Isi Makalah Kelompok 3 Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor.docx

September 13, 2018 | Author: alif yudiarto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Isi Makalah Kelompok 3 Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor.docx...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif. Sistem bahan bakar sepeda motor adalah rangkaian komponen yang bekerja saling berkaitan dan bertujuan untuk mensuplai campuran bahan bakar dan udara yang dibutuhkan untuk pembakaran dalam kuantitas maupun kualitas yang sesuai dengan kebutuhan mesin. Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini adalah pada sistem bahan bakar konvensional sepeda motor yang menggunakan motor bensin (gasoline engine). Pada bagian pembahasan akan diuraikan komponenkomponen apa saja yang ada pada sistem bahan bakar pada sepeda motor beserta fungsinya, aliran bahan bakarnya sampai ke ruang bakar, serta cara kerja dari masing-masing komponennya. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Jenis bahan bakar apa yang digunakan pada sepeda motor dan bagaimana karakteristiknya? 2) Bagaimana perbandingan campuran bahan bakar dan udara? 3) Apa saja jenis-jenis filter udara dan bagaimana karakteristiknya? 4) Seperti apa aliran sistem bahan bakar dan komponen-komponen penyusunnya?

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Bahan Bakar pada Sepeda Motor Bensin (gasoline) adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang panjangnya yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda pula. CH 4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”; bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18 derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat. Berikut adalah jenis-jenis dari bahan bakar bensin (gasoline) yang ada di Indonesia. 2.1.1

Premium Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari APBN. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88 (Anonim, 2014). Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut gasoline atau petrol. Terdapat beberapa kelemahan dari premium, yaitu: 1) Dari sisi teknologi, penggunaan premium dalam mesin berkompresi tinggi, akan menyebabkan mesin mengalami knocking. Sebab, Premium di dalam mesin kendaraan akan terbakar

2

dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Knocking menyebabkan tenaga mesin berkurang, sehingga terjadi inefisiensi. 2) Dari sisi finansial, knocking yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan piston, sehingga kendaraan bermotor harus diganti pistonnya. 2.1.2

Pertamax Seperti halnya Premium, Pertamax adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik) (Anonim, 2014). Berikut adalah beberapa keunggulan dari Pertamax. 1) Bebas timbal. 2) Oktan atau Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Premium yaitu sebesar 92. 3) Karena memiliki oktan tinggi, maka Pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi, sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala inilah yang dikenal dengan knocking.

2.1.3

Pertamax Plus Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi, dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter (IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic converters (Anonim, 2014).

3

1) 2) 3)

4)

Beberapa keunggulan dari Pertamax Plus adalah sebagai berikut. Bebas timbal. Oktan atau Research Octane Number (RON) yang lebih tinggi dari Pertamax yaitu sebesar 95. Karena memiliki oktan tinggi, maka Pertamax Plus bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi. Sehingga dapat bekerja dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang menggunakan Pertamax Plus lebih maksimal, karena BBM digunakan secara optimal. Sedangkan pada mesin yang menggunakan Premium, BBM terbakar dan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston. Gejala ini yang dikenal dengan knocking. Bisa membersihkan timbunan deposit pada fuel injector, inlet valve, ruang bakar yang dapat menurunkan performa mesin kendaraan dan mampu melarutkan air di dalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korosi pada saluran dan tangki bahan bakar. 2.1.4

Pertalite Varian bahan bakar terbaru dari Pertamina. Memiliki level Research Octane Number (RON) 90, Pertalite membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88. Pertalite sesuai untuk digunakan kendaraan bermotor roda dua hingga kendaraan multi purpose vehicle ukuran menengah. Beberapa keunggulan bahan bakar Pertalite menurut Pertamina (2015) adalah sebagai berikut. 1) Durability Pertalite dapat dikategorikan sebagai bahan bakar kendaraan yang memenuhi syarat dasar durability/ketahan, dimana BBM ini tidak akan menimbulkan gangguan serta kerusakan mesin, karena kandungan oktan 90 lebih sesuai dengan perbandingan kompresi kebanyakan kendaraan bermotor yang beredar di indonesia. Kandungan aditif detergent, anti korosi, serta pemisah air pada Pertalite akan mengahambat proses korosi dan pembentukan deposit di dalam mesin. 2) Fuel Economy Kesesuaian angka Oktan 90 Pertalite dengan perbandingan kompresi kebanyakan kendaraan beroperasi sesuai dengan rancangannya. Perbandingan Air Fuel Ratio yang lebih tinggi dengan konsumsi bahan bakar menjadikan kinerja mesin lebih optimal dan efisien untuk menempuh jarak lebih jauh karena biaya operasi bahan bakar dalam Rp/Km akan lebih hemat. 4

3) Performance Kesesuaian angka Oktan Pertalite dan aditif yang dikandungnya dengan spesifikasi mesin akan menghasilkan performa mesin yang jauh lebih baik dibandingkan ketika menggunakan Oktan 88. Hasilnya adalah tarikan lebih ringan, kecepatan yang lebih tinggi serta emisi gas buang yang lebih bersih. Hal ini akan menjadikan kendaran lebih lincah dalam bermanufer serta lebih ramah lingkungan. 2.2 Perbandingan Campuran Udara dan Bahan Bakar Bahan bakar yang dikirim dalam silinder mesin harus ada dalam kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimum. Bensin agak sulit terbakar dengan sendirinya, oleh sebab itu bensin harus dicampur dengan udara yang mengandung oksigen, uap bensin harus dicampur dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan campuran udara dan bahan bakar juga memengaruhi pemakaian bahan bakar. Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Bensin harus dapat terbakar seluruhnya dalam ruang bakar agar mesin menghasilkan tenaga yang besar. Dalam teorinya perbandingan udara dan bahan bakar adalah 14,7 : 1 artinya 14,7 untuk berbanding 1 untuk bensin. Tetapi pada kenyataanya, mesin menghendaki campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan berbeda-beda tergantung pada temperatur, kecepatan mesin, dan beban.

Gambar 1. Ilustrasi Perbandingan Bahan Bakar dan Udara

5

Tabel 1. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar Secara teori, perbandingan campuran udara dan bahan bakar yang dibutuhkan berbeda-beda antara suatu motor bensin dengan motor bensin yang lain pada pabrikan (manufacturer) yang berbeda. Berikut adalah perbandingan campuran udara dan bahan bakar secara umum. 1) Saat mesin di-start ( dingin ) 1-3 : 1 (choke dipergunakan). 2) Saat mesin di-start (hangat) 7-8 : 1. 3) Pada putaran stasioner (idling) 8-12 : 1. 4) Berjalan normal dengan beban ringan 15-18 : 1. 5) Beban berat 12-13 : 1. 6) Saat percepatan (tarikan): bervariasi tergantung dari cara percepatan. 2.3 Jenis-jenis Filter Udara 2.3.1 Filter Udara Tipe Kering Konstruksinya sangat sederhana, dimana udara dilewatan pada elemen penyaring (terbuat dari kertas, kawat basa, spon busa, dan lainlain. Seringkali elemen penyaring dibasahi dengan sedikit minyak untuk mempertinggi daya ikat terhadap kotoran yang melewatinya. Kotoran yang terikat lama kelamaan menyebabkan kotornya elemen penyaring yang dapat menimbulkan gangguan kerja motor, maka pada sejumlah jam kerja tertentu diperlukan pencucian elemen penyaring.

6

Gambar 2. Filter Udara Tipe Kering 2.3.2

Filter Udara Tipe Basah Berbeda dengan saringan kering, filter ini mulai digunakan pada motor produksi baru biasanya digunakan pada motor matic dan motor sport, filter jenis ini juga mempunyai nama lain yaitu “Wet Element”. Secara konstruksi mungkin sama dengan jenis kertas kering namun jika diraba terasa ada semacam pelumas khusus untuk menangkap kotoran udara yang masuk.

Gambar 3. Filter Udara Tipe Basah 2.4 Sistem Bahan Bakar Sistem bahan bakar konvensional merupakan sistem bahan bakar yang mengunakan kaburator untuk melakukan proses pencampuran bensin dengan udara sebelum disalurkan ke ruang bakar. Sebagian besar sepeda motor saat ini masih menggunakan sistem ini. Menurut Willy (2013), komponen utama dari sistem bahan bakar terdiri dari: tangki, saringan, dan karburator. Sepeda motor yang menggunakan sistem bahan bakar konvensional umumnya tidak 7

dilengkapi dengan pompa bensin karena sistem penyalurannya tidak menggunakan tekanan tapi dengan penyaluran sendiri berdasarkan berat gravitasi (Jama, 2008: 251). 2.4.1

Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar (fuel tank) merupakan tempat persediaan bahan bakar. Pada sepeda mesin yang mesinnya di bawah maka tangki bahan bakar ditempatkan di belakang, sedangkan mobil yang mesinnya di belakang biasanya tangki bahan bakar ditempatkan di bagian depan. Kapasitas tangki dibuat bermacam-macam tergantung dari besar kecilnya mesin. Bahan tangki umumnya dibuat dari plat baja dengan dilapisi pada bagian dalam dengan logam yang tidak mudah berkarat. Namun demikian terdapat juga tangki bensin yang terbuat dari aluminium. Tangki bahan bakar dilengkapi dengan pelampung dan sebuah tahanan geser untuk keperluan alat pengukur jumlah minyak yang ada di dalam tangki.

Gambar 4. Contoh Struktur Tangki Bahan Bakar Struktur tangki terdiri atas: 1) Tank cap (penutup tangki), berfungsi sebagai lubang masuknya bensin, pelindung debu dan air, lubang pernafasan udara, dan mejaga agar bensin tidak tumpah jika sepeda mesin terbalik. 2) Filler tube, berfungsi menjaga melimpahnya bensin pada saat ada goncangan (jika kondisi panas, bensin akan memuai). 3) Fuel cock (keran bensin), berfungsi untuk membuka dan menutup aliran bensin dari tangki dan sebagai penyaring kotoran/partikel debu. Terdapat dua tipe keran bensin, yaitu tipe standar dan tipe vakum. Tipe standar adalah kran bensin yang pengoperasiannya dilakukan secara manual. 8

Gambar 5. Keran Bensin Tipe Standar Ada tiga posisi yaitu OFF, RES dan ON. Jika diputar ke posisi “ÓFF” akan menutup aliran bensin dari tangkinya dan posisi inibiasanya digunakan untuk pemberhentian yang lama. Posisi RES untuk pengendaraan pada tangki cadangan dan posisi ON untuk pengendaraan yang normal. Tipe vakum adalah tipe otomatis yang akan terbuka jika mesin hidup dan tertutup ketika mesin mati. Kran tipe vakum mempunyai diafragma yang dapat digerakkan oleh hisapan dari mesin. Pada saat mesin hidup, diapragma menerima hisapan dan membuka jalur bensin, dan pada saat mesin mati akan menutup jalur bensin (OFF). Terdapat 4 jalur dalam kran tipe vakum, yaitu OFF, ON, RES dan PRI. Fungsi OFF, ON dan RES sama seperti pada kran standar. Sedangkan fungsi PRI adalah akan mengalirkan langsung bensin ke filter cup (wadah saringan) tanpa ke diapragma dulu. Jika telah mengisi tangki bensin yang kosong, usahakan memutar kran bensin ke posisi ON.

Gambar 6. Keran Bensin Tipe Vakum 4) Damper locating (peredam), berupa karet yang berfungsi untuk meredam posisi tangki saat sepeda mesin berjalan.

9

2.4.2

Saringan Bahan Bakar Fungsi saringan bahan bakar (fuel filter) yaitu untuk memisahkan air dan debu yang terkandung di dalam bensin. Saringan berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran sehingga partikel-partikel yang lebih berat dari bensin akan tertinggal di dasar saringan.

Gambar 7. Saringan Bahan Bakar 2.4.3

Selang Bahan Bakar Selang bahan bakar (fuel lines) berfungsi sebagai saluran perpindahan bahan bakar dari tangki ke karburator. Pada sebagian sepeda motor untuk meningkatkan kualitas dan kebersihan bahan bakar, dipasang saringan tambahan yang ditempatkan pada selang bahan bakar. Dalam pemasangan selang bahan bakar, tanda panah harus sesuai dengan arah aliran bahan bakar.

2.4.4

Karburator Karburator merupakan salah satu komponen utama dalam sistem bahan bakar. Fungsinya adalah: untuk mengatur perbandingan campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan yang tepat, mengubah campuran tersebut menjadi kabut, dan menambah atau mengurangi jumlah campuran tersebut sesuai dengan kecepatan dan beban mesin (engine) yang berubah-ubah. Di dalam mesin, pada saat langkah hisap, piston akan bergerak menuju Titik Mati Atas (TMA) dan menimbulkan tekanan rendah atau vakum. Dengan terjadinya perbedaan tekanan antara ruang silinder dan tekanan udara luar (tekanan udara luar lebih tinggi) maka udara mengalir masuk ke dalam silinder. Dasar kerja suatu karburator sebenarnya memanfaatkan Prinsip Bernoulli, yang secara sederhana menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Semakin cepat udara mengalir pada saluran venturi, maka tekanan akan semakin rendah dan kejadian ini dimanfaatkan untuk menghisap bahan bakar.

10

Gambar 8. Prinsip Dasar Karburator

Gambar 9. Cara Kerja Venturi 2.4.4.1 Tipe Karburator Berdasarkan konstruksinya, menurut Jama (2008: 255257), karburator pada sepeda motor dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) Karburator tipe ini merupakan karburator yang diameter venturinya tidak bisa diubah-ubah lagi. Besarnya aliran udaranya tergantung pada perubahan throttle butterfly (katup throttle/katup gas). Pada tipe ini biasanya terdapat pilot jet untuk kecepatan idle/langsam, sistem kecepatan utama sekunder untuk memenuhi proses pencampuran

11

udara bahan bakar yang tepat pada setiap kecepatan. Terdapat juga sistem akselerasi atau percepatan untuk mengantisipasi saat mesin di gas dengan tiba-tiba. Semua sistem tambahan tersebut dimaksudkan untuk membantu agar mesin bisa lebih responsif karena katup throttle mempunyai keterbatasan dalam membentuk efek venturi.

Gambar 10. Karburator dengan Venturi Tetap (Fixed Venturi) 2) Karburator dengan venturi berubah-ubah (slide carburettor or variable venturi) Karburator dengan venturi berubah-ubah menempatkan throttle valve/throttle piston (skep) berada didalam venturi dan langsung dioperasikan oleh kawat gas. Oleh karena itu, diameter venturi bisa dibedakan (bervariasi) susuai besanya aliran campuran bahan bakar udara dalam karburator. Karburator tipe ini dalam menyalurkan bahan bakar hanya melalui main jet (spuyer utama) yang dikontrol oleh needle (jarum), karena bentuk jarum dirancang tirus. Hal ini akan mengurangi jet (spuyer) dan saluran tambahan lainnya seperti yang terdapat pada karburator venturi tetap.

12

Gambar 11. Karburator dengan Variable Venturi 3) Karburator dengan kecepatan konstan (constant velocity carburetor) Karburator tipe ini merupakan gabungan dari kedua karburator di atas, yaitu variable venturi yang dilengkapi katup gas (throttle valve butterfly). Sering juga disebut dengan karburator CV (CV caburettor). Piston valve berada dalam venturi berfungsi agar diameter venturi berubah-ubah dengan bergeraknya piston tersebut ke atas dan ke bawah. Pergerakan piston valve ini tidak oleh kawat gas seperti pada karburator variable venturi, tetapi oleh tekanan negatif (kevakuman) dalam venturi tersebut.

Gambar 12. Karburator dengan Constant Velocity Keterangan gambar: (1) Diaphragma (2) Lubang udara masuk ke ruang vakum (3) Katup gas/throttle valve

13

(4) Pegas pengembali Berdasarkan Gambar 12, udara yang mempunyai tekanan sama dengan udara luar mengisi daerah di bawah diapragma. Udara tersebut masuk ke ruang vakum lewat lubang (2) pada bagian bawah piston. Tekanan rendah dihasilkan dalam ruang vakum dan piston mulai terangkat karena katup gas (3) dibuka oleh kabel gas. Pegas pengembali (4) dalam piston membantu menjaga piston berada dalam posisinya sehingga tekanan pada kedua sisi diaprgama seimbang. Ketika katup gas dibuka penuh, kecepatan udara yang melewati venturi bertambah. Hal ini akan menghasilkan tekanan dalam ruang vakum yang lebih rendah lagi, sehingga piston terangkat penuh. 2.4.4.2 Bagian-bagian Karburator Berikut akan disebutkan bagian-bagian karburator dan fungsinya. a. Throttle Valve Diaphragm: yaitu berfungsi bekerja berdasarkan perbedaan tekanan di antara tekanan udara luar dan tekanan negatif lubang untuk mengontrol jumlah pemasukan udara. b. Throttle Slide: bekerja bersama-sama dengan diaphragm untuk menggerakkan jet needle naik dan turun. c. Needle Jet: sebagai saluran penyiraman yang bekerja bersama-sama dengan jet needle. d. Jet Needle: Jarum Penyiram: mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang mengalir melalui saluran penyiraman dari ¼ sampai dengan ¾ pembukaan katup. e. Pilot Air Jet: untuk mengontrol udara yang menuju pilot jet. f. Floater: untuk mempertahankan tinggi permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung agar selalu tetap dan tepat. g. Float Valve: berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup aliran bahan bakar menuju float chamber yang bergantung pada floater. h. Main Jet: mengatur jumlah bahan bakar yang digunakan pada waktu putaran tinggi. i. Pilot Jet: mengatur jumlah bahan bakar yang digunakan pada waktu putaran stasioner (putaran tetap/stabil). j. Pilot Mixture Screw: mengatur jumlah campuran bahan bakar dan udara pada posisi stasioner.

14

k. Butterfly Valve/Throttle Valve: mengatur jumlah campuran bahan bakar dengan udara yang akan dimasukkan ke ruang bakar. l. Choke Plunger: sebagai katup pembuka-tutup saluran bahan bakar untuk menambahkan proporsi bahan bakar saat mesin di-start dalam keadaan dingin.

Gambar 13. Bagian-bagian Karburator 2.4.4.3 Cara Kerja Karburator Pada praktiknya, ada sedikit perbedaan antara bagianbagian karburator mana yang bekerja pada tiap tahap kecepatan, dan berikut adalah penjelasan dari masing-masing kondisi kecepatan. 1) Pada Waktu Putaran Stasioner a. Throttle valve belum bergerak dan masih menutup saluran udara, jadi udara masuk melalui pilot air jet. b. Jet needle masih menutupi needle jet, jadi bahan bakar tidak keluar melalui main jet. c. Terjadi penurunan tekanan pada saluran pilot air, bahan bakar naik melalui pilot jet dan tercampur dengan udara yang lewat menjadi berwujud kabut dan masuk ke ruang bakar.

15

Gambar 14. Karburator pada Putaran Stasioner 2) Pada Waktu Putaran Menengah a. Throttle valve mulai membuka, dan udara bisa melewati venturi. b. Terjadi penurunan tekanan udara pada saluran udara dan menghisap bagian atas diaphragm, sehingga throttle slide dan jet needle sedikit terangkat. c. Karena kevakuman, bahan bakar naik melalui main jet dan needle jet menuju saluran udara dan tercampur dengan udara sehingga menjadi kabut dan masuk ke ruang bakar dengan kuantitas yang lebih banyak. d. Pada saat ini bahan bakar tidak melewati pilot jet.

Gambar 15. Throttle Sedikit Terbuka 16

3) Pada Waktu Putaran Tinggi a. Throttle valve membuka semakin lebar, semakin banyak udara yang bisa melewati venturi, membuat kevakuman semakin tinggi dan diaphragm semakin tertarik ke atas. b. Throttle slide dan jet needle semakin naik ke atas dan membuka needle jet semakin lebar, sehingga bahan bakar bisa semakin banyak melewati main jet, bercampur dengan udara dan menjadi kabut, dan masuk ke ruang bakar. c. Pada kondisi ini bahan bakar tidak melewati pilot jet.

Gambar 16. Karburator dengan Throttle Terbuka Penuh

17

BAB III PENUTUP

3.1 Rangkuman Sistem bahan bakar merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mengatur bahan bakar yang dibutuhkan dalam proses pembakaran sesuai dengan tingkat kecepatan mesin pada suatu sepeda motor. Bahan bakar yang dibahas dalam makalah ini adalah bahan bakar bensin. Bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Terdapat beberapa jenis bahan bakar bensin yang ada di Indonesia, antara lain: premium, pertamax, pertamax plus, dan pertalite. Bahan bakar yang dikirim dalam silinder mesin harus ada dalam kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efisiensi tenaga yang maksimum. Bensin agak sulit terbakar dengan sendirinya, oleh sebab itu bensin harus dicampur dengan udara yang mengandung oksigen, uap bensin harus dicampur dengan sejumlah udara yang tepat. Perbandingan campuran udara dan bahan bakar juga memengaruhi pemakaian bahan bakar. Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar. Terdapat dua tipe filter udara, yaitu: tipe kering dan tipe basah. Sistem bahan bakar terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain: tangki bahan bakar, filter bahan bakar, selang penyalur, dan karburator. Masing-masing komponen tersebut bekerja antara satu dengan yang lain untuk memberikan suplai bahan bakar ke dalam ruang bakar dengan kuantitas yang tepat sesuai dengan tingkat kecepatan motor tersebut.

18

DAFTAR RUJUKAN

Boentarto. 2002. Menghemat Bensin Sepeda Motor. Effhar & Dahar Prize: Semarang Daryanto.1997. Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor. Bumi Aksara: Jakarta Jama, Jalius.2008. Teknik Sepeda Motor. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta Anonim. 2014. Oktan, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Oktan), diakses 05 September 2015 Anonim. 2014. Bensin, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Bensin), diakses 05 September 2015 Anonim. 2014. Pertamax, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pertamax), diakses 05 September 2015 Anonim. 2014. Pertamax Plus, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Pertamax_Plus), diakses 05 September 2015 Anonim. 2014. Karburator, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Karburator), diakses 06 September 2015 Pertamina. 2015. Pertalite, (Online), (http://www.pertamina.com/ourbusiness/hilir/pemasaran-dan-niaga/produk-dan-layanan/produkkonsumen/spbu/pertalite/), diakses 05 September 2015 Willy. 2013. Sistem Bahan Bakar Konvensional pada Sepeda Motor, (Online), (http://conectingwillys.blogspot.com/2013/05/sistem-bahan-bakarkonvensional-pada.html), diakses 06 September 2015

19

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF