BAB 3 Dan 4 Etika Bisnis Velasquez

March 31, 2019 | Author: dindaaoktaviani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

hh...

Description

BAB 3 SISTEM BISNIS Pendahuluan Pada dekade­dekade akhir abad ke­20, sang raksasa bisnis, Amerika, mengalami sejumlah penurunan kemampuan bersaing pada pasar­pasar penting ditingkat internasional. Penurunan ini disebabkan oleh suatu kompleksibilitas permasalahan dalam sisi penurunan produktifitas, Keadaan resesi ekonomi, kemiskinan, persaingan yang ketat dari negara asing (Jepang) dan nilai defisit perdagangan. Kondisi ini memicu suatu perdebatan tentang dibutuhkannya suatu bentuk sistem kebijakan industri yang baru. Kebijakan industri yang baru ini memilki tujuan dimana pemerintah mengambil langkah­langkah koheren dalam menstimulus bidang­bidang industri   yang   mengalami   penurunan.   Secara   jelas   kebijakan   ini   membuat   suatu   bentuk regulasi   pasar   yang   terkendali   dari   sisi   pemerintah.   Tindakan   kebijakan   ini   dapat dicontohkan   seperti   undang­undang   pembatasan   impor,   pengembangan   lembaga­lembaga perencanaan untuk merencanakan sistem penguatan pasar, pembentukan lembaga keuangan yang mengawasi pemberian kredit terhadap industri­industri tertentu. Ideologi Ideologi   adalah   sebuah   sistem   keyakinan   normatif   yang   dimiliki   para   anggota kelompok sosial tertentu, sedangkan ideologi bisnis adalah sistem keyakinan normatif atas masalah­masalah di dalam bisnis khususnya yang diyakini oleh kelompok­kelompok bisnis tertentu, misalnya para manajer. Ideologi   bisnis   ini   punya   arti   penting,   ideologi   bisnis   seseorang   kerap   kali menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya, melalui keputusan ini, ideologi memengaruhi perilakunya. Sistem Pasar vs Sistem Perintah Pasar bertujuan untuk menyelesaikan masalah­masalah ekonomi dasar ynag dihadapi semua masyarakat:   mengkoordinasi   berbagai   aktivitas   ekonomi   dari   para   anggota   masyarakat. Dalam sistem perintah, satu otoritas (seseorang atau komisi) membuat keputusan tentang apa yang akan diproduksi, siapa yang akan memproduksi, dan siapa yang akan mendapatkannya. Dalam sistem pasar bebas, semua perusahaan yang masing­masing dimiliki oleh individu yang berbeda dan dan mencari keuntungan dengan cara yang berbeda membuat keputusan atas apa yang mereka produksi dan bagaimana memproduksinya. 3.1 Pasar Bebas dan Hak: John Locke

John   Locke   (1632­1704),   seorang   filsuf   politik   Inggris,   dianggap   sebagai   pengembang gagasan bahwa manusia memilki “hak alami” atas kebebasan dan “hak alami” atas properti pribadi. Menurut Locke, hukum alam “mengajarkan” setiap manusia bahwa dia memiliki hak atas kebebasan. Meskipun Locke tidak secara eksplisit menggunakan teori hak alami untuk mendukung sistem pasar bebas, namun sejumlah penulis abad ke­20 menggunakan teorinya untuk tujuan tersebut. Pandangan Lokce tentang hak atas properti pribadi memiliki pengaruh signifikan pada institusi Amerika atas properti. Kritik atas Hak Locke Para kritikus tentang pasar bebas memfokuskan argumen mereka pada 4 kelemahan utama pandangan Locke:  1.       Pertama, Locke mengatakan dalam pandangannya bahwa, seseorang memiliki hak property atas kepemilikan propeti ketika orang tersebut mempunyai dan memadukan usahanya dengan obyek property yang tak berpemilik maka obyek tersebut menjadi hak kepemilikannya. Dalam suatu analogi yang dapat digambarkan adalah apabila saya menemukan kayu dan memahatnya sehingga menjadi patung maka patung itu adalah  property yang saya miliki. Tapi para kritikus menentangnya dengan analogi sebagai berikut, apabila saya mempunyai segelas air dan melemparkannya ke laut, apakah laut tersebut menjadi milik saya? 2.       Kedua, meskipun manusia mempunyai hak alami dan kebebasan akan kepemilikan property tapi hal ini tidak berarti hak­hak tersebut lebih diprioritaskan dari hak­hak yang lain. Kita sepakat bahwa hak alami dan hak prioritas  adalah hak negative yang mungkin akan sering bertentangan dengan hak positif orang lain. Dalam hal ini kita ambil contoh hak positif orang lain berkaitan dengan memperoleh makanan, perawatan, kesehatan, perumahan atau udara bersih. 3.       Ketiga, pandangan Locke mengisyaratkan sesuatu hal dimana pasar bebas menciptakan suatu perbedaan hak yang tidak adil dalam persaingan pasar bebas usaha seseorang porposional terhadap modal yang dimilki dan property yang  dimilkinya. Semakin besar modal  dan  property  semakin maju seseorang  dalam  menjalankan bisnisnya,   tetapi   lain   halnya   bagi   pihak   yang   memiliki   modal   dan   property   yang   terbatas.   Apabila   hal   ini berlanjut tanpa adanya intervensi pemerintah untuk meratakan dan membuat regulasi yang mengaturnya, maka kesenjangan sosial akan menjadi sangat tajam. 4.       Keempat, para kritikus menilai  pandangan Locke ini menggambarkan adanya nilai  invidulis karena setiap manusia hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan bebas dalam menentukan hak alami mereka sehingga

secra terpisah dari komunitas. Persepsi ini menurut para kritikus salah total, karena tiap manusia lahir pada kondisi sosialis dan saling ketergantungan pada sesama.

3.2 Utilitas Pasar Bebas: Adam Smith Adam   Smith   (1723­1790),   sang   “bapak   ekonomi   modern”   adalah   pencetus   argumen utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannya sendiri   di   pasar   bebas,   mereka   akan   diarahkan   menuju   kesejahteraan   publik   oleh   sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan bahwa sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di antara berbagai industri dalam sebuah masyarakat. Adam Smith mengasumsikan   bahwa   suatu   masyarakat   yang   memiliki   sistem   pasar   bebas   berarti   juga memiliki sistem properti pribadi. Kritik terhadap Adam Smith 1.       Pertama mereka beranggapan bahwa pendapat Smith ini tidak realistis. Karena para kritikus menganggap teori yang  dijabarkan  oleh  Smith hanya  berlaku  pada  zaman  Smith  yang  menggambarkan  bahwa  para  produsen sangat banyak dan kecil. Jadi teori Smith hanya terjadi ketika para produsen tidak mampu membuat harga. Pertanyaan   yang   paling   besar,   bagaimana   dengan   era   seperti   sekarang   ini,   dimana   para   produsen   mampu memonopoli   harga   barang   karena   produsen   sekarang   memilki   kemampuan   modal   raksasa   sehingga   proses pricing  mampu   terjadi   dengan   penentuan   keuntungan   yang   setinggi­tingginya   dengan   biaya   produksi   yang rendah tanpa melihat para pesaing secara signifikan. 2.       Kedua  adalah masalah penggantian sumber daya produksi. Para produsen akan memaksimalkan keuntungan dengan   meminimalkan   biaya   yang   timbul   dari   proses   produksi.   Tapi   untuk   sumber   daya   yang   tidak menimbulkan dampak secara langsung kurang mendapatkan perhitungan yang matang dari Smith. Contohnya dalah polusi yang dihasilkan, dalam  penentuan harga akan berdampak terabaikannya penanganan mengenai polusi. 3.       Ketiga,   Smith   menggambarkan   bahwa   manusia   secara   alami   hanya   termotivasi   akan   keuntungan.   Hal   ini menurut para kritikus adalah salah. Karena manusia sebagai makhluq sosial cenderung untuk menunjukan sikap perhatian terhadap kebaikan orang lain dan membatasi kepentingannya untuk hak­hak orang lain. Menurut para kritikus yang menyebabkan manusia beorientasi pada keuntungan ekonomis adalah suatu sistem  yang terdapat dalam pasar kompetitif bukan dari keinginan alami individu.

Kritik Keynes Keynes menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jas adalah permintaaan dari tiga sektor ekonomi: rumah tangga, bisnis, dan pemerintah. Pemerintah mampu mempengaruhi kecenderungan   untuk   menabung   atau   menghemat,   yang   dalam   hal   ini   menurunkan permintaan dan menciptkan pengangguran. Kedua, pemerintah dapat mempengaruhi secara langsung   jumlah   yang   bisa   diperoleh   rumah   tangga   dengan   menaikkan   atau   menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran pemerintah bisa menutup perbedaan antara jumlah permintaan dan jumlah   persediaan   dengan   meningkatkan   permintaan   dari   rumah   tangga   dan   bisnis   (dan secara tidak sengaja menciptakan inflasi). Dengan demikian, berkebalikan dengan pandangan Smith, intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi merupakan instrumen yang diperlukan untuk memaksimalkan utilitas masyarakat. Utilitas Survival of the Fittest: Darwinisme Sosial Doktrin   Darwinisme   sosial   dibentuk   dari   Charles   Darwin   (1809­1882),   yang   menyatakan bahwa   berbagai   spesies   makluk   hidup   berkembang   akibat   proses   lingkungan   yang mendukung   kelangsungan   hidup   makluk   hidup   tertentu   dan   menghancurkan   ynag   lain. Individu­individu yang agresif dalam bisnis sehingga memungkinkan mereka berhasil dalam dunia persaingan bisnis adalah “yang terkuat” dan otomatis juga ynag terbaik.  Bagi   para   kritkus   cukup   mudah   untuk   melihat   celah   kelemahan   dalam   teori   ini.   Mereka,   para   kritikus, melontarkan sebuah pernyataan sebagai berikut,  “Keahlian dan karateristik yang membantu individu untuk maju dan bertahan tidak selalu dapat menjamin kelangsungan   hidup   manusia   di   planet   ini.   Perkembangan   dunia   bisnis   memang   dapat   dicapai   dengan mengabaikan   manusia   lain   secara   kejam,   namun   kelangsungan   hidup   manusia   juga   bergantung   pada perkembangan sikap kerja sama dan kesediaan dari orang­orang untuk saling membantu.”

3.3 Kritik Marx Karl   Marx  (1818­1883)   tidak   diragukan   lagi   merupakan   kritikus   paling   keras   dan   paling berpengaruh terhadap kesenjangan yang diperkirakan terbentuk dari sistem properti pribadi dan pasar bebas. Marx mengklaim bahwa contoh­contoh eksploitasi terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan kapitalisme.

Pengasingan  Menurut   Marx,   ekonomi   kapitalis   menghasilkan   4   bentuk   “pengasingan”   pekerja   atau   4 bentuk pemisahan dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka. 1.

    

Masyarakat kapitalis memberikan penguasaan atas hasil usaha para pekerja pada  orang lain.

2.

      

3.

     

Kapitalisme mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri.

Kapitalisme menghasilkan orang­orang dari diri mereka sendiri dengan  menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan.

4.       Masyarakat kapitalis mengasingkan manusia satu sama lain dengan memisahkan mereka ke dalam   kelas­kelas   sosial   yang   bertentangan   dan   tidak   sederajat   serta   menghancurkan komunitas dan hubungan perhatian. Fungsi Pemerintah Fungsi   pemerintah   sesungguhnya   seperti   dalam   sejarah,   menurut   Marx   adalah   untuk melindungi kepentingan­kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua masyarakat dapat di   analisis   dalam   kaitannya   dengan   2   komponen   utamanya   :   substruktur   ekonomi   dan superstruktur sosial. Marx menamakan kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang (atau dengan kata  lain  control   sosial  di   mana  masyarakat   mengatur   dan  mengendalaikan  para   pekerja) sebagai hubungan produksi. Pemiskinan Pekerja  Mark   juga   mengklaim   bahwa   sejauh   produksi   dalam   perekonomian   modern   tidak direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar bebas, maka hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya cenderung merugikan kelas pekerja.     3.4 Kesimpulan: Ekonomi Campuran Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan kepemilikan pribadi terbatas adalah   apa   yang   umumnya   yang   disebut   ekonomi   campuran.   Pada   dasarnya,   ekonomi

campuran   mempertahankan   sistem   pasar   dan   kepemilikan   pribadi   namun   sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan­kekurangannya. Untung rugi penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi bahan perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan pribadi dan intervensi pemerintah, semenjak   tahun   1980­an,   perdebatan   ini   lebih   difokuskan   pada   krisis   produktifitas   yang masih dialami Amerika saat bersaing dengan negara­negara lain di pasar global.

BAB 4 ETIKA DAN PASAR 4.1 Persaingan Sempurna Karakteristik pasar bebas persiangan sempurna: 1. Jumlah pembeli dan penjual relatif banyak 2. Semua pembeli dan penjual bebas masuk atau meninggalkan pasar. 3.

Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan oleh pembeli dan penjual lainya.

4. Barang-barang yang dijual di pasar sangat mirip satu sama lain. 5. Biaya dan keuntungan memproduksi sepenuhnya ditanggung pihak-pihak ynag membeli dan menjual barang-barang tersebut, bukan oleh pihak lain. 6. Semua pembeli dan penjual adalah ‘pemaksimal’ utilitas. 7. Tidak ada pihak luar yang mengatur harga, kuantitas atau kualitas dari barang-barang yang diperjualbelikan dalam pasar. Kesetimbangan dalam Pasar Kompetitif Sempurna Kurva permintaan adalah sebuah garis yang menunjukkan jumlah paling besar yang bersedia dibayar konsumen untuk sebuah unit produk saat membeli dalam jumlah berbeda untuk produk-produk tersebut. Kurva persediaan menunjukkan seberapa besar biaya yang dibebankan produsen untuk menutup biaya produksi atas barang dalam jumlah tertentu. Etika dan Pasar Kompetitif Sempurna Pasar dikatakan mampu mencapai tiga nilai moral utama: (a) mendorong pembeli dan penjual mempertukarkan barang dalam cara yang adil (dalam artian adil tertentu); (b) memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan mendorong mereka mengalokasikan, menggunakan, dan mendistribusikan barang-barang dengan efisiensi sempurna, dan (c)

mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan suatu cara yang menghargai hak pembeli dan penjual untuk melakukan pertukaran secara bebas. 4.2 Persaingan Monopoli Persaingan Monopoli: Keadilan, Utilitas, dan Hak Pasar monopoli adalah pasar yang menyimpang dari tujuan-tujuan keadilan kapitalis, utilitas ekonomi, dan hak-hak negatif. Pasar monopoli tidak membentuk kesetimbangan, tidak memaksimalkan efisiensi, dan tidak menghormati hak-hak kebebasan.

4.3 Persaingan Oligopolistik Dalam pasar oligopoli tidak banyak penjual, yang ada hanya beberapa penjual besar dan penjual baru sulit memasuki indutri tersebut. Pasar oligopoli didominasi beberapa perusahaan besar sehingga dikatakan pasar yang sangat terkonsentrasi. Hal ini mengakibatkan sangat mudah bagi para manajer dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk memadukan kekuatan dan bertindak sebagai satu kesatuan. Perjanjian Eksplisit Tindakan-tindakan tidak etis dalam pasar oligopoli melalui perjanjian eksplisit: 1. Penetapan harga 2. Manipulasi persediaan 3. Perjanjian eksklusif. 4. Perjanjian mengikat 5. Perjanjian penetapan harga eceran. 6. Diskriminasi harga Perjanjian Tersembunyi Untuk mengkoordinasi harga, sejumlah industri oligopoli secara tidak resmi mengakui salah satu perusahaan sebagai “penentu harga”. Selanjutnya, masing-masing perusahaan secara diam-diam menetapkan harganya sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaaan “penentu harga” tersebut, dengan mengetahui bahwa semua perusahaan lain juga akan melakukan hal yang sama. Suap Apabila dilakukan untuk mengamankan penujalan produk, suap politik juga bisa menimbulkan gangguan ekonomi dalam operasi pasar. Apabila suap digunakan untuk mengamankan pembelian suatu komoditas, pengaruh utamanya adalah turunnya persaingan pasar. Jika perusahaan yang melakukan suap berhasil mencegah masuknya pesaing lain dalam

pasar pemerintah, maka ada kemungkinan perusahaan terlibat dalam tindakan-tindakan yang menjadi karakteristik monopoli. 4.4 Oligopoli dan Kebijkan Publik Pandangan Tidak Melakukan Apa-apa Sejumlah ekonom menyatakan bahwa tidak ada yang perlu dilakukan tentang kekuasaan ekonomi yang dimiliki perusahaan-perusahaan oligopoli. Sebagian menyatakan bahwa kekuasaan perusahaan oligopoli sebenarnya tidak sebesar yang terlihat. Pandangan Antimonopoli Harga dan keuntungan dalam industri-industri yang terkonsentrasi memang cenderung lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Pemecahnya adalah dengan menetapkan kembali tekanan-tekanan kompetitif dengan mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untuk melakukan divestasi dan memecahnya ke dalam beberapa perusahaan kecil. Pandangan Regulasi Perusahaan-perusahaan oligopoli tidak perlu dipecah karena ukuran yang besar memberikan akibat-akibat yang menguntungkan dan keuntungan ini akan hilang apabila mereka dipecah. Konsentrasi memberikan kekuatan ekonomi pada perusahaan-perusahaan besar yang memungkinkan mereka untuk menetapkan harga dan terlibat dalam perilaku-perilaku yang bukan merupakan kepentingan publik.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF