Jurnal Kertas Dari Pelepah Pisang

March 14, 2019 | Author: Yogi Irawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Jurnal Kertas Dari Pelepah Pisang...

Description

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

OPTIMASI PENGGUNAAN NaOH DAN TAPIOKA PADA PRODUKSI KERTAS SENI DARI PELEPAH PISANG The Optimization of NaOH a  and nd Cassava Starch Concentration on The Quality of Art Paper f  from rom Banana Leaves Sucipto*, Susinggih Wijana, dan Erly Wahyuningtyas Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak. Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Jl. Veteran - Malang *Penulis korespondensi, e-mail: [email protected] ABSTRACT 

The main purpose of this research was to find out the optimum concentration of NaOH and cassava starch on the production of art paper from the banana leaves. The central composite design in Response Surface Methodology was used with two factors i.e. NaOH (b/v) and cassava starch concentration, and 5 times repetition at central  point. The data was analyzed using design expert DX7.0.3, the organoleptic test used t-  test, and financial analysis was conducted on HPP, BEP, PP, and NPV. The result showed that NaOH and cassava starch concentration affected the tearing strength value and tensile strength. The optimum process reached on NaOH concentration of 0.50% 0.50% b/v and the cassava starch starch concentration of 0.39% 0.39% b/v. The organoleptic test showed that most of the panelist preferred paper appearance and the thickness. By the investment of Rp. 45.9198.419,00 45.9198.419,00 and 500 sheets production capacity per day, the the HPP value was Rp. 427,92. 427,92. With the selling price of Rp. 599,06 599,06  per sheet, the financial analysis was as f ollowed: BEP was 47.514,38 sheet that equal to Rp. 28.465.353,32 or 32.99%; PP was 2 years 11 month and 6 days, days, and NPV was Rp. 56.474.249,06.  Keywords : art paper, banana leaves, leaves, optimization, financial analysis

PENDAHULUAN

pembuburan ( pulping)   pulping)   sehingga mempercepat proses pemisahan dan pemutusan serat. Fengel dan Wegener (1995) menambahkan bahwa  pulp   dapat dihasilkan dengan semikimia dengan larutan NaOH dan pembuatan serat dengan pengilingan. Tahap selanjutnya untuk mengikat komponen antar serat pada proses pembentukan lembaran (forming)   diperlukan penambahan bahan perekat sehingga serat dapat membentuk lembaran kertas yang kuat. Penambahan bahan perekat pada produksi kertas seni bertujuan untuk memperkuat ikatan antar serat, serta mengawetkan kertas sehingga diperoleh kertas yang berkualitas dengan ketahanan tarik dan ketahan sobek yang tinggi (Bahari, 1995).

Pelepah pisang merupakan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi, hingga kini hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan. Menurut Hobir (1997) setiap pohon pisang berpotensi menghasilkan pelepah kering sebanyak 6,15 kg, lebih lanjut Sukundayanto (2004) menambahkan bahwa pelepah pisang mempunyai kandungan selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp untuk kertas seni. Pada pembuatan kertas seni, penambahan larutan NaOH berfungsi untuk melarutkan lignin saat proses

46

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi NaOH sebagai pelarut pada proses  pulping   dan tapioka sebagai binder yang optimal sehingga dihasilkan produk kertas seni dari pelepah pisang berkualitas tinggi dan disukai oleh konsumen.

kemudian digunakan sebagai titik tengah untuk rancangan komposit pusat. Faktor-faktor perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : Konsentrasi NaOH (N): N1 = 0,45% (Kode X1 = -1) N2 = 0,55% (Kode X1 = 1) Konsentrasi tapioka (P) : P1 = 0,33% (Kode X2 = -1) P2 = 0,43% (Kode X2 = 1)

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah pelepah pisang agung yang berasal dari Lamongan, bahan-bahan pembantu yang digunakan yaitu NaOH teknis, tapioka, dan titanium dioksida (TiO2). Alat yang digunakan dalam pembuatan kertas seni dari pelepah pisang adalah timbangan digital, panci, kompor, pengaduk, gelas ukur, blender, Screen 60 mesh ukuran 25 cm x 35 cm, pengering kabinet. Alat yang digunakan untuk pengujian kualitas fisik adalah Elmendorf Tearing Tester   (uji ketahanan sobek) dan Paper Tensile Strength Tester  (uji ketahanan tarik

Pengulangan pengamatan pada titik pusat sebanyak 5 kali. Tabel rancangannya dapat di lihat pada Tabel 2. Tabel 1. Variabel asli dan variabel kode serta respon hasil ordo pertama N No (NaOH) %) 1 0,05 2 0,05 3 0,15 4 0,15 5 0,10 6 0,10 7 0,10 8 0,10 9 0,10

Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan 2 rancangan percobaan permukaan respon yaitu: a. Kondisi operasi yang optimum Diperoleh dengan metode dakian tercuram (permukaan respon ordo pertama). Perlakuan pada percobaan awal adalah faktor konsentrasi NaOH (N1=0,05% dan N2=0,15%) dan faktor konsentrasi tapioka (P) dengan level faktor (P1=0,05% dan P2=0,15%). Hasil optimasi dari respon permukaan ordo pertama menjadi titik tengah dalam percobaan respon permukaan ordo kedua (rancangan komposit pusat). Bentuk tranformasi hubungan antara variabel kode dan variabel asli seperti pada Tabel 1. b. Nilai Titik Optimum Dari hasil percobaan respon permukaan ordo pertama diperoleh nilai titik optimum (N=0,5% dan P=0,38%),

P (Tapioka %) 0,05 0,15 0,05 0,15 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

X1 -1 -1 1 1 0 0 0 0 0

Y X2 Ketahanan sobek 1 264 -1 575 1 656 -1 725 0 343 0 362 0 397 0 332 0 353

Tabel 2. Desain rancangan komposit pusat (permukaan respon ordo kedua) Variabel Kode No

47

Variabel Asli N (Kons. NaOH %)

Respon

P Ketahan (Kons. an Sobek Tapiok (mN) a %)

Ketahan an Tarik (kN/m )

X1

X2

1

–1

–1

0,45

0,33

828

2,47

2

–1

1

0,45

0,43

889

2,69

3

1

–1

0,55

0,33

916

2,39

4

1

1

0,55

0,43

965

2,58

5

0

0

0,5

0,38

1005

2,69

6

0

0

0,5

0,38

1064

2,71

2

0

0

0,5

0,38

989

2,75

8

0

0

0,5

0,38

1060

2,72

9

0

0

0,5

0,38

1044

2,74

10 -1,414

0

0,43

0,38

869

2,51

11

1,414

0

0,57

0,38

954

2,43

12

0

-1,414

0,5

0,31

854

2,46

13

0

1,414

0, 5

0,45

921

2,59

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

Pelaksanaan Penelitian Pelepah pisang dikeringkan, kemudian dipotong-potong berukuran 23 cm dan diambil sebanyak 100 g. Kemudian dilakukan pemasakan pelepah pisang dengan menambahkan air (perbandingan 1:50 b/b), dan NaOH sesuai dengan perlakuan pada rancangan komposit pusat selama 1 jam dengan suhu 90°C. Pencucian pertama, dilakukan sampai bersih untuk menghilangkan lignin dan kandungan soda (NaOH) pada  pulp . Selanjutnya proses pemasakan pulp  dengan menambahkan air (perbandingan 1:20 b/v) serta penambahan titanium dioksida sebanyak 0,1% (b/v) selama 15 menit dengan suhu 90°C. Pencucian kedua dilakukan sampai bersih untuk menghilangkan kandungan titanium dioksida pada pulp . Pulp   bersih dimasukkan ke dalam waring blender   dan ditabah air, selanjutnya dihancurkan selama 30 detik untuk menghomogenkan ukuran serat. Bubur serat  (pulp ) yang diperoleh dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran lignin yang masih tertinggal dalam  pulp . Penambahan tapioka dilakukan sesuai dengan rancangan komposit pusat dengan menambahkan air (1:50 b/v) pada proses pemasakan. Proses pencetakan dilakukan dengan menggunakan screen   60 mesh ukuran 25 cm x 35 cm di dalam ember. Cetakan tersebut dikeringkan di dalam lemari pengering dengan suhu 60°C selama 50 jam. Kertas seni dari pelepah pisang diambil menggunakan pinset sebagai alat bantu mengeluarkan kertas dari screen.

pelepah pisang yang ada di pasaran meliputi ketahanan sobek, ketahanan tarik, derajat putih, kadar air, gramatur, ketebalan, dan rendemen. Uji organoleptik meliputi warna, tekstur permukaan, kenampakan serat, dan ketebalan menggunakan panelis terlatih yang bekerja di PT Surabaya Agung Industri Pulp dan Kertas dan pengrajin kerajinan tangan. Uji organoleptik menggunakan differential test yaitu uji t (t-Test ) dengan produk pembanding kertas seni dari plepah pisang yang diproduksi oleh Daoer Oelang Handycraft. Analisis finansial dilakukan untuk mengetahui titik impas dan waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal usaha, serta untuk mengetahui tingkat kelayakan unit industri kertas seni dari pelepah. Analisis finansial meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok produksi (HPP), harga jual (HJ), Break Event Point   (BEP), Payback Periode  (PP), dan Net Present Value  (NPV). HASIL DAN PEMBAHASAN Optimasi Respon N Nilai ilai Ketahanan Sobek Hasil analisis respon ketahanan sobek kertas seni dari pelepah pisang diperoleh dari persamaan model kuadratik, yaitu Y1 = –9.975,08+ 2 25.346,52X1  + 23.136,68X2  – 24.180X1 2 – 28.980X2 – 1.200X1X2. Model kuadratik dengan nilai R sebesar 0,8905 berarti bahwa ada korelasi positif antara faktor konsentrasi NaOH dan tapioka dengan respon nilai ketahanan sobek sebesar 0,9803. Model persamaan tersebut disajikan pada Gambar 1. Berdasarkan persamaan diketahui 2 bahwa koefisien X1   (konsentrasi NaOH) 2 lebih besar dibanding koefisien X2 (konsentrasi tapioka), sehingga dapat dikatakan bahwa nilai ketahanan sobek (Y1) lebih dipengaruhi oleh penambahan NaOH daripada penambahan tapioka. Menurut Haygreen dan Bowyer (1986), bahwa ketahanan sobek dipengaruhi oleh ikatan antar serat tetapi lebih sangat

Analisis Pengolahan data untuk metode permukaan respon menggunakan program Design-Expert   DX 7.0.3 (download  Trial Version   dari www.statease.com), sehingga didapatkan kertas seni hasil penelitian solusi optimal. Analisis fisik dan kimia dilakukan pada produk kertas seni pelepah pisang hasil solusi optimal dan dibandingkan dengan produk kertas seni

48

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

dipengaruhi oleh keterpaduan serat masing-masing. Konsentrsi NaOH menyebabkan pelarutan lignin yang mengakibatkan serat mudah hancur pada proses penggilingan, sehingga seratserat tersebut dapat berikatan satu sama lain dengan bantuan tapioka membentuk kertas yang kuat dan tidak mudah disobek.

tersebut digambarkan ke dalam kurva respon pada Gambar 2.

Gambar 2. Kurva permukaan respon kontur plot hubungan penambahan NaOH (% b/v) dan tapioka (% b/v) terhadap respon nilai ketahanan tarik Berdasarkan persamaan dapat 2 diketahui bahwa koefisien X1 (konsentrasi NaOH) lebih kecil dibanding 2 koefisien X2   (konsentrasi tapioka), sehingga dapat dikatakan bahwa nilai ketahanan tarik (Y2) lebih dipengaruhi oleh konsentrasi tapioka daripada konsentrasi NaOH. Menurut Casey (1981), perbedaan ketahanan tarik kertas disebabkan karena perbedaan penjang serat yang menyusun kertas tersebut dan adanya metode surface sizing  (metode mengisi permukaan lembaran kertas, biasanya dengan pati). Ketahanan tarik dari kertas pelepah pisang ini sangat dipengaruhi oleh adanya pati atau tapioka yang tergelatinisasi pada proses  pulping   dan berfungsi sebagai perekat. Adanya perekat ini menyebabkan tiap lembaran kertas menjadi kuat dan tidak

Gambar 1. Kurva permukaan respon kon-tur plot hubungan konsentrasi NaOH (% b/v) dan konsentrasi tapioka (% b/v) terhadap respon nilai ketahanan sobek

Optimasi Respon Nilai Ketahanan Tarik Hasil analisis respon ketahanan tarik kertas seni dari pelepah pisang diperoleh dari persamaan model kuadratik, yaitu Y2 = –14,2306 + 52,78216X1 + 18,50644X2 2 2 – 52,4X1 – 19,4X2 – 3X1X2. Model kuadratik dari nilai respon ketahanan tarik memiliki nilai R sebesar 0,9670 berarti bahwa ada korelasi positif antara faktor konsentrasi NaOH dan tapioka dengan respon nilai ketahanan tarik sebesar 0,9670. Model persamaan

49

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

mudah putus ketika direntangkan dan ditarik pada sisi–sisi yang berlawanan.

Fungsi desirability adalah untuk menentukan derajat ketepatan hasil solusi optimal (Montgomery, 2001). Semakin mendekati satu, maka semakin tinggi nilai ketepatannya. Berdasarkan tabel tersebut terdapat solusi yang memiliki nilai desirability   0,960 dari perlakuan dengan penambahan NaOH sebanyak 0,50% dan penambahan tapioka sebanyak 0,39% (agar memudahkan pengukuran dalam proses produksi disetarakan menjadi 0,40%. Solusi tersebut menghasilkan nilai ketahanan sobek sebesar 1035,26 mN dan ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m yang telah sesuai dengan tujuan pembuatan kertas seni yaitu mendekati produk kertas seni yang ada di pasaran. Hal tersebut berarti bahwa produk kertas seni yang dihasilkan telah sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.

Optimasi Respon pada Nilai Ketahanan Sobek dan Ketahan Ketahanan an Tarik. Tarik Optimasi dilakukan untuk mengoptimumkan respon ketahanan sobek dan ketahanan tarik dalam batas faktor konsentrasi NaOH dan tapioka. Tabel 3. Batasan optimasi respon Batas Batas Variabel Tujuan bawah Atas NaOH (%)

Dalam Batas

0,45

0,55

Tapioka (%)

Dalam Batas

0,33

0,43

Ketahanan sobek (mN) Ketahanan tarik (kN/m)

Target = 1049

828

1064

Target = 2,74

2,39

2,75

Batasan konsentrasi NaOH dan konsentrasi tapioka diperoleh dari dugaan awal menentukan daerah optimal pada rancangan percobaan dakian tercuram yang diharapkan dapat dicapai respon ketahanan sobek dan ketahanan tarik yang optimum, seperti pada Tabel 3. Batasan untuk respon ketahanan sobek didapatkan pada batasan 828 mN sampai 1064 mN (data hasil respon nilai ketahanan sobek), dari kisaran tersebut diharapkan mendekati nilai ketahanan sobek kertas seni pelepah pisang yang ada di pasaran sebesar 1049 mN. Begitu pula dengan nilai ketahanan tarik didapatkan batasan pada 2,39 kN/m sampai 2,75 kN/m, nilai tersebut diharapkan mendekati nilai ketahanan tarik kertas seni yang ada di pasaran sebesar 2,74 kN/m. Berdasarkan batasan optimasi respon pada Tabel 3 maka diperoleh solusi optimum seperti pada Tabel 4.

Kualitas Produk Hasil Solusi Optimum a. Krakteristik Fisik dan K Kimia imia Berdasarkan hasil solusi optimal (konsentrasi NaOH 0,50% dan konsentrasi tapioka 0,39%) kemudian dianalisis ketahanan sobek, ketahanan tarik, tingkat kecerahan (brightness ), kadar air, gramatur, ketebalan, dan rendemen. Tabel 5. Karakteristik fisik produk kertas seni pelepah pisang yang dihasilkan Kriteria Ketahanan Sobek (mN) Ketahanan Tarik (kN/m) Tingkat kecerahan (%) Kadar air (%) Gramatur (g/m2) Ketebalan (μm) Rendemen (%)

Tabel 4. Solusi optimal Konsentra si NaOH (%)

