CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BOR,TOIS, BTO.docx
August 15, 2018 | Author: LaluAlfiandZartadi | Category: N/A
Short Description
Download CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BOR,TOIS, BTO.docx...
Description
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT Occupancy Ratio R atio ) ALOS ( Average Average Length Length of Sta Stay ) BOR (B ed Occupancy ) nterval ) dan BTO (Bed Turn Over) TOI ( Tur n Over I nterval
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005). Rumus :
( j umlah umlah lama diraw dir awat) at) Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
(j lh pasien pasien keluar keluar (hi dup + mat matii ))
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat rawat inap : 1.
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “ the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration ”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
3.
nterval = Tenggang perputaran) TOI (Tur n Over I nterval
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
Rumus :
tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes
( ( j umlah umlah temp tempat at titi dur × Periode) − Hari H ari Perawat Perawatan) an)
RI, 2005).
(j lh pasien pasien keluar keluar (hi dup + mat matii ))
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
4.
( jlh jl h tempat pat tidur × jlh j lh hari har i dalam dalam satu peri period ode) e)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “ …the net effect of changed in occupancy
BTO ( B ed Turn Tur n Over Over = Angka perputaran tempat tidur)
rate and length of stay”. stay ”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi 2.
Average Length Length of Sta Stay = ALOS ( Average = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “ The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration ”. ALOS menurut
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
Rumus :
Jum J umla lah h pasien sien dir awat (hidup + mati) ( j umlah umlah tempa tempatt tidur) ti dur)
NDR ( Net Death Rate)
5.
MENGHITUNG TENAGA PERAWAT
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam × 100% (j umlah pasien keluar ( hidup + mati) )
A. Cara rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan
6.
GDR (Gross Death Rate)
dan
sumber daya untuk prencanaan personal terbatas,jenis,tipe, dan volume
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya digunakan adalah
penderita keluar.
berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan
Rumus :
rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100% (j umlah pasien keluar ( hidup + mati) )
TM/TT
TPP/TT
TPNP/TT
TNM/TT
1/(4-7)
(3-4)/2
1/3
1/1
C
1/9
1/1
1/5
¾
D
1/15
1/2
1/6
2/3
Tipe RS A&B
Khusus
Keterangan : TM = Tenaga Medis TT = Tempat Tidur TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
Disesuiakan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
C. Cara Gillies
TNP = tenaga non medis
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satuy
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang
unit perawatan adalagh sebagai berikut:
lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan
Keterangan :
yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional . A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari B. Cara Demand
B = rata-rata jumlah pasien /hari
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut: 1. untuk kasus gawat darurat
: 86,31 menit
2. untuk kasus mendesak
: 71,28 menit
3. untuk kasus tidak mendesak
: 33,09 menit
C= Jumlah hari/tahun D = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawat F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
Hasil penelitian di rumah sakit di Filipina, menghasilkan data sebagai berikut: No
Jenis pelayanan
Rata – rata jam perawatan / hari
1
Non bedah
3,4
2
Bedah
3,4
3
Campuran bedah dan non bedah
3,5
4
Pos partum
3,0
5
Bayi baru lahir
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu: a)
Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan 2,5
Konversi kebutuhan tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
langsung setiap pasien adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
self care dibutuhkan ½ x 4 jam
: 2 jam
partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam
: 3 jam
b)
Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam
: 4-6 jam
Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam
: 8 jam
Perawatan
tak
langsung , meliputi
D. Metoda Formulasi Nina
Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga.
kegiatan-kegiatan
membuat
rencana
perawatan, memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit (Gillies, 1989, h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young (Gillies, 1989, h. 245) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies , 1994) c)
Pendidikan
kesehatan yang
diberikan
kepada
klien
meliputi:
Contoh pengitungannya: Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sebagai berikut :
aktifitas,
Tahap I
pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari.
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari
Rata-rata klien per hari adalah j umlah klien yang dirawat di suatau unit berdsasarkan
rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR) dengan rumus:
Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu
Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%
Jumlah tempat tertentu x 365
Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari
1. Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52 hari
hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
Tahap III
dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS setempat,
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu juga
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari. 2. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari) 3. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20% (untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)
Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
E. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut : Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989) diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian ( sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu minggu).
REFERENSI
Soejadi, DR, DHHSA, 1996, Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit , Katiga Bina: Jakarta. Wuryanto, Sis, Amd Perkes, SKM, tanpa tahun, Grafik Barber Johnson, Pormiki: Yogyakarta.
View more...
Comments