Daftar Cek (Check-list) Asesmen unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (yatidak). Asesmen unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh pengakses. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar. b. Skala Penilaian (Rating Scale) Asesmen unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan pengakses memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Pada alat penyekoran berupa skala penilaian ini terdapat jenis lain yaitu berupa rubrik (rubric). Rubriks menurut ahli mendefinisikan bahwa
sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar seperangkat
kriteria atau apa yang harus dihitung. Selain itu rubric adalah suatu petunjuk penskoran yang dapat membedakan dalam hal skala yang diartikulasikan, di antara sekelompok perilak-perilaku yang
sederhana atau kejadian-kejadian
yang telah terjadi yang direspons pada saat itu juga. Jadi, rubrik adalah suatu set kriteria yang digunakan untuk menyekor atau menempatkan posisi siswa dapat pula diartikan sebagai suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran siswa dalam mengerjakan tugas. Rubrik
5
penyekoran mendeskripsikan tingkat kinerja yang diharapkan dicapai siswa secara relatif. Deskripsi kinerja ini dapat membantu evaluator untuk mencari karakteristik kinerja siswa. Ada dua jenis rubrik yaitu rubrik analitik adalah penskoran dilakukan untuk setiap komponen tugas. dan rubrik holistik adalah penskoran yang diberikan untuk setiap tugas 2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Adapun Kelebihan dari asesmen kinerja adalah sebagai berikut: a. Dapat mengetahui hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dievaluasi dengan tes tradisional (paper and pencil test). Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa asesmen kinerja menuntut jenis kinerja yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Tes tradisional lebih menekankan pada apa yang diketahui oleh peserta didik (kemampuan kognitif saja) dengan jawaban benar atau salah. Dengan demikian, pencil and paper test hanya mengukur satu aspek saja. Sedangkan asesmen kinerja menuntut berbagai kemampuan dari hasil belajar. Misalnya, kinerja peserta didik dalam membuat karangan dapat mengukur berbagai hasil belajar. Di antara kemampuan yang dapat dinilai dari mengarang misalkan, kemampuan kosakata, kemampuan merangkai kata, kemampuan mengungkapkan gagasan, kemampuan berimajinasi, kemampuan menulis. b. Menyajikan suatu evaluasi yang lebih hakiki, langsung dan lengkap dari beberapa tipe keterampilan mengungkapkan alasan, keterampilan lisan dan keterampilan fisik. Beberapa keterampilan yang berupa kemampuan lisan maupun fisik dapat diukur dengan asesmen kinerja. Kemampuan berbahasa, misalkan dapat mengukur kemampuan lisan yang secara langsung dapat dievaluasi.
Kemampuan
lisan yang
dimaksud, misalkan kemampuan
melafalkan kata-kata asing yang tepat sesuai dengan kaidah-kaidah pelafalan dari bahasa asing tersebut. c. Menyajikan motivasi belajar yang tinggi bagi peserta didik dengan tujuantujuan yang jelas dan membuat pembelajaran lebih berarti. Dalam asesmen kinerja ada proses dialog antara guru dan peserta didik. Guru dapat
6
merumuskan tujuan belajar secara bersama-sama dengan peserta didik. Kreativitas dan kemandirian belajar peserta didik merupakan factor yang penting dalam asesmen kinerja. Dengan adanya keterlibatan langsung peserta didik dalam perumusan tujuan belajar, peserta didik akan lebih tahu apa yang seharusnya ia lakukan sehingga dengan cara seperti ini motivasi belajar peserta didik akan tinggi dan pembelajaran menjadi lebih berarti. d. Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata. Asesmen kinerja lebih menekankan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik, bukan pada apa yang dapat diketahui oleh peserta didik. Untuk kerja yang ditunjukkan oleh peserta didik dapat ditekankan pada kehidupan yang nyata. Misalkan, seorang guru di sekolah dasar menugaskan kepada peserta didik untuk melakukan observasi tentang kehidupan tetangga di sekitarnya. e. Dapat dijadikan informasi sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan dalam pembelajaran selanjutnya. Adapun kelemahan asesmen kinerja yaitu sebagai berikut: a. Membutuhkan waktu dan usaha-usaha yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya. Asesmen kinerja tidak bisa disusun dengan waktu yang tergesa-gesa. Apabila disusun dengan waktu yang tergesa-gesa akan menghasilkan suatu perangkat pengasesan yang tidak akan handal dan tidak akan mencapai sasaran tujuan yang dikehendaki. Dibutuhkan perhatian yang sangat besar bagi guru dalam penggunaannya, tidak bisa ditunda-tunda pada saat guru harus membuat laporan dari hasil penilaiannya. Penundaan pembuatan laporan akan menimbulkan bias sehingga hasil pembelajaran itu menjadi tidak berarti. b. Asesmen dan penyekoran kinerja subjektif, memberatkan dan secara khusus memiliki reliabilitas yang rendah. Seperti telah disebutkan di atas bahwa asesmen kinerja berbeda dengan pencil and peper test yang dapat diases dengan angka, sedangkan asesmen kinerja membutuhkan pengasesan diri dari manusia (pengases) sehingga hasilnya akan subjektif. Dampak dari subjektivitas akan menimbulkan reliabilitas yang rendah. Subjektivitas bisa
7
diminimalkan dengan cara guru harus membuat kriteria yang jelas dan eksplisit dalam membuat asesmen. c.
Frekuensi melakukan evaluasi secara individual harus lebih daripada dalam kelompok. Asesmen kinerja lebih menuntut asesmen secara individual daripada kelompok. Pekerjaan seperti ini membutuhkan waktu yang banyak bahkan biaya yang cukup besar sehingga apabila guru mengerjakannya dengan tidak serius akan menjadi pekerjaan yang sia-sia.
2.2 Personal Communication Assesmen 2.2.1 Pengertian Personal communication Assesmen Asesmen komunikasi personal merupakan salah satu contoh dari asesmen alternatif. Asesmen komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa tidak hanya meliputi prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Asesmen komunikasi personal dapat digunakan untuk menilai pengetahuan reasoning, keterampilan dan produk serta afektif siswa. Komunikasi personal merupakan salah satu bentuk asesmen alternatif yang dilakukan dengan komunikasi melalaui siswa atau antar siswa. Manfaat asesmen ini dapat digunakan sebagai : (1) alat cek ganda asesmen lain. (2) memantau apakah kelas/individu berjalan sebagaimana mestinya, (3) mendorong dan mengevaluasi penalaran dan pemecahan masalah siswa, dan (4) menilai prestasi siswa dalam partisipasinya dalam diskusi kelas. Asesmen melalui komunikasi personal merupakan bentuk asesmen yang bersifat subjektif, oleh karena itu perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sehingga mampu menjadi jaminan mutu.
8
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Komunikasi Personal Kemampuan guru dalam menggunakan asesmen ini sangatlah bervariasi, sehingga diperlukan latihan dan pengalaman yang memadai. Implementasi asesmen komunikasi personal bagi yang berpengalaman mempunyai banyak keuntungan untuk memberikan teknik-teknik asesmen antara lain: 1) Dapat menempa keterkaitan yang jelas dan lengkap antara strategi bertanya dan
fokus pembelajaran. Meski proses pembelajaran sedang berjalan,
beberapa pertanyaan dapat diberikan untuk membantu guru memonitor dan menyesuaikan 2) Tidak seperti bentuk asesmen lain, kuesioner yang mengejutkan atau membingungkan siswa dapat diikuti pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam ke dalam pemikiran siswa. Jika ditemukan miskonsepsi, guru dapat mengambil tindakan untuk segera membetulkannya. 3) Komunikasi personal dapat spontan, memungkinkan guru mengambil keuntungan dari peluang tak terduga untuk menilai dan meningkatkan pencapaian. 4) Komunikasi personal hampir tidak terbatas fleksibilitasnya dalam penerapan sebagai asesmen kelas. Dapat difokuskan pada kisaran outcome dicanangkan baik pada siswa individual, atau siswa sebagai kelompok. 5) Untuk pengguna yang sungguh-sungguh, reaksi nonverbal siswa dapat memberikan pandangan ke dalam yang berharga dalam pencapaian dan perasaan mengenai material yang dipelajari (atau tidak dipelajari). Indikator keyakinan, ketidakpastian, kegembiraan, kebosanan, kenyamanan atau kecemasan dapat berperan sebagai pemicu yang menuntun guru untuk memeriksa lebih dalam ke dalam penyebab mendasar. Pemeriksaan persepsi seperti ini dapat dihasilkan dalam komunikasi siswa/guru, dan tidak dihasilkan melalui alat asesmen lain.
9
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan asesmen komunikasi personal diataranya 1) Bahasa yang sama. Guru dan siswa harus mempunyai bahasa yang sama. Etnis dan kultur dapat berbeda antara guru dan siswa, guru dapat membuat makna dalam bahasa dan kultur siswanya. Jika tidak, maka terjadi kesalahan pengukuran. 2) Kefasihan verbal yang memadai. Bahaya salah pengukuran terletak dua arah. Jika siswa tidak fasih, guru dapat salah interpretasi dan menarik inferensi yang salah, dan jika siswa ”terlalu fasih”, guru dapat dibodohi siswa. 3) Karakteristik personal yang sesuai. Siswa yang pemalu tidak dapat menunjukkan performa yang baik dalam konteks asesmen ini, dengan mengabaikan pencapaian mereka sebenarnya. Sebaliknya siswa yang agresif dapat mengecoh guru akan aspek pencapaian yang sebenarnya. Hal tersebut akan berlaku untuk asesor yang tidak mempersiapkan diri dengan hati-hati, dan mereka yang tidak dapat tetap fokus. 4) Waktu yang cukup. Harus tersedia waktu yang cukup untuk melakukan bentuk asesmen ini. Ketika terget ruang lingkupnya sempit dan hanya sedikit siswa yang diases, waktu mungkin tidak menjadi faktor, satu atau dua pertanyaan bisa cukup untuk memberikan gambaran cepat mengenai pencapaian. Tetapi, ketika target melebar dan jumlah siswa meningkat, dua dimensi menjadi lebih penting (a) Pertama, harus ada waktu yang cukup yang memungkinkan guru untuk berinteraksi dengan setiap siswa yang akan dinilai pencapaiannya. (b) Kedua, harus ada cukup waktu untuk guru mengambil sampel pencapaian yang memadai untuk setiap siswa. Jika waktu tidak tersedia, lebih baik untuk mengganti dengan strategi lain yang tidak membutuhkan kontak satu-satu secara intens.
10
5) Lingkungan yang aman. Komunikasi personal akan bekerja paling baik ketika siswa merasa mereka belajar dalam lingkungan yang aman. 6) Siswa memahami kebutuhan akan kejujuran. Komunikasi personal bekerja paling baik sebagai asesmen ketika siswa memahami bahwa guru memerlukan jawaban jujur, kuncinya adalah kepercayaan. 7) Alat untuk menyimpan record yang akurat. Karena tidak ada hasil kasat mata, catatan asesmen dapat hilang. Jika melibatkan banyak siswa, target kompleks, dan persyaratan akan penyimpanan yang luas, guru harus membuat catatan yang lebih baik misalnya dengan tertulis atau rekaman tape. 2.2.3 Sasaran Asesmen Komunikasi Personal Seperti hanya jenis asesmen lain, komunikasi personal juga dapat mengukur beberapa target, diataranya pengetahuan, penalaran, keterampilan dan produk, serta afektif. Namun asesmen ini paling kuat untuk mengukur penalaran dan sikap siswa . Tabel Target Komukasi Personal
Target
Hal-hal yang perhatian
Pengetahua a. Perlu hati-hati, berpatokan pada batasan-batasan dan isi domain n
pengetahuan b. Tidak dapat menanyakan semua pertanyaan karena waktu yang terbatas untuk jumlah materi yang banyak
Penalaran
a. Merupakan kekuatan yang sebenarnya dari komunikasi personal. b. Guru dapat menggunakan pertanyaan untuk membantu siswa
11
memahami dan meningkatkan penalaran serta pemecahan masalah Skill
dan a. Dapat dilakukan dengan tepat jika guru memiliki kemampuan
produk.
“melakukan dan menciptakan” sehingga dapat mengukur kemampuan siswa hanya dengan meminta siswa berbicara melalui kinerja hipotetik. b. Perlu diingat bahwa, bicara bukanlah melakukan.
Pengukuran a. Merupakan kekuatan lain dari komunikasi personal mampu sikap
mengungkap sikap, minat, nilai, atau watak emosional. b. Kunci keberhasilan asesmen ini adalah kepercayaan dan keterbukaan dalam komunikasi.
2.2.4 Berbagai Bentuk Komunikasi Personal sebagai Asesmen Ada lima format komunikasi personal yang dapat digunakan untuk mengakses pencapaian siswa yaitu bertanya, konferensi dan interviu, diskusi kelas, ujian lisan, dan percakapan dengan yang lainnya. 1) Pengajaran Bertanya dan Menjawab (Instructional Question and Answer) Ketika pembelajaran, guru dan siswa saling bertanya dan menjawab. Kegiatan ini selain meningkatkan proses berfikir dan belajar juga memberikan informasi mengenai pencapaian. Guru mendengar jawaban siswa, menginterpretasikan dalam standar internal, dan mengambil inferensi pada level perolehan siswa. Kunci
keberhasilan
penggunaan
metoda
asesmen
ini,
sementara
meminimalisasi pengaruh kelemahan potensialnya antara lain
12
a. Merencanakan pertanyaan kunci di awal pembelajaran untuk memastikan kesesuaian dengan target dan kemampuan siswa b. Menanyakan pertanyaan yang jelas dan singkat yang membantu siswa memfokus pada kisaran yang relatif sempit dari respon yang diterima. c. Memeriksa variasi penalaran, tidak hanya recall fakta dan informasi d. Menanyakan pertanyaan pertama dan kemudian menunjuk siswa yang akan menjawab, hal ini akan menjaga siswa tetap fokus. e. Memanggil siswa yang sukarela atau tidak sukarela. Hal ini juga akan menjaga siswa tetap melakukan tugasnya. f. Menyimpan mental record mengenai performa hanya untuk sedikit siswa pada waktu pendek. Catatan tertulis sangat esensial untuk sejumlah besar siswa dalam periode waktu yang lebih lama. g. Pengakuan akan respon benar atau bermutu tinggi; memeriksa respon yang tidak h. Benar untuk alasan yang mendasarinya. i.
Setelah pertanyaan diajukan, tunggu tiga sampai lima detik untuk respon. Menurut Rowe dalam Stiggins (1994) ada beberapa keuntungan dalam
penggunaan asesmen jenis ini diantaranya a. Lama waktu respon siswa meningkat b. Jumlah dari respon yang tidak diminta tapi sesuai meningkat c. Kegagalan untuk merespon penurunan d. Kepercayaan diri siswa meningkat e. Kejadian respon kreatif, spekulatif meningkat f. Interaksi berpusat pada siswa meningkat, sementara pembelajaran berpusat pada guru menurun g. Siswa mempertahankan inferensi lebih baik h. Jumlah pertanyaan yang diajukan siswa meningkat i. Siswa yang lamban berkontribusi lebih banyak j. Masalah disiplin menurun
13
k. Guru cenderung untuk melihat kelas dengan jumlah siswa bekemampuan akademik rendah hanya sedikit l. Guru tidak lagi mengharap siswa pandai saja yang memberikan respon 2) Konferensi dan Interviu(Conferences and Interviews) Konferensi siswa-guru berperan sebagai audit terstruktur atau tidak terstruktur. mengenai pencapaian siswa, sasarannya adalah membicarakan apa yang sudah dan apa yang belum dipelajari siswa. Guru dan siswa berbicara langsung dan terbuka mengenai level perolehan siswa, nyaman dengan materi yang dikuasai, kebutuhan khusus, minat, harapan dan/atau topik lain yang berkaitan
dengan
pencapaian,
yang
berkonstribusi
dengan
lingkungan
pembelajaran yang efektif. Efeknya, guru dan siswa berbicara bersama-sama dalam usaha memahami bagaimana bekerja bersama secara efektif. 3) Diskusi Kelas(Class Discussions) Ketika siswa berpartisipasi dalam diskusi kelas, guru mendengarkan interaksi, mengevaluasi kualitas kontribusi siswa, dan mengambil inferensi mengenai pencapaian siswa individual atau kelompok. Secara jelas, diskusi kelas mempunyai efek simultan dengan meningkatkan baik pembelajaran siswa ataupun kemampuan mereka menggunakan apa yang mereka tahu. Untuk memperoleh keuntungan dari kekuatan metoda asesmen ini, sementara meminimalisasi pengaruh kelemahan potensialnya, ikuti kunci di bawah ini : 1. Menyiapkan pertanyaan atau masalah diskusi di awal untuk memfokuskan dengan tajam target pencapaian yang diinginkan 2. Melibatkan siswa dalam proses persiapan, memastikan pertanyaan mereka dan isu kunci merupakan bagian dari campuran. 3. Bertumpu pada format debat atau format tim lainnya untuk memaksimalkan jumlah siswa yang dapat terlibat langsung. Berikan perhatian khusus untuk melibatkan siswa berkemampuan rendah.
14
4) Ujian Lisan(Oral Examination) Dalam tradisi pendidikan Eropa dan praktek asesmen sekarang, ujian lisan masih memainkan peranan kuat. Guru merencanakan dan memiliki latihan untuk siswa yang merefleksikan dan memberikan respon lisan. Guru mendengarkan dan menginterpretasi respon tersebut dan mengevaluasi mutu dan menarik inferensi mengenai level pencapaian. Keuntungan dari ujian lisan adalah memberikan peningkatan kompleksitas dari outcome pendidikan, kompleksitas, dan biaya dari penyusunan asesmen performa yang lebih meyakinkan. 5) Percakapan dengan lainnya(Conversation with Others) Guru dapat menemukan informasi berguna mengenai pencapaian siswa dengan bicara dengan orang lain (siswa lain, guru lain, staf sekolah lain, orangtua, dan saudara) mengenai pencapaian siswa dalam bentuk pertanyaan. Tetapi, bentuk seperti ini harus digunakan sangat hati-hati untuk menghasilkan informasi kualitatif. 6. Mengintegrasikan Asesmen Komunikasi Personal ke Dalam Pembelajaran Pengintegrasian asesmen komunikasi personal dalam pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Minimalisasi jumlah pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Cari respon lebih kompleks sebagai materi rutin, maka siswa menjadi terbiasa. 2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Komunikasi Personal Kelebihan menggunakan komunikasi personal sebagai asesmen jika dibandingkan dengan bentuk assesmen lainnya adalah : 1. Asesmen menggunakan komunikasi personal dapat dilakukan secara cepat dan efisien. 2. Koneksi yang cepat dapat terjadi antara asesmen dan pengajaran.
15
3. Metodenya fleksibel. 4. Asesmen dapat berupa respon nonverbal. 5. Suatu cara paling baik untuk membedakan orientasi dan kelebihan siswa yang berhubungan dengan sikap, hobi, norma/kecenderungan motivasi dengan cara bertanya kepada siswa. 6. Adanya kejujuran antara siswa dan guru. Kekurangan penggunaan komunikasi personal sebagai asesmen adalah : 1.
Terkadang bermasalah dengan penyimpanan sampel. 2. Kurang cocok untuk menilai keterampilan dan produk yang berupa hasil karya.
16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini yaitu performance asesmen adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen komunikasi personal merupakan salah satu contoh dari asesmen alternatif. Asesmen komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang prestasi siswa dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa tidak hanya meliputi prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Asesmen komunikasi personal dapat digunakan untuk menilai pengetahuan reasoning, keterampilan dan produk serta afektif siswa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. Krathwohl, D.R. 2010. Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Pustaka Belajar. Yogjakarta. Hamzah, B. Koni, S. 2012. Assesment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta. Russamsi. 2015. Asessmen melalui Komunikasi Personal. Tersedia : file:///D:/RUSSAMSI%20MARTOMIDJOJO%20CENTRE_ %20ASESMEN%20MELALUI%20KOMUNIKASI %20PERSONAL.html (Diakses tanggal 13 Oktober 2015). Evi, B. 2015. Asesmen Komunikasi Personal. Tersedia : file:///D:/ASESMEN %20KOMUNIKASI%20PERSONAL%20_%20Evi%20Sapinatul %20Bahriah.html (Diakses tanggal 13 Oktober 2015).
18
View more...
Comments