Kons. Tapio ka (%)

Ketahanan Sobek (mN)

Ketahanan Tarik (kN/m)

Desira-  bility

0,50

0,39

1035, 26

2,74

0,960

Status

Selected

50

Hasil Penelitian

Produk Pasaran

1035,26 2,74

1049 2,74

19,60 7,39 89,14 235 78

23,00 8,05 97,9 246 -

Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian produk kertas seni mempunyai nilai ketahanan sobek 1035,26 mN dan ketahanan tarik 2,74 kN/m. Nilai tersebut mendekati produk yang ada di pasaran, yaitu ketahanan sobek sebesar 1049 mN dan ketahanan tarik sebesar 2,74 kN/m.

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

2

Perbedaan nilai ketahanan sobek dan ketahanan tarik tersebut dikarenakan konsentrasi NaOH pada proses  pulping  dan konsentrasi tapioka dalam proses pencetakan. Penambahan konsentrasi NaOH yang berlebihan pada pembuatan kertas seni dari pelepah pisang mengaki-batkan penurunan gramatur yang menye-babkan tipisnya kertas, sehingga ketahanan sobek dan ketahanan tarik kertas menurun. Oleh karena itu untuk membentuk suatu lembaran kertas yang kuat dengan ketahanan sobek dan ketahanan tarik yang tinggi maka diperlukan bahan perekat tapioka. Tingkat kecerahan kertas seni dari pelepah pisang hasil penelitian sebesar * * 19,6% dengan nilai L = 49,05; a = 7,9; * b = 15,98, lebih kecil dari kertas seni pelepah pisang yang ada di pasaran yaitu * * 23% dengan nilai L = 65,74; a =2,91 * b =25,56. Kertas seni dari pelepah pisang yang dihasilkan berwarna kecoklatan dengan kenampakan serat yang panjang, sedangkan kertas seni yang ada di pasaran ber-warna lebih kekuningan tetapi cenderung tidak merata. Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH yang digunakan pada proses  pulping   maka tingkat kecerahan semakin meningkat. Titanium dioksida (TiO 2) dapat membantu memutihkan serat dan mengha-silkan kertas yang lebih putih. Kadar air kertas seni dari pelepah pisang hasil penelitian sebesar 7,39%, sedangkan produk kertas seni yang ada di pasaran sebesar 8,05%. Kadar air ditentukan dari lama pengeringan  pulp  basah menjadi lembaran kertas. Menurut Casey (1981), peningkatan kadar air dalam kertas akan meningkatkan ketahanan tarik pada titik keseimbangan kelembaban ker-tas. Selain itu kadar air juga mempenga-ruhi perhitungan gramatur, karena grama-tur dinyatakan sebagai total berat kertas termasuk kadar air. Gramatur adalah massa lembaran 2 kertas dibagi luasnya dalam satuan g/m . Gramatur kertas seni hasil penelitian

sebesar 89,14 g/m dengan luasan ukuran 25 x 35 cm, sedangkan dari produk kertas seni yang ada di pasaran dengan ukuran 30 x40 cm sebesar 97,9 2 g/m . Gramatur kertas hasil penelitian lebih rendah diban-dingkan dengan gramatur kertas yang ada di pasaran karena menurut Casey (1981), gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air pada kelembapan udara relatif di sekitar kertas. Semakin besar gramatur yang dihasilkan maka ketahanan sobek dan ketahan tarik pada kertas seni semakin kuat. Ketebalan kertas dinyatakan dalam satuan mikron (μm). Ketebalan kertas seni pelepah pisang dari hasil penelitian sebe-sar 235 μm lebih rendah dari kertas seni yang ada di pasaran, yaitu sebesar 246 μm. Perbedaan ketebalan kertas ini disebabkan adanya pengaruh perlakuan komposisi yaitu konsentrasi NaOH dan tapioka. b. Kualitas Organoleptik 1. Warna Rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap warna produk kertas seni hasil penelitian adalah 3,6 (cukup suka), sedangkan rata-rata nilai kesukaan pane-lis terhadap warna produk kertas seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka). Uji t produk yang diteliti lebih kecil daripada produk pembanding, berarti produk yang ada di pasaran lebih disukai daripada produk yang diteliti. Nilai t hitung (-0,48) < t tabel (2,78) dan peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,704 > 0,05 menunjukkan kedua produk tersebut tidak berbeda nyata. Warna kertas yang ada di pasaran cenderung lebih putih daripada kertas hasil penelitian, hal ini lebih disukai panelis. Kertas seni yang paling disukai saat ini adalah kertas seni yang bermotif dengan ditambahkan potongan kecil pelepah pisang atau bunga kering. Kecende-rungan kesukaan kertas seni terhadap warna sangat variatif tergantung dari selera konsumen

51

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

2. Tekstur Permukaan Rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur permukaan produk kertas seni hasil penelitian adalah 3,6 (cukup suka), sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap warna produk kertas seni di pasaran adalah 3,8 (biasa/netral). Uji t produk yang diteliti lebih kecil daripada produk pembanding, berarti produk yang ada di pasaran lebih disukai daripada produk yang diteliti. Nilai t hitung (-0,48) < t tabel (2,776) serta memiliki nilai peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,704 > 0,05 yang menunjukkan bahwa kedua produk tersebut tidak berbeda nyata. Kertas seni yang ada di pasaran memiliki formation fiber /tekstur permukaan yang lebih rata dibandingkan kertas seni hasil penelitian. Menurut Smook (1994), tekstur permukaan dipengaruhi oleh teknik pencetakan dan ukuran serat. 3. Kenampakan Serat Rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap kenampakan serat produk kertas seni hasil penelitian adalah 4.4 (suka), sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap warna produk kertas seni di pasaran adalah 3,6 (cukup suka). Uji t produk yang diteliti lebih kecil daripada produk pembanding, berarti produk yang ada di pasaran lebih disukai daripada produk yang diteliti. Nilai t hitung (4,000) > tabel (2,776) serta memiliki nilai peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,016 < 0,05 yang menunjukkan bahwa kedua produk terse-but berbeda nyata. Kenampakan pada kertas seni pelepah pisang hasil penelitian kelihatan lebih unik dengan menampilkan serat-serat yang panjang dengan permu-kaan yang tidak rata. Menurut Fengel dan Wegener (1995), konsentrasi larutan alkali adalah hal terpenting yang mempengaruhi proses pemutusan serat. Selain itu proses pencetakan juga mempengaruhi hasil pada kenampakan kertas. 4. Ketebalan Rata-rata nilai kesukaan panelis ter-hadap ketebalan produk kertas seni

hasil penelitian adalah 4 (suka), sedangkan rata-rata nilai kesukaan panelis terhadap warna produk kertas seni di pasaran adalah 3,8 (cukup suka). Uji t produk yang diteliti lebih kecil daripada produk pem-banding, berarti bahwa produk yang ada di pasaran lebih disukai daripada produk yang diteliti. Nilai t hitung (0,535) < t tabel (2,776) serta memiliki nilai peluang kesalahan (sig.2-tailed) 0,621 > 0,05 yang menunjukkan bahwa kedua produk tersebut tidak berbeda nyata. Kesukaan panelis terhadap ketebalan produk kertas seni bergantung pada pemanfaatannya. Ketebalan dinilai penting apabila digunakan produk tanpa pelapisan, misalnya untuk kipas atau kap lampu. Ketebalan dinilai kurang penting apabila dimanfaatkan untuk bahan pelapisan karton, misalkan untuk membuat pigura, kartu, kotak, tas, tempat tisu, dan lain-lain. Analisis Finansial a. Biaya Produksi dan Harga Pokok Produksi (HPP) Nilai investasi pendirian unit usaha kertas seni dari pelepah pisang adalah sebesar Rp. 45.919.419,00 dengan kapasitas 500 lembar per hari. HPP yang diperoleh sebesar Rp. 427,92 dengan harga jual Rp. 599,06 per lembar. BEP dicapai pada saat 47.514,38 lembar atau senilai Rp. 28.465.353,32. PP dicapai pada 2 tahun 11 bulan 6 hari, serta NPV sebesar Rp. 56.474.249,06 Berdasarkan perhitung-an kriteria kelayakan aspek finansial menunjukkan bahwa pendirian industri kertas seni dari pelepah pisang layak untuk dilaksanakan Total biaya produksi selama 1 tahun adalah Rp. 61.620.610,34 dengan perincian biaya tetap Rp.12.138.036,00 dan biaya tidak tetap Rp. 49.482.574,34. HPP sebesar Rp. 427,92. Harga jual di tingkat pengecer sebesar Rp. 599,09 ≈ Rp. 600,00 dengan asumsi pengambilan mark up   sebesar 40% dari setiap produk unit yang terjual. Diperkirakan pengecer menjual produk

52

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

ke konsumen akhir dengan mark up   70%, maka harga produk sampai ke konsumen sebesar Rp 1.100,00. Harga jual di tingkat konsumen ini lebih murah jika dibandingkan dengan produk sebanding yang ada di pasaran.

Tabel 6. Ringkasan biaya produksi

hasil

Keterangan Biaya tetap selama 1 thn Biaya tidak tetap selama 1 tahun Total biaya produksi selama 1 tahun Jumlah Produksi selama 1 tahun HPP per unit Harga jual (per lembar) (mark up  40%) BEP (unit) BEP (Rp)

proses pencetakan (forming)  berpengaruh nyata terhadap nilai ketahanan sobek dan ketahanan tarik. Hasil solusi optimal pada penambahan NaOH 0,50% dan penambahan tapioka 0,39% menghasilkan nilai ketahanan sobek 1035,26 mN, ketahanan tarik 2,74 kN/m, derajat putih 19,6%, kadar air 2 7,39%, gramatur 89,14 g/m , dan ketebalan 235 μm. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa rata-rata panelis menyukai faktor kenampakan serat dan ketebalan kertas seni hasil penelitian.

analisis

Jumlah Rp 12.138.036,00 Rp. 49.482.574,34 Rp. 61.620.610,34 144.000 unit

DAFTAR PUSTAKA

Rp. 427,92 Rp. 599,09

Bahari, N. 1995. Kertas Seni Sebagai Media Ekspresi Murni. (online), (http://www. geocities. com/kertasseni/index.htm.  Tanggal akses Juli 2006 Casey, J. P. 1981 Pulp and Paper. Vol. II Second Ed. International Publisher Inc., New York Haygreen, J. G dan J. L Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar. Penerjemah Dr. Ir Sujipto A. Hadikusumo. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Hobir, 1997. Abaca Tanaman Pisang Penghasil Serat. http://www.tanam.org/ BahasaIndonesia/Judul%20Atas/ Abaca.htm. Tanggal akses Agustus 2006 Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experimental Second Edition. John Wiley and Son, New York Smook, G.,A. 1994. Handbook for Pulp and Paper Technologists. 2 nd edition. Angus Wilde Publications Inc, Vancouver Sukundayanto, 2004. Pengembangan Kertas Seni untuk Produk Komersial. http://72.14.203.104/search?q=c hase:AusnTaarT18J. Tanggal akses Mei 2006

47.514,38 Rp.28.465.358,32

.

b. Break Eve  Event nt Point   (BEP), Payback Period   (PP), dan Net Present Value  (NPV) Hasil perhitungan BEP menunjukkan bahwa titik balik pokok akan dicapai pada volume penjualan 47.514,38 lembar atau senilai Rp. 28.465.353,32 yang sama dengan 32,99% dari jumlah produksi. Nilai  payback period   dicapai pada 2 tahun 11 bulan 6 hari. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut nilai investasi usaha sebesar Rp. 45.919.419,00 telah kembali. Lama  payback period   lebih pendek daripada umur proyek yang direncanakan yaitu selama 5 tahun, sehingga dapat dikatakan proyek ini layak untuk dilaksanakan. NPV bernilai positif atau lebih besar dari nol, yaitu sebesar Rp. 56,474,249.06, dengan demikian unit usaha industri kertas seni dari pelepah pisang layak dilaksanakan KESIMPULAN Penambahan NaOH pada pembuburan (pulping)   dan tapioka pada

53

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

54

Optimasi Produksi Kertas Seni dari Pelepah Pisang (Sucipto, dkk.)

55

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 1

(April 2009) 46 - 53

56

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF