Analisis Rasio Keuangan PT Japfa Comfeed Tbk
March 25, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Analisis Rasio Keuangan PT Japfa Comfeed Tbk...
Description
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Keuangan . Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas tentang “ Analisis Laporan Keuangan PT Japfa Comfeed Tbk” sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Manajemen Keuangan, Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan.
Namun
penulis
sudah
berusaha
sebaik
mungkin
untuk
menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, dari semua pihak yang membaca, yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Yunika Murdayanti 2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doanya 3. Teman-teman S1 Akuntansi Regular B 2012 sebagai tempat untuk berdiskusi dan bertukar pikiran Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, September 2013
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi.................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................. Error! Bookmark not defined. Tujuan Penulisan ................................................ Error! Bookmark not defined. Manfaat Penulisan .............................................. Error! Bookmark not defined. Metode Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined. BAB II PEMBAHASAN ....................................... Error! Bookmark not defined. I. Likuiditas Perusahaan ..................................... Error! Bookmark not defined. A. Rasio Lancar .............................................. Error! Bookmark not defined. B. Rasio Cepat ................................................ Error! Bookmark not defined. C. Periode Penagihan Rata – Rata .................. Error! Bookmark not defined. D. Perputaran Piutang ..................................... Error! Bookmark not defined. E. Perputaran Persediaan ................................ Error! Bookmark not defined. II. Profitabilitas Usaha ........................................ Error! Bookmark not defined. A. Tingkat Pengembalian Investasi dari Pendapatan Operasi ................ Error! Bookmark not defined. B. Margin Laba Operasi.................................. Error! Bookmark not defined. C. Perputaran Total Aktiva ............................. Error! Bookmark not defined. D. Perputaran Piutang Usaha .......................... Error! Bookmark not defined. E. Perputaran Persediaan ................................ Error! Bookmark not defined. F. Perputaran Aktiva Tetap ............................. Error! Bookmark not defined. III.Keputusan Pendanaan .................................... Error! Bookmark not defined. A. Rasio Hutang .............................................. Error! Bookmark not defined. B. Rasio Laba terhadap Beban Bunga ............ Error! Bookmark not defined. VI. Pengembalian Atas Ekuitas .......................... Error! Bookmark not defined. A. Tingkat Pengembalian Ekuitas .................. Error! Bookmark not defined. B. Market to Book Ratio ................................. Error! Bookmark not defined. C. Price Earning Ratio .................................... Error! Bookmark not defined.
ii
BAB III PENUTUP ............................................... Error! Bookmark not defined. Kesimpulan ......................................................... Error! Bookmark not defined. Saran ................................................................... Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ........................................................................................................ iv
iii
iv
0
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pembuatan makalah ini didasari untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Keuangan sebagai mata kuliah wajib yang memiliki bobot 3 SKS. Alasan Penulis memilih PT Japfa Comfeed Tbk sebagai bahan makalah Penulis adalah PT Japfa Comfeed Tbk merupakan salah satu perusahaan terbesar dibidang pakan ternak dan makanan olahan. Selama 5 tahun terakhir PT Japfa Comfeed Tbk telah membukukan kinerja keuangan yang solid, diantaranya ditandai dengan pertumbuhan harga saham tahunan yang terus menerus meningkat, dimulai dengan Rp 365 di tahun 2008 menjadi Rp 6.100 di tahun 2012 serta keuntungan bersih di atas Rp 200 milyar pada tahun 2008 hingga Rp 1 triliun pada tahun 2012, yang mengindikasikan suatu peningkatan kinerja yang konsisten dan berkelanjutan. Dengan profil keuangan yang sehat dan portofolio bisnis yang beragam, PT Japfa Comfeed Tbk akan terus bertumbuh menjadi supplier penghasil pakan ternak dan makanan olahan makanan kelas dunia. Oleh karena hal yang telah dijelaskan di atas, menurut kami PT Japfa Comfeed Tbk merupakan suatu perusahan publik yang sudah memiliki nama yang cukup dikenal oleh publik dan memiliki reputasi yang baik di Bursa Efek. Kami ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan PT Japfa Comfeed Tbk ini dengan melihat dari rasio-rasio keuangan perusahaan tersebut.
1.2. RUMUSAN MASALAH Ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan akan dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Permasalahan yang hendak dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan PT. Japfa Comfeed Tbk pada tahun 2008-2012 ? 2. Bagaimana kah likuiditas, efisiensi aset, leverage, dan profitability dari PT. Japfa Comfeed Tbk ?
1
3. Bagaimana perubahan rasio- rasio berdasakan unsur Likuiditas Perusahaan,
Profitabilitas
Usaha,
Keputusan
Pendanaan,
dan
Pengembalian atas Ekuitas?
1.3. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui dan menganalisa kinerja Keuangan dari PT Japfa Comfeed Tbk dari tahun 2008 sampai 2012. 2. Mengetahui Likuiditas, Efisiensi Aset, Leverage, and Profitability. 3. Menganalisa perubahan rasio-rasio dari tahun ke tahun serta penyebabnya.
1.4. MANFAAT PENULISAN 1. Sebagai bahan pelajaran bagi mahasiswa. 2. Sebagai wacana awal bagi penyusunan karya tulis selanjutnya. 3. Sebagai literature untuk lebih memahami kegiatan akuntansi, khususnya dalam hal menganalisa laporan keuangan.
1.5. METODE PENELITIAN Dalam penulisan Karya Tulis ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah : Studi pustaka yaitu dengan mencari referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini. Penjelajahan internet yaitu dengan mencari beberapa informasi di mesin pencari yang tidak penulis tidak dapatkan dari buku-buku.
2
BAB II PEMBAHASAN I. LIKUIDITAS PERUSAHAAN A. Rasio Lancar Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio Lancar =
Tahun
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Aktiva Lancar
Kewajiban Lancar
Rasio
2008
Rp 3.433.619.000.000
Rp1.980.816.000.000
1,7334366
2009
Rp 3.968.640.000.000
Rp1.798.979.000.000
2,2060513
2010
Rp 4.435.214.000.000
Rp1.686.714.000.000
2,6294997
2011
Rp 4.932.300.000.000
Rp3.099.991.000.000
1,5910691
2012
Rp 6.429.500.000.000
Rp3.523.891.000.000
1,8245457
Rasio Lancar 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Rasio lancar menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
3
Berdasarkan grafik, rasio lancar PT Japfa Comfeed Tbk dari tahun 20082012 berfluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2008, PT Japfa Comfeed Tbk memiliki aktiva lancar senilai Rp
3.433.619.000.000 sedangkan
kewajiban lancarnya senilai Rp1.980.816.000.000 sehingga rasio lancar perusahaan adalah 1,7334366. Hal ini berarti perusahaan mampu menjamin Rp 1 kewajiban lancar dengan Rp 1,7 aktiva lancar yang dimilikinya. Pada tahun 2009, rasio lancar mengalami peningkatan menjadi 2,2060513 yang disebabkan oleh peningkatan aktiva lancar yang diiringi dengan penurunan kewajiban lancar. Pada tahun 2010 rasio lancar kembali meningkat hingga mencapai titik tertinggi yaitu 2,6294997. Namun terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2011 menjadi sebesar 1,5910691. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan pada kewajiban lancar perusahaan yang meningkatkan utang bank jangka pendek mereka dari 700 miliar pada tahun 2010 menjadi satu 1,79 triliun pada 2011. Pada tahun 2012 rasio lancar PT Japfa Comfeed Tbk kembali meningkat yang disebabkan oleh peningkatan nilai persediaan sehingga aktiva lancar bertambah. Berdasarkan rasio lancar selama 5 tahun, PT Japfa Comfeed Tbk mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. PT Japfa Comfeed Tbk mempunyai rata-rata aktiva lancar sebesar 1,99692 rupiah untuk setiap 1 rupiah kewajiban lancar.
B. Rasio Cepat Rasio cepat adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Rasio Cepat =
Aktiva Lancar - Persediaan Kewajiban Lancar
(dalam Jutaan) Tahun
Aktiva Lancar
Persediaan
Kewajiban
Rasio
Lancar
4
2008
Rp
2009
3.433.619
Rp1.979.930
Rp1.980.816 0,7338839
Rp 3.968.640
Rp2.112.078
Rp1.798.979 1,0320087
2010
Rp 4.435.214
Rp2.185.129
Rp1.686.714 1,3340051
2011
Rp 4.932.300
Rp2.640.526
Rp3.099.991 0,7392841
2012
Rp 6.429.500
Rp3.634.152
Rp3.523.891 0,7932561
Rasio Cepat 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 2008
2009
2010
2011
2012
Rasio cepat menunjukkan likuditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar kecuali persediaan terhadap kewajiban lancar.
Nilai
persediaan
yang
semakin
tinggi
mengakibatkan
berkurangnya rasio cepat perusahaan. Pada tahun 2008, PT Japfa Comfeed Tbk memiliki aktiva lancar kecuali persediaan senilai Rp 1.453.689.000.000
sedangkan
kewajiban
lancarnya
senilai
Rp1.980.816.000.000 sehingga rasio cepat perusahaan adalah 0,7338839. Hal ini berarti perusahaan hanya mampu menjamin Rp 1 kewajiban lancar dengan Rp 0,7338839 aktiva lancar kecuali persediaan yang dimilikinya. Pada tahun 2009, rasio cepat perusahaan meningkat menjadi 1,0320087 yang disebabkan oleh nilai aktiva lancar yang meningkat serta nilai kewajiban lancar yang menurun. Hal yang serupa juga terjadi pada tahun 2010, sehingga nilai rasio cepat mencapai titik puncak pada 1,3340051. Pada tahun 2011 rasio cepat menurun hingga 0,7392841
5
dikarenakan perusahaan meningkatkan jumlah pinjaman menjadi Rp 3.099.991.000.000. Namun meningkat sedikit menjadi 0,7932561 pada tahun 2012. Berdasarkan rasio cepat PT Japfa Comfeed Tbk selama 5 tahun, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang mampu untuk menjamin setiap kewajiban lancar dengan aktiva yang lebih likuid ( aktiva lancar – persediaan ). C. Periode Penagihan Rata – Rata Periode
penagihan
rata-rata
menandakan
seberapa
cepat
perusahaan menagih kreditnya yang diukur oleh rata-rata jumlah hari penagihan piutang dagang. Periode Penagihan Rata – Rata =
Tahun
Piutang Usaha
Piutang Usaha Penjualan Kredit Harian
Penjualan Kredit Harian
Rasio
2008
Rp641.220.000.000
Rp32.286.049.315
19,86059
2009
Rp756.051.000.000
Rp40.183.498.630
18,814962
2010
Rp803.358.000.000
Rp39.157.917.808
20,515851
2011
Rp678.715.000.000
Rp43.738.342.466
15,517621
2012
Rp905.034.000.000
Rp49.967.512.329
18,112449
6
Periode Penagihan Rata-Rata 25 20 15 10 5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008, periode penagihan rata-rata PT Japfa Comfeed Tbk berkisar 20 hari. Hal ini berarti perusahaan mampu menagih kreditnya selama 20 hari. Pada tahun 2009, terjadi penurunan waktu penagihan menjadi 19 hari di tahun 2009 yang disebabkan oleh peningkatan persentase penjualan kredit harian yang lebih besar dibanding peningkatan persentase piutang usaha. Pada tahun 2010 kembali terjadi penambahan hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih kreditnya menjadi 21 hari yang disebabkan oleh peningkatan jumlah piutang dan penurunan jumlah penjualan kredit harian. Sedangkan terjadi hal yang berlawanan pada tahun 2011 dimana jumlah piutang usaha menurun dan penjualan kredit harian meningkat sehingga waktu penagihan piutang menjadi 16 hari. Ditahun berikutnya periode penagihan piutang menjadi lebih panjang yaitu 18 hari, disebabkan oleh peningkatan jumlah piutang dari Rp 678.715.000.000 menjadi Rp 905.034.000.000. Berdasarkan analisis rasio selama 5 tahun, waktu yang dibutuhkan PT Japfa Comfeed Tbk untuk menagih piutangnya berkisar antara 16 hingga 20 hari yang menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang baik.
D. Perputaran Piutang Usaha 7
Perputaran piutang usaha adalah rasio yang menunjukkan seberapa cepat perusahaan menagih kreditnya yang diukur oleh lamanya waktu piutang dagang ditagih atau perputaran piutang usaha selama tahun tersebut. Perputaran Piutang Usaha =
Penjualan Kredit Piutang Usaha
Tahun
Penjualan Kredit
Piutang Usaha
Rasio
2008
Rp11.784.408.000.000
Rp641.220.000.000
18,378104
2009
Rp14.666.977.000.000
Rp756.051.000.000
19,399455
2010
Rp14.292.640.000.000
Rp803.358.000.000
17,791122
2011
Rp15.964.495.000.000
Rp678.715.000.000
23,521648
2012
Rp18.238.142.000.000
Rp905.034.000.000
20,151886
Perputaran Piutang Usaha 25 20 15 10 5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 perputaran piutang usaha PT Japfa Comfeed adalah 18,378140 kali. Hal ini berarti dalam setahun perusahaan mampu merubah piutang menjadi kas sebanyak 18 kali. Nilai ini didapat dari jumlah penjualan kredit perusahaan Rp11.784.408.000.000 dibagi jumlah piutang usaha perusahaan Rp641.220.000.000. Pada tahun 2009, perputaran piutang perusahaan meningkat menjadi 19 kali. Hal ini menandakan bahwa penagihan piutang dilakukan setiap 19 hari
8
(365:19kali).
Peningkatan
rasio
ini
disebabkan
karena
adanya
peningkatan jumlah penjualan kredit. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada divisi perunggasan. Akan tetapi rasio perputaran piutang usaha kembali mengalami penurunan menjadi 17 kali di tahun 2010 dikarenakan jumlah piutang usaha meningkat. Pada tahun 2011 perputaran piutang usaha mencapai titik rasio tertinggi yaitu sebanyak 24 kali, dikarenakan peningkatan penjualan kredit serta penurunan piutang usaha. Namun kembali menurun menjadi 20 kali karena adanya peningkatan piutang usaha. Hal ini sejalan dengan perluasan usaha perseroan, serta masih dalam batasan yang wajar. Berdasarkan perhitungan rasio perputaran piutang usaha selama 5 tahun, maka kemampuan perusahaan untuk merubah piutang menjadi kas atau melikudasi piutangnya adalah berfluktuasi setiap tahunnya.
E. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan adalah rasio yang menandakan likuiditas relatif persediaan yang diukur dengan berapa kali penggantian persediaan perusahaan selama tahun tersebut. Perputaran Persediaan =
Tahun
HPP
Harga Pokok Penjualan Persediaan Persediaan
Rasio
2008
Rp9.761.678.000.000
Rp1.979.930.000.000
4,9303147
2009
Rp11.667.465.000.000
Rp2.112.078.000.000
5,5241639
2010
Rp10.906.624.000.000
Rp2.185.129.000.000
4,9912953
2011
Rp13.072.723.000.000
Rp2.640.526.000.000
4,9508026
2012
Rp14.648.797.000.000
Rp3.634.152.000.000
4,0308708
9
Perputaran Persediaan 6 5 4 3 2 1 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008, perputaran persediaan PT Japfa Comfeed sebanyak 4,9 kali.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengisi
persediaan sebanyak 4,9 kali dalam setahun, atau pengisian ulang dilakukan setiap 75 hari, dan harus melakukan pengisian ulang setelahnya. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi 5,5 kali dalam setahun dan merupakan titik pencapaian tertinggi selama 5 tahun. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan HPP yang lebih besar dibanding dengan peningkatan persediaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dan efisien dalam mengelola persediaannya. Namun perputaran persediaan PT Japfa terus menurun hingga menjadi 4,03 kali pada tahun 2012 . Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya mengisi ulang persediaan sebanyak
4 kali dalam setahun, atau persediaan dapat
bertahan selama 91 hari. Ini disebabkan oleh tingkat kenaikan persediaan lebih besar dibanding kenaikan HPP. Berdasarkan analisis rasio perputaran persediaan PT Japfa Comfeed selama 5 tahun, perputaran persediaan PT Japfa cenderung menurun setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keefektifan dan keefisien-an perusahaan dalam mengelola persediaan semakin menurun, dan menyebabkan tingkat likuiditas perusahaan berkurang.
10
II. PROFITABILITAS USAHA A. Tingkat Pengembalian Investasi dari Pendapatan Operasi Tingkat
pengembalian
menunjukkan
keefektifan
operasional
atas
investasi
manajemen
asset-asset
dari
pendapatan
dalam
perusahaan
operasi
menghasilkan
yang
diukur
laba
dengan
membandingkan laba operasional terhadap total asset. Tingkat pengembalian Investasi =
Tahun
Laba Operasi Total Aktiva
Laba Operasi
Total Aktiva
Rasio
2008
Rp612.208.000.000
Rp5.384.809.000.000
11,369%
2009
Rp1.375.809.000.000
Rp6.070.137.000.000
22,665%
2010
Rp1.575.801.000.000
Rp6.979.762.000.000
22,577%
2011
Rp1.107.005.000.000
Rp8.266.417.000.000
13,392%
2012
Rp1.668.254.000.000
Rp10.961.464.000.000
15,219%
Dalam %
Tingkat Pengembalian Investasi
25 20 15 10 5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi PT Japfa Comfeed Tbk sebesar 11,3% dengan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 612 miliar dari penggunaan aktiva senilai Rp 5,3 triliun dan terjadi peningkatan pengembalian investasi dari pendapatan operasi pada tahun 2009 menjadi 22,6% dalam menghasilkan laba
11
operasi sebesar Rp 1,3 triliun dari penggunaan nilai aktiva sebesar Rp 6,07 triliun . Hal ini disebabkan oleh kenaikan penjualan pada tahun 2009 sebesar ± Rp 2 triliun. PT Japfa Comfeed Tbk pada tahun 2009 lebih efektif dalam memanfaatkan asset mereka jika dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2010 terjadi penurunan kembali tingkat pengembalian investasi dari pendapattan operasi sebesar 0,1% dengan menghasilkan laba operasi sebesar Rp 1,5 triliun dari penggunaan nilai aktiva sebesar Rp 6,9 triliun dan hal ini juga terjadi pada tahun 2011 persentase kenaikan tingkat pengembalian investasi dari pendapatan operasi menjadi 13,3% dalam menghasilkan laba operasi sebesar Rp 1,1 triliun dari penggunaan nilai aktiva sebesar Rp 8,2 triliun. Kenaikan kembali terjadi pada tahun 2012 menjadi 15,2%. Peningkatan persentase laba operasi PT Japfa Comfeed Tbk selama 5 tahun terkhir befluktuasi cenderung meningkat akan tetapi tidak sebesar persentase kenaikan total aktiva perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan persentase yang cukup besar. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kemampuan PT Japfa Comfeed Tbk dalam menghasilkan laba operasi dengan memanfaatkan asset yang mereka miliki kurang efektif, sehingga persentase pengembalian investasi dari pendapatan operasi mereka dari tahun 2008 hingga tahun 2012 berfluktuasi cenderung menurun.
B. Margin Laba Operasi Margin laba operasi menunjukkan keefektifan manajemen dalam mengelola
laporan
keuangan
perusahaan
yang
diukur
dengan
membandingkan laba usaha terhadap penjualan. Margin Laba Operasi =
Tahun
Laba Operasi Penjualan
Laba Operasi
Penjualan
Rasio
2008
Rp612.208.000.000
Rp11.524.719.000.000
5,312%
2009
Rp1.375.809.000.000
Rp14.340.277.000.000
9,594%
2010
Rp1.575.801.000.000
Rp13.955.792.000.000
11,291%
12
2011
Rp1.107.005.000.000
Rp15.633.068.000.000
7,081%
2012
Rp1.668.254.000.000
Rp17.832.702.000.000
9,355%
Margin Laba Operasi 12 10 8 6 4 2 0 2008
2009
2010
2011
2012
Marjin laba operasi adalah variabel penting dalam memahami profitabilitas operasi perusahaan. Berdasarkan annual report PT Japfa Comfeed Tbk pada tahun 2008, bahwa penjualan Rp11.524.719.000.000 diperoleh
keuntungan
sebesar
Rp612.208.000.000,
atau
dapat
disimpulkan bahwa PT Japfa Comfeed Tbk mampu memperoleh laba 5,312% dari setiap total penjualan yang dilakukan. Pada tahun 2009, marjin laba operasi meningkat tajam menyentuh titik 9,594%. Ini dikarenakan laba usaha yang bertumbuh dari Rp612.208.000.000 menjadi Rp1.375.809.000.000, terutama didukung oleh kemampuan perseroan dalam menjaga efisiensi perusahaannya, dicerminkan oleh proporsi beban penjualan serta biaya umum yang proporsinya terhadap total penjualan tetap stabil. Pada tahun 2011, marjin laba operasi terus meningkat dan mencapai titik tertinggi selama 5 tahun ini yaitu 11,291%. Laba usaha tahun 2010 masih meningkat sebesar 14,5% menjadi 1,58 triliun, meskipun terdapat peningkatan sebesar 25,3% pada beban penjualan. Namun terjadi penurunan drastis marjin laba operasi pada tahun 2011 menjadi 7,081%, dikarenakan peningkatan penjualan dari 13,955 triliun menjadi 15,633 triliun tidak diimbangi dengan peningkatan
13
laba operasi. Laba operasi mengalami penurunan menjadi 1,1 triliun. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan harga jual ayam broiler, pakan, maupun produk lainnya dibanding dengan harga jual pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 marjin laba operasi PT Japfa Comfeed Tbk kembali meningkat menjadi 9,355%. Peningkatan laba operasi ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual produk-produk perseroan. Berdasarkan analisis rasio marjin laba operasi PT Japfa Comfeed Tbk selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa laba operasi yang dihasilkan dari penjualan perusahaan berfluktuasi namun cenderung meningkat setiap tahunnya sehingga menyebabkan tingkat profitabilitas semakin meningkat.
C. Perputaran Total Aktiva Perputaran total aktiva menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Perputaran Total Aktiva =
Penjualan Total Aktiva
Tahun
Penjualan
Total Aktiva
Rasio
2008
Rp11.524.719.000.000
Rp5.384.809.000.000
2,140228
2009
Rp14.340.277.000.000
Rp6.070.137.000.000
2,3624305
2010
Rp13.955.792.000.000
Rp6.979.762.000.000
1,9994653
2011
Rp15.633.068.000.000
Rp8.266.417.000.000
1,8911541
2012
Rp17.832.702.000.000
Rp10.961.464.000.000
1,626854
14
Perputaran Total Aktiva 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008, perputaran total aktiva PT Japfa Comfeed Tbk adalah 2,140228 kali. Hal ini menunjukkan bahwa dari setiap Rp 1 aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dapat menghasilkan Rp 2,14 penjualan. Pada tahun 2009, rasio perputaran total aktiva perusahaan meningkat menjadi 2,3624305 kali, yang disebabkan oleh peningkatan penjualan yang signifikan dari Rp11,52 triliun menjadi Rp14,34 triliun. Namun terjadi penurunan rasio pada tahun 2010 menjadi 1,9994653. Hal ini disebabkan
oleh
jumlah
penjualan
yang
turun
menjadi
Rp13.955.792.000.000 dan diiringi dengan peningkatan total aktiva menjadi Rp6.979.762.000.000. Penurunan rasio perputaran total aktiva ini terus terjadi pada tahun berikutnya, hingga menyentuh titik terendah pada tahun 2012 yaitu 1,626854. Hal ini disebabkan oleh persentase peningkatan total aktiva lebih besar dibanding dengan peningkatan penjualan.
Total
Rp8.266.417.000.000
aktiva
perusahaan
menjadi
meningkat
Rp10.961.464.000.000,
pesat
dari
peningkatan
terutama terjadi pada piutang dan aset tetap perusahaan. Berdasarkan analisis rasio perputaran total aktiva PT Japfa Comfeed Tbk selama 5 tahun, dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan semakin menurun. Itu berarti tingkat profitabilitas yang dihasilkan dari penjualan semakin menurun.
15
D. Perputaran Piutang Usaha Perputaran piutang usaha dapat menunjukkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efisien modal digunakan. Perputaran Piutang Usaha =
Penjualan Kredit Piutang Usaha
Tahun
Penjualan Kredit
Piutang Usaha
Rasio
2008
Rp11.784.408.000.000
Rp641.220.000.000
18,378104
2009
Rp14.666.977.000.000
Rp756.051.000.000
19,399455
2010
Rp14.292.640.000.000
Rp803.358.000.000
17,791122
2011
Rp15.964.495.000.000
Rp678.715.000.000
23,521648
2012
Rp18.238.142.000.000
Rp905.034.000.000
20,151886
Perputaran Piutang Usaha 25 20 15 10 5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 perputaran piutang usaha PT Japfa Comfeed adalah 18,378140 kali. Hal ini berarti dalam setahun perusahaan mampu merubah piutang menjadi kas sebanyak 18 kali. Nilai ini didapat dari jumlah penjualan kredit perusahaan Rp11.784.408.000.000 dibagi jumlah piutang usaha perusahaan Rp641.220.000.000. Pada tahun 2009, perputaran piutang perusahaan meningkat menjadi 19 kali. Hal ini menandakan bahwa penagihan piutang dilakukan setiap 19 hari (365:19kali).
Peningkatan
rasio
ini
disebabkan
karena
adanya
16
peningkatan jumlah penjualan kredit. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada divisi perunggasan. Akan tetapi rasio perputaran piutang usaha kembali mengalami penurunan menjadi 17 kali di tahun 2010 dikarenakan jumlah piutang usaha meningkat. Pada tahun 2011 perputaran piutang usaha mencapai titik rasio tertinggi yaitu sebanyak 24 kali, dikarenakan peningkatan penjualan kredit serta penurunan piutang usaha. Namun kembali menurun menjadi 20 kali karena adanya peningkatan piutang usaha. Hal ini sejalan dengan perluasan usaha perseroan, serta masih dalam batasan yang wajar. Berdasarkan perhitungan rasio perputaran piutang usaha selama 5 tahun, maka kemampuan perusahaan untuk merubah piutang menjadi kas adalah fluktuatif berkisar antara 18 hingga 24 kali. Semakin cepat piutang perusahaan tertagih maka semakin cepat pula profit meningkat.
E. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan menunjukkan seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam satu periode. Perputaran Persediaan =
Tahun
HPP
Harga Pokok Penjualan Persediaan Persediaan
Rasio
2008
Rp9.761.678.000.000
Rp1.979.930.000.000
4,9303147
2009
Rp11.667.465.000.000
Rp2.112.078.000.000
5,5241639
2010
Rp10.906.624.000.000
Rp2.185.129.000.000
4,9912953
2011
Rp13.072.723.000.000
Rp2.640.526.000.000
4,9508026
2012
Rp14.648.797.000.000
Rp3.634.152.000.000
4,0308708
17
Perputaran Persediaan 6 5 4 3 2 1 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008, perputaran persediaan PT Japfa Comfeed sebanyak 4,9 kali.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengisi
persediaan sebanyak 4,9 kali dalam setahun, atau pengisian ulang dilakukan setiap 75 hari, dan harus melakukan pengisian ulang setelahnya. Pada tahun berikutnya meningkat menjadi 5,5 kali dalam setahun dan merupakan titik pencapaian tertinggi selama 5 tahun. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan HPP yang lebih besar dibanding dengan peningkatan persediaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dan efisien dalam mengelola persediaannya. Namun perputaran persediaan PT Japfa terus menurun hingga menjadi 4,03 kali pada tahun 2012 . Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya mengisi ulang persediaan sebanyak 4 kali dalam setahun, atau barang dapat terjual dalam 91 hari. Ini disebabkan oleh tingkat kenaikan persediaan lebih besar dibanding kenaikan HPP. Berdasarkan analisis rasio perputaran persediaan PT Japfa Comfeed selama 5 tahun, perputaran persediaan PT Japfa cenderung menurun setiap tahunnya. Perputaran persediaan perusahaan yang semakin menurun menyebabkan tingkat profitabilitas perusahaan yang semakin menurun.
F. Perputaran Aktiva Tetap 18
Perputaran aktiva tetap menunjukkan seberapa efisien penggunaan aktiva tetap dalam menunjang kegiatan penjualan perusahaan. Perputaran Aktiva Tetap =
Tahun
Penjualan Aktiva Tetap Bersih
Penjualan
Aktiva Tetap
Rasio
2008
11.524.719.000.000
1.588.973.000.000
7,25294
2009
14.340.277.000.000
1.804.730.000.000
7,94594
2010
13.955.792.000.000
2.224.592.000.000
6,27342
2011
15.633.068.000.000
2.933.581.000.000
5,32901
2012
17.832.702.000.000
4.064.770.000.000
4,38714
Perputaran Aktiva Tetap 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2008
2009
2010
2011
2012
Berdasarkan data, rasio perputaran aktiva tetap PT Japfa Comfeed Tbk dari tahun 2008-2012 cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, PT Japfa Comfeed Tbk memiliki total penjualan sebesar Rp 11, 5 triliun dengan jumlah aktiva tetap sebesar
Rp 1,588 triliun.
Sehingga rasio perputaran aktiva tetap adalah 7,25294. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 7,25294, atau dengan kata lain penjualan yang terjadi sebanyak
7,25 kali aktiva tetap. Pada tahun 2009, terjadi
peningkatan perputaran aktiva tetap perusahaan menjadi 7,94594 yang
19
disebabkan oleh persentase peningkatan penjualan yang lebih besar daripada peningkatan aktiva tetap bersih. Hal ini menandakan bahwa perusahaan semakin efektif dalam penggunaan aktiva tetapnya. Pada tahun 2010 terjadi penurunan perputaran aktiva tetap menjadi 6,27342 yang disebabkan oleh menurunnya jumlah penjualan. Perputaran aktiva tetap juga terus menurun pada tahun-tahun berikutnya hingga menyentuh angka 4,38714 pada tahun 2012. Biarpun jumlah penjualan meningkat, namun persentase peningkatan total aktiva tetap bersih setiap tahunnya lebih besar. Berdasarkan rasio perputaran aktiva tetap selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan semakin menurun dari tahun ke tahun dan itu berarti tingkat profitabilitas yang dihasilkan dari penjualan juga semakin menurun.
III. KEPUTUSAN PENDANAAN A. Rasio Hutang Rasio Hutang menunjukkan berapa banyak hutang yang digunakan untuk membiayai asset-asset perusahaan. Rasio Hutang =
Tahun
Total Hutang Total Aktiva
Total Hutang
Total Aktiva
Rasio
2008
Rp4.171.645.000.000
Rp5.384.809.000.000
77,471%
2009
Rp3.700.159.000.000
Rp6.070.137.000.000
60,957%
2010
Rp3.492.895.000.000
Rp6.979.762.000.000
50,043%
2011
Rp4.481.070.000.000
Rp8.266.417.000.000
54,208%
2012
Rp6.198.137.000.000
Rp10.961.464.000.000
56,545%
20
Rasio Hutang 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2008
2009
2010
2011
2012
Rasio Hutang PT Japfa Comfeed Tbk dari tahun 2008 hingga tahun 2012 berfluktuatif cenderung menurun. Pada tahun 2008, terlihat bahwa sebanyak Rp 4,17 triliun hutang perusahaan digunakan untuk membiayai aset sebesar Rp 5,38 triliun, atau dapat disimpulkan PT Japfa Comfeed Tbk membiayai 77,471% aset perusahaan dengan hutang dan ini merupakan rasio hutang tertinggi selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2009 terjadi penurunan hutang menjadi Rp 3,7 triliun dan peningkatan aktiva menjadi Rp 6,07 triliun yang menjadikan pendanaan aset PT Japfa Comfeed Tbk oleh hutang berkurang menjadi 60,957%, sedangkan sisanya 39,043% aset dibiayai oleh ekuitas pemegang saham. Hal ini disebabkan oleh peningkatan asset di bagian kas, ayam pembibit turunan, dan properti investasi yang masing-masing berjumlah ±Rp 100 miliar dan penurunan terhadap kewajiban di hutang bank jangka pendek sebesar Rp 131 miliar, hutang usaha kepada pihak ketiga sebesar Rp 149 miliar dan hutang yang direstrukturisasi sebesar Rp 339 miliar. Pada tahun berikutnya rasio hutang kembali menurun hingga menyentuh angka terendah 50,043% di tahun 2010. Pada tahun 2011, rasio hutang kembali meningkat menjadi 54,208% yang disebabkan oleh peningkatan total hutang dan total aktiva, namun persentase kenaikan total hutang dibanding tahun sebelumnya lebih besar dibanding kenaikan total aktiva. Pada tahun 2012 rasio hutang kembali meningkat menjadi 56,545%.
21
Rasio hutang PT Japfa Comfeed Tbk selama 5 tahun terakhir berfluktuatif cenderung menurun dengan rasio hutang tertinggi pada tahun 2008 sebesar 77,471% dan terendah sebesar 50,043% pada tahun 2010. Jadi, pendanaan asset PT Japfa Comfeed Tbk dengan hutang selama 5 tahun terakhir cenderung menurun, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mendanai asset dengan ekuitas semakin baik. Semakin tinggi rasio hutang maka semakin besar resiko keuangannya, sebaliknya semakin rendah rasio hutang maka akan semakin rendah resiko keuangannya.
B. Rasio Laba terhadap Beban Bunga Rasio laba terhadap beban bunga menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk
menutup
biaya
bunga
yang
diukur
dengan
membandingkan pendapatan sebelum bunga dan pajak-pajak terhadap biaya bunga. Rasio Laba terhadap Beban Bunga =
Tahun
Laba Operasi
Laba Operasi Beban Bunga Beban Bunga
Rasio
2008
Rp612.208.000.000
Rp202.267.000.000
3,026732
2009
Rp1.375.809.000.000
Rp230.356.000.000
5,9725338
2010
Rp1.575.801.000.000
Rp211.327.000.000
7,4566951
2011
Rp1.107.005.000.000
Rp331.404.000.000
3,3403489
2012
Rp1.668.254.000.000
Rp437.531.000.000
3,8128818
22
Rasio Laba terhadap Beban Bunga 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008, PT Japfa Comfeed Tbk memiliki laba operasi sebesar
Rp
612.208.000.000
dengan
total
beban
bunga
Rp
202.267.000.000. Rasio yang didapat adalah 3,026732. Rasio tersebut menggambarkan bahwa perusahaan mempunyai laba operasi yang besarnya 3 kali beban bunga. Pada tahun 2009 laba operasi meningkat menjadi Rp 1.375.809.000.000 serta beban bunga menjadi Rp 230.356.000.000, sehingga rasio yang di dapat menjadi 5,9725338 atau dapat
dikatakan laba operasi 6 kali beban bunga. Rasio kembali
meningkat di tahun 2010 menjadi 7,4566951 dikarenakan laba operasi yang meningkat serta beban bunga yang menurun. Namun, pada tahun 2011 rasio turun secara signifikan menjadi 3,3403489, hal tersebut karena laba operasi menurun menjadi Rp1.107.005.000.000, penurunan diakibatkan oleh kenaikan beban pokok penjualan serta beban administrasi dan umum. Di tahun 2012 laba operasi kembali meningkat menjadi Rp 1.668.254.000.000 dan rasio naik menjadi 3,8128818. Selama tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat bahwa laba operasi perusahaan berkisar antara 3 hingga 7 kali dari beban bunga perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin baik pula kemampuan PT Japfa Comfeed dalam melunasi beban bunga.
IV. PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS 23
A. Tingkat Pengembalian Ekuitas Tingkat pengambilan ekuitas menunjukkan rata-rata perhitungan pengembalian atas investasi pemegang saham yang diukur dengan membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa. Tingkat Pengembalian Ekuitas =
Tahun
Laba Bersih
Laba Bersih Ekuitas Pemegang Saham Biasa Ekuitas Pemegang
Rasio
Saham Biasa 2008
Rp253.412.000.000
Rp1.042.702.000.000
24,303%
2009
Rp814.451.000.000
Rp2.101.540.000.000
38,755%
2010
Rp959.161.000.000
Rp3.074.281.000.000
31,200%
2011
Rp671.474.000.000
Rp3.785.347.000.000
17,739%
2012
Rp1.074.577.000.000
Rp4.763.327.000.000
22,560%
Tingkat Pengembalian Ekuitas 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar Rp253.412.000.000 dengan besar ekuitas pemegang saham biasa senilai Rp1.042.702.000.000 yang menghasilkan rasio pengembalian ekuitas senilai 24,303% atau dapat dikatakan setiap Rp 1 modal menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,24 bagi pemegang saham. Pada tahun 2009 tingkat pengembalian ekuitas meningkat menjadi 38,755% atau setiap
24
penanaman modal Rp 1 menghasilkan laba bersih Rp 0,38 bagi pemegang saham. Pada tahun 2010 rasio tingkat pengembalian ekuitas menurun menjadi 31,200% karena kenaikan nilai laba bersih serta ekuitas pemegang saham
biasa
menjadi
3.074.281.000.000.
Pada
tahun
Rp 2011
959.161.000.000 persentase
rasio
dan
Rp
tingkat
pengembalian menurun drastis menjadi 17,739% dikarenakan laba bersih perusahaan yang merosot menjadi Rp 671.474.000.000 sedangkan ekuitas yang dimiliki perusahaan naik menjadi Rp3.785.347.000.000. Pada tahun 2012 rasio tingkat pengembalian kembali naik menjadi 22,560% karena adanya peningkatan laba bersih perusahaan. Selama tahun 2008 hingga 2012, perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sekitar Rp 0,17 hingga Rp 0,38 untuk setiap Rp 1 modal yang diberikan bagi para pemegang saham. Dengan tingkat pengembalian tertinggi pada tahun 2009.
B. Market to Book Ratio Rasio nilai pasar merupakan indikator untuk mengukur mahal murahnya suatu saham, digunakan untuk membantu investor dalam mencari saham yang memiliki potensi keuntungan deviden yang besar sebelum melakukan penanaman modal berupa saham. Market to Book Ratio = Market price per share Common Share holders Equity : Common Shares Outstanding Tahun
Market
Common Share
Common
Price /
Holders Equity
Shares
Share
Rasio
Outstanding
2008
Rp365
Rp1.042.702.000.000 1.489.414.660 0,5213727
2009
Rp1.400
Rp2.101.540.000.000 2.071.732.660 1,380143
2010
Rp3.150
Rp3.074.281.000.000 2.071.732.660 2,1227591
2011
Rp3.825
Rp3.785.347.000.000 2.071.732.660 2,0934349
2012
Rp6.100
Rp4.763.327.000.000 2.128.039.634 2,7252048
25
Market to Book Ratio 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 PT Japfa Comfeed Tbk memiliki rasio nilai pasar sebesar 0,5213727 yang dihasilkan dari market price per share senilai Rp 365 dan book Value ( common share holders equity : common share outstanding) senilai Rp 700 kemudian rasio meningkat menjadi 1,380143 di tahun 2009 seiring meningkatnya market price per share menjadi Rp 1.400 dan book value menjadi Rp 1.014. Pada tiga tahun selanjutnya rasio nilai pasar PT Japfa Comfeed Tbk terus meningkat menjadi 2,1227591, 2,0934349, dan 2,7252048 dikarenakan peningkatan market price per share hingga mencapai Rp 6.100 di akhir tahun 2012 dengan nilai book value di tahun 2010 hingga 2012 adalah Rp 1.483, Rp 1.827, dan Rp 2.238. Pada tahun 2008 rasio nilai pasar PT Japfa Comfeed Tbk adalah 0,5213727 yang berarti nilai pasar perusahaan adalah 0,5 kali dari harga bukunya atau harga pasar lebih rendah dari harga buku perusahaan. Di tahun 2009 hingga 2012 harga pasar dari PT Japfa Comfeed terus menerus meningkat hingga mencapai 2,7252048. Hal ini menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir yakni 2008 hingga 2012 harga pasar semakin lebih tinggi dari harga buku atau dapat dikatakan perusahaan mampu menciptakan harga pasar yang semakin baik.
26
C. Price Earning Ratio Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan earning per share dari saham bersangkutan, yang digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan untuk mengukur nilai saham. Price Earning Ratio =
Tahun
Market price per share Earning per share
Market price per share
Earning per Share
Rasio
2008
Rp365
Rp170
2,1470588
2009
Rp1.400
Rp393
3,562341
2010
Rp3.150
Rp463
6,8034557
2011
Rp3.825
Rp298
12,83557
2012
Rp6.100
Rp472
12,923729
Price Earning Ratio 14 12 10 8 6 4 2 0 2008
2009
2010
2011
2012
Pada tahun 2008 harga pasar dari saham PT Japfa Comfeed Tbk adalah Rp 365 dengan earning per share senilai Rp 170 sehingga rasio menjadi 2,1470588. Atau dengan kata lain harga saham PT Japfa Comfeed Tbk adalah 2 kali dari keuntungan per saham yang di dapat. Pada tahun 2009 price earning ratio meningkat menjadi 3,562341 seiring harga pasar per saham yang meningkat menjadi Rp 1.400. Harga pasar
27
per saham meningkat lebih dari 200% pada tahun 2010 menjadi Rp 3.150 dengan earning per share hanya meningkat menjadi Rp 463 dari tahun sebelumnya sebesar Rp 393 sehingga menghasilkan rasio senilai 6,8034557. Earning per share perusahaan menurun menjadi Rp 298 di tahun 2011 sedangkan harga saham meningkat menjadi Rp 3.825 sehingga nilai rasio naik menjadi 12,83557. Pada tahun 2012 market price per share dan earning per share meningkat sekitar 2 kali dari nilai sebelumnya menjadi Rp 6.100 dan Rp 472, dengan rasio hanya meningkat sekitar 0,112 menjadi 12,923729. Selama tahun 2008 hingga 2012 harga saham PT Japfa Comfeed terus meningkat dari Rp 365 hingga mencapai harga Rp 6.100 namun persentase keuntungan dari saham tersebut cenderung
menurun dari
tahun ke tahunnya dengan nilai sekitar Rp 170 hingga Rp 472. Dapat disimpulkan bahwa harga pasar per saham PT Japfa Comfeed Tbk adalah berfluktuatif dari 2 hingga 13 kali dari earning per share perusahaan.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dalam menentukan kondisi sebuah perusahaan, dalam hal ini PT Japfa Comfeed Tbk, kita harus melihat 4 unsur yaitu : A. Likuiditas Perusahaan Dalam menentukan likuiditas PT Japfa Comfeed Tbk, maka dapat dilihat dari grafik rasio lancar, rasio cepat, periode penagihan rata-rata, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Likuiditas perusahaan mengalami peningkatan selama tahun 2009 dan 2010 yang ditunjukkan oleh peningkatan yang cukup signifikan pada rasio lancar dan rasio cepat. Pada tahun 2011, perputaran piutang mengalami peningkatan cukup besar bisa dikatakan bahwa aliran piutang dagang menjadi kas cukup besar tahun tersebut. Namun, rasio lancar dan rasio cepat tetap mengalami penurunan yang disebabkan oleh adanya peningkatan hutang jangka pendek atau
28
pinjaman bank. Dapat disimpulkan bahwa kas yang diperoleh banyak, namun kas tersebut digunakan untuk membayar hutang jangka pendek tersebut. Hal ini menyebabkan rasio lancar dan rasio cepat mengalami penurunan dan perusahaan menjadi kurang likuid. Pada tahun 2012, likuiditas perusahaan sedikit meningkat dibanding sebelumnya yang ditunjukkan oleh rasio lancar, rasio cepat, dan penagihan rata-rata. Sebaliknya perputaran piutang dan persediaan mengalami penurunan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas PT Japfa Comfeed Tbk berfluktuasi setiap tahunnya.
B. Profitabilitas Usaha Dalam menentukan profitabilitas usaha PT Japfa Comfeed Tbk, maka dapat melihat rasio tingkat pengembalian investasi, marjin laba operasi, perputaran total aktiva, perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva tetap. Hasil analisis rasio tingkat pengembalian investasi menjelaskan bahwa peningkatan laba yang dihasilkan tidak sebesar peningkatan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil marjin laba operasi menjelaskan bahwa peningkatan laba operasi tetap berbanding lurus dengan peningkatan penjualan. Hasil dari rasio total aktiva adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan tidak sebanding dengan pemanfaatan total aktiva yang digunakan. Hasil dari rasio perputaran piutang usaha adalah perusahaan dapat merubah piutang menjadi kas sekitar 14 hingga 18 kali per tahun. Analisis rasio perputaran persediaan menunjukkan tingkat perputaran persediaan cenderung menurun dari tahun ke tahun selama 5 periode. Hasil dari rasio perputaran aktiva tetap adalah peningkatan dalam penggunaan aktiva tetap tidak mampu menghasilkan peningkatan penjualan yang sebanding. Dari keenam rasio tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu mengoptimalkan penjualan serta laba dari penggunanaan aktiva tetap maupun total aktiva.
C. Keputusan Pendanaan
29
Dalam menentukan unsur pendanaan dalam sebuah perusahaan, kita dapat mengamati grafik rasio hutang dan grafik rasio laba terhadap beban bunga. Jumlah rasio hutang PT Japfa Comfeed Tbk dalam 5 tahun terakhir berfluktuatif cenderung menurun, hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam membiayai asset perusahaan mereka dengan ekuitas yang mereka miliki dari tahun ke tahun semakin membaik. Rasio laba terhadap beban bunga
perusahaan
pun
berfluktuatif
cenderung
menaik,
hal
ini
menggambarkan bahwa dalam melunasi beban bunga mereka dengan laba, kemampuan perusahaan dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan pendanaan PT Japfa Comfeed cukup baik dari tahun ke tahun.
D. Pengembalian atas Ekuitas. Dalam aspek Pengembalian atas Ekuitas, dipertanyakan apakah para pemegang saham menerima pengembalian yang pantas atas investasi yang mereka tanamkan pada PT Japfa Comfeed Tbk. Dari rasio tingkat pengembalian bahwa dari setiap Rp 1 modal yang disetorkan oleh para investor dapat menghasilkan laba bersih yang tersedia untuk para pemegang saham senilai Rp 0,17 hingga Rp 0,38. Dari Market to Book Ratio dapat dilihat bahwa harga pasar dari saham PT Japfa Comfeed Tbk yang awalnya hanya separuh dari nilai buku perusahaan terus menerus naik hingga mencapai hampir 3 kali lipat dari harga buku, dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu menciptakan harga pasar yang semakin baik setiap tahunnya. Dari price earning ratio didapatkan hasil bahwa harga pasar per saham dari PT Japfa Comfeed Tbk terus menerus naik serta nilai nominal earning per share juga turut meningkat, tetapi dibalik itu kenaikan persentase dari earning per share tidak sebanding dengan persentase kenaikan dari harga pasar per sahamnya. Dari ketiga rasio tersebut disimpulkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan harga pasar per saham dari perusahaannya dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan namun tingkat kenaikan earning
30
per share yang dihasilkan bagi investor tidak sebanding dengan kenaikan harga pasar per saham.
SARAN Adapun saran yang bisa kami berikan adalah : 1. Sebaiknya PT Japfa Comfeed Tbk mengurangi hutang jangka pendek untuk dapat menstabilkan tingkat likuiditas perusahaan. 2. Sebaiknya PT Japfa Comfeed Tbk tidak meningkatkan aktiva baik lancar maupun tetap secara berlebihan untuk mengefisiensikan penggunaan aset. 3. Sebaiknya PT Japfa Comfeed Tbk memperhatikan tingkat perolehan yang diterima oleh investor, karena peningkatan harga saham yang terjadi tidak sebanding dengan perolehan yang diterima oleh investor.
DAFTAR PUSTAKA
Keown, Martin. 2011. Manajemen Keuangan edisi 10. Jakarta : Indeks.
31
View more...
Comments