Limbah Yang Dihasilkan Dalam Proses Produksi Cat

December 2, 2019 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Limbah Yang Dihasilkan Dalam Proses Produksi Cat...

Description

Limbah yang Dihasilkan dalam Proses Produksi Cat Limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat adalah: 1. Limbah padat. Limbah padat yang dihasilkan meliputi : a. Kemasan bekas: limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa kantong/sak atau karung dari kertas dan plastik. Sifatnya tidak beracun tetapi mudah terbakar. b. Lumpur/Sludge: dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik. Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya) c. Sampah Domestik : limbah dan sampah lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. 2. Limbah Cair Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan pembersihan tangki serta peralatan proses produksi cat, yaitu : a. Air Pencucian b. Ceceran dari proses Produksi c. Laboratorium dan bak-bak pencucian d. Air pendingin dan Boiler (blow down) e. Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan baku dan penolong pembuatan cat; f. Peralatan pengendalian pencemaran udara yang menggunakan air seperti wet-scrubber dan alat lainnya. Sumber limbah lainnya adalah pencemaran udara dan pembuatan resin yang menggunakan air dalam proses pembuatannya pada beberapa pabrik berskala besar. Limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan dari pencucian peralatan pemroses serta pencucian dan pembersihan lantai. Pada beberapa pabrik cat, pencucian tangki dan peralatan menggunakan larutan kostik panas. Limbah cair dari pencucian ini kemudian ditampung dalam tangki atau drum penampung untuk pembuatan cat solvent based, sedangkan untuk pembuatan cat water-based, limbah cair dari pencucian tangki menuju ke unit pengolahan limbah cair. Limbah cair dari pencucian peralatan pemroses cat solvent-based dapat dimanfaatkan lagi dengan menggunakan unit perolehan kembali pelarut supaya pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Faktor penjagaan kebersihan di pabrik atau proses produksi dapat mencerminkan pengelolaan limbah cair yang dilaksanakan, karena faktor ini dapat meminimumkan jumlah dan karakter limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan produksi. 3.3 Karakteristik Limbah dalam Proses Pembuatan Cat Karakteristik limbah cair yang berasal dari proses pembuatan cat adalah BOD, COD, TSS, pH, TOC, NH3-N, klorida, sulfat, sulfida, nitrogen sebagai N, fosfor, minyak dan lemak, logam berat seperti merkuri (Hg), timbale (Pb), cadmium (Cd), kromium (Cr+6), seng (Zn), besi (Fe) dan titanium (Ti) serta parameter lainnya, bergantung pada jenis bahan baku penolong yanmg digunakan. Limbah industri cat dapat dikategorikan menjadi: a. Sisa kantong bahan baku (container) b. Debu pigmen c. Off-specification paint d. Filter cartridges e. Limbah cair dari pencucian peralatan f. Emisi udara (voc)

3. PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI CAT DALAM MANAJEMEN INDUSTRI Seyogyanya dalam penanganan limbah industri dari sisi manajemen industri adalah dengan melibatkan fungsi engineering, produksi, PPIC, mutu, maintenance, lingkungan dan bagian lain yang relevan sehingga pendekatan teknik yang parsial bisa dirubah menjadi komprehensif. Di samping fungsi juga perlu diperhatikan komitmen terhadap kapasitas dengan perspektif baru. Kunci masalah lingkungan yang berhubungan dengan industri cat adalah penanganan terhadap limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat. Penanganan limbah tersebut mengacu pada Baku Mutu Limbah yang diperbolehkan dalam industri tersebut. Baku mutu limbah untuk industri cat (yang sudah beroperasi) adalah sebagai berikut : Berdasarkan hal tersebut di atas, penanganan limbah industri cat yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi industri. Penanganan limbah industri adalah sebagai berikut:

4.2 Penanganan Limbah Padat 1. Kemasan bekas Limbah ini dihasilkan dari bekas kemasan bahan baku/penolong berupa kantong/sak atau karung dari kertas dan plastik. Sifatnya tidak beracun tetapi mudah terbakar sehingga pengumpulan dilakukan setiap hari kerja dan ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/dibeli oleh perusahaan daur ulang kemasan setiap minggu. 2. Lumpur/Sludge Dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL pabrik. Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya) sehingga penanggulangannya sangat hati-hati mulai dari pengumpulan, pengeringan sampai pada pembuatannya menjadi “Flinkote Padat” sebagai produk sampingan. Untuk 100 kg Lumpur kering (kadar air 30%) dapat dihasilkan 286 kg flinkote padat. 3. Sampah Domestik Limbah ini berupa kertas, dedaunan dan lainnya dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. Pengumpulan dilakukan setiap hari kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta ke TPA seminggu sekali. 4.3 Penanganan Limbah Cair Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama limbah cair yang dihasilkan. Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat dengan pemanfaatan IPAL yang meliputi : a. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul; b. a. Pengaturan pH b. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia c. alum, kapur atau poliflok dan garam besi di dalam tangki flokulasi; c. Pengentalan atau pengeringan Lumpur; d. Penyaringan dengan menggunakan penyaring d. Hidrobact di dalam tangki klorinasi; e. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter e. pada tangki filter; dan Tangki penyimpanan akhir.

Sumber Air Limbah Untuk mengolah air limbah selain data kepekatan air

limbah, diperlukan juga data mengenai seberapa besar rata-rata jumlah air limbah yang harus diolah. Supaya jumlah air limbah yang akan diolah itu dapat diperkirakan, maka diperlukan data mengenai sumber air limbah. Air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri tersebut. 4.4 Pengelolaan Limbah Cair Industri Cat Solvent-Based Penanganan limbah cair untuk industri pembuatan cat terutama dilakukan pada saat pencucian peralatan pada pembuatan cat solvent-based yang tidak boleh tercecer dan masuk ke saluran drainase melalui pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan benar, sehingga pembuatan cat solvent-based dalam pembuangan limbah diharapkan mencapai zero waste. Pengolahan limbah cair industri cat dapat menggunakan teknologi pengolahan limbah secara fisik, kimia dan biologi untuk mengurangi kadar parameter utama limbah cair yang dihasilkan Untuk proses pembuatan cat solvent-based diupayakan tidak menghasilkan limbah cair dan untuk itu diperlukan kebiasaan memelihara lingkungan yang baik dan menghemat pemakaian air melalui pemanfaatan kembali air cucian tangki pada proses pembuatan cat untuk pencucian berikutnya. 4.5 Unit Pengelolaan Limbah Cair Untuk Cat Solvent-Based Pengolahan limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan cat meliputi: 1. Ekualisasi debit limbah, dengan tangki pengumpul; 2. Pengaturan pH 3. Pengendapan dengan penambahan bahan kimia 3. alum, kapur atau poliflok dan garam besi di dalam tangki flokulasi; 4. 4. Pengentalan atau pengeringan Lumpur; 5. Penyaringan dengan menggunakan penyaring 5. Hidrobact di dalam tangki klorinasi; 6. Penyaringan dengan menggunakan karbon filter 6. pada tangki filter; dan 7. Tangki penyimpanan akhir. Pengolahan limbah cair umumnya meliputi peraturan/penyesuaian pH dan penggunaan bahan presipitasi kimia yang dilanjutkan dengan pengendapan. Penggunaan penyaring pasir dan karbon dapat menurunkan kadar logam berat sampai tingkat yang rendah. Pengentalan Lumpur dan pengeringan merupakan hal yang umum untuk sistem pengolahan yang lengkap, sistem ini menggunakan pengental dan penjernih yang dilanjutkan dengan belt press atau gulungan pengeringan sedangkan air yang dihasilkan oleh perlakuan ini dikembalikan ke unit awal pengolahan limbah. 4.6 Pengendalian di dalam Pabrik untuk Mengurangi Pencemaran Kebiasaan pemeliharaan lingkungan pabrik yang baik dan juga dengan menggunakan kembali air pencucian pada proses pembuatan cat atau proses pencucian berikutnya akan menghemat jumlah pemakaian air.

Jumlah pemakaian air terbanyak adalah untuk pendinginan, air ini harus diupayakan untuk tidak terkontak atau terkontaminasi dangan bahan baku, bahan penolong ataupun air proses Pemisahan antara limbah cair yang tidak terkontaminasi dan yang terkontaminasi serta pengurangan jumlah pemakaian air untuk pencucian peralatan dengan menggunakan peralatan penyemprotan bertekanan tinngi harus dilaksanakan. 4. PENUTUP Pembahasan mengenai Penanganan Limbah Industri Cat dalam Manajemen Industri dengan mengikuti Perkembangan Teknologi dan penggunaan dan melaksanakan konsep-konsep clean technology, sedikit tidaknya memberikan masukan akan perlunya me-manage hasil dan proses produksi yang ramah lingkungan terutama dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen, ramah lingkungan yang dihasilkan oleh dunia industri. 1. Baroto, T, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002. 2. 2. Ekins P, M. Hillman dan R. Hutchison, Green Economics, the Gaia Atlas, Anchor Books, New York, USA, 1992. 3. 3. Freeman, H., Hazardous Waste Minimization, 4. McGraw Hill International, Singapore, 1990. 4. Misra, K.B., Clean Production, SpringerVerlag 5. Berlin Heidelberg, Germany. 5. Romm, Joseph J., Lean and Clean 6. Management, Kodansha International, New York, 1994.

7.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF