Bab 1 - 3 Fix Terakhir

July 24, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab 1 - 3 Fix Terakhir...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bela Belaka kang ng

Menur Me nurut ut World World Healt Health h Organ Organiza izatio tion n (WHO (WHO)) keseha kesehata tan n jiwa jiwa adalah saat seseorang merasa baik, secara secara fisik maupun maupun psikis, merasa merasa  bahagia, bisa menerima dan menghadapi tantangan hidup,

menerima

orang lain dengan baik, dan juga punyai sikap positif pada diri sendiri dan oran orang g la lain in..

Menu Menuru rutt UU RI No. No. 18 Tahun Tahun 2014, 2014, kebu kebuga gara ran n jiwa jiwa

merupakan keadaan di mana seorang mampu berkembang secara fisik, ment me ntal al,, sp spir irit itua ual, l, se sert rtaa sosi sosial al sehi sehing ngga ga indi indivi vidu du mamp mampu u meng menger erti ti kemampuannya kemampua nnya sendiri, bisa menanggulan menanggulangi gi tekanan, dapat bekerja secara  produktif, dan bisa memberi tambahan kontribusi untuk komunitasnya komunitasnya (Kem (K ement entria rian n Keseh Kesehat atan an RI RI,, 2016). 2016). Keseh Kesehata atan n Jiw Jiwaa adala adalah h keadaa keadaan n di dima mana na

se sese seor oran ang g

memi memili liki ki

pera perasa saan an seja sejaht hter eraa

seca secara ra

suby subyek ekti tif, f,

merupak mer upakan an penilai penilaian an diri mengenai mengenai perasaan perasaan yang mencaku mencakup p konsep konsep ranc rancan anga gan n

diri diri,,

kebu kebuga gara ran, n,

dan da n

kapa kapabi bili lita tass

men enge gend ndal alik ikan an

diri diri

(Herdiyanto, (Herdiya nto, 2017).

Menur Me nurut ut Ri Riset set Keseh Kesehat atan an Dasar Dasar pad padaa tahun tahun 2018 2018 ber berjum jumla lah h 282. 282.65 654 4 ru ruma mah h ta tang ngga ga at atau au 0, 0,67 67 pers persen en masy masyar arak akat at di Indo Indone nesi siaa mengalami Skizofrenia/Psikosis. Skizofrenia merupakan masalah mental yang berjalan berjalan dalam jangka panjang. panjang. Psikosis merupakan sit situasi uasi dimana  penderitanya  penderita nya mengalami mengalami

1

 

2

susah membedakan kenyataan dan imajinasi . gangguan kejiawaan atau masalah mental tetap jadi perhatian pemerintah indonesia hingga sekarang.

Menurut Menur ut WHO (2018) (2018) bahwa bahwa gangguan gangguan jiwa di derita derita lebih dari 21 juta oran orang g di se selu luru ruh h duni dunia. a. Menu Menuru rutt Ri Rise sett Kese Keseha hata tan n Da Dasa sarr pada pada tahu tahun n 2018 2018 diketahui jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia meningkat dari 0,15% menjadi 0,18%. Provinsi dengan gangguan jiwa terbesar yaitu Daerah Istimewa Yogyakart Yogya kartaa sebanyak sebanyak 0,28%. Pada posisi kedua dite ditempat mpatii oleh Aceh dengan dengan  jumlah 0,27%, ketiga yaitu Sulawesi Selatan dengan jumlah 0,26%, dan posisi keempat keem pat yaitu yaitu Bali dan Jawa Tengah Tengah sebanyak sebanyak 0,23%. Menurut Menurut Yosep Yosep dkk  (2016), kurang lebih ada 90% pasien dengan diagnosa gangguan jiwa menderita halusina halu sinasi. si. 70% diantara diantaranya nya mengalam mengalamii gangguan gangguan persepsi persepsi sens sensori ori halu halusina sinasi si  pendengaran. Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2016) di Rumah Rumah Sakit Jiwa Surakarta pada tahun diperoleh data sebanyak 2.479 pasien mengalami gangguan  persepsi sensori. Jenis halusinasi halusinasi pendengaran yang paling banyak dialami dialami pasien sebanyak 48 orang dari 2479 pasien.

Peran perawat dalam upaya mengurangi angka halusinasi di rumah sakit dengan cara melakukan penerapan standar asuhan keperawatan yang meliputi  pelaksanaan strategi implementasi implementasi halusinasi. Strategi implementasi implementasi adalah  penerapan standar standar asuhan keperawatan keperawatan tersusun secara secara sistemat sistematis is yang diterapkan diterapkan kepada pasien dengan tujuan untuk

mengurangi masalah keperawatan keperawatan jiwa yang

sedang sedan g dihadapi dihadapi.. Strategi Strategi implemen implementasi tasinya nya antara antara lain lain mend mendenga engarkan rkan musi musik  k  sesuai dengan permasalahan yang dialami klien (Azizah, 2016).



 

3

Terapi Ter api musik musik klasi klasik k diberi diberikan kan kepada kepada pasien pasien hal halusi usinas nasii yan yang g mampu membuat pasien merasa damai sehingga memunculkan perilaku yang tenang dan berdampak menurunnya resiko meningkatnya stressor  (Suaidah, dkk. 2016). Hasil penelitian Damayanti, Damayanti, Jumaini, dan Sri Utami (2014) membuktikan bahwa pemberian terapi musik mengurangi tingkat halusi hal usinas nasii yang yang memb membuat uat suara suara bisika bisikan n berkur berkurang ang sehing sehingga ga pasien pasien menjadi lebih tenang, fokus, nyaman, dan mampu b

ersosi ers osial alisa isasi si dengan dengan orang orang lain. lain. Menden Mendengar garkan kan musik musik dapat dapat mewujudkan hubungan saling percaya dan bisa mengungkapkan emosi (Scholarscriptura, (Scholarscri ptura, 2019). Klien dengan gangguan halusinasi pendengaran akan mengalami ketid ket idakn aknyam yamana anan n yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh sua suara ra yang yang diden didengar gar klien klien sehingga klien sering menyendiri dan tidak berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Oleh Oleh karena itu, setelah diberikan diberikan terapi musik musik klien dengan  berbagai cara seperti bernyanyi, mendengarkan mendengarkan musik tradisional, tradisional,  bermain musik musik klasik dan kegiatan kegiatan bermusik lainnya lainnya dapat membuat klien klien merasa mera sa nyaman nyaman dan menjadi menjadi aktif aktif bersosi bersosialis alisasi asi untu untuk k menghila menghilangka ngkan n halusinasi pendengaran (Solarcriptura, 2019). Menurut Surat Ar Rad ayat (28) dalam Al-Quran dijelaskan :

 

4

    ‫ا‬   ‫ق‬ ‫ن‬ ‫ى‬ ‫ ط‬   ‫و‬   ‫ذكر‬  ‫ب‬ ‫و هم‬       ‫ن‬

‫ذ‬ 

    ‫بذكر‬  ‫ و‬   ‫ن‬ ‫ى‬ ‫ ط‬ ‫ا‬ Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingatkan Allah-lah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Rad ayat 28). Berd Be rdas asar arka kan n la lata tarr bela belaka kang ng ters terseb ebut ut,, penu penuli liss tert tertar arik ik untu untuk  k  member mem berika ikan n te terap rapii musik musik klasi klasik k pada pada pasien pasien ganggu gangguan an persep persepsi si sensori halusinasi pendengaran yang diharapkan dapat mengurangi dan mengontrol halusinasi. halusinasi. B. Ru Rumu musa san n Masa Masala lah h

Bagaim Bag aimana ana pengar pengaruh uh pember pemberian ian terap terapii mu musik sik klasik klasik pada pada pasien pasien gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran? C. Tujuan Literatu  Literature re Review

Menggali dan mempelajari pengaruh pemberian terapi musik klasik pada  pasien gangguan persepsi sensor sensorii : halusinasi halusinasi pendengaran. pendengaran. D. Manfaat Literature Review

Adanya Ada nya Propos Proposal al Karya Karya Tulis Tulis Ilmiah Ilmiah ini ini ber berhar harap ap karya karya ini dapat dapat di manfaatkan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang pemberian

 

5

terapi tera pi musik musik klasik klasik pada pasien pasien halusina halusinasi si gangguan gangguan persepsi persepsi sens sensori ori halusina halu sinasi si pendengar pendengaran. an. Selain Selain itu, diharapk diharapkan an Karya Karya Tulis Tulis Ilmiah Ilmiah ini dapat mengurangi mengurangi dan mengontrol halus halusinasi inasi pendengaran pendengaran pasien.

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kons Konsep ep Halu Halusi sina nasi si

1. Pengertian Halusinasi

Halusi Hal usinas nasii merup merupaka akan n tanda tanda ganggu gangguan an per persep sepsi si sensor sensorii yan yang g dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, sua ra, pengli penglihat hatan, an, pengec pengecapa apan, n, peraba perabaan, an, dan penciu penciuma man. n. Pada Pada halusinasi penglihatan, pasien biasanya melihat suatu bayangan yang tidak nyata. Pasien dengan halusinasi pendengeran, pasien biasanya mend me nden enga garr

su suar araa

se sepe pert rtii

ad adaa

yang yang mema memang nggi gill

diri diriny nyaa

atau atau

membisikkan membisikk an sesuatu tetapi suara itu tidak ada. Halusinasi merupakan salah satu dari sekian bentuk psikopatologi yang paling parah dan membingungkan membingungk an (Sutejo, 2019). Halusina Halu sinasi si merupaka merupakan n tergangg terganggunya unya persepsi persepsi sensori sensori seseoran seseorang, g, dimana tidak adanya stimulus. Tipe halusinasi pendengaran yang sering terjadi adalah halusinasi pendengaran ( Auditory-heari  Auditory-hearing ng voices or sound ), ),  penglihatan (Vis (Visualual-seei seeing ng persons persons or thin things) gs),, penc penciu ium man (Olfactory smelling odors), odors), peng pengec ecap apan an (Gustatory(Gustatory-experienci experiencing ng tastes). tastes). Persep Persepsi si atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan atau stimulus ekster eks ternal nal dapat dapat membu membuat at kl klien ien tidak tidak dapat dapat me memen menuhi uhi keh kehidu idupan pannya nya

5

 

6

se seha hari ri-h -har ari. i. Halu Halusi sina nasi si meng mengga gamb mbar arka kan n pers persep epsi si yang yang sala salah h tanp tanpaa dijumpai adanya rangsangan dari luar (Yosep, dkk. 2016).

 

6

2. Faktor Penyebab Halusinasi

Menurut Yusuf Ah et al (2015) faktor predisposisi predisposisi halusinasi adalah : a. Fa Fakt ktor or Pe Perk rkem emba bang ngan an Tugas perkembangan klien terganggu seperti kurangnya kontrol yang membuat klien tidak bisa mandiri sejak kecil, mudah stress, dan hilang percaya diri.  b. Faktor Sosiokultural Sosiokultural Klien Klie n yang merasa tidak dianggap dianggap di lingkung lingkungannya annya sejak bayi (unwanted child) akan child) akan merasa terasingkan, kesendirian, dan tidak   percaya pada lingkungannya. lingkungannya. c. Fa Fakt ktor or Bi Biok okim imia ia Faktorr ini berpengar Fakto berpengaruh uh pada terjadi terjadinya nya gang gangguan guan jiw jiwa. a. Frustasi Frustasi yang meningkat meningkat akan dirasakan dirasakan sese seseoran orang g maka di dalam dalam tubuh tubuh akan

menghasi menghasilkan lkan suatu suatu zat yang dapat dapat bersifa bersifatt halusiogeni halusiogenik  k 

neurokimia. d. Fa Fakt ktor or Psi Psiko kolo logi giss Tipe kepribadian kepribadian tak berdaya berdaya dan tidak tidak bert bertangg anggung ung jaw jawab ab akan mudah mud ah terjer terjerumu umuss pada pada penyal penyalahg ahguna unaan an zat adikt adiktif if sep seper erti ti narkoba. Ini bisa berdampak kepada ketidakefektifan klien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Klien lebih memilih mem ilih kesenang kesenangan an sesaat sesaat yang meninggal meninggalkan kan kenyataa kenyataan n dan  bisa berkhayal. berkhayal.

 

7

e. Faktor Faktor Geneti Genetik k dan dan Pola Pola Asu Asuh h Penelitian membuktikan membuktikan bahwa anak sehat mental jika diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi menunjukan faktor keluarga menunjukan hubungan yang sangat  berpengaruh pada penyakit penyakit ini. Sedangkan faktor presipitasi menurut Yosep, dkk (2016) adalah : a. Perilaku Respon Resp on klien klien tentang tentang halusina halusinasi si seperti seperti sela selalu lu curi curiga, ga, merasa merasa ketakutan, gelisah, bingung, perilaku menyakiti diri, tidak mampu mengambi meng ambill keputusan keputusan serta tidak mampu membeda membedakan kan antara keadaan kead aan nyata dan tidak tidak nyata. Perilaku Perilaku itu berp berpedom edoman an pada hakikat keberadaan seseorang sebagai mahluk yang dibangun atas dasarr unsur-uns dasa unsur-unsur ur bio-psiko bio-psiko-sos -sosio-s io-spiri piritual tual sehingga sehingga halusina halusinasi si dapat dilihat dari lima dimensi yaitu: 1) Dime Dimens nsii Fi Fisi sik  k  Halusinasi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor fisik yaitu kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat obatan, demam hingga delirium intoksikasi alkohol dan insomnia. 2) Dime Dimens nsii Emo Emosi sion onal al Perasaan gelisah yang terus menerus atas dasar problem yang tidak bisa dikendalikan merupakan etiologi halusinasi itu bisa

 

8

terjadi. Isi dari halusinasi dapat berupa perintah memaksa dan menakutk mena kutkan. an. Klien tidak tidak mampu melawan melawan perintah perintah hingga hingga dengan den gan keadaa keadaan n terseb tersebut ut klien klien berbua berbuatt ses sesuat uatu u terha terhadap dap ketakutan tersebut. 3) Dime Dimens nsii In Inte tele lekt ktua uall Menjelas Menj elaskan kan bahwa bahwa seseorang seseorang dengan dengan gangg gangguan uan halusina halusinasi si akan akan menu menunj njuk ukka kan n adan adanya ya penu penuru runa nan n fung fungsi si ego. ego. Pa Pada da mulan mu lanya ya halusi halusinas nasii disebu disebutt usaha usaha dari dari ego pribad pribadii untuk  untuk  melawan impuls yang menekan, namun merupakan sesuatu ya yang ng meni menimb mbul ulka kan n

kewa kewasp spad adaa aan n

berl berleb ebih ih yang yang dapa dapatt

menga me ngamb mbil il seluru seluruh h perhat perhatian ian klien klien dan tidak tidak jarang jarang akan akan mengontrol semua perilaku klien. 4) Dime Dimens nsii Sosi Sosial al Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi akan akan sa sang ngat at memb membah ahay ayak akan an diri diri.. Klie Klien n sibu sibuk k bers bersam amaa halusinasinya, seolah olah itu adalah tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, dan harga diri ya yang ng ti tida dak k ia pero perole leh h dala dalam m duni duniaa nyat nyata. a. Isi Isi halu halusi sina nasi si dijadikan sistem kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika  perintah halusinasi berbentuk ancaman, dirinya cenderung akan akan mela melaku kuka kan n it itu. u. Oleh Oleh seba sebab b itu, itu, hal hal pent pentin ing g dala dalam m

 

9

intervensi

keperawatan

klien

halusinasi

dengan

mengusaha meng usahakan kan suatu suatu proses proses interaksi interaksi yang menumbuh menumbuhkan kan  pengalaman  pengalama n

interpersonal interpersonal

yang

sessuai

harapan,

serta

membuat klien tidak kesepian dan klien selalu berinteraksi dengan lingkunganya supaya halusinasi tidak terjadi. 5) Dime Dimens nsii Spir Spirit itua uall Secara Seca ra spiritua spirituall klien klien halusina halusinasi si mulai mulai dengan dengan kekosonga kekosongan n hi hidu dup, p, beru berusa saha ha se seca cara ra spir spirit itua uall utuk utuk meny menyuc ucik ikan an diri diri.. Biasanya klien mengalami irama sirkanadi terganggu, karena terlalu terl alu sering sering begadang begadang.. Saat membuka membuka mat mataa akan merasa kosong dan tidak jelas tujuan hidupnya. Ia sering mencaci takdir takd ir Allah Allah SWT,

tetapi tetapi lema lemah h dalam upaya upaya menjemput menjemput

rejeki, menyalahkan lingkungan dan orang lain yang dirasa menyebabkan menyebabka n takdirnya memburuk. 3. Akibat Halusinasi

Akibat halusinasi adalah seseorang dapat melukai dirinya, orang lain, atau ata u li lingk ngkung ungan an sekita sekitar. r. Hal ini ter terjad jadii kar karena ena berada berada di baw bawah ah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan sesuatu hal diluar  kesada kes adara ranny nnya. a. Hal – hal yang yang muncu muncull dalam dalam ganggu gangguan an halusi halusinas nasii menyebabkan klien tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal itu menjadi faktor mengapa klien tidak bisa berdiskusi dengan orang lain (Prabowo, 2014).

 

10

4. Macam – Macam Halusinasi

Menurut Sutejo (2019), halusinasi merupakan gangguan dari beberapa  jenis yaitu : a. Halusina Halusinasi si pendenga pendengaran ran merupa merupakan kan saat saat dimana dimana mendeng mendengar ar sua suara ra -suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk  kebi kebisi sing ngan an yang yang ti tida dak k jela jelas, s, dima dimana na pasi pasien en disu disuru ruh h untu untuk  k  melakukan hal – hal yang membahayakan.  b. Halusinasi penglihatan yaitu stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya cah aya,, gambar gambaran an geome geometr tris, is, gambar gambaran an kartun kartun,, dan bayang bayangan an yang rumit. c. Halu Halusi sina nasi si pe penc nciu iuma man n ya yait itu u menc menciu ium m bau bau tert terten entu tu sepe sepert rtii bau bau darah, bau feses, dan biasanya bau yang tidak meyenangkan. d. Halusina Halusinasi si pengecap pengecapan an yaitu yaitu merasa merasa mengecap mengecap rasa rasa seperti seperti darah, darah, atau rasa yang tidak enak.

e. Halusina Halusinasi si perabaa perabaan n yaitu menga mengalami lami ny nyeri eri atau atau ketidak ketidak nya nyamana manan n tanpa stimulus yang jelas. f. Cenesthetic Cenesthetic yaitu  yaitu merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau diarteri, pencernaan makanan atau pembentukan pembentukan urine. g.  Kinesthet  Kinesthetic ic   yait yaitu u mera merasa saka kan n perg perger erak akan an saat saat berd berdir irii tanp tanpaa  bergerak. Tubuh serasa serasa bergoyang. bergoyang.

 

11

5. Fase – Fase Halusinasi

Menurut Muhith (2015) fase halusinasi ada 4 tahap, yaitu: a. Fase comforting   yaitu klien merasakan perasaan yang mendalam sepert sep ertii ansie ansietas tas,, kesepi kesepian an dan menco mencoba ba untuk untuk berfok berfokus us pada pada  pikiran yang menyebabkan menyebabkan ansietas. Perilaku pasien dengan tahap in inii

bi biaasa san nya

ter erse seny nyum um

tidak dak

sesu sesuai ai

den eng gan

kead keadaa aan, n,

menggerakkan bibir tanpa suara, respon verbal yang lambat, dan asik dengan dunianya.

 b. Fase condeming   atau ansietas berat terjadi saat klien mengalami  pengalaman menjijikkan, menjijikkan, klien mulai tidak bisa dikontrol, dan tingkat kecemasan meningkat signifikan. Fase ini membuat denyut  jantung meningkat, meningkat, fokus berkurang, kesulitan membedakan antar ant araa halusi halusinas nasii dan reali realita, ta, dan menari menarik k dir dirii dar darii lin lingku gkungn ngn sekitar. c. Fase controling  atau  atau fase ansietas berat terjsadi saat klien berhenti melakukan perlawanan terhadap halusinasi, dan isi halusinasinya di rasa semakin menarik perhatian. Fase ini menyebabkan klien susa susah h

berh berhub ubun unga gan n de deng ngan an oran orang g

lain lain,,

menur enurut utii

peri perint ntah ah

halusinasinya, halusinasiny a, dan isi halusinanya atraktif. d. Fase conquering  atau   atau panik panik merupakan merupakan pengalaman sensori yang yang memicu ancaman jika klien mengikuti perintah halusinanya, dan halusinasi yang terjadi, berlangsung selama beberapa jam. Fase ini

 

12

membuat klien semakin panik, resiko tinggi menciderai orang lain, dan tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

6. Tanda Dan Gejala Halusinasi

Klien dengan gangguan halusinasi dapat menunjukkan berbagai ciri - ciri yang dapat dapat diperhat diperhatikan ikan dalam dalam kesehari kesehariannya annya.. Menurut Menurut Rahmawati (2014), tanda dan gejala halusinasi meliputi: bicara atau tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas, ma rah-ma rah -marah rah tanpa tanpa sebab, sebab, mudah mudah tersi tersingg nggung ung,, peruba perubahan han pola pola  perilaku,

mengatakan mengatakan

melihat

dan

mendengar

sesuatu

objek 

sebenarnya tidak ada, menarik diri, dan lebih suka mondar mandir  tidak tahu tujuan. Sedangkan Sedan gkan menurut menurut Sutejo Sutejo (2019) (2019) tand tandaa dan gejala gejala halu halusina sinasi si dimula dim ulaii dari dari hasil hasil obser observas vasii kepada kepada klien klien dan ungkap ungkapan an klien klien itu itu sendiri. Diantaranya yaitu: a. Data Sub Subye yekt ktiif  Berdas Ber dasark arkan an data data subje subjekti ktif, f, klien klien dengan dengan ganggu gangguan an persep persepsi si sensori halusinasi mengatakan mengatakan bahwa klien : 1)

Mendengarkan suara-suara atau brisik disekitarnya. disekitarnya.

2)

Mendengarkan suara yang menyuruh untuk mengobrol.

 

13

3)

Menden Men dengar garkan kan suara suara menyu menyuruh ruh mela melakuk kukan an sesuat sesuatu u yang yang  berbahaya baik membahayakan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

4)

Melihat Meli hat bayangan, bayangan, sinar, sinar, bentuk bentuk geometri geometris, s, bent bentuk uk kartun, kartun, melihat suatu yang abstrak, dan melihat hantu.

5)

Menci Men cium um bau busuk busuk menji menjiji jikan kan sepert sepertii dar darah, ah, urin, urin, feses, feses, namun tak jarang bau itu menyenangkan.

6)

Merasakan sensari rasa seperti darah, urin, atau feses.

7)

Merasa takut dan kadang senang dengan halusinasinya.

a. Data Objektif 

Klien Klie n dengan dengan gangguan gangguan persepsi persepsi sens sensori ori halu halusina sinasi si melakuka melakukan n hah-hal berikut : 1)

Bicara dan tertawa sendiri.

2)

Emosi tanpa sebab.

3)

Meng Me ngar arah ahka kan n

te teli ling ngaa

kear kearah ah

tert terten entu tu

mendengar. 4)

Menutup telinga.

5)

Menunjuk-nunjuk Menunjuk-nunj uk kearah tertentu.

6)

Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.

7)

Mencium aroma sesuatu.

8)

Menutup hidung.

9)

Sering meludah.

10)

 Muntah.

sepe sepert rtii

seda sedang ng

 

14

11)

 Menggaruk-garuk kulit.

7. Rentang Respon

Halusinasi adalah respon maladaptif individu yang ada dalam rentang respon neurobiologis (Muhith, 2015). Respon Adaptif

Aktualisasi

Respon Maladaptif 

Konsep Diri

Harga Diri

Kerancuan

Depersonalisasi

Diri Positif  Rendah Identitas Gb. 2.1. Rentang Respon (Dermawan dan Rusdi, 2013). Keterangan : a. Aktualis Aktualisasi asi diri diri adalah adalah ucapan ucapan klien klien tentang tentang kon konsep sep diri diri yang ba baik ik yang meliputi latar belakang klien.  b. Konsep diri positif positif adalah adalah pengalaman positif positif klien di dalam dirinya. c. Harga Harga diri rendah rendah adalah adalah perasa perasaan an buruk buruk klien klien yang meli meliputi puti hilangnya rasa percaya diri, perasaan tidak berharga, dan klien merasa pesimis.

 

15

d. Keracuna Keracunan n identitas identitas adalah adalah kegagal kegagalan an indi individu vidu untuk untuk menganal menganalisa isa masa kanak – kanak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. e. Depersona Depersonalisa lisasi si adalah adalah perasaan perasaan tidak tidak realiti realitik k dalam keg kegiat iatan an dari diri sendiri, merasa tidak nyata dan kesulitan membedakan diri Pohon Masalah Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori :ori Halusinasi Pe Peru ruba baha han n Pres Presep epsi si Sen Senns nsor i : Hal Halus usin inas asii

------→ Akibat

----------à Masalah

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

------à Penyebab

Gb. 2.2 Pohon Masalah Halusinasi (Yosep Dkk, 2016) 8. Mekanisme Koping

Mekanisme koping menurut sutejo (2019) yang biasanya digunakan oleh klien dengan halusinasi meliputi: a. Regresi

 

16

Regr Re gres esii be berk rkai aita tan n deng dengan an pros proses es info inform rmas asii dan dan upay upayaa yang yang diguna dig unakan kan untuk untuk menga mengatas tasii kecem kecemasa asan n ansie ansietas tas.. Klien Klien tidak  tidak  memiliki tenaga sehingga ia merasa lemas dan bermalas – malasan dalam beraktivitas.  b. Proteksi Klie Klien n menj menjel elas aska kan n ga gang nggu guan an pers persep epsi si deng dengan an meng mengal alih ihka kan n tanggung jawab kepada orang lain atau obyek lain. c. Menarik di diri Sulitt percaya Suli percaya kepada kepada orang orang lain dan berfokus berfokus pada rangsang rangsangan an internal. 9. Penatalaksan Penatalaksanaan aan Halusinasi

a. Fa Farrmakot kotera rapi pi Dosis Dos is Neuro Neurolep lepika ika yang yang efekt efektif if ber berma manfa nfaat at bag bagii ora orang ng yang yang menderita penyakit mental kronis. Biasanya gejala psikosis atau skizofrenia dapat diobati dengan antipsikotik, antipsikotik, di antaranya: 1) Klor Klorpr prom omaz azin in Sediaan Klorpromazin: 25 mg, 100 mg tablet. Injeksi: 25mg / ml,, bi ml bisa sa di dimi minu num m at atau au disu disunt ntuk ukka kan. n. Pada Pada fase fase kron kronis is,, diberikan chlorpromazine 2 x 100mg perhari. Kegunaannya meng me ngur uran angi gi hi hipe pera rakt ktif if,, agit agitas asi, i, dan dan agre agresi siff klie klien. n. Efek  Efek  samping obat termasuk mulut kering, penglihatan kabur, dan sembelit. Gejala psikosis adalah kemampuan menilai realitas yang kuat, kesadaran diri yang terganggu, fungsi mental yang

 

17

kuat kuat,, de delu lusi si dan dan ha halu lusi sina nasi si.. Indi Indika kasi si seba sebali likn knya ya adal adalah ah  penyakit hati, hati, epilepsi, kelainan kelainan jantung jantung dan demam.

2) Halo Halope peri rido doll Tabl Ta blet et Halo Halope peri rido doll 0, 0,5 5 mg mg,, 1,5 1,5 mg. mg. Dibe Diberi rika kan n inje injeks ksii 5 mg/ml, dapat diberikan melalui injeksi atau oral. Pada kondisi kronis diberikan Haloperidol 2 x 0,5 – 1 mg perhari. Fungsi obat obat

in inii

untu untuk k

meng mengur uran angi gi

halu halusi sina nasi si..

Ad Adap apul ulaa

efek  efek 

sampingnya yaitu mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, dan hipotensi 3) Trih Trihek eksi sife feni nidi dill Diberika Dibe rikan n Triheksi Triheksifend fendil il tablet tablet 2mg secara secara oral. oral. Pada fase kronis diberikan sebnyak 1-2 x 2 mg perhari. Efek samping dari dari ob obat at in inii yait yaitu u memb membua uatt mulu mulutt keri kering ng,, rete retens nsii urin urin,, takikardi, dan dilatasi pupil. Adapun indikasinya yaitu semua  penyakit

parkinson.

Sedangkan

kontraindikasinya kontraindikasinya

yaitu

 berupa hipersensitif terhadap thyrexpenidil, thyrexpenidil, glukoma, psikosis  berar, dan obstruksi obstruksi saluran saluran cerna.  b. Terapi Kejang Kejang Listrik  Elektro Konvulsif Therapy  Therapy  (ECT) (ECT) adalah adalah sua suatu tu tinda tindakan kan terapi dengan menggunakan aliran listrik yang dapat menimbulkan kejang kej ang.. Tujuan Tujuannya nya dari dari te terap rapii ini ada adalah lah untuk untuk menge mengemb mbali alikan kan fungsi mental klien. Indikasi dari terapi kejang listrik adalah klien skizofrenia stupor katanonik dan gaduh gelisah katatonik. Kontra

 

18

indikasinya yaitu keguguran pada ibu hamil, dan gangguan sistem  pernafasan. Komplikasi dari terapi kejang yaitu fraktur vertebra apneu, robekan otot rahang, dan amnesia. Adapun efek samping dari terapi kejang listrik yaitu akan membuat amnesia yang retrograde se sete tela lah h di dila laku kuka kan n te tera rapi pi ha hall ini ini tida tidak k berl berlan angs gsun ung g lama lama.. Jika Jika dilakukan pada ibu hamil relatif aman pada semua trimester tapi harus ada pemberian pemberian obat farmakologis. c. Rehabi Rehabili litas tasii dan Psikot Psikotera erapi pi Terapi ini sangat baik untuk membuat klien mudah bergaul dengan orang ora ng la lain. in.

Beber Beberapa apa strate strategi gi pelaks pelaksana anaan an pasien pasien halusin halusinasi asi

menurut Modul Asuhan Keperawatan Jiwa (2016) : 1) SP

1

:

membantu

pasien

menganal

halusinasi,

menjelas menj elaskan kan cara mengontr mengontrol ol halusina halusinasi, si, mengajar mengajarkan kan  pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama : menghardik halusinasi. 2) SP 2 : melati melatih h pasie pasien n menggu menggunak nakan an ob obat at secar secaraa ter teratu atur. r. 3) SP 3 : melat melatih ih pasien pasien mengon mengontrol trol halu halusina sinasi si dengan dengan cara  bercakap – cakap cakap dengan orang lain. lain. 4) SP 4 : melati melatih h pasien pasien mengontr mengontrol ol hal halusina usinasi si den dengan gan ca cara ra melakukan aktivitas terjadwal. 10. Asuhan Keperawatan Pasien Halusinasi

a.

Pengkaji Pengkajian an pada pasien pasien halusina halusinasi si (Keliat, (Keliat, 2012) adal adalah: ah:

1) Identitas pasien

 

19

2) Kelu Keluha han n uta utama ma Biasanya berisikan berisikan jawaban dari pertanyaan perawat yaitu hal apa yang meny me nyeb ebab abka kan n pa pasi sien en masu masuk k ke ruma rumah h saki sakit, t, dan dan apa apa yang yang tela telah h dilaku dil akukan kan untuk untuk mengu menguran rangi gi masal masalah, ah, bisa bisa juga juga beris berisika ikan n tenta tentang ng  perkembangan  perkembang an yang telah di capai. capai. 3) Faktor predisposisi Apaka Ap akah h pasien pasien pernah pernah menga mengalam lamii ganggu gangguan an jiwa jiwa pada pada masa masa lalu, lalu,  pernah mengalami kekerasan fisik, pernah dikucilkan dari lingkungan, dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan sosial budaya. 4) Aspek fisik atau biologis Hasil dari pengukuran tanda-tanda vital. 5) Aspek psikososial a. Geno Genogr gram am 3 ge gene nera rasi si..  b. Konsep diri. c. Hubu Hubung ngan an den denga gan n orang orang lai lain. n. d. Kepe Keperc rcay ayaa aan n atau atau agama agama.. 6) Status mental a. Jenis dan isi halusinasi halusinasi menurut menurut data subyektif subyektif dan obyektif. Data Data s subyektif subye ktif dikaji dikaji dengan dengan melakuka melakukan n wawancar wawancaraa dengan dengan pasien, pasien, data

obyektif didapat dapat observasi kepada pasien.

 b. Waktu, frekuensi, frekuensi, dan situasi situasi

 

20

Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi intervensi khusus pada waktu terjadin terj adinya ya halusina halusinasi, si, menghind menghindari ari situasi situasi yang menyebab menyebabkan kan munculnya halusinasi. c. Resp Respon on halu halusi sina nasi si Peraw Per awat at dapat dapat menan menanyak yakan an pada pada klien klien hal yang yang dirasa dirasakan kan atau atau dilakukan saat halusinasi timbul. d. Fa Fakt ktor or pr pred edis ispo posi sisi si Apakah pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Apakah ada anggota kelurga yang mengalami gangguan jiwa? e. So Soci cial al supp suppor ortt Adakah dukungan keluarga terhadap masalah yang dihadapi pasien? f. Mate Materi rial al as asse sett Meliputi penggunan BPJS atau tidak, jarak rumah ke puskesmas. g. Skala penurunan penurunan tingkat tingkat halusinasi halusinasi menggunakan menggunakan pengka pengkajian jian tin tingkat gkat halusinasi   The Auditory Halucination Rating Scale (AHRS)  halusinasi (AHRS)   yang terdiri dari skala 0 (tidak ada), skala 1-11 (ringan), skala 12-22 (sedang), skala 23-33 (berat), dan skala 34-44 (sangat berat). b.

Diagnosa Keperawatan Diag Diagno nosa sa kepe kepera rawa wata tan n yang yang mung mungki kin n munc muncul ul pada pada pasi pasien en deng dengan an gangguan persepsi sensori halusianasi (Azizah, 2016) yaitu : a. Resi Resiko ko peri perila laku ku keke kekera rasa san. n.  b. Gangguan persepsi persepsi sensori : halusinasi. c. Is Isol olas asii so sosi sial al..

 

21

c. Perencanaan

Rencana Renc ana keperawa keperawatan tan mengguna menggunakan kan tujuan tujuan khusus khusus dan tujuan tujuan umum (Sutejo, 2019) a. Tuju Tujuan an Umum Umum (T (TU UM) Klien tidak menciderai dirinya dan orang lain.  b. Tujuan Khusus (TUK) (TUK) 1) Klien Klien dapat dapat membina membina hubungan hubungan salin saling g perc percaya aya Kriteria evaluasi : Menunj Men unjuka ukan n ra rasa sa bahagi bahagia, a, klien klien mau berja berjabat bat tangan tangan dengan dengan  perawat dan teman yang lain, klien bersedia mengobrol dengan  perawat tentang masalahnya, masalahnya, klien bersedia duduk bersama  perawat dan teman teman – temannya. temannya. Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi terapeutik antara lain : a) Menya Menyapa pa kli klien en deng dengan an ramah. ramah.  b) Perkenalkan Perkenalkan diri dengan sopan. sopan. c) Tanya Tanya nama nama klien klien dan panggi panggilan lan apa apa yang d disuk isukai ai kli klien. en. d) Jelask Jelaskan an tuju tujuan an pert pertem emuan uan.. e) Tunj Tunjuk ukka kan n sikap sikap empa empati ti.. 2) Klien Klien dapat dapat mengenal mengenal halusina halusinasiny sinyaa Kriteria evaluasi :

 

22

Klie Klien n bi bisa sa meny menyeb ebut utka kan n wakt waktu u saat saat me mera rasa sa halu halusi sina nasi si,, isi isi halusinasi, dan frekuensi timbulnya halusinasi. Intervensi : a) Buatl Buatlah ah konta kontak k seserin sesering g mungki mungkin. n.  b) Observasi tingkah tingkah laku yang yang berkaitan dengan dengan halusinasinya. halusinasinya. c) Bantu Bantu klien klien menge mengenal nal halus halusinas inasii dengan dengan cara cara : a. Ji Jika ka kl klie ien n se seda dang ng ha halu lusi sina nasi si tany tanyak akan an apak apakah ah ada ada suar suaraa yang menganggunya.  b. Jika klien mengatakan “ya”, tanyakan apa yang di katakan suara sua ra itu. itu. Katak Katakan an bahwa bahwa peraw perawat at percay percayaa klien klien bisa bisa mend me nden enga garn rnya ya,,

namu namun n

pera perawa watt

memb member erit itah ahu u

bahw bahwaa

 perwat tidak bisa mendengarnya mendengarnya (diucapkan dengan nada  bersahabat dan dan tidak menghakimi). menghakimi). c. Katakan Katakan bahwa bahwa perwa perwatt akan akan mem membant bantu u kl klien. ien. d. Bica cara raka kan n bah bahwa tidak dak han hanya dia dia yang yang men enga gala lam mi halusinasi,, ada pasien lain yang mengalaminya. halusinasi d) Disk Diskus usii deng dengan an kli klien en : a. Suasan Suasanaa yang yang menim menimbul bulkan kan ha halu lusin sinasi asi..  b. Waktu terjadinya terjadinya halusinsi. halusinsi. e) Tany Tanyak akan an pada pada kl klie ien n apa apa yang yang dira dirasa saka kann nn saat saat terj terjad adin inya ya halusinasi. 3) Klien Klien bisa bisa mengontr mengontrol ol halus halusinas inasinya inya

 

23

Klie Klien n da dapa patt menj menjel elas aska kan n hal hal – hal hal yang yang bisa bisa mengo engont ntro roll halusinasi: a. Klien Klien bisa bisa menyebu menyebutkan tkan cara meng mengontr ontrol ol halusi halusinasi nasi..  b. Klien bisa mendemonstrasikan mendemonstrasikan cara menghardik atau mengusir halusinasinya. c.

Klien Klien bisa mengikut mengikutii aktiv aktivitas itas kelo kelompok mpok..

d.

Klien Klien bisa bisa patuh patuh minum minum obat. obat.

Intervensi : a. Identif Identifikas ikasii tindakan tindakan yang yang dilaku dilakukan kan sa saat at halusi halusinasi nasi..  b. Beri pujian pujian kepada klien cara yang digunakan. digunakan. c. Diskusik Diskusikan an dengan dengan klien klien tentang tentang ca cara ra baru baru mengon mengontrol trol halusinasinya : a) Meng Mengha hard rdik ik halus halusin inas asi. i.  b) Bercakap – cakap dengan orang lain jika halusinasi muncul. c) Melak Melakuka ukan n kegiata kegiatan n seha sehariri-har hari. i. d. Beri contoh cara cara menghardik halusinasi halusinasi : “Pergi! “Pergi! Kamu suara palsu, aku tidak peduli kamu!”. e Beri pujian pujian atas keberhasilan keberhasilan klien. f. Minta klien klien mengulanginya mengulanginya.. g. Susu Susun n ja jadw dwal al lati latiha han n klie klien n dan dan mint mintaa klie klien n untu untuk  k  mengisi jadwal kegiatan kegiatan (self-evaluation). (self-evaluation).

 

24

h. Anju Anjurk rkan an kl klie ien n untu untuk k meng mengik ikut utii tera terapi pi akti aktivi vita tass kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi. i.

Klie Klien n mampu mampu menyeb menyebutk utkan an jenis, jenis, dosis, dosis, dan waktu waktu minum obat, serta manfaat obat yang di konsumsi.

 j.

Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminum (nama, warna, dan besarnya).

k. Diskusikan proses minum minum obat : l. Klien diberi obat oleh perawat (jika di rumah sakit), di diber berii keluar keluarga ga (jika (jika di rumah) rumah),, kel keluar uarga ga dan klien klien memeriksa memeri ksa jenis dan dosis obat  b. Klien meminum meminum obat pada pada waktu yang tepat. m. Diskusikan tentang manfaat dan efek efek samping samping obat. obat. d. Klien Klien dapat dukunga dukungan n keluarga keluarga dalam dalam mengontr mengontrol ol halusina halusinasiny sinya. a. Kriteria Evaluasi : Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat, dan keluarga memahami pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya dan tindakan untuk mengendalikan mengendalikan halusinasi. Intervensi : a.

Buat kontrak kontrak pertemu pertemuan an dengan dengan keluarga keluarga (waktu, (waktu, tempat, tempat, topik) topik)

 b.

Diskusikan dengan dengan keluarga : (a (a))

Pe Peng nger erti tian an hal halus usin inas asi. i.

(b)

Tanda dan ge gejala.

(c)

Pr Pro ose sess ter erjjad adiinya nya.

 

25

(d (d))

Car araa yang yang bisa bisa di dila laku kuka kan n oleh oleh pasi pasien en dan dan kelu keluar arga ga untu untuk  k  memutus halusinasinya.

(e)

Obat at-o -ob bat ha halu lusi sina nasi si..

(f (f))

Cara Cara mer meraw awat at pas pasie ien n halu halusi sina nasi si d dir irum umah ah..

(g)

Beri Beri pujian pujian at atas as keterl keterliba ibatan tan keluar keluarga. ga.

d. Srategi Pelaksanaan (SP) halusinasi

Strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi pendengaran (Azizah, 2016). SP Klien 1) SP I Klien a. Mengident Mengidentifi ifikasi kasi jenis jenis halus halusinas inasii klie klien. n.  b. Mengidentifikasi Mengidentifikasi isi halusinasi halusinasi klien. klien. c. Mengident Mengidentifi ifikasi kasi waktu waktu terjadin terjadinya ya hal halusin usinasi asi kl klien. ien. d. Mengident Mengidentifi ifikasi kasi frekuensi frekuensi halusina halusinasi si k klien lien.. e. Mengident Mengidentifi ifikasi kasi situas situasii yang memic memicu u terjadin terjadinya ya halu halusina sinasi. si. f. Mengident Mengidentifi ifikasi kasi respon respon klien klien terhadap terhadap halu halusina sinasi. si. g. Memberit Memberitahu ahu klien klien tentang tentang cara cara mengha menghardik rdik h halus alusinas inasi, i, h. Meng Mengan anju jurk rkan an kl klie ien n memb membua uatt jadw jadwal al hari harian an dan dan mema memasu sukk kkan an cara menghardik ke jadwal harian. 2) SP II Kl Klien a. Mengev Mengeval aluas uasii kegiat kegiatan an sebel sebelumn umnya. ya.  b. Melatih klien klien untuk bercakap bercakap – cakap dengan orang orang lain. c. Menganjur Menganjurkan kan klien klien memasukk memasukkan an dalam dalam jadwal jadwal hari harian. an.

 

26

3) SP III Klie ien n a. Mengev Mengeval aluas uasii kegiat kegiatan an sebel sebelumn umnya. ya.  b. Melatih klien dengan melakukan aktivitas terjadwal terjadwal yang disenangi klien. Misalnya : mendengarkan musik. c. Menganjur Menganjurkan kan klien klien memas memasukka ukkan n keda kedalam lam jjadwa adwall har harian. ian.

4)

SP IV Klien

a. Mengev Mengeval aluas uasii kegiat kegiatan an sebel sebelumn umnya. ya.  b. Melatih pasien pasien mengontrol halusinasi dengan dengan menggunaka menggunakan n obat. c. Menganjur Menganjurkan kan klien klien memas memasukka ukkan n keda kedalam lam jjadwa adwall har harian. ian. 5) SP V Klie Klien n a. Mengev Mengeval aluas uasii kegiat kegiatan an sebel sebelumn umnya. ya.  b. Meminta klien klien mengulangi mengulangi SP 1 – 4. c. Memasu Memasukka kkan n ke dala dalam m jadwa jadwall harian harian.. SP Keluarga 1) SP I Kelu Keluarg argaa a. Mendiskus Mendiskusikan ikan tentang tentang cara cara keluar keluarga ga merawa merawatt pasi pasien. en.  b. Menjelaskan pengertian, pengertian, tanda gejala, jenis halusinasi, dan  bagaimana proses proses terjadinya terjadinya halusinasi pasien. pasien. 2) SP II Kelu Keluar arga ga a. Memp Memper erba baik ikii ca cara ra ke kelu luar arga ga mera merawa watt pasi pasien en deng dengan an gang ganggu guan an halusinasi.  b. Melakukan cara cara merawat pasien pasien halusinasi. halusinasi.

 

27

3) SP III III Keluarga Keluarga a. Membua Membuatt jadwa jadwall minum minum obat obat rutin rutin dirum dirumah. ah. B. Te Tera rapi pi Musi Musik  k 

1. Defi Defini nisi si Ter Terap apii Mus Musik  ik  Terapi Tera pi musik musik adalah adalah teknik teknik relaksasi relaksasi yang membuat membuat seseorang seseorang menjadi tenang, tenang, pengendali emosi, menyembuhkan menyembuhkan dan mengurangi gangguan psikologi, selain itu juga mengurangi rasa agresif seseorang. Terapi Tera pi musik musik biasanya biasanya digunaka digunakan n oleh psikolog psikolog maupun maupun psikiate psikiater  r  untuk mengatasi masalah gangguan jiwa dan psikologis. Tujuan dari terapi musik ini adalah untuk merelaksasikan pikiran, mengendalikan emosi, dan menyembuhkan gangguan jiwa (Purnama, 2016). Terapi musik klasik adalah penggunaan musik sebagai alat terapi untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan kesehatan emosi. Terapi Ter api musik musik dapat dapat diguna digunakan kan dalam dalam lingk lingkup up klinis klinis,, sosia sosiall dan  pendidikan untuk pasien yang membutuhkan membutuhkan pengobatan (Gusti, 2014). jenis musik klasik yang mempunyai karateristik bersifat terapi adalah adal ah musik musik yang nondramat nondramatis, is, dinamika dinamikanya nya bisa dipr dipredik ediksi, si, dan memiliki nada lembut. 2. Bent Bentuk uk Tera Terapi pi Musi Musik  k  Menuru Men urutt Solank Solankii (2013) (2013) musik musik sangat sangat me mempe mpenga ngaruh ruhii kehidu kehidupan pan seseorang. musik mempunyai 3 bagian penting yaitu beat yang dapat memp me mpen enga garu ruhi hi tu tubu buh, h, ri ritm tmee memp mempen enga garu ruhi hi jiwa jiwa,, dan dan harm harmon onii mempengaruhi roh. Ada dua macam metode terapi musik yaitu terapi

 

28

musik aktif yaitu klien mampu untuk diajak bernyanyi bersama, dan  belajar menggunakan menggunakan alat musik. Sedangkan terapi musik pasif adalah te terrap apii

yang yang pal paling mudah udah unt untuk kli klien karen arenaa

mend me nden enga gark rkan an

musi musik k

dan dan

meng mengha haya yati ti

mu musi sik k

kli klien

sesu sesuai ai

han anya ya deng dengan an

 permasalahannya.  permasalah annya. Teknik terapi musik yang di gunakan menurut Solanki (2013) yaitu : 1) Tekn Teknik ik pro produ duks ksii 2) Teknik Teknik improvi improvisas sasii terstr terstrukt uktur ur yang yang dibagi dibagi menjadi menjadi tiga yaitu yaitu improvisasi tematik, improvisasi komunikatif, improvisasi bebas 3) Teknik Teknik reproduksi reproduksi bisa dengan dengan menyany menyanyii atau mela melakukan kukan kegiata kegiatan n  bermusik  4) Teknik

penerimaan

mend me nden enga gark rkan an re reka kama man n

yaitu

terapis

muss mussik ik,,

memainkan

musik,

mend menden enga gark rkan an musi musik k

dan dan

 persepsi tubuh, tubuh, dan menari sembari sembari mendengarkan mendengarkan musik. musik. 3. Manf Manfaa aatt Ter Terap apii Mus Musik  ik  Menurut Yuli (2016) , manfaat terapi musik yaitu: 1) Mening Meningkat katkan kan kemam kemampua puan n intera interaksi ksi dengan dengan sesama sesama.. Misal Misalnya nya dengan den gan bermus bermusik ik bisa bisa untuk untuk menga mengaja jarka rkan n ana anak k anak anak salin saling g  berbagi mainan. mainan. 2) Meningkat Meningkatkan kan kemampu kemampuan an dalam menge mengekspre kspresika sikan n emosi emosi.. 3) Mening Meningkat katkan kan kemam kemampua puan n kognit kognitif if yai yaitu tu dengan dengan menci mencipta ptakan kan lagu sesuai dengan kegiatan yang dilalui.

 

29

4) Memb Memban antu tu pe perg rger erak akan an kl klie ien. n. Tela Telah h terb terbuk ukti ti bahw bahwaa 10% 10% sesi sesi terapi tera pi musik musik dapat dapat memperp memperpanja anjang ng stride stride length length hingga hingga 25%  pada klien yang yang sukar berjalan. berjalan. 4. Lang Langka kah h Ter Terap apii Mus Musik  ik  Menurut Purnama (2016) (2016) langkah terapi terapi musik yaitu: yaitu: 1) Memp Memper ersi siap apka kan n alat. alat. 2) Melaku Melakukan kan sal salam am tera terapeu peuti tik. k. 3) Memil Memilih ih tem tempat pat yang yang tenan tenang. g. 4) Mendiskus Mendiskusikan ikan tenta tentang ng halusina halusinasi si yang di di alam alaminya inya.. 5) Tanyakan Tanyakan musik musik apa apa yang yang disuk disukai ai k klie lien. n. 6) Dekat Dekatkan kan musi musik k kepad kepadaa klien. klien. 7) Posisikan Posisikan pasien pasien senyaman senyaman mungkin. mungkin. 8) Pastikan volume volume musik tidak terlalu terlalu keras dan dan tidak tterlalu erlalu kecil. kecil. 9) Dengarka Dengarkan n musik musik kesuka kesukaan an klien. klien. 10) 10) Se Sete tela lah h

se sele lesa saii

men ende deng ngar arka kan n

mu musi sik, k,

disk diskus usik ikan an

musi musik  k 

kesukaannya berasal dari mana, masih terdengar suara bisikan atau tidak, berapa kali bisikan itu muncul. 11) Melakuka Melakukan n evaluasi evaluasi,, rencana rencana tindak lanjut, lanjut, dan kontrak kontrak waktu yang akan datang. 5. Penerapan Penerapan Terapi Terapi Musik Musik Pada Pasien Pasien H Halus alusinas inasii  

Menurut Penelitian Penelitian Solarscriptura Solarscriptura 2019 tentang pengaruh terapi

musik pada pasien halusinasi pendengaran, sebelum diberikan terapi musik klasik, ada 10 responden memiliki skor GAF Scale yaitu 51-60

 

30

(sedang) yang berarti pasien masih nampak datar, halusinasi mulai sediki sed ikitt berkur berkurang ang,, gelisa gelisah h ri ringa ngan, n, dan kom komuni unikas kasii lebih lebih mudah. mudah. Setelah dilakukan terapi musik selama 30 menit sebanyak 7 kali, 10 responden respo nden mengalam mengalamii peningka peningkatan tan skor GAF Skale Skale menjadi menjadi 62-70 62-70 (tingg (tinggi) i) yang yang berci bercirik rikan an peruba perubahaa haan n mood, mood, insom insomnia nia ringan ringan,, dan fungsi tubuh secara umum membaik. memberikan terapi musik klasik  secara signifikan dapat menurunkan halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Maluku. Penelitian yang dilakukan Dian Anggri di RSJ Prof. Dr. Liem mengguna meng gunakan kan peneliti penelitian an kuantitat kuantitatif if yait yaitu u pende pendeketa ketan n eksp eksperim eriman an se sem mu yang yang meng menguj ujii co coba ba suat suatu u tind tindak akan an pada pada suby subyek ek tanp tanpaa  pembanding. Dilakukan ekperimen antara variabel independen yaitu musik dengan variabel dependen yaitu halusinasi pendengaran. Dapat diketahu dike tahuii bahwa bahwa halusina halusinasi si pendenga pendengaran ran sebelum sebelum dilakuka dilakukan n terapi terapi musik selama 7 hari pada pagi dan sore, didapatkan nilai rata rata 4.32 dengan persentase 0,646 dari 22 sample orang. Setelah di dengarkan musi mu sik k ra rata ta ra rata tany nyaa men enja jadi di 1.68 1.68 deng dengan an pers persen enta tase se 0,56 0,568% 8%.. kesimpulannya adalah ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan terapi musik terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada  penderita gangguan gangguan jiwa di RSJ RSJ Prof. M. Ildrem. Ildrem.  

Penelitian Penelitian yang dilakukan Novita Susilawa Susilawati ti pada tahun 2019

te tent ntan ang g

ef efek ekti tivi vita tass

te tera rapi pi

musi musik k

klas klasik ik

terh terhad adap ap

halu halusi sina nasi si

 pendengaran pada pasien halusinasi pendengaran yaitu didapatkan

 

31

hasil, pemberian pemberian terapi musik musik klasik diberikan diberikan sekali sekali sehari dengan dengan durasi 10 – 15 menit selama 5 hari dan tanpa terapi obat diperoleh hasil has il yaitu yaitu menuru menurunny nnyaa tingk tingkat at hal halusi usinas nasii sedang sedang dari dari 15 ora orang ng (88,2%) menjadi menjadi 8 orang (47,1%). Terapi musik musik menjadikan menjadikan pasien nyaman dan tenang. Penelitian yang dilakukan oleh Wachidah tahun 2019 berjudul Penurunan Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Menggunakan Terapi Musik, menggunakan metode Quasi Eksperimen yang dilakukan dilakukan di Rumah Rumah Sakit Sakit Jiwa Jiwa Sura Surakart karta. a. Didapatk Didapatkan an hasil hasil yaitu, yait u, rata rata skor sebelum sebelum diber diberikan ikan terapi terapi musik 18.05, sete setelah lah diberikan terapi musik 10.32 yaitu kondisi cemas ringan menjadi tidak  cemas. Penerapan terapi musik klasik Mozart bisa menurunkan skor  halusi hal usinas nasi, i, mengu menguran rangi gi gejaja gejaja negat negatif if dan mening meningkat katkan kan kontak  kontak  interpersonall serta beradaptasi dengan lingkungan sosial masyarakat. interpersona

 

32

BAB III METODE PENULISAN A. Desain Karya Tulis Ilmiah

Metode Meto de yang digunaka digunakan n dalam dalam penulisan penulisan ini adalah met metode ode literature review. Literature review  review  merupakan pencarian literature nasional dan  juga internasional internasional yang menggunakan data base Go Goog ogle le Scho Schola larr dan Pubmed. Pubm ed. Pencaria Pencarian n ini menggunak menggunakan an kata kunci “Terapi “Terapi Musi Musik k Klasik  Klasik   pada Pasien Halusinasi”. Halusinasi”. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk  mengungkapkan berbagai teori - teori yang relevandengan permasalahn yang yan g sedang sedang di ditel telit itii sebaga sebagaii bahan bahan rujuka rujukan n dalam dalam pembah pembahasa asan n has hasil il  penelitian. Dari data yang ada hanya sekitar 4 artikel yang dianggap signifikan. Langkah – langkah dalam literature review : 1. Membaca Membaca tulisan tulisan – tulisan tulisan ilmiah ilmiah terka terkait. it. 2. Menevalu Menevaluasi asi semu semuaa tulisan tulisan ilmiah ilmiah yang yang dibac dibaca. a.

3. Membuat Membuat ringka ringkasan san publik publikasi asi dari dari artike artikell yang tterka erkait. it.

 

33

4. Mengga Menggabun bungka gkan n menjad menjadii satu satu cerita cerita ilm ilmiah iah yang lengkap lengkap mengena mengenaii suatu permasalahan.

B. Variabel

Dalam Dala m KTI ini, analisis analisis artikel artikel berorient berorientasi asi pada asuhan asuhan keperawa keperawatan tan  jiwa. Pengumpulan data memuat kriteria inklusi dan ekslusi, seleksi artikel dan penelitian terhadap kualitas artikel. Kriteria inklusi yang dipilih yaitu: 1) Pengaruh terapi musik klasik pada pasien halusinasi. 2) Pasien mendapat terapi musi klasik. 3) Rentang tahun penelitian 2015 - 2020. C. Cara Pengumpulan Data

Penulis menggunakan pengumpulan data dengan mengelompokkan dan mendisku mend iskusika sikan n sumber sumber sesuai sesuai tema. tema. Pengelomp Pengelompokka okkan n dapat dapat menu menunjuk njukkan kan topik topi k yang penting penting dan menunjuk menunjukkan kan ketajama ketajaman n peneliti penelitian. an. Pengumpul Pengumpulan an liteatur lite aturee reiew reiew

dilakukan dila kukan dengan dengan beberapa beberapa tahap tahap yait yaitu u pencaria pencarian n artikel artikel

 berdasarkan garis besar, pengelompokkan pengelompokkan artikel berdasarkan relevansi topik  dan tahun penelitan, dan pengurutan struktur penjelasan serta perbandingan data yang saling berhubungan pada rentang tahun 2015 - 2020.

 

34

Pencarian artikel jurnal menggunakan Google Scholar dengan kata kunci terapi tera pi musik klasik klasik pada pasien pasien ditemukan ditemukan beberapa beberapa artikel, artikel, namun yang sesuai ses uai hanya hanya ada 4 ju jurna rnal. l. Kemudi Kemudian an artike artikell dan jurnal jurnal dia dianli nlisis sis yan yang g  bertujuan untuk untuk memperkuat memperkuat dan menambah menambah ketajaman pembahasan. pembahasan.

D. Analisa Data

Anal An alis isis is Jurn Jurnal al ha hasi sill  Literature Review  Review  ini menggunakan menggunakan metode metode Critical Apparsial, yaitu proses analisis jurnal yang digunakan menjadi dasar  teori tekait perbedaan, persamaan, dan kekurangan jurnal. Dari 3 jurnal tahun 2015 - 2020 yang memenuhi memenuhi topik dianalisis dianalisis menggunaka menggunakan n tabe tabell Critical   Apparsial dengan mencantumkan judul dan penulis jurnal, tahun publikasi, variable yang diukur, hasil studi penlitian, dan keterkaitan dengan penelitian.

 

35

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF