Filum Chrysophyta

March 14, 2019 | Author: Seldatia Syifani Alhafidzoh | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Makalah Planktonologi...

Description

MAKALAH PLANKTONOLOGI PLANKTONOLOGI CHRYSOPHYTA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Planktonologi

Disusun Oleh : ( KELOMPOK 8 - PERIKANAN A )  Nabila Mayangsari

(230110170001) (230110170001)

Fikry Ingdrya

(230110170026) (230110170026)

Dika Devina

(230110170027) (230110170027)

Seldatia Syifani

(230110170033) (230110170033)

Andre Wijaya

(230110170045) (230110170045)

Hagi Nuansa F

(230110170053) (230110170053)

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR

2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur semoga tetap tercurah kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan-Nya kepada penyusun sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sebagai tuntutan akademis untuk mengajukan tugas mata kuliah Planktonologi, Pl anktonologi, maka penyusun berusaha membuat makalah dengan judul “ CHRYSOPHYTA” Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi pembaca. Penyusun juga berharap pembaca dapat dapat menyampaikan kritik dan saran kepada penyusun demi kemajuan penulisan makalah di masa yang akan datang.

Jatinangor,

Maret 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN KATA PENGANTAR.............................................. ..................................................... ...................................................................... ................. i DAFTAR DAFTAR ISI.......................................................................................................... ISI.................................................... .............................................................................. ........................ ii I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN ................................................. ..................................................... ..................................................................... ................ 1

1.1

Latar Belakang ...................................................... .......................................................................................................... ........................................................... ....... 1

1.2

Rumusan Masalah ................................................. .................................................... ........................................................... ....... 2

1.3

Tujuan Penulisan ................................................... .................................................... ........................................................... ....... 2

II. PEMBAHASAN II. PEMBAHASAN .................................................. ..................................................... ..................................................................... ................ 3

2.1 Pengertian Chrysophyta ........................................................................................................ 3 2.2 Struktur Sel Chrysophyta ...................................................................................................... 3 2.3 Ciri-Ciri Chrysophyta C hrysophyta................................................. .................................................... ........................................................... ....... 5 2.4 Cara Perkembangbiakan Chrysophyta .................................................................................. 5 2.5 Klasifikasi Chrysophyta ........................................................................................................ 6 2.6 Habitat Chrysophyta Ch rysophyta ................................................... .................................................... ......................................................... ..... 11 2.7 Manfaat Chrysophyta .......................................................................................................... 11 III. PENUTUP III. PENUTUP ................................................. ...................................................... ............................................................................ ...................... 12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 12 3.2 Saran ............................................... ...................................................... ..................................................................................... ............................... 12 DAFTAR DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ............................................... ..................................................... ................................................................... .............. 13

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan ( golden  golden algae) algae) atau ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan xantofil yang jumlahnya dominan dibandingkan dengan klorofi l a dan c sehingga membuat sel plastida bewarna hijau kekuningan/cokelat keemasan. Sumber lain ada yang menyebutkan bahwa warna keemasan disebabkan oleh pigmen yang bernama fukosantin ( fucoxanthin).  fucoxanthin). Chrysophyta kebanyakan hidup di air tawar, meskipun beberapa jenis ada yang hidup di air laut. Alga kelompok ini mempunyai makanan yang disimpan sebagai laminarin, yaitu suatu  polisakarida sebagai seba gai simpanan makanan pada alga ini. Alga keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk. Sebagian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba seperti Amoeba.. Sebagian lagi memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa. Sebagian besar kelompok ganggang keemasan adalah uniseluler tetapi ada pula yang membentuk koloni. Sel-sel alga pirang mempunyai dua flagella sehingga disebut sebagai  biflagellata, khususnya untuk alga yang struktur dinding selnya tersusun atas pektin. Kedua flagellanya terpaut di dekat salah satu ujung sel. Selain hidup di perairan, ada juga Chrysophyta yang hidup di darat. Alga pirang yang hidup di darat sering ditemui sebagai selaput seperti beludru di tepi kolam, tepi perairan, atau di tanah yang lembab. Selain laminarin, Chrysophyta menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk minyak sehingga merupakan komponen penting dalam pembentukan minyak bumi. Filum Chrysophyta terdiri atas sekitar 5.300 jenis, dan 5.000 di antaranya adalah diatom yang sekarang sudah dimasukkan dalam Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.

1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Chrysophyta ? 2. Bagaimana struktur sel Chrysophyta ? 3. Bagaimana ciri-ciri Chrysophyta ? 4. Bagaimana cara perkembangbiakan Chrysophyta ? 5. Bagaimana klasifikasi Chrysophyta ? 6. Bagaimana habitat Chrysophyta ? 7. Bagaimana peranan Chrysophyta ? 1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Chrysophyta 2. Untuk mengetahui struktur sel Chrysophyta 3. Untuk mengetahui ciri-ciri Chrysophyta 4. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan Chrysophyta 5. Untuk mengetahui klasifikasi Chrysophyta 6. Untuk mengetahui habitat Chrysophyta 7. Untuk mengetahui peranan Chrysophyta

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Chrysophyta

Chrysophyta disebut juga ganggang keemasan ( golden  golden algae) algae) atau ganggang pirang. Istilah “Chrysophyta” berasal dari bahasa Yunani, chrysos yang berarti “keemasan”. Warna keemasan disebabkan karena ganggang ini memiliki pigmen berupa karoten dan xantofil. Chrysophyta merupakan ganggang keemasan karena mengandung men gandung pigmen kuning keemasan (chrysos). Alga ini tidak memiliki pirenoid dan dan kloroplasnya kecil-kecil. Beberapa jenis memiliki dinding sel dari silikat (diafomeae) dan pektin. Berdasarkan bentuk dan susunan serta kandungan zatnya, Chrysophyta terbagi menjadi dua kelas, yaitu Bacillariophyceae (Diatomeae) dan Xantophyceae.

2.2 Struktur Sel Chrysophyta

1.

Dinding Sel Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding seln ya maka terdiri dari lorika (Contoh: Dinobryon (Contoh: Dinobryon dan  dan Kephryon  Kephryon). ). Atau tersusun dari lempengan silicon (Contoh: Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (Contoh: Syracospoera). Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya menunjukkan kewujudan silica.

2.

Isi Sel a.

Xantophyceae Terdapat inti sel: berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid  berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.

 b.

Chrysophyceae Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.

c.

Bacillariophyceae Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil. x antofil.

3.

Kloroplas

3

Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan  perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). 4.

Alat Gerak Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap ordo (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik (whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: Synura dan Synura dan Syracospaera mempunyai 2 flagel yang sama panjangnya, Dinobryon panjangnya, Dinobryon dan Ocromonas, Ocromonas, mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, Chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau  biflagerum. Jika biflagelum, flagel mungkin mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang  paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan  berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan dengan bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.

5.

Vakuola Kontraktil Terdapat satu atau dua vakuola kontraktil dalam sel (tergantung pada spesies) yang terletak dekat dasar dari flagel. Masing-masing vakuola kontrakil terdiri atas vesikel kecil yang  berdenyut dengan interfal yang yang teratur, mengeluarkan isinya dari sel. vakuola kontraktil yang terdapat pada alga yang berflagel fungsi utamanya adalah osmoregulator.

6.

Badan Golgi Badan golgi terletak di antara inti dan vakuola kontraktil. Badan golgi adalah organela yang terdapat pada sel eukariotik, baik hewan maupun tumbuhan yang strukturnya terdiri dari tumpukan vesikel bentuk cakram atau kantung.

7.

Nukleus  Nukleus dan kloroplas dihubungkan oleh membran kloroplas yang mana berhubungan dengan pembungkus inti

4

2.3 Ciri-Ciri Chrysophyta

Chrysophyta memiliki bentuk thalus yang beraneka ragam yaitu batang, telapak tangan dan  bentuk-bentuk campuran lain seperti pada diatome memiliki bentuk yang beragam terdiri dari  bentuk wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka) diantara wadah dan tutup terdapat celah (rafe). Chryshopyta memiliki dinding sel yang diperkuat oleh silikat. Memiliki cadangan makanan yang hampir sama pada semua jenis Chryshopyta yaitu terdiri dari karbohidrat dan lemak yang warnanya agak kuning. Pada umumnya Chrysophyta Chr ysophyta memiliki flagel yang panjang dan bentuknya tidak selalu sama. Chrysophyta memiliki ciri khusus sebagai berikut : 1. Struktur tubuh berupa benang, ada yang bersel satu ada juga yang bersel banyak 2. Memiliki pgmen karoten (kuning) dan xantofil (kekuningan dan kecoklatan) sehingga chrysophta sering disebut sebagai alga keemasan atau alga kuning 3. Memiliki kloroplas yang berbentuk cakram dan berukuran kecil 4. Habitatnya ditempat yang basah dan mengandung air

2.4 Cara Perkembangbiakan Chrysophyta

1. Reproduksi Secara Aseksual (Vegetatif) Reproduksi aseksual dilakukan cara pembelahan sel, fragmentasi dan juga  pembentukan zoospora (sporik). 

Sporik adalah cara perkembangbiakkan dengan membentuk zoospore (untuk sel-sel yang tidak memiliki flagel) dan statospora. Statospora yaitu tipe spora paling unik yang diketemukan pada chrysophyta, khususnya pada kelas-kelas chrysophyceae dengan  bentuk sporis dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun oleh dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pora yang ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin.



Fragmentasi merupakan reproduksi aseksual dimana koloni memisah menjadi dua  bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari koloni kemudian membentuk koloni yang baru



Selain pembentukan zoospora, ada juga spesies Chrysophyta yang reproduksi aseksualnya dengan cara membelah diri seperti pada Ochromonas. Ochromonas. Pada proses membelah diri, setelah intinya menjadi dua, maka tutup dan wadah mulai berpisah dan 5

masing-masing membawa spora dari protoplasma. Masing-masing dari pembelahan itu membuat dinding baru yang menjadi wadah-wadah baru. Dengan cara membelah diri ini maka spesies yang dihasilkan selalu sama besarnya dengan induknya tetapi ada spesies yang menjadi lebih kecil (Sachlan 1990). 2. Reproduksi Secara Seksual (Generatif) Reproduksi seksual pada Chrysophyta yaitu dengan oogami dan kojugasi. 

Dengan cara oogami, yaitu dengan membentuk oogonia (pembentuk gamet b etina) dan anteridia (pembentuk gamet jantan) pada filamen yang sama. Sel telur yang dihasilkan  berukuran besar dengan satu inti yang mengandung mengandu ng klorofil. Sperma yang dihasilkan anteridia mempunyai flagela yang kecil. Setelah terjadi pembuahan akan terbentuk zigot. Setelah dilepaskan dari induknya, zigot siap tumbuh membentuk filamen baru. Proses reproduksi oogami ini dilakukan oleh kelas Xantophyceae.



Jika ukuran Chrysophyta kecil dan tidak memungkinkan untuk membelah, maka gumpalam protoplasma hasil dari bercampurnya 2 protoplasma akan membesar sampai ukuran protoplasma sama seperti ukuran induknya. Proses reproduksi konjugasi ini dilakukan oleh ordo Navicula. ordo Navicula.

2.5 Klasifikasi Chrysophyta

1. Bacillariophyceae (Diatomeae) Bacillariophyceae atau Diatomeae adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat dengan flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua  bentuk dasar yaitu bentuk bilateral dan yang sentrik. sent rik. Dinding sel mempunyai bentuk sel yang khusus dan mengandung pectin pe ctin dan di sebelah luarnya terdapat silikat. Adapun bagian dari dinding sel ini adalah sebagai berikut : a) Dinding sel bagian dasar disebut hipoteka (hypotheca ; hype=bawah, theca=cawan, mangkok)  b) Dinding sel bagian atas atau penutup disebut epiteka (epitheca ; epi=atas, theca=cawan, mangkok) Sel diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil-a, karotin, santofil dan karotenoid lainnya yang sangat menyerupai 6

fikosianin. Di dalamnya terdapat pirenoid, tetapi tidak dikelilingi oleh tepung. Hasil-hasil asimilasi ditimbun di luar kromatofora berupa tetes-tetes minyak dalam plasma (vakuola), dan kadang-kadang leukosin. Pada Diatomeae perkembangbiakan terjadi dengan cara membelah diri,  pembentukan auksospora, secara seksual dengan oogami. Tempat hidup dari alga ini terdapat di perairan yang tawar, air laut diatas tanah-tanah yang basah. Cara hidupnya ada yang membentuk koloni ada pula yang soliter. Permukaan atas dari bagian cawan algae diatomeae memiliki alur yang teratur, tampak sebagai garis-garis. Berdasarkanbentuknya, maka algae ini dapat dibagi menjadi dua ordo yaitu : Bangsa Pennales dan bangsa Centrales. a) Ordo Pennales Ordo Pennales memiliki bentuk batang, seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin karena pergeseran anatra alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula biasanya melekat pada tumbuh-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan cara isogami. Contoh : Pinnularia : Pinnularia dan  dan Navicula  Navicula  b) Ordo Centrales Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk melayang di dalam air, terdapat alatalat melayang yang berupa duri atau sayap, atau dengan perantaraan lender. Perkembangbiakannya dapat membelah diri, oogami, serta pembentukan auksospora. Contoh : Melosira : Melosira dan  dan Cyclotella. Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok  besar, yaitu : a. Diatom Bentos Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel pada substrat di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, dan Eunotia dan Eunotia..

7

 b. Diatom Plankton Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau, kolam, rawa-rawa, dan ada juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 45 0C. Beberapa diatom hidup sebagai epifit pada alga lain atau tanaman air.

Gambar 1.  Bacillariophyceae diatoms

2. Xanthophyceae Alga ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) maka disebut alga hijau kuning. Contoh: Vaucheria. Vaucheria. Vaucheria tersusun Vaucheria tersusun atas banyak sel yang  berbentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan disebut Coenocytic. Berkembangbiak secara seksual yaitu dengan oogami artinya terjadi peleburan spermatozoid yang dihasilkan anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi filamen baru. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya mengembara dan jatuh di tempat yang cocok menjadi filamen baru. Xanthophyceae banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contohnya Botrydiopsis (contohnya Botrydiopsis)) ,  ,  berbentuk filament (contohnya Tribonema) Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contohnyavaucheria (contohnyavaucheria). ). Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu : 1. Uniseluler dan koloni dengan dinding silikat 2. Susunan tubuh :

8

-

Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis bo trydiopsis

-

Berbentuk filament, contoh: tribonema

-

Berbentuk tubular, contoh: vaucheria

3. Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri dari  pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling menutupi, seperti  pada tribonema sp. 4. Alat gerak berupa dua buah flagel. 5. Isi sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid berbentuk cakram tanpa  pirenoi. 6. Habitat umumnya pada semua situasi air, tetapi terutama d alam air dingin. 7. Cadangan makanan berupa Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan minyak.

Gambar 2. Vaucheria sp

Xantophyceae dibagi kedalam 4 ordo, yaitu : 1. Ordo Botrydiales bentuk tubuhnya berupa sel tunggal, contohnya : Botrydium, :  Botrydium,  Asterosiphon. 2. Ordo Mischococcales, contohnya : Mischococcus, : Mischococcus, Pleurochloris. 3. Ordo Tribonematales bentuk tubuhnya berupa filament, contohn ya : Heterococcus, : Heterococcus, Tribonema. 4. Ordo Vaucheriales berbentuk tubular contohnya : Vaucheria. 3. Chrysophyceae

Chrysophyceae mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan 9

dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel Ochromonas sel tubuhnya berbentuk bola yang dlengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting seperti kloroplas yang  berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan nucleus. Chrysophyceae kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal (contohnya Ochromonas) Ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya Synura). Synura). Ciri-ciri kelas chrysophyceae, yaitu : 1. Chrysophytes dengan kloroplas kl oroplas emas-coklat, berisi b erisi klorofil a dan c, dan mayoritas carotenes dan xanthophylls, termasuk fucoxanthin. 2. Susunan tubuh berbentuk sel tunggal dan berbenruk koloni 3. Umumnya tidak mempunyai dinding sel, terdiri dari: lorika, contoh: Sinura  Sinura  dan  Mallomonas   Mallomonas  atau bisa juga tersusun dari cakram kalsium karbonat. Contoh Spyracospaera. 4. Alat gerak terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama tiap marga, contoh: Synura, Synura, dan Syracosphaera, Syracosphaera, mempunyai dua flagel yang sama panjangnya.  Dinobryon   Dinobryon  dan Ocromonas, Ocromonas, mempunyai dua flagel yang tidak sama panjangnya. Chrysamoeba, Chrysamoeba, memiliki satu flagel. 5. Berinti tunggal, plastida terdiri dari satu atau dua, pigmen berupa klorofil a, b, dan c. Beta karotin, xantofil, berupa lutein, diadinixantin, fukoxantin, dan dinoxantin. 6. Habitatnya terutama pada air tawar yang dingin. 7. Cadangan makanan termasuk Chrysolaminarin, yang dimodifikasi laminarin (leucosin) dan minyak.

Gambar 3. Synura sp Synura sp

10

2.6 Habitat Chrysophyta

Ganggang keemasan sebagian besar hidup di air tawar tetapi ada juga yang hidup di air laut dan ada yang hidup di tanah. Meskipun ada anggota Chrysophyta yang hidup di laut, reproduksinya dilakukan secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada ganggang uniseluler reproduksi atau perkembangbiakan dilakukan dengan pembentukan spora. Sedangkan pada ganggang yang multiseluler reproduksi seksualnya dilakukan melalui penyatuan dari jenis gamet. Contoh dari ganggang keemasan atau ganggang pirang adalah Navicula, adalah Navicula, Synura, Synura, dan  Nishoous.  Nishoous. 2.7 Manfaat Chrysophyta

-

Diatom ( Navicula)  Navicula) yang telah mati dan mengendap di dasar laut membentuk endapan tanah yang bermanfaat sebagai bahan penggosok, penyekat dinamit, bahan pembuatan cat,  pernis, bahan dasar industri kaca, penyaring dan piringan hitam.

-

Diatom sebagai sumber vitamin A dan D.

-

Diatom sebagai produsen utama terpenting di lautan karena mengandung B karotin dan cadangan makanan berupa lemak.

-

Genus Cocolith yang berada di laut yang tidak begitu dalam dari kelas Chrysophycae  berguna sebagai makanan ikan.

-

Bacillariophyta digunakan sebagai bahan agar-agar, kosmetik dan sup.

-

Pada Vaucheria, Vaucheria, cadangan makan disimpan dalam bentuk minyak, sehingga organisme ini merupakan komponen utama dalam pembentukan minyak bumi.

11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Chrysophyta kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang  berbentuk sel tunggal (contohnya ochromonas) ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya  synura).  synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel,  biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga Cadangan makanan berupa tepung krisolaminarin. Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni contohnya Synura. Ochromonas Sel tubuhnya  berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus. Ochromonas  berkembangbiak dengan membelah diri.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu  penulis menunggu saran atau koreksi dari semua pihak, untuk perbaikan di masa yang akan datang.

12

DAFTAR PUSTAKA

Kasrina, Sri Irawati dan Wahyu E Jayanti. Ja yanti. 2012. Ragam 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan  Bentiring Permai Kota Bengkulu Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Belajar Biologi.Jurnal Biologi.Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 : Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu. M. Sachlan. 1980.  Planktonologi.  Planktonologi. Semarang: Jurusan perikanan Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro  Nuraeni, E. 2010.  Panduan Praktikum Chrysophyta Mata Kuliah Botany Cryptogamae. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122ENI_NURAENI/BAHAN_AJAR/CHRYSOPHYTA.pdf Yulianti, 2006. Pengantar 2006. Pengantar Biologi Laut . Erlangga: Jakarta.

13

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF