Aktualitas Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Dan Arah

August 3, 2018 | Author: Niaa Tambz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

filsafat...

Description

ARTIKEL FILSAFAT ILMU

KAJIAN PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI TERHADAP ILMU AKUNTANSI

(Artikel ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu)

Dosen Pengampu : Dr. Jaka Isgiyarta , M.Si, AK, CA

Disusun Oleh :

Ronia Tambunan 12030117410043 37 A

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018

KAJIAN PERSPEKTIF ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI TERHADAP ILMU AKUNTANSI

Oleh : Ronia Tambunan 12030117410043 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

1. Pendahuluan

Ilmu akuntansi merupakan kategori ilmu sosial yang bergerak dinamis mengikuti  perkembangan lingkungan sosial, dimana ilmu tersebut diterapkan dimana permasalahan  perkembangan ilmu akuntansi banyak muncul. Meskipun dalam perkembangan banyak yang menyoroti dimanakah kedudukan disiplin ilmu akuntansi dalam struktur ilmu  pengetahuan. Sebuah penelitian dapat dikatakan

sebagai

penelitian akuntansi, jika

 penelitian tersebut menunjukkan pengaruh kejadian ekonomi terhadap proses pengiktisaran, analisis, pemverifikasian dan pelaporan informasi keuangan yang terstandar, sert a pengaruh dari informasi yang disajikan terhadap kejadian ekonomi (economic events). Oleh karena itu, peranan penelitian akuntansi sangat dibutuhkan, bagaimana rekayasa akuntansi mampu menjawab fenomena-fenomena yang terjadi. Maka, melalui penelitian yang dilakukan diharapkan dapat melahirkan berbagai gagasan baru yang secara kreatif menjadikan ilmu akuntasni berperan penting terhadap masyarakat. Akuntansi merupakan  bagian ilmu sosial, objek yang diteliti ilmu-ilmu sosial memiliki berbeda dibandingkan dengan ilmu alam. Segingga, metode yang digunakan ilmu sosial berbeda dengan metode yang digunakan oleh ilmu alam. Sehingga pembahasan tentang metodelogi akan dikaitkan dengan filsafat. Metode adalah cara kerja yang sistematik, dalam rangka menemukan kebenaran ilmiah. Sedangkan fungsi filsafat adalah untuk menguji metode yang digunakan untuk menghasilkan pengetahuan yang valid. Prosedur yang diambil dari argumen filosofi, didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh dari filsafat, sedangkan pengetahuan filsafat tersebut dihasilkan dari ontologi, epistimologi dan aksiologi (Abdullah,2007). Secara etimologis, pengertian filsafat terdiri dari berbagai bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris “ Philosophy”, sedangkan dalam bahasa Yunani “ Philein atau “Philos” dan “Sofein” atau “ sophi”. Filsafat merupakan hal yang sangat  penting, karena menurut saya filsafat merupakan induk dari muculnya sesuatu teori atau 1

ilmu atau bisa dikatakan filsafat merupakan hal fundamental dan mendasar dalam kehidupan. Filsafat dan pengetahuan seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. dimana, kehadiran dan perkembangan ilmu sendiri tidak lepas dari filsafat. Filsafat dapat memunculkan berbagai ilmu dengan melakukan berbagai observasi dan eksperimen. Hasil dari berpikir filosof dapat menjadi jalan lahirnya ilmu. Secara terminology menurut Sutardjo A. Wiramihardja filsafat diartikan sebagai  pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu maupun secara alam. Hal ini menunjukkan bahwa berbicara tentang filsafat berarti bicara tentang segala hal yang menyangkut keseluruhan yang bersifat universal. Oleh karena itu, menurut saya dengan adanya filsafat ilmu membantu mendidik manusia (memanusiakan manusia), memahami apa yang menjadi hakikat ilmu, dan membantu memahami bagaimana perkembangan ilmu. Filsafat ilmu menjadi dasar dari filsafat ilmu lain antara lain filsafat ilmu hukum, filsafat kedokteran, filsafat akuntansi, dan lain-lain. Filsafat ilmu adalah cabang dari filsafat yang banyak digunakan sebagai pijakan untuk mengembangkan ilmu yang merupakan  bagian dari ontologi  yang membicarakan apa hahikat ilmu.  Epistemologi  membicarakan  bagaimana mendapatkan ilmu yang dapat dicapai dengan metode keilmuan. Sedangkan  Axiologi adalah membicarakan nilai kegunaan ilmu atau teori tentang nilai. Dengan demikian, hadirnya ilmu harus berdasarkan asumsi bagaimana hakikatnya, wujudnya, realitasnya (ontologi), bagaimana ilmu tersebut didapatkan, serta apa manfaat dan nilai-nilai yang diperoleh dari ilmu tersebut. Jadi menurut saya, ilmu tidak terlepas dari filsafat.

2. Pembahasan Sejarah Filsafat Ilmu

Lahir pada abad ke-18 cabang filsafat yang disebut sebagai filsafat pengetahuan dimana logika, filsafat bahasa, matematika, metodologi, merupakan komponen  pendukungnya. Melalui cabang filsafat ini diterangkan sumber dan sarana serta tata cara untuk menggunakan pengetahuan ilmiah. Diselidiki pula syarat yang harus dipenuhi bagi apa yang disebut kebenaran ilmiah dan batas validitasnya.

Perbedaan Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu

Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori yang sering tidak bertujuan tetapi teoretis Filsafat selalu memandang sebab-praktis, sebab 2

terdalam, tercapai dengan akal budi murni. Filsafat membantu untuk mendalami  pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan ruang lingkupnya yang dapat dipelajari secara sistematik dan historis. Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Ilmu membuka mata kita terhadap berbagai kekurangan. Ilmu tidak mengikat apresiasi kita terhadap ilmu itu sendiri. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan interaksi di antara aktivitas, metode, dan pengetahuan dapat di gambarkan sebagai bagan segitiga penyusun menjadi ilmu. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu terhadap lambang-lambang dan struktur  penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari jelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat mengenai ilmu. Filsafat ilmu merupakan studi yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam ditunjukkan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat yang telah banyak digunakan oleh  para pakar akuntansi untuk mengembangkan dalam bidang teori akuntansi. Perkembangan  pemikiran akuntansi dan teori akuntansi sangat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi dasar yang digunakan. Atas asumsi-asumsi tersebut maka ada asumsi yang menyatakan bahwa akuntansi merupakan pengetahuan mengenai orang, untuk orang dan lingkungan fisik atau sosial yang selalu berubah ubah (Tinker, 1975; Lowe dan Tinker, 1977). Dari segi maknanya pengertian ilmu menunjukkan sekurang-kurangnya ada tiga hal yakni pengetahuan, aktivitas dan metode. Ilmu adalah pengetahuan yang sistemati s adalah terdiri dari berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan yang memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Jadi ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, individu untuk mencapai 3

kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan  penerapan.

Teori Akuntansi

Pada awal perkembangannya teori akuntansi terjadi pergeseran di tahun 1970 karena  penelitian akuntansi normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap pakai dalam praktek sehari-hari. Menurut Anis dan Imam (2013) menyatakan bahwa teori normatif pada awalnya  belum menggunakan pendekatan investigasi formal, baru pada  pendekatan berikutnya mulai digunakan pendekatan investigasi terstruktur formal yakni mulai dari proporsisi akuntansi dasar s ampai dengan dihasilkannya prinsip akuntansi yang rasional sebagai dasar untuk mengembangkan tehnik-tehnik akuntansi. Berbagai teori  positif berkembang pesat dalam akuntansi, dimana hal ini dibarengi dengan penekanan  pada kegunaan pengambilan keputusan. Teori positif berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan (Watts dan Zimmerman (1986)). Teori  positif sering dinamakan dengan teori a priori (dari sebab ke akibat dan bersifat deduktif) menjelaskan dan memprediksikan praktek akuntansi. Oleh karena, teori positif berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian informasi keuangan kepada para pemakai. Namun, pendekatan yang berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai informasi akuntansi merupakan pendekatan teori normatif yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Terkait penelitian akuntanssi masih abnyak yang menggunakan  pendekatan normatif   maupun positivist . Sejak tahun 1980 telah muncul pendekatan baru yang berusaha untuk mengoyahkan pendekatan mainstream (positif) yakni  pendekatan non mainstream. Dimana pendekatan ini tidak mempercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut pendekatan mainstream, sebagai gantinya dipinjamlah metodologi dari ilmu-ilmu sosial yang lain seperti filsafat, sosiologi, antropologi untuk memahami akuntansi (Gozali,2000).

4

Hubungan Filsafat dan Ilmu Akuntansi

Ilmu akuntansi merupakan pengabungan antara rasionalisme dan empirisme karena akuntansi merupakan ilmu yang menggunakan pemikiran untuk

menganalisis

data transaksi akuntansi dalam membuatan laporan keuangan dimana data transaksi akuntansi merupakan hal yang kongkrit dapat di respon oleh panca indera manusia. Ilmu akuntansi digunakan sesuai dengan keperluan dalam suatu profesi tertentu sebagai aspek dalam aksiologi atau bagaimana ilmu akuntansi tersebut digunakan. Dalam aspek epistemologi ilmu akuntansi menjabarkan bagaimana dalam

pembuatan

langkah

langkah

atau proses

suatu laporan keuangan dan bagaimana suatu transaksi saling

mempengaruhi dalam suatu laporan keuangan. Dalam aspek ontologi, ilmu akuntansi menjelaskan apa isi atau hal yang di telaah dalam ilmu akuntansi tersebut. Ilmu akuntansi terikat pada kaidah atau kode etik ilmu tersebut. Ilmu akuntansi membahas tentang kuantifikasi dan frekuensi yang merupakan data transaksi laporan keuangan.

Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Ontologis

Ontologi merupakan cara berpikir rasional kritis tentang kenyataan dan realitas hakikat ilmu. Ontologi menjawab pertanyaan “ apa itu ” yaitu mencar i makna atau hakikat atas realitas konkret. Ontologis berasal dari Bahasa Yunani yang berarti teori tentang keberadaan. “Ontologi merupakan salah satu dari kajian filsafat ilmu yang paling kuno dan  berasal dari Yunani. Studi ontologi yang membahas sesuatu yang bersifat nyata, konkret” (Dahlan:2014). Jadi, ontologis itu membahas tentang hakikat ilmu pegetahuan, keberadaan ilmu pengetahuan, dan mempelajari wujudnya. Tokoh  –   tokoh filosof Yunani yang  berperan antara lain Thales, Plato, dan Aristoteles. Ontology dengan kata lain  pembahasannya mengarah pada pendeskripsian wujud. Ilmu akuntansi pada awalnya adalah ilmu teoritis yang diturunkan dari matematika oleh Luca Pacioli pada tahun 1494 di Italia. Semua ilmu, termasuk ilmu akuntansi pada hakekatnya adalah hasil pemikiran yang dipelopori oleh pemikir Yunani Kuno kira-kira abad 6 SM, dalam mencari inti atau hakekat alam semesta. Pada abad 17 di Eropa disebut Revolusi Ilmu Pengetahuan, yaitu perubahan revolusioner dari cara berpikir spekulatif menjadi cara berpikir empiris-rasionalisme (berpikir ilmiah). Selanjutnya oleh ilmuan sosial konsep berpikir yang dmeikian itu diterapkan dalam ilmu sosial.

5

Dalam ilmu akuntansi bisnis pada awalnya lahir dari filsafat, filsafat menurunkan logika, logika menurunkan matematika, selanjutnya matematika menurunkan akuntansi seperti yang ditulis Luca pacioli (1494). Hal itu disebabkan karena filsafat membangun makna-makna akuntansi bisnis, misalnya makna neraca, laba-rugi, dan sebagainya. Hal ini merupakan hasil berpikir setelah filsuf menangkap objek transaksi bisnis dalam kehidupan sosial, selanjutnya berkembang menjadi Ilmu Akuntansi beraliran positivisme logis. Positivisme logis merupakan aliran pemikiran yang menyatakan bahwa realitas konkret ditangkap oleh indra kemudian diolah rasio menjadi makna, pernyataan, dan penalaran. Ilmu pengetahuan adalah hasil dari praktik manusia dalam men yelesaikan maslaah yang dihadapi, yang lahir dari praktik kerja untuk memecahkan masalah dalam praktik kerja yang selanjutnya menjadi proses pengembangan ilmu pengetahuan, karena praktik kerja tersebut berubah dan berkembang terus menerus dalam ruang dan waktu tertentu yang menghasilkan cara kerja baru. Oleh sebab itu, ilmu pengetahuan itu adalah anak kandung dari praktik kerja dan selalu mengikuti penemuan cara kerja baru, sehingga harus selalu diperbaharui termasuk ilmu akuntansi. Dalam pengembangannya, ilmu akuntansi akan berkembang terus menerus mengikuti perkembangan praktik sosial, termasuk praktik bisnis. Akuntansi di zaman masyarakat primitif yang telah mengenal angka dan huruf, berkembang sampai sekarang di zaman kapitalisme global. Pengembangan akuntansi harus dikaitkan dengan dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, ilmu akuntansi akan selalu diperbaharui melalui  praktik akuntansi.

Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Epistemeologi

Ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk keperluan sebuah pekerjaan dalam hal membuat laporan keuangan dan penganalisisan sebuah data transaksi merupakan hasil tinjauan filsafat terhadap akuntansi. Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang memiliki metode dalam pembuatan sebuah laporan keuangan. Data dalam akuntansi merupakan data yang kongkrit dan memiliki bukti pembayaran atau penerimaan yang mempengaruhi sebuah laporan keuangan dalam perusahaan tersebut (Abdullah, 2007). Secara epistemologis, ilmu akuntansi keuangan telah banyak mengalami  banyak perubahan, misalnya sejak Pacioli menciptakan double-entry dalam akuntansi

6

(King, 2006). Berdasarkan pendekatan epistemology  ilmu akuntasi menggunakan  berbagai pendekatan metode sesuai kebutuhannya. Metode positivisme digunakan ketika akan membuat sebuah laporan keuangan harus menggunakan data yang ada atau yang telah memiliki bukti yang akurat berupa nota, dll. Dalam bidang akuntansi, teori akuntansi sebagai petunjuk jalan, pembimbing dan pengarah praktik akuntansi dalam menyajikan informasi untuk menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan. Sebagai petunjuk jalan, informasi akuntansi menunjukkan

investor

dan

kreditor

dalam

menginvestasikan

kapitalnya

dan

menunjukkan manajer bisnis dalam membuat perencanaan laba jangka pendek dan laba  jnagka panjang. Sebagai pembimbing dan pengarah praktik, akuntan harus menyajikan informasi yang tidak menyesatkan pengguna informasi. Dalam perkembangan akuntansi konvensional merupakan praktik yang dibentuk dan membentuk lingkungannya. Hal ini berati, apabila akuntansi dilahirkan dalam lingkungan kapitalis, maka informasi yang disampaikannya pun mengandung nilai-nilai kapitalis. Kemudian keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil pengguna informasi tersebut juga mengandung nilai-nilai kapitalis. Ilmu akuntansi konvensional yang dilahirkan oleh ilmu Barat tentu saja memiliki pandangan sekuler. Ilmu barat sekuler menolak eksistensi Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Barat sekuler tidak berhasil dalam masalah energi, eksploitasi alam,  pencemaran alam, penyakit-penyakit yang tidak dapat disembuhkan, resistensi dan sebagainya. Dibidang ilmu-ilmu sosial ilmu Barat sekuler tak lain adalah ilmu keserakahan, baik psikologi, sosiologi, antropologi dan terlebih-lebih ekonomi. Maka ilmu Barat sekuler sama sekali tidak netral, melainkan dipandu oleh nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat mereka yaitu keserakahan (Soewardi, 1999). Dengan demikian tinjauan aspek epistemologis pada ilmu akuntansi konvensional belum didasarkan pada hakikat ilmu yang berasal dari Tuhan yang diturunkan melalui wahyu.

Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Aksiologi

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi menjelaskan tentang hakikat nilai dan penilaian, dan merupakan bagian

7

dari bidang filsafat yang menjelaskan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari  pengetahuan yang diperoleh . Hal ini berarti aksiologi adalah bidang ilmu filsafat yang membahas tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri, dan mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari ilmu pengetahuan tersebut sehingga harus disesuaikan dengan nilai budaya dan moral masyarakat, sehingga manfaat dari ilmu pengetahuan tersebut benar –  benar bisa dirasakan oleh masyarakat. Secara aksiologi, akuntansi merupakan aktivitas yang berguna untuk memberikan informasi kuantitatif dan kualitatif mengenai kesatuan ekomoni terutama yang bersifat keuangan dan bermanfaat bagi pihak internal dan pihak eksternal yang mengambil keputusan. Aksiologi merupakan bidang filsafat yang berbicara tentang nilai (value).  Nilai yang disiratkan merupakan sesuatu yang berharga, bermakna, dan bertujuan bagi kehidupan manusia. akuntansi sangat bermanfaat dan sangat diperlukan dalam kegiatan sehari  –   hari baik bagi individu, kelompok, intansi atau suatu perusahaan, guna mengambil keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan kondisi keuangan yang ada sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh laba atau keuntungan yang besar. Kegiatan akuntansi juga bertujuan untuk penganggaran atau menetapkan sasaran  penjualan dan laba, serta perencanaan yang terperinci untuk mencapai sasaran  perusahaan tersebut. Anggaran juga digunakan untuk mengawasi jalannya operasi  perusahaan jika sewaktu –   waktu terjadi tindak kecurangan yang dilakukan oleh pihak dalam atau pihak luar perusahaan tersebut. Akuntansi juga berfungsi sebagai sisten informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan intern maupun kepentingan eksteren perusahaan, setelah informasi diketahui, selanjutnya dirancang dan dikembangkan system yang sesuai dengan kondisi ekonomi perusahaan. Ilmu akuntansi menyediakan laporan keuangan yang digunakan pihak perusahaan untuk mengambil suatu keputusan ekomoni yang sesuai dengan standar pelaporan. Selain harus memenuhi standar laporan keuangan, seorang akuntan juga harus memperhatikan etika dalam menyusun sebuah laporan keuangan sehingga tidak terjadi kesesatan dan  penyimpangan laporan keuangan meskipun seorang akuntan memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut.Dalam perkembangannya yang begitu pesat, maka etika sangat dibutuhkan untuk mngendalikan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. 8

Dimana etika ini disebut sebagai etika profesional akuntansi. Dimana, setiap sikap akuntan diatur dan dikendalikan sehingga tidak terjadi peyimpangan dalam proses  penyusunan laporan keuangan dan menghasilkan informasi keuangan perusahaan sebagaimana keadaan perusahaan.

Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Tataran Filsafat Ilmu 1.

Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Eontologi Islam

Ontologi adalah kajian untuk menentukan tentang hakekat dari ilmu Akuntansi Islam. Secara ontologi, Akuntansi Islam pada hakikatnya bersumber dari AL-Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber Ilmu Akuntansi Islam ini adalah  bersifat mutlak. Kebenaran dalam Al-Qur’an berbeda dengan kebenaran dalam sistem akuntansi konvensional. 2. Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Epistemeologi Islam

Epistemologi adalah kajian untuk melihat bagaiman ilmu itu diperoleh. Dari sudut pandang epistemologi Akuntansi Islam dibangun melalui penelusuran langsung terhadap Al-Qur’an dan Hadist oleh para fuqaha. Kaedah-kaedah ushuliyah digunakan untuk merumuskan beberapa aturan yang harus dipraktekkan dalam praktik ilmu akuntansi. Rmusan-rumusan tersebut didapat dari hasil pemikiran (rasionalisme) melalui logika deduktif. Premis mayor yang disebut wahyu selanjutnya dijabarkan melalui premis-premis minor untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dan benar. 3. Tinjauan Akuntansi dari Perspektif Aksiologi Islam

Pendekatan aksiologi diperlukan untuk melihat manfaat dan kegunaan ilmu Akuntansi Islam dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Aksiologi ilmu akuntansi (konvensional dan akuntansi islam) tersebut cenderung memiliki fungsi yang sama. Aksiologi ilmu akuntansi bertujuan membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perbedaan utama akuntansi konvensional lebih mengedepankan rasio dan Akuntansi Islam mengedepankan rasio dan rasa.

3. Kesimpulan

Filsafat sangat penting untuk menemukan hakikat sebenarnya tentang ilmu, bagaimana cara memperolehnya, dan manfaat dari ilmu tersebut. Bidang  –   bidang filsafat ontology, 9

epistemlogi, dan askiologi adalah suatu metodologi yang saling berkaitan. Oleh karena itu, filsafat merupakan induk bagi seluruh ilmu. Sebagai induk dari ilmu pengetahuan, antara filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya mempunyai hubungan timbal balik. Bagi filsafat, ilmu  pengetahuan dapat menyediakan sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat  penting bagi perkembangan ide-ide filsafat sekaligus sebagai landasan pengetahuan ilmiah agar pembahasaannya bersifat rasional, mendalam, runtut, dan tidak menimbulkan kesalahan. Sebaliknya bagi ilmu pengetahuan, filsafat secara kritis menganalisis konsepkonsep dasar dan memeriksa asumsi-asumsi dari ilmu untuk memperoleh objektivitas dan validitasnya. Terkait pengembangan ilmu akuntansi dalam kerangka kerja filsafat ilmu yang  berdasarkan tataran filsfat ilmu yakni melalui ontology, epistemology dan axiology dan dibatasi oleh metodologis metode ilmiah serta perkembangan jaman mempengaruhi  perkembangan ilmu akuntansi. Penelitian dibidang akuntansi baik yang bersifat positivisme maupun normatif memberikan kontribusi besar terhadap praktik akuntansi secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,2007. Peran Filsafat Ilmu dalam Pengembangan Teori Akuntansi. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik Vol. 4, No.1 Dahlan, Ahmad. 2014.  Pengertian Ontologi dalam Filsafat Ilmu. (Online) (http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/pengertian-ontologi-dalam-filsafatilmu.html), diakses tanggal 12 Januari 2018 Ghozali,

Imam, Nasional

2000.  Paradigma Penelitian Akuntansi, Nopember Semarang

Akuntansi, Seminar Dialog

Lasiyo, 2007.  Filsafat Ilmu Pengetahuan, Handout Kuliah Filsafat Ilmu.  Program Pascasarjana Universitas Airlangga Maksum, Ali. (2001 ). Pengantar Filsafat . Yogyakarta : R-Ruzz Media Mantra, Ida bagus. 2004.  Filsafat Penelitian dan Metode Sosial . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Poejawijatno (1986 ). Pembimbing Kearah Alam Filsafat. Jakarta: Bima Aksara Soewardi, Herman. (2004). Roda Berputar Dunia Bergulir . Bakti Mandiri Suriasumantri S J, 1998,  Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Harapan Jakarta

Populer.  Pustaka

Sinar

10

Triyuwono Iwan , Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syari’ah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006. Watts, R., dan J. Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory, Prentice Hall, Inc.

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF