Kelompok 3 - Pengenalan Biaya Dan Harga Pokok

August 31, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Kelompok 3 - Pengenalan Biaya Dan Harga Pokok...

Description

 

 

MAKALAH PENGENALAN BIAYA DAN HARGA POKOK

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Bisnis

Kelas : Pengantar Bisnis B Dosen Pengampu : Dra. Sudarsih . MSi

Disusun Oleh: Maulana Dias Ali Firdhaus

(200810201034) (200810201034)

Mochammad Ari Darmawan S.

(200810201150) (200810201150)

 Nadhira Faiqotun Nisa

(200810201091) (200810201091)

Yulianto Nur Afandi

(200810201135) (200810201135)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UNIVERSITA S JEMBER 2020/ 2021 i

 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugasMakalah makalahini inidisusun denganguna baik memenuhi yang berjudul Biaya dan Harga Pokok“. tugas“Pengenalan dari Dra. Sudarsih MSi, selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis di Universitas Jember. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengenalan biaya dan harga  pokok. Penulis meminta maaf untuk segala kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan dan  penyempurnaan untuk tugas makalah makalah berikutnya.

Banyuwangi,

2020

Tim Penyusun

ii

 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL ................................ ................................................. ................................... ................................... ................... .. i KATA PENGANTAR PENGANTAR .................................. ................................................... ................................... ................................. ............... ii DAFTAR DAF TAR ISI .................................. .................................................. .................................. ................................... ............................. ............ iii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 4 1.1 Latar Latar Belakang Belakang ................................ ................................................. ................................... ................................... ................... .. 4 1.2 Rumusan Rumusan masalah .................. ......... .................. .................. ................... ................... .................. .................. .................. ......... 5 1.3 Tujuan Tujuan .................................. .................................................. .................................. ................................... ............................... ..............5 BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 6 2.1 Biaya Biaya dan harga harga Pokok .................. ........ ................... .................. .................. ................... ................... .................. ...........6 2.2 Penggolongan Biaya .............................................................................. 6 2.3 Pengertian dan Konsep Harga Pokok .................. ......... ................... .................. .................. ................. ....... 7 2.4 Bahan Mentah dan Bahan Pembantu .................. ........ ................... .................. .................. .................. ......... 8 2.5 Penentu Penentu Harga Bahan .................. ......... ................... .................. .................. ................... .................. .................. ............ ... 8 2.6 Penetapan Harga Pokok ....................................................................... 12 BAB III PENUTUP PENUTUP ................................. ................................................. .................................. ................................... .................... ... 17 3.1 Kesimpulan Kesimpulan ................................... ................................................... ................................. .................................. ..................... ....17 3.2 Saran ................................. .................................................. .................................. .................................. ................................ ...............17 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

iii

 

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya industri akan selalu memunculkan produk-produk baru.

Perusahaan akanmasalah selalu menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Hal ini menjadikan baru bagi perusahaan dalam perhitungan akuntansinya. Setiap industri umumnya selalu membuat alokasi biaya dengan perhitungan tertentu. Operasi perusahaan pada umumnya merupakan usaha berlanjut yang kompleks dan yang menuntut pemerolehan jasa atau produk bukan untuk jangka  pendek melainkan jangka panjang, sehingga jasa atau produk tersebut tidak habis dalam waktu singkat. Laba atau rugi serign dimanfaatkan untuk menilai kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian dari pembentuk laba adalah  biaya. Biaya merupakan salah satu sumber informasi paling penting dalam strategic  perusahaan. Pada dasarnya masalah yang sering timbul dalam suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai  produksi yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya  produksi yang akan dikeluarkan. dikeluarkan. Pengelompokan biaya-biaya sangat diperlukan untuk mengetahui mana diantara biaya-biaya itu yang menjadi harga pokok, sehingga manajemen dapat menetukan harga jual produk yang dihasilkan atau diperdahgangkan tersebut. Perhitungan harga pokok produksi adalah salah satu faktor yang tidak dapat ditinggalkan, sebab bila pemimpin kurang tepat dalam menentukan faktor  produksi mengakibatkan harga jual yang sangat tinggi. Akibat dari hal tersebut, volume penjualan akan berkurang sehingga tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Ketepatan penentuan harga pokok produksi menjadi hal yang penting bagi  perusahaan, karena ketepatan penentuan harga pokok produksi mempengaruhi ketepatan harga jual yang diinformasikan. Harga pokok produksi yang tepat dapat diartikan bahwa harga pokok produksi tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu, harga pokok produksi harus dihitung dan ditetapkan secara tepat sehingga harga jualnya menjadi tepat pula. Harga pokok produksi dapat ditentukan dengan metode full metode full costing atau variable costing .

4

 

 

1.2 Rumusan Masalah a)  Apa pengertian dari biaya dan harga pokok?  b)  Apa saja cara penggolongan biaya? c)  Apa pengertian dan konsep harga pokok poko k d)  Apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi? e)  Bagaimana cara penetapan harga bahan?

 

f) Bagaimana cara penetapan harga pokok? 1.3 Tujuan a)  Memahami pengertian dari biaya dan harga pokok  b)  Memahami cara penggolongan biaya c)  Mengerti konsep harga pokok d)  Mengerti cara menetapkan harga pokok

5

 

 

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Biaya dan Harga Pokok

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang tujuan. sangat  penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu  pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya antara lain. Biaya, dalam arti luas adalah pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang ,yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya adalah bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. (Sumarni dan Soeprihanto, 1987:413) 2.2. Penggolo Penggolongan ngan Biaya B iaya

Menurut Soemarni dan Soeprihanto (1987:413) cara penggolongan biaya dapat dibedakan sebagai berikut: 1.  Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran : a)  Biaya bahan baku  b)  Biaya tenaga kerja c)  Biaya listrik d)  Biaya depresiasi 2.  Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok di dalam perusahaan: a)  Biaya produksi  b)  Biaya pemasaran c)  Biaya administrasi dan umum 3.  Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai : a)  Dalam hubungan dengan produk   Biaya bahan langsung   Biaya tenaga kerja langsung   Biaya overhead pabrik  b)  Dalam hubungan dengan departemen   Biaya langsung departemen   Biaya tidak langsung departemen 4.  Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan : a  Biaya variable  b  Biaya tetap 









 

c

Biaya semi variable 6

 

 

5.  Penggolongan biaya atas dasar waktu a  Pengeluaran penghasilan  b  Pengeluaran modal 2.3. Pengertian dan Konsep Harga Pokok

jenis hargaHampir pokok setiap produk atauperusahaan jasa yangmenghadapi ditawarkan, masalah terutamadalam pada menetapkan perusahaan industry. Dalam menentukan besarnya harga pokok harus ditentukan dengan tepat dan cermat, sebab satu faktor penentu gagal atau majunya perusahaan adalah kecermatan dalam menghitung biaya produksi sekaligus penetapan harga pokok  pada suatu produk. Menurut Soemarni dan Soeprihanto (1987:413) harga pokok adalah jumlah  biaya seharusnya untuk memproduksi suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya sehingga barang itu sampai di pasar. Konsep harga pokok dibagi menjadi dua dua jenis yaitu : a.  Harga Pokok Historis Yaitu jumlah biaya seluruhnya yang nyata-nyata dikeluarkan untuk memproduksikan suatu barang ditambah dengan biaya lainnya sehingga barang itu berada di pasar.  b.  Harga Pokok Normatif Yaitu jumlah biaya seluruhnya yang seharusnya dikeluarkan ditambah biaya seharusnya lainnya sehingga barang berada di pasar Tujuan penetapan harga pokok : a)  Untuk menetapkan harga pokok standar, yaitu harga/biaya suatu  barang yang dikeluarkan dikeluarkan apabila tidak terjadi pemborosan.  b)  Sebagai dasar penetapan harga jual produk. c)  Untuk mengetahui apakah kebijakan cara penjualan produk perlu diubah atau tidak. d)  Sebagai penunjuk apakah mesin dan perlengkapan perlu diganti atau ditambah. e)  Untuk keperluan perhitungan neraca, yaitu dengan mengetahui harga  barang jadi yang ada di gudang.

Elemen-elemen harga pokok : 1.  Harga bahan baku dan bahan pembantu 2.  Harga tenaga kerja 3.  Biaya umum dan biaya penjualan

7

 

 

2.4. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu  

Bahan mentah dan bahan pembantu mutlak diperlukan untuk membuat suatu  produk dengan proses produksi. Contohnya Contohnya suatu pabrik keripik tempe hanya akan dapat menghasilkan keripik tempe jika ada bahan mentah tempe dan bahan  pembantu tepung, garam, minyak minyak goreng, dan lain-lain. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yaitu : a.  Bahan baku langsung Bahan ini merupakan pengeluaran terbesar dalam menghasilkan suatu barang. Dalam contoh produk keripik diatas, yang merupakan  bahan baku langsung langsung yaitu yaitu tempe.  b.  Bahan baku tidak langsung. Bahan ini juga merupakan bagian dari suatu barang jadi, namun  pengeluarannya tidak sebesar bahan baku langsung . Dalam contoh  produk keripik diatas, yang merupakan bahan baku langsung yaitu minyak goreng dan tepung. c.  Bahan pembantu Jenis bahan ini juga digunakan dalam membuat suatu barang tetapi tidak mengambil bagian dalam barang jadi. 2.5. Penentu Harga Bahan 

Dalam pembelian bahan baku, perusahaan tidak melakukan pembelian sekaligus. Hal ini mengakibatkan adanya bermacam-macam harga beli dan tentu harga bahan yang masuk dalam proses produksi juga akan berbeda-beda. Biasanya perusahaan menetapkan harga pemakaian bahan dengan jalan mengalikan jumlah bahan dengan harga ganti. Akan tetapi, cara tersebut akan memberatkan konsumen, bila harga bahan di pasar terus menerus naik. Sebaliknya, bila harga bahan di pasar terus turun , maka penetapan harga bahan dengan jalan mengalikan jumlah bahan dengan harga ganti akan menguntungkan konsumen tetapi merugikan perusahaan. Dalam hal ini ada beberapa cara penetapan harga bahan yaitu : 1.  FIFO Dengan car ini perhitungan harga bahan didasarkan atas harga bahan yang  pertama dibeli yang masih ada dalam gudang. Di sini tiap bahan yang masuk ke dalam proses produksi harus selalu dihitung. Contoh: Bahan yang dibeli dan dimasukkan ke gudang adalah sebagai  berikut: 2 Mei 200 kg @ Rp 100,00= Rp 20.000,00 7 Mei 300 kg @ Rp 150,00= Rp 15.000,00 12 Mei 500 kg @ Rp 200,00= Rp 30.000,00 8

 

 

Pemasukkan bahan dalam proses produksi : 3 Mei 100 kg 5 Mei 50 kg 6 Mei 25 kg 8 Mei 200 kg

Tanggal

Penerimaan Bahan Jumlah Harga tiap unit

Kg

Rp

Rp

Kg

Sisa Bahan Harga Jumlah tiap Harga unit Rp Rp

45.000,00

3 Mei 5 Mei 6 Mei -

100 50 25 -

100,00 100,00 100,00 -

10.000,00 5.000,00 2.500,00 -

100.000,00

8 Mei -

200 -

150,00 -

30.000,00 -

100 50 25 25 300 125 625

100,00 100,00 100,00 100,00 150,00 150,00 200,00

Jumlah harga

Kg

Rp

Rp

2 Mei

200

100,00

20.000,00

7 Mei

300

150,00

12 Mei

500

200,00

Pemasukkan ke dalam proses produksi Tanggal Jumlah Harga Jumlah tiap unit harga

Jumlah

10.000,00 5.000,00 2.500,00 2.500,00 45.000,00 18.750,00 125.000,00

2.  LIFO Menurut car aini, harga bahan yang dimasukkan ke dalam proses produksi didasarkan atas harga bahan terakhir yang dibeli. Dalam hal ini juga harus memantau kenaikan ataupun penurunan harga bahan. Dengan data di atas,  perhitungan menggunakan menggunakan metode LIFO sebagai berikut :

Penerimaan Bahan Tanggal

2 Mei 

7 Mei 

12 Mei 

Jumlah

Pemasukkan ke dalam proses produksi Jumlah harga

Kg

Harga tiap unit Rp

200

100,00

20.000,00

300

500

150,00

200,00

Tanggal

Jumlah harga

Jumla h

Kg

Harga tiap unit Rp

Rp

3 Mei 5 Mei

100 50

100,00 100,00

6 Mei

25

8 Mei

200

Rp

45.000,00

100.000,00

-

Jumlah

Sisa Bahan

-

Jumlah Harga

Kg

Harga tiap unit Rp

10.000,00 5.000,00

100 50

100,00 100,00

10.000,00 5.000,00

100,00

2.500,00

25

100,00

2.500,00

150,00

30.000,00

325 25

100,00

47.500,00 2.500,00

100

150,00

15.000,00

25

100,00

2.500,00

100

150,00

15.000,00

500

200,00

100.0000,00

-

-

Rp

9

 

 

3.  Harga Beli Rata-Rata Dengan metode ini, harga bahan yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk tiap produk sama dengan hasil bagi dari jumlah pengeluaran seluruhnya untuk membeli bahan-bahan yang ada dalam gudang dengan jumlah bahan yang masih ada dalam gudang Dengan contoh di atas, maka perhitungan harga beli rata-rata untuk bahan yang masuk ke dalam proses produksi adalah : Penerimaan Bahan Tanggal

2 Mei

7 Mei

12 Mei

Pemasukkan ke dalam proses produksi Jumlah Harga

Kg

Harga tiap Unit Rp

200

100,00

20.000,00

Jumlah

300

500

Tanggal

Jumlah Harga

Jumlah

Kg

Harga tiap Unit Rp

Jumlah Harga

Kg

Harga tiap Unit Rp

Rp

3 Mei

100

100,00

10.000,00

100

100,00

10.000,00

5 Mei

50

100,00

5.000,00

50

100,00

5. 5.000,00 000,00

6 Mei

25

100,00

2.500,00

25

100,00

2. 2.500,00 500,00

-

-

-

-

325

146,15

47.500,00

8 Mei

200

146,1 146,15 5

29.230

125

140

17.500

-

-

-

-

625

188

117.500,00

Rp

150,00

45.000,00

200,00

100.00,00

Jumlah

Sisa Bahan

Rp

4.  Harga Standar Metode ini menetapkan dulu harga standar bahan baku oleh perusahaan untuk  jangka waktu tertentu, misalkan 1 tahun. Penetapan harga standar ini didasarkan d idasarkan atas penelitian perkembangan pada harga waktu yang akan datang, dengan demikian harga standar ini akan saling menetralisasi naik dan turunnya harga di  pasar. Apabila ada perbedaan antara jumlah harga pembelian dengan harga standar (harga taksiran), maka dibukukan dalam kolom selisih harga Contoh : Pembelian bahan yang masuk ke Gedung : 1 Juni = 1000 kg @baku Rp 300,00 5 Juni = 500 kg @ Rp 250,00 250, 00 9 Juni = 300 kg @ Rp 150,00

Jumlah bahan yang masuk ke dalam proses produksi 3 Juni = 500 kg 7 Juni = 100 kg 10 Juni = 900 kg

Harga bahan standar ditetapkan untuk jangka waktu 1  tahun = Rp 200,00

10

 

 

Tanggal

Pembelian/Pemakaian/Sisa

Jumlah Harga Pembelian

Jumlah Harga Standar

Selisih Harga Boros

Hemat

Rp 200.000,00 150.000,00

Rp 100.000,00 -

Rp -

1 Juni 3 Juni

Pembelian 1000 kg @ Rp 300,00 Pemakaian 500 kg

Rp 300.000,00 -

5 Juni

Sisa 500 kg Pembelian 500 kg @ Rp 250,00 Jumlah 1000 kg Pemakaian 100 kg

125.000,00 -

150.000,00 100.000,00 200.000,00 20.000,00

25.000,00 -

-

Sisa 700 kg Pembelian 300 kg @ Rp 150,00 Jumlah 1000 kg Pemakaian 900 kg

45.000,00 -

140.000,00 60.000,00 200.000,00 180.000,00

-

15.000,00 -

-

20.000,00

125.000,00

15.000,00

7 Juni

9 Juni 10 Juni

Sisa 100 kg

5.  Harga Tenaga Kerja Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa di samping menggunakan mesinmesin,digunakan pula tenaga kerja yang langsung menangani proses produksi. Dalam perhitungan harga pokok, yang dimaksudkan harga tenaga kerja yaitu tenaga kerja langsung. Ahrga tenaga kerja dapat dapat ditentukan untuk satu unit hasil produksi dengan menghitung satuan waktu tenaga kerja yang dibutuhkan dikalikan dengan upah untuk tiap kesatuan waktu. Misal untuk menyelesaikan suatu barang diperlukan waktu pengerjaan 500  jam, apabila upah tiap jam kerja adala Rp300,00 maka harga tenaga kerja yang dimasukkan sebgai unsur harga pokok satu unit barang tersebut adalah500x Rp300,00 = Rp150.000,00. Jadi yang dimaksud harga tenaga kerja disini adalah harga tenaga kerja standar. Misalkan saja untuk menyelesaikan satu unit produk biasanya diperlukan waktu 10 jam kerja. Apabila pada suatu saat waktu penyelesaian menjadi 12 jam kerja, maka yang dimasukkan dalam perhitungan harga pokok adalah 10 jam kerja, sedang 2 jam lainnya diangap sebagai pemborosan.

6.  Biaya Umum dan Biaya Penjualan   Biaya Umum Yaitu pengeluaran yang harus dibayar tanpa memperhatikan tingkat proses  produksi dari perusahaan. Biaya Biaya ini termasuk biaya tidak langsung dan apabila perusahaan menghasilkan lebih lebih dari satu jenis produk maka biaya biaya ini harus dibagi kepada para “pemikul biaya”. Namun adakalanya suatu  perusahaan menganggap biaya biaya umu ini sebagai biaya langsung. 

11

 

 

Yang termasuk dalam kategori biaya umm adalah : 1.  2.  3.  4. 

Gaji pimpinan dan gaji tenaga administrasi Upah pembantu umu dan pemnjaga malam Penyusutan mesin, gedung dan peralatan Sewa

5.  6. 7.  8.  9. 

Asuransi Perbaikan mesin dan peralatan Pajak, bunga Penerangan Semua pengeluaran administrasi seperti kertas,  perangko,materai, biaya telepon, telepon, telegram.   Biaya Penjualan Yaitu semua pengeluaran yang berhubungan dengan penjualan hasil  produksi. Pengeluaran Pengeluaran tersebut misalnya: 1.  Gaji karyawan bagian penjualan 2.  komisi-komisi untuk agen 3.  Biaya pemasangan iklan, advertensi 4.  Semua biaya telepon, telegram, teleks dan kertas, perangko, materai, untuk kperluan penjualan produk 

2.6. Penetapan Harga Pokok Hubungan antara Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Telah dijelaskan di muka bahwa yang dimaksud biaya langsung adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah hasil produksi. Misalkan, harga bahan baku, upah tenaga kerja. ker ja. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya tidak langsung ialah semua biaya yang tidak berhubungan langsung dengan tingkat hasil produksi tertentu tetapi kepada suatu prestasi. prest asi. Misalkan, gaji  pimpinan, penyusutan, penyusutan, dan lain-lain.

Biaya Langsung 

Biaya Tidak Langsung

   ls  ls

 

Produk

Prestasi

hubungan ls

 

Produk

Hubungan tidak langsung Gambar 1 : Hubungan Hubungan antara Biaya Langsung dengan Biaya Tidak Langsung 12

   

 

Masalah pembebanan biaya tidak t idak langsung akan menjadi penting bagi  perusahaan yang menghasilkan menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Semua jenis biaya umum dan penjualan dimasukkan sebagai biaya tidak langsung. Terdapat dua macam cara penetapan harga pokok : 1.  Cara Pembagian 2.  Cara Angka Perbandingan Nilai 1)  Cara Pembagian Cara ini hanya dapat diterapkan untuk perusahaan yang membuat satu sat u jenis  produk. Disini untuk memperoleh harga pokok untuk untuk tiap unit produk, m maka aka biaya seluruhnya dibagi dengan banyaknya produk yang dihasilkan. Atau : Jml Selr Biy Harga Pokok =   Jml Br y  Disilk

Jadi, cara ini hanya untuk jenis produk yang homogin. Contoh :  Perusahaan teh menghasilkan 1.000 pak   Jumlah seluruh biaya = Rp 1.200.000,00  Maka harga pokok 1 pak teh adalah?  Harga Pokok =

 

 = Rp 1.200,00

2)  Cara Angka Perbandingan Nilai Untuk perusahaan yang membuat lebih dari satu unit produk, maka menghitung harga pokok produk dapat digunakan dengan cara angka  perbandingan nilai. Contoh : Suatu perusahaan membuat dua jenis produk yaitu, kain batik tulis dan kain batik cap. Setiap bulan dihasilkan 200 potong p otong kain tulis dan 200 potong kain cap.   Bahan baku mori untuk 200 potong kain tulis  tulis   = Rp 1.200.000,00  Sedangkan untuk 200 potong kain cap  cap   = Rp 600.000,00  Upah tenaga kerja untuk 200 potong kain tulis  tulis  = Rp 700.000,00  Dan upah tenaga kerja untuk untu k 200 potong kain cap  cap  = Rp 500.000,00  Selain itu, dikeluarkan biaya umum dan penjualan pe njualan sebesar Rp 600.000,00  Penyelesaian :  :  1.  Angka perbandingan nilai atas dasar harga bahan mentah   Perbandingan harga bahan mentah antara kedua jenis produk adalah 1.200.000 : 600.000 atau 2 : 1   jumlah angka perbandingan adalah 3. Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan :   Rp 1.200.000,00 + Rp 600.000,00 + Rp 700.000,00 + Rp 500.000,00 + Rp 600.000,00 = Rp. 3.600.000,00  

Biaya untuk 200 potong potong kain batik tulis = ×Rp 3.600.000,00=Rp 2.400.000,00  



Biaya untuk 200 potong kain cap = × Rp 3.600.000,00 = Rp 1.200.000,00 

13

 

 

2.  Angka perbandingan nilai atas dasar harga tenaga kerja Upah tenaga kerja antara dua jenis produk di muka berbanding 700.000 :  jumlah angka perbandingan perbandingan nilai adalah 12. 500.000 atau 7 : 5  jumlah Jumlah seluruh biaya = Rp 3.600.000,00 

3.600.000 = Rp 2.100.000,00 2.100.000,00 Biaya untuk 200 potong batik tulis =   × Rp 3.600.000

Biaya untuk 200 potong batik cap =



  × Rp 3.600.000 3.600.000 = Rp 1.500.000,00 1.500.000,00



Dengan demikian maka : Harga pokok 1 potong batik tulis  = Harga Pokok 1 Potong batik cap  =

 

 = Rp 10.500,00

 

 = Rp

7.500,00

Cara Mendistribusikan Biaya Tidak Langsung

Mendistribusikan biaya tidak langsung kepada pemikul biaya tidak t idak semudah mendistribusikan biaya langsung, sebab biaya langsung langsung ini terpengaruh ter pengaruh oleh  jumlah produk yang yang dibuat, jadi dengan mudah mudah dapat didistribusikan secara merata. Sedangkan biaya biaya tidak langsung bagi perusahaan perusahaan yang membuat  bermacam-macam produk harus didistribusikan didistribusikan sedemikian rupa kepada berbagai  produk tersebut sehingga sehingga pembagiannya terasa adil atau sama-sama dipikul dengan beban yang pantas. Dikatakan bahwa biaya tidak langsung relatif lebih sulit mendistribusikannya, sebab sukar untuk memastikan berapa beban tiap-tiap  ptoduk atas biaya tersebut. Misalnya, berapa besarnya biaya umum umum dan biaya  penjualan juga biaya advertensi untuk untuk dua macam produk harus dib dibebankan ebankan kepada tiap satuan produk? Terdapat empat cara untuk mendistribusikan Biaya Tidak Langsung 1.  Pendistribusian biaya tidak langsung atas dasar presentase harga bahan 2.  Pendistribusian biaya tidak langsung atas dasar presentase upah tenaga kerja 3.  Pendistribusian biaya tidak langsung atas dasar presentase biaya langsung la ngsung 4.  Pendistribusian biaya tidak langsung atas dasar presentase waktu kerja. Contoh : Perusahaan sepatu “HANA” membuat produk sepatu dan sandal, jumlah  produk dan biayanya biayanya adalah sebagai berikut : Biaya Langsung : Tabel 1.1 : Jumlah produk, jam kerja, dan biaya langsung Nama Produk

Jumlah (Pasang)

Jam Kerja Total

Harga Bahan Total (Rp)

Upah Tenaga Kerja Total (Rp)

Jumlah Biaya Langsung (Rp)

Sepatu Sendal

100 50 150

200 jam 100 jam 300 jam

300.000,00 100.000,00 400.000,00

100.000,00 50.000,00 150.000,00

400.000,00 150.000,00 550.000,00

14

 

 

Biaya Tidak Langsung   Biaya Umum   Biaya Penjualan Jumlah Biaya Tidak Langsung Penyelesaian :

80.000,00  40.000,00 (+)  120.000,00 

Rp Rp Rp





Harga pokok 1 pasang sepatu : 1)  Atas dasar persentase harga bahan Harga Bahan Upah tenaga kerja

= Rp = Rp



Biaya tidak langsung =     Rp 120.000,00 = Rp 

Biaya untuk 100 pasang sepatu Harga pokok 1 pasang sepatu =

= Rp

300.000,00  100.000,00  90.000,00 (+) 

490.000,00



 = Rp 4.900,00



2)  Atas dasar persentase upah tenaga kerja Harga bahan Upah tenaga kerja

= Rp = Rp

300.000,00  100.000,00 

= Rp

90.000,00 90.000, 00 (+)

= Rp

480.000,00



120.000,00 00 Biaya tidak langsung =     Rp 120.000, Biaya untuk 100 pasang sepatu

Harga Pokok 1 pasang Sepatu  

=

 

 = Rp 4.800,00

3)  Atas dasar persentase biaya langsung Harga bahan Upah tenaga kerja Biaya tidak langsung =

 

= Rp = Rp

   Rp 120.000,00

Harga pokok 1 pasang sepatu

=

 = Rp 4.872,72



= Rp = Rp



Biaya tidak langsung =    Rp 120.000, 120.000,00 00 

Biaya untuk 100 pasang sepatu =

87.272,72 (+)



4)  Atas dasar persentase jam kerja Harga bahan Upah tenaga kerja

Harga pokok 1 pasang sepatu

= Rp

300.000,00  100.000,00 

= Rp = Rp

300.000,00 100.000,00 80.000,00 (+) 480.000,00

 

 = Rp 4.800,00

15

 

 

Harga pokok 1 pasang sandal : 1)  Atas dasar persentase harga bahan  Harga bahan Upah tenaga kerja Biaya tidak langsung =

 

= Rp = Rp

 Rp 120.000,00 120.000, 00

= Rp

Biaya untuk  50  50 pasang sandal Harga pokok 1 pasang sandal

=

 



Biaya untuk 50 pasang sandal =





Biaya tidak langsung =

 

= Rp

= Rp

Biaya untuk 50 pasang sandal

4)  Atas dasar persentase jam kerja Harga bahan Upah tenaga kerja

= Rp

100.000,00 50.000,00 40.000,00 (+) 190.000,00

 = Rp 3.800,00

Upah tenaga kerja   Rp 120.000, Biaya tidak langsung = 120.000,00 00

=

= Rp = Rp



3)  Atas dasar persentase biaya langsung Harga bahan

Harga pokok 1 pasang sandal

180.000,00

 = Rp 3.600,00

 Rp 120.000,00

Harga pokok 1 pasang sandal

30.000,00 (+)



2)  Atas dasar dasar persentase upah tenaga kerja Harga bahan Upah tenaga kerja Biaya tidak langsung =

= Rp

100.000,00 50.000,00

= Rp = Rp = Rp

100.000,00 50.000,00 32.727,27 (+) 182.727,72



 = Rp 3.654,54



= Rp = Rp

 Rp 120.000,00 120.000, 00

Biaya untuk 50 pasang sandal  

= Rp = Rp

100.000,00 50.000,00 40.000,00 (+) 190.000,00



Harga pokok 1 pasang sandal

=



 = Rp 3.800,00

16

 

 

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 1.  Biaya adalah pengorbanan sumber-sumber ekonomi yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau akan erjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya juga bias dikatan sebagai bagian dari dar i harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk memperoleh penghasilan. 2.  Harga pokok merupakan bagian dari harga perolehan atau harga beli aktiva yang ditunda pembebanannya atau belum dimanfaatkan dalam da lam hubungannya hubungannya dengan realisasi penghasilan. 3.2. Saran

Kami mengharapkan agar makalah ini dapat digunakan oleh pengajar sebagai bahan ajaran. Serta kami berharap, makalah ini dapat menjadi referensi bagi mahaiswa dalam mengerjakan tugas mengenai Biaya dan Harga Pokok.

17

  

 

DAFTAR PUSTAKA

https://yodha05.blog https://yodha05.blogspot.com/2016/10/kata-pe spot.com/2016/10/kata-pengantar-deng ngantar-dengan-menyebut-n an-menyebut-nama.html ama.html   https://samakarim.wordpress.com https://samakarim.word press.com/2019/06/02/makalah-ekonom /2019/06/02/makalah-ekonomi-biaya-produksi/ i-biaya-produksi/   https://www.academia.edu/29252669/Makalah_Biaya_dan_Konsep_Konsep_yang_B erkaitan   erkaitan https://www.academia.edu/41755923/Makalah_HARGA_POKOK_PRODUKSI_and  _PENJUALAN  _PENJUA LAN   http://eprints.umm.ac.id/33382/2/jiptummpp-gdl-mohsyams http://eprints.umm.ac.id/33382/2/jiptumm pp-gdl-mohsyamsul-44939-2-bab1.pdf  ul-44939-2-bab1.pdf   Sumarni,, Murti  Murti dan  dan John  John Soeprihanto Soeprihanto.. 2005. Penganta 2005. Pengantarr Bisnis. Bisnis. Liberty  Liberty.. Yogyakarta  Sumarni

18

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF